Makalah Klp 4 Anggrek.docx

  • Uploaded by: Ziens
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Klp 4 Anggrek.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,137
  • Pages: 18
Makalah Tanaman Hias dan Biofarmaka

ANGGREK

KELOMPOK IV Nama

Kelas

: Zhalzha Natasya As Zhahra (G111 16 048) Nur Mujahidah

(G111 16 526)

Nur Yuliaindah

(G111 16 547)

: Budidaya Tanaman Hias dan Biofarmaka B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Kepopuleran anggrek sudah mendunia. Beberapa negara bahkan

menjadikannya sebagai bunga nasional di negaranya. Bunga anggrek sangat va riatif dan sangat memikat untuk dijadikan rangkaian bunga dan dekorasi ruangan pada hari-hari penting, misalnya upacara perkawinan, peres ian kantor, peringatan hari besar negara, dan lain-lain. Sekarang, kebutuhan pasar akan bunga anggrek semakin meningkat dengan maraknya pariwisata di Indonesia, terutama permintaan dari hotel dan perkantoran. Selain dari warnanya, anggrek mem punyai daya tarik yang lain, yaitu wangi yang khas. Berdasarkan hal ini pula, industri minyak wangi serta industri makanan dan minuman membuat campuran bahan dengan bau-bauan bunga anggrek. Keunggulan anggrek antara lain jenisnya beraneka ragam yang bisa menyebabkan warna bunga, bentuk, dan ukurannya beraneka ragam pula. Anggrek relatif mudah dirawat di bandingkan dengan jenis bunga lainnya, bahkan ada beberapa jenis anggrek bisa tumbuh hanya dengan digantungkan, sehingga anggrek tidak terlalu banyak membutuhkan ruangan. Tanaman anggrek dengan segala keunikannya yang memukau telah menarik perhatian para penggemar tanaman hias sejak dua abad yang lalu. Keindahan dan daya tarik anggrek terletak pada bentuk dan warna bunganya yang beraneka ragam. Selain itu anggrek juga mempunyai daya tahan bunga yang cukup lama jika dibandingkan dengan tanaman lain. Sifat-sifat bunga yang demikian ini menyebabkan anggrek banyak disenangi dan ditanam oleh para pengusaha tanaman hias maupun para penggemar anggrek. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih 5.000 spesies anggrek dari 20.000 sampai 30.000 spesies yang berasal dari 700-an genera yang tersebar di seluruh dunia. Terdapat sekitar 25.000 jenis anggrek yang telah dideskripsikan. Sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan pulau lainnya.

Anggrek spesies Indonesia sangat indah. Misalnya Vanda tricolor. Anggrek ini terdapat banyak di Jawa Barat, juga di hutan-hutan Kaliurang, Yogyakarta. Vanda hookeriana, yang berasal dari Sumatra, memiliki bunga bernarna ungu berbintik-bintik sangat menarik. Spesies Indonesia lainnya adalah Larat atau Dendrobium phalaenopsis, juga anggrek bulan atau Phalaenopsis amabilis, dan yang tidak kalah menarik adalah Vanda daeri. Anggrek-anggrek spesies Indonesia ini sangat dikenal luas dan merupakan anggrek yang bagus sebagai bahan persilangan. Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT. 1.2 Rumusan Masalah 1. Mengetahui asal mula, ekologi dan persebaran tanaman anggrek 2. Mengetahui budidaya tanaman anggrek dan cara perbanyakannya 3. Mengatahui panen dan pasca panen anggrek 4. Mengatahui hama dan penyakit tanaman anggrek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Asal Tanaman Anggrek Anggrek sudah dikenal dalam sejarah Cina sejak 3000 tahun yang lalu.

Beberapa negara menobatkan bunga anggrek sebagai bunga kebangsaannya. Sebagai contoh, Guatemala menempatkan anggrek Lysate skinneri varietas Alba sebagai bunga nasional, sementara Republik Panama menobatkan Presteria elata. Lambang kerajaan Minnesota di benua Amerika dulu kala juga bunga anggrek. Vanda Miss Joaquim di jadikan sebagai bunga nasional Singapura. Vanda tersebut sebenarnya merupakan hasil persilangan, yakni antara Vanda hookeriana dengan Vanda teres. Indonesia juga mengangkat anggrek Phalaenopsis amabilis sebagai bunga nasional (Purwanto, 2016). Tanaman Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae (keluarga anggrek). Di dunia ini terdapat lebih kurang 25.000 jenis anggrek, dan sekitar 5.000 jenis di antaranya terdapat di Indonesia. Dari 5.000 jenis tersebut, Tanaman anggrek di Pulau Sumatra terdapat 1.118 jenis, Pulau Jawa 731 jenis, Pulau Kalimantan (Borneo) ± 2.500 jenis, Pulau Sulawesi dan Maluku 817 jenis, dan Pulau Papua yang jumlahnya lebih dari 3.000 jenis (Purwanto, 2016). 2.2

