Laporan Biokimia Blok 13.docx

  • Uploaded by: Dany Dias
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Biokimia Blok 13.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,395
  • Pages: 20
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA SEMESTER GENAP 2015/2016 BLOK 13 (SISTEM PENCERNAAN)

OLEH : 1. Ismail 2. Dany Dias 3. Selly Afriani 4. Axel Jusuf 5. Rahanra D. D. Pattiselano

(1461050002) (1461050117) (1461050131) (1461050177) (1461050234)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 2016

TINJAUAN PUSTAKA PENCERNAAN FUNGSI AMILASE LIUR Selama pencernaan, karbohidrat mulai keluar sebagai polisakarida, yang merupakan molekul pati besar yang dipecah menjadi disakarida, yang merupakan dua, molekul gula terkait. Disakarida yang kemudian lebih lanjut dipecah menjadi gula sederhana yang lebih kecil, yang dikenal sebagai monosakarida yang kemudian diserap ke dalam darah sehingga tubuh kemudian dapat menggunakannya. Ketika Anda mulai mengunyah, makanan sevara mekanis dipecah menjadi potongan kecil. Anda juga memproduksi air liur, yang berisi amilase yang bercampur dengan makanan Anda. Amilase merupakan enzim pencernaan yang mengunyah mengaktivasi dan yang menghidrolisis atau mendegradasi pati menjadi monosakarida. Amilase memecah pati dalam mulut Anda menjadi maltosa, disakarida, yang terdiri dari dua molekul glukosa.

FUNGSI GETAH LAMBUNG Enzim salah satunya terletak di lambung dalam bentuk getah lambung. Getah lambung akan membantu proses pencernaan secara kimiawi yang dihasilkan oleh kelenjar buntu pada dinding lambung di bawah fundus (Girindra 1986). Getah lambung dihasilkan karena adanya rangsangan dari bolus ketika memasuki lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCl), pepsin, renin, dan lipase. Sel kepala (chief cell) dan sel parietal yang mampu mensekresikan getah lambung. Komponen penyusun getah lambung tersebut mempunyai peranan yang berbeda. Asam lambung akan membunuh mikroorganisme dan melakukan aktivasi pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin dengan bantuan dua residu aspartat mempunyai peran di dalam pusat aktif untuk memecahkan protein terutama di samping asam amino Phe dan Leu (Koolman dan Klaus 1994). Pepsin bekerja pada suhu optimum pada kisaran pH 2. Renin berperan mengubah kaseinogen menjadi kasein yang akan terkoagulasikan dengan bantuan kalsium. Pemecahan ikatan peptida sehingga dihasilka proteosa dan pepton dilakukan oleh pepsin. Seperti enzim pada umumnya, kinerja pepsin dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi, dan pH (Lehninger 2004).

FUNGSI GETAH PANKREAS Getah pankreas adalah cairan yang disekresi oleh pankreas, yang berisi berbagai enzim, termasuk tripsinogen, chymotrypsinogen, elastase, carboxypeptidase, lipase pankreas, nuklease dan amilase. Pankreas terletak di kawasan viseral, dan merupakan bagian utama dari sistem pencernaan yang diperlukan untuk pencernaan dan asimilasi zat makronutrien selanjutnya yang dibutuhkan untuk hidup. Getah pankreas bersifat basa di alam karena konsentrasi tinggi ion bikarbonat. Bikarbonat berguna dalam menetralisir asam lambung asam, memungkinkan untuk tindakan enzim yang efektif. Sekresi cairan pankreas diatur oleh hormon secretin dan cholecystokinin, yang diproduksi oleh dinding duodenum saat deteksi asam makanan, protein, lemak dan vitamin. Sekresi pankreas terdiri dari komponen bikarbonat berair dari sel-sel saluran dan komponen enzimatik dari sel-sel asinar. Sebuah sekresi basa yang bening dari pankreas mengandung enzim yang membantu dalam pencernaan protein, karbohidrat, dan lemak.

