LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM
NAMA : Ismi junita arabia NIM
: D1A017023
KELAS : R-001 ( A )
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Enzim adalah protein yang mempunyai sifat katalitik, sifat ini menyebabkan enzim berguna dalam telaah analitik. Beberapa enzim hanya terdiri atas protein, tetapi kebanyakan enzim mengandung komponen nonprotein tambahan seperti karbohidrat, lipid, logam, fosfat, atau beberapa bagian organik lain. Enzim lengkap disebut holoenzim; bagian protein, apoenzim; dan bagian nonprotein. Senyawa yang diubah dalam reaksi yang dikatalisis enzim disebut substrat (Deman, 1997). Papain merupakan enzim proteolitik yang diambil dari pepaya (Carica papaya).Papain digunakan untuk pengempukan daging, bahan penjernih pada industri minuman bir, industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri farmasi, dan alat-alat kecantikan (kosmetik).Papain biasa diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih kekuningan dan harus disimpan dibawah temperatur 4°C. Kelebihan papain dibandingkan proteolitik yang lain adalah lebih tahan terhadap proses suhu, mempunyai kisaran pH yang luas dan lebih murni dibandingkan bromelin dan ficin. Kisaran pH optimum papain berkisar antara 5-7,5 dan stabil pada suhu 60-70 °C (Fitriani, 2006).
1.2 Tujuan Untuk mengetahui pengaruh ensim papain dalam krim santan kelapa untuk menghasilkan minyak dan juga untuk mengetahui volume dan mutu dari minyak yang dihasilkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah protein yang mempunyai sifat katalitik, sifat ini menyebabkan enzim berguna dalam telaah analitik. Beberapa enzim hanya terdiri atas protein, tetapi kebanyakan enzim mengandung komponen nonprotein tambahan seperti karbohidrat, lipid, logam, fosfat, atau beberapa bagian organik lain. Enzim lengkap disebut holoenzim; bagian protein, apoenzim; dan bagian nonprotein. Senyawa yang diubah dalam reaksi yang dikatalisis enzim disebut substrat (Deman, 1997). Papain merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah pepaya, baik dalam buah, batang dan daunnya.Sebagai enzim yang berkemampuan memecahkan molekul protein, dewasa ini papain menjadi suatu produk yang sangat berrnanfaat bagi kehidupan manusia (Winarno, 2002). Papain adalah nama enzim yang diperoleh dari lateks getah pepaya atau getah pepaya. Getah pepaya yang dikumpulkan dari buah kemudian dikeringkan. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengeringan matahari. Pengeringan vakum maupun dengan alat pengering mekanis. Untuk mendapatkan suatu produk papain kasar dengan aktivitas yang tetap tinggi dapat dilakukan dengan pengeringan vakum dan mengkombinasikannya dengan perlakuan penambahan garam (NaCl). Getah pepaya yang dihasilkan kemudian dihasilkan kemudian dihaluskan dan diayak dengan ayakan 80 mesh dengan cara tersebut diperoleh bubuk papain kasar (Sudrajat, 2002). Papain dapat digunakan dalam industri pengolahan daging.Daging dari hewan tua pun dapat menjadi lunak kalau menggunakan papain.Biasanya daging hewan tua bertekstur sangat keras (alot).Dengan demikian hadirnya papain dapat menaikkan ekspor atau impor hewan tua yang sebelumnya tidak laku di pasaran.Papain sebagai pelunak daging banyak diperdagangkan dalam kemasan kecil sesuai kebutuhan rumah tangga. Papain ini sudah dicampur bahan lain seperti gula dan garam agar kandungan papainnya tidak terlalu kuat (Winarno, 2002). Papain dapat digunakan sebagai bahan penghancur sisa atau buangan hasil industri pengalengan ikan menjadi bubur ikan atau konsentrat protein hewani.Bubur ikan atau
