BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang dikeluarkan, dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam sektor pengelolaan rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan medik dan perawatan merupakan sub sistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat individual (Depkes, 2002). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat,
dan
menjadi
tenaga
perawat
yang
professional.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan
fokus
utama
keperawatan
Indonesia
dalam
proses
profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005).
1
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002). Berdasarkan manajemen keperawatan yang dilaksanakan maka perlu dilakukan membuat laporan kerja yang melaksanakan suatu perencanaan atau program kerja.
1.2
Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari laporan kerja ? 2. Apa tujuan dari pembuatan laporan kerja? 3. Apa manfaat laporan kerja? 4. Bagaimana prinsip pembuatan laporan kerja? 5. Bagaimana prinsip pendokumentasian? 6. Bagaimana pedoman alur dan kriteria laporan kerja? 7. Bagaimana tipologi pelaporan dalam keperawatan ?
1.3
Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa itu laporan kerja
2
2. Untuk mengetahui tujuan pembuatan laporan kerja 3. Untuk mengetahui manfaat laporan kerja 4. Untuk mengetahui prinsip pembuatan laporan kerja 5. Untuk mengetahui prinsip dari pendokumentasian 6. Untuk mengetahui pedoman dari alur dan kriteria laporan kerja 7. Untuk
mengetahui
bagaimana
tipologi
pelaporan
dalam
keperawatan
1.4
Manfaat Penulisan a. Manfaat Teoritis Secara teoritis makalah ini dapat menambah wawasan atau pengetahuan pembaca mengenai pembuatan laporan kerja b. Manfaat Praktis Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan seharihari, khususnya untuk pembuatan laporan kerja dan agar mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan cara melaporkan kegiatan hasil kerja yag dilakukan baik individu dan kelompok atau tim.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Pengertian Laporan Kerja Laporan kerja adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan untuk informasi yang dibutuhkan, berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor telah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Laporan kerja adalah informasi dari seorang petugas atau pejabat kepada petugas atau pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Laporan kerja juga merupakan informasi yang didukung oleh data-data yang lengkap dan sesuai dengan fakta yang terjadi. Data harus disusun sedemikian rupa sehingga bisa dipercaya dan mudah untuk di pahami. Berdasarkan pengertian di atas jadi pelaporan kerja adalah salah satu komponen dari dokumentasi keperawatan. Pelaporan memberi ringkasan tentang aktivitas atas pengamatan yang dilihat, dilakukan atau didengar. Dengan pelaporan, perawat dapat mengkomunikasikan informasi tentang klien sehingga semua anggota tim dapat membuat keputusan terbaik tentang klien dan perawatan mereka. Pencatatan dan pelaporan menurut Potter dan Perry, yaitu : 1. Komunikasi Sebagai alat komunikasi yang efektif antar petugas kesehatan sehingga kesinambungan informasi dan upaya pelayanan kesehatan dapat tercapai. 2. Pendidikan
4
Sebagai informasi tentang gambaran penyakit atau masalah kesehatan dan pemecahannya. 3. Pengalokasian Dana Dapat digunakan untuk merencanakan tindakan dan kegiatan yang tepat dengan dana yang tersedia. 4. Evaluasi Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap hasil intervensi yang diberikan. 5. Dokumen Yang Sah Sebagai bukti nyata dan legal yang dapat digunakan bila didapatkan adanya penyimpangan serta bila diperlukan untuk keperluan pengadilan. 6. Jaminan Mutu Dapat memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap mutu layanan kesehatan yang diberikan. 7. Penelitian Merupakan sumber data yang sangat bemanfaat untuk kepentingan penelitian atau riset. 8. Analisis Merupakan dasar analisis masalah kesehatan pada individu, keluarga maupun masyarakat. 9. Feed Back Dapat digunakan sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 2.2
Tujuan Pembuatan Laporan Kerja Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada seseorang ataupun kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan, harus singkat, yang mencakup informasi yang berhubungan, tetapi bukan detail yang tidak berhubungan. Selain laporan pergantian sip dan laporan telepon, pelaporan juga dapat mencakup pencapaian informasi atau ide
5
dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain tentang beberapa aspek perawatan klien (Hidayat, 2002). 1.
Mengenal pasti masalah
2.
Memberikan maklumat dan fakta
3.