FUNGSI EMPEDU Empedu merupakan zat yang membantu dalam pencernaan lemak . lemak tidak larut dalam air, sehingga dalam rangka untuk mengemulsi lemak khusus sesuatu yang diperlukan. hati memproduksi empedu dan kemudian menyimpannya di dalam kantong empedu hingga tubuh perlu mencerna lemak. Ketika saat ini tiba, kantong empedu mulai untuk membiarkan aliran empedu ke dalam usus, di dalam duodenum, di mana lemak dicerna dengan bantuan dan kemudian diserap oleh organisme. Sementara empedu duduk di kantong empedu, air dari itu mencurahkan keluar melalui dinding kantong empedu, membuat empedu lebih terkonsentrasi dan karena itu lebih efektif. Empedu juga menetralkan beberapa asam yang ditemukan dalam jenis makanan tertentu. Sama seperti setiap organ lain dalam tubuh.

PRAKTIKUM I ANALISA GETAH LAMBUNG I.1. TEST UNTUK HCL BEBAS, TEST BOAS

CARA KERJA : 1. Masukkan kedalam cawang penguap 2-3 tetes pereaksi Boas. 2. Uapkan dengan hati-hati diatas api kecil sampai kering. 3. Celupkan sebatang pengaduk gelas dalam bahan yang akan diperiksa lalu goreskan pada cawan yang berisi pereaksi yang telah kering. 4. Hangatkan kembali cawan tersebut dengan hati-hati (jangan sampai terbakar) sampai timbul warna merah menyatakan adanya HCL bebas.

KESIMPULAN: Tujuan pemanasan cawan yang berisi pereaksi adalah untuk menghindari pengarangan sehingga mudah unutk diamati. Setelah batang pengaduk gelas yang sebelumnya sudah dicelupkan ke dalam bahan yang diperiksa kemudian digoreskan, akan timbul warna merah. Hal ini menandakan terdapat HCl bebas pada bahan yang diperiksa.

EMPEDU Sistem empedu terkait pada 2 proses dalam tubuh, yaitu; 1. Fungsi hati 2. Pencernaan dan penyerapan lemak Secara kontinu, empedu yang diproduksi dihati dialirkan ke kandung empedu dan mengalami pemekatan selama disimpan sebelum dieksresikan ke duodenum. Empedu juga memegang peran ekskresi untuk mengeluarkan zat-zat seperti lesitin, koleterol dan hasil dekomposisi hemoglobin kedalam usus, kemudian dikeluarkan dari tubuh. Cairan empedu yang dihasilkan hati bersifat alkalis (pH 7,18). Warna bergantung pada jenis hewan, dengan warna utama kuning, coklat dan hijau. Empedu segar manusia biasanya berwarna kuning-coklat. Warna bervariasi bila diambil post mortem. Zat-zat yang terdapat dalam empedu antara lain adalah; asam-asam empedu yang membentuk garam-garam empedu, pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolesterol dan gaam-garam anorganik. Empedu yang baru dikeluarkan dari hati terlihat jernih dan mengandung sedikit zat padat dengan BJ sekitar 1,010. Didalam kandung empedu terjadi pencampuran dengan zat lendir didinding kandung empedu dan berlangsung penyerapan air bersama zat-zat tertentu sehingga dapat meningkatkan BJ sampai 1,040. Walaupun kepekatan empedu meningkat, cairan ini masih isotonis terhadap darah karena peningkatan konsentrasi garam empedu dengan BM yang besar disertai oleh pengurangan ion klorida dan bikarbonat akibat penyerapan air. Sekresi empedu berfungsi pada proses pencernaan dan penyerapan lemak diusus. Dalam kimus terdapat triasilgliserol yang tidak larut dalam air dan membentuk agregat-agregat lemak sehingga sulit menyatu dengan lipase pankreas yang larut air. Garam empedu dapat membentuk emulsi berupa tetesan-tetesan lemak, agar dapat menyatu dengan lipase pancreas. Molekul garam empedu dapat mempunyai bagian hidrofob (sisa inti steroid kolesterol) da nada bagian yang hidrofil. Bagian hidrofob masuk kedalam lemak dan yang hidrofil menyatu dengan lingkungan air sehingga menstabilkan emulsi. Dengan demikian luas permukaan lemak untuk menjadi sasaran lipase menjadi jauh lebih luas dibanding dengan permukaan agregat lemak. Karena permukaan emulsi diselubingu garam empedu yang teradsorbsi, lipase memerlukan polipeptida berupa kolipase untuk mencapai bagian dalam emulsi. Kolipase berikatan dengan garam empedu dipermukaan dan juga pada lipase yang dengan cara ini dapat mencapai sasarannya. Garam empedu berperan penting selain pada pencernaan lemak juga pada penyerapan hasil lemak melalui penbentukan misel, suatu gabungan (cluster) garam empedu, lesitin kolesterol, hasil pencernaan lemak vitamin larut lemak dan zat-zat lain. Bagian hidrofob molekul garam empedu dan lesitin mengarah kedalam misel bersama kolesterol dan zat-zat hidrofob lain. Bagian hidrofil mengarah kelingkungan air. Misel berdiameter 4-7 nm, kira-kira sepertiga ukuran setetes emulsi lemak. Dengan permukaan hidrofil, misel dapat menyatu dengan cairan dalam usus untuk diserap.

