Makalah Manajemen Puskesmas Kelompok 4.docx

  • Uploaded by: Winandela Bregystiend Viona Lawalata
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Manajemen Puskesmas Kelompok 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,085
  • Pages: 19
LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS PUUWATU

OLEH KELOMPOK IV 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

FEBI TRI OKTAVANI INGGRID FADILLA NURMAN NUR RISKA ANWAR REGITHA PRICILLIA CAHYANI.T WINANDELA BREGISTIEND V.L WIWIN SUJANAH WINDA SARI ONDJO

J1A117040 J1A117059 J1A117097 J1A117116 J1A117161 J1A117165 J1A117165

KONSENTRASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018

i

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala

karunia,

rahmat,

maupun

hidayah-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berisi tentang “Kesehatan Lingkungan”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah bersangkutan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah, karena dengan tugas ini wawasan serta pengetahuan dapat bertambah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Akhir kata, penulis mengharapkan perbaikan dan penyempurnaan agar tugas ini dapat berguna bagi pembaca lain.

Kendari, 12 November 2018

Penulis

ii

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .................................................................................

i

KATA PENGANTAR ..................................................................................

ii

DAFTAR ISI .................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

A. Latar Belakang...............................................................................

2

B. Rumusan Masalah .........................................................................

2

C. Tujuan ............................................................................................

2

BAB II GAMBARA UMUM .......................................................................

3

BAB III IDENTIFIKASI DAN PRIOITAS MASALAH DAFTAR ISI .

8

A. Identifikasi Masalah ......................................................................

8

B. Menentukan Urutan Prioritas Masalah ..........................................

8

C. Akar Penyebab Masalah ...............................................................

10

D. Cara Penyebab Permasalahan .......................................................

11

BAB IV POA ...............................................................................................

12

BAB V KESIMPULAN ..............................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

16

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan salah satu pilar ilmu kesehatan masyarakat yang memberikan perhatian terhadap segala macam bentuk kehidupan, bahan dan kondisi di sekitar manusia yang memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan serta melakukan analisis dan mencari upaya alternatif pemecahan masalah. Dasar keilmuan kesehatan lingkungan adalah mengidentifikasi, mengukur, menganalisis, menilai, memprediksi bahaya berbagai pajanan di lingkungan, dan melakukan pengendalian dengan tujuan mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat dan ekosistem. Ilmu kesehatan lingkungan mempelajari interaksi dinamis berbagai pajanan atau agen lingkungan (fisik, radiasi, kimia, biologi, dan perilaku) melalui wahana udara, air, limbah, makanan dan minuman, vector dan rodent, dan manusia di lingkungan pemukiman, tempat kerja atau sekolah, tempattempat umum maupun perjalanan dengan risiko dampak kesehatan (kejadian penyakit) pada kelompok manusia atau masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higienitas dan sanitasi masih sangat besar. Pada konferensi yang diselenggarakan oleh World Bank Water Sanitation Program (WSP), Indonesia berada di urutan kedua di dunia sebagai negara dengan sanitasi buruk. Menurut data yang dipublikasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 63 juta penduduk Indonesia tidak memiliki toilet dan masih buang air besar sembarangan (BABS) di sungai, laut, atau di permukaan tanah. Sanitasi yang tidak memadai, baik di pedesaan maupun perkotaan, telah berdampak buruk pada kesehatan dan terutama pada orang miskin yang paling tidak mampu menangani tanpa bantuan pemerintah. Karena masalah sanitasi tersebut, tercatat setidaknya terjadi 121.100 episode diare dengan 50.000 kematian setiap tahunnya. Sedangkan pada bidang ekonomi,

1

hal ini menyebabkan kerugian lebih dari 31 triliun rupiah per tahun (Tim Water and Sanitation Program, 2012).

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu : 1. Bagaimana mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan di Sulawesi Tenggara? 2. Bagaimana menetapkan urutan prioritas masalah dalam Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara? 3. Apa saja akar penyebab masalah Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara? 4. Bagaimana cara pemecahan masalah Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara? 5. Bagaimana Planing of Action (POA) yang dilakukan untuk memecahka masalah Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Puuwatu?

