BAB I. PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) IKGM / IKGP IV RSUD GENTENG BANYUWANGI TANGGAL 14 Januari- 26 Januari 2019
1.1
Profil RSUD Genteng Banyuwangi
1.1.1
Data Umum Rumah Sakit Umum Daerah Genteng (RSUD) Genteng semula adalah
rawat inap dari Puskesmas Genteng Kulon, kemudian pada tahun 1981 terpisah dan berdiri sendiri menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Genteng. Sedangkan pelayanan rawat jalan puskesmas tetap ada sampai sekarang. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi No. 6 tahun 1984 tanggal 20 Juni 1984 dan Keputusan Gubernur KDH TK. I Jawa Timur tanggal 12 Oktober 1984 No. 338/P tahun 1984, secara resmi Rumah Sakit Umum Daerah Genteng telah disahkan menjadi Rumah Sakit kelas D, kemudian berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republic Indonesia No. 168/MENKES/II/1994 tanggal 3 Maret 1994, Rumah Sakit Umum Daerah Genteng ditingkatkan statusnya menjadi Rumah Sakit
kelas
C.
ditindaklanjuti
dengan
Surat
Keputusan
Bupati
No.
188/1561/KEP/429.011/2011 tanggal 30 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Genteng ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) penuh sampai dengan sekarang. Sesuai dengan Peraturan Bupati Bnyuwangi dimaksud, Rumah Sakit Umum Daerah Genteng sebagai salah satu SKPD, selain mempunyai tugas pokok dan fungsinya, juga mempunyai tugas yang amat penting dalam rangka upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, khususnya pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (rujukan) 1.1.2
Data Khusus
1)
Visi “Terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang semakin sejahtera, mandiri, dan berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia”
1
2)
Misi “Mewujudkan aksebilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya”
3)
Motto “Kepuasan Pasien Harapan Kami”
4)
Sarana dan Prasarana 1.
Tanah seluas
: 13000 m2
2.
Tanah bangunan seluas
: 3959,45 m2
Tanah tersebut terdiri dari: 1.
Rumah Dinas
2.
Kantor Tata Usaha
3.
Ruang Poli Gigi
4.
Poliklinik rawat jalan
5.
Kantor rekam medis
6.
Kantor dan toko koperasi
7.
IGD
8.
Ruang anak
9.
Ruang bedah
10. Ruang logistik 11. Ruang operasi 12. Ruang apotek 1 dan 2 13. Ruang penyakit dalam 1 dan 2 14. Ruang IPBRS 15. Ruang radiologi 16. Ruang gudang obat 17. Musholla 18. Tempat cucian 19. Tempat parkir 20. Tempat jenazah 21. Gedung rawat inap pafiliun 22. Gedung rawat inap kelas 1, 2 dan 3
2
1.1.3
Profil RSUD Genteng
1
Nomor
: 3510043
2
Nama Rumah Sakit
: RSUD GENTENG
3
Jenis Rumah Sakit
: RSU
4
Kelas Rumah Sakit
: C
5
Nama Direktur RS
: dr. Hj. Indah Sri Lestari, MMRS
6
Nomor Hp
: -
7
Email
:
[email protected]
8
Nama Penyelenggara RS
: Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
9
Alamat/lokasi RS
10
11
12
9.1
Jalan
: Jl. Hasanudin 98 Genteng
9.2
Kab/Kota
: Banyuwangi
9.3
Kode Pos
: 68465
9.4
Telepon
: (0333) 845839
9.5
Fax
: (0333) 846917
9.6
Email
:
[email protected]
9.7
Website
: www.banyuwangikab.go.id
Luas Rumah Sakit 10.1 Tanah
: 13000 m2
10.2 Bangunan
: ± 3959,45 m2
Surat Izin Operasional 11.1 Nomor
: No.338/P Th. 1984
11.2 Tanggal
: 12 Oktober 1984
11.3 Oleh
: Gubernur KDH TK 1
Surat Penetapan Kelas 12.1 Nomor
: No: 168/MENKES/II/1994
12.2 Tanggal
: 3 Maret 1994
12.3 Oleh
: Menteri Kesehatan Republik Indonesia
3
1.1.4
Keadaan Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Genteng Berdasarkan Jabatan
Tabel 1.1 Keadaan Pegawai RSUD Genteng
Status Kepegawaian No
Jabatan
PNS
Non PNS
Jumlah Total
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Pejabat Struktural
13
7,07
0
0,00
10
2,49
2
Tenaga Medis
23
12,5
11
5,07
34
8,48
Dokter Spesialis
10
5,21
11
5,07
21
5,24
Dokter Umum
11
5,73
0
0,00
11
2,74
Dokter Gigi
2
1,03
0
0,00
2
0,5
Tenaga Paramedis
84
45,65
84
38,71
168
41,9
Perawat
74
36,46
73
33,64
147
36,66
Bidan
20
11,46
11
5,07
31
7,73
Tenaga Penunjang
29
15,76
36
16,59
65
16,21
Apoteker
2
1,09
4
1,84
6
1,5
Analis Kesehatan
5
2,71
6
2,76
11
2,74
Asisten Apoteker
9
4,89
14
6,45
23
5,74
Fisioterapi
3
1,63
0
0,00
3
0,75
Nutrisionis
2
1,09
3
1,38
5
1,25
Perekam medis
2
1,09
3
1,38
5
1,25
Radiografer
2
1,09
5
2,3
7
1,75
Sanitarian
2
1,09
0
0,00
2
0,5
2
1,09
1
0,46
3
0,75
35
19,02
86
39,63
121
30,17
184
100
217
100
401
100
3
4
Teknisi Elektromedis 5
Staf Struktural Total
4
1.2
Rencana Program Kerja di RSUD Genteng
Senin, 14 Januari 2019 1. Menghadap Direktur RSUD Genteng. 2. Menghadap Kepala Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 3. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 4. Orientasi di bagian Tata Usaha Selasa, 15 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng 2. Orientasi di bagian Poli Gigi Rabu, 16 Januari 2019 1. Klinik Orthodonsia
Kamis, 17 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 2. Orientasi di bagian Rekam Medik Jumat, 18 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 2. Orientasi di bagian Laboratorium Sabtu, 19 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 2. Orientasi di Farmasi Senin, 21 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 2. Orientasi di Instalasi Radiologi Selasa, 22 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 2. Orientasi di Bagian Laboratorium
5
Rabu, 23 Januari 2019 1. Klinik orthodonsia Kamis, 24 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 2. Orientasi di Bagian Gizi Jumat, 25 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. Sabtu, 26 Januari 2019 1. Membantu pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUD Genteng. 2. Menghadap Direktur RSUD Genteng. 3. Menghadap Kepala Poli Gigi RSUD Genteng.
1.3
Kegiatan di RSUD Genteng Banyuwangi
1.3.1
Kegiatan Orientasi
1)
Orientasi di Poli Gigi dan Mulut Orientasi di poli gigi RSUD Genteng, dibimbing oleh drg.Sonny Perdana.
Poli Gigi memiliki dua dokter gigi yaitu drg.Sonny Perdana dan drg.Ceples Dian K.W.P, Sp.KG serta dua perawat gigi yaitu Ibu Suhartatik, AMd.KG dan Mbak Engkles Dwi Lestari, AMd.KG. Jam kerja yang berlaku di Poli Gigi RSUD Genteng, yaitu Senin-Kamis pukul 08.30-13.00 WIB, pada hari Jumat pukul 08.30-11.30 WIB, serta Sabtu pukul 08.30-12.30 WIB. Tindakan perawatan yang dapat dilakukan di RSUD Genteng antara lain ekstraksi pada gigi sulung dan permanen, ododntektomi kasus ringan, tambal dengan menggunakan komposit dan GIC, scaling, medikasi, perawatan saluran akar, pasak dll. Perawatan di poli gigi bias menggunakan layanan BPJS untuk perawatan yang sederhana seperti pencabutan, ododntektomi kasus ringan, tambal komposit dan GIC, perawatan saluran akar dan medikasi. Untuk kasus- kasus yang berat atau yang bersifat perawatan tersier tidak bisa diklaim menggunakan layanan BPJS. Sedangkan untuk kasus- kasus yang berat atau adanya kendala sarana di
6
poli gigi maka pasien akan dirujuk ke dokter spesialis atau ke rumah sakit yang berstatus lebih tinggi. 2)
Orientasi di Bagian Laboratoriun Orientasi di bagian laboratorium di bimbing oleh Ibu Suhariyani, Amd.
Bagian Laboratorium buka
selama 24 jam yang terbagi ke dalam tiga shift
kerja.untuk petugas Laboratorium berjumlah 9 orang yang terbagi menjadi 3 shift kerja. Ruang laboratorium terbagi menajdi 2 ruanagn yaitu ruanagn tes specimen darah atau urin serta ruangan yang ke dua untuk specimen jaringan lunak (patologi anatomi). Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium RSUD Genteng seperti tes darah lengkap, tes urin dan patologi anatomi. Alur pemeriksaan pasien yaitu pada pasien rawat jalan akan mendapatkan surat pengantar dari poli untuk melakukan pemeriksaan di laboratorium, lalu pasien melakukan pembayaran di loket pembayaran kemudian dilakukan pemeriksaan Lab dan hasil yang diperoleh dikirimkan ke dokter pengirim. Pada pasien rawat inap memiliki alur penerimaan yang sama seperti pasien rawat jalan, hanya saja pasien awalnya dari ruangan bukan dari poli. 3)
Orientasi di Bagian Farmasi Orientasi di farmasi disampaikan oleh Mas Agustinus, S.Farm, APT.
Waktu kerja bagian farmasi terbagi menjadi 3 yaitu untuk rawat jalan pukul 07.00-14.00 WIB, sedangkan UGD selama 24 jam, dan Poli Eksekutif pukul 16.00-18.00 WIB. Jumlah tenaga kerja di instalasi Farmasi sebanyak 33 orang, 7 apoteker, 23 asisten apoteker dan 3 tenaga administrasi. Tugas apotek yaitu: a. Pemilihan yaitu menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di RS sesuai kebutuhan RSUD Genteng untuk pasien reguler b. Perencanaan yaitu kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alkes, BMHP sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Terbagi menjadi 2 metode yaitu -
Metode konsumsi dimana perencanaan berdasarkan penggunaan obat 1 tahun lalu ditambah dengan kebutuhan obat ½ tahun untuk masa tunggu
7
-
Metode epidemiologi dimana perencanaan berdasarkan perkiraan pola penyakit yang akan datang.
c. Pengadaan
yaitu
pengadaaan
barang
yang
sudah
direncanakan
sebelumnya. d. Penerimaaan barang, dimana petugas gudang menerima barang kesehatan dengan memperhatikan bukti pengiriman (faktur) yang disesuaikan dengan surat pesanan. e. Penyimpanan barang, dimana barang disimpan berdasarkan: -
bentuk sediaan, dimana penyimpanan disusun berdasarkan kemasan jenis obat seperti obat syrup, tablet, kaplet dll
-
alfabetis, obat disimpan sesuai dengan abjad dari A-Z
-
sistem First In First Out (FIFO), obat disimpan dengan penataan sesuai dengan penerimaan obat. Obat yang telah di beli lebih awal maka obat tersebut yang harus pertama dikeluarkan.
-
Sistem First Expired First Out (FEFO), obat disimpan dan ditata sesuai dengan tanggal kadaluarsa obat tersebut.
-
high alert (yang diberikan stiker berwarna merah), obat disimpan dengan mempertimbangkan resiko efek dari obat tersebut.
-
LASA (yang diberikan stiker berwarna hijau), obat disimpan dan ditata berdasarkan nama obat dan kemasan obat tersebut. Jika nama obat atau kemasan obat hamper sama maka obat tersebut disimpan atau ditata berjauhan untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
f. Pendistribusian, dimana petugas mendistribusikan obat dan alat habis pakai kepada petugas depo farmasi berdasarkan catatan permintaan obat dari petugas depo farmasi berdasaarkan resep untuk pasien (BPJS, SPM, atau reguler). Untuk pendistribusian di ruang poli, petugas farmasi memberikan sesuai dengan pengadaan obat setiap tahunnya, sedangkan untuk obat di ruang rawat inap petugas farmasi mendistribusikan sesuai dengan resep dokter yang merawat.
