PENGAMBILAN KEPUTUSAN I
Nama Kelompok A: Nyoman Tryadi Kusuma Yudha (1707531030) Muhammad Bagas Rinaldi (1707531065) Ni Luh Putu Karlina Dewi (1707531079) Ni Putu Dewik Kristiani (1707531080) Ni Made Arika Wulandari (1707531081) Putu Krismawati Giri (1707531094) Ni Putu Anggie Krisnaningrum (1707531101) A.A Manik Purnama Dewi (1707531104) Ni Wayan Jesi Ulandari (1707531108) Herdianto Gurning (1707531110) Ariska Gayatri Darma Putri (1707531113)
Program Studi S1 Reguler Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 2018
KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah-Nya penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu
terlaksananya penulisan makalah ini hingga bisa tersusun dengan baik. Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa buku dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang pengambilan keputusan I. Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang.
Jimbaran, 20 Februari 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
......................
.................................................................................................................................... ii DAFTAR
ISI
.................................................................................................................................... iii Bab
I
Pendahuluan
.................................................................................................................................... 1 A. Latar
Belakang
........................................................................................................................ 1 B. Rumusan
Masalah
........................................................................................................................ 1 C. Tujuan ........................................................................................................................ 1 Bab
II
Pembahasan
.................................................................................................................................... 2 A. Pengertian
Pengambilan
Keputusan
........................................................................................................................ 2 B. Proses
Pengambilan
Keputusan ........................................................................................................................ 2
iii
C. Tipe-tipe
Keputusan
........................................................................................................................ 4 D. Manajer
sebagai
Pengambil
Keputusan
........................................................................................................................ 6 BAB
III
Penutup
.................................................................................................................................... 10 A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 11
BAB I PENDAHULUAN iv
A. Latar Belakang Kunci dari seorang manajer adalah mengambil keputusan. Kegiatan tersebut
memainkan
peranan
penting,
terutama
apabila
manajer
menjalankan fungsi perencanaan. Di dalam fungsi perencanaan, manajer menentukan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber dayasumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas tersebut. Manajemen membutuhkan Informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen pada setiap tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya. Keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan keputusan. Keputusan yang dihadapi mugnkin serupa dengan situasi yang pernah dialami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul. B. Rumusan Masalah 1. Apa saja tipe-tipe pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang manajer? 2. Bagimana proses pengambilan keputusan oleh seorang manajer? 3. Bagaimana peran manajer sebagai pengambil keputusan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui tipe-tipe pengambilan keputusan oleh seorang manajer 2. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan seorang manajer 3. Untuk mengetahui peran manajer sebagai pengambil keputusan
BAB II PEMBAHASAN 1
A. Pengertian Pengambilan Keputusan Kehidupan manajer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan keputusankeputusan untuk investasi, menaikkan harga jual, mengambil tindakan terhadap karyawan yang sering terlambat, pemilihan lokasi gudang baru yang harus dibangun, dan masalah-masalah besar atau kecil lainnya. Pembuatan keputusan menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Menurut Sandang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistemastis terhadap hakekat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. Menurut James A. F. Stoner, Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