Mencadangkan penyelesaian
4.
Mencadangkan tindakan yang perlu dilakukan
5.
Membuat kesimpulan
6.
Menilai sesuatu penyelidikan atau aktiviti
7. Membuat rekod sesuatu peristiwa 8. Menganalisi aktiviti perniagaan 9. Mensintesis sesuatu pelan tindakan 10. Menghuraikan sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan dll.
2.3
Manfaat Laporan Kerja Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk : 1. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan. 2. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya. 3. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan. 4. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lainlain. Adapun manfaat dokumentasi menurut Allen (1998) antara lain: a. Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan tim kesehatan lain b. Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik. c. Sebagian dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan. Tueng (1996) menambahkan, dengan: 1.
Untuk menghindari pemutarbalikan fakta.
2.
Untuk mencegah kehilangan informasi.
3.
Agar dapat dipelajari perawat lain.
6
2.4
Prinsip Pembuatan Laporan Kerja 1. Lengkap Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap. 2. Jelas Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif. 3. Benar dan akurat Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan. 4. Sistematis Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa. 5. Objektif Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu. 6. Tepat waktu Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.
2.5
Prinsip-prinsip dokumentasi menurut AIlen (1998), yaitu: 1.
Tersedia format untuk dokumentasi.
2.
Dokumentasi dilakukan oleh orang yang melakukan tindakan atau mengobservasi langsung.
3.
Dokumentasi dibuat segera setelah melakukan tindakan.
7
4.
Catatan dibuat kronologis.
5.
Penulisan singkatan dilakukan secara umum.
6.
Mencantumkan tanggal, waktu tanda tangan, dan inisial penulis.
7.
Dokumentasi akurat, benar, komplit jelas, dapat dibaca dan ditulis dengan tinta.
8.
Tidak dibenarkan menghapus tulisan pada catatan menggunakan tip-ex. penghapus tinta atau bahan lainnya.
2.6
Pedoman Alur dan Kriteria Laporan Kerja Pelaporan menurut (Hidayat, 2002) yang akan disampaikan harus memiliki pedoman sebagai berikut: a.
Mulai dengan nama klien dalam pelaporan
b.
Laporkan hanya informasi yang penting, tidak mencakup data yang relevan
c.
Informasi jelas Jika melaporkan klien, maka informasinya mencakup data pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.
Dalam pelaporan dokumentasi keperawatan harus tersusun dengan baik dan harus memiliki kriteria serta syarat sebagai berikut: 1. Accurancy (ketepatan) Informasi yang didapat harus tepat. Perawat tidak boleh mencacat apa yang ia pikirkan atau apa yang diuraikan oleh perawat lain tetapi hanya hasil observasi. Sebagai akhir catatan ada tanda tangan dan nama jelas perawat. 2. Conciseness (ringkas) Komunikasi yang ringkas akan mudah dimengerti untuk semua informasi dan tidak akan membosankan setiap penerima informasi. 3. Thoroughness (kesempurnaan atau ketelitian) Kesempurnaan data dan ketelitian diharuskan untuk memudahkan penginformasian data.
8
4. Currentness (terbaru) Dalam pencatatan, data yang ada segera dicatat dan dipilih datadata yang penting. 5. Organization Data merupakan isi informasi yang terorganisasi dalam pengkajian yang didapat dari keluhan klien atau intruksi dokter yang merupakan satu kesatuan dalam pengkajian. 6. Confidentiality (rahasia) Informasi yang didapat dari klien akurat dan perawat dapat menjaga atau melindungi rahasia klien.
2.7
Tipologi Pelaporan dalam Keperawatan Macam-macam pelaporan dalam keperawatan, yaitu : 1.
Laporan Pergantian Sif Laporan pergantian sif adalah laporan yang diberikan kepada semua perawat pada sif berikutnya. Tujuannya adalah memberikan kontinuitas asuhan kepada klien dengan memberikan pemberi asuhan yang baru ringkasan cepat tentang kebutuhan klien dan detail keperawatan yang akan diberikan.Laporan pergantian sif dapat berupa tulisan atau diberikan melalui lisan, baik melalui pertukaran langsung atau pencatatan audio tape. Laporan langsung memungkinkan pendengar untuk mengajukan pertanyaan selama pelaporan, laporan tertulis dan laporan tape rekorder sering kali lebih singkat dan tidak memakan waktu. Laporan kadang kala diberikan disamping tempat tidur dan klien juga perawat dapat berpartisipasi dalam pertukaran informasi.
