POSYANDU LANSIA Untuk memenuhi tugas mata kuliah gerontik Pembimbing: Induniasih, S. Kp., M. Kes.
Disusun Oleh: 1. Afita Dian Prabandari
P07120116044
2. Muhammad Fadel A
P07120116049
3. Aurora Frida Okstra S
P07120116068
4. Kurnia Fitri F
P07120115018
PRODI DIII KEPERAWATAN REGULER B POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA 2018/2019
A. Pengertian Posyandu Lansia Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia adalah bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat, khususnya pada penduduk lanjut usia. Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
B. Sasaran Posyandu Lansia 1.
2.
Sasaran Langsung a.
Kelompok pra usia lanjut (54-59 tahun)
b.
Kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas)
c.
Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas)
Sasaran Tidak Langsung a.
Keluarga dimana usia lanjut berada
b.
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
c.
Masyarakat luas
C. Tujuan Posyandu Lansia 1. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.
2. Mendekatkan keterpaduan pelayanan lintas program dan lintas sektor serta meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan. 3. Mendorong dan memfasilitasi lansia untuk tetap aktif, produktif, dan mandiri serta meningkatkan komunikasi di antara masyarakat lansia
D. Manfaat Posyandu Lansia Menurut Azizah (2011), manfaat dari posyandu lansia adalah : 1. Meningkatkan status kesehatan lansia 2. Meningkatkan kemandirian pada lansia 3. Memperlambat agingproses. 4. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia. 5. Meningkatkan usia harapan hidup.
E. Jenis Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia 1.
Pemeriksaan Kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
2.
Pemeriksaan status mental
3.
Pemeriksaan status gizi
4.
Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
5.
Pemeriksaan Hb sahli
6.
Pemeriksaan gula darah
7.
Pemeriksaan protein urin
8.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas, apabila ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1-7
9.
Penyuluhan kesehatan baik di dalam maupun di luar kelompok melalui kunjungan rumah lansia dengan risiko tinggi terhadap penyakit dan konseling lansia
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas kesehatan dalam rangka kegiatan Keperawatan Kesehata Masyarakat (Perkesmas) untuk lansia dengan risiko tinggi terhadap penyakit 11. Pemberian PMT (pemberian makanan tambahan) 12. Kegiatan olahraga untuk lansia
F. Mekanisme pelaksanaan Posyandu Lansia 1. Meja 1: Pendaftaran
2.
3.
4.
5.
Lansia datang berkunjung ke Posyandu lansia dan mendaftarkan diri lansia, sendiri atau disertai pendamping dari keluarga atau kerabat, lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya yakni meja 2. Meja 2: Pelayanan Kesehatan oleh Kader Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah pada lansia. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat) Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan lansia. Meja 4: Penyuluhan kesehatan oleh Petugas Kesehatan dari Puskesmas, Dinas kesehatan, Kementrian kesehatan, atau Instansi lain yang bekerja sama dengan Posyandu Lansia. Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan, ataupun materi mengenai tindakan promotif dan preventif terhadap kesehatan Lansia. Meja 5: Pelayanan medis Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan untuk preventif, rehabilitatif dan kuratif.
G. Upaya-upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain : 1. Promotif Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional, dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial. Penyampaian 10 perilaku yang baik bagi lansia, baik perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut. a. Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. b. Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan. c. Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesama. d. Olahraga ringan setiap hari. e. Makan sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum (sebanyak air putih).
f. Berhenti merokok dan meminum minuman keras. Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan yang disampaikan dalam bentuk pesan “BAHAGIA” yaitu : a. B-Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi b. A-Aturlah maanan hingga seimbang c. H-Hindari faktor resiko penyakit degeneratif d. A-Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat e. G-Gerak badan teratur agar terus dilakukan f. I-Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang menegangkan g. A-Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodik
2. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Meliputi kegiatan peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama). Peningkatan ketakwaan berupa pengajian rutin satu bulan sekali. Kegiatan ini memberikan kesempatan mewujudkan keinginan lanjut usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan takwa.
3. Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi : a. Pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia kegiatan pelayanan kesehatan dengan cara membentuk suatu pertemuan yang diadakan disuatu tempat tertentu atau cara tertentu misalnya pengajian rutin, arisan pertemuan rutin, mencoba memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan dini. Sederhana karena kita menciptakan sistem pelayanan yang diperkirakan bisa dilaksanakan diposyandu lansia dengan kader yang juga direkrut dari kelompok pra usia lanjut. Bersifat dini karena pelayanan
kesehatan
tersebut
dilaksanakan
rutin
tiap
bulan
dan
diperuntukkan bagi seluruh lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa adanya gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan porsi penekanan dalam pelayanan kesehatan ini. b. Penyuluhan gizi c. Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga d. Olah raga. Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik
seseorang, apabila dilakukan secara baik dan benar. Manfaat latihan fisik bagi kesehatan adalah sebagai upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. Ada berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah olah raga. Jenis olah raga yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu lansia adalah pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari, berenang, bersepeda, bentuk-bentuk lain seperti tenis meja dan tenis lapangan e. Rekreasi
4.
