MAKALAH SEJARAH DAN TEORI MANAJEMEN (2)
Oleh : Kelompok B
Ni Putu Hanita Pradnya
1707531012 / (1)
Made Aristya Krisna Dewi
1707531016 / (2)
Andrea Diva Ananda
1707531019 / (3)
I Dewa Ayu Rai Anggreni
1707531027 / (4)
Ni Putu Ayu Devi Yanti
1707531028 / (5)
Ni Made Ardi Naraswari
1707531062 / (7)
Ni Kadek Laksmi Vira Santhi
1707531063 / (8)
Luh Putu Sita Dewi
1707531066 / (10)
Putu Pradnya Sari
1707531067 / (11)
I Putu Andika Prasetyo
1707531072 / (12)
Kadek Rizky Riyan Pratama Ni Putu Yuni Kusuma Dewi
1707531077 / (13) 1707531126 / (23)
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Paper Manajemen ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan penulisan yang telah ditetapkan. Paper ini merupakan tugas mata kuliah Manajemen yang berasal dari berbagai sumber yang sebelumnya telah diparafrasa oleh penulis. Namun penulis juga menyadari adanya kekurangan dalam paper ini. Untuk itu penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam paper ini. Semoga Paper Manajemen mengenai Sejarah dan Teori Manajemen ini dapat diterima dengan baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Denpasar, 19 Februari 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3
Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II ISI ................................................................................................................................. 2 2.1
Teori Organisasi Klasik ............................................................................................... 2
2.2
Aliran Hubungan Manusiawi ...................................................................................... 4
2.3
Aliran Manajemen Modern ......................................................................................... 7
2.4
Perkembangan Teori Manajemen Dimasa Mendatang ............................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10 3.1
Kesimpulan................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen adalah suatu seni dalam ilmu pengorganisasian yang meliputi seni untuk melaksanakan dan mengatur. Manajemen yang berkaitan erat dengan manusia mempelajari bagaimana manusia saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Meski bukan hanya manusia yang menjadi unsur penting manajemen, namun diantara semua unsur manajemen yang ada, manusialah yang dirasa paling mempengaruhi pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu teori-teori manajemen yang ada kebanyakan membahas mengenai aspek kemanusiaan seperti keadilan, sifat dan sikap manusia yang menciptakan manajemen yang baik, serta pemanfaatan sumber daya manusia. Namun seiring dengan perkembangan jaman, sikap dan perilaku manusia semakin berubah. Apalagi semakin banyak hal yang kemudian mempengaruhi manusia dalam bertindak. Oleh karena itu dalam perkembangannya muncul banyak teori manajemen yang disesuaikan dengan keadaan yang terjadi pada saat itu. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat paper ini untuk membahas mengenai teori-teori manajemen yang ada, serta bagaimana teori tersebut tercipta. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana manajemen dalam Teori Organisasi Klasik? 1.2.2. Apa dan bagaimana Hubungan Aliran Manusiawi? 1.2.3. Apa dan bagaimana Aliran Manajemen Modern? 1.2.4. Bagaimana perkembangan Teori Manajemen di masa mendatang? 1.3 Tujuan 1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen dalam Teori Organisasi Klasik 1.3.2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hubungan Aliran Manusiawi dan bagaimana Hubungan Aliran Manusiawi dalam manajemen 1.3.3. Untuk mengetahui apa itu Aliran Manajemen Modern dan bagaimana manajemen dalam Aliran Manajemen Modern 1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan teori manajemen di masa mendatang
1
BAB II ISI
2.1 Teori Organisasi Klasik Teori Organisasi Klasik 1900 – 1930 yang pelopornya adalah Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I. Banard. Manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik. Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan, asalkan prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan.
