MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN KLASIFIKASI, KONSEP, DAN TERMINOLOGI BIAYA
Dosen Pengampu : Nuraeni, S.Sos., M.AB Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Uswatun Hasanah (201569100001) 2. Iid Wulan Fitroh (201569100007) 3. Erfian Afiudin Muzzaqi (201569100009) 4. Siti Maisaroh (201569100024)
Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Yudharta Pasuruan 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Klasifikasi, Konsep, dan Terminologi Biaya. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Purwosari, Maret 2018
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................... i Daftar Isi ........................................................................................................................... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1 1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 1 Bab II Pembahasan 2.1 Konsep Biaya ............................................................................................................. 2 2.2 Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Manufaktur ........................................................ 3 2.3 Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Dagang............................................................... 4 2.4 Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Jasa .................................................................... 5 2.5 Teknik Pemisahan Biaya Campuran .......................................................................... 6 2.5.1 Metode Diagram Pencar .................................................................................... 7 2.5.2 Metode Titik Tinggi-Rendah ........................................................................... 10 2.5.3 Analisis Regresi Linear .................................................................................... 13 Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16 3.2 Saran ...................................................................................................................... 17 Daftar Pustaka ................................................................................................................. 18
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Akuntansi manajemen atau akuntansi manajerial adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Makalah ini akan membahas tentang konsep biaya, teknik pemecahan biaya campuran, klasifikasi biaya pada perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah akuntansi manajemen. Semoga makalah ini bermanfaat dan mudah di pahami.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud konsep biaya? 2. Apa saja klasifikasi biaya pada perusahaan manufaktur? 3. Apa saja klasifikasi biaya pada perusahaan dagang? 4. Apa saja klasifikasi biaya pada perusahaan jasa? 5. Bagaimana teknik pemecahan biaya campuran?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep biaya. 2. Untuk mengetahui klasifikasi biaya pada perusahaan manufaktur. 3. Untuk mengetahui klasifikasi biaya pada perusahaan dagang. 4. Untuk mengetahui klasifikasi biaya pada perusahaan jasa. 5. Untuk mengetahui teknik pemecahan biaya campuran.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Biaya Biaya, sebagai padanan cost, tidak boleh disamakan beban, sebagai terjemahan exspense, ataupun aset, sebagai padanan asset, dalam akuntansi keuangan, biaya merupakan pengukur semua elemen laporan keuangan yang berbasis biaya historis. Definisi biaya yang paling muda dipahami adalah bahwa biaya merupakan harga yang disepakati oleh pihak-pihak yang bertransaksi ketika transaksi terjadi. Definisi lain perlu juga ditengahkan di sini sebagai berikut. Biaya adalah semua pengorbanan yang secara langsung ataupun yang tidak langsung dikeluarkan untuk melakukan kegiatan tertentu, misalnya kegiatan produksi atau membeli aset tetap. Sesaat setelah transaksi terjadi biaya tersebut menjadi biaya historis. Anggaplah, sebagai penjelas, bahwa perusahaan pada hari ini membeli persediaan (inventory) secara tunai dengan harga Rp. 100.000. Jumlah seratus ribu rupiah inilah yang menjadi biaya pada transaksi pembelian dan menjadi biaya historis setelah transaksi berlalu. Sepanjang persediaan belum terjual, maka persediaan adalah aset perusahaan menurut akuntansi biaya historis, persediaan tersebut diukur sebesar biaya historis, yakni Rp. 100.000. Jika persediaan tersebut telah terjual, maka akuntasi akan melaporkannya sebagai beban di laporan laba-rugi beban tersebut, menurut akuntansi berbasis biaya