2.
Laporan Lewat Telepon Profesional kesehatan sering kali melaporkan tentang klien melalui telepon. Perawat menginformasikan dokter tentang perubahan kondisi klien, perawat melaporkan kepada perawat di unit lain tentang klien yang dipindahkan.Perawat yang menerima laporan telepon harus mendokumentasikan tanggal dan waktu, 9
nama orang yang diberikan informasi, dan subjek informasi yang diterima, serta menandatangani notasi. Jika ada keraguan tentang informasi yang diberikan melalui telepon, orang yang menerima informasi harus mengulangi informasi kembali kepada pengirim untuk memastikan akurasi. Ketika memberikan laporan telepon kepada dokter, penting sekali perawat menyampaikan laporan dengan singkat dan akurat. Mulai dengan nama dan hubungan dengan klien. Laporan telepon biasanya mencakup nama klien dan diagnosis medis, perubahan dalam pengkajian keperawatan, tandatanda vital yang berhubungan dengan tanda-tanda vital dasar, data laboratorium yang signifikan, dan intervensi keperawatan yang berhubungan. Perawat harus menyiapkan catatan klien untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada dokter. Setelah pelaporan, perawat harus mendokumentasikan tanggal, waktu, dan isi berita. 3.
Instruksi Lewat Telepon Kebanyakan instansi memiliki kebijakan khusus tentang instruksi lewat telepon. Banyak instansi hanya mengijinkan perawat terdaftar untuk menerima instruksi lewat telepon. Ketika tim medis lain memberikan instruksi : a.
Tulis dan ulangi kembai instruksi tersebut untuk memastikan akurasi.
b.
Tanyakan setiap instruksi yang ambigu, tidak lazim atau kontraindikasi dengan kondisi klien.
c.
Tuliskan instruksi pada lembar instruksi, yang menunjukan instruksi sebagai instruksi verbal (VO) atau instruksi telepon (TO).
d.
Setelah instruksi dituliskan pada lembar instruksi, instruksi harus ditanda tangani oleh pemberi intruksi dalam periode waktu yang diatur oleh kebijakan instansi.
10
4.
Laporan Pemindahan Klien Laporan pemindahan klien mencakup komunikasi tentang informasi mengenai klien dari perawat unit pengirim ke perawat unit penerima. Yaitu ketika klien dipindahkan dari unit satu ke unit yang lainnya untuk mendapatkan tingkat keperawatan yang berbeda. Laporan pemindahan klien dapat dimulai melalui telepon atau langsung pada orang yang bersangkutan. Informasi yang termasuk dalam laporan pemindahan klien antara lain: a.
Nama klien, usia, dokter primer, dan diagnosis medis.
b.
Ringkasan kemajuan medis sampai waktu pemindahan.
c.
Status kesehatan terakhir (fisik dan psikologis).
d.
Diagnosa keperawatan terakhir atau masalah dan rencana keperawatan.
e.
Segala pengkajian atau intervensi penting yang harus segera dilakukan setelah pemindahan (membantu perawat penerima untuk menetapkan prioritas asuhan).
f.
Segala pertimbangan spesifik, seperti status isolasi atau status resusitasi.
g.
Kebutuhan peralatan khusus.
h.
Setelah perawat pengirim melengkapi laporan pemindahan, perawat
penerima
harus
menyediakan
waktu
untuk
mengajukan pertanyaan tentang status klien. 5. Laporan Kecelakaan Kecelakaan adalah segala peristiwa yang terjadi tidak sesuai dengan aktivitas rutin unit perawatan kesehatan atau perawat rutin dari klien. Klien, pengunjung, atau tenaga kerja dapat beresiko ketika sesuatu yang tidak lazim terjadi dalam bidang keperawatan. Oleh karena itu, laporan kecelakaan dapat membantu mengidentifikasi kecenderungan resiko tinggi dalam asuhan keperawatan atau aktivitas keseharian unit yang membutuhkan perbaikan.