B. Proses Pengambilan Keputusan Banyak manajer yang membuat keputusan dengan metoda-metoda informal untuk memberikan pedoman bagi mereka. Mereka juga dapat menggunakan wewenangnya dan membuat keputusan berdasarkan nasehat dari seorang ahli atau atasannya. Mereka dapat menggunakan pemikiran yang disebut a priori yaitu bahwa penyelesaian masalah yang paling baik dan jelas adalah yang paling benar. Tetapi hal itu tidak bisa berlaku disemua kasus. Ini karena tidak ada pendekatan pengambilan keputusan yang menjamin bahwa keputusan yang dibuat manajer selalu benar. Walaupun begitu ada beberapa dasar dalam pengambilan keputusan yaitu dengan dengan pendekatan yang rasional, intelektual, dan sistematik yang dianggap lebih berhasil dibanding pendekatan informal. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang dapat digunakan oleh para manajer :
2
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah Para manajer sering kesulitan dalam menghadapi masalah, bahkan hanya dapat mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Bila hal tersebut terjadi, manajer akan memperbaiki situasi dengan menemukan apa masalah sebenarnya serta menentukan masalah mana yang harus dan seharusnya dipecahkan. Untuk
mempermudah
hal
tersebut,
manajer
dapat
menggunakan beberapa cara seperti cara sistematik yaitu dengan menguji hubungan sebab-akibat, dengan mencari penyimpangan yang terjadi, dan dengan berkonsultasi pada pihak lain yang mampu memberi pandangan berbeda tentang masalah tersebut. 2. Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan Manajer harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapat informasi tersebut. Para manajer akan jarang memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, padahal mereka harus mempunyai informasi cukup agar dapat merumuskan penyelesaian. 3. Pengembangan Alternatif Pengembangan alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan
membuat
keputusan
terlalu
cepat
dan
memungkinkan pencapaian keputusan yang efektif. Namun manajer sering mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi karena mereka tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan pandangan sempurna. Dan Herbert Simon mengemukakan konsep pemuasan (satisficing) dalam masalah ini, yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih keputusan yang cukup baik walaupun bukan yang sempurna atau ideal. 4. Evaluasi Alternatif Manajer harus mengevaluasi pengembangan alternatif yang dibuat, ini untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas ini diukur dengan dua kriteria: apakah alternatif realistik bila
3
dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi serta seberapa baik alternatif membantu pemecahan masalah. 5. Pemilihan Alternatif Terbaik Alternatif dipilih berdasarkan jumlah informasi yang tersedia dari manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Sering juga merupakan suatu kompromi antara faktor yang dipertimbangkan. 6. Implementasi Keputusan Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar perintah. Manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Manajer perlu memperhatikan risiko ketidakpastian sebagai kosekuensi dibuatnya suatu keputusan. Manajer juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodik dan menyiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
7. Evaluasi Hasil Keputusan Implementasi keputusan harus selalu diawasi, apakah dilakukan dengan lancar dan memberi hasil yang diinginkan karena proses pengambilan keputusan bersifat kontinu atau berkelanjutan dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapi.
C. Tipe-Tipe Keputusan Pembuatan keputusan dapat diartikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Seorang manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian
4
keputusan yang banyak digunakan adalah dengan menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko, dan ketidakpastian. 1. Keputusan-Keputusan yang Diprogram (Pogrammed Decisions) Keputusan ini dibuat menurut kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Sebagai contoh, manajer tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi. Keputusan-keputusan yang diprogram ini dapat juga digunakan dalam penanganan masalah-masalah yang kompleks dan rumit seperti keputusan tentang menentukan besarnya persediaan unuk menjaga produk. 2. Keputusan-Keputusan yang Tidak Diprogram (Non-programmed Decisions) Keputusan ini berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogam. Seperti contohnya, penanganan lini produk yang jatuh di pasaran atau perbaikan hubungan masyarakat. Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan-keputusan yang diprorgam dan tidak diprogram. Kemajuan dalam pengembangan dan penggunaan peralatan-peralatan riset operasi telah terjadi sangat cepat selama dekade terakhir ini. Sejalan dengan perkembangan teknik-teknik pembuatan keputusan, efisiensi pemecahan masalah-masalah yang diprogram dan pemecahannya juga telah meningkat. Tipe-Tipe Keputusan Diprogram : keputusankeputusan rutin dan berulangulang.
Tradisional 1. Kebiasaan 2. Kegiatan rutin : prosedur-prosedur pengoperasian standar 3. Struktur organisasi
Modern 1. Teknik-teknik riset operasi : Analisis matematik; model-model Simulasi Komputer
5
Organisasi mengembangkan proses-proses khusus bagi penangannya. Tidak diprogram : keputusankeputusan sekali pakai, disusun tidak sehat, kebijaksanaan. Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum.