historis, di ukur sebesar biaya historis, yakni Rp. 100.000. Perhatikan penjelasan tadi. Aset (berupa persediaan) di neraca dan beban (berupa beban/harga pokok penjualan) dilaporan laba-rugi diukur keuangan. Ia tidak sama dengan beban ataupun asset, melainkan sekali lagi, pengukur beban ataupun aset bahkan kewajiban sekalipun. Masih tentang biaya, anggaplah bahwa persediaan di atas yang biaya historisnya Rp. 100.000. dijual secara kredit dengan harga (jual) sebesar Rp. 150.000, jumlah seratus lima puluh ribu rupiah ini adalah harga yang disepakati oleh pihak pembeli dan pihak penjual ketika transaksi terjadi dan, oleh karena itu, merupakan biaya pada transaksi penjualan. Dengan nilai berapakah piutang dan pendapatan penjualan diukur?. Menurut akuntansi berbasis biaya historis, piutang dan penjualan pendapatan penjualan masing-masing diukur dengan biaya historisnya-yakni Rp.150.000. Jadi, sekali lagi, biaya bukanlah beban ataupun aset, tetapi pengukur elemen laporan keuangan. Dalam membuat contoh sendiri, pembaca dapat memahami bahwa elemen-elemen lain seperti kewajiban dan ekuitas juga diukur dengan biaya historis untuk akuntansi berbasis biaya historis. 2
IAI (2012) menggunakan istilah biaya sebagai padanan cost dan beban sebagai padanan exspense. Memang terdapat gagasan bagus untuk menggunakan kos sebagai padanan cost dan biaya sebagai padanan expense (suwardjono, 2010). Sebetulnya pembedaan makna cost dari expense banyak di bicarakan di teori akuntansi keuangan, bukan di akuntansi manajemen. Di akuntansi managemen, pembedaan seperti itu tidak begitu penting.
2.2 Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Manufaktur Biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan dapat digolongkan kedalam biaya produk dan biaya periode. Tujuan penggolongan biaya kedalam biaya produk dan biaya periode adalah untuk penyusunan laporan keuangan, baik laporan keuangan untuk pihak eksternal maupun pihak internal. Penggolongan biaya ke dalam biaya produk dan biaya periode dapat diterapkan untuk perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Biaya produk (product cost) adalah biaya yang dapat diidentifikasikan sebagai bagian harga perolehan persediaan, biaya ini merupakan harga perolehan barang dagangan yang dibeli dengan tujuan untuk dijual atau harga pokok produk yang dihasilkan perusahaan dengan tujuan untuk dijual. Berturut-turut biaya produk dialokasikan sebagai beban (expenses) dalam bentuk harga pokok penjualan, sedangkan biaya produk yang belum terjual masih merupakan persediaan. Di dalam laporan keuangan, harga pokok penjualan disajikan di dalam laporan laba-rugi sedangkan persediaan disajikan di dalam neraca. Elemen biaya produk pada perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan manufaktur, dan jasa. Suatu perusahaan manufaktur, misalnya : pabrik semen, pabrik tekstil, pabrik kertas dan sebagainya, membeli bahan baku untuk diolah lebih lanjut menjadi produk selesai. Jadi pada perusahaan manufaktur terjadi perubahan bentuk antara barang yang dibeli dengan barang yang dijual. Pada perusahaan manufaktur, biaya produk meliputi semua biaya dalam rangka mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Sebagaimana telah dibahas pada penggolongan biaya berdasarkan fungsi kegiatan, dalam mengolah bahan baku menjadi produk selesai diperlukan : (a) biaya bahan baku, (b) biaya tenaga kerja langsung, (c) biaya overhead pabrik. Karena itu, ketiga macam biaya penggolongan produk tersebut termasuk biaya produk. 3
Bahan baku yang dibeli dicatat di dalam rekening persediaan bahan baku sebesar harga perolehannya. Jika bahan baku diolah, harga perolehan bahan baku tersebut membentuk biaya bahan baku. Pengolahan bahan baku memerlukan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Ketiga macam biaya pengolahan produk tersebut ditampung di dalam rekening barang dalam proses . produk yang sudah selesai diolah dipindahkan dari rekening barang dalam proses ke rekening persediaan produk selesai sedangkan yang belum selesai pada akhir periode ditampung pada rekening persediaan produk dalam proses. Terhadap produk selesai yang sudah dijual, harga pokoknya di pindahkan dari rekening persediaan produk selesai ke rekening harga pokok penjualan sebagai beban (expired cost) periode yang bersangkutan. Biaya periode (period costs) adalah meliputi biaya yang dapat diidentifikasikan dengan ukuran periode atau jarak waktu tertentu daripada dengan pemindahan barang atau penyerahan jasa. Berikut bagan klasifikasi biaya pada perusahaan manufaktur.