8
g. Pencatatan dan pelaporan, dimana petugas mencatat stok obat harian berdasarkan resep yang masuk, merekap merekap stok obat (1 bulan). h. Evaluasi yang dilakukan secara periodic melalui rapat bulanan untuk mengevaluasi kegiatan. Namun, saat ini di RSUD Genteng sudah dilakukan morning report setiap hari senin-rabu. Pelayanan farmasi ini memiliki layanan darurat untuk pasien- pasien yang beresiko seperti pada pasien lansia, disabilitas dan ibu hamil yang akan mengambil obat. Pelayanan tersebut yaitu SURAT SAKTI (sistem antrian khusus resiko tinggi). Selain itu juga ada sistem yang disebut PANAH (pangkas antrian), sistem ini dilakukan untuk mengurangi antrian di depo farmasi dengan cara bekerja sama dengan pihak Gojek. Bagi pasien yang tidak mau mengantri lama bisa menggunakan sistem tersebut untuk diantaskan obatnya secara langsung di rumah dengan gratis. Untuk layanan farmasi yang lainnya yaitu PTRM (program terapi rumatan metadon), sistem ini dilakuakan untuk menerapi pasien-pasien yang kecanduan terhadap obat yang telah dikonsumsi pasien secara terus menerus. Contohnya
pasien
yang
memiliki
gangguan
insomnia
dimana
harus
mengkonsumsi obat sebelum tidur, hal tersebut dapat diterapi dengan cara memberikan obat tidur setiap hari tetapi dengan dosis yang diturunkan setiap harinya. 4)
Orientasi di Bagian Tata Usaha Orientasi di bagian Kantor dan Tata Usaha dibimbing oleh Mas Debri
Firmansyah.Bagian Tata Usaha adalah membawahi: 1.
Sub Bagian Umum dan Perlengkapan.
2.
Sub Bagian Kepegawaian.
3. Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan ketatausahaan, urusan rumah tangga, perlengkapan kantor, hukum dan humas, pengelolaan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian, penyusunan program, evaluasi dan pelaporan Rumah Sakit. Sedangkan fungsi bagian tata usaha yaitu:
9
-
Pelaksanaan tata usaha dan arsip, rumah tangga, logistik umum dan perlengkapan kantor.
-
Penyediaan semua fasilitas dan pengkoordinasian pendidikan bagi karyawan, baik medis, penunjang medik, perawatan dan umum.
-
Penyelenggaraan hubungan dengan masyarakat dalam rangka menyampaikan informasi dan pemasaran sosial rumah tangga.
-
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
-
Perencanaan dan pengelolaan Sumber daya manusia rumah sakit.
-
Pengkoordinasian, perumusan dan penelaahan peraturan perundangundangan rumah sakit.
-
Pengkoordinasian penyusunan rencana program pengembangan, evaluasi dan pelaporan rumah sakit.
5)
Pelaksanaan administrasi kepegawaian.
Orientasi di Bagian Rekam Medik Orientasi rekam medis disampaikan oleh ibu Uum Kristiani, AMd. RM.
Jam kerja bagian rekam medis terbagi menjadi 3 shift kerja yaitu 07.00-14.00 WIB, 14.00-20.00 WIB, 20.00-07.00 WIB. Petugas di Rekam medis terdapat 25 orang yang terbagi dengan loket pendaftaran dan petugas di rekam medik. Rekam medis di RSUD Genteng melalui 2 pintu yaitu unit rekam medis rawat jalan dan UGD, dimana alur pendaftaran pasien yaitu dengan pendaftaran di loket, kemudian akan dilihat apakah termasuk pasien baru atau pasien lama. Pasien lama cukup dengan menyerahkan kartu kuning untuk pengambilan rekam medis. Sedangkan pada pasien baru, menunjukkan kartu identitas, lalu di masukkan ke dalam SIM RS baru kemudian dibuatkan kartu pasien berwarna kuning yang berisi nomor indeks utama untuk pasien dan bagian rekam medis. Pada pasien umum membayar di bagian UPP, sedangkan pasien BPJS menunjukkan kartu rujukan faskes tingkat I dan KTP asli. Lalu di loket akan dibuatkan SEP (Surat Elegibilitas Peserta) untuk mengetahui apakah syaratsyaratnya terpenuhi atau tidak.
10
Berkas rekam medis disimpan secara sentral (dijadikan satu antara berkas rekam medis rawat inap dan rawat jalan). Pengembalian rekam medis untuk rawat jalan yaitu 1x24 jam, sedangkan rawat inap selama 2x24 jam. Acuan pembuatan rekam medis yaitu sesuai dengan standar akreditasi dimana selalu ada perubahan. Sedangkan rekam medis setiap poli sama, namun ada beberapa poli tertentu terdapat form khusus seperti operasi, bersalin, IGD, dan perinatologi. Prosedur pembuatan laporan rekam medis di RSUD Genteng meliputi: 1.
Assembling Yaitu pengurutan halaman berkas rekam medis. Pada proses ini dilakukan pencatatan, penghitungan jumlah rekam medis yang kembali, dan analisis untuk melihat kelengkapan berkas rekam medis. Selain itu di RSUD Genteng juga menata berkas klaim BPJS dan memasukkan data harga obat berdasarkan data farmasi. Apabila terdapat berkas rekam medis yang tidak lengkap, maka unit rekam medis menyerahkan kembali rekam medis kepada petugas medis.
2.
Koding Yaitu proses pemberian kode pada diagnoosis penyakit dan tindakan medis. Kode yang digunakan adalah kode yang diberikan oleh World Health
Organization
(WHO)
dengan
acuan
diagnosa
ICD
X
(iNTERNATIONAL Classification of Diseases X) dan untuk tindakan menggunakan ICD XI. Di RSUD Genteng pemberian koding semua poli dilakukan oleh pihak Rekam medis kecuali poli gigi yang sudah dilakukan di poli gigi. 3.
Indexing Yaitu pengelompokkan kode diagnosa yang telah dibuat. Pengelompokan ini dilakukan secara sederhana yaitu menggunakan software Microsoft Excel, namun di RSUD Genteng masih dilakukan manual sebab sistem SIM RS belum jalan sepenuhnya sehingga seringkali terhambat ke filling, serta apabila ada petugas tidak masuk maka akan terbengkalai. Sehingga untuk mengatasinya RSUD Genteng menggunakan sensus harian untuk mempercepat berkas masuk ke filling
11
4.
Filing Yaitu penyimpanan rekam medis pada rak yang terdapat 10 rak. Cara penyimpanan file rekam medis di RSUD Genteng dilakukan secara berurutan berdasarkan nomor yaitu 2 nomor paling belakang dan pewarnaan berdasarkan 2 angka paling belakang.
6)
Orientasi di Bagian Radiologi Orientasi di bagian Radiologi dibimbing oleh dr. Ida Ayu, Sp.Rad.
Instalasi radiologi bertugas memberikan pelayanan kesehatan dan memberikan pelayanan penunjang radiologi untuk membantu menegakkan diagnosa. Instalasi Radiologi RSUD Genteng memiliki 8 petugas instalasi yang bertugas di instalasi radiografi dengan penanggung jawab dr. Ida Ayu, Sp.Rad, kepala ruangan, dan 6 orang staf (radiographer dan administrasi). Waktu kerja di radiologi sama seperti jam kerja di poli, hanya saja untuk pemeriksaan USG dimulai pada jam 10.00selesai. Pemeriksaan yang dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Genteng adalah sebagai berikut: a. Pemeriksaan Thorax b. Pemeriksaan BOP / LLD c. LLD (Left Lateral Decubitus) d. Pemeriksaan servikal e. Pemeriksaan lumbo sacral f. Pemeriksaan ekstremitas g. Pemeriksaan vertebra thorakal h. Pemeriksaan ultrasonografi Untuk pemeriksaan CTScan, MRI, dan panoramik belum bisa dilakukan sehingga di rujuk ke Parahita atau Rumah Sakit yang lengkap baik. Alur pemeriksaan di Instalasi Radiologi RSUD Genteng yaitu dari pasien yang dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan radiologi akan diberikan surat rujukan oleh dokter yang merawat, lalu pasien bisa mendaftarkan diri di loket pendaftaran radiologi dengan menyerahkan surat rujukan ke pada petuga radiologi dan petugas radiologi akan melihat apakah pasien tersebut menggunakan BPJS atau pasien umum.
12
Untuk pasien umum, harus melakukan pembayaran di UPP terlebih dahulu, sedangkan untuk pasien BPJS bisa langsung melakukan foro rongen. Setelah hasil foto rongen keluar maka akan dilakukan pembacaan hasil rongen oleh dokter spesialis radiologi. Setelah itu pasien kembali dokter yang merawat untuk dilakukan rencana perawatan selanjutnya.
1.3.2
Kegiatan Diskusi
1)
Diskusi Odontektomi Diskusi disampaikan oleh drg. Sonny Perdana pada tanggal 22 Januari
2019. Odontektomi merupakan tindakan bedah di bidang bedah mulut untuk mengeluarkan gigi- gigi yang tertanam atau impaksi yang tidak dapat dilakukan dengan prosedur pencabutan biasa. Gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat keluar sama sekali atau tidak dapat keluar secara sempurna pada rongga mulut. Gigi yang sering mengalami impaksi adalah molar bungsu rahang bawah, premolar, caninus pada rahang atas dan supernumery teeth seperti medioden dan paramolar. Tindakan odontektomi dilakukan karena kemungkinan adanya impaksi gigi (total/sebagian) atau bahkan karena adanya keradangan gingival karena retensi makanan di sekitar gigi yang impaksi sebagian. Gigi
yang
impaksi
disebabkan
karena
dimungkinkan
adanya
keterlambatan pembentukan gigi pada tahap awal fase bud stage sehingga, gigi tidak dapat tumbuh sesuai dengan aksis vertikalnya. Selain itu juga dapat disebabkan karena kekurangan tempat untuk erupsi gigi atau adanya hambatan lain seperti adanya kelainan kista dentigerous dan ameloblastoma sehingga menghambat pertumbuhan gigi. Selain itu karena gigi dapat impaksi karena arah sumbuh erupsi gigi yang salah. Sedangkan ketika indikasi tindakan odontektomi dilakuakan karena adanya keradangan gingival maka sebelumnya dilakukan medikasi terlebih dahulu untuk mengurangi keradangan dan dilakukan pembersihan setiap hari secara teratur seperti, melakukan irigasi pada daerah radang dan dilakukan oclusal grinding untuk mengurangi trauma dari gigi lawannya.
13
Prosedur odontektomi yang pertama ketika pasien dating yaitu dengan mengolesi antiseptic pada daerah rongga mulut, dilakukan anastesi blok pada rahang bawah dan rahang atas, dilakuakn flap pada gingival untuk membuka akses, selanjutnya dilakukan pengambilan tulang yang menutupi gigi yang impaksi, lalu mengeluarkan gigi yang impaksi tersebut dengan secara utuh atau terbagi menjadi bagian kecil. Setelah dilakukan tindakan odontektomi gigiva dan mukosa
dilakukan
penjahitan/hecting.
