Lapsus Corpal Alienum.docx

  • Uploaded by: faruq azmi
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapsus Corpal Alienum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,393
  • Pages: 23
LAPORAN KASUS CORPUS ALIENUM

Oleh: Muhammad Faruq Azmi 201820401011155 I-31

PEMBIMBING : dr. Minggaringrum, Sp.M

SMF ILMU KESEHATAN MATA RS BHAYANGKARA KEDIRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus stase mata dengan topik “Corpal Alienum”.

Laporan ini disusun dalam rangka menjalani kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Mata di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kasus ini, terutama kepada dr. Minggaringrum, Sp.M selaku dokter pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan dan penyempurnaan laporan kasus ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dalam bidang kedokteran khususnya mata.

Kediri, 21 Maret 2019

Penyusun

BAB I RESPONSI KASUS Identitas : -

Nama

: Tn. A

-

Usia

: 32 tahun

-

Jenis kelamin : Pria

-

Suku

: Jawa

-

Agama

: Islam

-

Alamat

: Jl. Ngebrak Tumpengrejo Kediri

-

Pekerjaan

: Kontruksi

-

Datang ke Klinik Mata tanggal 19 Maret 2019

Keluhan Utama: Ngilu di mata kiri Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluhkan ngilu dibagian mata kiri semenjak tadi pagi dan terasa ada yang mengganjal di kelopak atas mata kiri. Pasien tidak mengeluhkan berair, panas, merah dan penglihatan juga tidak kabur , sebelumnya pasien mengaku tidak menggunakan apd kepala ketika mengelas besi. Riwayat Penyakit Dahulu: -

Dulu pernah mengalami keluhan seperti ini di mata kanan sebulan yang lalu dan diambil oleh pasien sendiri menggunakan cotton bud

-

Tidak pernah menderita hipertensi

-

Tidak pernah menderita DM

Riwayat Penyakit Keluarga : (-) Riwayat Sosial : (-) Riwayat Pengobatan : Pasien memberikan insto untuk mengobati keluhannya

PEMERIKSAAN FISIK Status generalis -

Keadaan Umum : baik

-

Kesadaran : compos mentis

-

STATUS OFTALMOLOGIS

No.

Pemeriksaan

Mata kanan

Mata kiri

Visus 1.

2.



Visus

1.0

1.0



Koreksi

-

-



Distansia pupil

Kedudukan bola mata



Eksoftalmus (-)



Eksoftalmus (-)



Endoftalmus (-)



Endoftalmus (-)



Deviasi (- )



Deviasi (- )



Gerakan bola mata



Gerakan bola mata

(bebas ke segala arah ) 3.

Suprasilia

(bebas ke segala arah)



Warna hitam



Warna hitam



Letak simetris



Letak simetris

Palpebra Superior

4.



Edema

-

-



Hiperemi

-

-



Enteropion

-

-



Ektropion

-

-



Pseudoptosis/ptosis

-

-



Benjolan

-

-



Nyeri tekan

-

-

 Trikiasis Palpebra Inferior

-

-



Edema

-

-



Hiperemi

-

-



Enteropion

-

-



Ektropion

-

-

5.



Pseudoptosis

-

-



Benjolan

-

-



Trikiasis

-

-

Konjungtiva Palpebra 6.



Superior

Hiperemis (+)

-



Inferior

-

-

Konjungtiva Bulbi

7.



CVI

-

-



PCVI

-

-



Subconjunctival

-

-

bleeding 

Pterigium

-

-



Pingueculae

-

-

Sistem Lakrimalis 8.

9.



Punctum lakrimalis



Terbuka

 Terbuka



Tes anel



Tidak dilakukan

 Tidak dilakukan

Sklera Warna putih/Keruh

Putih

Putih

Kornea

10.



Kejernihan



Jernih



Jernih



Permukaan



Cembung



Cembung



Infiltrate



(-)



(-)



Ulkus



(-)



(-)



Sikatrik



(-)



(-)



Arkus senilis



(-)



(-)



Edema



(-)



(-)



Tes



Tidak dilakukan



Tidak dilakukan

placido

Bilik Mata Depan

11.



