Makalah Manajemen Resiko Kelompok 10.docx

  • Uploaded by: Nursita Diah Andriani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Manajemen Resiko Kelompok 10.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,309
  • Pages: 18
MAKALAH MANAJEMEN RISIKO

Dosen Pengampu : Ayis Crusma Fradani, M.Pd. Disusun oleh: 1) Bagus Santoso

(17110007)

2) Maya Diana Wati

(17110021)

3) Nursita Diah Andriani

(17110025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN 2017/2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, petunjuk serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan dalam bentuk makalah yang berjudul Manajemen Risiko. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat dijadikan perbaikan untuk tulisantulisan yang akan datang. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami telah banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya serta untuk menambah pembendaharaan pengetahuan dalam memahami Risiko yang akan terjadi dalan usaha. Semoga bantuan, dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dalam penyusunan makalah ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin. Bojonegoro, 27 Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4 A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4 B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5 C. Tujuan ............................................................................................................................. 5 BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6 A. Pengertian Manajemen Risiko ........................................................................................ 6 B. Manajemen Risiko Berhubungan Dengan Fungsi-fungsi dalam Perusahaan ................. 8 C. Tujuan Manajemen Risiko .............................................................................................. 9 D. Manfaat Manajemen Risiko ............................................................................................ 9 E. Proses Manajemen Risiko ............................................................................................. 10 F.

Jenis-jenis Manajemen Risiko ...................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 17 A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17 B. Saran ............................................................................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benarkah kebanyakan orang ingin mengelakan risiko ? Karena selalu inginaman dan hidup tentram, maka memang kebanyakan orang takut menanggung risiko. Namun semua tahap kehidupan kita mengandung risiko. Kemanapun kita mengelakatau lari dari risiko, makaa disitupun kita akan menemukan risiko yang lainnya.Risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan ada orangyang mengatakan , bahwa tak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tak ada hiduptanpa maut. Jadi dengan demikian setiap hari kita menghadapi risiko, baik sebagai perorangan, maupun sebagai perusahaan. Orang berusaha melindungi diri tehadaprisiko, demikian pula badan usaha pun harus berusaha melindungi diri terhadaprisiko Agar risiko tidak menghalangi kegiatanperusahaan khususnya pada sector produksi, maka seharusnya itu di manajemeni dengan sebaik-baiknya. Dengan perencanaan perencanaan yang baik dan strategi yang tepat. Namun benarkah para pengusaha Indonesia kurang memperhatikan manajemenn risiko? Program Manajemen Risiko pertama-tama bertugas mengidentifikasikaan risiko-risiko yangdihadapi, sesudah itu mengukur atau menentukan besarnya risiko itu dan kemudian haruslah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi atau menangani risiko itu. Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikannya. Dengan adanyaprogram itu, dapatlah dilindungi keefektifan operasi perusahaan yang bersangkutan. Jadi pernyataan yang harus dicari jawabannya olehmanajer risiko antara lain adalah : Risiko apa saja yang dihadapi perusahaannya.Bagaimana dampak risiko itu terhadap kehidupan bisnis perusahaannya. Risiko manayang harus dihadapi sendiri, mana yang harus dipindahkan kepada asuransi. Metodemana yang cocok dan efisien untuk menghadapinya.

B. Rumusan Masalah Didalam makalah ini akan di bahas meliputi : A. Pengertian Manajemen risiko B. Hubungan manajemen risiko dengan fungsi-fungsi perusahaan C. Tujuan manajemen risiko D. Manfaat manajemen risiko E. Proses manajemen risiko C. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini: A. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen risiko B. Untuk mengetahui Hubungan manajemen risiko dengan fungsi-fungsi perusahaan C. Untuk mengetahui Tujuan manajemen risiko D. Untuk mengetahui Manfaat manajemen risiko E. Untuk mengetahui Proses manajemen risiko