Lalu
pasien
dianjurkan
untuk
mengkonsumsi obat untuk membantu proses penyembuhan. Biasanya dokter gigi yang menangani akan meresepkan obat-obatan seperti antibiotik, pereda rasa sakit, dan antiinflamasi untuk mencegah infeksi paska operasi, mengurangi rasa nyeri dan agar pembengkakan yang terjadi tidak terlalu masif. Prosedur odontektomi ini merupakan tindakan yang mempuanyai efek trauma jaringan yang besar dibandingkan dengan ekstraksi gigi biasa sehingga, pipi akan membengkak sehingga wajah terlihat tidak simetris. Hal ini merupakan peristiwa yang wajar karena tubuh akan memberi respon yang membantu proses penyembuhan setelah tindakan odontektomi. Pengeluaran gigi bungsu dengan prosedur odontektomi dianggap oleh tubuh sebagai suatu trauma, sehingga tubuh akan mengusahakan penyembuhan sesegera mungkin pada area tersebut dengan proses yang disebut sebagai inflamasi. Inflamasi yang terjadi ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, terasa lebih hangat dan nyeri. Kontrol untuk post odontektomi dilakukan pada hari ke 1, ke 3 dan ke 7 post odontektomi. Pada hari 1 dilakukan control untuk mengetahui apakah adanya komplikasi setelah tindakan seperti pendarahan, lepasnya jahitan dan infeksi. Hari ke 3 dilakukan control untuk mengetahui proses inflamasi apakah berjalan dengan baik untuk membantu penyembuhan. Dan hari ke 7 dilakukan control untuk mengetahui penyembuhan dan penutupan gingival, apabila gingival sudah menutup dengan baik maka dilakukan pelepasan jahitan. 2)
Diskusi Apeksifikasi Diskusi disampaikan oleh drg. Ceples Dian K.W.P., Sp.KG pada tanggal
26 Januari 2019. Apeksifikasi adalah suatu cara untuk menciptakan lingkungan di dalam saluran akar dan jaringan periapikal pada pulpa non vital agar terbentuk
14
barier terkalsifikasi di daerah apeks yang terbuka. Apeksifikasi merupakan perawatan pendahuluan pada perawatan endodontik dengan menggunakan kalsium hidroksid dan MTA sebagai bahan pengisian saluran akar yang bersifat sementara pada gigi non vital dengan apeks gigi terbukayang terbuka atau belum terbentuk sempurna. Setelah dilakukan apeksifikasi diharapkan terjadinya penutupan saluran akar pada bagian apikal, dan dengan diperolehnya keadaan tersebut selanjutnya dapat dicapai pengisian saluran akar yang sempurna dengan bahan pengisian saluran akar yang tetap (guta perca). Perawatan apeksifikasi dilakukan pada 2 kali kunjungan pada kunjungan pertama dilakukan rongen foto, pembukaan atap pulpa, menentukan panjang kerja gigi, preparasi ruang pulpa diikuti penghalusan dinding ruang pulpa, irigasi dengan hydrogen peroksida 3% dan natrium klorida 2% untuk membersihkan kotoran- kotoran ruang pulpa kemudian keringkan dengan papper point steril, setelah itu ditutup dengan cotton pellet yang ditetesi dengan MTA yang diletakkan pada kamar pulpa dan ditutup dengan tambalan sementara , setelah 1-2 minggu kemudian dilakukan perawatan selanjutnya. Untuk kunjungan kedua dilakukan tumpatan sementara dibuka, cotton pellet dikeluarlkan, keadaan saluran akar diperiksa dengan paper point steril. Bila saluran akar masih basah dilakukan perawatan kembali. Bila sudah kering saluran akar diirigasi untuk membersihkan sisa-sisa kotoran , kemudian dikeringkan dengan paper point steril. Kemuadian dilakukan pengisian saluran akar dengan menggundakan kalsium hidroksida dan campuran MTA yang kemudian dipadatkan sengan lentulo. Setelah itu diletakkan cotton pellet di atas pengisian kemudian diberi zinc fosfat sebagai basis dan ditumpat sementara. Untuk memeriksa kedalaman dan keberhasilan perawatan maka dilakukan foto radiologi. Kemudian setelah 2 bulan dilakukan control untuk mengetahui adanya kelainan pada daerah gigi yang dirawat.
15
1.4
Hasil Kegiatan di RSUD Genteng
1.4.1 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi hasil kunjungan pasien di Poli Gigi dan Mulut RSUD Genteng berdasarkan jenis kelamin ditunjukkan pada Tabel 1.2 dan Gambar 1.1. Tabel 1.2 Data Kunjungan Pasien di RSUD Genteng Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
1. 2.
Jenis kelamin
Laki- laki Perempuan Total
RSUD Genteng N
%
31 34 65
47% 53% 100%
DATA KUNJUNGAN PASIEN MENURUT JENIS KELAMIN
32 16
Jumlah
8 4 2 1 Laki-Laki
Perempuan Jenis Kelamin
Gambar 1.1 Data Kunjungan Pasien di RSUD Genteng Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 1.2 dan Gambar 1.1 menunjukkan bahwa selama 2 minggu pelaksanaan kegiatan di Poli Gigi dan Mulut di RSUD Genteng jumlah pasien dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki. Pasien perempuan memiliki persentase sebesar 53% sedangkan pasien laki-laki hanya memiliki persentase sebesar 47%.
16
1.4.2 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Usia Distribusi hasil kunjungan pasien di Poli Gigi dan Mulut RSUD Genteng pada tanggal berdasarkan kelompok usia ditunjukkan pada Tabel 1.3 dan Gambar 1.2. Tabel 1.3 Data Kunjungan Pasien di RSUD Genteng Berdasarkan Usia
No.
Kelompok Usia (Tahun) 0-5 6-11 12-16 17-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65 Total
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
RSUD Genteng N
%
0 11 7 14 11 13 8 0 1 65
0% 17% 10% 21% 17% 20% 13% 0% 2% 100%
DAFTAR KUNJUNGAN PASIEN MENURUT UMUR 16 14
14 13
12 11
11
10 Jumlah 8
8 7
6 4 2 1 0
0 0-5
6-11
12-16 17-25
26-35 Umur
36-45
46-55
0 56-65
>65
Gambar 1.2 Data Kunjungan Pasien di RSUD Genteng Berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 1.3 dan Gambar 1.2 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien terbanyak di Poli Gigi dan Mulut RSUD Genteng adalah pada
17
kelompok usia 17-25 tahun
sebanyak 21%, sedangkan kelompok kujungan
terendah adalah usia 0-5 dan 56-65 tahun. 1.4.4
Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa Distribusi hasil kunjungan pasien di Poli Gigi dan Mulut RSUD Genteng
tanggal 01 Oktober 2018 - 13 Oktober 2018 berdasarkan diagnosa ditunjukkan pada Tabel 1.3 dan Gambar 1.3. Tabel 1.4 Data Kunjungan Pasien di RSUD Genteng Berdasarkan Diagnosa
No
Kode Penyakit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
K00.1 K00.6 K01.0 K04.0 K04.1 K05.0 K05.1 K05.2 K05.3 K05.5 K13.6 Total
RSUD Genteng % N 2 4% 1 2% 4 6% 6 9% 37 55% 1 2% 3 5% 5 7% 4 6% 1 2% 1 2% 65 100%
Keterangan : K00.1 : Anomali gigi (medioden) K00.6 : Persistensi K01.0 : Impaksi gigi K04.0 : Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal K04.1 : Kematian pada pulpa gigi K05.0 : Keradangan pada gusi yang bersifat akut K05.1 : Keradangan pada gusi yang bersifat kronis K05.2 : Keradangan/ kerusakan jaringan pendukung gigi yang bersifat akut K05.3 : Keradangan/ kerusakan jaringan pendukung gigi yang bersifat kronis K05.5 : Keradangan pada jaringan pendukung lainnya K13.6 : Penyakit bibir dan mukosa mulut lainnya
18
DATA KUNJUNGAN PASIEN BERDASARKAN KELOMPOK DIAGNOSA 40 37
35
30 25 JUMLAH 20 15 10 5 0
2
4 1
6 1
3
5
4 1
1
K00.1 K00.6 K01.0 K04.0 K04.1 K05.0 K05.1 K05.2 K05.3 K05.5 K13.6 DIAGNOSA
Gambar 1.3 Data Kunjungan Pasien di RSUD Genteng Berdasarkan Kelompok Diagnosa
Berdasarkan Tabel 1.3 dan Gambar 1.3 menunjukkan bahwa permasalahan gigi dan mulut terbanyak di poli gigi dan mulut RSUD Genteng adalah Kode K04.1 dengan diagnosa kematian pada pulpa gigi sebesar 55%. 1.4.4 Data Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Tindakan Distribusi hasil kunjungan pasien di Poli Gigi dan Mulut RSUD Genteng tanggal 14 Januari – 26 janurai 2019 berdasarkan tindakan ditunjukkan pada Tabel 1.5 dan Gambar 1.4 Tabel 1.5 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Mayang Berdasarkan Tindakan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
TINDAKAN Ekstraksi Ekstraksi CE Medikasi Perawatan Saluran Akar Tumpatan Sementara + ROP Tumpatan Komposit Scaling Rujuk Konsultasi
RSUD Genteng % N 5 7% 0 0% 8 12% 26 40% 5 7% 2 3% 3 5% 0 0% 12 19%
19
10 11
Kontrol Pasak
3 1 65
Total
5% 2% 100%
DATA KUNJUNGAN PASIEN BERDASARKAN TINDAKAN 30 25 20 Jumlah 15 10 5 0
Tindakan
Gambar 1.4 Data Kunjungan Pasien di RSUD Genteng Berdasarkan Tindakan
Berdasarkan Tabel 1.4 dan Gambar 1.4 menunjukkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien yang dilakukan tindakan Perawatan Saluran Akar sebesar 40%. Sedangkan tindakan yang paling sedikit dilakukan adalah estraksi CE dan rujuk dari jumlah pasien di poli gigi dan mulut RSUD Genteng selama 2 minggu.
1.5
Pembahasan Hasil Kegiatan Berdasarkan data kunjungan pasien menurut jenis kelamin diketahui
jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada laki-laki (Tabel 1.1 dan Gambar 1.1). Hal ini menunjukkan bahwa, perempuan memang lebih banyak waktu berkunjung dan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan giginya dari pada laki laki (Anggraini dkk, 2016). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Rumah Sakit dibuka bersamaan dengan jam kerja, sehingga masyarakat dengan jenis kelamin laki- laki yang bekerja, tidak sempat memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi karena terbentur dengan jam kerja (Supariani, 2013).
20
Berdasarkan hasil kunjungan pasien menurut kelompok usia diketahui jumlah pasien usia 17-25 tahun paling banyak (Tabel 1.2 dan Gambar 1.2). Menurut Depkes RI (2009) batasan usia remaja akhir adalah 17-25 tahun. Usia remaja merupakan masa yang rentan terhadap kesehatan gigi dan mulut salah satunya adalah karies gigi yang berdampak terhadap kehidupan sehari-hari. Selama masa remajasebagian besar pada umumnya rentan terhadap karies gigi, hal ini sesuai dengan penelitian Lucaks dan Largaespada (2006), bahwa pada masa remaja lebih rentan terjadi karies hal tersebut dikaitkan dengan faktor hormonal, dimana perempuan memiliki hormon estrogen yang meningkat pada siklus menstruasi, kehamilan, dan pubertas. Seiring meningkatnya hormon estrogen maka angka kariespun meningkat. Selain itu juga karena pengaruh hormonal, asupan gizi yang menyebabkan erupsi gigi yang terlalu cepat dapat mengakibatkan gigi tersebut terpapar bakteri dan mudah terjadi karies (Rattu dkk, 2010). Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa didapatkan diagnosa terbanyak adalah K04.1 (kematian pulpa gigi) dengan prosentase 55% (Tabel 1.3 dan Gambar 1.3). Penyebab penyakit pulpa paling utama adalah karies yang disebabkan oleh bakteri. Tingginya persentase kematian pulpa pada gigi menunjukkan bahwa kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk melakukan perawatan kesehatan gigi sejak dini masih rendah. Pasien biasanya berobat ke dokter gigi ketika sudah merasakan sakit dengan gigi yang berlubang besar. Ketika gigi masih berlubang kecil pasien belum terganggu dengan masalah gigi tersebut (Kiswaluyo, 2010). Distribusi kunjungan pasien berdasarkan tindakan didapatkan perawatan terbanyak adalah perawatan saluran akar dengan prosentase 40% (Tabel 1.4 dan Gambar 1.4). Hal ini berbanding lurus dengan banyaknya kunjungan pasien berdasarkan diagnosa adalah K04.1 (kematian pulpa pada gigi) dengan prosentase 55% (Tabel 1.3 dan Gambar 1.3). Terapi yang paling banyak dilakukan di RSUD Genteng pada gigi dengan Gangren Pulpa (GP) adalah dengan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar merupakan perawatan dibidang kedokteran gigi untuk mempertahankan gigi non vital selama mungkin di dalam rongga mulut
21
dengan cara membersihakan saluran akar sehingga mengurangi munculnya bakteri (Adisetyani, dkk, 2016). Hal ini disebabkan masyarakat sudah mulai sadar bahwa tindakan di kedokteran gigi untuk masalah gigi yang sudah non vital masih bisa dirawat dengan baik. Hal tersebut juga didukung dengan kemajuan ilmu kedokteran gigi khususnya bidang konservasi yang saat ini banyak metode untuk kasus-kasus nekrosis pulpa (Santoso, 2016).
