Laporan Pendahuluan Hernia Rsu Bws.docx

  • Uploaded by: novi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Hernia Rsu Bws.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,044
  • Pages: 17
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL PADA KASUS HERNIA INGUINALIS RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO

LAPORAN Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik KDP 2

Oleh ; Mahasiswa Praktik Semester 6 di Ruangan Paviliun Dahlia Tahun Ajaran 2016-2017 Universitas Muhammadiyah Jember

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1-ILMU KEPERAWATAN Jln.Karimata 49 Jember Telp.(0331) 336728 Bondowoso , Agustus 2017

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA INGUINALIS

I.

Konsep Hernia Inguinalis lateralis A. Definisi Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Menurut patogenesisnya hernia dibagi menjadi dua, yaitu hernia inguinalis (HIL) dan hernia inguinalis medialis (HEM). Hernia inguinalis lateralis ialah hernia yang melalui annulus inguinalis interus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui annulus inguinalis ekterus. Hernia inguinalis medialis ialah menonjol langsung ke depan melalui segitiga hesselbach, daerah yang di batasi oleh ligamentum inguinalis di bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. (R. Syamsuhidayat & Win De Jong) B. Etiologi 1. Konginetal atau primer (kelainan bawaan) 2. Sekunder akibat peningkatan tekanan intra abdomen, missal disebabkan karenabatuk kronis, konstipasi, kehamilan, asites (pengumpulancairan di dalam perut), penyumbatan jalan keluar kandung kemih, masa abdomen yang terlalu besar, Gerak yang terlalu aktif. C. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala menurutan (Sesa, I. M.,2015), hernia inguinalis lateralis/ indirekta terdapat beberapa tanda dan gejala antara lain: 1. Adanya benjolan di selangkangan/ kemaluan. 2. Benjolan bisa hilang atau timbul dan mengecil. 3. Timbul bisa menangis, mengejang saat defekasi, mengangkat benda berat. 4. Dapat di temukan rasa nyeri pada benjolan atas mual muntah bila terjadi komplikasi. 5. Pada bayi dan anak-anak sering gelisah, banyak menangis dan kadang perut kembung.

D. Patofisiologi Hernia Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat suatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahanbagian usus ke daerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah sehingga menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan gangguan. (Soeparman, 2011)

E. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan diameter Dengan inspeksi, adanya benjolan pada umbilikus dan terlihan cukup jelas. 2. Pemeriksaan Lab: a. Darah lengkap, peningkatan jumlah sel darah putih dengan pergeseran deferensial b. Urinalis, untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih 3. Pemeriksaan rontgen a. Rontgen abdomen, untuk mendeteksi penyebab lain b. Rontgen dada, untuk mengesampingkan peneumonia F. Penatalaksanaan 1. Konservatif a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia di tekan secaraberlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya menggunakan alat penyokong b. Jika suatu operasi daya pulih isi hernia di ragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali c. Istirahat baring d. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri e. Diet cairan saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit, hindari kopi-kopi, teh , coklat dan minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala. 2. Reposisi Reposisi tidak di lakukan pada pasienhernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-anak reposisi dilakukan secara bimanual.

3. Operatif Merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional, prinsip dasar operasi hernia terdiri dari: a. Herniotomy Pembesaran kantung hernia sampai kelehernya, kantung di buka dan isi hernia diketaskan kalu ada perlekatan, kemudian kantung hernia di jahit-ikat setinggi mungkin lalu di potong. b. Hernioraphy Dilakukan tindakan memperkecil hernia inguinalis internus dan memperkuat dinding kanalis inguinalis.

II.

