Laporan Pendahuluan Ibu Hamil.docx

  • Uploaded by: Erva Ayr
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Ibu Hamil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,325
  • Pages: 33
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA IBU HAMIL

A. Konsep Dasar Ibu Hamil 1. Pengertian Bumil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehamilan. Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Kehamilan terbagi atas trimester I (1 – 14 minggu), trimester II (14 – 28 minggu), trimester III (28 – 42 minggu). 2. Konsep Pertumbuhan / PerkembanganFisik a. Perubahan/ Pertumbuhan Fisik a) Perubahan Pada Kulit Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi, dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi terjadi stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2 jenis stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan stria albikan (garis berwarna putih). Hal ini terjadi karena

1

pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. b) Perubahan kelenjar Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil. c) Perubahan payudara Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan yang terlihat pada payudara adalah: 1) Payudara membesar, tegang dan sakit 2) Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas 3) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder 4) Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri. 5) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum. d) Perubahan Perut Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya hingga kehamilan 4 bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang

2

dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra. e) Perubahan Alat Kelamin Luar Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan (tanda Chadwick). f) Perubahan padaTungkai Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri. g) Perubahan Sikap tubuh Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar. b. Perkembangan/ Perubahan Psikologis Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada: 1) Trimester I meliputi: ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir. 2) Trimester II meliputi: perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri sendiri. 3) Trimester III meliputi: memiliki perasaan aneh, sembrono, lebih introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu. c. Masalah yang Sering Terjadi 1) Respon Terhadap Perubahan Citra Tubuh

3

Perubahan

fisiologis

kehamilan

menimbulkan

perubahan bentuk tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II pembesaran abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia kehamilan. Secara bertahap terjadi kehilangan batasan–batasan fisik secara pasti, yang berfungsi memisahkan diri sendiri dari orang lain dan memberi rasa aman. Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai – nilai yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka.

2) Ambivalensi Selama Masa Hamil Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin.

4

Pernyataan pasangan tentang kecantikan seorang wanita yang tidak hamil atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan untuk memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat meningkatkan rasa ambivalen. Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu perasaan tersebut. Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester III dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang bayi yang sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap. Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita kemungkinan akan mengingat kembali saat–saat ia tidak menginginkan anak tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi yakin bahwa perasaan ambivalennya telah menyebabkan anaknya cacat. 3) Hubungan Seksual Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda–beda ini dipengaruhi oleh faktor – faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita. Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan

5

mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat

sangat

melampiaskan

meningkatkan seksualitasnya.

keinginannya Pada

trimester

untuk III

peningkatan keluhan somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993). Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual mereka selama masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara pasangan merupakan hal yang penting. Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan emosi, yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahan – perubahan yang mereka alami, pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat dapat memperlancar komunikasi antar pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan perasaan dan perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993). 4) Kekhawatiran terhadap Janin Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda–beda selama masa hamil (Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan

6

dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua. d. Tugas Perkembangan 1) Menerima Kehamilan Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima kehamilan. a) Kesiapan menyambut kehamilan Ketersediaan

keluarga

berencana

mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan,

baik

diinginkan

maupun

tidak

diinginkan, bergantung pada keadaan. Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala - gejala awal untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti “tidak

7

sekarang,” bukan saya,” dan “ tidak yakin,” mungkin menunda mencari pengawasan dan perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini. Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon “suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.” Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai kehendak alam. Banyak wanita mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya

penerimaan

terhadap

kehadiran

seorang anak, akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan. b) Respon Emosional Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional

8

yang terlihat pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil. Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap orang lain ini membingungkan calon ibu dan orang- orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan kemarahan

serta

perasaan

suka

cita,

serta

kegembiraan yang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali. Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini. Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam keluarga

dan

tampak

yakin

bahwa

pikiran-

pikirannya dan gejala - gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan.

9

Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan

dekat

dengan

anak

membantu

menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini. Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak nyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman, 1984) 2) Mengenal Peran Ibu Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran - peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat adik adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu. Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak, dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi

10

menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff, 1980 ; Lederman,

1984).

Wanita

yang

lain

tidak

mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan keputusan - keputusan yang berkaitan denga karir dan anak harus diselesaikan. 3) Hubungan Ibu-Anak Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka mulai berpikir seakan-akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk perawatan

yang

harus

mereka

berikan.

Mereka

mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan bahwa wanita “menerapkan” dan menguji perannya sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti ibu yang memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai sumber informasi dan pengalaman. Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses perkembangan(Rubin, 1975).

