LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DANSEMISOLID “DRY SIRUP AMOXICILLIN”
Dosen :Lusia Oktora Ruma Kumala Sari, S.Farm., M.Sc., Apt. Kelompok : F3 Nama Anggota : 1.
Nadifa Nada
(162210101126)
2.
Iqomatul Imamiyah
(162210101127)
3.
Niswatul A’yunil A
(162210101129)
4.
Indir Firmawati
(162210101131)
5.
Rosy Qurniawati
(162210101134)
6.
Ajeng Putri D
(162210101135)
BAGIAN LABORATORIUM FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER 2018
1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui formula dari sediaan sirup kering amoksisilin
Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan sirup kering amoksisilin
Mahasiswa mampu mengetahui tahapan evaluasi sediaan sirup kering amoksisilin
2. Teori Dasar Sirup adalah larutan oral yang mengandung sakarosa atau gula buatan kadar tinggi. Sexangkan sirup kering adalah suatu campuran padat yang ditambahkan air saat akan digunakan, sediaan ini umumnya dibuat untuk bahan-bahan obat yang tidak stabil dan tidak larut dalam pembawa air seperti halnya ampisillin dan amoksisilin. Agar campuran setelah ditambah air dapat membentuk disperse yang homogen maka dalam formulasinya digunakan bahan pensuspensi. Kompisisi suspense sirup kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet,dan penambah rasa/ aroma serta buffer. Bahan pensuspensi erat kaitannya dengan bentuk sediaan suspense. Suspense sendiri merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Bahan tidak boleh cepat mengendap dan apabila dilakukan penggojokan perlahan, endapan dapat terdispersi kembali untuk menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dosis yang tepat. Ada beberapa persyaratan dibuatnya suatu sediaan suspense rekonstitusi diantaranya: 1. Campuran serbuk/ granul haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga konsentrasi atau dosis tetap untuk setiap pemberian obat. 2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus tetap terdispersi secara cepat dalam medium pembawa. 3. Suspense yang telah direkonstitusi harus terdispersi dan dapat dituang dengan mudah oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan serba sama. 4. Produk akhir haruslah menunjukkan penampilan, rasa dan aroma yang menarik. Pemilihan sediaan sirup suspensi kering memiliki beberapa keuntngan yakni untuk zat aktif yang tidak stabil dalam pembawa air, kestabilan zat dapat dipertahankan karena kontak zat padat pada medium pendispersi dapat dipersingkat dengan mendispersikan zat padat dalam medium pendispersi
pada saat akan digunakan. Sediaan situp kering lebih ringan jika dibandingkan sispensi cair sehingga memudahkan dalam pendistribusian. Sediaan ini juga dapat lebih cepat diabsorbsi oleh tubuh jika dibandingkan dengan sediaan padat. Suspensi kering tidak membutuhkan pelarut dalam botol saat pengemasan sehingga dapat mengurangi cost produksi.
Dalam praktikum kali ini yang digunakan sebagai bahan aktif sediaan adalah amoksisilin. Adapun sifat-sifat amoksisilin sebagai berikut: Struktur amoksisilin
Stabilitas amoksisilin Amoksisilin merupakan derivate penicillin yang dapat mengalami hidrolisis akibat degradasi produksi cincin beta lactam. Zat ini tidak stabil terhadap paparan cahaya, erurai pada suhu 30-35 derajat dan memiliki Ph stabil 3,5-6 3. Evaluasi Produk Referen
1. Opimox Nama Produk
: Opimox
Pabrik
: Otto
Dosis
: Dewasa 500 mg tiap 8 jam Anak-anak 25-50 mg/Kg BB per hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam
Volume
: 60 ml
Jenis bahan aktif
: Amoxicillin trihidrat
Cara penyimpanan
: Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Komposisi
: Tiap sendok takar (5 ml) mengandung Amoxicillin trihidrat 125 mg
Indikasi
: Infeksi saluran kemih dan kelamin, saluran nafas dan
kulit, jaringan lunak yang rusak, otitits mesia, osteoartritis, demam Konsumsi obat
: dikonsumsi setelah makan
2. Robamox Nama Produk
: Robamox
Pabrik
: Combiphar
Dosis
: Dewasa 3 kali sehari dosis 250-500 mg Anak-anak 20-40 mg/KgBB 3 kali sehari
Volume
: 60 ml
Jenis bahan aktif
:Amoxicillin trihidrat
Cara penyimpanan
: Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Komposisi
: Tiap sendok takar (5 ml) mengandung Amoxicillin trihidrat 250mg
Indikasi : Infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi saluran kemih dan kelamin serta jaringan lunak akibat bakteri gram negative. 3. Amoxicillin forte Dry Nama Produk
: Amoxicillin forte Dry syrup
Pabrik
: Sanbe
Dosis
: Dewasa 3 kali sehari dosis 250-500 mg Anak-anak 20-40 mg/KgBB 3 kali sehari Tifus 3-4 gram per hari dalam dosis terbagi diminum selama 1 bulan Gonorrhoe 3 gram amoxicillin + 1 gram probenecid sebagai dosis tunggal.