C. Tujuan 1. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan di Sulawesi Tenggara 2. Untuk menetapkan urutan prioritas masalah dalam Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara 3. Untuk mengetahui akar penyebab masalah Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara 4. Untuk mengetahui pemecahan masalah Kesehatan Lingkungan di Sulawesi Tenggara 5. Untuk membuat Planing of action (POA) dalam pemecahan masalah

2

BAB II GAMBARAN UMUM Data kesehatan lingkungan diambil dari dua sumber data, yaitu Riskesdas 2007 dan Kor Susenas 2007. Sesuai kesepakatan, data yang sudah ada di Kor Susenas tidak dikumpulkan lagi di Riskesdas, dan dalam Riskesdas ditanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada di Kor Susenas. Dengan demikian penyajian beberapa variabel kesehatan lingkungan merupakan gabungan data Riskesdas dan Kor Susenas. Data yang dikumpulkan dalam survei ini meliputi data air bersih keperluan

rumah tangga, sarana pembuangan kotoran manusia, sarana

pembuangan air limbah (SPAL), pembuangan sampah, dan perumahan. Data tersebut bersifat fisik dalam rumah tangga, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepala rumah tangga dan pengamatan. A. Air Keperluan Rumah Tangga Menurut WHO, jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkait dengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan higiene. Rerata pemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tangga dalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Rerata pemakaian individu ini kemudian dikelompokkan menjadi ‘<5 liter/orang/hari’, ‘5-19,9 liter/orang/hari’, ’20- 49,9 liter/orang/hari’, ’50-99,9 liter/orang/hari’ dan ‘≥100 liter/orang/hari’. Berdasarkan tingkat pelayanan, kategori tersebut dinyatakan sebagai ‘tidak akses’, ‘akses kurang’ akses dasar’, ‘akses menengah’, dan ‘akses optimal’. Risiko kesehatan masyarakat pada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah (‘tidak akses’ dan ‘akses kurang’) dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi.

3

Tabel 1. Tabel 1. memperlihatkan persentase RT menurut kualitas fisik air minum dan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara. Kualitas fisik air minum yang baik adalah tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbusa dan tidak berbau.

Secara umum, sebagian besar

(81,9%) kualitas fisik air minum di Sulawesi Tenggara adalah baik. Persentase air minum keruh 10,5%, berasa 7,7%, berwarna 6,1%, berbau 1,6% dan berbusa 0,4%. Ada 3 kabupaten/kota dimana > 90% air minum dalam kualitas baik yaitu Muna, Kota Kendari dan Bau Bau. Ada 6 kabupaten dimana > 10% air minum keruh yaitu Buton, Konawe, Kolaka, Konawe Selatan, Bombana dan Kolaka Utara. Ada 3 kabupaten dimana > 10% air minum berasa yaitu Buton, Konawe dan Bombana. B. Fasilitas Buang Air Besar Data fasilitas buang air besar meliputi jenis penggunaan fasilitas buang air besar dan jenis fasilitas buang air besar. Data ini diambil dari data rumah tangga Kor Susenas 2007.

Tabel

3.9.2.1 memperlihatkan

persentase RT menurut penggunaan fasilitas buang air besar (BAB) dan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara umum, 1 diantara

4

2 RT (57,7%) di Sulawesi Tenggara menggunakan fasilitas BAB sendiri dan 1 diantara 3 tidak memakai fasilitas BAB. Persentase RT yang menggunakan fasilitas BAB bersama dan umum < 10%.

Di Kota

Kendari, 3 diantara 4 RT (75%) menggunakan fasilitas BAB sendiri tetapi di Bombana 3 diantara 5 RT tidak memakai fasilitas BAB.

Di Kota Bau

Bau, 1 diantar 5 RT (20,8%) menggunakan fasilitas BAB Bersama.