22
BAB II. PUSKESMAS AMBULU (28 anuari 2019 – 12 Februari 2019)
2.1
Profil Puskesmas Ambulu UPT. Puskesmas Puskesmas Ambulu berada pada wilayah Jember bagian
selatan yaitu Kecamatan Ambulu, yang memiliki 7 Desa yang dibagi wilayah kerjanya untuk 3 Puskesmas yaitu Puskesmas Ambulu, Puskesmas Sabrang dan Puskesmas Andongsari. Puskesmas dan jaringannya sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan yang bertanggung jawab di suatu wilayah kerja.Puskesmas Ambulu dibantu oleh 2 puskesmas pembantu yaitu Pustu Tegalsari dan Pustu Karanganyar. Selain itu juga terdapat 3 Ponkesdes yaitu Ponkesdes Ambulu (Langon), Ponkesdes Tegalsari dan Ponkesdes . Puskesmas Ambulu juga mempunyai 52 posyandu yang tersebar di seluruh wilayah kerja Puskesmas Ambulu.
2.1.1
Visi, Misi, MottoPuskesmas Ambulu A. Visi Puskesmas Ambulu: “Tercapainya pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada Kepuasan Pelanggan dengan Komitmen Tinggi untuk Terwujudnya masyarakat Ambulu yang sehat, mandiri, dan berkeadilan.” B. Misi Puskesmas Ambulu : 1. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, Adil, merata dan terjangkau. 2. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan berdasarkan pada prinsip paradigma sehat demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat. 3. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, bermutu, dan berkeadilan.
23
C. Motto Puskesmas Ambulu “Melayani Setulus Hati” 2.1.2
Kondisi Geografis Wilayah kerja Puskesmas Ambulu
berada dalam wilayah Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember, yang merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah 1850.99 Km2, . Batas wilayah kerja Puskesmas Ambulu meliputi : a) Sebelah Utara
: Desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah
b) Sebelah Selatan
: Desa Ambulu Kecamatan Ambulu
c) Sebelah Timur
: Desa Andongsari Kecamatan Ambulu
d) Sebelah Barat
: Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan
Wilayah kerja Puskesmas Ambulu meliputi3 (tiga) desa, yaitu :Desa Ambulu , Desa Tegalsari, dan Desa Karangnayar. Masing-masing desa mencakup beberapa dusun dengan rincian sebagai berikut : 1) Desa Ambulu , terdiri atas 3 dusun : a) Dusun Krajan b) Dusun Sumberan c) Dusun Langon 2) Desa Tegalsari, terdiri atas 3 dusun : a) Dusun Tegalsari b) Dusun Bedengan c) Dusun Tutul 3) Desa Karanganyar terdiri atas 3dusun : a) Dusun Sumberan b) Dusun Krajan. c) Dusun Sentong
24
Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ambulu
KETERANGAN : : JALAN RAYA
: BATAS WILAYAH
: JALAN DESA
: BATAS WILAYAH
: BATAS WILAYAH PUSKESMAS
: SUNGAI
ANTAR DESA
ANTAR DUSUN
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ambulu
25
2.1.3
Kondisi Demografi Jumlah penduduk Puskesmas Ambulu berdasarkan proyeksi penduduk
sasaran program kesehatan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur sebesar
jiwa.Melalui hasil perhitungan proyeksi penduduk sasaran
program menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai berikut: Tabel 2.1. Data Penduduk Puskesmas Ambulu Berdasarkan Umur
UMUR
DS. AMBULU
DS. TEGALSARI
DS. KARANGANYAR
TOTAL 3 DESA
0-1
124
694
216
1034
1-4
860
698
989
2547
5-9
1061
891
1307
3259
10-14
1242
860
1294
3396
15-19
1504
970
1011
3485
20-24
907
864
1067
2838
25-29
1504
878
1189
3571
30-34
888
798
807
2493
35-39
801
866
1186
2853
40-44
1004
745
1006
2755
45-49
1104
986
1832
3922
50-54
912
965
1962
3839
55-58
1749
609
1000
3358
> 58
883
394
610
1887
TOTAL
41.237
26
PIRAMIDA PENDUDUK PUSKESMAS AMBULU 963 115 6
1986 -
0-1 4-2
1240
5-9
1139
10-14
1502
15-19
1647 1551-
20-24 25-29
1126143 1 1203 1954 1506-141 150 1
1915 1306
802 -
1064
30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-58 55-58 >58
1604 1 2001 1903 1500 1739 1247 1921 1241 1436 1506 . 1424
LAKI – LAKI 20.272 PEREMPUAN 20.965
Gambar 2.2 Piramida Penduduk Ambulu berdasarkan Jenis Kelamin
2.1.4
Pendidikan Apabila ditinjau dari segi sarana pendidikan, wilayah kerja UPT.
Puskesmas Ambulu memiliki sarana pendidikan yang cukup lengkap baik yang berstatus negeri maupun swasta, diantaranya terdapat 20 Taman Kanak-kanak, 26 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, 8 SLTP dan MTS,10 SMU/sederajat, dan 5 Pondok Pesantren (Penilaian Kinerja Puskesmas, 2017). 2.1.5
Tenaga Kesehatan Sampai dengan saat ini, jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Ambulu
yang tercatat melalui Penilaian Kinerja Puskesmas adalah sebanyak 85 orang dengan proporsi tenaga kesehatan yang terbesar adalah tenaga bidan sebanyak 24 orang (28,23%) dan perawatsebanyak 23 orang (27,05%)
27
Tabel 2.2.Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambulu
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2.1.6
JENIS KETENAGAAN Dokter Dokter gigi Dokter Spesialis Jiwa Sarjana Kesehatan Masyarakat Bidan Perawat Kesehatan Sanitarian/D3 Kesling Petugas Gizi/ D3 Gizi Asisten Apoteker Analis laboratorium/D3 Laboratorium Juru Imunisasi / juru malaria Tenaga Administrasi Sopir , penjaga Lain lain JUMLAH
JUMLAH
PROSENTASE
3 1 0 1 24 23 1 1 2
3,5% 1,1% 0% 1,1% 28,23% 27,05% 1,1% 1,1% 2,2%
1
1,1%
1 20 3 4 85
1,1% 23,52% 3,3% 4,4% 100%
Jenis Pelayanan Tujuan pelayanan kesehatan di Puskesmas mengacu pada visi dan misi
Puskesmas Ambulu tahun 2015-2020 sehingga diharapkan dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan secara efektif, efisien yang bersifat paripurna dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui pemberdayaan masyarakat dan peningkatan peningkatan pelayanan yang bermutu dan berkeadilan. Sasaran program Puskesmas meliputi seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas Ambulu, adapun sasaran dampak yaitu : a. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan (AKI) menjadi 75 per 100.000 kelahiran hidup. b. Menurunnya angka kematian bayi (AKB) menjadi 7 per 1.000 kelahiran hidup. Agar mencapai sasaran dampak tersebut sehingga dibutuhkan program dan kegiatan 28
yang ukuran keberhasilannya dapat diukur melalui sasaran keluaran, yaitu: 1.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
2.
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 94%
3.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 95%
4.
Cakupan pelayanan nifas 95%
5.
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%
6.
Cakupan kunjungan bayi 90%
7.
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Imunization > 95%
8.
Cakupan pelayanan anak balita 87%
9.
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan 100%
10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 12. Cakupan peserta KB Aktif ≥70% 13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
Penemuan penderita AFP ≥ 2
Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia Balita 90 Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif 80% Penemuan dan penanganan DBD 100% Penanganan penderita Diare 100% 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% 15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% 16. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam 100% 17. Cakupan desa siaga aktif 70%
29
2.2
Rencana Program Kerja di Puskesmas Ambulu
Senin, 28 Januari 2019 1. Mengikuti apel pagi 2. Menghadap Kepala Puskesmas Ambulu 3. Menghadap Kepala Poli Gigi dan Mulut 4. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 5. Orientasi di bagian Poli Gigi dan Mulut
Selasa, 29 Januari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Orientasi di bagian Farmasi 3. Orientasi di bagian Gudang Obat 4. Orientasi di bagian Laborat
Rabu, 30 Januari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Orientasi di bagian Loket dan RM 3. Orientasi di bagian Tata Usaha 4. Orientasi di bagian SP2TP
Kamis, 31 Januari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Orientasi di bagian Iso dan Akreditasi 3. Orientasi di bagian Program Kesehatan Lingkungan 4. Orientasi di bagian P2M Jum’at, 1 Februari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Orientasi di bagian Lansia 3. Orientasi di bagian Poned
30
Sabtu, 2 Februari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Melaksanakan UKGS I 3. Melaksanakan UKGMD I 4. Membantu di Posyandu Balita
Senin, 4 Februari 2019 1. Mengikuti apel pagi 2. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 3. Orientasi di bagian IGD 4. Orientasi di bagian Gizi
Rabu, 6 Februari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Orientasi di bagian KIA 3. Orientasi di bagian Imunisasi
Kamis, 7 Februari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Orientasi di bagian KB 3. Orientasi di bagian Matra
Jumat, 8 Februari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Melaksanakan UKGS II 3. Melaksanakan UKGMD II 4. Membantu di Posyandu Lansia
31
Sabtu, 9 Februari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Orientasi di bagian MTBS
Senin, 11 Februari 2019 1. Membantu pelayanan kesehatan di Poli Gigi dan Mulut 2. Menghadap Kepala Poli Gigi dan Mulut 3. Menghadap Kepala Puskesmas Ambulu
2.3
Pelaksanaan Kegiatan di Puskesmas Ambulu
2.3.1
Kegiatan Orientasi di Puskesmas Ambulu
1)
Orientasi Bagian Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu Kegiatan orientasi dibimbing oleh drg. Retno Dewi S sebagai kepala
bagian poli gigi. Waktu pelayanan poli gigi Puskesmas Ambulu adalah hari Senin Rabu dan Kamis pukul 08.00-12.30, Jumat pukul 08.00-10.30 dan sabtu pukul 08.00-11.30 sedangkan pada hari Selasa biasanya poli dibuka pada pukul 08.0010.00 karena, hari Selasa, Jumat dan Sabtu digunakan untuk kegiatan di luar Puskesmas seperti melakukan UKGS atau UKGMD. Poli gigi melayani pasien umum maupun BPJS. Selama 2 minggu di Puskesmas Ambulu kebanyakan pasien menggunakan pelayanan BPJS dengan prosentase hampir 80% daripada pasien umum. Walaupun pasien umum di Puskesmas Ambulu tetap tidak dipungut biaya, dikarenakan adanya peraturan pemerintah daerah untuk tidak menarik biaya perawatan. Kegiatan di poli gigi antara lain pencabutan gigi sulung, pencabutan gigi permanen baik akar tunggal maupun ganda dengan kasus sederhana, penambalan gigi sementara, penambalan gigi permanen dengan kasus sederhana, medikasi (pemberian obat), dan pembersihan karang gigi secara manual. Pasien yang datang dengan kasus berat seperti gigi impaksi, abses, tumor, kista, serta kasus-kasus yang memerlukan perawatan saraf gigi yang kompleks dilakukan rujukan ke Rumah Sakit.
