Makalah
( Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Sosiologi Klasik ) Dosen Pembimbing : Syarifuddin Jurdi
DISUSUN OLEH : Kelompok I : 1. Siti Ikramatoun 2. Fadlan Barokah 3. Topan Wahyudi 4. Tommik Sudarman 5. Suci Rosyanadewi 6. Erwati 7. Galuh Septian 8. Irham Ma’ruf Muflikin 9. Khairul Amin 10. Rahmatul Amaliyah 11. Bestyan Breni Siswanto 12. Okky Alfido Febrianto
PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2008/2009
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Beberapa waktu yang lalu, isu aliran sesat merebak dengan marak di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak sekali aliran yang dikategorikan sesat bemunculan di berbagai daerah. Bahkan nampaknya seperti tak habis-habisnya. Fenomena aliran sesat yang mengatasnamakan Islam semakin membuat penduduk yang mayoritasnya Islam menjadi gerah, apalagi aliran sesat yang bermmunculan semakin berkembang dan semakin subur di tanah air ini. Berbagai aliran tersebut muncul dengan berbagai fenomena masing-masing. Aliran sesat ini tumbuh dan berkembang hampir di seluruh wilayah Indonesia. Aliran-aliran ini mengidentifikasikan diri sebagai masyarakat muslim, Aliran sesat terus saja berkembang di Indonesia. Tidak hanya aliran sesat yang beranggotakan banyak orang seperti Ahmadiyah, aliran sesat yang beranggotakan beberapa orang pun tumbuh subur. Bak jamur di musim hujan, aliran-aliran sesat berkembang sejak kran reformasi dibuka. Maka penyesatan demi penyesatan menghinggapi umat Islam. Sebagian ajarannya menjadikan para pemeluknya keluar Islam.dan ajaran-ajaran yang dilakukan sangatlah bertentangan dengan syariat Islam. Tentu saja hal ini membuat masyarakat muslim jengkel dengan keadaan tersebut. Munculnya
fenomena
aliran
sesat
tidak
terlepas
dari
problem
psikologis,kemudian juga pean permerintah dan keadaan sosial politik dan budaya yang ada di di Indonesia yang menyebabkan perkembangan aliran sesat semakin subur. Problem aliran sesat mengindikasikan adanya anomali nilai-nilai di masyarakat. Aliran sesat bukan fenomena baru, selain dia mengambarkan anomali, juga kemungkinan adanya deviasi sosial yaitu selalu ada komunitas yang abnormal. Baik ia berada dalam abnormalitas demografis, abnormalitas sosial, maupun
abnormalitas psikologis. Sedangkan bentuk deviasi dapat bersifat individual, situasional dan sistemik. Abnormalitas perilaku seseorang tidak dapat diukur hanya dengan satu kriteria, karena bisa jadi seseorang berkategori normal dalam pengertian kepribadian tetapi abnormal dalam pengertian sosial dan moral. Demikian halnya dengan para penganut aliran sesat, akan diperoleh kriterium kategori yang tidak tegas. Salah satu alasan untuk menyatakan sebuah kesesatan adalah defenisi atau batasan ketidaksesatan yang bersifat formal.
BAB II PEMBAHASAN Sebab Munculnya Aliran Sesat Banyak hal yang menyebabkan berbagai aliran ini muncul. Baik itu dari sang pemimpin sendiri ataupun keadaan masyarkat dan struktur pemerintahan serta keadaan sosial politik yang labil. Apalagi di era demokrasi seperti ini, dimana setiap orang bebas menyerukan hak dan keinginannya, karena memang dilindungi oleh Undang-Undang. Tidaklah salah jika ada orang yang menyalahgunakan hal ini. Lahirnya paham sesat juga karena keminiman tingkat kepercayaan diri , bahwa kolerasi ayng dimilii seseorang akan menentukan tindakan seseorang. Jadi rata munculnya aliran sesat dikarenakan kurangnya kepercayaan dari seseorang kaerana pada dasarnya islam menganjarkan tentang akidah yang benar, tetapi pada tindakannya pemahaman seseorang
tentang opemahaman terhadap islam itu
sendiri sehigga bermunculannya aliran-aliran yang bertentangan dengan isllam Karen kebanyakan dari kita hanya memahami sesuatu yang tersirat bukan yang tersirat sehingga pemahaman yang diperoleh tidak benar. Pada ranah yang lain, aliran sesat bisa muncul karena seseorang menginginkan kepopuleran sehingga terjadi penyelewengan ajaran yag ada demi terlaksananya tujuan tersebut. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab lahirnya berbagai aliran yang dikategorikan sesat. Antara lain; 1. Kelainan jiwa akibat stres. Hal ini muncul bisa disebabkan pencarian sesuatu tanpa ilmu dan bimbingan dari guru, sehingga mereka tidak memiliki pegangan yang jelas dalam melihat sesuatu kebenaran apakah datangnya dari Allah atau dari jin atau setan. 2. Pengaruh materi, hal ini sangat mungkin karena faktor ekonomi, demi
mempertahankan hidup, seseorang yang ilmu agamanya tidak memadai sangat rentan mengikuti aliran sesat, apalagi diiming-iming dengan berbagai kekayaan.