konsentrat protein ini digunakan untuk keperluan bahan pakan ternak dan ikan atau bahkan untuk diolah menjadi kecap. Daya memecahkan molekul protein yang dimiliki papain dapat ditingkatkan lebih jauh menjadi kegiatan hidrolisis protein. Hal ini sering digunakan pada pembuatan pepton dan asam-asam amino.Pepton dan asam amino diperlukan pada penelitian mikrobiologi dan industri.Biasanya harga produk semacam itu dapat mahal (Winarno, 2002). Untuk mengetahui enzim papain dapat dilakukan untuk melakukan pengujian uji santan. Proses pengolahannya dengan cara fermentasi dan enzimitas hal ini dilakukan agar menghindari pemanasan yang berlebih saat membuat minyak kelapa dari santan. Fermentasi dan enzimitas dengan menggunakan campuran dari enzim papain pada buah pepaya muda yang sudah dihacurkan yang ditambahkan dengan asam cuka, adalah salah satu jalan keluar menghindari terjadinya pemanasan yang berlebih saat menghasilkan minyak dari santan.Menggunakan bahan-bahan ini juga tidaklah merugikan, karena enzim papain banyak terdapat dalam buah pepaya yang masih muda yang berusia sekitar 3 minggu (Sudrajat, 2002). Papain juga tidak mengandung karbohidrat seperti pada bromelin dan ficin sehingga mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah karena lebih murni dibandingkan enzim lain. Kualitas papain ditentukan oleh aktivitas proteolitik, semakin tinggi aktifitas proteolitiknya semakin baik kualitas enzimnya. Penelitian yang dilakukan didapatkan tepung papain kasar tanpa penambahan zat pengaktif dengan aktivitas proteolitik sebesar 0,7015 TU menggunakan pengeringan sinar matahari suhu 55 °C selama 8 jam. Penggunaan lama waktu pengeringan ini cenderung mengakibatkan aktivitas proteolitik tepung papain kasar mengalami kerusakan. Sehingga memerlukan cara untuk meningkatkan aktivitas proteolitik tepung papain kasar dengan penambahan zat pengaktif dan pengeringan yang dapat mengurangi kerusakan enzim (Demam, 1997).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum tentang enzim dilaksanakan pada: Tempat : Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. Dilakukan selama 3 kali praktikum Hari,tanggal : selasa, tanggal 25 s.d 31 Oktober 2018 Pukul : 10.00-12.00 Wib. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang akan digunakan adalah : Pemarut kelapa, neraca analitik, beaker glass (1000 ml, 500 ml, 250 ml, 100 ml), gelas ukur (50 ml dan 100 ml), slang plastik, erlenmeyer, corong, thermometer, botol inkubasi, pipet tetes, pipet takar, sentrifugasi, water bath, kantong plastik, karet gelang. Krim santan kelapa, getah buah pepaya yang masih muda (umur 2-3 bulan), akuades, alkohol (70% dan 90%), fenolptalien, NaOH 0,1 N standar, KOH 0,1 N.
3.3 Cara Kerja 1. Penyediaan botol inkubasi Sehari sebelum melaksanakan praktikum botol disterilisasi terlebih dahulu.Hal ini bertujuan agar botol tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. 2. Penyediaan krim santan kelapa Krim santan yang diperlukan sebanyak 2 kg tanpa dicampur air sedikitpun sehingga diperoleh santan yang murni dan kental.