32
2)
Orientasi di Bagian Rekam Medik dan Loket Orientasi di bagian ini dibimbing oleh ibu Kasmina, selaku petugas
bagian loket. Waktu pelayanan hari senin sampai kamis dari pukul 07.30-12.00, jumat pukul 07.30-10.00, sabtu pukul 07.30-11.00. Bagian ini bertugas pada pendaftaran, pendataan dan rekam medik bagi pasien. Alur untuk pendaftaran baru yaitu pasien mengambil nomer antri pendaftaran, setelah itu pasien akan dipanggil kemudian pasien memberikan informasi kepada petugas seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, nama kepala keluarga, jaminan kesehatan. Lalu petugas loket akan membuatkan rekam medic baru untuk pasien. Setelah itu, rekam medic akan diberikan ke poli yang dituju. Sedangkan untuk pasien lama, hanya menyerahkan kartu berobat kemudian petugas loket akan membuatkan traser untuk pencarian rekam medik pasien. Setelah itu rekam medik akan dirujuk ke poli yang dituju. Pendaftaran pasien baru atau pasien lama tidak ada biaya. Rekam medik pasien berupa lembaran yang memiliki nomor indeks dan untuk penyimpanan rekam medis akan dimasukkan dalam map yang masing-masing map berisi ± 20-30 rekam medik. Untuk alur pengembalian rekam medik di puskesmas yaitu dari poli langsung ke ruang rekam medik setelah itu petugas rekam medik akan melakukan indeksi dan penataan kembali rekam medik pada tempatnya. Penyimpanan rekam medik di puskesmas berlangsung hanya 2 tahun. Tetapi untuk saat ini masih belum ada pemusnahan rekam medik dari pihak puskesmas. Puskesmas Ambulu melakukan penyimpanan dengan sistem centralisasi yaitu semua rekam medic baik untuk rawat inap dan rawat jalan dijadikan satu. Waktu pengembalian rekam medik untuk rawat jalan yaitu 1x24 jam, sedangkan untuk rawat inap pengembalian maksimal 2x24 jam. 3)
Orientasi di Bagian Gizi Orientasi dibagian Gizi dibimbing oleh Ibu Sri Suprihatiningsih. Kegiatan
program ini adalah melakukan pemantauan gizi di fasilitas kesehatan dan posyandu. Gizi ruang Rawat Inap Puskesmas Ambulu diberikan pada pagi, siang dan sore. Sedangkan gizi untuk masyarakat di posyandu meliputi pemberian vitamin dan suplemen bagi masyarakat beresiko tinggi tersebut, pemberian
33
makanan tambahan pada bayi dan balita dengan gizi buruk. Selain itu, bagian Gizi di Puskesmas juga mempunyai program penyuluhan dengan sasaran ibu hamil dan balita. Penyuluhan dilakuakan di Posyandu yang kemudian dilakukan pemberian gizi tambahan untuk balita. 4)
Orientasi di Bagian Laboratorium Orientasi di bagian laboratorium dibimbing oleh ibu Farida selaku petugas
di bagian laboratorium. Terdapat 2 petugas di bagian ini yaitu satu tenaga analis laborat, dan satu orang perawat. Pelayanan diberikan selama jam kerja, yaitu pukul 07.00-14.00. Laboratorium puskesmas ambulu di lengkapi dengan alat lab yang
sederhana
tetapi
dapat
memenuhi
kebutuhan
penunjang
medik.
Laboratorium puskesmas Ambulu menyediakan berbagai jenis pemeriksaan, meliputi : a. Tes darah lengkap Hemoglobin, jumlah leukosit, laju endap darah, hitung jenis, Jumlah trombosit, PCV/hematokrit, jumlah eritrosit, golongan darah, dan tes malaria b. Tes Widal Salmonella thypi O, Salmonella thypi H, Salmonella P.AH, Salmonella P.BH c.Tes Urin pH, berat jenis, warna, albumin, redusi, urobilin, bilirubin dan sedimen urin (eritrosit, leukosit, cast/silinder, kristal dll) d. Tes Klinik darah Gula darah sewaktu, gula darah puasa, gula darah 2 jam PP, asam urat dan kolesterol. e. Tes BTA Pemeriksaan di laboratorium meliputi pemeriksaan spesimen untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosis setelah dilakukan pemeriksaan klinis.
34
5)
Orientasi di Bagian Rawat Inap Orientasi dibagian Rawat Inap dibimbing oleh ibu Susilowati. Rawat inap
di Puskesmas ambulu buka selama 24 jam. Puskesmas Ambulu memiliki 18 tempat tidur dengan 7 kamar untuk rawat inap regular dan 2 kamar VIP. Bagian rawat inap Puskesmas Ambulu memiliki 18 perawat, terdapat 3 shift jaga yaitu pagi pukul 07.00-14.00, sore 14.00-2100 dan malam 21.00-07.00. Dokter yang bertanggung jawab di bagian ini adalah dr. Swinasis dengan jam visitasi pasien pada pagi dan malam. Biaya pasien BPJS gratis tetapi batas opname maximal 5 hari lebih dari itu akan di rujuk sedangkan untuk pasien umum dikenakan biaya perawatan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Kabupaten Jember. Pasien
mendapatkan fasilitas sehari 3 kali makan yaitu pagi pukul 07.00, siang 12.00 dan sore 16.00. Kasus Penyakit yang sering terjadi di rawat inap yaitu Vebris, CV dan TBC. Untuk kasus TBC dan HIV puskesmas ambulu biasanya melakukan konseling dan observasi selama 5 hari. 6)
Orientasi Promosi Kesehatan Orientasi di bagian Promosi Kesehatan dibimbing oleh Ibu Witasari.
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sehingga masyarakat memahami, mengerti dan mampu merubah perilaku dalam keseharian menjadi perilaku bersih sehat. Petugas di bagian promosi kesehatan lebih banyak bekerja di luar gedung. Kerjasama dilakukan lintas sektoral, dan juga dengan sekolah agar program kesehatan puskesmas bisa
tersampaikan ke seluruh masyarakat ambulu. Kegiatan dari
program ini meliputi : 1. Penyuluhan hidup bersih dan sehat 2. Kampanye pemberdayaan masyarakat 3. Pendataan kesehatan masyarakat Sasaran dari program ini adalah semua kelompok umur dari segala macam pekerjaan/profesi mulai dari yang bekerja hingga yang pengangguran dan kegiatannya dilakukan di posyandu-posyandu atau lembaga-lembaga tertentu secara berkelanjutan yang dilakukan atas permintaan Dinas Kesehatan untuk
35
mencapai target tertentu. Dana didapat dari dinkes yang disebut BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) . 7)
Orientasi Bagian UGD (Unit Gawat Darurat) Orientasi di bagian ini dibimbing oleh ibu Eny Kusnawati. UGD
Puskesmas Ambulu buka selama 24 jam tanpa hari libur. Petugas yang berjaga di UGD di bagi dalam ada 9 orang dengan 3 shift per hari dengan 3 perawat dalam setiap shift nya. UGD di Puskesmas Ambulu ini terdapat 4bed yang disediakan untuk penanganan pasien. Peralatan medis yang tersedia di bagian UGD puskesmas Ambulu diantaranya: emergency kit, heating set, peralatan kedarutan (suction,oxygen), peralatan syok anafilaktik dll. Kasus yang ditangani di bagian ini meliputi: kasus kegawatdaruratan, kasus yang mengancam jiwa, kasus yang memerlukan tindakan lanjutan. Untuk pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut dengan kasus yang berat UGD berhak melakuakn rujuk ke Rumah Sakit. Kasus yang terbanyak pada bagian UGD ini yaitu KLL (kecelakaan lalu lintas). 8)
Orientasi di Bagian Imunisasi
Orientasi di bagian Imunisasi dibimbing oleh ibu Sri Pangestutik, selaku petugas kesehatan di bagian Imunisasi. Imunisasi diwajibkan yang wajib dilakuakan yaitu LIL (Lima Imunisasi dasar Lengkap), yang terdiri atas DPT, BCG, Polio, HBO dan Campak. Vaksin yang diberikan permerintah untuk Puskesmas yaitu, BCG, bOPV, vaksin IPV, Hepatitis B, DPT-HB-HiB, TT, Campak, DT dan Biaskelas 2 dan 3. Imunisasi rutin dilakukan di posyandu. Imunisasi diberikan pada anak usia 0 – 5 tahun. Pelayanan imunisasi dijadwalkan setiap hari Jumat. Pelayanan imunisasi yang diberikan antara lain: a. HBO
: 24 jam setelah lahir
b. BCG + polio 1
: usia 1 bulan
c. Penta 1
: usia 2 bulan
d. Penta 2 + polio 3
: usia 3 bulan
e. Penta 3 + polio 4
: usia 4 bulan
f. Campak
: usia 9 bulan
g. Penta 4
: usia 18 bulan
h. Campak
: 24 bulan
36
Program imunisasi juga bekerja sam dengan sector lain seperti di sekolah untuk pemberian vaksin dipteri, tetanus dan campak untuk kelas I, sedangkan kelas II dan III pemberian vaksin Tetanus dan dipteri. Petugas imunisasi di puskesmas harus merekap data dari wilayah, KIA, Ponek, RS swasta vaksin yang telah diberikan kepada masyarakat setiap bulan + 1 minggu. Setelah itu puskesmas bisa melakukan stok lagi untuk 1 bulan berikutnya kemudian dilakuakan distribusi kepada masyarakat. Penyimpanan vaksin dilakukan di lemari pending dengan suhu kuarng dari 8ºC. ketika terdapat vaksin yang kadaluarsa maka harus dilakukan berita acara dan vaksin tersebut dikembalikan di Dinas Kesehatan. 9)
Orientasi di Bagian KB Orientasi di bagian ini dibimbing oleh ibu bidan Dwi Rusmiati, selaku
kepala bagian KB. Waktu pelayanan hari Selasa - Sabtu pukul 08.00-11.00 untuk pelayanan pemberian pil, suntik dan kondom. Sedangkan untuk KB implant, IUD MOW dan MOP dilakukan pada hari kamis dan sabtu. Petugas yang berada di ruang KB yaitu, 3 petugas 2 bidan dan 1 admin. Kriteria pasien yang boleh melakukan KB yaitu yang sudah berkuarga dan berusia 15-49 Tahun. Bagian KB puskesmas ambulu memiliki program pokok yaitu UKM berfungsi memberikan penyuluhan dan UKP berfungsi untuk pemasanga. KB yang dilakukan terdiri dari:
-
IUD
: Menggunakan Copper-T yang dapat dipakai selama 8 Tahun
Implan : Menggunakan susuk KB, dipasang dibawah lengan kiri bagian dalam. Dapat dipakai selama 3 Tahun.
-
MOW : Metode Operasi Wanita dengan cara mengikat indung telur. MOP
: Metode Operasi Pria dengan cara mengikat vans deferens.
Pil
: Dikonsumsi selama 28 hari, harus habis dan diminum di jam yang sama setiap harinya.
-
Suntik : durasi 1 bulan diaplikasikan selama 28 hari dan masih dapat mengalami menstruasi, durasi 3 bulan diaplikasikan selama 67 hari dan tidak mengalami menstruasi 37
10)
Kondom : hanya digunakan ketika berhubungan suami isteri.
Orientasi di Bagian Gudang Obat dan Apotek Orientasi di bagian ini dibimbing oleh ibu Siti Khafifatul, selaku pengelola
obat. Gudang obat bertugas untuk pengelolaan obat sedangkan apotek bertugas drbagai pelayanan masyarakat. Bagian gudang obat ini bertugas melakukan perencanaan, pengadaan dan distribusi obat sertapelaporan obat di puskesmas. Gudang obat mempunyai alur pengelolaan yaitu:
-
Perencanaan
:
merencanakan
kebutuhan
obat
untuk puskesmas dan stok yang ada di Gudang Farmasi Kabupaten
-
Permintaan
: permintaan obat setiap 2 bulan
sekali ke Gudang Farmasi Kota (GFK) sesuai dengan kebutuhan obat konsumsi (pengadaan bulan berikutnya 2x lipat dan 10% dari bulan lalu)
-
Penerimaan
:
dilakukan
pemeriksaan
dan
pencocokan obat jika obat datang dari GFK
-
Penyimpanan
:
di
puskesmas
Ambulu
menggunakan sistem jenis sediaan, alfabetis, FEFO dan FIFO untuk penyimpanannya
-
Distribusi
: dari gudang obat, obat akan
didistribusikan ke unit pelayanan dan pustu setiap 2 bulan sekali.
-
Pencatatan dan pelaporan
:
Pelaporan
obat
setiap bulan menggunakan sistem LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) setiap tanggal 1 atau tanggal 2 petugas gudang obat akan mengumpulkan laporan dariunit pelayanan dan pada tanggal 5 akan melaporkan ke Dinkes. Untuk obat yang kadaluarsa maka petugas gudang akan membuat berita acara bahwa terdapat obat yang sudah kadaluarsa dan dikembalikan di GFK.