3. Intervensi asing. Hal ini sangat jelas terlihat dari bantuan-bantuan yang dikucurkan sehingga mereka bisa menyewa kantor, mendirikan ratusan pemancar radio, majalah, dan mencetak buku-buku. Pihak asing memiliki kekhawatiran munculnya khilafah Islamiyah. 4. Puberitas keagamaan, yaitu semangat keberagamaan yang berlebihan. Biasanya orang tersebut dalam proses pencarian jati dirinya. 5. Muatan berpikir seseorang yang minim sehinggan mengklaim bahwa ajaran islam tidak benar 6. Ketertarikan paham baru. Biasanya sering muncul di kalangan sarjanasarjana Islam. Terutama paham liberalisme yang sudah ada di 17 kampus di Indonesia. 7. Kejahilan terhadap agama. Biasanya orang-orang yang mengaku Islam,
tapi tidak pernah mendapat pendidikan dan bimbingan agama dari keluarganya sehingga tidak mengetahui masalah agama. Dari beberapa faktor yang ada diatas, pada dasarnya terdapat hal-hal yang lebih mendasar sehingga aliran sesat yang ada di indonedia bermunculan bak jamur di musim hujan yaitu keadaan masyarakat yang tidak memadai baik dalam hal ekonomi
atau
yang
lainya
sehinnga
mendorong
seseorang
ntuk
memproklamasikan diri sebagai pemimpin ajaran baru udemi untuk memenuhi kebuthan ekonominya dan popularitas seperti yang terjadi di daerah jawa timur yang mana pengikut alira ini diwajibkan membayar uang sebesar Rp. 4,000,000.00 kepada pimpinan aliran tersebut dengan tujuan agar masuk surge. Contoh diatas hanya sebagin kecil saja dari pengaruh sosial ekonomi yang ada di Indonesia dan masih banyak lagi yang lainnya. Betuk lain sebagai faktor pendoron munculnya aliran sesat di Indonesia adalan faktor sosiol politik yang memungkinkan adanya suatu mindsystem yang dilakuakan leh pihak luar untuk kepentingan politik maupun kepentingan lainnya seperti yang dilakukan oleh G30S/PKI pada masa awal kemrdekaan, hanya saja pada saat sekarang ini hal trsebut belum Nampak kepermukaan sehingga masih sangat dini untuk dibuktikan.
PERKEMBANGAN ALIRAN SESAT DI INDONESIA Perkembangan aliran sesat ini adalah hal yang sangat berbahaya. Rusaknya akidah umat tidak hanya berdampak pada kehidupan dunia, tapi juga akhirat. Penyelewengan ajaran Islam seperti virus yang menggerogoti tubuh umat Islam. Jika tidak diamputasi, maka virus itu akan berkembang dan menjadikan tubuh umat kian lemah tak berdaya. Dalam pandangan Islam penyesatan ini harus dihentikan, tak ada pilihan lain. Tidak bisa dengan alasan toleransi atas nama kebebasan berkeyakinan, aliran sesat dibiarkan bahkan dilindungi. Oleh karena itu, pemerintah atau aparat penegak hukum harus menuntaskan keberadaan kelompok aliran sesat ini. Sebab, keberadaan mereka jelas telah meresahkan umat Islam karena mereka membawa nama-nama Islam dengan tujuan untuk menyesatkan akidah umat Islam. Mungkin saja tidak masalah jika mereka tak membawa nama Islam. Tapi perkembangan aliran sesat di Indonesia menunjukkan, hampir semua aliran sesat ini berkonotasi Islam. Dapat dipastikan tujuan kelompok aliran sesat ini apalagi kalau bukan merusak Islam. Siapa sebenarnya di balik mereka itu? Tahun 1960-an lalu, ada kelompok-kelompok yang membawa nama Islam dengan membawa ajaran sesat dan menyesatkan. Mirip yang terjadi sekarang. Tenyata setelah peristiwa G30S/PKI meledak, terungkap bahwa tokoh-tokoh PKI berada di balik kelompok-kelompok itu. Bisa jadi mereka adalah kelompok yang diciptakan. Mereka diciptakan untuk kepentingan imperialisme, untuk kepentingan komunis, untuk kepentingan politik. Karena itu untuk membongkar itu semua diperlukan sebuah kekuatan, hukum dan sebagainya. Tentu di sini, peran pemerintah dituntut untuk melindungi hak-hak warga negara, khususnya sebagai Muslim. Hak pertama yang harus dipenuhi adalah hak memiliki keyakinan supaya kita tidak diinjak-injak oleh orang lain. Itu hak esensial yang harus dilindungi oleh pemerintah.Memang ini adalah hak pemerintah bukan masyarakat. Sebab masyarakat sendiri tidak mungkin bisa memberantas gerakan-gerakan itu dengan memeranginya dan
menyalahi aturan yang ada. Yang bisa melakukan itu semua hanyalah pemerintah yang punya kekuasaan.