11

Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975). 4) Hubungan Dengan Pasangan Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak (Richardson,1983). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980; May, 1982). Ada 2 kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson, 1983). Kebutuhan pertama ialah menerima tanda – tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus “memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut. Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu. Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama–lamanya. Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan

12

suami bertambah dekat selama masa hamil. Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak mematangkan hubungan suami – istri akibat peran dan aspek – aspek baru yang ditemukan dalam diri masing – masing pasangan. 5) Kesiapan Untuk Melahirkan Menjelang

akhir

trimester

III,

wanita

akan

mengalami kesulitan napas dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur ibu. Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya varies dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan istirahat. Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan, apakah disertai rasa suka cita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke tahap persalinan.

13

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil 1. Pengkajian Tanggal

: Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien

Jam

:

No. RM

: Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain dalam suatu ruangan.

a. Data Subyektif 1) Biodata a) Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil,

dan

menghindari

terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41) b) Umur

: ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan kurang dari 35 tahun

c) Agama :

ditanyakan

untuk

mengetahui

kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan

kebidanan.

(Depkes

RI,

2002:14) d) Suku

: untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal

dan

carapendekatan asuhan.

14

menentukan serta

pemberian

e) Pendidikan

: untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam memberikan asuhan.

f) Pekerjaan

:

untuk

mengetahui

bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami dapat

mempengaruhi

kesehatan klien / tidak. g) Penghasilan

: untuk

mengetahui

ekonomi

penderita

status dan

mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien. h) Alamat

: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah lingkungan cukup aman

bagi

kesehatannya

serta mempermudah untuk melakukan

kunjungan

ulang. 2) Alasan Datang Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri. 3) Keluhan Utama Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.

15

4) Riwayat Kesehatan yang Lalu Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun

tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu

pernah dirawat di rumah sakit atau tidak. 5) Riwayat Kesehatan Sekarang Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor. 6) Riwayat Kesehatan Keluarga Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama : a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis. b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma. c) Riwayat

kehamilan

meningkatkan

kembar.

kemungkinan

Faktor hamil

yang kembar

adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265)

16

7) Riwayat Haid Ditanyakan mengenai : a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun. b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari. c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap. d) Keluhan yang dirasakan. e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak. 8) Riwayat Perkawinan Ditanyakan tentang : Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah. a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya

belum

cukup

pertumbuhannya

sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan. b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR. 9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya kelainan

17

atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan selanjutnya. 10) Riwayat Kehamilan Sekarang a) Berapa kali periksa dan dimana Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu. b) Gerakan

janin.

Umumnya

gerakan

janin

dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu. c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan. d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walupun diberikan pada kehamilan muda. e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan. f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.

18

11) Riwayat KB Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa. 12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari a) Nutrisi Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang berlebihan. b) Eliminasi Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan rektum. c) Istirahat Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168). Jadwal istirahat dan

19

tidur harus diperhatikan dengan baik karena istirahat

dan

tidur

yang

teratur

dapat

meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk

kepentingan

pertumbuhan

dan

perkembangan janin (Manuaba, 2000:140). d) Aktivitas Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya (Christina, 2000:163). e) Personal Higiene (1) Rambut harus sering dicuci. (2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries. (3) Buah

dada

adalah

organ

yang

erat

hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi

oleh

karena

itu

bila

kurang

kebersihannya bisa menyebabkan infeksi. (4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke belakang.

20

(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa tersembunyi kuman penyakit. (6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman. (7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina, 2000:159-160) 13) Riwayat Psikososial dan Budaya Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga

berhubungan

takhayul,

kebiasaan

dengan berobat

kepercayaan dan

semua

pada yang

berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu. 14) Pola Spiritual Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu. b. Data Obyektif 1) Pemeriksaan Umum - Keadaan umum : Baik/cukup/lemah. - Kesadaran

: Composmentis/apatis/samnolen.

- Tinggi badan

: Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit.

21

-

Berat badan sebelum hamil : Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat hamil

adakah

penambahan

berat badan atau penurunan berat badan. -

Berat badan sekarang

: Selama kehamilan TM II dan III pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg

-

Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk, sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR.

-

Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur 2) Pemeriksaan fisik a) Kepala dan leher (1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka ataulesi (2) Rambut

: warna hitam, tidak ada

ketombe, tidak rontok dan distribusi merata. (3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan tidak pucat. (4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus. (5) Mulut dan gigi :

bersih,

warna

bibir

kemerahan, tidak ada stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.