2.3 Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Dagang Suatu perusahaan dagang, misalnya : pedagang besar, toko swalayan, toko pengecer, toko obat, membeli barang dagangan untuk dijual kepada para pembeli tanpa mengalami perubahan bentuk, seperti tampak pada gambar 5.3., biaya produk pada perusahaan dagang 4
adalah hargaa perolehan barang dagangan yang dibeli. Harga perolehan barang dagangan dicatat di dalam rekening persediaan barang dagangan sebagai aktiva (unexpired cost). Jika barang dagangan dijual, sehingga timbul pendapatan, maka biaya produk dalam bentuk harga perolehan barang dagangan tersebut dipindahkan dari rekening persediaan barang dagangan ke rekening harga pokok penjualan sebagai beban (expired cost) pada periode yang bersangkutan. Biaya periode (period costs) adalah meliputi biaya yang dapat diidentifikasikan dengan ukuran periode atau jarak waktu tertentu daripada dengan pemindahan barang atau penyerahan jasa. Berikut bagan klasifikasi biaya pada perusahaan dagang.
2.4 Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Jasa Pada perusahaan jasa, proses penjualan dan produksi jasa berlangsung ketika ada kesepakatan antara perusahaan dan konsumen. Oleh karena itu, dari sudut pandang akuntansi hanya ada dua transaksi utama pada perusahaan jasa, yaitu transaksi administratif dan penjualan jasa. Berikut bagan klasifikasi biaya pada perusahaan jasa.
5
2.5 Teknik Pemisahan Biaya Campuran Biaya tertentu bersifat campuran antara tetap dan variabel. Misalnya seorang dokter dibayar dengan gaji Rp.500.000 per bulan ditambah Rp.10.000 per pasien. jika tidak ada pasien pun, maka gaji dokter tersebut sebulan Rp.500.000. jika dalam sebulan ada 100 pasien, gaji totalnya adalah Rp.1.500.000, yakni penjumlahan antara gaji tetap dan gaji variabel. Biaya yang bersifat demikian disebut biaya campuran (mixed cost). Dalam grafik dua sumbu, biaya campuran terlukis seperti pada gambar 2.5. Pada gambar 2.5 terlihat bahwa pada kegiatan nol, biaya adalah Rp.500.000 yang menunjukkan biaya tetap. Diatas kegiatan nol, biaya bervariasi sesuai dengan volume kegiatan secara proporsional yang menunjukkan biaya variabel. Contoh lain biaya campuran, dalam banyak kasus, adalah biaya pemeliharaan, gaji pramuniaga, asuransi karyawan, dan gaji pegawa dinas luar perusahaan asuransi.