Jernih



(+)



(+)



Kedalaman normal



Normal



Normal



Hifema/hipopion



(-)



(-)



Warna



Coklat



Coklat



Regular



(+)



(+)



(+)



(+)



3 mm



3 mm



(+)



(+)

Iris 12.

Pupil  Bulat 13.

 Diameter  Reflek cahaya langsung dan tidak langsung (+) Lensa

14.



Keruh



(-)



(-)



Shadow test



Tidak dilakukan



Tidak dilakukan

Tonometri 15. Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Segmen Posterior

16.



Fundus reflek

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Papil N. II

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Retina

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Rasio arteri vena

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan



Reflek makula

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Diagnosis dan differential diagnosis Diagnosis: OS Corpus Alienum Tatalaksana 

Ekstraksi korpus alienum



Bebat mata



Irigasi



Tetes mata anti inflamasi



Tetes mata antibiotik



Obat analgesic

Diskusi •

Pasien ini didiagnosis dengan OD Korpus Alienum berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.



Pada anamnesis dikatakan bahwa pasien mengeluhkan rasa ngilu dan mengganjal di kelopak mata sebelah kiri dan pada pemeriksaan fisik tampak adanya hiperemis pada palpebra superior dekstra dan dimana korpus alienum adalah benda asing yang masuk ke dalam mata dengan keluhan adanya sesuatu yang mengganjal dimata

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Anatomi dan Fisiologi Mata

Gambar 1 Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, sisten lensa, dan sistem saraf, indra penglihatan yang terletak pada mata (organ visus) yang terdiri dari organ okuli assoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus. 1. Anatomi Organ-organ pada indra penglihatan, meliputi : a). Konjungtiva

k). Bintik nouta

b). Sklera

l). Vitreous humor(humor bening)

c). Otot-otot

m). Aqueous humor(humor berair)

d). Kornea

n). Alis mata(supersilium)

e). Koroid

o). Bulu mata

f). Badan siliaris

p). Kelopak mata(palpebra)

g). Iris(pupil) h). Lensa i). Retina j). Fovea(bintik kuning)

A. Konjungtiva Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh darah. B. Sklera Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih. Sebagian besar sklera dibangun oleh jaringan fibrosa yang elastis. Bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva. C. Otot-otot Otot-otot yang melekat pada mata : a). Muskulus levator palpebralis superior inferior. b). Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata. c). Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata) d). Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata) e). Muskulus obliques okuli inferior

D. Kornea Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior bowmen, 3 substansi propia, 4 lamina elastika posterior, dan 5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan, antara kornea ke sklera disebut selero corneal junction. Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina. Kornea terdiri atas 5 lapis :

1. Epitel Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 µm dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk.Bagian terbesar ujung saraf kornea berakhir pada epitel ini.Setiap gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas kornea berupa rasa sakit atau

mengganjal. Daya regenerasi epitel cukup besar, sehingga apabila terjadi kerusakan akan diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan parut. 2. Membran Bowman Membran bowman yang terletak di bawah epitel merupakan suatu membrane tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila terjadi kerusakan pada membrane bowman maka akan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut. 3. Stroma Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan kolagen yang tersusun dalam lamel-lamel dan berjalan sejajar dengan permukaan kornea.Di antara serat-serat kolagen ini terdapat matriks. Stroma bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%.Kadar air dalam stroma relative tetap yang diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur sehingga memberikan gambaran kornea yang transparan atau jernih. Bila terjadi gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan kornea terlihat keruh.

4. Membran Descement Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan bening, terletak di bawah stroma.Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi dan masuknya pembuluh darah.

5. Endotel Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk mempertahankan kejernihan kornea.Sel endotel adalah sel yang mengatur

cairan di dalam stroma kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat rusak atau terganggu fungsinya akibat trauma bedah, penyakit intraocular.Usia lanjut

akan

mengakibatkan

jumlah

endotel

berkurang.Kornea

tidak

mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga berfugsi sebagai media penglihatan. Dipersarafi oleh nervus V.