Volume
: 60 ml
Jenis bahan aktif
: Amoxicillin trihidrat
Cara penyimpanan
: Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Komposisi
: Tiap sendok takar (5 ml) mengandung Amoxicillin trihidrat 250mg
Indikasi
: Infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan, infeksi
saluran kemih dan kelamin serta jaringan lunak serta demam, tifus, gonorrhoe 4. Hiramox Nama Produk
: Hiramox
Pabrik
: Heroic
Dosis
: Dosis dewasa ≥ 20 kg : 250 mg – 500 mg setiap 8 jam. Dosis anak dengan berat badan <20 kg : 20 – 40 mg / kg berat badan / hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam.
Volume
: 60 ml
Jenis bahan aktif
: Amoxicillin trihidrat
Cara penyimpanan
: Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Komposisi
: Tiap sendok takar (5 ml) mengandung Amoxicillin trihidrat 125mg
Indikasi
: Infeksi yang disebabkan oleh strain-strain bakteri yang peka,
infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran gonore. 5. Supramox Nama Produk Pabrik Dosis
: Supramox : Meprofarm : Dewasa dan anak 20 kg atau lebih : 250-500 mg setiap 8 jam secara
oral. sirup kering : anak > 8 kg : 125-250 mg tiap 8 jam tetes pediatrik : anak < 6 bulan dosis lazim seluruh indikasi kecuali infeksi saluran nafas bagian bawah anak < 6 kg : 0.25-0.50 ml tiap 8 jam anak 6-8 kg : 0.5-1 ml tiap 8 jam. Infeksi saluran nafas bawah : anak < 6 kg : 0.5-1 ml tiap 8 jam, anak 6-8 kg : 1-1.5 ml tiap 8 jam. Jenis bahan aktif : Amoxicillin anhidrat Cara penyimpanan : Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Komposisi : Tiap sendok takar (5 ml) mengandung Amoxicillin trihidrat 125mg Indikasi : Infeksi saluran nafas, otitis media, infeksi kulit dan jaringan lunak, meningitis, sistitis, dan urethritis. 6. Protamox Nama Produk
: Protamox
Pabrik
: Armoxindo Farma
Dosis
: Dosis dewasa dan anak-anak ≥ 20 kg : 250 mg – 500 mg setiap 8 jam.
Dosis anak dengan berat badan <20 kg : 20 – 40 mg / kg berat badan / hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam. Volume
: 60 ml
Jenis bahan aktif
: Amoxicillin trihidrat
Cara penyimpanan
: Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Komposisi
: Tiap sendok takar (5 ml) mengandung Amoxicillin trihidrat 125mg
Indikasi
: Infeksi yang disebabkan oleh strain-strain bakteri yang peka,
infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran gonore.
7. Broadamox Nama Produk
: Broadamox
Pabrik
: Sampharindo Perdana
Dosis
: Dosis dewasa dan anak-anak ≥ 20 kg : 250 mg – 500 mg setiap 8 jam. Dosis anak dengan berat badan <20 kg : 20 – 40 mg / kg berat badan / hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam.