Ekologi Tanaman Anggrek Penyebaran anggrek sangat luas, mulai daerah Arktik (kutub utara) sampai

di Antartika (kutub selatan). Anggrek tumbuh bagus di hutan-hutan tropis di bawah pohonpohon yang lebat, hidup epifit menempel pada batang dan dahan pohon. Anggrek juga hidup di atas tanah yang kaya akan sampah atau dedaunan yang telah berubah menjadi humus. Anggrek juga ditemui hidup di bebatuan pegunungan, dengan akar menempel pada batu dan rekahannya. Beberapa spesies anggrek tumbuh di padang rumput, daerah rawa, hutan bakau (mangrove), dan bahkan di tepian padang pasir. Kondisi habitat asli anggrek yang berbeda-beda inilah yang akan membuat penampilan anggrek alam sangat bervariasi baik dari segi bentuk, tipe, dan ukuran (Purwanto, 2016). Berdasarkan habitatnya tanaman anggrek dibagi dalam 2 golongan yaitu epifit dan terestrial. Anggrek epifit adalah anggrek yang hidup menumpang pada batang pohon atau sejenisnya, namun tidak merugikan tanaman yang

ditumpanginya dan membutuhkan naungan. Anggrek terestrial adalah anggrek yang hidup dan tumbuh di atas permukaan tanah dan membutuhkan cahaya atau sinar matahari langsung (Widiastoety, 2015). Apabila kita pergi ke hutan-hutan atau ke pegunungan dengan beratus-ratus atau bahkan beribu-ribu tanaman, kemungkinan di antaranya kita temui suatu jenis anggrek ang belum dikenal orang sama sekali. Banyak di antara jenis tanaman bukan anggrek memiliki bunga, batang, atau daun menyerupai anggrek. Alangkah menyesalnya seandainya dari hutan yang jauh itu kita bermaksud mengambil tanaman anggrek yang berbunga bagus, tetapi ternyata setelah diklasifikasi, tanaman tersebut dinyatakan sebagai tanaman jenis lily. Bunga anggrek dan lily hampir sama, sekilas tampak mirip (Purwanto, 2016). 2.3

Morfologi Anggrek Seperti tanaman lainnya, tanaman anggrek juga terdiri atas akar, batang,

daun, bunga dan buah. Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman lainnya terdapat pada bentuk bunganya. Menurut Putra (2009) Berikut ini beberapa ciri khas tanaman anggrek : 1.

Akar Akar anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada

media tanamnya. Akar anggrek epifit memiliki lapisan velamen yang berongga, dimana lapisan ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon atau pada media tanam anggrek. Dibawah lapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit memiliki beberapa rambut pendek bahkan ada yang nyaris tak berambut. Pada anggrek terrestrial (jenis anggrek tanah), akarnya memiliki rambut yang cukup panjang dan rapat yang berfungsi untuk menyerap air dan zat organik yang ada di tanah. 2.

Batang Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi

dua tipe, yakni tipe simpodial dan monopodial. Anggrek simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama. Bunganya keluar dari ujung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru berikutnya. Hanya anggrek jenis Dendrobium yang berbunga lewat sisi-sisi

batangnya. Contoh anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium, Cattleya, Oncidium, dan Cymbidium. Biasanya anggrek tipe simpodial ini bersifat epifit. Sedangkan untuk anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang pertumbuhan batangnya lurus ke atas pada satu batang tanpa batas. Bunganya keluar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial ini adalah Vanda, Arachnis, Renanthera, Phalaenopsis, dan Aerides. 3.

Daun Pada tanaman anggrek, bentuk daun sangat tergantung dari jenisnya.

Beberapa bentuk daun anggrek adalah sebagai berikut : a. Bentuk silindris. Bentuk daunnya panjang dan tumpul mirip pensil. Daun seperti ini dijumpai pada anggrek “Vanda potlod” atau “Vanda hookeriana”. b. Bentuk talang. Helaian daun yang kiri dan kanan membentuk sudut, sehingga bentuk daunnya menyerupai talang. Anggrek jenis Aerides, Ascocentrum, Rhynchostylis adalah sebagian jenis anggrek yang memiliki bentuk daun menyerupai talang. c. Bentuk sendok. Bentuk daunnya lonjong dan memanjang serta relatif tidak ada lekukan (datar). Daun seperti ini bias dilihat pada jenis anggrek Cattleya atau Bulbophyllum. d. Bentuk daun bertunggangan. Daun mengimpit batang atau bagian pangkal daun diatasnya. Bentuk helaian daunya melebar kearah ujung. Bentuk daun yang bertunggangan ini terjapada anggrek Phalaenopsis dan Oberonia. 4.