3. Penyediaan getah papaya atau fermipan Penyediaan getah buah pepaya. Buah pepaya muda ditoreh dengan alat tahan karat, yang telah terlebih dahulu diolesi atau disterilkan dengan alkohol 70% dan dipijarkan pada nyala Bunsen, getah yang keluar ditampung sesuai dengan kebutuhan. 4. Penambahan getah pepaya atau fermipan pada krim santan Penambahan getah pepaya pada krim santan. Bersihkan semua peralatan yang digunakan dan meje kerja saudara dengan alkohol 70% saat akan melakukan percobaan. Siapkan sebanyak 5 buah tabung reaksi yang masing-masing berisikan 10 ml krim santan kelapa dan diberikan perlakuan penambahan getah buah pepaya dengan volume yang berbeda. Perlakuan tersebut adalah : tanpa penambahan getah, 30 tetes, 60 tetes, 90 tetes dan 120 tetes. 5. Tutup masing-masing tabung reaksi dengan plastic dan ikat menggunakan karet gelang. 6. Kemudian masukkan kedalam sentrifugasi untuk memisahkan minyak.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil 1) Kelompok 1 (santan + getah papaya) Ukuran tinggi (cm)
Pengamatan
Yang
ke
terbentuk
20 tetes
Glendo
2,3
1,3
1,5
Minyak
1,2
1,8
2,1
Air
5,5
4,5
4,9
Glendo
2,3
1,3
1,5
Minyak
1,2
1,8
2,1
Air
5,5
4,5
4,9
Glendo
2,2
1,2
1,5
Minyak
1,2
1,8
2,2
Air
5,5
4,4
4,9
Glendo
2,2
1,2
1,4
Minyak
1,3
1,9
2,2
Air
5,4
44
4,9
Glendo
2,1
1,2
1,4
Minyak
1,3
2
2,2
Air
5,3
4,4
4,8
Keenam.
Glendo
2,1
1
1,4
30 oktober
Minyak
2
2,2
2,1
2017
Air
5,1
4,3
4,8
Ketujuh
Glendo
2,1
1
1,4
Minyak sudah
31oktober
Minyak
1,4
2
2,3
terbentuk
Pertama. 25, oktober 2017
Kedua. 26, 0kt0ber 2017
Ketiga, 27 , oktober 2017
Keempat. 28 oktober 2017
Kelima 29, oktober 2017
30 tetes 40 tetes
Keterangan
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
2017
Air
5,1
4,3
4,7
2) Kelompok dua (santan + getah papaya) Ukuran tinggi (cm)
Pengamatan
Yang
ke
terbentuk
20 tetes
Glendo
-
-
-
Minyak
-
-
-
Air
-
-
-
Glendo
-
-
0,2
Minyak
-
-
1,8
Air
5,8
5,9
6,0
Glendo
0,5
0,6
0,3
Minyak
0,2
1,9
2,0
Air
5,6
5,8
5,8
Glendo
0,5
0,7
0,5
Minyak
1,0
2,0
2,1
Air
5,5
5,6
5,7
Glendo
0,7
0,8
0,7
Minyak
1,1
2,3
2,3
Air
5,3
5,4
5,5
Keenam.
Glendo
0,8
1,1
10,8
30 oktober
Minyak
1,2
2,5
2,7
2017
Air
5,3
5,2
5,1
Ketujuh
Glendo
1,3
1,2
1,0
Minyak sudah
31oktober
Minyak
1,6
2,7
2,9
terbentuk
2017
Air
5,2
4,9
4,7
Pertama. 25, oktober 2017
Kedua. 26, 0kt0ber 2017
Ketiga, 27 , oktober 2017
Keempat. 28 oktober 2017
Kelima 29, oktober 2017
30 tetes 40 tetes
Keterangan
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
3) Kelompok tiga (santan + getah papaya) Ukuran tinggi (cm)
Pengamatan
Yang
ke
terbentuk
20 tetes
Glendo
4,1
5
4,5
Minyak
-
-
-
Air
3,2
3,3
3,6
Glendo
0,5
0,3
0,7
Minyak
1,9
2
2
Air
4,3
4,7
4,8
Glendo
0,5
0,3
0,7
Minyak
1,9
2
2
Air
4,3
4,7
4,8
Glendo
0,5
3
0,5
Minyak
1,9
2
2
Air
4,3
4,8
4,8
Glendo
0,8
0,8
0,5
Minyak
1,9
2
2
Air
4,3
4,9
4,8
Keenam.