A. Henry Fayol (1841-1925) Henri Fayol, seorang industrialis Perancis mengemukakan teori dan teknik – teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi – organisasi yang kompleks dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et Generalle dan dalam bahasa Inggris General and Industrial. Dalam mengembangkan ilmu manajemen, Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam enam macam yaitu Technical (teknis), Commercial (perdagangan), Financial (keuangan), Security (keamanan), Accounting (akuntansi termasuk statistic) dan Management (manajerial) atau fungsi manajemen yang terdiri dari lima fungsi yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian),
Commanding
(memerintah),
Coordinating
(pengkoordinasian), Controlling (pengendalian) Fayol menyusun 14 macam prinsip manajemen sebagai berikut : 1.
Division of labor (pembagian kerja) : Semakin seseorang menjadi spesialis, maka pekerjaannya semakin efisien.
2.
Authority and responsibility (wewenang dan tanggung jawab) : Hak untuk member perintah dan dipatuhi
3.
Discipline (disiplin) : Harus ada respek dan ketaatan pada peranan – peranan dan tujuan – tujuan organisasi
4.
Unity of command (kesatuan komando) : Setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari atasan
5.
Unity of direction (kesatuan pengarahan) : Operasi – operasi dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus darahkan oleh manajer dengan penggunaan satu rencana 2
6.
Sub ordination of individual interest to the common good (pengutamaan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi) : Kepentingan perorangan (karyawan) dikalahkan terhadap kepentingan organisasi secara keseluruhan.
7.
Remuneration of personnel (pemberian upah karyawan) : Kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik karyawan maupun pemilik.
8.
Centralization (sentralisasi/pemusatan) : Adanya keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dengan desentralisasi
9.
Scalar chain (rantai skalar/garis wewenang) : Garis wewenang dan perintah yang jelas
10. Order (tata tertib) : Bahan – bahan (material) dan orang – orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat. Terutama orang - orang hendaknya untuk ditempatkan pada posisi – posisi atau pekerjaan – pekerjaan yang paling cocok untuk mereka 11. Equity (keadilan) : Harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi 12. Stability of penury of personnel (kestabilan staf) : Tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi – fungsi organisasi 13. Initiative (inisiatif) :Memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan. 14. Esprit de corps (semangat kelompok) : Pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps. B. James D. Mooney (1884 – 1957) James D. Money, seorang eksekutif General Motor ini, mengkategorikan prinsip prinsip dasar manajemen tertentu. Ia mendefinisikan organisasi adalah sekelompok, dua atau lebih orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Empat kaidah dasar yang perlu diperhati kan untuk merancang organisasi yaitu 1. Koordinasi : Syarat – syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, doktrin (perumusan tujuan) dan disiplin 2. Prinsip skalar : Proses skalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional 3. Prinsip fungsional : Adanya fungsionalisme bermacam – macam tugas yang berbeda 4. Prinsip staf : Kejelasan perbedaan antara staf dan lini 3
C. Mary Parker Follett (1868–1933) Mary Parker Follett adalah ahli ilmu pengetahuan social pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industry dan pemerintah. Dia memberikan sumbangan besar pada bidang menajemen melalui aplikasi praktik ilmu – ilmu social dalam administrasi perusahaan. Dia menulis panjang lebar tentang kreativitas, kerjasama antara manajer dan bawahan, koordinasi dan pemecahan konflik. Follett percaya bahwa konflik dapat dibuat konstruktif dengan penggunaan proses integrasi dimana orang – orang yang terlibat mencari jalan pemecahan bersama perbedaan – perbedaan di antara mereka. Dia juga menguraikan suatu pola organisasi yang ideal di mana manajer mencapai koordinasi melalui komunikasi yang terkendali dengan para karyawan.
D. Chester Barnar(1886-1961) Chester Irving Barnard adalah Presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey yang menulis berbagai macam subjek manajemen dalam bukunya yaitu “The Functions of the Executive” yang ditulis pada tahun 1938. Dia memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi – fungsi utama manajemen adalah adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Barnard juga menekankan betapa pentingnya peralatan komunikasi untuk mencapai tujuan kelompok. Dia juga mengemukakan teori pemerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya apabilamereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard adalah pelopor dalam penggunaan pendekatan sistem untuk pengelolaan organisasi.
