Artikel.pdf

  • Uploaded by: Selvia Elga
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,966
  • Pages: 4
dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan September tahun 2013.

PENDAHULUAN Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan Nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya (Depkes, 2004). Program promosi kesehatan mencakup upaya promotif dan preventif. Promosi kesehatan merupakan determinan penting dari perilaku hidup sehat masyarakat (Depkes, 2007). Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/MENKES /SK/X/2004 yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) 2012” dengan target minimal 70%. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007), secara nasional penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%, belum sesuai target yang ingin dicapai. Puskesmas Kawua merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kabupaten Poso tepatnya di wilayah Kecamatan Poso Kota Selatan. Kenyataannya bahwa saat ini pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Kawua belum mendapat perhatian lebih dan belum terselenggara secara optimal. Belum optimalnya kegiatan promosi kesehatan dapat terlihat dari pencapaian jumlah rumah tangga yang melakukan PHBS hanya sebanyak 68 dari total 352 rumah tangga yang dipantau (17,32%), Hal ini juga menjadi salah satu faktor di mana Sulawesi Tengah termasuk dalam 10 besar Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) dengan pencapaian PHBS 30,92% (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran program promosi kesehatan di Puskesmas Kawua

Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah Seksi Kesehatan Dasar dan Pemegang Program Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, Kepala Puskesmas Kawua dan staf pemegang program promosi kesehatan di Puskesmas Kawua, Kader. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam (in-deph interview) dilokasi,karena pelaksanaanya lebih bebas sehingga permasalahan dapat ditemukan secaraterbuka. Alat yang digunakan pada saat wawancara adalah tape recorder. Untuk data sekunderdiperoleh data dari Puskesmas Kawua dan Dinas Kesehatan Kabupaten Poso Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan tiga macam kegiatan analisisdata kualitatif yaitu Reduksi Data, dimana pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, Abstraksidan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis.Model Data (Data Display), memunculkan data dalam bentuk sesuatu tayangan. Bentuk yangdigunakan adalah teks naratif dengan jenis matriks. Rancangan ini dimaksudkan untuk merakit 9 informasi yang tersusun, mudah diakses secara langsung sehingga peneliti dapat melihat apa yangterjadi dan dapat dengan mudah menggambarkan kesimpulan yang justifikasi. Kemudian Penarikan/Verifikasi Kesimpulan, dilakukan analisis isi (content analysis) dan di kategorikanuntuk menjadi kesimpulan berdasarkan pokok permasalahan penelitian. HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Perencanaan Program Promosi Kesehatan Rencana umum kegiatan di Puskesmas Kawua tidak ada karena dari hasil penelusuran dokumen dan triangulasi informan tidak diperoleh dokumen mengenai RUK (Rencana Umum Kegiatan). Rencana operasional Puskesmas Kawua memuat program-program dari promosi kesehatan untuk mengembangkan dan mengaktifkan desa siaga dan pendataan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) menurut pemegang program Promkes Dinas Kesehatan dan Puskesmas yang yang

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini bersifat adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di Puskesmas KawuaKecamatan Kabupaten Poso dan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Poso. Penelitian ini 1

memerlukan pendanaan dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) selama setahun. Unit khusus yang membuat POA Puskesmas Kawua saat ini belum ada, POA BOK disusun berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan setiap 6 bulan sekali, terkadang bisa 4 bulan sekali sesuai kebutuhan.

halnya dengan Kepala Puskesmas yang menyatakan untuk khusus program promosi kesehatan kerjasama lintas sektor yang pernah dilakukan baru dengan pemerintah Setempat. Upaya Advokasi Advokasi yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Poso diakui sejauh ini baru dilakukan pada Aparat Desa untuk turut serta dalam membantu Mengaktifkan Desa Siaga. Advokasi ke pihak pemerintah dilakukan, hanya untuk alasan dana. Meskipun sebenarnya ada bentuk advokasi yang tidak butuh biaya misalnya dengan melakukan lobi politik, namun tentu saja diperlukan keterampilan khusus dalam menyampaikan dan mempengaruhi (Notoatmodjo, 2007). Advokasi yang dilakukan oleh Puskesmas barulah ke pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Poso saja, namun pendekatan yang dilakukan pun sebenarnya belum dapat dikatakan upaya advokasi namun hanya menyampaikan sebatas keluhan atas masalah-masalah yang terjadi di Puskesmas Kawua. Berdasarkan hasil penelitian Maskun (2012) ini disebabkan oleh lemahnya strategi advokasi dan belum meluasnya kemitraan yang dibangun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pemberdayaan Masyarakat kegiatan promosi kesehatan di Luar gedung telah dilaksanakan oleh setiap tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas, bukan hanya oleh pemegang program promosi kesehatan. Promosi kesehatan juga dilakukan oleh tenaga kesehatan lain baik di bagian Pemberantasan Penyakit Menular, Gizi, maupun bagian-bagian lain di Puskesmas pada saat kegiatan Posyandu namun hasil wawacara mendalam oleh salah satu Kader desa mengatakan bahwa penyuluhan tidak pernah dilakukan saat posyandu. Penyuluhan dalam gedung telah dilaksanakan setiap 2 kali dalam 1 tahun.Pernyataan Kepala Puskesmas yang tidak mengetahui Jadwal Penyuluhan di Puskesmas di Pimpinnya menggambarkan bahwa pelaksanaan penyuluhan belum benar-benar diperhatikan sehingga untuk jadwal pelaksanaan penyuluhan pun belum diketahui apalagi dilaksanakan dengan maksimal.

