Laporan Biokimia Lipid.docx

  • Uploaded by: Fhenny Rama Shenthaury
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Biokimia Lipid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,227
  • Pages: 13
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN LIPID

DISUSUN OLEH NAMA

: ANGGI KUSUMA DEVI

NIM

: D1A017004

KELAS

: AGROEKOTEKNOLOGI (A)

DOSEN

: 1. Ir. NELIYATI, M. Si 2. Ir. TIUR HERMAWATI, M. Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak adalah kelompok ikatan organik yang terdiri atas unsure-unsur Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zatzat pelarut tertentu, seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. (Sediaoetama, 1989). Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent, sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air dan keringkan. Lemak pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena atau pelarut non polar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan terpisah menjadi 2 lapisan. Sebaliknya moinyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun. Pada praktikum kali ini akan dialakukan 3 uji lemak yaitu uji noda lemak, uji kelarutan lemak dan uji emulsi lemak pada bebera pelarut.

1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum yang berjudul “lipid” ini adalah : 1. Untuk mengetahui sifat dari noda lemak yang terbentuk 2. Untuk mengetahui daya larut asam lemak terhadap beberapa pelarut 3. Untuk mengetahui daya kelarutan disperrsi asam lemak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam. Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suhu kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Perbedan titik cair dari lemak disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang rantai karbon, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak jenuh (Sartika, 2008). Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya. Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh. Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati ,2007). Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi dan juga merupakan sumber energi utama yang digunakan sebagai energi cadangan makanan yang disimpan pada jaringan adiposa dalam tubuh, dalam bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai pengangkut zat-zat yang melewati membran sel. Steroid senyawa-senyawa memiliki beberapa fungsi misalnya kolestrol berperan dalam proses pengangkutan lemak dalam tubuh. Estrogen dan testoleron berfungsi sebagai hormon kelamin: dehidroksikolestrol dan ergastrol berperan sebagai provitamin D (Sutresna, 2009). Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Uji Kelarutan Lipid

Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1980). Sifat Fisis Lemak a) Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair. b) Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur –17 °C. c) Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air. (Mengapa?) d) Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas merupakan pelarut lemak yang baik. Pembentukan Emulsi Emulsi adalah disperse atau suspensi menstabilkan suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier yang berfungsi sebagai menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerjanya disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir – butir minyak satu sama lain. Sifat Pelarut Alkohol dan eter merupakan senyawa-senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen didalam alkohol dan eter mirip dengan kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air. Oleh karena itu dapat dikatakan struktur alkohol adalah sama dengan struktur air,

dimana satu atom H pada air diganti dengan R. sedangkan struktur eter adalah sama dengan struktur air dimana kedua atom H pada air diganti dengan R. Kloroform, atau trichloromethane [1],CHCl3, komposisi nama elemen klorin memperpendek formil (asamformatradikal).Kloroform adalah pelarut non

dan

polar yang telah banyak digunakan dalam kimia, kini digantikan oleh pelarut lainnya.Kloroform dapat membusukmenjadidiklorkarben penggunaan reagen basa kuat,ini mungkin baik diinginkan dan tidak diinginkan. Kloroform tidak mudah terbakar, tetapi

pada suhu

tinggi di

Kloroform adalah

salah

satu anestesi

memiliki beberapa

keunggulan

udara selama

untuk

membentuk fosgen.

operasi tertua. Itu dianggap

dibandingkan dengan

eter, antara

lain, itu

tidak mudah terbakar dan juga memiliki aroma yang menyenangkan. Menjelang akhir tahun 1800-an disadari bahwa kloroform juga memiliki kecenderungan untuk menyebabkan kerusakan hati dan aritmia jantung, dan eter yang dominan anestesi. Natrium karbonat (juga dikenal sebagai mencuci soda atau soda abu), Na2CO3 adalah garam natrium dari asam karbonat. Ini paling sering terjadi sebagai heptahidrat kristal, yang siap effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat. Natrium karbonat dalam negeri terkenal untuk digunakan sehari-hari sebagai pelunak air. Hal ini dapat diekstraksi dari abu banyak tanaman. Hal ini sintetis diproduksi dalam jumlah besar dari garam (natrium klorida) dan batu kapur dalam proses yang dikenal sebagai proses Solvay.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum tentang “lipid” dilaksanakan di Laboratorium Agroekoteknologi Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas jambi. Pada tanggal 15 N ovember 2018. Pada pukul 10.45 – 12.25 wib. 3.2 Bahan dan Alat a. Uji Noda Lemak 

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minyak kedelai, minyak zaitun, minyak sawit, minyak jagung, dan kertas HVS.



Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet tetes. Dan alat tulis yang digunakan untuk menulis hasil pengamatan dan kamera untuk dokumentasi.

b. Uji Daya Kelarutan Lemak 

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minyak sawit, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung masing – masing sebanyak 1 ml. Butter dan margarin sebanyak 0,5 gram. Pelarutnya NaOH 0,1 N, kloroform, alkohol 95%, air sebanyak 3 ml.



Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas ukur, timbangan, sendok.

c. Uji Emulsi Lemak 

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minyak sawit sebanyak 1 ml, air 3 ml, dan putih telur.



Alat yang digunakan adalah 4 tabung reaksi, gelas ukur, petridis, sendok.

3.3 Cara Kerja a. Uji Noda Lemak -

Bagi kertas hvs menjadi 4 bagian

-

Setelah itu tetesi masing- masing minyak sebanyak 1 tetes dan diamkan

-

Amati noda yang terbentuk apakah transparan atau tidak

b. Uji Daya Kelarutan Lemak -

Isi masing – masing pelarut kedalam tabung reaksi, masing ada 6 tabung per kelompok.

-

Setelah itu tambahkan masing – masing jenis minyak, bautter dan margarine.

-

Kocok – kocok hingga kedua bagian larut.

c. Uji Emulsi Lemak -

Isi 4 tabung dengan air, sebanyak 5 ml

-

Setelah itu tambahkan minyak kedalam masing – masing tabung, tandai 2 tabung menggunakan putih telur dan 2 tidak.

-

Kocok dan amati proses dispersi kedua larutan, apakah emulsi stabil atau tidak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil a. Uji Noda Lemak Uji

Keterangan

Minyak kedelai

Warna awal : kuning bening mengkilap Warna akhir : transparan

Minyak zaitun

Warna awal : kuning kehijau - hijauan mengkilab Warna akhir : transparan kekuningan

Minyak sawit

Warna awal : kuning agak pekat mengkilap Warna akhir : transparan ( lebih gelap dari pada minyak kedelai)

Minyak jagung

Warna awal : kuning bening mengkilap Warna akhir : transparan ( lebih transparan dari pada minyak kedelai atau paling transparan diantara minyak kedelai, minyak zaitun dan sawit.

b. Uji daya kelarutan lemak Uji Butter + NaOH 0,1 N

Keterangan Tidak larut, warna larutan seperti air cucian

beras,

terdapat

gumpalan

mengapung diatasnya. Margarine + NaOH 0,1 N

Larut sebagian, warna larutan menjadi kuning,

terdapat

sedikit

gumpalan

mengapung diatasnya. Minyak jagung + NaOH 0,1 N

Larut, warna menjadi seperti putih susu, ada sedikit endapan diatasnya.

Minyak sawit + NaOH 0,1 N

Larut, warna menjadi seperti air cucian beras,

terdapat

diatasnya.

sedikit

endapan

Minyak kedelai + NaOH 0,1 N

Larut, warna menjadi seperti putih susu, ada endapan diatasnya (endapan paling banyak).

Minyak zaitun + NaOH 0,1 N

Larut, warna menjadi kuning telur, ada endapan diatasnya.

Butter + kloroform

Putih kekuning – kuningan, bau butter lebih dominan, keruh dan larut.

Minyak zaitun + kloroform

Kuning terang bening bau kloroform lebiih dominan, dan larut.

Minyak jagung + kloroform

Putih

bening,

sedikit

kuning,bau

kloroform, larut. Minyak kedelai + kloroform

Putih bening, berbau kedelai, dan larut.

Margarine + kloroform

Kuning keruh, bau margarine ada butiran putih, dan larut.

Minyak sawit + kloroform

Putih bening, bau sawit, dan larut.

Margarine + alkohol

Larut, ada margarine yang mengendap, larutan berwarna kuning jernih.

Butter + alkohol

Larut , ada butter yang tidak larut, larutan berwarna putih agak keruh.

Minyak kedelai + alkohol

Larut , setelah dikocok, namun, minyak mengendap

setelah

beberapa

saat

didiamkan, warna bening. Minyak zaitun + alkohol

Larut setelah dikocok, namun minyak mengendap

setelah

beberapa

saat

didiamkan warna kuning keruh dan ada kuning jernih. Minyak sawit + alkohol

Larut

berwarna

putih,

setelah

didiamkan minyak akan mengendap Minyak jagung + alkohol

Larut

berwarna

putih,

setelah

didiamkan minyak mengendap. Minyak kedelai + aquades

Tidak terlarut, warna air menjadi keruh, terdapat minyak diatas larutan.

Minyak jagung + aquades

Tidak terlarut, warna air menjadi keruh, terdapat minyak diatas larutan.

Minyak sawit + aquades

Tidak terlarut, warna air menjadi keruh, terdapat minyak diatas larutan.

Margarine + aquades

Tidak terlarut, warna air kuning keruh, terdapat endapan diatasnya.