Tabel 2. Tabel

2. memperlihatkan persentase RT menurut penggunaan

fasilitas buang air besar (BAB) dan karakteristik responden di Provinsi Sulawesi Tenggara. C. Sarana Pembuangan Air Limbah Data penggunaan saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah tangga didapatkan dengan

cara wawancara dan pengamatan. Tabel

3.

memperlihatkan persentase RT menurut jenis saluran pembuangan air limbah dan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara keseluruhan, hanya 1 diantara 10 RT (9,3%) di Sulawesi Tenggara dengan saluran pembuangan air limbah tertutup. Hampir separuh RT (47,1%) tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah dan 43,6% dengan saluran terbuka. Di Kota Bau Bau 1 diantara 3 RT (30,2%) mempunyai saluran

5

pembuangan air limbah tertutup. Ada 4 kabupaten/kota dimana lebih separuh (>50%) RT dengan saluran pembuangan air limbah terbuka yaitu Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Utara dan Kota Kendari. Sementara itu, 4 kabupaten lebih separuh (>50%) RT tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah yaitu Buton, Muna, Bombana dan Wakatobi.

Tabel 3. Tabel

4. memperlihatkan Persentase RT menurut jenis saluran

pembuangan air limbah dan karakteristik responden di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara keseluruhan, persentase RT dengan tempat pembuangan air limbah tertutup di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di perdesaan. Sebaliknya persentase RT yang tidak mempunyai saluran pembuangan limbah

di

perdesaan

lebih

tinggi

dibandingkan

di

air

perkotaan.

Berdasarkan kuintil pengeluaran per kapita, semakin tinggi kuintil semakin tinggi persentase RT dengan saluran pembuangan air limbah tertutup dan semakin rendah persentase RT yang tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah.

6

7

BAB III IDENTIFIKASI DAN PRIOITAS MASALAH A. Identifikasi Masalah

Tabel 1. Pencapaian Target Kegiatan Keshatan Lingkungan

No. 1.

Upaya

Target

Rencana cakupan Seluruh desa ODF

Pencapaian

Massalah

21,4%

Rendahnya

masyarakat

pengetahuan masyarakat tentang ODF

2.

Rendahnya cakupan

Seluruh

3,8%

sarana masyarakat

cakupan

saluran pembungan

Rendahnya

sarana air

saluran

limbah (SPAL)

pembungan air

limbah

(SPAL) 3.

Rendahnya

Seluruh

13%

Rendahnya

cakupan inspeksi masyarakat

cakupan

air bersih

inspeksi air bersih

B. Menentukan Urutan Prioritas Masalah Dalam memudahkan menganalisis permasalahan yang menjadi prioritas, terdapat beberapa alat analisa yang dapat digunakan. Diantara alat tersebut adalah matriks USG (Urgency, Seriousness, Growth). Pada penggunaan

8

matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang di prioritaskan, terdapat 3 faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu urgency, seriousness dan growth. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidaknya masalah tersebut diselesaikan. Seriousness berkaitan dengan tingkat keseriusan masalah dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dapat membahayakan sistem atau tidak. Growth berkaitan dengan tingkat perkembangan masalah, apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah. Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur USG tersebut. Jadi kami menggunakan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masingmasing unsur tersebut. Tabel 2. Urutan Prioritas Masalah No.

1.

Kriteria

Rendahnya cakupan desa

Urgency

Seriousness

Growth

Total

U

S

G

5

4

3

12

2

3

3

8

4

3

2

9

ODF

2.

Rendahnya cakupan sarana saluran pembungan air limbah (SPAL)

3.

Rendahnya cakupan inspeksi sarana air bersih

9

Keterangan : 1. Sangat Kecil 2. Kecil 3. Sedang 4. Besar 5. Sangat Besar Berdasarkan urutan prioritas masalah diatas yang merupakan masalah yang tertinggi adalah “Rendahnya Cakupan Desa ODF”

C. Akar Penyebab Masalah Kurangnya Pengetahuan Masyarakat tentang PHBS Sarana

Ketersediaan jamban yang masih kurang

Dana Manusia

Ketidakmampuan masyarakat menyediakan

Ketergantungan masyarakat terhadap bantuan

Kemauan masyarakat dijamban masih kurang

Kurangnya Kesadaran masyarakat

jamban

Rendahnya cakupan desa ODF Kontur daerah yang berbatu Tidak tersediannya air bersih

Kurangnya penyuluhan PHBS

Ketersediaan jamban kurang

Lingkungan Metode

Alat

10

BAB

D. Cara Pemecahan Masalah Tabel 3. Alternatif Pemacahan Masalah No. Prioritas Masalah

Penyebab Masalah

Alternatif

Pemecahan Ket

Masalah 1.