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Risiko Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, jika kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika bank memberikan kredit kepada suatu perusahaan, maka ada kemungkinan perusahaan tersebut gagal bayar (tidak membayar bunga dan/atau cicilan pinjamannya). Apa yang dimaksud dengan risiko? Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Kenapa muncul suatu risiko? Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Praktis kita menghadapi banyak ketidakpastian di dunia ini. Sebagai contoh, hari ini bisa hujan, bisa juga tidak hujan. Investasi kita bisa mendatangkan keuntungan (harga naik), bisa juga menyebabkan kerugian (harga turun). Kepastian dalam dunia ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko. Menurut Hanafi (2006:1), Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Ketidakpastian memiliki beberapa tinkatan, pada Tabel 1.1 menunjukkan tingkatan ketidakpastian dengan karakteristiknya.

Tabel 2.1. Tingkat Ketidakpastian Tidak Ada (pasti) Hasil bisa diprediksi dengan pasti Hukum alam Ketidakpastian Obyektif Hasil bisa diidentifikasi dan probabilitas diketahui Permainan dadu, kartu Ketidakpastian Subyektif Hasil bisa diidentifikasi dan probabilitas tidak diketahui Kebakaran, kecelakaan, investasi Sangat Tidak pasti Hasil tidak bisa diidentifikasi dan probabilitas tidak diketahui Eksplorasi angkasa Menurut Hanafi (2006: 6), Jenis-jenis risiko yang umum di kenal antara lain meliputi: a. Risiko murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugan namun juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko ini akibatnya hanya ada dua macam: rugi atau break event, contohnya adalah pencurian, kecelakaan atau kebakaran. b. Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian financial atau memperoleh keuntungan. Risiko ini akibatnya ada tiga macam: rugi, untung atau break event, contohnya adalah investasi saham di bursa efek, membeli undian dan sebagainya. Manajemen

risiko merupakan

suatu

pendekatan

terstruktur/metodologi dalam

mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau peroranganatas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Menurut Bramantyo (2008:43), Manajemen resiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan resiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan resiko. Menurut Irham Fahmi (2010 : 2) Manajemen Risiko adalah “suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan

berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komperhensif dan sistematis.” Risk Manajemen atau manajemen risiko adalah proses memelihara kemampuan menghasilkan dan aktiva perusahaan dengan menurunkan hambatan kerugian karena kejadian yang tidak dapat dikendalikan (Griffin dan Ebert : 1999:592) Jadi dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sitematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. B. Manajemen Risiko Berhubungan Dengan Fungsi-fungsi dalam Perusahaan Manajemen risiko berhubungan dengan fungsi, fungsi perusahaan (fungsi keuangan, fungsi akuntansi, fungsi pemasaran, fungsi produksi, personalia, fungsi teknik, dan pemeliharaan), oleh karena fungsi-fungsi tersebut mengandung banyak risiko dalam pengelolaan perusahaan. 1. Risiko Hubungannya dengan Fungsi Keuangan/Financial Dalam pengelolaan keuangan perusahaan bisa terjadi penggelapan dan manipulasi dalam pembukuan. Selain itu kerugian lain ialah adnya korupsi secara besar-besaran dalam perusahaan dan kolusi. 2. Risiko Hubungannya Dengan Pemasaran Kerugian yang mungkin terjadi dalam pemasaran ialah disebabkan kerugian yang timbul karena penjualan. Hal lain yang bisa menyebabkan kerugian ialah tuntutan pihak pembeli (buyer) karena barang yang di kirim tidak sesuai dengan faktor pembelian. 3. Risiko Hubungannya dengan Produksi Dalam proses produksi bisa menciptakan risiko, yaitu produk gagal tidak sesuai dengan desain, mesin macet, pemogokan, buruh-buruh pabrik hingga produksi berhenti. Akibatnya perusahaan menderita kerugian dalam berproduksi. 4. Risiko Hubungannya dengan Engineering dan pemeliharaan. Dalam berproduksi kepala bagian produksi dan produksi berusaha agar mesinmesin

berjalan

lancar.