38
Sedangkan jika obat tidak ada dalam gudang dan apotek maka pasien akan diberikan jenis obat yang lain dengan fungsi yang sama. 11)
Orientasi SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) Orientasi di bagian ini dibimbing oleh Ibu Iffah Normaetika, S.KM, selaku
kepala bagian administrasi Puskesmas Ambulu. SP2TP adalah sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas, yang berisi tentang data umum, sarana, tenaga kesehatan, dan upaya pelayanan kesehatan. Selain data puskesmas ambulu, SP2TP juga menyimpan data dari Polindes dan Ponkesdes yang masuk ke peta wilayah kerja Puskesmas Ambulu. Semua laporan beberapa bagian dalam puskesmas dikumpulkan dan kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan maksimal tanggal 10. Adapun beberapa jenis laporan yang di buat oleh puskesmas antara lain : 1. Laporan Mingguan - W1 (Laporan KLB) Laporan W1 merupakan laporan KLB yang dilaporkan kurang dari 24 jam. - W2 (Laporan KLB) Laporan W2 merupakan laporan KLB yang dilaporkan mingguan. 2. Laporan Bulanan - Format LB.1 (Data Kesakitan) - Format LB.2 (Data Kematian) - Format LB.3 (Data Operasional Gizi, Imunisasi, dan KIA) - Format LB.4 (Data Manajemen Obat) 3. Laporan Tahunan - Format LT.1 (Data dasar dan Fasilitas) - Format LT.2 (Data Kepegawaian) - Format LT.3 (Data Inventaris) Laporan ini dibuat paling lambat tanggal 10 Januari tahun berikutnya dan dilakukan satu kali saja.,
12)
Orientasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kegiatan orientasi dibimbing oleh Ibu Bidan Sunarti selaku kepala bagian
KIA. Ada beberapa program KIA yaitu, PWS KIA, LB3 KIA, K4, PWS yaitu, ibu
39
hamil yang kontak dengan Pemeriksaan Ante Neonatus Care (ANC) adalah dengan 10T, yaitu tensi, timbang, tinggi, fundusteri, tes laborat, temuan kasus, tablet besi, tegangan jantung janin, dan TT. LB3 KIA yaitu pemeriksaan dengan 6 macam pemeriksaan yaitu, Hb, Golongan darah, HbSAg, tes sifilis, SGOT, dan SGPT. Sedangkan K4 yaitu pemeriksaan ibu hamil yang paripurna dengan waktu 1 kali pemeriksaan di trimester pertama, kedua dan ketiga. Setiap ibu hamil wajib memeriksakan dirinya ke dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Untuk pemeriksaan ibu hamis selama 9 bulan harus memeriksakan kehamilannya saat umur 0-6 bulan minimal pemeriksaan 1 kali, umur 7-8 bulan minimal 2 minggu sekali dan umur 9-10 bulan minimal 1 minggu sekali. 13)
Orientasi di Bagian Tata Usaha Orientasi di bagian Kantor dan Tata Usaha dibimbing oleh Bapak Sudibyo.
Bagian Tata Usaha adalah membawahi:
-
Sub Bagian Umum dan Perlengkapan. Sub Bagian Kepegawaian. Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan ketatausahaan, urusan rumah tangga, perlengkapan kantor, hukum dan humas, pengelolaan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan, administrasi kepegawaian, penyusunan program, evaluasi dan pelaporan di Puskesmas.
2.3.2
Kegiatan Diskusi
1)
Disinfeksi Saluran Akar Dengan Berbagai Macam Bahan Medikamen Disinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik
yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai, pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan irigasi. Disinfeksi saluaran akar dilengkapi dengan medikasi intrasaluran. Disinfeksi saluran akar adalah tahap penting dalam perawatan endodontik.
40
Flora yang terdapat di dalam saluran akar kebanyakan berasal dari rongga mulut. Organisme yang paling umum dijumpai adalah gologan streptokokus. Salah satu masalah dalam perawatan endodontik adalah menghilangkan organisme gram positif, karena organisme yang paling berlimpah di dalam rongga mulut, terutama terdiri dari streptokokus dan stafilokokus. Diantara streptokokus terdapat enterokous yang kecil tetapi resisten. Selain itu sejumlah kecil organisme gram negatif dapat diisolasi dari ludah dan dari saluran akar. Laporan tentang flora bakterial baru-baru ini melukiskan adanya anaerob obligat dan fakultatif. Ada empat faktor yang membuat gigi rentan terhadap infeksi atau melemahkan obat disinfeksi, apakah dari suatu luka atau dari saluran akar gigi tanpa pulpa. Faktor-faktor yang dapat menghambat penyembuhan adalah: 1. Trauma, sebaiknya gigi dibebaskan dari beban oklusi yang berlebih dengan cara didrinding pada permukaan yang secara langsung kontak dengan antagonisnya. 2. jaringan yang didevitalisasi, bila terdapat dalam saluran akar atau jaringan periapikal akan mengganggu disinfeksi atau perbaikan. 3. dead space atau ruang mati, biasanya terdapat di dalam saluan akar lateralis. Medikamen harus berkontak dengan mikroorganisme dalam seluruh bagian saluran akar. 4. akumulasi eksudat, eksudat harus dapat dikeluarkan dari dalam saluran akar bila terjadi akumulasi. Dressing saluran akar sebaiknya diganti seminggu sekali dan lebih sering pada perawatan kasus dengan lesi periapikal. Syarat bahan disinfeksi saluran akar: 1. suatu germisida dan fungisida yang efektif 2. tidak mengiritasi jarigan periapikal 3. tetap stabil dalam larutan 4. mempunyai efek antimikrobial yang lama 5. aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan 6. mempunyai tegangan permukaan rendah 7. tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal 8. tidak menodai struktur gigi
41
9. mampu dinonaktifkan dalam medium biakan 10. tidak menginduksi respon imun berantara-sel Bahan medikamen antara lain: 1. Eugenol Bahan utama
: minyak cengkeh.
Cara kerja
: menghalangi impuls saraf interdental.
Penggunaan
: unuk perawatan pulpektomi sebagai sealer (endomethasone-eugenol)
dan
bahan
canpuran
tumpatan sementara. (Zn Oksid-eugenol). 2. Pulperyl Bahan utama
:
lidocain,
kreosot,
fenol,
eugenol,
benzyl
alkoholdan air suling Cara kerja
: menghambat impuls syaraf interdental
Kegunaan
: relief of pain
3. ChKM (Chlorphenol kamfer menthol) Bahan utama o Clorofernol
: : Mampu memunaskan berbagai mikroorganisme
dalam saluran akar. o Kamfer mengiritasi
: sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek dari
para-klorophenol
murni
dan
sebagai
memperpanjang efek antimicrobial o Menthol
: mengurangi sifat iritasi chlorphenol dan mengurasi
rasa sakit. Cara kerja
: Mempunyai spektrum antibakteri luas dan efektif
terhadap jamur. Penggunaan
: sebagai sterilisasi untuk perawatan saluran akar
Kelebihan
: sifat mengiritasi lebih kecil dari formokresol
4. Cresophene Bahan utama
:
chlorphenol,
hexachlorophene,
thymol,
dan
dexamethasone
42
Cara kerja
: mempunyai sifat antibakteri yang luas dan sebagai
antiinflamasi Penggunaan
: sebagai sterilisasi untuk perawatan saluran akar
5. Formocresol Bahan utama o Formalin
: : dapat menyebabkan koagulasi jaringan pulpa
sehingga terbentuk jaringan fiksasi pada jaringan yang berkontak dibawah formokresol o Kresol Cara kerja
: sebagai antibakteri : efektif terhadap bakteri anaerob dan aerob, mampu menimbulkan efek nekrosis dan inflamasi persisten pada jaringan vital.
Penggunaan
: Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah untuk dressing saluran akar
6. TKF (Trikresol formalin) Bahan utama
: ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin.
Cara kerja
: merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis.
Kegunaan
: sebagai medikasi untuk proses mematikan syaraf
7. CaOH Bahan utama o Ca
: : menstimulasi BMP (Bone Morphogrnic Protein),
sehingga terjadi kalsifikasi tulang, memperkecil saluran sel- sel endotel pembuluh kapiler sehingga cairan tidak keluar lagi daripembuluh darah ke lesi, meningkatkan kemungkinan resorbsi interna. o OH
: dapat menginaktifkan enzim membrane sitoplasma
bakteri sehingga transport nutrisi tidak bias masuk ke dalam tubuh bakteri, sehingga mengganggu proses pertumbuhan, pembelahan sel dan aktivitas metabolic dari sel
43
Cara kerja
: dapat menghidrolisis lipid dan lipopolisakarida dari bakteri.
Kegunaan
: sebagai dressing pada saluran akar yang khususnya terdapat kelainan periapika
8. Calxyl Bahan utama
:
o 2.3 gram Calcium Hydroxide o 2.7 gram barium sulphate
: bakteriostatik
Cara kerja
: membentuk dentine sekunder pada dasar kavitas
Kegunaan
: untuk pulp capping, amputasi pulpa secata vital (pulpotomi), pengisian saluran akar, perawatan dentin dan email yang mengalami hipersensitifitas dan perawatan periodontitis.
Dressing sebaiknya diganti seminggu sekali dan tidak boleh lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh eksudat periapikal dan membusuk karena interaksi dengan mikroorganisme. Dressing saluran akar sebaiknya dilakukan dengan cara memasukkan butiran kapas
yang telah dibasahi medikamen dan diperas kelebihan
medikamennya. Uap yang keluar dari medikamen sudah cukup efektif untuk mendisinfeksi kavitas pulpa. Saluran akar ditutup dengan meletakkan butiran kapas steril yang kedua diatas butiran kapas yang telah diberi obat dan ditutup dengan tumpatan sementara Cavit, Seng Oksid eugenol atau IRM. 2.4
Hasil Kegiatan
2.4.1
Kegiatan Luar Gedung
1)
Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah a) Tanggal 2 Februari 2019 di SDN Tegalsari 1 Jumlah siswa yang diperiksa sebanyak 18 orang b) Tanggal 09 Februari 2019 di SDK Philia Jumlah siswa yang diperiksa sebanyak 48 orang
44
Kegiatan yang dilakukan pada Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Sekolah berupa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, cara pencegahan gigi berlubang, demonstrasi cara menyikat gigi yang baik dan benar bagi usia dini, serta pemeriksaan gigi dan mulut. Penyuluhan dan demonstrasi dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa pantom gigi dan sikat gigi. Table 2.4 Data Hasil UKGS di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
SDN Tegalsari 1 N %
SDK Philia N
%
Puskesmas Ambulu N %
1
Laki-Laki
7
38%
19
39%
26
39%
2
Perempuan
11
62%
29
61%
40
61%
18
100%
48
100%
66
100%
Total
Data Hasil UKGS berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah
45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
40
26
laki-laki
perempuan Jenis Kelamin
Gambar 2.4. Data Hasil UKGS di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 2.4 dan gambar 2.4 menunjukkan bahwa jumlah peserta UKGS di Puskesmas Ambulu sebanyak 66 siswa yang terdiri dari 18 siswa SDN Tegalsari 1 dan 48 siswa SDK Philia. Pada UKGS tersebut diperoleh data berdasarkan usia diperoleh data perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu 61%, sedangkan laki-laki hanya 39%.
Table 2.5 Data Hasil UKGS di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Usia
No.
Usia
SDN Tegalsari 1
SDK Philia
Puskesmas
45
N
%
N
%
Ambulu N %
1
0-5
0
0%
0
0%
0
0%
2
6-11
18
100%
48
100%
66
100%
3
12-16
0
0%
0
0%
0
0%
18
100%
48
100%
66
100%
Total
Data Hasil UKGS berdasarkan Usia 70 60 50 40 Jumlah
30 20 10 0
0-5 tahun
6-11 tahun
12-16 tahun Usia
Gambar 2.5 Data Hasil UKGS di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa
Berdasarkan Tabel 2.5 dan gambar 2.5 menunjukkan bahwa jumlah peserta UKGS di Puskesmas Ambulu sebanyak 66 siswa yang terdiri dari 18 siswa SDN Tegalsari 1 dan 48 siswa SDK Philia. Pada UKGS tersebut diperoleh data berdasarkan usia dengan persentase 100% terbanyak pada usia 6-11 tahun. Tabel 2.6. Data Hasil UKGS di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa ICDX
No.