Sejak tahun 1997 muncul aliran-aliran keagamaan yang dipandang menyimpang dari Islam. Sejak berakhirnya Orde Baru, kebebasan menyatakan pendapat muncul di mana-mana, kegembiraan di bidang politik memunculkan kebebasan menyatakan pendapat dan beragama dengan dalih dilindungi UndangUndang Dasar, pasal 29. Munculnya ketidaksenangan umat Islam, memunculkan konflik dan tindakan penyerangan kepada kelompok-kelompok yang dipandang telah menodai kemurnian ajaran Islam. Hal ini mengkhawatirkan berbagai pihak, terutama para ulama dan cendikiawan muslim. Lalu bagaimana sebuah ajaran atau aliran dapat dikategorikan sesat? Sebuah aliran disebut sesat apabila yang diajarkan itu telah menyimpang dari aturan baku ajaran agama. Sebagaimana Ketua Dewan Fatwa MUI, KH. Ma'ruf Amin mengatakan, "di luar kesepakatan wilayah perbedaan dan melenceng di luar manhaj yang shahih." Misalnya ketika ada orang yang mengaku inovasi Islam dan ia menyatakan shalat lima waktu itu tidak wajib, atau boleh dilakukan tidak dengan bahasa Arab, tidak percaya dengan wajibnya shalat lima waktu, atau tidak percaya pada AsSunah (Hadis) sebagai salah satu sumber hukum Islam, maka ia dapat disebut sesat. Begitu pula ketika ada orang yang mengaku Islam tapi percaya adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW, maka ini juga bisa dikatakan sebagai aliran sesat. Begitu pula ajaran-ajaran lain yang telah menyimpang dari aturan Islam yang telah baku (Qat’i). HAM Sebagai Salah Satu Alasan Mengapa Aliran Sesat Bekembang Begitu Pesat Di Indonesia Menilik
dari
ketegasan
pelarangan
terhadap
aliran-aliran
yang
menyimpang tersebut, tampak bahwasanya ulama sebagai pewaris para nabi telah berupaya
untuk
senantiasa
melindungi
dan
membentengi
ummat
dari
pendangkalan dan penyimpangan aqidah. Ironisnya, mengapa aliran-aliran sesat
ini masih tumbuh subur di Indonesia?. Menurut Munarman SH, Direktur An Nasr Institute dan juga mantan Ketua YLBHI menyebutkan bahwa penyebabnya adalah faktor politik. Menurutnya, pemerintah sekarang ini sangat takut jika dikatakan melanggar HAM sehingga lebih mengutamakan citra politik dimata dunia. Pelanggaran Hak asasi manusia (HAM) sepertinya merupakan aib dan monster yang harus dihindari oleh setiap pemegang kebijakan di negeri-negeri Islam. Bagi Indonesia, tuduhan pelanggaran HAM di Timtim telah berdampak pada embargo militer dari ‘jawara HAM”, Amerika Serikat. Karena itu, HAM merupakan senjata yang ampuh untuk senantiasa memelihara kemaksiyatan dan kemungkaran didalam kehidupan alam demokrasi. Tarik ulur penyusunan RUU APP yang berubah menjadi RUU PP merupakan indikator yang jelas bahwasanya HAM hanya akan berpihak pada kemaksiatan. Belum lagi kasus penyiksaan para tawanan yang dituduh sebagai teroris di Guantanamo dan invasi AS ke Afghanistan dan Irak yang menuai korban puluhan ribu jiwa. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa HAM adalah sebuah paradoks. HAM hanya berlaku untuk sebuah kepentingan negara adidaya atau kepentingan pemilik modal untuk mengelola kemaksiyatan. Namun, HAM tidak berlaku bagi para pengusung akhlak mulia yang ingin menghapuskan pornografi dan pornoaksi. HAM juga tak boleh diterapkan bagi negeri-negeri yang ingin merdeka dan berdaulat untuk mengatur kehidupannya berdasarkan nilai-nilai syariah. Konsepsi HAM yang paradoksal ini sebenarnya berkembang dari paham sekulerisme. Sekulerisme menurut Syaikh Muhammad Quthub adalah membangun kehidupan diatas asas selain agama. Menarik untuk disimak pernyataan ulama