Glendo
0,8
0,5
0,5
30 oktober
Minyak
1,9
2
2
2017
Air
4,3
5
4,8
Ketujuh
Glendo
0,4
0,3
0,2
Minyak sudah
31oktober
Minyak
2
2
2,3
terbentuk
2010
Air
4,6
5,2
5
Pertama. 25, oktober 2017
Kedua. 26, 0kt0ber 2017
Ketiga, 27 , oktober 2017
Keempat. 28 oktober 2017
Kelima 29, oktober 2017
30 tetes 40 tetes
Keterangan
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
4) Kelompok empat (santan + getah papaya) Pengamatan
Yang
Ukuran tinggi (cm)
Keterangan
ke
terbentuk
20 tetes
30 tetes 40 tetes
Glendo
0
0
0
Minyak
0
0
0
Air
0
0
0
Glendo
0,7
0,8
0,7
Minyak
1,6
1,4
1,6
Air
5,4
4,4
5,3
Glendo
0,6
0,9
0,8
Minyak
1,6
1,4
1,6
Air
5,9
5
5,9
Glendo
0,5
0,6
0,5
Minyak
1,7
1,6
1,8
Air
5,7
4,8
5,2
Glendo
0,5
0,4
0,4
Minyak
1,8
1,6
1,8
Air
5,7
4,8
5
Keenam.
Glendo
0,3
0,5
0,2
30 oktober
Minyak
2
1,8
2
2017
Air
5,5
4,6
5
Ketujuh
Glendo
0,3
0,5
0,2
Minyak sudah
31oktober
Minyak
2
1,8
2
terbentuk
2017
Air
5,5
4,6
5
Pertama. 25, oktober 2017
Kedua. 26, 0kt0ber 2017
Ketiga, 27 , oktober 2017
Keempat. 28 oktober 2017
Kelima 29, oktober 2017
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
5) Kelompok lima (santan + getah papaya) Ukurantinggi (cm)
Pengamatan
Yang
ke
terbentuk
20 tetes
30 tetes
40 tetes
Pertama. 25,
Glendo
-
-
-
Minyak belum
oktober 2017
Minyak
-
-
-
terbentuk
Keterangan
Kedua., 26, 0kt0ber 2017
Ketiga, 27, oktober 2017
Air
-
-
-
Glendo
0,1
0,2
0.5
Minyak
-
-
-
Air
4,4
4,6
4,8
Glendo
0,1
Minyak
1
0,2 1
1
4,4
4,6
4,8
Glendo
0,2
0,3
0,5
Minyak
1,4
1,5
1,8
Air
4,5
4,6
4,8
Glendo
0,3
0,4
0,6
Minyak
1,4
1,6
1,9
Air
4.6
4,8
4,8
Keenam.
Glendo
0,4
0,6
0,8
30 oktober
Minyak
1,5
1,7
1,9
2017
Air
4,6
4,8
4,8
Ketujuh.
Glendo
0,4
0,6
0,8
31 oktober
Minyak
1,6
1,8
2,1
2017
Air
5
5,2
5,3
oktober 2017
Kelima, 29 oktober 2017
terbentuk
0,3
Air Keempat. 28
Minyak belum
Minyak belum terbentuk
Minyak belum terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
Minyak sudah terbentuk
6) Kelompok enam (santan + fermifan)
Pengamatan
Yang
ke
terbentuk
Hari ke 1
Ukuran Tinggi
Ket
1 gram
2 gram
3 gram
Air
0.5 cm
0.2 cm
0.1 cm
Minyak
-
-
-
Glendo
5 cm
5.6 cm
8.2 cm
Air
mulai
minyak
terbentuk
belum,
glendo tetap
dan
Hari ke 2
Tinggi K.