Pembinaan Suasana Bentuk kegiatan bina suasana yang dapat dilakukan adalah dengan menjalin kemitraan dan menciptakan suasana yang mendukung berupa pelatihan-pelatihan para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga), lokakarya, dan penyuluhan.Pelatihan khusus bagi toga dan toma belum dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Poso maupun pihak Puskesmas.

Pengembangan Kemitraan Bentuk kemitraan adalah kerjasama lintas program maupun lintas sektor. Kerjasama lintas program terkait dengan program-program lain yang ada di Puskesmas, mencakup 5 upaya kesehatan wajib lainnya di luar promosi kesehatan yakni upaya kesehatan lingkungan, perbaikan gizi, pengendalian & pemberantasan penyakit menular, kesehatan ibu anak & Keluarga Berencana (KIA/KB) dan pengobatan dasar. Kerjasama lintas program yang dilakukan menurut pemegang program promkes puskesmas itu sendiri adalah pada saat melakukan pendataan PHBS. Kerjasama lintas sektor juga telah dilaksanakan.Dinas Kesehatan Kabupaten Poso telah melaksanakan kerjasama lintas sektor dengan PKK, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD). Menurut Pemegang Program, kerjasama lintas sektor pernah dilaksanakan dengan Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan pada saat terjadi KLB. Lain

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Menurut Kepala Puskesmas ada lebih dari dua orang tenaga penyuluh yang ada di Puskesmas, yang mungkin hanya dimengerti sebagai tenaga yang dapat melakukan penyuluhan meski tidak sesuai acuan.Informan berpendapat bahwa hal tersebut relatif di tiap Puskesmas sesuai SDM yang tersedia sebab jika menunggu dari pemerintah daerah, maka membutuhkan waktu yang lama sementara kegiatan harus tetap dilaksanakan.Meskipun tidak ada tenaga khusus PKM di Puskesmas Kawua namun tenaga kesehatan yang cukup banyak yaitu mencakup 39 orang ada tenaga D3 kesehatan. 2

Pemegang program belum pernah mengikuti pelatihan promosi kesehatan yang diadakan Dinas Kesehatan Kabupaten Poso. Menurut Pemegang Program Promkes Dinas Kesehatan Kabupaten Poso Pelatihan Promosi kesehatan untuk Diploma3 (D3) baru akan diadakan 2013 ini. Kegiatan pelatihan tentang hal-hal yang terkait dengan promosi kesehatan sangat diperlukan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan.

Kendala-Kendala Pelaksanaan Promosi Kesehatan Dana untuk promosi kesehatan di Kabupaten Poso berasal dariDana Alokasi Umum (DAU).Dana yang bersumber dari DAU dianggap masih sangat minim yang dialokasikan untuk kegiatan promosi kesehatan. Tahun 2010 sama sekali tidak ada dana dari DAU untuk promosi kesehatan, sehingga berbagai kegiatan terhambat bahkan tidak berjalan seperti kegiatan pelatihan promosi kesehatan.Pemegang program mengakui ada dana operasional maupun dana untuk kegiatan promosi kesehatan yang informan terima, dari dana BOK untuk biaya trensportasi sebesar Rp. 100.000,- saat mengadakan Pendataan rumah tangga berPHBS. Kepala Puskesmas menyatakan tidak ada dana untuk promosi kesehatan di Puskesmas Kawua yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, diluar dari dana BOK.Dana yang minim untuk promosi kesehatan merupakan kendala utama dari pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten Poso. Sumber Daya Manusia untuk promosi kesehatan juga cukup menjadi masalah, karena saat ini tenaga promosi kesehatan bervariasi di tiap Puskesmas ada yang belatar belakang pendidikan sanitasi, perawat gigi, bidan, SPK, dll. Yang benar-benar berlatar belakang promosi kesehatan seperti SKM hanya ada 2 orang yaitu mereka yang memiliki jabatan fungsional sebagai penyuluh kesehatan masyarakat, sehingga masih ada 18 Puskesmas lain yang belum punya tenaga berlatar belakang pendidikan promosi kesehatan. Kurangnya pengetahuan Promosi Kesehatan dan tugas dari pemegang Program Promosi Kesehatan menjadi kendala utama di Puskesmas ini.