Kode
SDN Tegalsari 1
SDK Philia
Puskesmas Ambulu
Diagnosa N
%
N
%
N
%
1
K.00
1
5%
11
23%
12
18%
2
K.01
0
0%
0
0%
0
0%
46
3
K.02
1
5%
8
16%
9
14%
4
K.03
0
0%
0
0%
0
0%
5
K.04
8
45%
16
34%
24
36%
6
K.05
0
0%
0
0%
0
0%
7
K.06
0
0%
0
0%
0
0%
8
K.07
0
0%
0
0%
0
0%
9
K.08
8
45%
5
11%
13
20%
10
K.09
0
0%
0
0%
0
0%
11
K.10
0
0%
0
0%
0
0%
12
K.11
0
0%
0
0%
0
0%
13
K.12
0
0%
0
0%
0
0%
14
K.13
0
0%
0
0%
0
0%
15
K.14
0
0%
0
0%
0
0%
16
Taa
0
0%
8
16%
8
12%
Total
18
100%
48
100%
66
100%
Keterangan : K.00
: Gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01
: Gigi terbenam dan impaksi
K.02
: Karies gigi
K.03
: Penyakit jaringan keras gigi lain
K.04
: Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05
: Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06
: Gangguan gusi dan hubungan alveolar tidak bergigi
K.07
: Anomali dentofasial (maloklusi)
K.08
: Gangguan gigi dan jaringan
47
K.09
: Kista di rongga mulut
K.10
: Penyakit rahang lainnya
K.11
: Penyakit kelenjar liur
K.12
: Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan
K.13
: Penyakit bibir dan mukosa mult lainnya
K.14
: Penyakit lidah
taa
: Sehat Data Peserta UKGS Berdasarkan Diagnosa 30 25 20 Jumlah peserta
15 10 5 0
Kode Diagnosa
Gambar 2.6. Data Hasil UKGS di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa
Berdasarkan Tabel 2.6 dan gambar 2.6 menunjukkan bahwa jumlah peserta UKGS di Puskesmas Ambulu sebanyak 66 siswa yang terdiri dari 18 siswa SDN Tegalsari 1 dan 48 siswa SDK Philia. Pada UKGS tersebut diperoleh data penyakit dengan kode diagnosa K.04 sebagai diagnosa terbanyak yaitu 24 siswa dari 66 siswa peserta UKGS mengalami Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal. Penyakit dengan kode diagnosa tersebut paling banyak terjadi di SDK Philia (34%). 2)
Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat Desa Kegiatan UKGMD yang diselenggarakan puskesmas salah satunya yaitu
posyandu . Kegiatan posyndu dilaksanakan biasanya dilakukan 1 bulan sekali dalam satu pos pelayanan. Waktu posyandu biasanya ditentukan dan disepakati 48
sendiri oleh masyarakat di aderah tersebut. Untuk posyandu yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja Puskesmas ambulu yaitu: a) Tanggal 07 Februari 2019 di Posyandu Nusa Indah 26 Dusun Tutul Masyarakat umum sebanyak 10 orang b) Tanggal 12 Februari 2019 di Posyandu Nusa Indah 04 Dusun Krajan Masyarakat Umum sebanyak 13 orang. Pada saat dilakukannya posyandu Nusa Indah 26 dilakukan di rumah Ibu Kades Desa Tegalsari dengan sasaran ibu hamil, balita
dan bayi. Posyandu
tersebut dihadiri 5 kader yang bertugas untuk melakukan pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan. Selain itu dihadiri juga bidan yaitu Ibu Dwi Rusmiati dari Puskesmas Ambulu yang bertugas mengawasi posyandu dan juga pelayanan. Posyandu tersebut bertepatan dengan pelayanan pemberian vitamin A untuk bayi dan balita. Untuk posyandu Nusa Indah 04 dilaksanakan di rumah Ibu kepala Dusun Krajan di desa Ambulu. Sasaran posyandu tersebut yaitu ibu hamil, balita dan bayi. Posyandu tersebut dihadiri oleh 5 kader yang melakukan pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan. Selain itu dihadiri juga bidan yaitu Ibu Dwi Rusmiati dari Puskesmas Ambulu yang bertugas mengawasi posyandu dan juga pelayanan. Posyandu tersebut melayani pemberian bubur organik untu bayi dan balita. Kegiatan yang dilakukan pada UKGMD di
posyandu pada yaitu
memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, cara pencegahan penyakit gigi dan mulut, serta pemeriksaan gigi dan mulut. Sasaran dari kegiatan tersebut yaitu ibu-ibu, balita dan bayi. Tetapi, untuk pemeriksaan kesehatan gigi hanya dilakukan pada ibu-ibu saja, dikarenakan untuk bayi kebanyakan giginya belum erupsi. Sedangkan balita tidak diperiksa karena balita tersebut tidak mau diperiksa. Alat bantu yang digunakan adalah handscoon, masker, alat dasar kedokteran gigi, pantom gigi, dan sikat gigi. Table 2.11 Data Hasil UKGMD di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis
Nusa Indah 26
Nusa Indah 04
Puskesmas
49
Kelamin N
%
N
%
Ambulu N %
1
Laki-Laki
0
0%
0
0%
0
0%
2
Perempuan
10
100%
13
100%
23
100%
10
100%
13
100%
23
100%
Total
Data Hasil UKGMD berdasarkan Jenis Kelamin 25 20 15 jumlah
10 5 0 Laki-laki
Perempuan Jenis Kelamin
Gambar 2.7. Data Hasil UKGMD di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 2.7 dan gambar 2.7 menunjukkan bahwa jumlah peserta UKGMD di Puskesmas Ambulu sebanyak 23 orang, yang terdiri dari 10 orang di Posyandu Nusa Indah 26 Dusun Tutul dan 13 orang di Posyandu Nusa Indah 4 Dusun Krajan. Pada UKGMD tersebut berdasarkan jenis kelamin hasil terbanyak yang didapat yaitu dengan 100% pada perempuan. Table 2.8 Data Hasil UKGS di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Usia
No.
Usia
SDN Tegalsari 1
SDK Philia
N
%
N
%
Puskesmas Ambulu N %
1
17-25
3
30%
2
15%
5
22%
2
26-35
4
40%
8
62%
12
53%
50
3
36-45
1
10%
3
23%
4
17%
4
46-55
2
20%
0
100%
2
8%
10
100%
13
100%
23
100%
Total
Data Hasil UKGMD berdasarkan Usia
Jumlah
14 12 10 8 6 4 2 0
12
5
4.5
4
17-25
26-35
36-45
46-55
Usia
Gambar 2.8. Data Hasil UKGMD di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 2.8 dan gambar 2.8 menunjukkan bahwa jumlah peserta UKGMD di Puskesmas Ambulu sebanyak 23 orang, yang terdiri dari 10 orang di Posyandu Nusa Indah 26 Dusun Tutul dan 13 orang di Posyandu Nusa Indah 4 Dusun Krajan. Pada UKGMD tersebut diperoleh data berdasarkan usia bahwa usia terbanyak yaitu 26-35 tahun.
Tabel 2.9. Data Hasil UKGMD di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa
No. 1
Kode
Nusa Indah 26
Nusa Indah 04
Puskesmas Ambulu
Diagnosa
N
%
N
%
N
%
K.00
0
0%
0
0%
0
0%
51
2
K.01
3
30%
2
15%
5
21%
3
K.02
2
20%
3
23%
5
21%
4
K.03
0
0%
0
0%
0
0%
5
K.04
4
40%
6
46%
10
44%
6
K.05
0
0%
0
0%
0
0%
7
K.06
0
0%
0
0%
0
0%
8
K.07
0
0%
0
0%
0
0%
9
K.08
1
10%
2
16%
3
14%
10
K.09
0
0%
0
0%
0
0%
11
K.10
0
0%
0
0%
0
0%
12
K.11
0
0%
0
0%
0
0%
13
K.12
0
0%
0
0%
0
0%
14
K.13
0
0%
0
0%
0
0%
15
K.14
0
0%
0
0%
0
0%
16
Taa
0
0%
0
0%
0
0%
Total
18
100%
48
100%
23
100%
Keterangan : K.00
: Gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01
: Gigi terbenam dan impaksi
K.02
: Karies gigi
K.03
: Penyakit jaringan keras gigi lain
K.04
: Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05
: Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06
: Gangguan gusi dan hubungan alveolar tidak bergigi
K.07
: Anomali dentofasial (maloklusi)
52
K.08
: Gangguan gigi dan jaringan
K.09
: Kista di rongga mulut
K.10
: Penyakit rahang lainnya
K.11
: Penyakit kelenjar liur
K.12
: Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan
K.13
: Penyakit bibir dan mukosa mult lainnya
K.14
: Penyakit lidah
taa
: Sehat Data UKGMD Puskesmas Ambulu 12 10
10 8 Jumlah Peserta
6 5
5
4 3 2 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kode Diangnosa
Gambar 2.9. Data Hasil UKGMD di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa
Berdasarkan Tabel 2.9 dan gambar 2.9 menunjukkan bahwa jumlah peserta UKGMD di Puskesmas Ambulu sebanyak 23 orang, yang terdiri dari 10 orang di Posyandu Nusa Indah 26 Dusun Tutul dan 13 orang di Posyandu Nusa Indah 4 Dusun Krajan. Pada UKGMD tersebut diperoleh diagnosa terbanyak adalah K04 dimana 46% peserta UKGMD mengalami Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal sebagai diagnosa terbanyak kedua adalah K.01 dan K02 dimana sebanyak 21% peserta UKGMD mengalami impaksi dan karies gigi. 2.4.2
Kegiatan Dalam Gedung
1)
Data Kunjungan Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
53
Berdasarkan hasil kegiatan pelayanan poli gigi dan mulut di Puskesmas Ambulu pada tanggal 28 Januari 2019-12 Februari 2019 diperoleh data jumlah kunjungan pasien sebanyak 108 orang, yang terdiri dari 60 orang perempuan dan 48 orang laki-laki. Berikut tabel data kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 2.10 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
1. 2.
Jenis kelamin
Laki- laki Perempuan Total
Puskesmas Ambulu N
%
48 60 108
44% 56% 100%
Data Kunjungan Pasien berdasarkan Jenis Kelamin 70 60 50 40 Jumlah Pasien
30 20 10 0 Laki- Laki
Perempuan Jenis Kelamin
Gambar 2.10 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 2.6 dan Gambar 2.4 menunjukkan bahwa selama 2 minggu pelaksanaan kegiatan di Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Ambulu jumlah pasien dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada pasien laki-laki. Pasien perempuan memiliki persentase sebesar 60% sedangkan pasien laki-laki hanya memiliki persentase sebesar 44%. 2)
Data Kunjungan Pasien Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil kegiatan pelayanan poli gigi dan mulut di Puskesmas
Ambulu pada tanggal 28 Januari 2019-12 Februari 2109. Berikut tabel data kunjungan pasien berdasarkan usia.
54
Tabel 2.11 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Kelompok Usia
No.
Kelompok Usia (Tahun) 0-5 6-11 12-16 17-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65 Total
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Puskesmas Ambulu N
%
1 48 8 10 15 8 6 8 4 62
1% 47% 7% 9% 14% 7% 5% 7% 4% 100%
Data Kunjungan Pasien Berdasarkan Usia 60
jumlah pasien
50
48
40 30 20 15 10
8
10
8
6
8 4
1
0 0-5
6-11 th 12-16 th 17-25
26-35 36-45 Usia (Tahun)
46-55
56-65
>65
Gambar 2.11 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Kelompok Usia
Berdasarkan Tabel 2.11 dan Gambar 2.11 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien terbanyak di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Ambulu adalah pada kelompok usia 6-11 tahun sebanyak 47%, sedangkan kelompok usia dengan kunjungan terendah yaitu usia 0-5 tahun.
3)
Data Kunjungan Pasien Berdasarkan Diagnosa
55
Berdasarkan hasil kegiatan pelayanan poli gigi dan mulut di Puskesmas Ambulu pada tanggal 28 Januari 2019-12 Februari 2109, berikut tabel data kunjungan pasien berdasarkan diagnosanya.
Tabel 2.12 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa ICDX
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Kode Diagnosa
K.00 K.01 K.02 K.03 K.04 K.05 K.06 K.07 K.08 K.09 K.10 K.11 K.12 K.13 K.14 taa Total
Puskesmas Ambulu N
%
33 5 3 0 43 4 0 1 14 0 0 0 0 0 0 5 108
30% 4% 3% 0% 40% 4% 0% 1% 13% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 5% 100%
Keterangan : K.00
: Gangguan perkembangan dan erupsi gigi
K.01
: Gigi terbenam dan impaksi
K.02
: Karies gigi
K.03
: Penyakit jaringan keras gigi lain
K.04
: Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal
K.05
: Gingivitis dan penyakit periodontal
K.06
: Gangguan gusi dan hubungan alveolar tidak bergigi
K.07
: Anomali dentofasial (maloklusi)
K.08
: Gangguan gigi dan jaringan
K.09
: Kista di rongga mulut
K.10
: Penyakit rahang lainnya
56
K.11
: Penyakit kelenjar liur
K.12
: Stomatitis dan lesi-lesi yang berhubungan
K.13
: Penyakit bibir dan mukosa mult lainnya
K.14
: Penyakit lidah
taa
: Sehat
Jumlah Pasien
Data Kunjungan Pasien berdasarkan Diagnosa
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
43 33
14 5
3
5
4 0
0
1
0
0
0
0
0
0
Kode Diagnosa
Gambar 2.12 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Diagnosa
Berdasarkan Tabel 2.12 dan Gambar 2.12 menunjukkan bahwa permasalahan gigi dan mulut terbanyak di poli gigi Puskesmas Ambulu adalah Kode K.04 dengan diagnosa Kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal dengan persentase 40%, sedangkan permasalahan kedua terbanyak yaitu kode K.00 sebesar 30% dengan diagnose Gangguan perkembangan dan erupsi gigi.