6
Gambar 2.5 Biaya Campuran
Biaya
Biaya Campuran
500.000 0
Voluma
Beberapa jenis biaya tertentu yang bersifat campuran sulit dipisahkan dengan pasti, berapa bagiankah bersifat variabel dan berapa bagiankah bersifat tetap. Misalnya, biaya pemeliharaan kendaraan. Oleh karena perencanaan dan pengendalian, biaya campuran seharusnya dipisahkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Beberapa teknik untuk memisahkan biaya campuran, antara lain, adalah metoda diagram pencar (scatter diagram), metoda titik tinggi-rendah (high-low method), dan analisis regresi linear (linear regression analysis). Ketiga teknik ini mendasarkan data history yang menunjukkan besarnya biaya campuran dimasa lalu pada berbagai tingkat kegiatan. 2.5.1 Metoda Diagram Pencar Langkah-langkah untuk memisahkan biaya campuran denga metode diagram pencar adalah sebagai berikut. 1. Kumpulkan data biaya pada pelbagai tingkat kegiatan dari periode ke periode. Data ini diambil dari catatan akuntansi. 2. Gambarkan titik-titik data yang menunjukkan kombinasi biaya dan tingkat kegiatan pada grafik dua sumbu. Biaya digambar pada sumbu vertikal (Y) dan tingkat kegiatan digambar pada sumbu horisontal (X). Hasil penggambaran titik-titik ini adalah diagram pencar. 3. Buatlah garis lurus sedekat mungkin dengan titik-titik itu. Ini berarti bahwa jarak antara titik-titik data dan garis lurus itu adalah terdekat dibanding dengan garis-garis lurus lainnya yang mungkin di gambarkan fungsi biaya (taksiran). 7
4. Tentukan komponen biaya tetap dengan cara sebagai berikut. Perpanjangan garis lurus yang dibuat pada butir 3 sampai menyentuh sumbu vertikal. Titik sentuh ini menunjukkan biaya tetap total. 5. Hitunglah biaya variabel total sebagai berikut. Dengan bantuan garis lurus yang telah dibuat, tentukanlah biaya totalnya pada tingkat kegiatan tertentu. Biaya variabel total adalah biaya total dikurangi biaya tetap total. Kemudian hitunglah biaya variabel per unit dengan membagi biaya variabel total tadi dengan tingkat kegiatan yang dipilih pada butir 5 ini. Setelah langkah 5 ini selesai, buatlah fungsi biaya. Sebagai ilustrasi untuk menaksir fungsi biaya dengan diagram pencar, dipergunakan data biaya pemeliharaan mesin dari bulan ke bulan pada tahun 2015 pada pelbagai tingkat kegiatan di Tabel 2.5.1 Data tersebut digunakan juga untuk menjelaskan metoda-metoda lainnya. Tabel 2.5.1 Biaya Pemeliharaan Mesin Bulan
Jam Mesin
Biaya Pemeliharaan Mesin (Rp)
Januari
225
275.000
Februari
250
300.000
Maret
250
290.000
April
200
260.000
Mei
175
250.000
Juni
150
225.000
Juli
125
175.000
Agustus
100
170.000
September
175
240.000
Oktober
190
250.000
November
275
340.000
Desember
300
350.000
8
Gambar 2.5.1 Diagram Pencar Biaya (000) 350
300
250 200
150
100 50
0 50
100
150
200
250
300 Jam Mesin
Diagram pencar dari data Tabel 2.5.1 terlihat pada Gambar 2.5.1 menurut diagram pencar tersebut, biaya tetap total (per bulan) berada pada kira-kira Rp.60.000. ini terjadi pada titik sentuh antara sumbu vertikal dan garis lurus yang ditarik melalui titik-titik data. Jika analis menaksir bahwa pada kegiatan 250 jam biaya totalnya Rp.310.000, taksiran biaya variabel total adalah Rp.250.000 (Rp.310.000 dikurangi Rp.60.000). dengan demikian, biaya variabel per jam mesin adalah Rp.1.000 (Rp.250.000 dibagi 250). Setelah biaya tetap total dan biaya variabel per jam mesin diketahui, maka fungsi biaya pemeliharaan dapat dibaut sebagai berikut ลถ = 60.000 + 1.000X
9
Setelah fungsi biaya pemeliharaan diketahui, besarnya pemeliharaan dalam bulan tertentu dapat ditaksir. Jika diharapkan dalam bulan tertentu, kegiatan sebesar 200 jam, taksiran biaya totalnya adalah 60.000 + 1.000 (200) = Rp.260.000. Kebaikan metoda diagram pencar ini adalah mudah, cepat, dan taksiran fungsi biayanya cukup teliti karena seluruh hubungan yang ada antara biaya dan kegiatan dipertimbangkan, tidak seperti metoda titik tinggi-rendah yang akan dibahas kemudian. Adapun keterbatasannya adalah bahwa metoda in bergantung pada judgment analisis karena dia harus memilih secara visual ketepatan yang terbaik. Masing-masing orang dapat membuat garis lurus yang berbeda melalui diagram pencar yang sama. Oleh karena itu, metoda ini rentan terhadap kesalahan yang berarti. 2.5.2
Metoda Titik Tinggi-Rendah Menurut Metoda titik tinggi-rendah, biaya campuran dipisahkan dengan mencari selisih antara biaya total pada kegiatan tertinggi dan biaya total pada kegiatan terendah. Selisih tersebut merupakan biaya variabel total yang terjadi pada tingkat kegiatan antara yang tertinggi dan yang terendah. Penerapan untuk biaya pemeliharaan pada contoh data di Tabel 3.2 sebagai berikut. KETERANGAN
JAM MESIN
BIAYA PEMELIHARAAN
Tertinggi
300
Rp. 350.000
Terendah
100
Rp. 170.000
Selisih
200
Rp. 180.000
Selisih biaya total Rp 180.000 menunjukkan biaya variabel total pada tingkat kegiatan 200 jam mesin. Oleh karena itu, biaya variabel per jam mesin adalah Rp 900 yaitu Rp 180.000 dibagi 200. Setelah biaya variabel per jam mesin diketahui, biaya tetap total dicari dengan mengurangi biaya total pada titik tertinggi atau titik terendah dengan biaya variabel total pada titik tertinggi atau terendah tersebut sebagai berikut.