Pengembangan Media dan Sarana Media dan sarana promosi kesehatan merupakan peralatan yang digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Sarana/peralatan promosi kesehatan yang minimal harus ada di Puskesmas adalah flipcharts, stands, Over Head Projector (OHP), Amplifier dan wireless microphone, kamera foto, megaphone, portable generator, tape cassette recorderdan papan informasi. Sedangkan untuk sarana/peralatan yang sebaiknya ada antara lain layar yang dapat digulung (screen), televisi dan antena,VCDDVD player, computer dan printer, gadgets kelengkapan laptop untuk presentasi, LCD projector dan laptop, kendaraan roda dua untuk penyuluhan (Depkes, 2007). Media dan sarana promosi kesehatan yang saat ini ada di Puskesmas Kawua berdasarkan hasil triangulasi observasi dan wawancara adalah flipcharts, wireless microphone, dan papan informasi.Tiga dari sepuluh sarana yang semestinya ada untuk promosi kesehatan sudah ada di Puskesmas Kawua. Sedangkan stands, Over Head Projector (OHP), Amplifier, kamera foto, megaphone, portable generator, tape cassette recorder belum ada. Media dan sarana merupakan alat yang efektif dalam membantu mempromosikan kesehatan, hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusnanto (2008) tentang “Kebijakan Kesehatan Masyarakat Berbasis Bukti” oleh karena itu penambahan media yang sesuai kebutuhan sangat diharapkan, melihat jumlah dan kondisi media yang ada di Puskesmas Kawua sangat membutuhkan penambahan dan perbaikan.

KESIMPULAN dan SARAN (1)Perencanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Kawuas dibuat dalam bentuk Plan of Action Bantuan Operasional Kesehatan (POA BOK) sedangkan rencana umum kegiatan tidak ada.(2)Upaya advokasi masih terbatas terhadap pihak swasta, belum ke pihak pemerintah karena kendala dana dan SDM.(3)Pengembangan kemitraan lintas program dan lintas sektor telah dilaksanakan namun kerjasama lintas sektor belum maksimal.(4)Sumber Daya Manusia untuk promosi kesehatan Kawua kurang memiliki kompetensi karena belum sesuai standar acuan 3

tenaga promosi kesehatan di Puskesmas sedangkan jumlah tenaga lain yang telah dilatih masih kurang.(5) Ketersediaan media dan sarana promosi kesehatan di Puskesmas Kawua belum lengkap.(6)Pemberdayaan masyarakat belum optimal dapat dilihat dari persentase keluarga yang melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum mencapai target.(7)Pembinaan suasana dalam bentuk pelatihan khusus bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat belum dilakukan.(8)Kendalakendala pelaksanaan promosi kesehatan menyangkut dana yang minim dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tenaga yang belum sesuai standar, media dan sarana yang belum lengkap serta mindset yang keliru dari tenaga kesehatan mengenai program promosi kesehatan. Diharapkan dapat mengadakan pelatihanpelatihan khusus untuk Program Promosi Kesehatan secara mendalam, mengoptimalkan pelaksanaan Lokakarya Mini Puskesmas secara rutin dan berkala setiap bulan dan triwulan, Pengumpulan dan penyediaan data-data terbaru yang akurat mengenai program promosi kesehatan di Puskesmas, Menggunakan tenaga SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) sebagai pemegang program promosi kesehatan di Puskesmas Kawua, Memanfaatkan tenaga dokter dan D3 yang ada untuk menjadi pemegang program promosi kesehatan di Puskesmas Kawua apabila tidak ada tenaga SKM.Dinas Kesehatan Kabupaten Poso agar dapat memberikan usulan peningkatan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk kegiatan promosi kesehatan.

No. 741/Menkes/Per/VII/2008Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan.Jakarta : Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan Dengan: pendekatan teori perilaku, media, dan aplikasinya. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Hal 2 dan 11 Kusnanto, H. 2008. Kebijakan Kesehatan Masyarakat Berbasis Bukti: EvidenceBased Public Health Policy. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 11/No.01/Maret/2008 Notoatmodjo, S. 2007. PromosiKesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta ngkau Yang Tak Terjangkau. Jakarta: Health and Hospital Indonesia Riskesdas, 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI. Sinaga, D., Herawati, D., Hasanbasri, M. 2005. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Studi Kasus di Kabupaten Bantul 2003. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 08/No.02/Juni/2005. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Departemen Kesehatan RI Departemen Kesehatan RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 585/Menkes/SK/V/2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan RI 4

More Documents from "Selvia Elga"