Bilamana

mesin-mesin

dalam

pabrik

berhenti

disebabkankurang baiknya pemeliharaan dan perawatan akan menciptakan risiko kerugian dalam berproduksi.

5. Risiko Hubungan dengan Fungsi Akuntansi Bagian akuntansi melaksanakan kegiatan manajemen risiko yang kegiatan manajemen risiko yang penting perannya yaitu : 

Berusaha agara karyawan tidak melakukan penggelapan, yaitu dengan melakukan pengawasan intern dan audit.



Bagian akuntansi melakukan penilaian piutang dan mengalokasikan piutang ragu-ragu dan piutang yang dihapuskan

6. Risiko Hubungannya dengan personalia Bagian personalia mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mengelola sumber daya manusia. Sumber daya manusia bisa mempengaruhi proses produksi dalam perusahaan, yaitu melalui pemogokan. Sekarang ini buruh-buruh telah membentuk Serikat Pekerja Indonesia (SPI) yang mempunyai kekuatan hukum untuk menuntut hak-hak mereka (naik upah, bonusn dan lain-lain). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak risiko dalam mengelola perusahaan hal mana komunikasi 2 arah antara manajemen dengan menejer-menejer bawahan dalam perusahaan untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan risiko diperlukan. C. Tujuan Manajemen Risiko Tujuan yang hendak dicapai dengan manajemen risiko ialah dalam mengelola perusahaan supaya mencegah perusahaan dari kegagalan, mengurangi pengeluaran, menaikkan keuntungan perusahaan, menekan biaya prosuksi, dsb. Adapun sasaran utama yang hendak dcapai oleh manajemen risiko terdiri dari: a. Untuk kelangsungan hidup perusahaan (survival) b. Ketenagaan dalam berpikir c. Memperkecil biaya atau less cost d. Menstabilisasi pendapatan perusahaan e. Memperkecil/meniadakan gangguan dalam berproduksi f. Mengembangkan pertumbunhan perusahaan g. Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap karyawan Guna memperoleh hasil yang maksimum dari program perusahaan, maka dibutuhkan rencana yang mantap dan terarah. D. Manfaat Manajemen Risiko Menurut Irham Fahmi (2010 : 3) dengan diterapkannya manajemen risiko disuatu perusahaan, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu:

a. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan. b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruhpengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang. c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya dari segi finansial. d. Memnungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum. e. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk manajement concept) yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara berkelanjutan (suistainable). E. Proses Manajemen Risiko Proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan penerapan daripada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Pada Gambar 2.2 merupakan proses manajemen sesuai dengan ISO 31000.

19 Gambar 2.2. Proses Penerapan Manajernen Risiko (ISO 31000:2009)

1. Penetapan konteks (Establish Context) a. Penetepan konteks atau tujuan bisnis adalah penetapan strategi bisnis, baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dituangkan dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) yang mengandung risiko dalam pencapaiannya. b. Didalam setiap penyusunan RKAP manajemen menyampaikan potensi risiko yang harus dikendalikan olehsetiap pemilik risiko untuk dapat memastikan pencapaian tujuan bisnis yang disepakati manajemen dan seluruh pemilik risiko. c. Menetapkan lingkungan internal (perusahaan) dan eksternal (ekonomi, politik, sosial, hukum, teknologi dan alam) d. Menetapakan peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang berkepentingan dalam penerapan manajemen risiko. e. Menetapkan kriteria masing-masing dampak dan kemungkinan dalam penerapan manajemen risiko. f. Menetapkan risk appetite dan risk tollerance 2. Identifikasi risiko (risk identification) a. Berdasarkan atas konteks sasaran yang telah ditetapkan, pemilik harus dapat mengenali peristiwa yang memiliki kemungkinan untuk terjadi dan dapat berakibat mengganggu atau bahkan merugikan terhadap Perusahaan. b. Dalam proses identifikasi risiko, harus mempertimbangkan aspek lingkungan internal maupun eksternal serta memperhatikan sumbersumber potensi risiko di lingkungan Perusahaan serta penyebab risiko sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. c. Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan dalam proses identifikasi atau mengenali risiko dapat berasal dari lingkungan internal Perusahaan maupun eksternal Perusahaan, yang antara lain adalah: 1) Pengalaman 2) Pertimbangan tenaga ahli 3) Data dan laporan historis 4) Review dokumen atas Sistem dan Prosedur 5) Rapat Tinjauan Manajemen 6) Bahan-bahan bacaan 7) Informasi dari media massa 8) Keluhan Pelanggan 9) Rencana bisnis 10) Observasi lapangan d. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam rangka identifikasi atau mengenali risiko, antara lain: 1) Wawancara 2) Pelatihan penilaian risiko (workshop) 3) Survei 4) Audit dan inspeksi atau observasi lapangan 5) Seminar e. Dalam teknis pelaksanaan identifikasi risiko dapat menggunakan pendekatan sebab akibat (causal), agar penyebab risiko yang merupakan faktor pemicu timbulnya