Volume
: 60 ml
Jenis bahan aktif
: Amoxicillin trihidrat
Cara penyimpanan
: Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Komposisi
: Tiap sendok takar (5 ml) mengandung Amoxicillin trihidrat 125mg
Indikasi
: Infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif dan atau gram
negatif yang peka terhadap amoksisilin
4. Studi Praformulasi Bahan Aktif 4.1. Tabel 1. Hasil Studi Pustaka Bahan Aktif N O
BAHAN AKTIF
EFEK UTAMA
EFEK SAMPING
KARAKTERIST IK
KARAKTERIST IK KIMIA
SIFAT LAIN
1
Amoksisili n
2
Ampicilin
3
Penisilin – G potttasium
Digunakan dalam pengobatan infeksi pada telinga, hidung, saluran GI, gigi, kulit, dan saluran pernafasan. Merupakan antibiotik spektrum luas. Untuk pengobatan infeksi peritonitis, endokarditi s, meningitis, cholcystitis dan osteomaetit is Untuk pengobatan infeksi akibat bakteri gram positif aerob seperti S. pneumonia e, B. anthractis, N. meningitis
Mual, muntah, sakit perut, diare, gangguan pencernaan dan alergi
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, bentuk kristal, dan rasa pahit
Stabil dalam asam, larut dalam 370 bagian air, dan 2000 bagian alkohol
Antibiotik spektrum luas, proses absorbsi GI tidak dipengaruhi keadaan makanan di lambung. Distribusi obat rute oral 70%-90%
Mual, muntah, ruam, alergi, urtikaria, angioderma, anafilaksis, anemia
Kristal putih, serbuk hablur, tidak berbau
Larut dalam 90 bagian air, dan 250 bagian alkohol. Praktis tidak larut dalam eter dan kloroform
Lidah menjadi kehitaman, diare, mual, muntah, alergi, perut keram, iritasi, vagina, pembengkak an pembuluh vena, panas
Bersifat higroskopis, serbuk putih, kristal, tidak berbau
Tidak tahan terhadap asam, dan mudah teroksidasi , larut sempurna dalam air dan metanol
Efektifitas rendah pada organisme penghasil enzim penisilinase. Tahan terhadap asam, diserap 3050% di GI Garam potasium menurunkan efek hipokolamik alkalosis , rute bioavailibilit as 15-33%. Ikatan dengan protein 5060%. Ekskresi di ginjal, waktu paruh 0,5-0,7 jam
4.2. Alasan Pemilihan Bahan Aktif
Bahan aktif amoksisilin memiliki sifat bakterisida dan aktif terhadap kuman gram negatif maupun positif. Amoksisilin memiliki efek samping yang kecil terhadap lambung
sehingga dapat diminum sbelum aatau sesudah makan. Pada pembuatan dry sirup menggunakan amoksisilin trihidrat dengan molekul C16H19N3O3S.3H2O dengan berat molekul 419,45. Pemilihan amoksisilin trihidrat ini berdasarkan kelarutan yang lebih besar daripada amoksisilin, sehingga obat yang mengandung amoksisilin akan lebih cepat larut dalam tubuh dan lebih cepat diabsorbsi dengan konsentrasi yang lebih besar. Bentuk sediaan terpilih : Dry sirup Sediaan ini dipilih karena amoksisilin sukar larut dalam air dan pelarut-pelarut lain. Pembuatan dry sirup ini akan mengurangi bobot akgir sediaan sehingga akan mempermudah pengiriman dan meminimalkan biaya. Bentuk kering akan lebih stabil dibandingkan bentuk larutan karena sediaan larutan mudah terhidrolisis pada bagian cincin β-laktam. 4.3. Dosis dan Perhitungannya
a) Menurut Martindale 35th, hal 203
Dosis oral : 250-500 mg tiap 8 jam atau 500-875 mg tiap 12 jam
Anak-anak > 10 tahun : 125-250 mg tiap 8 jam
Dibawah 40 kg : 20-40 mg/ kgBB sehari dalam dosis terbagi tiap 8 jam dan 25-45 mg/kgBB sehari dalam dosis terbagi tiap 12 jam. Dosis maks 3 g/hari
b) Pasien yang dituju Pada kali ini, dibuat sediaan likuid suspensi (dry sirup). Hal ini dikarenakan konsumen / pasien yang dituju adalah pada usia 1-2 tahunyang tidak bisa/ sulit menutup lampu indikator Perhitungan Dosis
Dosis yang dibuat : 125 mg/5 ml Alasan : dosis ini dianggap untuk bagian anakusia 1-12 tahun. Karena anak-anak membutuhkan dosis penyesuaian dalam meminumnya.
5. Jenis dan Contoh Bahan Tambahan dalam Formula
1. PGA (handbook of pharmaceutical exipients ) Akasia : Kompleks agregat gula dan hemiselulosa dengan berat molekul sekitar 240.000 – 580.000. Agregat pada dasarnya terdiri dari inti asam arab yang tergabung
dengan kalsium, magnesium, dan kalsiium bersama dengan gula arabinosa, galaktosa, dan rhamnosa. Fungsinya : sebagai agen pensuspensi, stabilizing agent, bahan pengikat, dan peningkat viskositas. Pemerian : berupa serpihan putih tipis atau putih kekuningan, butiran bubuk atau bubuk kering, tidak berbau, rasa hambar. Tabel konsentrasi pemakaian Pemakaian Emulsifying
Konsentrasi (%) 10-20
agent Pastille base
10-30
Suspending
5-10
agent Tablet
1-5
binder Kondisi stabil dan penyimpanan : larutan berair rentan terdegradasi bakteri atau enzimatik tetapi dapat dipertahankan dengan cara mendidihkan. Juga dapat dibuat dengan penambahan pengawet antimikroba seperti 0.1 %b/v asam benzoat atau 0.17% b/v campuran methyl paraben. Disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering. Inkompatibilitas : akasia tidak kompatibel dengan sejumlah zat termasuk amidopyrine, apomorphine, cresol, etanol 95%, garam-garam besi, morphine, fenol, tannin, physostigmin, timol, vanilin. Mengandung enzim pengoksidasi dapat dimatikan dengan pemanasan singkat pada suhu 100°C. 2. Aquadest (Farmakope Indonesia III hal 96) Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Fungsinya : sebagai pelarut
Inkompatibilitas : air dapat bereaksi dengan obat dan bahan obat lainnya serta dapat menyebabkan hidrolisis / dekomposisi akibat adanya air atau kelembapan. Alasan pemilihan : air merupakan pelarut universal yang dapat hampir melarutkan segala macam bahan tidak toksik, aman Dan cenderung compatible dengan pelarut – pelarut ion.