Konsep Psikososial (Stress) A. Definisi Stress merupakan bagian dari kehidupan yang mempunyai efek positif dan negative yang disebabkan karena perubahan lingkungan. Secara sederhana stress adalah kondisi dimana adanya respon tubuh terhadap perubahan untuk mencapai keadaan normal. (Qamariyah, K., 2013) B. Fisiologi stress dan adaptasi Tubuh selalu beradaptasi atau berinteraksi dan mengalami sentuhan langsung dengan lingkungan, baik lingkungan internal seperti pengaturan peredaran darah, pernapasan maupun lingkungan eksternal seperti cuaca dan suhu yang kemudian menimbulkan respons normal ataupun tidak normal. Keadaan dimana terjadi mekanisme relatif untuk mempertahankan fungsi normal disebut homeostatis. Homeostatis dibagi menjadi dua yaitu homeostatis fisiologis dan homeostatis psikologis. C. Respon fisiologis terhadap stress Respon fisiologis terhadap stress dapat diidentifikasi menjadi dua local adaption syndrome (LAS) yaitu respon lokal tubuh terhadip stress, dan general adaption syndrome (GAS) yaitu reaksi menyeluruh terhadap stressor yang ada. Dalam proses GAS terdapat tiga fase yaitu reaksi peningkatan, fase resisten dan fase kelelahan. D. Respon psikologis terhadap stress Respon psikologis terhadap stress dapat berupa depresi, marah, dan kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian, ada empat tingkat kecemasan yaitu: 1. Cemas ringan (ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari). 2. Cemas sedang(lahan persepsi terhadap masalah menurun).

3. Cemas berat (lahan persepsi sangat sempit). 4. Panik (lahan persepsi telah terganggu, sehingga individu tidak dapat mengendalikan diri dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah diberi pengarahan). E. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya stress 1. Lingkungan yang asing. 2. Kehilangan kemandirian. 3. Berpisah dengan keluarga dan pasangan. 4. Masalah biaya. 5. Kurang informasi. 6. Ancaman penyakit yang lebih payah. 7. Masalah pengobatan. F. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengkajian psikologis 1) Status emosional a) Apakah emosi sesuai perilaku ? b) Apakah pasien dapat mengendalikan emosi ? c) Apa yang pasien lakukan jika marah atau sedih ? 2) Konsep diri a) Bagaimana pasien menilai dirinya sebagai manusia? b) Bagaimana orang lain menilai pasien? c) Apakah pasien suka akan dirinya? 3) Cara komunikasi a) Apakah pasien mudah merespon? b) Apakah spontanitas ataukah hanya ditanya? c) Apakah pasienmenolak untuk member respon? 4) Pola interaksi a) Kepada siapa pasien mau berinteraksi ? b) Siapa yang penting atau berpengaruh bagi pasien? c) Bagaimana sifat asli pasien? b. Pengkajian social 1) Pendidikan dan pekerjaan a) Pendidikan terakhir . b) Pekerjaan pasien. c) Stress keuangan. 2) Hubungan sosial a) Teman dekat pasien.

b) Bagaimana pasien menggunakan waktu luang? c) Apakah pasien berkecimpung dalam kelompok masyarakat? 3) Factor kultural sosial a) Apakah agama dan kebudayaan pasien? b) Begaimana pemahaman pasien terhadap agama ? c) Apa bahasa pasien saat berkomunikasi dengan orang lain? 4) Pola hidup a) Dimana tempat tinggal pasien? b) Dengan siapa pasien tinggal? c) Bagimana tempat tinggal pasien? 5) Keluarga a) Apakah pasien sudah menikah ? b) Apakah pasien sudah mempunyai anak? c) Bagaimana tingkat kecemasan pasien?