Bunga Bunga pada tanaman anggrek umumnya memiliki tiga buah sepalum atau

daun kelopak bunga. Satu buah sepalum yang terletak di punggung dinamakan daun kelopak punggung atau sepalum dorsal. Dua lainnya dinamakan daun kelopak samping atau sepala literalia. Daun mahkota atau petala pada tanaman anggrek berjumlah dua. Letak antara petala yakni berseling dengan sepala, dimana di antara kedua petala itu terdapat bagian yang dinamakan petalum atau bibir bunga. Pada pusat bunga terdapat suatu alat yang berfungsi sebagai alat

kelamin jantan dan betina, yang menjadi satu bagian. Alat kelamin jantan dinamakan stemona atau benang sari, sedangkan alat kelamin betina dinamakan tangkai putik atau gynosteminum. 5.

Buah Tanaman anggrek juga dapat menghasilkan buah, tentunya setelah melewati

masa persilangan. Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, maka anta 3-9 bulan kemudian muncullah buah yang sudah tua. Kematangan buah anggrek sangat tergantung pada jenis anggreknya itu sendiri. Misalnya, pada anggrek Dendrobium, buahnya akan matang dalam umur 3-4 bulan. Pada anggrek Vanda, umumnya buah akan matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek Cattleya, buah baru matang setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan buah lentera. Artinya yakni buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan di ujung atau pangkal buahnya. Bentuk buah anggrek ini berbedabeda setiap jenisnya. Khusus untuk anggrek Phalaenopsis amabilis, memiliki bentuk akar non berambut dan termasuk anggrek epifit, berbatang monopodial, bentuk daun bertunggangan dan memiliki bunga yang kecil dan unik. 2.4

Budidaya Anggrek

2.4.1 Syarat Pertumbuhan 1. Iklim a. Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. b. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek. c. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidakdianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng). d. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.

2. Media Tanam Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu: a. Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari: Serat Pakis yang telah digodok, Kulit kayu yang dibuang getahnya, Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu, Ijuk, Potongan batang pohon enau. Arang kayu Pecahan genting/batu bata. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya. Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan. b. Media untuk anggrek Terrestria. Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam,pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya. c. Media untuk anggrek semi Terrestria. Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media

pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan

lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakai adalah 5,2. 3. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: a. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl) Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30oC pada siang hari, 21o C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah Dendrobium phalaenopsis, Onchidium Papillo, Phaphilopedillum Bellatum. b. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl). Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21oC dan 15–21oC, pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl. c. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl). Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15–21oC di siang hari dan 9–15oC pada malam hari, dengan ketinggian ≥1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

2.4.2 Pedoman Budidaya Menurut Purwanto, (2016) Teknik dan pedoman budidaya anggrek adala sebagai berikut : 1. Pembibitan a. Persyaratan Bibit Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah. b. Penyebaran Biji Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih. Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali). Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi diatas spritus kemudian ditutup kembali. 2. Teknik Penyemaian Benih a. Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain. b. Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat. c. Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.

d. Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas). e. Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrekbiasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu: Ca(NO3)2H2O : 1,00 gr, KH2PO4 : 0,25 gram, MgSO47H2O : 0,25 gram, (NH4)2SO4 : 0,25 gram, Saccharose : 20 gram, FeSO4 4H2O : 0,25 gram, MnSO4 : 0,0075 gram, Agar-agar : 15–17,5 gram dan Aquadest : 1000 cc. f. Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110o C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna. 3. Pemindahan Bibit Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar.Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin,streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam. 4. Pemindahan dari Pot Penyemaian Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanansampai 1 cm di bawah tepi pot.

5. Pengolahan Media Tanam Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan: a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot. b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam. Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapi batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian. 6. Teknik Penanaman Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, misalnya yaitu untuk Anggrek Ephytis alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara. 7.

Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman. Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah. 2) Penyiangan. Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek. 3) Pemupukan. Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu: Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K dengan Perbandingan N:P:K=6:3:1. Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size)

dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K. Serta Pemupukan untuk ukuran berbunga. Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. 4) Pengairan dan Penyiraman. Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram, Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan 8.