Peningkatan ketrampilan Kesenian, hiburan rakyat dan rekreasi merupakan kegiatan yang sangat
diminati oleh lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisa mendatangkan rasa gembira tersebut tidak jarang menjadi obat yang sangat mujarab terutama bagi lansia yang kebetulan anak cucunya bertempat tinggal jauh darinya atau usia lanjut yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan takwa. Peningkatan ketrampilan untuk lansia meliputi : a. Demontrasi ketrampilan lansia membuat kerajinan b. Membuat kerajinan yang berpeluang untuk dipasarkan c. Latihan kesenian bagi lansia
5. Upaya pencegahan/prevention masing-masing upaya pencegahan dapat ditunjukkan kepada: a. Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan kepada lanjut usia yang sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita penyakit b. Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan kepada penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini dilakukan sejak awal penyakit hingga awal timbulnya gejala atau keluhan c. Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan kepada penderita penyakit dan penderita cacat yang telah memperlihatkan gejala penyakit
6. Tugas Petugas Puskesmas Dalam Pelaksanaan Posyandu lansia Peran petugas puskesmas pada hari pelaksanaan posyandu : a. Membimbing kader dalam pelaksanaan posyandu . b. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai porsinya (biasanya di meja 5).
c. Memberikan penyuluhan dan konseling, terutama untuk masalah kesehatan yang sering dihadapi lansia, seperti penyakit radang sendi, osteoporosis, depresi, insomnia, dan lain-lain. d. Menganalisis hasil posyandu dan melaporkannya kepada puskesmas sebagai bahan untuk menyusun rencana kerja di masa yang akan datang maupun tindakan kondisional. e. Melakukan deteksi dini bahaya yang mengancam lansia, seperti stroke, demensia, dan lain-lain. i.
Melakukan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit untuk kasus-kasus tertentu yang tidak dapat diatasi di posyandu
Keterangan : 1. Diisi nomor urut anggota posyandu 2. Diisi biodata karakteristik anggota lansia, mulai nama, umur dan seterusnya. 3. Catatan ketentuan anjuran perilaku hidup sehat pada lansia yang meliputi makan minum, kegiatan fisik & sosial. 4. Kode & penggolongan keluhan yang lazim terjadi pada lansia 5. Catatan keluhan & tindakan yang diisi oleh kader dengan kolom yang meliputi; a. Tanggal bulan saat kunjungan posyandu b. Keluhan yang dirasakan lansia saat periksa/ kunjungan posyandu c. Tindakan/ kegiatan yang diberikan pada lansia saat kunjungan, misalnya pengobatan, penyuluhan, dll. 6. Kolom keterangan kunjungan dalam satuan bulan. 7. Kolom diisi tanggal kunjungan 8. Kolom isian yang menggolongkan kemampuan lansia dalam aktivitas sehari ± hari; aktivitas. Kategori A: lansia mampu hidup / melakukan aktivitas mandiri tanpa bantuan hidup orang lain/ melakukan. Kategori B : lansia hidup / melakukan aktivitas sebagian dibantu oleh orang lain. Kategori C : lansia dalam tidak mampu beraktivitas / total dibantu orang lain. 9. Kolom tentang ada atau tidaknya masalah secara emosional pada lansia. 10. Kolom tentang status Gizi lansia yang diisi sesuai dengan hasil penimbangan pada lembar Bagian dalam II´. Kemudian dituliskan berat badan. Kolom berat & tinggi bandan pada diisi pada kolom dibawahnya. 11. Kolom tekanan darah diisi sesuai dengan hasil pengukuran tekanan darah pada lansia. Siastole : hasil pengukuran pada detak I (atas) Diastole: hasil pengukuran pada detak II (bawah) 12. Kolom diisi jika lansia diberikan obat 13. Kolom isian hasil penghitungan denyut nadi menggunakan angka. 14. Kolom tempat isian hasil pemeriksaann Haemoglobin darah (Hb) kemudian ditulis angka, hasil Hb dalam satuan %. 15. Kolom tempat pengisian pemeriksaan urine reduksi dengan hasil ³positif´ / ³normal´, dengan penggunaan kode +++. 16. Kolom tempat pengisian pemeriksaan protein urine dengan hasil ³positif´ / ³normal´, dengan penggunaan kode +++.
17. Daftar nilai / catatan nilai standar normal yang dapat digunakan sebagai acuan pengisian 18. Angka yang menandakan nilai berat badan dalam satuan kilogram (kg) 19. Angka yang menandakan nilai tinggi badan dalam satuan centimeter (cm) 20. Apabila hasil ´berat badan´ & ´tinggi badan´ ditarik lurus apabila hasil menunjukkan pada kolom warna kuning menandakan ´IMT kurang´. 21. Apabila hasil ´berat badan´ & ´tinggi badan´ ditarik lurus apabila hasil menunjukkan kolom warna hijau menandakan ´IMT normal´. 22. Apabila hasil ´berat badan´ & ´tinggi badan´ ditarik lurus apabila hasil menunjukkan pada kolom warna merah menandakan ´IMT lebih´. 23. Garis ambang batas. 24. Angka ± angka untuk menentukan ukuran hasil berat badan yang diukur.
DAFTAR PUSTAKA
Kholifah, S, N. 2016. Modul Bahan Cetak Keperawatan : Keperawatan Gerontik. Jakarta: Badan PPSDM Kesehatan Nasution, Atikah.(2014). Pengetahuan Lansia Tentang Posyandu Lansia Di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor. Diunduh pada 11 Februari 2019 di https://lib.unnes.ac.id/28484/1/1201412060.pdf