2. Masalah keperawatan (Herman, T.Heater, 2015) a. Ansietas b. Ketidakefektifan koping c. Ketakutan d. Stress berlebihan 3. Batasan karakteristik (Herman, T.Heater, 2015) a. Ansietas : 1) Gelisah

11) Peningkatan keringat

2) Kesedihan yang mendalam

12) Peningkatan denyut nadi

3) Gugup

13) Peningkatan frekuensi pernafasan

4) Menyesal

14) Peningkatan tekanan darah

5) Ketakutan

15) Penurunan tekanan darah penurunan

6) Sangat kawatir

denyut nadi

7) Peningkatan ketegangan

16) Melamun gangguan perhatian

8) Penutunan produktivitas

17) Melamun

9) Insomnia

18) Gemetar

10) Distress

b. Ketidakefektifan koping : 1) Akses dukungan sosial yang tidak adekuat

6) Kurang resolusi masalah

2) Kesulitan menggorganisasi informasi

7) Letoih

3) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan

8) Penyalagunaan zat

dasar

9) Perilaku destruktif terhadap diri

4) Ketidakmampuan mengatasi masalah

sendiri

5) Ketidakmampuan mengatasi situasi

10) Perubahan konsentrasi 11) Perubahan pola tidur 12) Sering sakit 13) Perubahan pola komunikasi

c. Ketakutan : 1) Dilatasi pupil

9) Penurunan kepercayaan diri

2) Gelisah

10) Pucat

3) Gugup

11) Rasa diteror

4) Ketegangan otot

12) Rasa panik

5) Mual

13) Rasa takut

6) Muntah

14) Rasa terancam

7) Peningkatan ketegangan

15) Rasa waspada

8) Peningkatan tekanan darah

d. Stress berlebih : 1) Gangguan perfungsi

6) Peningkatan perilaku marah

2) Gangguan pengambil keputusan

7) Perasaan tertekan

3) Peningkatan ketidaksabaran

8) Stress berlebih

4) Peningkatan marah

9) Tegang

5) Dampak negative dari stress (misalnya gejala fisik, distress psikologis, persaan muak)

4. Rencana tindakan dan rasional (Groria M. Bulechek, 2016) a. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan R/ : Mengurani tingkat kecemasan pada klien dengan meningkatkan kenyamanan klien b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien R/ : Untuk meningkatkan rasa percanya diri dan meningkatkan kesembuhannya c. Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien R/: Agar memberikan laung waktu bagi perasaan klien d. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat R/ : Mengurangi situasi kesepian dan pada klien

e. Berikan objek yang menunjukkan perasaan aman R/ : Untuk mengalihkan perhatian klien agar ada aktivitas dilakukannya f. Jauhkan peralatan perawat dari pandangan klien R/ : Untuk mengurangi rasa cemas pasien g. Puji atau kuatkan perilaku yang baik secara tepat R/: Menyakinkan pasien terhadap kesembuhannya h. Identifikasi pada saaat terjadi perubahan tingkat kecemasan R/ : Untuk mengetahui perkembangan keadaan klien i. Berikan aktifitas pengganti yang bertujuan untuk mengurangi tekanan R/ : untuk mengalihkan tingkat cemas klien dengan melakukan kegiatan j. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan R/: Untuk mengetahui pemicu rasa cemas dan dapat ditentukan tindakan apa yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Glori M.,dkk. 2016. Nursing interventions classification (NIC). Indonesia: Elsevier. Fifan, A. P. et al. 2014. Hubungan Dukungan Psikososial Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruang bedah RSU dr. Slamet. Garut: Bakti Kencana Medika. Heater, T Herman, Shigemi Komitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2. Jakarta: Salemba Medika. Qomariah, K.2013. Motif Keluarga Dalam Pemenuhan Psikososial. E-Journal UNESA: Vol. 1, No 3. 2013 Sesa, I. M. et at. 2015. Karakteristik Penderita Hernia Inguinalis Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Anutapura Palo Tahun 2012. Jornal Kesehatan. Sjamsuhidayat R, Win de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta : EGC.