kharismatik, Buya Hamka tentang sekulerisme : Kalian boleh menyebut Islam, tetapi jangan Islam yang diajarkan Rasul, jangan Daulah Islamiyah, jangan syariat Islam. Dan kalian boleh juga duduk dalam pemerintahan, asal Islam itu kalian simpan, jangan kalian perjuangkan. Hendak harta, kami beri harta, hendak pangkat, kami beri pangkat, tetapi kekuasaan tidak ada ditangan kalian, inilah sekularisme. Walhasil, aliran sesat dan menyesatkan akan tetap tumbuh sumbur jika masyarakat dan negara masih berpedoman pada HAM yang berbingkai paradoksal dan standar ganda. Karena itu, saatnya seluruh elemen masyarakat
berupaya menyelamatkan generasi ummat dari segala bentuk penyimpangan aqidah dan nilai-nilai syariah. Upaya ini sangat berkorelasi dan membutuhkan keberanian serta komitmen penguasa untuk menjadi benteng aqidah dan pengayom bagsi rakyat dari kerusakan tatanan sosial yang kian parah.
Aliran-aliran Sesat Munculnya banyak aliran sesat ini seharusnya menggugah para ulama, ustadz dan kiai untuk membentengi akidah umat. Bagaimanapun harus diakui kenapa ada umat Islam yang tersesat secara akidah. Ini yang harus menjadi bahan introspeksi. Sudah saatnya juru dakwah untuk melihat apa yang salah dengan dakwahnya selama ini. Jangan-jangan dakwah kita selama ini tampaknya tidak menyentuh masalah yang prinsip yaitu akidah sehingga umat mudah dijerumuskan dan disesatkan. Sebab kalau kita lihat fakta di lapangan, orang yang disesatkan ternyata bukan orang-orang yang begitu awam, tapi mereka justru orang yang sudah tertarik kepada Islam. Mereka justru sedang ada di masjid, sedang melakukan aktifias dakwah. Artinya mereka memanfaatkan orang-orang yang sudah tertarik pada Islam. Berarti dakwah kita belum tepat. Kenapa orang yang tertarik pada Islam malah terseret pada aliran sesat. Muhasabah dakwah sangat perlu kita lakukan terus. Jika disinyalir terdapat ratusan aliran-aliran menyimpang, menurut media masa terdapat 200 aliran sesat, sedangkan MUI pusat menginventarisir ada belasan aliran sesat. Sedangkan versi pemerintah ada 20 aliran menyimpang. Di antara aliran-aliran yang telah dinyatakan sesat itu adalah Islam Jamaah, Ahmadiyah, Ikrar Sunnah, Qur’an Suci, Sholat dua bahasa, dan Lia Eden. Secara historis aliran-aliran sesat dan orang yang mengaku nabi sudah ada 14 abad yang lalu. Pada zaman Nabi Muhammad SAW saja, muncul Musailamah Al-Kazab yang mengaku utusan Tuhan, tetapi ia dibunuh pada tahun 12 H. Akhir-akhir ini yang menjadi sorotan masyarakat adalah tiga orang yang mengaku sebagai Nabi dan membawa ajarannya, dan telah dinyatakan sesat oleh MUI:
1. Mirza Ghulam Ahmad yang mengklaim dirinya rasul yaitu Al-Masih
yang membawa kejayaan Islam. Kesesatan-kesesatan Mirza Ghulam Ahmad terlihat jelas dalam bukunya The History of Islami. MUI dan OKI telah mengumumkan bahwa Mirza bukanlah seorang nabi. Sebagaimana rasulullah bersabda: La nabiya mim ba'di; Tidak ada nabi sesudahku. 2. Lia Eden dinyatakan sesat karena menyatakan bahwa daging babi tidak
haram dimakan, sehingga semua agama dapat duduk satu meja dalam menyantap makanan, lalu ia mengklaim bahwa suaminya malaikat dan mengatakan bahwa keluarga bung Tomo sudah putih seperti kapas hanya lantaran memberikan sejumlah uang kepada Lia untuk membangun gedung bagi komunitasnya. Lia Eden sendiri sudah dinyatakan bersalah menodai agama dan sudah divonis beberapa tahun. 3. Ahmad Mushaddeq mengajarkan syahadat asyhadu anlailaha illallah