10
Biaya total pada titik tertinggi
.......................................................
Rp 350.000
Dikurangi by variabel total pd titik tertinggi: 300 x Rp 900
Rp 270.000
Biaya tetap total dalam satu bulan
Rp 80.000
...............................................
Atau: Biaya total pada titik terendah
.......................................................
Rp 170.000
Dikurangi by variabel total pada titik terendah: 100 x Rp 900
Rp 90.000
Biaya tetap total dlm satu bulan .......................................................
Rp 80.000
Dengan perhitungan diatas, fungsi biaya pemeliharaan adalah sebagai berikut: ลถ = 80.000 + 900x
Fungsi ini dapat digunakan untuk menaksir biaya campuran total pada volume kegiatan tertentu. Jika diharapkan pemeliharaan dalam bulan tertentu selama 200 jam, taksiran biaya totalnya adalah: 80.000 + 900 (200) = Rp 260.000 Metoda titik tinggi-rendah memeberi informasi yang berguna untuk menaksir biaya, apabila titik tertinggi dan titik terendah mewakili garis lurus yang menjelaskan sebaik-baiknya fungsi biaya. Analisi harus mengevaluasi secara visual dua titik itu untuk meyakinkan bahwa garis lurus yang digambar melalui dua titik tersebut secara esensial adalah sama sebagai satu garis yang menghubungkan seluruh titik data. Untuk meyakinkan, lakukanlah langkah 1 dan langkah 2 dari langkah-langkah untuk mengevaluasi biaya campuran dengan metoda diagram pencar yang dijelaskan sebelumnya. Jika menurut pengamatan visual, titik tertinggi dan titik terendah tidak menggambarkan garis lurus yang menghubungkan seluruh titik data, dua titik ekstrim tersebut harus diabaikan dan kemudian menggunakan titik titik tertinggi dan titik terendah lainnya. Ini pun hanya benar, jika dua titik ekstrim berikutnya mewakili seluruh titik data.
11
Gambar 3.14 Diagram Pencar (Titik tertinggi dan titik terendah mewakili titik-titik dta lainnya)
Gambar 3.15 Diagram Pencar (Titik tertinggi dan titik terendah tidak mewakili titik-titik data lainnya)
Untuk memberikan gambaran mengenai hasil analisis yang salah dengan menggunakan metoda titik tinggi-rendah, perhatikan dua grafik pada Gambar 3.14 dan Gambar 3.15. Titik tertinggi dan titik terendah pada Gambar 3.14 dapat dikatakan mewakili seluruh himpunan titik data. Sebaliknya, titik tertinggi dan titik terendah pada Gambar 3.15 tidak mewakili himpunan titik data. Jika tidak mewakili sehimpunan titik data, titik tertinggi dan titik terendah tidak akurat digunakan sebagai metoda untuk memisahkan biaya campuran menjadi biaya tetap 12
dan biaya variabel. Untuk menggunakan metoda titik tinggi-rendah analis atau manager harus memperhatikan lebih dahulu pencaran titik-titik data lainnya. Jadi metoda diagram pencar dan metoda titik tinggi-rendah merupakan dua metoda yang dapat digunakan secara bersama, karena dapat diterapkan secara cepat dan saling mengecek.