Soerparman. 2011. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER Jl. Karimata no 49 Telp. (0331) 332240, Fax. (0331) 337957 Kotak Pos 104 Jember 68121 Website:http://www.unmuhjember.ac.id e-mail: [email protected]

Kode H PENGKAJIAN KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL

Tgl / jam MRS

: 06-08-2017

Ruang

: Paviliun Dahlia

No. Register

: 74-92-25

Diagnosa Medis

: Pre OP Hernia Ingunalis

Tgl / jam pengkajian

: 07-08-2017/ 10.00 WIB

A. Identitas Klien Nama

: An.R

Umur

:16 thn

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Suku / Bangsa

: Madura / WNI

Bahasa

: Madura

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Belum Bekerja

Status

: Perlajar

Alamat

: Kembangan RT.04/RW.03 Binakal Bondowoso

Orang tua

:

Nama

: Ny. A

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Kembangan RT.04/RW.03 Binakal Bondowoso

Penanggung jawab

:

Nama

: Ny. A

Alamat

: Kembangan RT.04/RW.03 Binakal Bondowoso

B. Keluhan Utama

: Terdapat benjolan di selangkangan kanan

C. Riwayat penyakit sekarang

: Keluarga mengatakan muncul benjolan diselangkangan

kanan anaknya sehingga sulit untuk berjalan, dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, kemudian keluarga memeriksakan anaknya ke poli bedah dan direncanakan untuk melakukan operasi tgl 7-8-2017 , untuk persiapan operasi anaknya harus melakukan persiapan di paviliun dahlia pada tanggal 6-8-2017. D. Riwayat kesehatan dahulu

: Keluarga mengatakan sebelumnya tidak memiliki

riwayat penyakit seperti yang dialaminya saat ini. E. Riwayat kesehatan keluarga

: Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit

keturunan atau penyakit genetik. Genogram

:

16

keterangan : Laki-laki : Perempuan

16

: Pasien dengan umur : Garis keturunan : Tinggal serumah

F. Pola Fungsi Kesehatan 1. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan ⁻ Pengetahuan tentang penyakit ( secara umum ) : Selama pasien masih bisa melakukan aktivitas dan tidak merasakan sakit begitu parah, maka tidak akan menceritakan ke keluarga lainnya dan tidak akan memeriksakan dirinya.



Perilaku pencegahan yang dilakukan : keluarga langsung memeriksakan kondisi anaknya ke klinik ataupun ke poli terdekat untuk memastikan kesehatannya.



Gambaran tingkat kesehatan klien saat ini ( menurut klien ) : Pasien mengalami kesulitan berjalan dengan adanya benjolan tersebut.



Gambaran penyakit yang diderita saat ini : Benjolan tersebut semakin membesar di area inguinalis lateral dextra.



Upaya yang telah dilakukan : Menposisikan kaki lebih tinggi dari tubuh saat tidur.



Harapan terhadap penyakit / MRS : Pendapatkan perawatan yang tepat dari tenaga ahli serta cepat sembuh.

2. Pola nutrisi dan metabolisme : No

Keterangan

Sebelum sakit

Saat sakit

1.

Frekuensi

1-3x/hari

2.

Jenis

Nasi putih, telur mata sapi, sop bayam,

Pasien berpuasa Pre

tempe goreng 1 potong, teh

OP

3.

Porsi

1 porsi habis

4.

Keluhan

Tidak ada

Total konsumsi

880,4 kkal/ hari

3. Pola eleminasi : No

Keterangan

Sebelum sakit

Saat sakit

1.

Frekuensi

5-6 x/ hari

2-3 x/hari

2.

Bau

Amoniak

Amoniak

3.

Warna

Kuning kecoklatan

Kuning kecoklatan

4.

Setelah BAK

Terasa lega

Tidak puas

No

Keterangan

Sebelum sakit

Saat sakit

1.

Frekuensi

1 x/ hari

2-3x/hari (dulcolac)

2.

Konsistensi

Lunak berbentuk

Lunak tak berbentuk

3.

Bau

Khas feses

Khas feses

4.

Warna

Kuning kecoklatan

Kuning kecoklatan

4. Pola aktivitas dan kebersihan diri : No

Aktivitas

Sebelum sakit

Saat sakit

1.