D. Koroid Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya disebelah dalam sklera. Dibagian depan mata, lapisan koroid memisahkan diri dari sklera membentuk iris yang tengahnya berlubang. E. Iris (Pupil) Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berakomodasi sehingga pupil mengecil, begitu pula sebaiknya. F. Lensa Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan humor akueus berperandalam memelihara bentuk bola mata. G. Retina Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otot. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otot tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah

ini disebut bintik buta. Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang sangat peka terhadap intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu kita mampu melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna. H. Vitreous Humor (Humor Bening) Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata membulat. I. Aqueous Humor (Humor Berair) Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea. J. Alis Mata(Supersilium) Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. K. Bulu mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata. L. Kelopak mata (palpebra) Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli.

2. Fisiologi

A. Konjungtiva Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan. B. Sklera Skelera berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melakatnya otot mata. C. Otot-otot Otot-otot yang melekat pada mata : 1.

Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.

2.

Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.

3.

Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), fungsinya untuk menutup mata.

4.

Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata dalam (bola mata).

5.

Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata kebawah dan kedalam.

6.

Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah dan keluar.

D. Kornea Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan (memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya). E. Koroid Koroid berfungsi penyuplai retina (mengandung pembuluh darah) dan melindungi refleksi cahaya dalam mata. F. Badan Siliaris Badan siliaris berfungsi menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa G. Iris (Pupil) Iris (pupil) berfungsi mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmenya mengurangi lewatnya cahaya H. Lensa Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa. I. Retina Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik (II). Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang, sangat peka terhadap intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu, kita mampu melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Selain sel batang terdapat juga sel kerucut (sel konus) berjumlah sekitar 5 juta pada bagian mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna. J. Vitreous Humor (Humor Bening) Vitreous humor (humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk bola mata. K. Aqueous Humor (Humor Berair) Aqueous humor (humor berair) untuk menjaga bentuk kantong depan bola mata.

L. Alis Mata (Supersilium) Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata. M. Bulu Mata Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda asing. N. Kelopak Mata (Palpebra) Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan membuka mata) O. Mekanisme Pembentukan Bayangan Potensial aksi dalam nervus optikus bayangan objek di dalam lingkungan difokuskan dalam retina. Sinar yang membentuk retina membentuk potensial dalam bayangan kerucut impuls yang ada dalam retina, dihantarkan ke dalam korteks serebri pada tempat menghasilkan sensasi bayangan. Penentuan jarak suatu benda : ukuran relatif, paralaks yang bergerak, dan stereopsis. P. Lintasan Penglihatan Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan ke belakang melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang ke sisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina. Otak menggunakan visual sebagai informasi untuk dikirim ke korteks serebri dan visual pada bagian korteks visual ini membentuk gambar tiga dimensi. Korteks visual primer. Gambar yang ada pada retina ditraktus optikus disampaikan secara tepat ke korteks jika seseorang kehilangan lapang pandang sebagian besar dapat dilacak lokasi kerusakan di otak yang bertanggung jawab atas lapangan pandang.

2.2

Korpus Alienum

2.2.1

Definisi Corpus alienum adalah benda asing, merupakan salah satu penyebab terjadinya

cedera

mata,

sering

mengenai

sclera,

kornea,

dan

konjungtiva.Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka

akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian mengeluarkannya Beratnya kerusakan pada organ – organ di dalam bola mata tergantung dari besarnya corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi dan jenis bendanya sendiri.Bila ini berada pada segmen depan dari bola mata, hal ini kurang berbahaya jika dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam segmen belakang. Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah satu dari ketiga perubahan berikut : 1. Mecanical effect Benda yang masuk ke dalam bola mata hingga melalui kornea ataupun sclera. Setelah benda ini menembus kornea maka ia masuk ke dalam kamera oculi anterior dan mengendap ke dasar. Bila kecil sekali dapat mengendap di dalam sudut bilik mata. Bila benda ini terus, maka ia akan menembus iris dan kalau mengenai lensa mata akan terjadi catarack, traumatic. Benda ini bisa juga tinggal di dalam corpus vitreus. Bila benda ini melekat di retina biasanya kelihatan sebagai bagian yang dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya endapan sel – sel darah merah, akhirnya terjadi degenerasi retina. 2. Permulaan terjadinya proses infeksi Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata kemungkinan akan timbul infeksi. Corpus vitreus dan lensa dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman sehingga sering timbul infeksi supuratif. Juga kita tidak boleh melupakan infeksi kuman tetanus. 3. Terjadi perubahan – perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses kimiawi ( reaction of ocular tissue )