II.1. SIFAT-SIFAT EMPEDU Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan dalam kandung empedu. Pada proses pencernaan, kandung empedu berkontraksi dan empedu disalurkan ke usus kecil setelah lebih dulu bercampur dengan getah pankreas.

TUJUAN PERCOBAAN : Mempelajari sifat-sifat empedu.

CARA KERJA : Catatlah warna, bau, konsistensi, keasaman dan berat jenis empedu.

HASIL : BAHAN UJI

WARNA

BAU

KEASAMAN

BERAT JENIS tº larutan : 26ºc  Suhu terkoreksi (26°𝐶 − 20°𝐶) = × 10−3 3 = 2 × 10−3 ° 𝐶

EMPEDU

HIJAU PEKAT

AMIS

BASA

Berat jenis : *1 garis pada alat = 1,002  terlihat 2 garis pada alat ukur Berat jenis = garis pada alat + suhu terkoreksi =1,004 + 0,002 =1,006 gr/ml

PEMBAHASAN : Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik empedu dengan memeriksa warna, bau, derajat keasaman (pH), dan berat jenisnya. Dan diperoleh dari hasil percobaan, empedu berwarna hijau tua, berbau amis, pH basa ( terlihat dr kertas lakmus biru yang dicelupkan tetap berwarna biru ) dan empedu memiliki berat jenis sebesar 1,006 gr/ml.

II.2. TEST MUSIN TUJUAN PERCOBAAN : Adanya endapan musin dari cairan empedu.

CARA KERJA : 1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 3ml empedu encer. 2. Tambahkan asam asetat 10% akan terbentuk endapan musin

HASIL : PERCOBAAN

Tes Musin

TEORI

Larutan akan terlihat keruh dan akan terlihat endapan

PRAKTIKUM

GAMBAR

Kuning Keruh

PEMBAHASAN : Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik melalui mengendapkan musin yang terdapat dalam empedu, yaitu dengan menambahkan asam asetat, setelah musin mengendap, dengan mudah kita dapat mengidentifikasi zat-zat anorganik dalam empedu misalnya klorida, sulfat dan fosfat.

II. 3. ZAT ANORGANIK II. 3. 1 TEST KLORIDA TUJUAN PERCOBAAN : Membuktikan bahwa empedu mengandung klorida

CARA KERJA : 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer. 2. Masukkan ke dalam tabung tetes demi tetes HNO3 encer sampai kertas lakmus menjadi merah. 3. Tambahkan tetes demi tetes AgNO3 sampai timbul endapan putih.

HASIL BERDASARKAN TEORI DAN PRAKTIKUM : Percobaan

Teori

Praktikum

Test Klorida

Asam klorida adalah asam Terbentuk endapan putih dan kuat karena ia berdisosiasi berwarna keruh penuh dalam air.

PEMBAHASAN : Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl−. Sebuah tes klorida mengukur tingkat klorida dalam darah atau urin. Klorida adalah salah satu yang paling penting elektrolit dalam darah . Ini membantu menjaga jumlah cairan di dalam dan di luar sel-sel Anda dalam keseimbangan. Hal ini juga membantu mempertahankan volume darah yang tepat, tekanan darah , dan pH cairan tubuh Anda. Pengujian natrium, kalium, dan bikarbonat biasanya dilakukan pada waktu yang sama sebagai tes darah untuk klorida . Sebagian besar klorida dalam tubuh Anda berasal dari garam (natrium klorida) Anda makan. Klorida diserap oleh Anda ususketika Anda mencerna makanan. Klorida ekstra meninggalkan tubuh Anda dalam urin Anda. Kadang-kadang tes untuk klorida dapat dilakukan pada sampel dari semua urin yang dikumpulkan selama periode 24-jam (disebut sampel urin 24 jam) untuk mengetahui berapa banyak klorida yang meninggalkan tubuh Anda dalam urin Anda. Klorida juga dapat diukur dalam kulit keringat untuk menguji cystic fibrosis.