walmasihu rasulullah. Ahmad Mushaddeq sendiri sudah bersyahadat secara Islam namun banyak pihak masih meragukan kesungguhannya. Selain dari aliran sesat yang kami paparkan diaras sebenarnya masih banyak lagi yang lainnya. Respons Umat Islam Merebaknya aliran-aliran menyimpang ini menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Ada yang setuju-setuju saja, namun ada pula yang menentang ajaran ini. Kemunculan aliran sesat ini spontanitas mengundang kekisruhan dikalangan ummat Islam. Pihak yang pro aliran sesat, membela dan mendukung keberadaan aliran-aliran ini dengan argumentasi bahwasanya dalam perspektif hak asasi manusia setiap manusia bebas untuk memiliki agama dan keyakinan tertentu. Sedangkan bagi pihak yang kontra terhadap aliran sesat berpendapat bahwa aliran sesat merupakan organisasi yang menyimpang dari aqidah yang sahih. Kontroversi seputar aliran sesat yang mengatasnamakan Islam ini kian hangat dan sering menjadi polemik di masyarakat. Efek domino dari polemik ini kadangkala berakhir dengan kekesalan dan kekecewaan ummat Islam. Bentuk kekesalan tersebut sering juga menuai kecaman keras terhadap pemerintah yang dinilai lamban dan kompromistis terhadap polemik aliran sesat ini. Puncak kekecewaan tersebut terakumulasi dalam kegiatan-kegiatan yang digagas oleh beberapa elemen ormas Islam untuk menyatukan langkah dalam
menangkal penyimpangan aqidah. Beberapa forum diskusi juga kian gencar digelar untuk mengaktualisasikan keinginan ormas-ormas Islam tersebut. fatwa MUI terkait aliran sesat seperti Ahmadiyah. MUI sendiri telah menfatwakan Ahmadiyah itu sesat dan pemerintah diminta untuk menindak tegas jamaah aliran sesat ini. Sementara itu Muhammad Al Khaththath, Ketua DPP HTI dan sekjen Forum Umat Islam (FUI), mengatakan bahwa umat Islam akan terus berupaya agar SBY membubarkan Ahmadiyah. Untuk itu ia pun menyerukan kepada DPR, untuk meminta secara tegas Presiden SBY melaksanakan pasal 1 UU PNPS No 1 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama. Al Khaththath mengingatkan dalam UU tersebut dinyatakan, bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu, penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu. Umat Islam pada khususnya sangat kecewa dengan munculnya berbagai ajaran dan aliran yang menyimpang ini, karena mereka mengidentifikasikan dirir sebagai umat Islam. Hal ini tentu membuat Islam semakin terpuruk di mata masyarakat yang menganut agama lain. Tidaklah salah jika banyak masyarakat yang merasa kesal dengan aliran-aliran itu, karena dianggap mencemarkan nama Islam. Akan tetapi, cara kekerasan bukanlah tindakan yang tepat untuk menentang ajaran ini. Masyarakat dapat menuntutnya. Dan pemerintah juga yang harus mengambil tindakan terhadap ajaran ini. Peran Pemerintah Dalam hal ini, pemerintah sebenarnya sangatlah berperan. Indonesia hanya menganut 6 agama, lalu jika ada yang menyebarkan agama lain, baik itu hanya berupa ajaran-ajaran yang menyimpang dari salah satu agama, ataupun aliranaliran baru, apalagi jika mencemarkan nama baik agama, tentu saja harus ditindaklanjuti. Dalam peran pemerintah secara uu pasa 27 menyataka bahwa masyarakat bisa memilih sesuai agama dan keyakinan masing-masing bukan apabila seseorang telah memeluk islam harus menjalankan islam secara mendalam. Jadi pada intinya bahwa sesungguhnya pemerintah tidak bisa secara