Panen Menurut Wiraatmaja, (2016), kriteria panen anggrek adalah sebagai berikut :

1) Ciri dan Umur Tanaman Berbunga. Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman anggrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai 2) Cara Pemetikan Bunga. Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih. 3) Prakiraan Produksi. Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai. 9.

Pasca Panen

1) Pengumpulan. Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk: Tanaman muda untuk bibit, Tanaman dewasa untuk tanaman hias dan Bunga potong. Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar 2) Penyortiran dan Penggolongan. Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuran bunga dengan

maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya. 3) Penyimpanan. Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43oC) selama 2 jam. Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 0–5oC. 4) Pengemasan dan Pengangkutan. Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak melalui cara: a) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai. b) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm. c) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet gelang. d) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang sampai cukup padat. e) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape. 2.5

Hama Penyakit Tanaman Anggrek Menurut Nugroho (2009, beberapa jenis hama pada tanaman anggrek adalah

sebagai berikut: 1. Tungau Tungau atau mites merupakan kerabat dari serangga. Ukurannya sangat kecil, yaitu sekitar 0,2 mm. Contoh tungau yaitu Tennuipalvus orchidarum Parf. dan Pseudoleptus vandergooti. Pada umumnya, hama ini terdapat dibagian permukaan atas dan bawah daun. Hama tersebut menghisap cairan dalam jaringan tanaman sehingga daun tampak berkeriput. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida atau akarisida seperti Dicofan dan Dursban. Dosisnya sekitar 0,1-0,2 % atau sesuai

2. Trips (Dichromothrips smithi) Tanaman anggrek yang terserang trips akan mengalami gangguan pertumbuhan. Daunnya berubah bentuk dan berwarna keperakan yang disertai dengan gugurnya kuntum bunga. Tanaman anggrek yang terserang trips dengan bercak-bercak abu-abu kehitaman pada daun. Hama ini dapat menyerang anggrek di pembibitan. Trips dapat diberantas dengan insektisida xiii seperti Kelthane, Curacron dan Supracide. Dosisnya sekitar 0,1-0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan. 3. Kepik (Mertila malayensis) Tanaman anggrek yang terserang kepik ditandai dengan bintik-bintik pada daun. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Supracide, Kalthane dan Decis. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan 4. Kutu tempurung (Aspidiotus sp) Kutu tempurung berwarna merah kecoklatan. Kutu tersebut umumnya menempel pada daun sehingga daun terlihat seperti bersisik. Kadang kala kutu menempel pada batang. Kutu ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Diazinon, Hostathion dan Kelthane dengan dosis 0,2% atau sesuai anjuran pada kemasan. 5. Kutu perisai (Parlatoria proteus) Kutu ini biasanya bersembunyi di bagian bawah permukaan daun. Daun tanaman anggrek yang terserang kutu ini berwarna kuning kecoklatan dan akhirnya berguguran. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Supracide, Curacron dan Decis. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan. 6. Kumbang gajah (Orchidophilus aterrimus) Kumbang gajah memakan bagian epidermis ujung atau pucuk tanaman. Bila serangannya sampai pada titik tumbuh (meristem) maka terjadi kematian pucuk. Kumbang ini juga memakan bagian tanaman lainnya seperti primordial bunga dan tunas muda. Biasanya kumbang ini bersembunyi di antara helaian daun muda. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Spontan, Curater dan Dharmofur. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan.

7. Kumbang kuning Kumbang kuning terdapat pada daun dan memakan daun anggrek. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Supracide, Demacide dan Dursban. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan. 8. Kumbang hitam (Gonophora xantholema) Kumbang ini berwarna hitam dengan bintik-bintik jingga. Larva kumbang ini mendapatkan makanan dengan cara menggorok daun sehingga daun terlihat transparan. Hama ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Supracide, Kalthane dan Diazinon. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan. 9. Ulat (Chiliaria othona) Daun, kuncup bunga, Bunga, atau tunas yang terserang ulat akan tampak bekas gigitan dibagian tepi atau pinggirnya. Ulat ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Curacron, Regent dan Hostation. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan. 10. Semut Semut biasanya bersembunyi di pangkal batang atau didalam dan dibawah pot. Semut mengerumuni kuncup bunga dan tunas muda secara berkelompok dengan meninggalkan bekas luka pada bagian-bagian tersebut. Semut ini sebagai sumber pembawa kutu putih yang merupakan pengganggu bagi tanaman. Semut ini dapat diberantas dengan insektisida, misalnya Supracide dan Sevin. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan. ( J. Situmorang, 1992 ). Menurut Nugroho (2009), beberapa jenis penyakit pada tanaman anggrek adalah sebagai berikut: 1. Layu Penyakit layu disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii. Patogen ini banyak meyerang anggrek terestrial seperti Vanda beserta kerabatnya. Gejala yang ditimbulkan yaitu layu yang diawali dengan terhambatnya pertumbuhan tanaman, lalu daun-daun menguning. Patogen ini dapat diberantas dengan fungisida seperti Benlate, Dithane dan Physan atau Phycosan. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran

2. Busuk lunak Penyakit busuk lunak disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora dan Erwinia chrysanthemi. Bakteri ini menyerang semua jenis anggrek, terutama pada jaringan lunak dan luka bekas gigitan. Patogen ini menular ke tanaman lainnya melalui percikan air dan serangga. Gejala tanaman yang terserang ditandai dengan adanya pembusukan yang disertai bau yang tidak enak. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan bakterisida seperti Agrept, Physan, Kasumin dan Na-hipoclorit 3. Bercak daun Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Cercospora dendrobii, Cercospora epipactis, dan Cercospora odontoglossi. Cendawan ini menyerang hampir pada semua anggrek. Tanaman yang terserang ditandai dengan adanya bintik-bintik kuning yang cekung di permukaan bawah daun. Bercak-bercak tersebut berkembang keseluruh permukaan daun dan berubah warnanya menjadi kehitaman. Semakin lama daun menjadi gugur dan kering. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan fungisida, seperti Benlate, Dithane dan Kasumiran. 4. Bercak antraknosa Penyakit bercak antraknosa disebabkan oleh cendawan Collectotrichum gloeosporium. Gejala yang ditimbulkan berupa bercak-bercak bulat cekung pada daun. Bercak coklat yang tidak teratur dengan bagian tengah berwarna merah muda. Pemberantasannya dengan fungisida, Benlate, Dithane dan Antracol. Dosisnya 0,2 % atau sesuai anjuran yang tertulis pada kemasan. 5. Bercak bunga Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Botrytis cinerea. Tanaman yang terserang ditandai dengan adanya bercak coklat yang tepinya dikelilingi warna merah muda pada sepal dan petal. Bila serangan telah berkembang lebih lanjut, bunga akan menjadi busuk. Pemberantasannya dengan fungisida, Benlate, Cupravit dan Antracol. 6. Bercak memanjang Penyakit bercak memenjang disebabkan oleh cendawan Botryodiplodia sp. Tanaman yang terserang ditandai dengan adanya bercak-bercak memenjang berwarna coklat sampai hitam pada bagian daun dan batang. Pemberantasannya dengan fungisida, Manzate, Score dan Daconil. Dosisnya 0,2 %

BAB III PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Tanaman Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae (keluarga anggrek). Di dunia ini terdapat lebih kurang 25.000 jenis anggrek, dan sekitar 5.000 jenis di antaranya terdapat di Indonesia. 2. Teknik dan pedoman budidaya anggrek mulai dari pembibitan, penyemaian, pembuatan media, pemindahan bibit ke dalam pot, sampai panen dan pasaca panen. 3. Hama dan penyakit tanaman anggrek dapat di atasi dengan penggunaan fungisida, bakterisida, dan jenis pestisida lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Nugroho E. 2009. Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Anggrek di Widoro Kandang Yogyakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Purwanto, A. W. 2016. Anggrek Budidaya dan perbanyakan. LPPM UPN Veteran Yogyakarta Press. Putra, V. H. 2009. Budidaya dan Prospek Pemasaran Anggrek Bulan Lokal (Phalaenopsis amabilis) di Kebun Anggrek Widorokandang Yogyakarta. Universitas Sebelas Maret Yogyakarta. Widiastoety, 2015. Budidaya Anggrek. Balai Penelitian Tanaman Unhas. Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta : Kanisius. Situmorang, J. 1992. Hama dan Penyakit Anggrek dan Penanggulangannya. UGM Press. Yogyakarta. Widiastoety, 2015. Budidaya Anggrek. Balai Penelitian Tanaman Hias. Wiraatmaja, 2016. Teknologi Budidaya Tanaman Hias. Bahan Ajar. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Unud

Related Documents

Makalah Klp 4 Anggrek.docx
November 2019 21
Makalah Tsk Klp
April 2020 21
Makalah Klp 3.docx
May 2020 32
Makalah Klp 6.docx
December 2019 29

More Documents from "rifka annisa"

Makalah Klp 4 Anggrek.docx
November 2019 21
Budidaya Tanaman Rempah.docx
November 2019 16