Sebuah tes untuk klorida dapat dilakukan untuk:   

Periksa tingkat klorida Anda jika Anda mengalami gejala-gejala seperti otot berkedut atau kejang, masalah pernapasan, kelemahan, atau kebingungan. Cari tahu apakah Anda memiliki ginjal atau kelenjar adrenal masalah. Membantu menemukan penyebab pH darah tinggi. Sebuah kondisi yang disebut alkalosis metabolik dapat disebabkan oleh hilangnya asam dari tubuh Anda (misalnya, dari hilangnya elektrolit melalui berkepanjangan muntah atau diare ). Anda juga mungkin memiliki alkalosis metabolik jika tubuh Anda kehilangan natrium terlalu banyak atau Anda makan baking soda terlalu banyak (natrium bikarbonat).

Ion klorida dalam larutan diendapkan dari larutan asam sebagai perak klorida (AgCl). Cl + Ag+ = AgCl (endapan) Endapan yang terbentuk mula – mula berbentuk koloid tetapi kemudian akan menggumpal membentuk agregat. Endapan yang terbentuk mudah tersebut dicuci dan disaring. Sebagai pencuci digunakan larutan asam nitrat (HNO3) encer. Air tidak dapat digunakan sebagai pencuci.

II. 3. 2. TEST SULFAT TUJUAN PERCOBAAN : Membuktikan bahwa empedu mengandung sulfat

CARA KERJA : 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer. 2. Masukkan ke dalam tabung tetes demi tetes HCL sampai kertas lakmus menjadi merah. 3. Tambahkan tetes demi tetes BaCL2 2% sampai timbul endapan putih.

HASIL BERDASARKAN TEORI DAN PRAKTIKUM : Percobaan

Teori

Praktikum

Test sulfat

Empedu tidak mengandung Terbentuk endapan putih dan ion sulfat. Tetapi hasil berwarna keruh percobaan terdapat endapan yang menunjukkan adanya ion sulfat. Ini terjadi kemungkinan pereaksi yang digunakan terkontaminasi

PEMBAHASAN : 1. Mengapa perlu dilakukan pengasaman sebelum penambahan BaCL2? 2. Apa rumus kimia endapan putih pada percobaan ini?

JAWAB : 1. Tes keasaman empedu dilakukan dengan mencampurkan empedu encer dengan Kristal sukrosa yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan. Kemudian dikocok hingga larut keseluruhan (homogen), kemudian ditambahkan asam sulfat pekat dihasilkan larutan terbentuk endapan. 2. Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan ketika barium klorida (BaCl2) direaksikan dengan natrium sulfat (Na2SO4) akan menghasilkan suatu endapan putih barium sulfat (BaSO4). Endapan putih yang terbentuk ini sukar larut dalam air. Reaksi kimia tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

BaCl2 (larutan)

+ Na2SO4 (larutan)



BaSO4 + (padatan)

2NaCl

(larutan)

Banyak sekali zat-zat kimia yang direaksikan menimbulkan endapan. Contoh lain adalah larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium klorida (NaCl) menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan natrium nitrat (NaNO3). AgNO3 + (larutan)

NaCl (larutan)



AgCl

+

NaNO3

(padatan) (larutan)

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat), terjadi sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal, perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Misal pemisahan ion timbal dari perak dan merkurium (I)dapat dicapai dengan mengendapkan ketiga ion itu mula - mula sebagai klorida, diteruskan dengan menambahkan air panas pada campuran. Air panas akan melarutkan timbal klorida (PbCl2) tetapi perak dan raksa (I) klorida (HgCl) tidak larut di dalamnya. Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion timbal akan ditemukan dalam filtrat.