3. SoduIum Benzoat / Natrium Benzoat (handbook of pharmaceutical exipients) Pemerian : berbentuk granul putih atau kristal. Sedikit bubuk, higroskopis, tidak berbau, atau berbau samar, memiliki rasa manis dan asin yang tidak menyenangkan. Fungsinya : sebagai pengawet antimikroba dan pelumas kapsul Inkompatibilitas : tidak kompatibel dengan senyawa kuartener dan garam besi, gelatin, garam kalsium, garam dari logam berat, termasuk perak, timbal dan air raksa. Aktivitas pengawet dapat dikurangi dengan interaksi kaolin, atau surfaktan non ionik. Tabel kelarutan Natrium Benzoat Solvent
Kelarutan 20°C kecuali dinyatakan lain
Ethanol
1 dalam 75
95% Ethanol
I dalam 50
90% Air
1 dalam 1,8 1 dalam 1,4 at 100°C
Aplikasi dalam formulasi farmasi : natrium benzoat digunakan terutama sebagai pengawet. Dalam koametik, makanan dan obat 0.02-0.5% digunakan dalam obat-obatan oral.
4. Sodium siklamat (handbook of pharmaceutical exipient) Pemerian : sodium siklamat berwarna putih, kristal atau serbuk kristal, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa manis. Fungsinya : sebagai pemanis
Aplikasi dalam formulasi farmasi : digunakan sebagai agen pemanis yang kuat. Biasanya dalam foemulasi makanan, minuman, dan tablet pemanis. Dalam larutan encer sekitar 0.7% b/v daya pemanis lebih sekitar 30 kali lipat dari sukrosa. Tetapi pada konsentrasi tinggi akan berkurang tingkat kemanisannya. Pada konsentrasi 0.5%b/v rasa pahit menjadi nyata. Kondisi stabilitas dan penyimpanan : stabil terhadap panas, cahaya dan udaradiatas rentan pH yang luas. 5. Sukrosa (handbook of pharmaceutical exipients) Pemerian : berasal dari gula tebu, berupa kristal tidak berwarna seperti kristal massa atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau rasa manis. Fungsinya : zat pelapis, pemanis, pengikat tablet, peningkat viskositas, terapetik agent, pengisi tablet, pengencer atau diluent Kondisi stabilitas dan penyimpanan : sukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu kamar dan memiliki kelembapan yang relatif. Menyerap 1 % kelembapan yang dilepaskan setelah pemanasan pada suhu 90°C. Aplikasi dalam formulasi : sukrosa banyak digunakan dalam pemakaian oral, sirup sukrosa mengandung sukrosa 50-67% digunakan sebagai pengikat untuk granulasi basah. Sirup sukrosa juga banyak digunakan dalam cairan oral untuk meningkatkan stabilitas dan viskositas. Tabel penggunaan sukrosa Kegunaan Syrup sebagai larutan Oral Sweeting agent Tablet binder (dry granulation) Tablet binder (wet granulation) Tablet (syrup)
coating
Konsentrasi w/w 67 67 2-20
50-67
50-67
Inkompatibilitas : sukrosa bubuk mungkin terkontaminasi dengan bekas logam berat yang dapat menyebabkan ketidakcocokan dengan bahan aktif, misalnya asam askorbat. Sukrosa juga bisa terkontaminasi dengan sulfit pada saat proses pemurnian. Sukrosa dihidrolis menjadi dekstrosa dan fruktosa.