2.5.3 Analisis Regresi Linear Metoda analisis regresi linear memisahkan biaya campuran dengan menggunakan model matematis yang diterapkan dalam bidang statistika. Sebagaimana pada teknik diagram pencar dan titik tinggi-rendah, fungsi biaya campuran digambarkan dengan model berikut. ลถ = รข + bX
Notasi Y topi menunjukkan biaya total taksiran dengan menggunakan data biaya total (Y) dan volume kegiatan (X). Jadi Y dan X adalah data amatan atau observasian (observed data). Untuk mencari Y topi, harus dicari lebih dahulu taksiran konstanta a (a topi) yang menunjukkan biaya variabel total dan taksiran koefisien b (b topi) yang menunjukkan biaya variabel per unit. Variabel a dan b dicari dengan menggunakan rumus-rumus yang diuraikan dalam buku teks statistika sebagai berikut. ๐=
๐ โ ๐ฅ๐ฆ โ (โ ๐ฅ)(โ ๐ฆ) ๐ โ ๐ฅ 2 โ (โ ๐ฅ)2
รข=
โ๐ฆ โ๐ฅ โ๐( ) ๐ ๐
Huruf n kecil adalah jumlah pengamatan, yang dalam contoh ini adalah 12, yakni 12 kali pengamatan bulanan dari Januari sampai Desember. Rumus untuk mencari a topi (taksiran biaya tetap total) dan b topi (taksiran biaya variabel per unit) di atas memang tampak rumit, tetapi mudah penerapannya, sebagaimana contoh di Tabel 3.3 yang datanya diambil dari Tabel 3.2.
13
Tabel 3.3 Perhitungan dengan Analisi Regresi Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Jam Mesin (X) 225 250 250 200 175 150 125 100 175 190 275 300 2.415
Biaya (Y) 275.000 300.000 290.000 260.000 250.000 225.000 175.000 170.000 240.000 250.000 340.000 350.000 3.125.000
(X) x (Y) 61.875.000 75.000.000 72.500.000 52000.000 43.750.000 33.750.000 21.875.000 17.000.000 42.000.000 47.500.000 93.500.000 105.000.000 665.750.000
(X)2 50.625 62.500 62.500 4.000 30.625 22.500 15.625 10.000 30.625 36.100 75.625 90.000 526.725
Dengan menggunaka rumus, b topi dan a topi dihitung sebagai berikut. ๐ =
12 ๐ฅ 665.750.000 โ 2.415 ๐ฅ 3.125.000 12 ๐ฅ 526.725 โ (2.415)2
๐ =
7.989.000.000 โ 7.546.875.000 6.320.700 โ 5.832.225 ๐ =
442.125.000 488.475
๐ = 905,11 Jadi, biaya variabel per jam mesin adalah Rp 905,11. Adapun taksiran biaya tetap adalah sebagai beriut รข=
3.125.000 2.415 โ 905,11 [ ] 12 12
รข = 260.416,67 โ 905,11 x (201125) รข = 260.416,67 โ 182.153,39 รข = 78.263,28 Jadi, biaya tetap total sebulan (arena datanya bulanan) adalah Rp 78.263,28. Setelah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan diketahui, fungsi biayanya dibuat sebagai beriut. 14
ร = 78.263,28 + 905,11 X Apabila perusahaan merecanakan beroperasi pada bulan tertentu selama 200 jam mesin, biaya pemeliharaan mesin tasiran adalah Rp 259.285,28 sebagaimana perhitungan beriut. ร = 78.263,28 + 905,11 x 200 ร = 259.285,28 Dibandingkan dengan dua metoda sebelumnya (metoda diagram pencar dan metoda titi tinggi-rendah), metoda regresi linear lebih teliti karena secara matematis menentuan garis lurus (regresi) yang meminimumkan jumlah kuadrat selisih-selisih antara garis regresi dan pelbagai titik data menurut pengamatan. Metoda ini disebut metoda kuadrat terkecil (least square method). Sebenarnya analisis regresi ini adalah versi matematika dari metoda diagram pencar. Seluruh data yang diamati dimasukkan dalam model ini. Pembaca dapat lebih mudah mencari fungsi biaya dengan menggunakan perangat lunak yang tersedia. SPSS misalnya, sangat berguna untu mencari fungsi biaya, tanpa mengharuskan pemakainya sibuk mamasukkan angka ke dalam rumus-rumus di atas.