4)
Data Kunjungan Pasien Berdasarkan Tindakan Berdasarkan hasil kegiatan pelayanan poli gigi dan mulut di Puskesmas
Ambulu pada tanggal 28 Januarai 2019-12 Februari 2019, berikut tabel data kunjungan pasien berdasarkan tindakan yang dilakukan.
57
Tabel 2.13 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Tindakan
No.
Puskesmas Ambulu
TINDAKAN
Odonteknomi Ekstraksi CE Ekstraksi Perawatan Saluran Akar Tumpatan Sementara Tumpatan GI Scaling Medikasi DHE/Konsultasi Kontrol Total
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
N
%
0 38 2 0
0% 35% 2% 0%
9 1 1 46 10 1 108
9% 1% 1% 41% 10% 1% 100%
Jumlah Pasien
Data Kunjungan Pasien berdaarkan Terapi 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
46 38
10
9 0
2
0
1
1
Terapi
Gambar 2.13 Data Kunjungan Pasien di Puskesmas Ambulu Berdasarkan Tindakan
Berdasarkan Tabel 2.13 dan Gambar 2.13 menunjukkan bahwa bahwa jumlah pasien terbanyak adalah pasien yang dilakukan tindakan medikasi sebesar 41%. Sedangkan Tindakan kedua terbanyak adalah ekstraksi chlorethyl sebesar
58
35% dari keseluruhan jumlah pasien di poli gigi dan mulut Puskesmas Ambulu selama 2 minggu. 2.5
Pembahasan Hasil Kegiatan Distribusi hasil kunjungan pasien berdasarkan jenis kelamin dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien perempuan lebih banyak yaitu 56% daripada laki-laki dengan persentase 44%. Hal ini disebabkan karena wanita memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki- laki yang sedikit tidak peduli. Sehingga perempuan lebih sering datang ke pelayanan kesehatan jika merasakan sakit. Selain itu, penduduk wilayah tersebut dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (Afifah, 2017). Distribusi pasien berdasarkan kelompok umur adalah pada kelompok usia 6-11 tahun lebih banyak dengan persentase 47%.. kurangnya kesadaran dan kemandirian anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Pada usia tersebut bimbingan orang tua sangat penting, karena anak usia 6-11 tahun masih sangat bergantung pada orang tua. Untuk membangun kesadaran kesehatan gigi orang tua seharusnya memberi motivasi, komunikasi dan instruksi yang memadai (Kiswaluyo,2010). Distribusi kunjungan pasien berdasarkan diagnosa didapatkan diagnosa terbanyak adalah K04 (penyakit pulpa dan jaringan periapikal gigi yang meliputi pulpitis, nekrosis pulpa, periodontitis apikalis akut dan kronis, dan abses periapikal) dengan prosentase 40% Hal ini dapat dikarenakan pada usia tersebut anak lebih suka mengkonsumsi makan-makanan yang manis daripada buah atau sayur yang lebih sehat sehingga gigi anak lebih rentan terhadap karies (lubang). Karies yang tidak dilakukan perawatan akan menyebabkan kelainan jaringan pulpa dan pada akhirnya gigi tersebut tanggal dengan sendirinya (Arumsari, 2013). Hasil data kunjungan berdasarkan tindakan, didapatkan bahwa perawatan terbanyak yang dilakukan adalah tindakan medikasi sebanyak 41%. Hal ini berbanding lurus dengan banyaknya kunjungan pasien berdasarkan diagnosa K04 yaitu kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal. Medikasi yang dilakukan untuk kelaianan pulpa dan jaringan periapikal yaitu oralmedikasi seperti, obat
59
amoxicillin, Paracetamol atau ibuprofen. Terapi yang paling banyak dilakukan di Puskesmas Ambulu pada gigi dengan Gangren Pulpa (GP) adalah dengan medikasi yang selanjutnya akan dilakukan perawatan saluran akar. Tetapi, kebanyakan pasien Puskesmas Ambulu dating dengan kondisi pipi atau gusi yang bengkak, untuk itu biasanya dilakukan medikasi terlebih dahulu sebelum perawatan saluran akar. Hal tersebut masih dalam stadium infeksi akut yang dikuatirkan terjadi penyebaran infeksi, sehingga dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah (Inra, 2013). Distribusi pada peserta UKGS menurut jenis kelamin terbanyak adalah siswa dengan jenis kelamin perempuan. Hal tersebut sesuai dengan piramida penduduk menurut jenis kelamin di Wilayah Ambulu, bahwa penduduk perempuan lebih banyak yaitu 20.965. Sehingga hal tersebut sesuai dengan data informasi penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ambulu. Distribusi pada peserta UKGS berdasarkan usia terbanyak adalah siswa dengan usia 6-11 tahun denga persentase 100%. Hal tersebut tejadi karena kegiatan UKGS ini dilaksanakan di SD/Mi di wilayah kerja Puskesmas Ambulu.menurut peraturan Badan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2010 bahwa sekolah dasar merupakan sekolah formal yang menyelenggarakan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar. Menurut Suharjo 2006 menyatakan bahwa sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan 6 tahun untuk anak-anak usia 6-12 tahun. Distribusi diagnosa pada peserta UKGS terbanyak adalah K04 (penyakit pulpa dan jaringan periapikal). Peserta UKGS adalah anak-anak usia sekolah dan pra sekolah. Penulis beranggapan bahwa usia tersebut adalah usia gigi geligi pergantian, yang mana ketika anak-anak masih berusia balita belum memiliki kesadaran yang baik dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi oleh karena keterbatasan motorik yang belum sempurna, sehingga gigi-gigi sulung cenderung sudah banyak yang mengalami penyakit pulpa maupun periapikal gigi ketika anak memasuki usia gigi-geligi pergantian. Distribusi pada peserta UKGMD menurut jenis kelamin terbanyak adalah masyarakat dengan jenis kelamin perempuan dengan pesentase 100%. Hal
60
tersebut dikarenakan persta posyandu kebanyakan adalah ibu-ibu hamil, ibu nifas dan ibu yang menyusui yang ingin melihat perkembangan dari anak dan kesehatan dirinya sendiri setelah melahirkan. Hal tersebut sesuai dengan data Kementrian Kesehatan RI tahun 2012 yang menyatakan bahwa sasaran posyandu yaitu para ibu hamil, ibu meyusui, ibu nifas, bayi dan balita, pasangan usia subur serta pengasuh anak. Distribusi
pada peserta UKGMD
berdasarkan usia terbanyak adalah
masyarakat dengan usia 25-35 tahun denga persentase 53%. Hal sesuai dengan buku pedoman posyandu yang menyatakan bahwa usia ibu yang sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun. Karena pada usia tersebut seorang ibu sudah siap secara fisik dan mental untuk hamil dan melahirkan. Selain itu mneurut BKKBN tahun 1999 kisaran usia Pasangan Usia Subur yaitu 15-49 tahun. Dimana pada usia tersebut pasangan suami istri sudah siap baik secara material dan mental untuk berumah tangga dan memiliki keturunan. Distribusi diagnosa pada peserta UKGMD terbanyak adalah sebanyak K.04. (penyakit pulpa dan jaringan periapikal). Peserta UKGMD adalah ibu-ibu yang memiliki anak atau cucu peserta Posyandu, ibu-ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak balita peserta Posyandu. Sementara itu ibu-ibu yang mengikuti kegiatan Posyandu adalah dewasa muda dan hingga dewasa tua yang gigi-giginya cenderung sudah banyak yang mengalami penyakit pulpa karena kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan rongga mulut. Selain itu untuk usia dewasa muda-dewasa tua dimungkinkan gigi sudah banyak terpapar bakteri dan sudah lama digunakan sehingga, gigi sudah mulai atrisi sampai mengenai jaringan pulpa 63 (Afifah, 2017).
BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN
61
a. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan praktikum kerja lapangan IKGM/ IKGP IV Puskesmas Ambulu dan RSUD Genteng periode 28 Januari-12 Februari 2019 adalah : a. Distribusi hasil kunjungan pasien terbanyak berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Ambulu dan RSUD Genteng adalah perempuan. b. Distribusi hasil kunjungan pasien terbanyak berdasarkan kelompok usiadi Puskesmas Ambulu yaitu pada usia 6-11 tahun sedangkan di RSUD Genteng yaitu pada usia 17-25 tahun. c. Distribusi hasil kunjungan pasien terbanyak berdasarkan diagnosa Puskesmas Ambulu dan RSUD Genteng adalah kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal (K04). d. Distribusi hasil kunjungan pasien terbanyak berdasarkan tindakan terbanyak pada Puskesmas Ambulu dan RSUG Genteng adalah tindakan medikasi. Sedangkan untuk RSUD Genteng tindakan terbanyak adalah Perawatan Saluran Akar. e. Hasil kegiatan UKGS berdasarkan diagnosa terbanyak terkait jumlah siswa dan jumlah elemen yang terlibat adalah kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal (K04). f. Hasil kegiatan UKGMD berdasarkan diagnosa terbanyak terkait jumlah warga dan jumlah elemen yang terlibat adalah kelainan pada pulpa dan jaringan periapikal (K04).
b. Saran a. Mahasiswa disarankan lebih mempersiapkan diri dalam bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang kedokteran gigi sebelum mengikuti PKL IKGM/IKGP IV. b. Data mengenai hubungan jumlah pasien yang datang ke Puskesmas atau Rumah sakit berdasarkan jenis kelamin, usia dengan diagnosa dan perawatan yang didapat dilakukan pencatatan dan evaluasi untuk peningkatan kualitas pelayanan yang ada.
62
c. Puskesmas perlu meningkatkan kembali upaya promotif dan preventif tentang kesehatan gigi dan mulut di desa-desa dan sekolah-sekolah setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Adisetyani, dkk. 2016. Perawatan Saluran Akara pada Gigi Parulis dengan Resin Komposit Diperkuat Pita Fiber. MKGK: Yogyakarta. Vol.2 No.3 156-162
63
Afifah, Kunik. 2017. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Di Puskesmascangkringan Sleman. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Yogyakarta. Arumsari, Fitria. 2013. Pembiasaan Menggosok Gigi Untuk Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut. Nusa Bangsa Nikti: Nusa Tenggara Timur. Depkes RI.2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta Inra. 2013. Faktor-faktor penyebab penundaan pencabutan gigi di RSGMP drg. Hj. Halimah Daeng Sikati FKG Unhas. Kiswaluyo. 2010.Hubungan Karies Gigi dengan Umur dan Jenis Kelamin Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwates dan Puskesmas Wuluhan Kabupaten Jember. Stomatognatic: Jember. Vol 7 No. 1 Lucaks J.R., L.L Largaespada. 2006. Explaining sex differences in dental caries prevalence: saliva, hormones, and “life history” etiologies. Am J of human Biology. 18: 540-55. Rattu, dkk. 2010. Hubungan Status Kebersihan Mulut dengan Karies pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negri 1 Manado.Fakultas Kedokteran Gigi Sam Ratulangi: Manado Santosos, dkk. 2016. Perawatan Saluran Akar Satu kali Kunjungan Molar Kedua Mandibula Nekrosis Pulpa dan Lesi Periapikal. MKGK: Yogyakarta.Vol. 2 No.2 65-71 Suparianu, Ni Nyoman Dewi. 2013. Factor- Factor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut di Poliklinik Gigi RSUD Kabupaten Bandung. Jurnal skala husada: Jakarta. Vol 10 No. 1 2024.
LAMPIRAN Kegiatan UKGS di SDN Tegalsari 1
64
Kegiatan UKGS di SDK Philia
65
Kegiatan UKGMD Posyandu Nusa Indah 26
66
Kegiatan UKGMD Nusa Indah 04 67
68