Jenis Benda Asing pada Mata •

Benda logam

Terbagi menjadi benda logam magnit dan bukan magnit

Contoh : emas, perak, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, besi. •

Benda bukan logam

Contoh : batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata. •

Benda Insert

Adalah benda yang terdiri atas bahan bahan yang tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, ataupun jika ada reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, perak, platina, batu, kaca, porselin, plastik tertentu 2.2.2

Patofisiologi Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan. Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar. Benda

asing

dapat

merangsang

timbulnya

reaksi

inflamasi,

mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan nekrosis jaringan. 2.2.4

Etiologi Jenis benda asing pada mata : a. Benda Inert: tidak menimbulkan reaksi jaringan mata, walaupun ada, reaksinya sangat ringan dan tidak mengganggu fungsi mata. Kadang dapat memberikan reaksi mekanik yang mungkin dapat mengganggu fungsi mata. Contoh: emas, perak, platina, batu kaca, porselin, plastik. b. Benda reaktif: benda yang menimbulkan reaksi jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh: timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga kuningan, besi, tumbuhan, pakaian, dan bulu ulat.

2.2.5

Gejala Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda asing pada bola mata, fluorescein (+)

2.2.6

Klasifikasi Diagnosis corpus alienum dapat ditegakkan dengan4 : 1) Anamnesis kejadian trauma 2) Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata 3) Pemeriksaan dengan Slitlamp 4) Pemeriksaan keadaan mata yang terkena trauma 5) Bila ada perforasi, maka dilakukan pemeriksaan x-ray orbita

2.2.7

Tatalaksana Penatalaksanaannya adalah dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola mata.Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal.Untuk mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam.Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril dan diperban. Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda asing tersebut Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan magnit, sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi ekstrakapsuler atau intrakapsuler untuk usia yang tua

Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan dengan giant magnit setelah insisi dari sklera.Bila tidak berhasil, dapat dilakukan dengan operasi vitrektomi. 2.2.8

Pencegahan Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan kaca mata pelindung.

2.2.9

Komplikasi Komplikasi terjadi tergantung dari jumlah, ukuran, posisi, kedalaman, dan efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus. Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika menembus cukup dalam. Sikatrik Kornea adalah terbentuknya jaringan parut pada kornea oleh berbagai sebab. Dapat disebabkan oleh trauma, bekas luka, maupun sebabsebab lainnya. Penyembuhan luka pada kornea berupa jaringan parut, baik akibat radang, maupun trauma:

1.

Nebula •

Penyembuhan akibat keratitis superfisialis.



Kerusakan kornea pada m.Bowman sampai 1/3 stroma.



Pada pemeriksaan, terlihat kabut di kornea, hanya dapat dilihat di kamar gelap dengan Slit-lamp dan bantuan kaca pembesar.

2.

Makula •

Penyembuhan akibat ulkus kornea.



Kerusakan kornea pada 1/3 stroma sampai 2/3 ketebalan stroma.



Pada pemeriksaan, putih di kornea, dapat dilihat di kamar gelap

dengan slit-lamp tanpa bantuan kaca pembesar.

3.

Leukoma •

Penyembuhan akibat ulkus kornea.



Kerusakan kornea lebih dari 2/3 ketebalan stroma.



Kornea tampak putih, dari jauh sudah kelihatan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. 2008. Balai Penerbit FKUI Jakarta. 2. Anonim,

2008.

Trauma

Mata.

Available

on

http://www.rsmyap.com/component/option,com_frontpage/Itemid,1/ 3. Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta. 4. 4Bashour

M.,

2008.Corneal

Foreign

Body.

Available

on

http://emedicine.medscape.com/ article/ 5. Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC 6. Riordan-Eva, Paul & John P. Whitcher, 2010, Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury: Ed. 17, Jakarta: Penerbit EGC

Related Documents

Lapsus Corpal Alienum.docx
October 2019 20
Lapsus Corpal Alienum
October 2019 21
Lapsus Depresi.docx
December 2019 38
Lapsus Snhl.docx
November 2019 33
Lapsus Paraparese.docx
November 2019 41
Lapsus Tulunagung.doc
December 2019 42

More Documents from "Yulia Manawean"