5.5 cm
5.8 cm
8.3 cm
Air
0.5 cm
0.5 cm
0.4 cm
Minyak
-
-
-
Glendo
5 cm
5.8 cm
8.2 cm
Tinggi K
5.5 cm
6.3 cm
8.6 cm
Air
0.7 cm
0.5 cm
0.5 cm
Minyak
-
-
-
Glendo
4.5 cm
5.4 cm
8 cm
Tinggi K
5.2 cm
5.9 cm
8.3 cm
Air
0.9 cm
0.5 cm
0.5 cm
Minyak
-
-
-
Glendo
4.8 cm
5.3 cm
7.9 cm
Tinggi K
5.7 cm
5.8 cm
8.4 cm
Air
1 cm
1 cm
0.6 cm
Minyak
-
-
-
Glendo
4.6 cm
4.8 cm
7.7 cm
Tinggi K
5.6 cm
5.8 cm
8.3 cm
Air
1.2 cm
1 cm
0.8 cm
Minyak
-
-
-
Glendo
4.3 cm
4.6 cm
7.5 cm
Tinggi K
5.5 cm
5.7 cm
8.3 cm
Air bertambah , minyak tidak ada dn glendo tetap
Hari ke 3
Air bertambah, minyak tidak ada dan glendo
Hari ke 4
berkurang
Air tetap, minyak tidak ada dan glendo berkurang
Hari ke 5
Air bertambah, minyak tidak ada dan glendo
Hari ke 6
berkurang
Air bertambah, minyak tidak ada dan glendo berkurang
Hari ke 7
Air
1.5 cm
1.2 cm
0.8 cm
Minyak
-
-
-
Glendo
4.3 cm
4.6 cm
7.5 cm
Tinggi K
5.8 cm
5.8 cm
8.3 Cm
Air tetap, minyak tidak ada glendo tetap
7) Kelompok tujuh (santan + fermifan)
Hari ke
Yang terbentuk
1 gr
2 gr
3 gr
keterangan
Pertama
Glendo
4,5 cm
5 cm
6 cm
Air dan
25,Oktober
Minyak
-
-
-
glendo
Air
3,5 cm
3 cm
2 cm
Kedua
Glendo
4,5 cm
5 cm
6 cm
Minyak
26,Oktober
Minyak
-
-
-
tercampur
Air
3,5 cm
3 cm
2 cm
Ketiga
Glendo
4,5 cm
5 cm
6 cm
Minyak
27,Oktober
Minyak
-
-
-
tercampur
Air
3,5 cm
3 cm
2 cm
Keempat
Glendo
4,5 cm
5 cm
6 cm
Minyak
28,Oktober
Minyak
-
-
-
tercampur
Air
3,5 cm
3 cm
2 cm
Kelima
Glendo
4,5 cm
5 cm
6 cm
Minyak
29,Oktober
Minyak
-
-
-
tercampur
Air
3,5 cm
3 cm
2 cm
2018
mulai
2018
terpisah
dengan
2018
glendo
dengan
2018
glendo
dengan
2018
glendo
dengan glendo
Keenam
Glendo
4,5 cm
5 cm
6 cm
Minyak
30,Oktober
Minyak
-
-
-
tercampur
Air
3,5 cm
3 cm
2 cm
Ketujuh
Glendo
4,5 cm
5 cm
6 cm
Minyak
31,Oktober
Minyak
-
-
-
tercampur
Air
3,5 cm
3 cm
2018
dengan
2018
glendo
dengan 2
cm
glendo
3. Pembahasan
No 1. 2. 3.
a. Uji organoleptik Orang ke Warna Bening Keruh Pertama √ Kedua √ Ketiga √
Bau Tengik Kelapa busuk Kelapa baai
b. Menghitung asam lemak bebas % FFA = =
𝑀𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 28,2 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 13,6 𝑥0,1 𝑥28,2 28,2 𝑥 1000
x 100%
𝑥100%
= 0,136% c. Menghitung angka asam Angka asam =
11,9 𝑥 0,1 𝑥 39,9 29
= 2,37 Pada hasil praktikum yang dilakukan krim santan kelapa mrnghasilkan kandungan minyak yang bervariasi sesuai dengan perlakuan.Semakin banyak konsentrasi yang dilakukan atau yang ditambahkan pada krim santan kelapa maka semakin banyak ikatan peptida dalam protein santan yang menyelubungi sehingga minyak dapat dihidrolisis.