lansung menghakimi aliransesat secara lansung karena secara hukum hal itu dilindungi oleh negara karena di Indonesia menganut kebebasab beragama. Sehingga pada dasarnya orang islamlah yang seharusnya menghakimi aliranesat tersebut sesuai denga konstitusi yang berlaku. Ttapi pada sisi lain pemerintah juga harus mereaisasikan uu tentang penodaan terhadap agama demi untuk tercapainya kedamaian antara mat beragama. Aliran sesat juga tidak terlepas dari fanomena politik yang ada di negeri ini dengan adanya peralihan opini yang dilakukan oleh pemerintah maupun media masa. Langkah-langkah Aliran-aliran sesat terus bermunculan tanpa terkendalikan. Setiap orang bisa menganutnya, hanya tergantung bagaimana pribadi menyikapinya. Namun, sebagai warga yang beriman, tentu saja masyarakat harus bisa mewaspadai setiap hal baru yang bermunculan. Ada banyak cara untuk mengantisipasinya. Ada berbagai langkah untuk manghadapinya. Beberapa ahli agama dalam arti kata ulama, telah banyak mengingatkan umat untuk mengantisipasi berbagai hal. Misalnya seperti kata Opick dalam lagunya “Obat Hati”, meupakan cara yang ditempuh untuk mengingatkan masyarakat, untuk manjaga hatinya, menjaga iman, dan tentu saja mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa. Beberapa cara, diantaranya adalah : 1. Mengenal agama lebih mendalam serta memberikan pemahaman yang lebih
kepada masyarakat agar tidak terjadi lagi pemahaman yang keliru terhadap agama islam itu sendiri dan demi meminimalisir munculnya aliran sesat berikutnya. 2. Mempererat hubungan dengan orang yang diyakini kebenaran akidahnya, misalnya seorang ustadz. 3. Berteman dengan orang-orang yang selalu mengingatkan akan adanya Allah.
ش ُروْا )البخاري ِ ْغَلبَهُ َفسَدّ ُدوْا وَقَا ِر ُبوْا َوَأب َ ّن أَحَ ٌد إِل ُ ْس ٌر َولَنْ يُشَا ّد ال ّدي ْ ُن ي َ ْ)إِنّ ال ّدي
“Sesungguhnya agama itu mudah. Dan tidaklah seseorang memberat-beratkan agama itu melainkan pasti ia (agama) akan mengalahkan orang itu. Maka bersikap lurus, moderat, dan sikapilah dengan gembira (lapang dada).” (AlBukhari) Dan pada ayat lain juga allah telah berfirman yang artinya: sesungguhnya tidak ada sesudah kebenaran itu kecuali kesesatan. (QS.’’’’’’’’’’’’’’’’’’)
BAB III PENUTUP Kesimpulan Banyaknya aliran menyimpang yang muncul pada masa kontemporer, sebenarnya sudah pernah terjadi pada masa klasik. Aliran-aliran sesat tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan terhadap ilmu agama, kebingungan menghadapi perubahan, didasari kepentingan politik dan agama, dan puberitas keagamaan.
Jadi
kemudian
bahwa
keyakinanlah
yang
kemudian
akan
mempengaruhi munculnya alran-aliran sesat yang ada di Indonesia ini disamping permasalahan ekonomi sosial politik dan kepribadian seseorang yang pada hal ini adalah muatan berpikir seseorang yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seeorang. Kemudian, aliran esat yang ada sesungguhnya tidak terlepas dari kepentingan yang ada dalam kehidupan ini baik ekonoi sosial, politik maupun individu.
Referensi Ahmad jaiz, hartono, 2002. Aliran dan paham sesat di Indonesia. Jakarta; pustaka alkautsar Achmad okbah, farid, 1993. Solidaritas islam. Jakarta : darul haq Http://www.waspada.co.id/index2.php?Option=com_content&do_pdf=1&i d=11978 Http://pmiibandung.wordpress.com/2007/11/12/pmii-lakukan-kajianaliran-menyimpang/ Http://amgy.wordpress.com/2008/02/08/fenomena-aliran-keagamaandalam-islam/ Http://shofwankarim.multiply.com/journal/item/312 Http://www.binamuslim.com/2007/11/04/aliran-sesat-di-indonesia-danpenyebab-kemunculannya.html Http://swaramuslim.net/islam/more.php?Id=5195_0_4_0_M Http://djogjaku.multiply.com/journal/item/34 Http://www.hupelita.com/baca.php?Id=38826 Http://www.ilmupsikologi.com/?P=51