22

(6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. b) Payudara (1) Inspeksi

:bentuk melingkar, simetris,

hiperpig-mentasi pada areola, puting susu menonjol,

tidak

ada

retraksi

atau

dimpling. (2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum (-). c) Abdomen (1) Inspeksi operasi

: tidak ada luka bekas ,terdapat

linea

nigradan

pembesaran uterus sesuai dengan umur kehamilan. (2) Palpasi Leopold I

:

- Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha. - Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien. - Rahim dibawah ke tengah. - Tinggi fundus uteri ditentukan. - Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri. Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak,

23

kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong. Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis. Leopold II : - Kedua tangan pindah ke samping. - Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan. - Tentukan letak punggung anak. - Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin. Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil). Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus. Leopold III : - Dipergunakan satu tangan saja. - Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya. - Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan. Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul).

24

Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut. Leopold IV : - Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita. - Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah. - Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul. Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan. - Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul). - Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum panggul).

melewati Leopold

pintu IV

atas untuk

menentukan bagian yang terendah danberapa masuknya bagian yang bawah ke dalam ronggapanggul. 3) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA). 4) Pemeriksaan Khusus Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari

25

kelaianan cervik dan vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai. USG

: Untuk menentukan letak placenta.

5) Pemeriksaan Laboratorium Hb

: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan

keadaan umum pasien lemahserta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia. Urin

: dicurigai ada protein urin yang memperberat

kehamilan 2. Diagnosa Keperawatan a. Ketidaknyamanan

berhubungan

dengan

perubahan

pada

mekanika tubuh efek dari perubahan hormone. b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan Penekanan kandung kemih karena pembesaran uterus. c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya informasi. d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan. e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang mengalirkan O2 3. Intervensi Keperawatan a. Ketidaknyamanan

berhubungan

dengan

perubahan

pada

mekanika tubuh efek dari perubahan hormone. Tujuan : Ketidaknyamanan berkurang/ hilang. Kriteria Hasil : 1) Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang tepat. 2) Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan

26

INTERVENSI

RASIONAL

1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak 1. Menentukan intervensi selanjutnya nyaman yang dirasakan klien 2. Kaji TTV klien

2. Ketidaknyamanan

dapat

diakibatkan pola nafas, curah jantung, temperature/suhu

yang

tidak stabil 3. Atur posisi klien senyaman mungkin 3. posisi menentukan perasaan / saat

dilakukan

pengkajian/

pemeriksaan

4. Ajarkan

ketidajknyamanaan

dari

klien

atau ibu hamil

klien

meminimalkan

/ibu

untuk 4. posisi tubuh, porsi makan, dan

ketidaknyamanan

saat

berada

dirumah

dengan

mengatur posisi tubuh,

porsi makan (6 x dengan porsi

aktivitas berlebih adalah faktor penyebab munculnya

ketidaknyamanan

saat hamil

sedikit), dan aktivitas 5. Berikan lingkungan yang nyaman 5. peningkatan kenyamanan bagi bagi

klien

saat

pengkajian

/

klien.

pemeriksaan 6. Kolaborasikan dengan dokter ahli 6. pengobatan efektif dan aman pada kandungan

dalam

tindakan

pengobatan bila perlu

27

ibu hamil

b. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan kandung kemih karena pembesaran uterus. Tujuan : Masalah eliminasi urin dapat teratasi. kriteria hasil : 1) Klien

dapat

menyebutkan

cara-cara

untuk

meminimalkan masalah. 2) Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi medis. 3) Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah dan ekstremitas. INTERVENSI

RASIONAL

1. Kaji kenaikan berat badan

1. Mendeteksi penambahan BB berlebih dan retensi cairan yang tidak terlihat

2. Memberi

penjelasan

tentang

2. Penekan terjadi pada kandung

perubahan sistem perkemihan

kemih

selama kehamilan.

uterus

3. Menganjurkan

ibu

untuk

melakukan posisi miring saat

akibat

pembesaran

3. Meningkatkan perkusi ginjal memobilisasi bagian edema

tidur 4. Anjurkan

klien

menghindari

4. Posisi

memungkinkan

posisi tegak atau supine dalam

terjadinya sindrom vena kava

waktu yang lama

dan menurunnya aliran vena.