6. Asam sitrat (farmakoPe indonesia III hal 652) Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk putih, rasa asam kuat, agak higroskopis, dalam udara lembab. Kelarutan : larut dalam kurang dari 1 bagian air dalam 1.5 bagian etanol 95% sukar larut dalam eter P Stabilitas : higroskopis perlu udara lembab. Inkompatibilitas : asam sitrat tidak cocok dengan kalium tartat alkali dan alkalium carbonat dan bikarbonat, asetat serta sulfida tidak cocok dengan agen pengoksidasi, busa, agen pereduksi dan nitrat. Penyimpan : dalam wadah kedap udara, ditempat yang sejukbdan kering Kegunaan : sebagai pendapar, pH 3.0 ± 6.2
7. Natrium sitrat ( farmakope Indonesia III hal 406) Pemerian : hablur putih, tidak berwarna, atau serbuj halus putih Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol 95% Stabilitas : natrium sitrat dihidrat adalah bahan yang stabil Kegunaan : sebagai pendapar, pH 7.0 ± 9.0 Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
8. Polivinil pirolidon (pvp) Pemerian : berupa serbuk putih atau kekuningan, tidak berbau, atau berbau lemah, tidak berasa dan higroskopis Kelarutan : larut dalam air, alkohol atau kloroform, dan tidak larut dalam eter. Secara kimia pvp merupakan zat tambahan yang innert tidak toksik dan tidak bersifat antigenik.
Fungsinya : sebagai bahan pendispersi dan suspending agent Stabilitas : pvp menjadi lebih gelap dengan pemanasan suhu 150°C, tetapi stabil pada pemaparan panas yang singkat pada 110°-130°C. Pvp dapat disimpan dalam kondisi umum tanpa mengalami dekomposisi atau degradasi, karena sifatnya yang higroskopis. Pvp harus disimpan dalam wadah kedap uadara ditempat yang kering dan sejuk.
9. Essence melon Pemerian : terbuat dari kulit melon yang masih segar diproses secara mekanik Stabilitas : dapat disimpan dalam wadah gelas dan plastik Kegunaan : flavouring agent Penyimpanan : wadah tertutup dan tempat yang sejuk, kering serta terhindar dari cahaya matahari 5.1.Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake) 1. Na Benzoat ADI : 5mg/kgBB Rentan usia 1 tahun : 7.85kg x 5 mg = 33.25mg 2-4 tahun : (9.45-12.8)kg x 5mg = (47.25-64)mg 5-7 tahun : (14.3-18.2)kg x 5mg = (71.5-91)mg 8-10 tahun : (20.45-24.3)kg x 5mg = (102.25-121.5)mg 11-12 tahun : (27.65-30.85)kg x 5mg = (138.25-154.25)mg Natrium Benzoat yang digunakan adalah 0.1% X/60ml x 100% = 0.1% X= 0.06 g 1 tahun : 3 x 1.25/60 x 0.06 = 0.006375 g (tidak melebihi) 2-4 tahun : 3 x 2.5/60 x 0.06 = 0.0075 g (tidak melebihi) 5-7 tahun : 3 x 5/60 x 0.06 = 0.015 (tidak melebihi) 8-10 tahun : 3 x 7.5/60 x 0.06 = 0.0235 g (tidak melebihi) 11-12 tahun : 3 x 10/60 x 0.06 = 0.03 g (tidak melebihi)
2. Na Siklamat
ADI : 11mg/kgBB Rentang usia 1 tahun : 7.85kg x 11 mg = 86.35mg 2-4 tahun : (9.45-12.8)kg x 11mg = (103.95-140.8)mg 5-7 tahun : (14.3-18.2)kg x 11mg = (157.3-200.2)mg 8-10 tahun : (20.45-24.3)kg x 11mg = (224.95-267.3)mg 11-12 tahun : (27.65-30.85)kg x 11mg = (304.15-339.35)mg Na Siklamat yang digunakan adalah 0.3% X/60ml x 100% = 0.3% X = 0.18 g 1 tahun : 3 x 1.25/60 x 0.18 = 0.01125 g (tidak melebihi) 2-4 tahun : 3 x 2.5/60 x 0.18 = 0.0225 g (tidak melebihi) 5-7 tahun : 3 x 5/60 x 0.18 = 0.045 g (tidak melebihi) 8-10 tahun : 3 x 7.5/60 x 0.18 = 0.0675 g (tidak melebihi) 11-12 tahun : 3 x 10/60 x 0.18 = 0.09 g (tidak melebihi)