risiko dapat diidentifikasi, karena dengan adanya faktor pemicu tersebut akan menimbulkan konsekuensi yang berpengaruh negatif, mengganggu atau merugikan terhadap sasaran/tujuan yang telah ditetapkan. 3. Analisis risiko (risk analysis) a. Proses Analisis Risiko Menentukan Tingkat Kemungkinan 1) Terhadap risiko-risiko yang telah teridentifikasi, setelah diukur dan ditentukan besarnya tingkat akibat kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran yang telah ditetapkan, selanjutnya harus ditentukan besarnya tingkat kemungkinan terjadinya, berdasarkan kriteria tingkat besarnya kemungkinan. 2) Pelaksanaan analisis untuk penentuan rating besarnya tingkat kemungkinan terjadinya terhadap suatu risiko yang telah dikenali, dapat menggunakan tipe analisis kualitatif dan atau tipe analisis kuantitatif. 3) Tipe analisis kualitatif diarahkan untuk membantu pengambilan keputusan dengan cepat (jangka pendek), apabila kondisi data numerik yang tersedia ternyata tidak lengkap serta ketersediaan sumber daya dan waktu yang tidak mencukupi. 4) Tipe analisis kuantitatif diarahkan untuk membantu pengambilan keputusan yang berdimensi jangka menengah dan panjang, dengan kondisi data numerik yang lengkap, dan ketersediaan sumber daya dan waktu yang mencukupi 5) Penetapan batas toleransi risiko terhadap frekuensi atas kemungkinan terjadinya suatu kejadian berakibat terhadap kerugian operasional atau aset perusahaan di dasari dari data empiris pencatatan insiden yang terjadi baik di operasional, pemrosesan data dan informasi maupun keuangan. 6) Penetapan tingkat kemungkinan risiko b. Proses Analisis Risiko Menentukan Tingkat Akibat/ Konsekuensi : 1) Terhadap risiko-risiko yang telah teridentifikasi, harus dapat diukur atau ditentukan

besarnya

tingkat

kerugian

yang

ditimbulkan

terhadap

sasaran/tujuan yang telah ditetapkan, berdasarkan kriteria pemeringkatan risiko. 2) Tipe analisis kualitatif diarahkan untuk membantu pengambilan keputusan dengan cepat (jangka pendek), apabila kondisi data 23 numerik yang tersedia ternyata tidak lengkap serta ketersediaan sumber daya dan waktu yang tidak mencukupi.

3) Tipe analisis kuantitatif diarahkan untuk membantu pengambilan keputusan yang berdimensi jangka menengah dan panjang, dengan kondisi data numerik yang lengkap, dan ketersediaan sumber daya dan waktu yang mencukupi. 4) Risiko yang telah teridentifikasi harus dilengkapi dengan rincian data dan analisis yang memperjelas faktor-faktor pemicunya. 5) Faktor-faktor positif yang ada yang dapat mengurangi besarnya akibat dari suatu risiko harus juga dapat dikenali, karena faktorfaktor tersebut akan dapat dipertimbangkan untuk memitigasi besarnya akibat dari suatu risiko. 6) Penetapan batas toleransi risiko ditetapkan oleh manajemen dengan mempertimbangkan pengalaman empiris, kondisi actual saat ini dan dinamika bisnis lainnya yang mempengaruhi tingkat pendapatan perusahaan. Penetapan tingkat akibat atas risiko diklasifikasikan kedalam skala dampak atas kemungkinan