Selama 24 jam pada campuran fermipan dan getah papaya [ada santan belum terlihat pemisahan antara glendo dan air. Tapi, pada hari kedua campuran santan dengan getah papaya sudah terbentuk 3 lapisan yang terlihat pda botol, yang masing0masing letaknya adalah glendo diatas, minyak ditengah, dan air dibawah.( seperti pengamatan kelompok 2). Pengaruh macam-macam tetes getah papaya yang di teteskan pada krim santan tidak terlau berpengaruh dan ada juga yang berpengaruh. Pengaruh yang terlihat snagta besar pada perlakuan 40 tetes getah papaya ( pada pengamatan kelompok 2). Padahal menurut dugaan semakin bnayak egetah papaya yang diberikan semakin banyak pula minyak yang dihasillkan. Begitu juga dengan tinggi minyak , semakin banyak tetes getah papaya yang diberikan semakin tinggi pula minyak yang dihasilkan , dan itu sangat berbeda dengan hasil yang didapatkan. Karena, warna dan baunya setiap waktunya berubah, semkin lama waktu penyimpanan atau pengamatan maka warna glendonya semakin hitam dan itu juga semakin bau. Sedangkan kalau tunggi minyak ada sebagian yang menurun dan ada juga sebagian lagi meningkat dan bahkan menurun lagi, hal ini disebabkan oleh suhu optimum , pada waktu itu enzim akan bekerja dan bahkaj setelha itu aka menurun atau bisa juga tidak bekerja sama sekali. Dari pengujian enzim tersebut juga diketahui waktu optimal perlakuan ynag paling banyak menghasilkan minyak yaitu pada waktu perlakuan hari ketiga dan ke empat dan penambahan 40 tetes getah papaya sehingga menghasilkan minyak dengan tinggi 2 cm. Minyak yang dihasilkan setelah fermentasi selama 148 jam dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan hitung jumlahnya. Setelah dihitung
ditutup kembali
dengan plastic dan diberi label , kemudian difermentasikan selama kurang lebih satu minggu.Tapi untuk pencampura santan dengan fermipan tidak menghasilkan minyak, mungkin kalau ada sanagt sedikit sekali dan tidak bisa dhitung jumlahnya. Hal tersebut terjadi disebbkan oleh beberapa factor, salah satunya mungkin ada kesalahan pemberian santan atau fermipan, bisa jadi santannya kurang pekat atau pemberian kadar fermipannya kurang tepat. Jadi karena campuran sanatn dan fermipan tidak menghasilkan minyak, maka minyak yang di fermentasikan hanya
minyak hasil campuran snatan dengan getah papaya.untuk minyak dan glendo yang menyatu dapat dipisahkan menggunakan sentrifuge . Setelah minyak di fermentasukaj selama 1 minggu, hasil selanjutnya akan dibandingkan dengan minak kemasan
yang dibandingkan warna dan baunya.