3. PVP (PolivinilPirolidon) ADI : 50mg/kgBB Rentang usia 1 tahun : 7.85kg x 50 mg = 392.5mg 2-4 tahun : (9.45-12.8)kg x 50mg = (472.5-640)mg 5-7 tahun : (14.3-18.2)kg x 50mg = (715-910)mg 8-10 tahun : (20.45-24.3)kg x 50mg = (1022.5-1215)mg 11-12 tahun : (27.65-30.85)kg x 50mg = (1382.5-1542.5)mg PVP yang digunakan adalah 3% X/60ml x 100% = 3 % X= 1.8 g 1 tahun : 3 x 1.25/60 x 1.8 = 0.1125 g (tidak melebihi) 2-4 tahun : 3 x 2.5/60 x 1.8 = 0.225 g (tidak melebihi) 5-7 tahun : 3 x 5/60 x 1.8 = 0.45 (tidak melebihi) 8-10 tahun : 3 x 7.5/60 x 1.8 = 0.675 g (tidak melebihi)
11-12 tahun : 3 x 10/60 x 1.8 = 0.9 g (tidak melebihi)
4. Natrium Sitrat ADI : 15mg/kgBB Rentang usia 1 tahun : 7.85kg x 15 mg = 11.75mg 2-4 tahun : (9.45-12.8)kg x 15mg = (141.75-192)mg 5-7 tahun : (14.3-18.2)kg x 15mg = (214.5-273)mg 8-10 tahun : (20.45-24.3)kg x 15mg = (306.75-364.5)mg 11-12 tahun : (27.65-30.85)kg x 15mg = (1414.75-462.75)mg Natrium Sitrat yang digunakan adalah 0.34% X/60ml x 100% = 0.34% X= 0.204 g 1 tahun : 3 x 1.25/60 x 0.204 = 0.01275 g (tidak melebihi) 2-4 tahun : 3 x 2.5/60 x 0.204 = 0.0255 g (tidak melebihi) 5-7 tahun : 3 x 5/60 x 0.204 = 0.051 g (tidak melebihi) 8-10 tahun : 3 x 7.5/60 x 0.204 = 0.0765 g (tidak melebihi) 11-12 tahun : 3 x 10/60 x 0.204 = 0.102 g (tidak melebihi) 6. Susunan Formula dan Komposisi Tambahan dalam Formula 6.1. Tabel 2. Rancangan Formula per Satuan Kemasan No
Bahan
1 2
Amoxicillin Trihidrat PGA
3
PVP
4 5
Sukrosa Na Siklamat
6 7 8 9 10
Na Benzoat Asam Sitrat NaoH Melon Flavor Aqudest
Fungsi Bahan Aktif Suspending Agent Suspending Agent Pemanis Pemanis Buatan Pengawet Dapar Dapar Perasa Pelarut
Jumlah
Presentase
60 ml 1,725 g 4,5 g
500 ml 14,375 g 37,5 g
2,875 % 7,5 %
1,8 g
15 g
8%
4,68 g 0,18 g
39 g 1,5 g
7,8% 0,3 %
0,06 g 0,973 g 0,33 g 0,024 g Ad 60 ml
0,5 g 8,108 g 2,5 g 0,2 g Ad 500 ml
0,1 % 1,63 % 0,5 % 0,3 %
a. Penambahan Massa bahan 10 % No
Bahan
Fungsi
1 2
Amoxicillin Trihidrat PGA
3
PVP
4 5
Sukrosa Na Siklamat
6 7 8
Na Benzoat Asam Sitrat Na OH Melon Flavor
Bahan Aktif Suspending Agent Suspending Agent Pemanis Pemanis buatan Pengawet Dapar Dapar Perasa
9
Jumlah (500 ml) 14,375 g 37,5 g
Penambahan 10 % 1,4375 g 3,75 g
15,8175 g 41,25 g
15 g
1,5 g
16,5 g
39 g 1,5 g
3,9 g 0,15 g
42,9 g 1,65 g
0,05 g 0,8 g 0,25 g 0,02 g
0,55 g 8,908 g 2,75 g
0,5 g 8,108 g 2,5 g 0,2 g
Total
0,22 g
6.2. Penimbangan untuk 1 botol 60 ml Amoxicillin anhidrat dosis 125 mg/5 ml Maka untuk membuat 60 ml = 125 mg/5ml = xmg/60 ml, maka x= 1,5 g Untuk amoxicillin trihidrat , = PGA
=
7,5 100
1 1,15
=
1,5 𝑥
=> x = 1,725 gram amoxicillin trihidrat
x 60 ml = 4,5 g
3
PVP = 100 x 60 ml = 1,8 g Sukrosa =
7,8 100
x 60 ml = 4,68 g 0,3
Na Siklamat = 100 x 60 ml = 4,68 g 0,1
Na Benzoat = 100 x 60 ml = 0,06 g 0,3
Melon Flavor = 100 x 60 ml = 0,2 g 6.3. Penimbangan bahan skala besar 500 ml Amoxicillin trihidrat =
1,725 𝑔 60 𝑚𝑙
x 500 ml = 14,375 g
Untuk Penambahan 10 % = 14,375 g + 1,437 g = 15,8125 g 4,5 𝑔
PGA = 60 𝑚𝑙 x 500 ml = 37,5 g Untuk Penambahan 10 % = 37,5 g + 3,75 g = 41,25 g 1,8 𝑔
PVP = 60 𝑚𝑙 x 500 ml = 15g Untuk Penambahan 10 % = 15 g + 1,5 g = 16,5 g
Sukrosa =
4,68 𝑔 60 𝑚𝑙
x 500 ml = 39 g
Untuk Penambahan 10 % = 39 g + 3,9 g = 42,9 g 0,18 𝑔
Na Siklamat = 60 𝑚𝑙 x 500 ml = 1,5 g Untuk Penambahan 10 % = 1,5 g + 0,15 g = 16,5 g Na Benzoat =
0,06 𝑔 60 𝑚𝑙
x 500 ml = 0,5 g
Untuk Penambahan 10 % = 0,5 g + 0,05 g = 0,55 g 0,2 𝑔
Melon Flavor = 60 𝑚𝑙 x 500 ml = 1,7 g Untuk Penambahan 10 % = 1,7 g + 0,17 g = 1,87 g
7. Perhitungan Dapar Dapar sitrat berfungsi untuk mempertahankan pH sediaan dengan sedikit asam dan bas, pH yang digunakan adalah pH 5 dengan kapasitas dapar 0,1 sebanyak 25 ml.