II. 3.3. TEST FOSFAT TUJUAN PERCOBAAN : Membuktikan bahwa empedu mengandung fosfat

CARA KERJA : 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml empedu encer. 2. Masukkan kedalam tabung 1 ml larutan urea 10% dan 10 ml pereaksi molibdat. 3. Tambahkan 1 ml FeSO4 spesial sampai terlihat warna biru yang menyatakan adanya ortofosfat.

HASIL BERDASARKAN TEORI DAN PRAKTIKUM : Percobaan

Teori

Praktikum

Test Fosfat

berdasarkan teori tidak terdapat ion posfat dalam empedu

+ Ortofosfat Terlihat warna biru

PEMBAHASAN : Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa anorganik melalui mengendapkan musin yang terdapat dalam empedu, yaitu dengan menambahkan asam asetat, setelah musin mengendap, dengan mudah kita dapat mengidentifikasi zat-zat anorganik dalam empedu misalnya klorida, sulfat dan fospat. Sedangkan untuk pengujian ion posfat dilakukan dengan menambahkan larutan ammonium molibdat terhadap filtrate, Seperti hasil yang diatas, berdasarkan teori tidak terdapat ion posfat dalam empedu. Tetapi dari hasil percobaan diperoleh endapan yang menunjukkan adanya ion posfat. Hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian dalam pengamatan.

II. 4. PIGMEN EMPEDU

DASAR PERCOBAAN : Pigmen-pigmen empedu sebagian besar berasal dari hasil penghancuran sel-sel darah merah. Pigmen yang terbanyak adalah bilirubin dan biliverdin. Yang pertama berwarna merah/kuning coklat dan yang kedua berwarna hijau. Oksida pigmen ini menghasilkan sejumlah pigmen lain dengan bermacam-macam warna.

II. 4.1. TEST GMELIN CARA KERJA : 1. Isilah sebuah tabung dengan 3 ml HNO3 pekat. 2. Masukkan 3 ml empedu dengan pipet melalui dinding tabung, sehingga tidak bercampur.

HASIL : Pada batas kedua cairan diatas terbentuk warna-warna Yaitu larutan berwarna bening kehijauan dengan batas berwarna kuning

PEMBAHASAN : 1. Bagaimana proses pembentukan pigmen empedu dalam tubuh ? 2. Bagaimana proses pembentukan asam empedu dalam tubuh ?

JAWABAN : 1. Pigmen – pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel – sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial dari hati, limpa, dan sumsum tulang. Pigmen empedu yang utama adalah biliverdin, yang berwaran hijau dan bilirubin yang berwarna jingga/kuning coklat. Oksidasi pigmen empedu oleh berbagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan yang berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijjau hingga biru), mesobilirubin (kuning) dan mesobilisianin (hijau hingga ungu). 2. Asam nitrat adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86 % disebut juga sebagai nitrat berasap. Sebagai sebuah oksidator yang kuat, asma nitrat bereaksi dengan hebat dengan sebagian besar bahan – bahan organic dan reaksinya dapat bersifat eksplosif. Produk akhirnya bervariasi tergantung pada konsentrasi asam, suhu, serta reduktor. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam mulia da aloi tertentu. Karakteristik ini membuat asam nitrat menjadi agen yang umum nya digunakan dalam uji asam.

II. 4.2. Test smith Cara kerja : 1. Isilah sebuah tabungan dengan sedikit empedu yang sangat encer 2. Masukan beberapa tetes larutan iodium 0.5% dalam alkohol sehingga membentuk cairan di atas cairan tersebut 3. Perhatikan cincin berwarna hijau tua atau biru kehijauan dibawah lapisan iodium Hasil dan praktikum : Percobaan

Praktikum

Test Smith

terdapat cincin yang berwarna hijau tua.

Pembahasan : Pada tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan empedu dan ditambakan alkohol 0,5 % menghasilakn larutan yang berwarna kuning keruh dan hijau tua. Menurut Hardjasasmita (1992), menyatakan bahwa Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan darisistin. Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.

