LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES NAMA NIM NAMA LABORATORIUM TANGGAL PRAKTIKUM
: : :
Rahmawati Sukma 1517022 Laboratorium Operasi Teknik Kima
:
22 Maret 2019
JUDUL KEGIATAN
:
Identifikasi Mikroorganime menggunakan Mikroskop
HASIL PENGAMATAN / GAMBAR
NOMEN KLATUR KLASIFIKASI Susunan klasifikasi bakteri Salmonella secara sistematik menurut Bergey's Manual (dalam PELCZAR & REID 1958) sebagai berikut : Divisio :Protophyta Class :Schizomycetes Ordo :Eubacteriales Family :Enterobacteriaceae Tribus Salmonelleae Genus :Salmonella Spesies : Parathypi
CIRI DAN SIFAT / KARAKTER MIKROORGANISME 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bakteri batang lurus, Gram negatif, tidak berspora, Bergerak dengan flagel peritrik, Berukuran 2-4 µm x 0.5-0,8 µm. Salmonella sp. Tumbuh cepat dalam media yang sederhana (jawet’z, dkk, 2005), 7. Jika dilakukan pewarnaan gram maka pada pemeriksaan mikroskopis berbentuk batang dan warna merah muda. 8. hampir tidak pernah memfermentasi laktosa dan sukrosa, 9. Membentuk asam dan kadang gas dari glukosa dan manosa, 10. Biasanya memporoduksi hidrogen sulfide atau h2s, pada biakan agar koloninya besar bergaris tengah 2-
KETERANGAN
dalam motil Gram-negative, berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob dan terdapat identifikasi serologis antigens somatic dan flagellar. 1. SIKLUS HIDUPNYA Untuk siklus hidup dari bakteri Salmonella paratyphi tidak diperoleh sumber informasi yang lengkap sehingga siklus hidup pada bakteri ini tidak dapat dijelaskan. 2. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN Salmonella paratyphiadalah penyebab demam enteric.Salmonella paratyphi juga memiliki jangkauan inang yang luas dan beberapa diantaranya menyebabkan penyakit atau peradangan usus dan penyakit sistemik (menyebabkan demam Paratyphoid) serta Enterocolitis (Dahulu “Gastroenteritis”). 5. 3.
PENYEBARAN Adapun Penyebaran
8milimeter, 11. bulat agak cembung, jernih, smooth, 12. Pada media bap tidak menyebabkan hemolisis, pada media mac concey koloni salmonella sp. 13. Tidak memfermentasi laktosa (nlf), konsistensinya smooth (who, 2003) 14. Tahan hidup dalam air yang dibekukan dalam waktu yang lama, bakteri ini resisten terhadap bahan kimia tertentu 5 8 (misalnya hijau brillian, sodium tetrathionat, sodium deoxycholate) yang menghambat pertumbuhan bakteri enterik lain. 15. Struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus), sitoplasma, dan dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif , maka memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri Gram positif.
dari bakteri Salmonella paratyphi ini melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Makanan dan minuman yang membawa bakteri tersebut masuk kedalam mulut kemudian akan melewati saluran pencernaan dan akan sampai ke usus. Setelah memasuki dinding usus kecil, Salmonella paratyphi mulai melakukan penyerangan melalui system limfa ke limfa yang menyebabkan pembengkakan pada urat dan setelah satu periode perkembangbiakan bakteri tersebut kemudian menyerang aliran darah. Aliran darah yang membawa bakteri ini juga akan menyerang liver, kantong empedu, limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian berkembangbiak dan menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organ-organ yang telah terinfeksi inilah mereka terus menyerang aliran darah yang menyebabkan bacteremia skunder. Bacteremia skunder ini bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit klinis. 4. PENULARAN Salmonella paratyphi terjadi secara sporadis dengan penjangkitan yang terbatas dan hanya terjadi pada manusia. Bakteri ini menular melalui kontak langsung maupun tak langsung dengan tinja atau melalui urin pada pasien penderita namun hal tersebut jarang ditemukan. Media penularan Salmonella paratyphidapat juga melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh bakteri tersebut terutama susu, produk