terjadinya

suatu

kejadian

berakibat

terhadap

kerugian

operasional atau aset perusahaan. 4. Evaluasi risiko (risk evaluation) a. Setiap risiko yang telah teridentifikasi atau dikenali harus dapat ditentukan tingkat eksposure risikonya. b. Dengan telah dapat diukur dan ditentukan besarnya tingkat akibat kerugian yang ditimbulkan terhadap sasaran dan besarnya tingkat 24 kemungkinan terjadinya , maka dapat ditentukan tingkat eksposure risiko dari suatu risiko yang telah teridentifikasi

atau

dikenali

sebelumnya

dengan

menggunakan

formula:

Risiko Bawaan (Inherent Risk) = Kemungkinan x Akibat (1) c. Dalam pelaksanaan pengukuran dan penentuan tingkat eksposur risiko (level risiko), wajib dilakukan hal-hal sebagai berikut: -

Melakukan evaluasi secara periodik atau sesuai kebutuhan manajemen terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.

-

Menyempurnakan terhadap sistem maupun teknik pengukuran risiko apabila terdapat perubahan berkenaan dengan faktor-faktor risiko yang bersifat material (signifikan).

5. Pengendalian risiko ( Risk Treatment ) a. Proses Tanggapan dan Perlakuan/Tindakan atas Risiko serta Rencana Tindak Lanjut

1) Proses pemberian tanggapan atas risiko untuk menerima atau tidak dapat menerima risiko serta proses perlakuan/tindakan atas risiko adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: a) Mengidentifikasi pilihan perlakuan/tindakan. b) Mempertimbangkan pilihan perlakuan/tindakan berdasarkan cost & benefit dan prioritas. c) Melaksanakan penilaian risiko atas perkiraan sisa risiko bila pilihan diterapkan. d) Memberikan tanggapan menerima atau tidak menerima risiko. 2) Tanggapan menerima atau tidak menerima suatu risiko tertentu harus berdasarkan atas tingkat eksposur risiko yang terkait. 3) Untuk bidang tertentu, Direktur terkait yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab bidang tertentu yang dimaksud wajib memberikan petunjuk mengenai batasan toleransi risiko yang dapat diterima sesuai dengan sasaran yang menjadi tanggung jawab dan wewenang dari para jajaran dibawahnya. 4) Dengan pertimbangan untuk kepentingan Perusahaan dan atau karena memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, Direksi dapat menetapkan batas toleransi risiko tersendiri yang dapat diterima untuk suatu atau beberapa jenis risiko tertentu. 5) Secara umum, pilihan yang dapat diambil untuk mengelola risikorisiko yang tidak dapat diterima antara lain mengurangi besarnya kemungkinan, mengurangi besarnya akibat, mentransfer risiko, dan menghindari risiko. 6) Setelah ditentukan pilihan, harus dilaksanakan penilaian untuk memperkirakan besarnya tingkat eksposure risiko yang masih tersisa sehubungan dengan tindakan yang diambil. 7) Apabila tingkat eksposure risiko yang masih tersisa ternyata tidak dapat diterima, maka harus dilakukan identifikasi tindakan ulang untuk menentukan pilihan tindakan yang lebih sesuai. b. Pengelolaan Risiko Proyek dan Investasi 1) Setiap pengembangan usaha, kerjasama usaha, penempatan dana, proyek yang baru diusulkan maupun yang sedang berjalan, kerjasama usaha, dan aktivitas baru harus mendapatkan penilaian risiko oleh pemilik risiko dan diverifikasi oleh Subdit Manajemen Risiko dan Mutu.