11
Ketika terjadi kecelakaan, perawat yang terlibat dalam kecelakaan atau perawat yang menyaksikan kecelakaan harus mengisi laporan kecelakaan. Laporan harus dilengkapi meskipun cedera tidak terjadi atau tidak tampak. Ketika klien atau pengunjung terlibat dalam suatu kecelakaan, perawat yang menyaksikan kecelakaan melakukan tindakan untuk menyingkirkan individu dari resiko dan kemudian mulai melaporkan kecelakaan dengan menggambarkan rinciannya. Dokter akan memeriksa individu untuk menentukan apakah telah terjadi cedera. Jika terjadi cedera, dokter mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan temuan dalam catatan medis klien. Perawat hanya mendokumentasikan deskripsi objektif tentang apa yang telah terjadi dan tindak lanjut yang telah dilakukan. Perawat melaporkan apa yang sebenarnya disaksikan. Suatu laporan kecelakaan harus ringkas dan akurat, melaporkan apa yang benar-benar disaksikan oleh perawat dan dituliskan sejalan dengan perawatan. Perawat tidak menguraikan dalam catatan medis bahwa suatu laporan insidens telah disiapkan. Ketika perawat sebagai korban
kecelakaan,
perawat
harus
melaporkan
secara
rinci
kecelakaan dan kemudian mencari bantuan medis sesuai dengan kebijakan institusi. 6. Konferensi Rencana Asuhan Konferensi rencana asuhan adalah pertemuan sekelompok perawat untuk mendiskusikan kemungkinan solusi terhadap masalah tertentu seorang klien, misalnya, ketidakmampuan untuk mengatasi perstiwa atau kemajuan kurang untuk pencapaian tujuan. Konferensi rencana asuhan memberikan setiap perawat kesempatan untuk memberikan opini tentang kemungkinan solusi masalah. Profesional kesehatan lain mungkin diundang untuk menghadiri konferensi guna memberikan keahlian mereka. Konferensi rencana asuhan paling efektif ketika terbangun suasana
yang
saling
menghargai
12
yakni,
penerimaan
tanpa
menghakimi terhadap orang lain walaupun nilai, opini, dan keyakinan mereka mungkin tampak berbeda. Perawat harus menerima
dan
menghormati
setiap
kontribusi
individu,
mendengarkan dengan pikiran terbuka tentang apa yang orang lain katakan walaupun tidak sepakat.
13
BAB II PENUTUP 3.1
Simpulan Laporan kerja adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.Laporan kerja adalah informasi dari seorang petugas atau pejabat kepada petugas atau pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Laporan kerja juga merupakan informasi yang didukung oleh data-data yang lengkap dan sesuai dengan fakta yang terjadi. Data harus disusun sedemikian rupa sehingga bisa dipercaya dan mudah untuk di pahami. Pencacatan dan pelaporan mencakup komunikasi, pendidikan, pengalokasian dana, evaluasi, dokumen yang sah, jaminan mutu, penelitian, analisis, feed back. Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada seseorang ataupun kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan, harus singkat, yang mencakup informasi yang berhubungan, tetapi bukan detail yang tidak berhubungan adapun manfaat komunikasi adalah Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan tim kesehatan lain, sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik, sebagian dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan. Prinsip pembuatan laporan kerja adalah lengkap, jelas benar dan akurat, sistematis, objektif, tepat waktu.
3.2
Saran Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui cara membuat laporan kerja khususnya mengetahui lebih jelas tentang laporan.
14
Lampiran Contoh Laporan Kerja LAPORAN HARIAN KEPALA RUANGAN Nama
:
Ruangan
Jumlah Perawat :
:
Tanggal :
Jumlah Pasien :
WAKTU
KEGIATAN
07.00
Operan
KETERANGAN
Pre conference (jika jumlah Tim lebih dari satu) Mengecek SDM dan sarana prasarana 08.00
Mengecek
kebutuhan
pasien
(pemeriksaan,
kondisi, dll) 09.00
Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus
10.00
Melakukan supervisi pada ketua Tim/perawat pelaksana Perawat1: .........................................(Nama) .................................................(tindakan) Perawat
:
2
……………...........................
(Nama)..................................(Tindakan) Perawat
3
:
...................................................