Butter + aquades

Tidak terlarut, warna air menjadi keruh, terdapat endapan diaatasnya.

c. Uji Emulsi Lemak Uji Aquades + minyak sawit + putih telur

Keterangan Terdapat lapisan

tiga yang

pertama putih telur dibawah putih telur minyak

sawit

kemudian dibawah minyak sawit air / aquades .

Keterangan Hasil Emulsi yang terjadi cukup stabil, setelah ditambah putih telur yang awalnya tiga lapisan setelah dikocok menjadi dua lapisan kemudian setelah dikocok lebih lambatmemisah dari air dan pada saat pengocokan terdapat buih, dan buih itu menjadi kental dan agak sedikit beku/susah ditembus air ketika tabung dibalikkan.

4.2 Pembahasan Pada praktikum yang kami amati terdapat tiga pengujian asam lemak, yang pertama itu adalah uji noda lemak, yang kedua itu adalah uji kelarutan lemak dan yang ketiga adalah uji emulsi lemak.

a. Uji Noda Lemak Pada praktikum uji noda lemak ini akan dilakukan pengujian noda lemak pada beberapa minyak yaitu minyak zaitun, minyak kelapa, minyak jagung, minyak sawit, dan minyak kedelai. Pengujian dilakukan pada kertas hvs yang telah dibagi menjadi 4 bagian. Setelah itu masing – masing dari minyak tersebut di tetesi dikertas kemudian diamati perubahan yang terjadi pada kertas. Perubahan yang terjadi yaitu pada seluruh minyak yang ditetesi terbentuk lah warna transparan hanya saja tingkat kejernihannya berbeda – beda. Transparan yang paling jernih seperti tidak ada l]noda yaitu pada minyak jagung. b. Uji Kelarutan Lemak Pada praktikum ini dilakukan uji kelarutan lemak pada beberapa pelarut yaitu pada alkohol, NaOH 0,1 N, kloroform dan aquades. Lemak yang akan diuji yaitu pada butter, margarine, dan beberapa minyak seperti minyak zaitun, minyak jagung, minyak kedelai, minyak sawit. Pada masing masing pelarut menunjukkan hasil yang berbeda beda. Pada pelarut alkohol lemak yang diuji rata- rata larut semuanya hanya saja setelah didiamkan beberapa saat lemak tersebut akan sedikit mengendap dibawah larutan. Pada pelarut NaOH 0,1 N semua lemak yang diuji rata – rata larut tetapi masih ada endapat yang terdapat didalamnya. Pada pelarut kloroform lemak yang diuji rata – rata larut tetapi masih ada menyisakan beberapa endapan. Pada pelarut air lemak yang dilarutkan rata- rata tidak larut hal ini ditandai dengan adanya minyak yag mengapung diatasnya, akan tetapi pada margarine dan butter yang tersisa diatasnya berupa endapan lemak. c. Uji Emulsi Lemak Pada praktikum ini uji lemak dilakuakn dengan mnggunakan putih telur, pada saat putih telur tersebut sebelum diaduk dengan air dan lemak mereka terpisah lapisan yaitu lapisan paling bawah adalah air kemudian lemak dan yang terakhir putih telur. Setelah dikocok barulah putih telur menjadi seperti berbusa dan seperti membeku dan menyumbat air nya.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah

melaksanakan

praktikum

mengenai

‘lipid’

maka

dapat

disimpulkan bahwa noda lemak yang ada pada kertas berbeda yang terbentuk tergantung jenis dan kekentalan serta warna minyak tersebut dan ynag paling transparan adalal minyak jagung. Pada uji kelarutan lemak semua pelarut seperti alkohol, NaOH, dan kloroform lemak larut tetapi pada aquades lemak tidak larut. Pada uji emulsi lemak setelah di tambah kan putih telur larutan menjadi beku seperti tidak bisa menyatu lagi antara air dan emulsi. 5.2 Saran Untuk praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih kondusif dan bersungguh – sungguh dalam mengerjakan setiap tahap demi tahap dalam melaksanakan setiap kegiatannya, agar praktikum ini dapat lebih efisien waktu dan berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA Lauren, Andiyanto. “lemak uji noda lemak uji kelarutan dan uji emulsi”. Diakses pada 25 november 2018. http://c31120204.blogspot.com/2013/06/lemak-uji-nodalemak-uji-kelarutan-dan.html?m=1 Saputri, Dewi Agus .” uji noda lemak , uji kelarutan, uji emulsi lemak”. Diakses pada 25 November

2018.

http://c31120067.blogspot.com/2013/06/uji-noda-lemak-uji-

kelarutan-dan-uji.html?m=1

Related Documents


More Documents from "Annesia Cindy Kinanti"

Laporan Enzim.docx
October 2019 30
Ismi.docx
May 2020 26
Laporan Fistum 1 - Copy
September 2019 38
Archagam_4
October 2019 53