2) Setiap permohonan pengembangan usaha, kerjasama usaha dan aktivitas baru dapat diajukan oleh setiap UPP/ Unit dengan menyertakan hasil penilaian risiko ditahap uji kelayakan atau inisiasi proyek. 3) Semua usulan rencana pengembangan usaha dan proyek baru diusulkan maupun yang sedang berjalan wajib mempunyai sasaran, KPI, dan KRI sebagai tolak ukur pencapaian tujuan bisnis dan kinerja. c. Proses Pengelolaan Risiko yang ditransfer 1) Dalam memberikan tanggapan dan tindakan atas risiko, dapat diambil pilihan untuk mengalihkan, membagi, atau memindahkan suatu jenis risiko tertentu (risk transfer) kepada pihak lain, dengan syarat bahwa berdasarkan analisis biaya dan manfaat sekurang- kurangnya seimbang. 2) Pihak-pihak lain sebagaimana dimaksud di atas tidak terbatas hanya kepada Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. 3) Kriteria Pengalihan Risiko kepada Asuransi atau Reasuransi a) Semua risiko yang akan dialihkan (transfer) kepada pihak asuransi atau reasuransi harus melalui survei dan penilaian risiko terlebih dahulu, dan harus mengacu kepada pertimbangan atas pengendalian risiko yang dilaksanakan oleh pemilik risiko. b) Risiko yang dihadapi dipastikan tidak memungkinkan ditanggung sendiri oleh Perusahaan. c) Risiko yang dihadapi merupakan risiko murni terutama dengan tingkat probabilitas rendah tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tingkat probabilitas tinggi. d) Risiko yang dihadapi merupakan risiko spekulatif dengan kecenderungan dapat menimbulkan konsekuensi kerugian yang cukup besar dan dapat mengganggu arus kas Perusahaan. e) Risiko yang memiliki tingkat konsekuensi malapetaka (catasthropic) tanpa memandang tingkat kemungkinannya. f) Besarnya konsekuensi yang akan ditanggung sendiri diperkirakan akan lebih tinggi jika risiko yang dimaksud ditahan sendiri. g) Manfaat yang diperoleh minimal seimbang dengan biaya pengalihan (transfer).

6. Komunikasi dan Konsultasi (Communication and Consultation) Setiap pemilik Proyek di lingkungan Perusahaan dalam pengelolaan risiko harus senantiasa melakukan komunikasi maupun konsultasi kepada semua pihak yang berkepentingan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi dan asumsi serta pengelolaan risiko yang optimal. 7. Pemantauan dan Peninjauan (Monitoring and Review) a. Subdit Manajemen Risiko dan Mutu harus senantiasa memantau pelaksanaan Manajemen Risiko untuk memastikan bahwa semua risiko di lingkungan Perusahaan telah dikelola dengan baik. b. Risiko tidak selalu tetap namun bersifat dinamis, dimana risikorisiko baru dapat timbul dan prioritas risiko dapat berubah sejalan dengan terjadinya perubahan faktor eksternal maupun internal Perusahaan. c. Semua risiko dari hasil penilaian harus senantiasa dilakukan kaji ulang (review) oleh para pemilik risiko secara rutin dan reguler setiap 3 bulan sekali, namun dimungkinkan untuk dilaksanakan kaji ulang secara khusus sesuai dengan kebutuhan, dan apabila sewaktu-waktu ada perubahan untuk memperbaharui risk register yang ada.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. B. Saran Sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami bagaimana sebenarnya konsep dancara mengidentifikasi sebuah risiko, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan mempermudah kita dalam mengambil sebuah keputusan yang akan kita ambil dengan risiko yang paling kecil.

DAFTAR PUSTAKA Djohanputro, Bramantyo. 2008. Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM Manajemen. Fahmi, Irham. (2010). Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabet. Griffin, Ricky W. And Ronald J. Ebert. Business. New Jersey: Prentice Hall International, Inc., 1999. Hanafi, M. Mamduh. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta : universitas Terbuka

Related Documents


More Documents from "Selyna Catalia"