Pengharapan umum Sistem tujuan Saluran-saluran 1. Kebiakan intuisi dan kreativitas 2. Coba-coba 3. Seleksi dan latihan para pelaksanan
2. Pengolahan data elektronik
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada : 1. Latihan membuat keputusan 2. Penyusunan programprogram computer “heuristic”
Keputusan-keputusan dengan kepastian, risiko, dan ketidakpastian. Para manajer membuat keputusan-keputusan sekarang adalah bagi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan tujuan yang akan dicapai di waktu yang akan datang. 1. Dalam kondisi kepastian (certainty), para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya, dan dapat diukur sebagai dasar keputusan. Dalam kasus ini, situasi di waktu yang akan datang adalah dapat diperkirakan dengan pasti. 2. Dalam kondisi risiko (risk), manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia. 3. Dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty), manajer tidak mengetahui probabilitas, bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasilhasil. Kondisi-kondisi ketidapastian pada umumnya menyangkut keputusan-keputusan kritis dan paling menarik.
D. Manajer sebagai Pengambilan Keputusan Pembuatan keputusan merupakan hal yang penting terutama bagi manajer. Fakta bahwa hampir semua manajer terlibat dalam pembuatan keputusan tidak berarti keputusan selalu membutuhkan banyak waktu, kompleks. Hampir semua pembuatan keputusan bersifat rutin. Dan manajer juga membuat selusin keputusan rutin seperti ini setiap hari, misalnya karyawan mana yang akan bekerja pada shift minggu berikutnya, informasi apa yang harus dimasukkan ke dalam laporan, atau
6
bagaimana mengatasi keluhan pelanggan. Berikut ada tiga perspektif tentang bagaimana manajer mengambil keputusan. 1. Pembuatan keputusan: Rasionalitas Kita mengasumsikan bahwa pembuatan keputusan oleh manajer akan bersifat rasional, yaitu kita mengasumsikan bahwa mereka akan membuat pilihan yang logis dan konsisten untuk memaksimalkan nilai. Jadi, manajer mempunyai semua jenis sarana dan teknik untuk membantunya menjadi pembuat keputusan yang rasional. Asumsi bagi pengambil keputusan yaitu asumsi rasionalitas, diantaranya seperti: a. Pembuat keputusan yang rasional akan sangat objektif dan logis. b. Masalah yang dihadapi akan menjadi jernih dan tidak mendua, serta pembuat keputusan akan mempunyai tujuan yang jelas dan spesifik serta mengetahui semua atlernatif yang mungkin dan konsekuensinya. c. Pembuat keputusan yang rasional akan secara konsisten menghasilkan pemilihan alternatif yang memaksimalkan kemungkinan tercapainya tujuan tersebut.
2. Pembuatan keputusan: Rasionalitas Terikat Pembuat keputusan yang baik harus melakukan beberapa hal dan memperlihatkan perilaku pembuatan keputusan yang baik pada saat mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan alternatif, mengumpulkan informasi, dan bertindak tegas namun bijaksana. Apabila melakukan semua hal tersebut, manajer menunjukkan kepada yang lain bahwa mereka kompeten dan keputusannya adalah hasil dari pertimbangan inteligen. Konsep rasionalitas terikat menyatakan bahwa manajer membuat keputusan yang rasional namun terbatas (terikat) oleh kemampuannya memproses informasi. Karena mereka tidak mungkin menganalisis semua informasi tentang semua alternatif, manajer lebih tepat dikatakan memuaskan dan bukan memaksimalkan. Artinya, mereka menerima solusi yang “cukup baik.” Mereka rasional sebatas (ikatan) kemampuannya
7