susu maupun perikanan, bisa juga tercemar melalui tangan kotor ataupun lalat yang mungkin menyebabkan kontaminasi. Beberapa penularan yang berhubungan dengan ketersediaan air telah didokumentasikan. Periode inkubasinya antara 1 hingga 3 minggu. Salmonellaparatyphi dikeluarkan melalui tinja dari manusia atau binatang yang terinfeksi. Kontaminasi tinja dari air tanah atau air permukaan juga air olahan yang tidak layak dalam pemrosesannya serta air minum yang tak layak untuk dipakai menjadi penyebab utama timbulnya epidemic air yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi 5. GEJALA Salmonella paratyphi menyebabkan demam infeksi bakteri yang di tandai dengan serangan kasar dilanjutkan dengan demam, rasa tak enak badan, sakit kepala, susah tidur, pembengkakan limpa, bradycardia, dan munculnya bintik-bintik. Pada orang dewasa lebih umum terjadi konstipasi dibanding diare, komplikasi meliputi pelubangan pada usus, penyakit kejiwaan, hepatitis, cholecystitis, pneumonitis, dan pericarditis. Secara klinis demam paratifoid sama dengan demam tifoid akan tetapi tingkat kefatalannya lebih rendah. Sedangkan pada Enterocolitis biasa bisa terjadi tanpa demam enteric yang ditandai dengan sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, diare dan dehidrasi. 6. OBAT YANG DIGUNAKAN Pengobatan untuk demam paratifoid yang
disebabkan oleh Salmonella paratyphi biasanya menggunakan obat antibiotic namun ada juga pengobatan dengan cara memberikan Vaksin. Obat yang sering digunakan adalah Ofloxacin (Ofloxacin oral), chloramphenicol, Trimethoprim - Sulfamethoxazole, Cefotaxime, Ciprofloxacin, Gentamicin, Ampicillin dan Amikacin. Namun tidak semua obat-obat antibiotic ini dapat membunuh atau mematikan bakter Salmonellaparatyphi Hal ini disebabkan karena bakteri resisten terhadap obat-obat antibiotic tersebut. Jadi bakteri mampu menunjukkan ketahanannya atau mampu untuk mempertahankan diri sehingga obat-obat antibiotic tersebut mengalami penurunan kepekaan terhadap bakteri Salmonella paratyphi . Sehingga obat-obat antibiotic tersebut tidak dapat bekerja secara maksimal dan tidak dapat membunuh bakteri Salmonella paratyphi karena aktiivitas obat antibiotic tersebut dihambat terlebih dahulu oleh bakteri.
Keterangan lain : Klasifikasi kuman Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan menurut dasar reaksi biokimia, serotipe yang diidentifikasi menurut struktur antigen O, H dan Vi yang spesifik (Jawet’z, dkk, 2005 ; Bennasar, A., et al, 2000), menurut reaksi biokimianya, Salmonella sp. dapat diklasifikasikan menjadi tiga spesies yaitu S. typhi, S. enteritidis, S. cholerasuis, disebut bagan kauffman-white (Irianto, 2006). Berdasarkan serotipenya di klasifikasikan menjadi empat serotipe yaitu S. paratyphi A (Serotipe group A), S. paratyphi B (Serotipe group B), S. paratyphi C (Serotipe group ), dan S. typhi dari Serotipe group D (Jawet’z, 2005). Perbedaan karakteristik dari masing-masing spesies Salmonella sp. berdasarkan sifat-sifat biokimianya dapat dilihat pada tabel
JAWETZ et al. (dalam BONANG 1982) mengemukakan bahwa struktur dinding sel bakteri gram negatif mengandung 3 polimer senyawa mukokompleks yang terletak di luar lapisan peptidoglikan (murein). Ketiga polimer ini terdiri dari: 1. Lipoprotein adalah senyawa protein yang mempunyai fungsi menghubungkan antara selaput luar dengan lapisan peptidoglikan (murein). 2. Selaput luar adalah merupakan selaput ganda yang mengandung senyawa fosfolipid dan sebagian besar dari senyawa fosfolipid ini terikat oleh molekul-molekul lipopolisakharida pada lapisan atasnya. 3. Lipopolisakharida adalah senyawa yang mengandung lipid yang kompleks Molekul-molekul lipopolisakharida ini berfungsi sebagai penyusun dinding sel bakteri gram negatif yang dapat
mengeluarkan sejenis racun (toxin) yang disebut endotoksin. Endotoksin ini dikeluarkan apabila terjadi luka pada permukaan sel bakteri gram negatif tersebut. Mengetahui, Kepala Laboratorium
( Ida Nur Apriani, ST. MT.)
Jakarta,22 Maret 2019 Mahasiswa Pelaksana Praktikum
(Rahmawati Sukma)
Daftar Pustaka: Kunarso J.k,(1877),BEBERAPA CATATAN TENTANG BAKTERI SALMONELLA,Oseana,Volume XII, Nomor 4 : 79 - 90, 1987 ISSN 0216-1877, http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xii(4)79-90.pdf http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-wahyunengs-5324-2-bab2.pdf