2.2 Aliran Hubungan Manusiawi Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan, pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para manajer masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku yang rasional. Sehingga pembahasan "sisi perilaku manusia" dalam
4
Organisasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi.
A. Hugo Munsterberg (1863-l9l6). Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo Munsterberg sering disebut "bapak psikologi industri". Dalam bukunya Psikology and Industrial Efficiency, ” dia banyak mengunakan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktivitas. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan melalui tiga cara, yaitu penemuan best possible person, penciptaan best possible work, dan penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan. Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metoda tentang psikologi dapat digunakan untuk memilih karakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan.
B. Elton Mayo (1880 1949) dan Percobaan-percobaan Hawthorne. "Hubungan
manusiawi"
sering
digunakan
sebagai
istilah
umum
untuk
menggambarkan cara di mana manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila "manajemen personalia” mendorong lebih banyak dan lebih baik dalam kerja, hubungan manusiawi dalam organisasi adalah baik. Bila moral dan efisiensi memburuk hubungan manusiawi dalam oganisasi adalah buruk. Untuk menciptakan hubungan manusiawI yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan psikologi apa yang memotivasi mereka. Elton Mayo, dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson, mengadakan suatu studi tentang perilaku dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai 1932. Usaha-usaha percobaan selanjutnya untuk memecahkan masalah "misterius" ini merupakan era baru hubungan manusiawi. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi emosional yang kompleks telah mempengaruhi peningkatan produktivitas. Hubungan manusiawi di antara anggota kelompok terpilih, maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas daripada perubahan-perubahan kondisi kerja di atas.
5
Perhatian simpatik dari pengawas yang mereka terima telah mendorong peningkatan motivasi mereka. Percobaan ini mengarahkan Mayo untuk penemuan penting lainnya bahwa perhatian khusus (seperti perasaan terpilih menjadi partisipan dalam studi yang dilakukan manajemen puncak) sangat mempengaruhi usaha-usaha mereka. Fenomena ini dikenal sebagai Hawthorne effect. Penemuan lairmya adalah bahwa kelompok kerja informal -lingkungan sosial karyawan -juga mempunyai pengaruh besar pada produktivitas. Kemudian, konsep "mahluk sosial dimotivasi oleh kebutuhan sosial, keinginan akan hubungan timbal balik dalam pekerjaan, dan lebih responsif terhadap dorongan kelompok kerja pengawasan manajemen -telah menggantikan konsep "makhluk rasional" yang dimotivasi oleh ke butuhan-kebutuhan fisik manusia .
C. Sumbangan dan keterbatasan Pendekatan Hubungan Manusiawi Penekanan kebutuhan-kebutuhan sosial dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas. Aliran hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap para karyawan akan memberikan keuntungan. Di samping itu, manajer diingatkan pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap masingmasing karyawan secara individual. Teori hubungan manusiawi ini mengilhami para ilmuwan perilaku manusia seperti Argyris, Maslow, dan McGregor untuk membahas lebih lanjut motivasi manusia. Konsep "mahluk sosial" tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja. Hal ini merupakan salah satu keterbatasan teori hubungan manusiawi. Di samping itu perbaikan-perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produktivitas yang dramatik seperti yang diharapkan. Juga, lingkungan sosial di tempat kerja hanya salah satu dari beberapa faktor yang saling berinteraksi yang mempengaruhi produktivitas. Tingkat upah, seberapa jauh pekerjaan itu menarik, struktur organisasi dan hubungan perburuhan juga memainkan peranan. Jadi, produktivitas dan kepuasan kerja menjadi semakin kompleks dari yang dipikirkan semula.