15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konsep biaya adalah semua pengorbanan yang secara langsung ataupun yang tidak langsung dikeluarkan untuk melakukan kegiatan tertentu, misalnya kegiatan produksi atau membeli aset tetap. Sesaat setelah transaksi terjadi biaya tersebut menjadi biaya historis. 2. Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Manufaktur: a. Biaya produk: Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabbrik. b. Biaya periode: Biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, biaya finansial. 3. Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Dagang: a. Biaya produk: Persediaan barang dagangan. b. Biaya periode: Biaya pemasaran, Biaya administrasi dan umum, biaya finansial. 4. Klasifikasi Biaya pada Perusahaan Jasa: a. Biaya produk: Penjualan jasa. b. Biaya periode: Biaya pemasaran, Biaya administrasi dan umum, biaya finansial. 5. Teknik Pemisahaan Biaya Campuran: a. Metode diagram pencar: Langkah-langkah untuk memisahkan biaya campuran denga metode diagram pencar adalah sebagai berikut. 1. Kumpulkan data biaya pada pelbagai tingkat kegiatan dari periode ke periode. Data ini diambil dari catatan akuntansi. 2. Gambarkan titik-titik data yang menunjukkan kombinasi biaya dan tingkat kegiatan pada grafik dua sumbu. Biaya digambar pada sumbu vertikal (Y) dan
tingkat kegiatan digambar pada sumbu horisontal (X). Hasil
penggambaran titik-titik ini adalah diagram pencar. 3. Buatlah garis lurus sedekat mungkin dengan titik-titik itu. Ini berarti bahwa jarak antara titik-titik data dan garis lurus itu adalah terdekat dibanding
16
dengan garis-garis lurus lainnya yang mungkin di gambarkan fungsi biaya (taksiran). 4. Tentukan komponen biaya tetap dengan cara sebagai berikut. Perpanjangan garis lurus yang dibuat pada butir 3 sampai menyentuh sumbu vertikal. Titik sentuh ini menunjukkan biaya tetap total. 5. Hitunglah biaya variabel total sebagai berikut. Dengan bantuan garis lurus yang telah dibuat, tentukanlah biaya totalnya pada tingkat kegiatan tertentu. Biaya variabel total adalah biaya total dikurangi biaya tetap total. Kemudian hitunglah biaya variabel per unit dengan membagi biaya variabel total tadi dengan tingkat kegiatan yang dipilih pada butir 5 ini. Setelah langkah 5 ini selesai, buatlah fungsi biaya. b. Metode titik tinggi-rendah: biaya campuran dipisahkan dengan mencari selisih antara biaya total pada kegiatan tertinggi dan biaya total pada kegiatan terendah. c. Analisis regresi linear: memisahkan biaya campuran dengan menggunakan model matematis yang diterapkan dalam bidang statistika.
3.2 Saran
Pemahaman tentang biaya dan klasifikasi biaya sangat penting bagi perusahaan. Karena biaya merupakan salah satu faktor pertimbangan yang digunakan dalam mengambil keputusan. Maka dari itu biaya harus di klasifikasikan dengan benar dan tepat agar bisa digunakan sebagai dasar yang kuat oleh manajemen dalam mengambil sebuah keputusan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sodikin, Slamet Sugiri. 2015. Akuntansi Manajemen Sebuah Pengantar (Edisi Kelima). Yogyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. BB
18