5. Berikan info mengenai perlunya masukan cairan 6-8 gelas perhari

5. Memungkinkan menurun, mengembangkan paru.

28

diafragma membantu ekspansi

c. Kurang pengetahuan: Perawatan kehamilan berhubungan dengan Kurangnya informasi. Tujuan : menambah wawasan tentang perawatan kehamilan. Kriteria Hasil : 1) Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan. 2) Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan. 3) Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan INTERVENSI

RASIONAL

1. Kaji tingkat pendidikan ibu

1. Mengetahui pendidikan

tingkat ibu

memudahkan

dapat

memberikan

penjelsan tentang perawatan kehamilan 2. berikan

penjelasan

tentang

perubahan-perubahan

biologis

dan psikologis normal pada ibu

2. mencegah

tingkat

kekhawatiran pada ibu selama kehamilan

hamil 3. berikan imunisasi TT 0,5 ml IM

3. melindungi bayi pada saat lahir dari tempat yang tidak bersih dan mencegah bakteri menyerang bayi baru lahir

4. lakukan

diskusi

tentang

4. Membantu ibu mengetahui tentang

mempengaruhi

beresiko selama kehamilan

kehamilan,

resiko komplikasi kehamilan, dan

hal-hal

yang

dapat

membahayakan janin.

29

hal



penyakit-penyakit yang dapat

hal

yang

5. jelaskan rencana perawatan dan

5. Membantu ibu mengetahui hal – hal yang perlu dilakukan

pengobatan.

saat kehamilan dan proses pengobatan jika terjadi sakit pada ibu

d. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan kenyamanan. Tujuan : masalah gangguan tidur teratasi. Kriteria hasil : 1) Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur. 2) Klien mendaptkan istirahat yang maksimal. INTERVENSI 1. Tinjau perubahan

ulang tidur

RASIONAL kebutuhan normal

1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pola tidur

berkenaan dengan kehamilan 2. Evaluasi

tingkat

kelelahan,

2. Meringankan rasa lelah

anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari 3. Kaji insomnia, anjurkan teknik

3. Ansietas

yang

berlebihan,

relaksasi, membaca, mandi air

kegembiraan,

hangat, dan penurunan aktivitas

ketidaknyamanan fisik, dapat mempersulit tidur

4. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler

4. Memungkinkan menurun,

diafragma membantu

mengembangkan ekspansi

30

e. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penekanan pembuluh darah abdomen yang mengalirkan O2. Tujuan : Pola nafas kembali normal. Kriteria Hasil : 1) Klien mengatakan sesak nafas berkurang. 2) Klien

dapat

mendemonstrasikan

perilaku

yang

mengoptimalkan fungsi pernafasan. INTERVENSI 1. Kaji

status,

pola,

RASIONAL frekuensi

pernafasan

1. Menentukan

luas

atau

beratnya masalah

2. Kaji riwayat medis terdahulu,

2. Masalah

lain

dapat

misalnya : riwayat alergi, asma,

mempengaruhi pola nafas dan

tuberculosis

menurunkan jaringan

3. Posisikan ibu dengan posisi senyaman mungkin

oksigenasi ibu/janin

3. Menghindari masalah pola nafas akibat posisi yang salah / kurang tepat

4. Beri informasi pada ibu tentang kesulitan

pernafasan

dan

program latihan yang realistis

4. Menurunkan

kemungkinan

gejala pernafasan yang tidak stabil / tidak efektif dan agar

ibu dapat mengatasi

apabila terjadi sesak tiba-tiba 5. Berikan

lingkungan

yang

5. Menghindari

sesak

akibat

nyaman, aman, tenang, bebas

rangsangan zat kimia yang

dari asap rokok / bau yang

berbau menyengat

menyengat

31

6. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian oksigen bila

6. Tindakan efektif dan efisien dalam menangani sesak

diperlukan

4. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan. 5. Evaluasi Keperawatan a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang tepat. b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan. c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah. d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan evaluasi/intervensi medis. e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah wajah dan ekstremitas. f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan. g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan. h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan. i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur. j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal. k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang. l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan

32

DAFTAR PUSTAKA Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm. 111-116 Budiman

Rizki

(2012),

konsep

antenatal

care.

http://nerskiky.blogspot.com/2011/10/askep-anc.html, [Internet]. Diakses tanggal 17/02/2019 Haerani

Aisyah

(2011),

Konsep

Kehamilan.

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasarkehamilan-lengkap.html, [Internet]. Diakses tanggal 17/02/2019 Syukriah

Windayani

(2012),

Konsep

anc

kehamilan

http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilanantenatal-care_29.html, [Internet]. Diakses tanggal 17/02/2019

33

normal.

Related Documents


More Documents from "Yustika Cahyati"