pKa sitrat : pKa : 3,13
pH = pKa + log 5,0=4,78 + log 0,22 = log [𝐺] [𝐴]
[𝐺] [𝐴] [𝐺] [𝐴]
[𝐺] [𝐴]
= 1,6596
[G] = 1,6596 [A]
Β=
2,303 𝑥 𝐾𝑎 𝑥 [𝐻+]𝑥𝐶 [ 𝐾𝑎+[𝐻+]]²
0,1 =
2,303 𝑥1,6596 𝑥 10−5 𝑥𝐶 [ 1,6596𝑥[10−5 ]]²
0,1 =
3,8221𝑥 10−10 𝑥𝐶 [ 7,0735𝑥[10−10 ]
1
= 0,5403
C
= 0,18508
pKa : 4,78 (yang digunakan)
pKa: 6,40
pKa = -log Ka 4,78= -log Ka Ka = 1,6596 x 10−5 pH = - log [H+] [H+] = 1 x 10−5
C
= [garam] + [asam]
0,81508= 1,6596 [A] + [A] [A]
= 0,06959 mol/ml
[G]
= 1,6596 [asam]
=1,6596 x 0,06959 mol/L = 0,11549 mol/L Dibuat dapar sitrat 25 ml = 0,025 L n asam = 0,06959 mol/L x 0,025 L = 0,00174 mol/L n garam = 0,11549 mol/L x 0,025 L = 0,00289 mol Asam = NaH₂Sitrat Garam = Na₂H sitrat Jumlah yang ditimbang = MxMrxV/1000 As. Sitrat
= 0,00174 x 210,14 x 60 /1000 = 0,0219 g
Na₂H sitrat
= 0,00289 x 294,1 x 60 /1000 = 0,051 g
8. Metode Pembuatan
8.1.Alat dan Bahan Alat
Gelas ukur Timbangan analit Mortir dan Stamper Pipet Tetes Ayakan Oven
Bahan
Amoxicillin PGA PVP Sukrosa Na Siklamat
Na Benzoat Na Sitrat Asam Sitrat Melon Flavoure Aquadest
8.2.Prosedur Kerja Kalibrasi botol 60 ml
Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan jumlahnya meliputi Amoxicillin, PGA, PVP, Na Benzoat, Sukrosa, Na Siklamat, Asam Sitrat, Na Sitrat.
Mortir disiapkan lalu dimasukkan Na Siklamat ditambah dengan Sukrosa dan gerus ad homogeny (1)
Dimasukkan Asam Sitrat ditambahkan dengan Na Sitrat, lalu gerus ad homogen pada wadah berbeda (2)
Ditambahkan PGA, PVP, Na benzoate, lalu gerus ad homogeny pada sediann (1)
Campurkan (1) pada campuran (2) lalu ad homogen (3)
Flavor diteteskan sedikit sedikit pada campuran (3)
Dioven pada suhu 50oC
Diayak dengan ayakan no.16 lalu tambahkan amoxicillin aduk ad homogen
Serbuk dimasukkan ke dalam botol yang disertakan etiket dan brosur kemasan sekunder
8.3.Prosedur Evaluasi 1. Uji Organoleptis
Uji ini dilakukan secara visual dengan melihat warna, rasa, dan baunya sebelum dan sesudah penyimpanan. Apabila selama penyimpanan ± 7 hari terdapat perubahan mulai dari warna, rasa, dan bau maka sediaan yang dihasilkan tidak baik dan memiliki stabilitas yang jelek. Hal yang perlu diamati : a. Bau b. Warna c. Rasa d. Bentuk sediaan 2. Uji Ph Untuk melihat kestabilan PH dari sediaan. Jika PH sediaan basa maka sediaan yang dihasilkan memiliki kestabilan yang jelek, karena PH dari zat aktif berupa PH asam. a. Dilakukan kalibrasi alat PH meter dengan larutan penyangga b. Dikeringkan dengan tisu lalu dibilas elektroda dengan aquadest. Lalu bilas elektroda dengan larutan uji. c. Elektroda dicelupkan ke dalam contoh uji sampai PH meter menunjukkan pembacaan yang tepat d. Catat hasil pembacaan skala atau angka dari PH meter 3. Uji Viskositas Untuk melihat sifat aliran dari sediaan yang dihasilkan apakah terlalu encer atau terlalu kental. a. Memasukkan sampel ke dalam cup, jika kental gunakan cup yang berukuran kecil, jika encer gunakan cup yang berukuran besar. b. Pegang viskometer di satu tangan, gunakan level ukuran atau meteran pada unit untuk memastikan unit kira-kira telah horizontal. c. Letakkan rotor pada pusat cup lalu pindahlan apitan jarum meter hingga berlawanan lalu tekan on d. Ketika rotor mulai berputar, jarum indicator viskositas secara berkala bergerak ke kanan dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan viskositas dengan sampel cairan. e. Baca nilai viskositas dari skala untuk rekor yang sedang digunakan