Kemudian tentukan % minyak FFA tersebut. Untuk membandingkan warna dan bau dari minyak hasil campuran
santa
dnegan getah papaya denga minyak kemasan (uji organoleptic) ditunjuk 3 orang untuk membandingkannya. Dan hasilnya, untuk dari minyak papain dapat diambil kesimpulan baunya tidak disukai, hal ini disebabkan oleh beberapa factor dianatranya karena minyak terkontaminasi bakteri dan alat yang kurang steril sehingga menimbukan bau yang tidak disukai.Unuk warnanya disepakati putih keruh.Sedangkan untuyi minyak kemasan dapat diambl kesimpulan baunya disukai dan warnanya kuning keemasan. Berdasarkan penghitungan pada saat praktikum didapatkna hasil % FFA minyak papain sebesar 208 % dan % FFA minyak kemasan sebesar 0,5 %. Hasil tersebut menunjukkan % FFA minyak papain lebih tinggi dibandingkan dnegan minyak kemasan. Perhitungan angka asam lemak bebas minyak papain menggunakan sampel NaOH 0,1 N (konsentrasi NaOH) dan 20,8 ml NaOH. Sedangkan hasil dari angka asam didapatkan hasil sebesar 10,4 g. Setelah didapatkan hasil asam lemak bebas dan angka asam, selanjutnya dilakukan titrasi dari minyak papain tersebut. Pada titrasi dengan menggunakan NaOH 0,1 N dan indicator yang dipakai adalah penolptalein (pp). saat penambahan indicator pp larutan berubah warna menjadi merah muda . titrasi diakhiri saat larutan yang berwarna merah muda kembali menjadi bening kembali atau larutan warna merah muda tersebut tidak hilang dalam 30 detik. Untuk titrasi kedua menggunkan sampel KOH, dimana perubahan warna terjadi sangat cepat, yaitu dari warna bening menjadi warna ungu.Titrasi diakhiri saat warna ungu dari larutan tersebut tidak hilang dalam 30 detik. Setelah dilakukan pengamatan dan pengujian terhadap parameter-parameter diatas, selanjutnya dilakukan pembandingan hasil tersebut dengan karakteristik minyak menurut SII (standar industry Indonesia ) . dimana hasilnya terjadi ketidak
sesuaian, karena % FFA dari minyak SII adalah 30% atau 0,3 sedangkan % FFA dari minyak papain adalah 208 % atau 2,08. Sedangkan untuk angka asamnya dari minyak SII adalah sebesar 0,5 g sedangkan minyak papain sebesar 10,4 g.Ketidaksesuain itu terjadi mungkin disebabkan oleh beberapa factor dianatarnya adalah ketidaktepatan dalam pemberian alcohol, indicator pp, ataupun kesahan dalam titrasi.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan di atas,dapat disimpulkan bahwasannya semua bagian pepaya yaitu batang,daun,dan buah dapat menghasilkan enzim papain. Dan hasilnya getah pepaya lebih banyak menghasilkan minyak dibandingkan pernifan. Pada percobaan menggunakan pernifan hanya menghasilkan glendo dan air,sedangkan minyaknya tidak ada.
Semua bagian papaya seperti buah, daun, tangkai daun, dan batang mengandung enzim papain dalam getahnya, tetapi bagian yang paling banyak mengandung enzim papain adalah buah yang masih muda. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu : konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, derajat keasaman (pH), pengaruh aktivator dan inhibitor, kadar air, zat penggiat, zat penghambat dan waktu.
Konsentrasi enzim berbanding lurus
dengan kecepatan reaksi, jadi apabila konsentrasi enzim ditingkatkan maka kecepatan reaksi pun akan meningkat.
Daftar pustaka
Setiawan,eka.2014.Laporan Praktikum Enzim. File:///C:/Users/User/Downloads/laporan-praktikum-enzim.html Diakses pada tanggal 05 November 2018. Mey,supriyadi.2013.Laporan Biokimia. file:///D:/Document/UNJA/AGROKLIMA/laporan%20biokimia%20_%20 Enzim%20papain.html Diakses pada tanggal 05 November 2018
Jalib,I.S.2008. Penuntun Praktikum kimia organic. Jakarta: laboratorium kimia, fakultas biologi universitas nasional Robinson, Trevor. 1995. Kandungan organic tumbuhan tinggi. Bandung: penerbit ITB Anonym.2008. Protein. Page, D.S.1997. Prinsip-prinsip biokimia. Jakarta. Erlangga. Lehninger. 1982. Dasar-dasar biokimia. Jilid I. Jakarta. Erlangga.