6
2.3 Aliran Manajemen Modern Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen operasi). A. Perilaku Organisasi Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain: 1) Abraham Maslow yang mengemukakan adanya "hirarki kebutuhan" dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi. 2) Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y-nya. 3) Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor. 4) Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerialgrid). 5) Remis Liken yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1: exploitif-otoritatif sampai sistem 4: partisipatif kelompok. 6) Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan. 7) Chris Argrirys yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antarhubungan budaya. 8) Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam 9organisasi, dan lain-lainnya. Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut: 1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik Secara ketat (peranan, prosedur, prinsip). 2) Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati. 3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi. 4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
7
5) Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah : 6) Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi. 7) Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsipprinsip dan konsep-konsep manajemen. 8) Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka. 9) Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibalau para kryawan. 10) Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut. 11) Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
B. Aliran Kuantitatif Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri yang didasarkan atas sukses team-team riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya, teknik-teknik riset operasi menjadi semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science. Teknik-teknik management science digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan. Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut : 1) Perumusan masalah. 2) Penyusunan suatu model matematis. 3) Mendapatkan penyelesaian dari model. 4) Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model. 8
5) Penetapan pengawasan atas hasil-hasil. 6) Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi. 2.4 Perkembangan Teori Manajemen Dimasa Mendatang Setelah dibicarakan mengenai aliran utama dalam bidang manajemen, ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa mendatang, yaitu : A. Dominan, yakni salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang paling berguna. B. Divergence, yakni setiap aliran berkembang melalui jalurnya sendiri. C. Convergence, yakni aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan batasan-batasan di antara mereka cenderung kabur. D. Sintesa, yakni masing-masing aliran berintegrasi. E. Proliferation, yakni akhirnya ada kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi. Hal ini tampak pada artikel “The Management Theory Jungle”, dimana Harold Koontz melihat ada enam aliran utama dar teori manajemen. Waren Haynes dan Joseph L. Massie dalam bukunya Management Analysis : Concept and cases, membedakan enam aliran teori manajemen, yaitu : (1) aliran akuntansi manajerial, (2) aliran ekonomi manajerial, (3) aliran thesis organisasi, (4) aliran hubungan manusiawi dan perilaku manusia, (5) aliran kuantitatif (matematik dan statistic), (6) aliran teknik industri. John G. Hutchinson dalam bukunya Management Strategy and Tactics, juga membagi aliran pemikiran manajemen menjadi enam, yaitu : (1) aliran operasional atau proses manajemen, (2) aliran empirik atau kasus, (3) aliran perilaku manusia, (4) aliran sistem sosial, (5) aliran teori keputusan dan (6) aliran matematik. Bahkan Harold Koontz dalam artikelnya yang telah di revisi membagi menjadi sebelas. Tetapi bagaimanapun juga pendekatan-pendekatan baru tersebut tampak belum menjadi suatu aliran baru, hanya lebih merupakan pembicaraan khusus dari serangkaian masalah.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas, didapat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut. Teori Organisasi Klasik 1900 – 1930 yang dipelopori oleh Henry Fayol, James D. Mooney, Mary Parker Follet, Herberd Simon, Chester I. Banard. Para pelopor teori ini mengembangkan ilmu yang ada menjadi teori-teori baru dalam praktik manajemen dan organisasi dan melahirkan prinsip-prinsip, kaidah dasar, aplikasi praktik ilmu sosial, dan pola organisasi yang mendukung pengelolaan organisasi. Kemudian untuk melengkapi Teori Organisasi Klasik para ahli seperti Hugo Munsterberg, Elton Mayo, dan dua asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson, serta ahli lain seperti Argyris, Maslow, dan McGregor untuk membahas lebih lanjut mengenai motivasi manusia yang kemudian menciptakan Aliran Hubungan Manusiawi yang memasukkan unsur psikologi dan sosiologi sebagai upaya untuk menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran Hubungan Manusiawi kemudian berkembang menjadi Aliran Manajemen Modern . Namun dalam teorinya Aliran Manajemen Modern memiliki jalur lain selain jalur hasil pengembangan Aliran Hubungan Manusiawi, yaitu jalur Manajemen Ilmiah. Selanjutnya aliran-aliran utama manajemen tersebut dibagi lagi menjadi beberapa aliran manajemen oleh beberapa ahli. Hal tersebut sebagai pertanda bahwa aliran manajemen dimasa mendatang akan semakin beragam karena manajemen terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan seiring dengan perubahan perilaku manusia.
10
DAFTAR PUSTAKA Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
11