Mobilisasi rutin

Bermain

Waktu bermain berkurang

2.

Mandi

Mandiri

Mandiri

3.

Berpakaian

Mandiri

Mandiri

4.

Makan minum

Mandiri (habis)

Mandiri (tersisa)

5. Pola istirahat tidur : No

Keterangan

Sebelum sakit

Saat sakit

1.

Jam tidur siang

1 jam

3 jam

2.

Jam tidur malam

8 jam

6 jam

3.

Alat pengantar tidur

Tidak ada

Tidak ada

4.

Obat-obatan yang digunakan

Tidak ada

Tidak ada

6. Pola kognitif dan persepsi sensori : - Adakah defisit pada pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan ? - Kalau ada , jelaskan : Tida ada - Penggunaan alat bantu :

kaca mata

alat bantu dengar

Tidak ada  - Sanggupkah membaca / menulis ? Iya, pasien masih bisa membaca bahkan menulis - Adakah keluhan : Tidak ada vertigo insentivitas terhadap nyeri sensitip terhadap panas / dingin 7. Pola konsep diri a. Citra tubuh Bagaimana klien berespon terhadap perubahan struktur / fungsi tubuhnya : ⁻

Verbal: Pasien mengatakan ktidaknyamanan dengan munculnya benjolan di selangkangannya saat ini.



Non Verbal: Pasien selalu menutupi bagian area tubuh yang terdapat benjolan .

b. Ideal diri ⁻

Apa tujuan/keinginan yang ingin dicapai:

Pasien mengatakan ingin segera

sembuh dan dapat melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu sekolah.



Apa upaya yang dilakukan untuk mencapai keinginan itu:

Keluarga pasien

memeriksakan anaknya dan dianjurkan untuk menjalakannya operasi hernia inguinalis lateral dextra. Apa kondisi sakitnya mempengaruhi klien dalam mencapai tujuan itu: iya, karena sakitnya mengganggu saat beraktivitas terutama berjalan. c. Harga diri Bagaimana klien menilai kemampuannya untuk mencapai ideal dirinya ? Pasien berkeinginan menjadi anak yang berbakti dan memenuhi keinginan orang tuanya, tapi dengan sakitnya saat ini apa mungkin pasien dapat memenuhi keinginanya ? d. Peran diri Bagaimana / perilaku klien terhadap peran yang dimiliki saat ini (keluarga , kelompok, masyarakat ) : Pasien mengatakan sudah cukup lama sakit sehingga kegiatannya disekolah sering absen, pasien juga merasa takut dengan proses membedahan yang akan dilakukan karena baru saat ini pasien melakukan tindakan operasi Apakah sakit mempengaruhi peran diri klien ? Jelaskan : Iya, karena sakitnya dapat menghambat kegiatan hariannya sehari-hari. e. Identitas diri Apakah klien mengenali identitas dirinya ? Jelaskan : Iya, karena segala rencana manusia tidak selalu sama dengan rencana tuhan, mungkin sakit ini sudah menjadi ujian agar kedepannya lebih baik dan berhati-hati lagi. 8. Pola hubungan – peran

pola komunikasi

- Adakah defisit pendengaran : Tidak ada. - Bahasa yang paling disukai saat berkomunikasi : Bahasa madura. - Masalah dalam berkomunikasi dengan perawat : Tidak ada. - Apakah klien tinggal sendiri “ ya / tidak “ , dengan siapa : Kedua orang tuanya dan satu orang adik. -

Kepada siapa klien meminta bantuan bila memerlukan : kedua orang tuanya dan adiknya.

-

Pengambil keputusan dalam keluarga : Bermusyawarah dengan anggota keluarga serta melibatkan saudara-saudaranya.

9. Pola fungsi sexual – sexualitas : Pola sexualitas dengan usia pasien saat ini memiliki peningkatan hubungan sexual, berpacaran dan paham terhadap penyakit menular sexual.