II. 5. Test Asam-asam Empedu, Test pettenkofer Cara Kerja : 1. Isilah sebuah tabung dengan 1 ml larutan empedu encer. 2. Masukan 5 tetes larutan sukrosa 5% kedalam tabung reaksi 3. Tambahkan 3 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung

Hasil dan praktikum : Percobaan

Praktikum

Test Pettenkofer

Tedapat cincin berwarna merah dan endapan berwarna kuning keputihan

Pembahasan : Uji pettenkofer bertujuan untuk membuktikan adanya asam empedu di dalam larutan empedu Di dalam empedu, asam-asam empedu seperti asam kholat atau asam kenodeosikolat terutama sebagai garamnya, merupakan turunan senyawa aromatik kompleks. Asam empedu dengan furfural (dihasilkan dari dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat pekat) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna.

II. 6. TEST KOLESTEROL

DASAR PERCOBAAN : Kolesterol akan membentuk warna merah, biru, dan ungu bila direaksikan dengan H2SO4 pekat (reaksi Salkowski)

CARA KERJA : 1. 2. 3. 4.

Masukkan ke dalam tabung reaksi A 1 ml larutan kolesterol. Masukkan ke dalam tabung B 1 ml empedu. Tambahkan ke dalam setiap tabung 1 ml H2SO4 pekat. Perhatikan warna yang terbentuk.

HASIL BERDASARKAN TEORI DAN PRAKTIKUM : Percobaan

Teori

Praktikum

Test Kolesterol

Bagian kolesterol akan berwarna hijau, kloroform akan berwarna ungu, dan asam akan berwarna kekuningan

Terbentuk cincin ungu muda dengan lapisan kuning dibawah (+)

Test Empedu

Bagian kolesterol akan berwarna hijau, dan asam akan berwarna kekuningan

Terbentuk lapisan hijau dan lapisan kuning dibawah (+)

PEMBAHASAN : Uji salkowski digunakan untuk menguji adanya fluouresensi dari reaksi kolesterol. Prinsip kerjanya adalah mencampurkan larutan klorofrom dan kolesterol kemudian menambahkan dengan asam sulfat pekat dan campurkan larutan dengan dikocok.

Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi warna. salah satunya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan hati-hati, maka bagian asam akan berwarna kekuningan dengan fluoresensi hijau bila dikenai cahaya. bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi merah dan ungu.

Dalam darah manusia normal terdapat antara 150-200 miligram/100 ml buah. Bila sterol (kolesterol) dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam molekulnya direaksian dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan. Mekanisme reaksinya menurut salah satu teori adalah mula-mula dibentuk kompleks senyawa yang teraktifasi, diikuti dengan agregasi beberapa molekul menghasilkan sistem terkonjugasi.

KESIMPULAN : Uji kualitatif kolesterol menggunakan uji Salkowski positif adanya kolesterol pada kedua tabung.

II. 7. DAYA MENGEMULSI

DASAR PERCOBAAN : Empedu mengandung asam empedu hasil metabolisme kolesterol. Senyawa ini bersifat detergen, karena sekaligus dapat larut dalam air dan lemak.

CARA KERJA : 1. 2. 3. 4. 5.

Siapkan 2 tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi dengan 2 ml air dan 1 tetes minyak kelapa. Pada tabung kedua, tambahkan ke dalam tabung 1 ml empedu. Kocok kedua tabung. Perhatikan tabung yang isinya membentuk emulsi lalu bandingkan.

HASIL BERDASARKAN TEORI DAN PRAKTIKUM :

Percobaan Tabung 1

Teori Tidak ada emulsi/Emulsi tidak stabil

Praktikum Tidak larut, emulsi tidak stabil/tidak ada (-)

Tabung 2

Larut, ada emulsi/emulsi stabil

Larut, emulsi stabil (+)

PEMBAHASAN : Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yang lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Arjuna, 2008).

Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain.

Pada tabung 1, tidak terbentuk emulsi sedangkan pada tabung 2 yang berisi minyak kelapa dan larutan empedu menunjukkan adanya emulsi yang stabil. Kestabilan Emulsi, yaitu apabila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air dicampurkan lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

KESIMPULAN : Pada uji daya pengemulsi, empedu dapat mengemulsi lemak dengan baik karena garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak.

Related Documents


More Documents from "Wulan Puspita Ramadhani"

Tatalaksana Pcos.docx
December 2019 32
Morpot Vl Kapitis.pdf
December 2019 30
Riwayat Psikiatri
December 2019 29
Cbd Non Psikotik Steffi.docx
December 2019 23
Morpot Vl Kapitis.pdf
December 2019 8