Rendahnya cakupan desa

Kemauan masyarakat 1.Melakukan

kunjungan

ODF sampai dengan bulan

BAB dijamban masih rumah

melakukan

Oktober 2017 sebesar

kurang.

untuk

penyuluhan perilaku BAB

21,4% dari target 100%

sehat

Kurangnya

1. Pemicuan dengan CLTS

pengetahuan

2. Penyuluhan PHBS lewat

masyarakat tentang

kegiatan masyarakat

PHBS

setempat missal (pengajian,rapat desa,dll) 3. Mengadakan Pelacakan Gizi Buruk

Tidak tersedianya air 1. Kolaborasi dengan lintas bersih

yang sector pembuatan sumur

mencukupi untuk

umum.

kebutuhan jamban,

2. Mengajak warga memaksimalkan masyarakat alternative air bersih selain air sumur, seperti air sungai dan air hujan,dan sumber mata air. ( Pembinaan POKMAIR)

11

PLANNING OF ACTION (POA)

Tujuan

Nama Program

Penan

Wakt

ggung

u

Tempat

Pelaksan

Sasaran

Target

a

Ang

1. Meningkatk

2

3

Sosialisasi

an kemauan melakukan masyarakat

untuk BAB rumah dijamban

n 4

5

-

Kecamata

6 Nur

n Puuwatu riska

kunjungan

anwar

untuk

7

8

Masyarakat

Masyarakat

Kecamatan

Kecamatan

masyarakat untuk BAB

Puuwatu

Puuwatu

di jamban

mengikuti

melakukan

sosialisasi

penyuluhan perilaku

Evaluasi

gara

jawab 1

Indikator Keberhasilan

BAB

sehat

12

9 -

10 Meningkatanya

11

2. Meningkatk an

Penyuluhan PHBS

-

lewat

Kecamata

Febi

tri Masyarakat

n Puuwatu oktavani

pengetahuan kegiatan masyarakat

Masyarakat

-

Meningkatnya

Kecamatan

KecamatanP

pengetahuan masyarakat

Puuwatu

uuwatu

tentang PHBS

masyarakat

mengikuti

tentang phbs setempat missal

sosialisasi

(pengajian, rapat desa, dll) Mengadakan Pelacakan Gizi Buruk

3. Meningkatk an penyediaan air bersih

Mengajak

-

warga

Kecamata

Wiwin

n Puuwatu Sujanah

Memaksimalka n

masyarakat

alternative

air

13

Masyarakat

Masyarakat

Kecamatan

Kecamatan

Puuwatu

Puuwatu

-

Tersedianya air bersih

bersih selain air sumur,

seperti

air sungai dan air hujan, dan sumber

mata

air. (Pembinaan POKMAIR)

14

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Dari beberapa masalah yang telah kami dapatkan di Puskesmas Kec. Puuwatu, maka terdapat tiga prioritas yaitu, Rendahnya cakupan desa ODF, Rendahnya cakupan hygiene sanitasi makanan dan minuman dan Rendahnya cakupan inspeksi sarana air bersih. Dari urutan prioritas masalah diatas yang merupakan masalah yang tertinggi adalah Rendahnya Cakupan Desa ODF. Adapun salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan perilaku BAB sehat dengan program sosialisasi melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan perilaku BAB sehat.

15

DAFTAR PUSTAKA Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007 Direktorat Penyehatan Lingkungan. 2013. Road Map Percepatan Program STBM 2013-2015 . Jakarta : Sekretariat STBM – Nasional. Entjang. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT Citra Adtya Bakti Tim Water and Sanitation Program. 2012. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat); Lebih Bersih, Lebih Sehat . Jakarta : Sekretariat STBM – Nasional

16

Related Documents


More Documents from "Nanda Aprillia"