10. Pola manajemen stress ⁻

mekanisme koping

Bagaimana klien membuat keputusan , sendiri / dibantu ? Dibantu sebagian oleh anggota keluarganya terutama orang tuannya.



Adakah perubahan dalam kehidupan klien dalam 6 bulan terakhir ? ( sekolah, status perkawinan, pekerjaan, kematian , komposisi keluarga, kesehatan) : Ada, yaitu perubahan proses belajarnya disekolah karena kesehatannya terganggu.



Apa yang klien lakukan bila mengalami stress : Menghibur diri dengan berkumpul bersama teman-temannya.

11. Pola nilai dan kepercayaan a. Bagaimana praktek ibadah klien : -

Sebelum sakit : Pasien selalu menjalankan keewajibannya sebagai umat islam seperti sholat 5 waktu, membaca Al-Qur’an.

-

Sesudah sakit

: Saat ini ibadah pasien sedikit terganggu terutama pada

sholat 5 waktunya. b. Apakah yang klien inginkan terhadap praktek keagamaan selama dalam perawatan ?

Pasien masih ingin menjalankan ibadah khususnya sholat 5 waktu

walaupun saat ini sedang sakit.

G. Pemeriksaan fisik 1. Status kesehatan umum -

Keadaaan / penampilan umum : Cukup

-

Kesadaran

: Compos Mentis

-

N Tensi

: 130/100 mmHg.

-

Nadi

: 90 X/mnt

-

Suhu

: 37 º / C

-

RR

: 20 X / mnt, reguler / irreguler,

2. Kepala – leher : Inspeksi : tidak terdapat benjolan dibagian kepala, bentuk simetris dan tidak ada pembesaran diderah kepala, raut wajah tegang, lesu dan gelisah. Palpasi: tida terdapat masalah ditulang tengkorak dan tidak terdapat nyeri tekan, pada leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid. 3. Dada : Inspeksi

: Bentuk simetris dan tidak terdapat benjolan.

Palpasi

: Tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi

: Sonor.

Aukultasi

: Suara nafas reguler.

4. Abdomen : Inspeksi

: Terdapat benjolan di regio hipogastrik dextra

Aukultasi

: BU 30x/ menit

Palpasi

: Terdapat nyeri tekan pada regio hipogastrik dextra.

Perkusi

: Timpani.

5. Ekstermitas ( atas / bawah ) : Kemampuan gerak sendi bebas, CRT <3 detik, tidak terdapat edem, ektermitas atas dan bawah tidak terdapat luka dan nyeri, kekuatan otot 85% . Jalan pasien terlihat lambat karena timbulnya benjolan di inguinalis lateral. 6. Tulang belakang/punggung–pinggang : Tida terdapat kelainan pada tulang belakang, punngung ataupun pinggang. 7. Anus – genetalia : Cukup bersih. 8. Pemeriksaan neurologis : GCS= E4-V5-M6

H. Pemeriksaan diagnostik 1. Laboratorium a. Darah lengkap Tanggal

:-

Hasil

:-

b. Urine lengkap Tanggal

:-

Hasil

:-

c. Feces lengkap Tanggal

:-

Hasil

:-

d. Lain-lain , sebutkan Tanggal

:-

Hasil

:-

2. Radiologi Tanggal

:-

Hasil

:-

3. Lain – lain / sebutkan : Tanggal

:-

Hasil

:-

I. Terapi Oral No

Nama obat ( ditulis lengkap ) -

Dosis / hari -

Parenteral No

Nama Obat ( ditulis lengkap )

Cara pemberian

Dosis / hari

1

Dulcolac supp

Rektal

10 mg

2

Ranitidine

Intra vena

2 x 50 mg

Ketorolac

Intra vena

3 x 30 mg

RL (ringer laktat)

Infuse

100 cc/ jam

3 4

Lain – lain, sebutkan ………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………

Bondowoso , 07 Agustus 2017

………………………………….. NIM. ……………………………

Related Documents


More Documents from "dhainey"