memproses informasi. Misalnya, seseorang memilih yaitu ia mengambil jurusan keuangan dan pada saat lulus ia ingin bekerja sebagai perencana keuangan pribadi, dengan gaji minimal sebesar $35.000 dengan jarak 160 km dari tempat tinggalnya. Kemudian ia meneriman tawaran kerja sebagai analis kredit bisnispada sebuah bank yang jaraknya 80 km dari rumahnya dengan gaji awal sebesar $34.000. Jika ia telah berupaya mencari pekerjaan secara lebih komprehensif, ia akan menemukan pekerjaan sebagai perencana keuangan pribadi di perusahaan perwalian yang hanya berjarak 25 mil dari rumahnya dan bergaji awal sebesar $38.000. Ia bukan pengambil keputusan rasional yang baik karena ia tidak memaksimalkan keputusannya dengan mencari semua alternatif yang mungkin dan kemudian memilih yang terbaik. Akan tetapi, karena tawaran kerja pertama memuaskan (atau “cukup baik”), ia berperilaku dalam cara rasionalitas terikat dengan menerimanya. Sebagian besar keputusan tidak memenuhi asumsi rasionalitas sempurna, namun ingatlah bahwa pembuatan keputusan oleh manajer juga dipengaruhi oleh budaya organisasi, politik internal, pertimbangan daya, dan fenomena yang disebut eskalasi komitmen yaitu peningkatan komitmen terhadap keputusan sebelumnya walaupun ada bukti yang menyatakan bahwa keputusannya mungkin salah. Misalnya bencana pesawat ulang alik Challenger pada tahun 1986 digunakan sebagai contoh eskalasi komitmen. Pembuat keputusan memilih meluncurkan pesawat ulang alik saat itu walaupun keputusannya memilih dipertanyakan oleh beberapa individu yang percaya bahwa hal tersebut salah. Lalu kenapa pembuat keputusan meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang salah? Hal tersebut dikarenakan pembuat keputusan tidak mau mengakui kalau keputusan awal tersebut salah, jadi daripada mencari alternatif baru maka pembuat keputusan meningkatkan komitmen terhadap solusi awal. 3. Pembuatan keputusan: Peranan Intuisi Pembuatan keputusan intuisi adalah pembuatan keputusan yang didasarkan pada pengalaman, perasaan, dan akumulasi pertimbangan. Berikut lima aspek pembuatan keputusan intuisi:
8
Pembuatan keputusan intuisi dapat melengkapi baik pembuatan keputusan rasional maupun rasional terikat. Pertama, manajer yang berpengalaman dengan masalah atau situasi yang serupa sering kali dapat bertindak cepat dengan apa yang terlihat sebagai informasi yang terbatas karena pengalaman terdahulu. Selain itu, bahwa individu yang telah mengalami perasaan dan emosi yang mendalam ketika membuat keputusan sebenarnya mencapai kinerja pembuatan keputusan yang lebih tinggi, terutama jika mereka memahami perasaannya ketika membuat keputusan.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
9
Berdasarkan materi diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut keputusan merupakan. Terdapat beberapa dasar dalam pengambilan keputusan yaitu dengan dengan pendekatan yang rasional, intelektual, dan sistematik yang dianggap lebih berhasil dibanding pendekatan informal. Adapun tahapan – tahapan yang digunakan manajer dalam mengambil keputusan yaitu pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan dan analisis data yang relevan, pengembangan alternative, evaluasi alternative, pemilihan alternative terbaik, implementasi keputusan serta evaluasi hasil keputusan. Dalam hasil keputusan tersebut ada tipe-tipe keputusan berbeda yang diambil seorang manajer sesuai perbedaan kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan adalah dengan menentukan apakah keputusan – keputusan deprogram maupun keputusan – keputusan tidak diprogram. Pembuatan keputusan oleh manajer sifatnya rutin dan selalu membuat selusin keputusan rutin setiap harinya, maka dari itu terdapat 3 perspektif bagaimana manajer mengambil keputusan yaitu yang pertama pengambilan keputusan rasionalitas artinya membuat pilihan yang logis dan konsisten untuk memaksimalkan nilai, yang kedua pengambilan keputusan rasionalitas terikat artinya bahwa manajer membuat keputusan yang rasional namun terbatas (terikat) oleh kemampuannya memproses informasi, yang ketiga pengambilan keputusan peranan intuisi artinya pembuatan keputusan yang didasarkan pada pengalaman, perasaan, dan akumulasi pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA Handoko, T. Hani. 2017. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFEYOGYAKARTA.
10