(Nama) ...................................................................... (tindakan) 11.00
Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/ insidentil
12.00
Mengecek
ulang
keadaan
pasien,
perawat,
lingkungan yang belum teratasi Ishoma 13.00
Mempersiapkan dan
merencanakan kegiatan
15
asuhan keperawatan untuk sore, malam dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien Mengobservasi posr conference 14.00
Operan
16
LAPORAN HARIAN KETUA TIM
Nama Perawat : Nama Pasien
Ruangan
:
Tanggal :
:
1. ......................
4.
...........................
2. ......................
5.
………………..
3. …………….
6.
...........................
WAKTU
KEGIATAN
07.00
Operan
KETERANGAN
Pre conference (jika jumlah anggota Tim lebih dari satu orang) Membagi tugas/pasien pada anggota tim (PA) Mengecek persiapan prosedur keperawatan
dan dokumentasi
keperawatan 08.00
Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi, dll) dan Mengecek persiapan prosedur/tindakan keperawatan Pasien 1 : .................................................. (tindakan) Pasien 2 : .................................................. (tindakan) Pasien 3 : .................................................. (tindakan)
09.00
Menerima dan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus Pasien 1 : ................................................. Pasien 2 : ................................................. Pasien 3 : .................................................
10.00
Mendampingi dokter visite Pasien 1 : ................................................. Pasien 2 : ................................................. Pasien 3 : .................................................
17
11.00
Melakukan supervisi pada perawat pelaksana (dapat diatur sesuai kondisi dan kebutuhan) Perawat 1 : ................................................... (Nama) ...................................................................... (tindakan) Perawat 2 : ................................................... (Nama) ...................................................................... (tindakan) Perawat 3 : ................................................... (Nama) ....................................................................... (tindakan)
12.00
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan pasien Ishoma
13.00
Menulis dan memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
13.30
Post conferensi dan operan 4. ......................
6. ...........................
18
LAPORAN HARIAN PERAWAT PELAKSANA
Nama Perawat : Nama Pasien
Ruangan
:
:
1. ......................
4. ...........................
2. ......................
5. ...........................
3. ......................
6. ...........................
WAKTU 07.30
14.00
Tanggal :
KEGIATAN 21.00
KET
Operan Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik (dinas Pagi)
08.00
15.00
22.00
Pasien 1 ....................................................(tindakan) Pasien 2 ....................................................(tindakan) Pasien 3 ....................................................(tindakan)
09.00
16.00
23.00
Pasien 4 ...................................................(Tindakan) Pasien5 ....................................................(tindakan) Pasien6 .....................................................(tindakan)
10.00
17.00
24.00
Pasien 1 .................................................. (tindakan) Pasien 2 .................................................. (tindakan) Pasien 3 ................................................. (tindakan)
11.00
18.00
05.00
Pasien 4 ................................................... (tindakan) Pasien 5 ....................................................(tindakan) Pasien 6 ...................................................(tindakan).
12.00
19.00
06.00
Melakukan
evaluasi
terhadap
dilakukan dan mendokumentasikan Istirahat
19
tindakan
yang
telah
13.00
20.00
06.30
Post conference (jika tim lebih dari satu orang) dan dokumentasi askep
14.00
2100
07.00
Operan
20
REKAPITULASI LAPORAN KEGIATAN HARIAN PERAWAT NAMA PERAWAT :
No
JABATAN
:
RUANG
:
Tanggal Nama Pasien
Umur
L/P
Diagnosa Medis
Diagnosa
Kegiatan/
Keperawatan
Tindakan Keperawatan
21
Contoh Pelaporan Timbang Terima Antar Ruangan di RSUD. Mangusada Badung
22
Contoh Pelaporan Pengkajian Awal Rawat Inap Terintegrasi Dewasa di RSUD. Mangusada Badung
23
Format Pelaporan Pasien
24
DAFTAR PUSTAKA Allen, Carol Vestal. 1998. Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan. Jakarta: EGC. Hayanto. 2008. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A.A. 2002. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Cetakan 1. Jakarta: EGC. Kozier, Barbara. 2011. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 7 Volume1. Jakarta : EGC Potter, Perry. 2005. Fundamental Keperawatan konsep, proses dan praktik. Jakarta : EGC Depkes. (2002). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Edisi ke-1, Direktorat PelayananKeperawatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta : Depkes RI Gillies, D.A. (1994). Nursing Management: a system approach (3th Edition). Philadelpia: W.B. Saunders Priharjo, R (1995), Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar dan Hukum. Jakarta : EGC
25