f. Ketika pengukuran berjalan sempurna, tekan off, setelah jarum dikembalikan pada posisi awal, amankan dengan memindahkan jepitan jarum meter sesuai dengan petunjuk arah. 9. Rancangan Etiket, Brosur, dan Kemasan 9.1. Desain Etiket
9.2. Desain Brosur
9.3. Desain Kemasan
10. Hasil dan Pembahasan Pembahasan Setelah didapatkan serbuk kering yang baik kemudian dilakukan uji evaluasi pada beberapa aspek dan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Pada uji organoleptis didapatkan hasil bahwa warna sediaan hijau muda, rasa manis dan aroma masih sedikit amoxicillin. Hal ini sudah sesuai dengan spesifikasi sediaan pada saat pra-formulasi, serta sediaan kami juga sesuai untuk dipasarkan pada konsumen/ pasien anak-anak. Tetapi kriteria bau yang dihasilkan tidak sesuai karena bau amoksilin dan PVP sulit ditutupi. Hal ini dapat di atasi dengan meningkatkan jumlah pemanis yang digunakan dan flavour,namun flavor tidak di tambahkan lagi karena warna dari sediaan sudah cukup baik. 2. Pada uji pH didapatkan hasil yaitu pH dari sediaan sebelum penyimpanan sebesar 5,05. Berdasarkan teori, amoxicilin memiliki rentang pH antara 3,5-5,5 maka sediaan kami telah memenuhi spesifikasi
uji pH. Namun, pada pH tersebut aktivitas Na benzoat sebagai pengawet menurun dikarenakan Na benzoat aktif pada pH dibawa 2-5. 3. Pada uji viskositas didapatkan hasil yaitu viskositasnya sebesar 15. Pada nilai viskositas tersebut sediaan dapat dituang dengan mudah. 4. Pada uji waktu rekonstruksi didapatkan hasil bahwa sediaan dapat di homogenkan dalam waktu 09,31 detik. Hal ini berkaitan dengan kemudahan pasien dalam menghomogenkan sediaan ketika mereka akan mengkonsumsinya. Berdasarkan hasil ini maka sediaan kami telah lolos uji rekonstruksi karena dalam waktu singkat (9,31 detik) sediaan telah homogen. 11. Kesimpulan
Pada praktikum ini sediaan dibuat dalam bentuk dry sirup sebab amoksisilin tidak stabil dalam media air. Karena dengan adanya air dapat menghidrolisis cicin beta-lactam sehingga amoksilin akan rusak dan efek antibiotikya terdegradasi. dibuat dalam bentuk suspensi karena Amoksisilin sukar larut dalam air Berdasarkan evaluasi yang dilakukan diperoleh, bau sediaan yang kami buat tidak memenuhi syarat spesifikasi sediaan yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk evaluasi waktu alir, pH, warna, rasa, dan laju sedimentasi memenuhi syarat spesifikasi sediaan yang telah ditetapkan.
12. Daftar Pustaka
Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Kibbe, A. H. 2000. Handbook of Pharmaceuticals Excipients. London-United Kingdom: Pharmaceutical Press. Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex. London: The Pharmaceutical Press. McEvoy and K. Gerald. 2002. AHFS Drug Book 4. USA: American Society of Health System Pharmacist. Mycek, M. Johnson., R. Amrstrong, Harvey and P. Champe. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Widya Medika Ofner,et al.1985. Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems. Vol 2. Marcer Dekker, New York Reynolds, J.E.F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia, 28 Edition. London: The Pharmaceutical Press. Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta
13. Lampiran Foto