BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karbohidrat adalah zat morganik utama yang terdapat dalam tumbuhan. Dan biasanya mewakili 50-75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar. Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah monosakarida (glukosa, fruktosa, manosa), disakarida dan oligosakarida (sukrosa, laktosa, trehalosa, maltosa). Energi sangat diperlukan pada setiap langkah mahluk hidup, tanpa adanya energi berarti tidak ada kehidupan. Sebagian besar porsi dari makanan/pakan yang dikonsumsi oleh ternak atau manusia digunakan untuk memnuhi kebutuhan energy, karena reaksi anabolic dan katabolic dalam tubuh memerlukan energy. Salah satu dari berbagai macam sumber energy adalah karbohidrat. Karbohidrat melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama dalam jaringan tanaman. Karbohidrat diklasifikasikan dalam 5 jenis yaitu : monosakarida, disakarida, trisakarida, polysakarida dan mixed poly sakarida. Karbohidrat merupakan makanan sumber energi yang paling penting. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun karbohidrat tidak dianggap esensial seperti asam amino dan asam lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari harus mengandung sejumlah karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia. Semua karbohidrat yang dapat dimetabolisme glukosa. Karbohidrat selain sebagai sumber energi otak, karbohidrat juga diperlukan untuk menyediakan oksaloasetat (melalui asam piruvat) yang bersama-sama dengan asetil KoA diperlukan untuk memulai siklus TCA. 1.2 Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa. 2. Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang di sintetis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Karbohidrat monosakarida,
dikelompokkan
menjadi
disakarida,
oligosakarida
empat dan
kelompok polisakarida.
penting,
yaitu
Monosakarida
merupakan karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis dan tidak kehilangan sifat gulanya, contohnya ribose dan glukosa. Disakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis menghasilkan dua monosakarida yang sama atau berbeda. Contohnya yaitu sukrosa yang jika dihidrolisis akan menghasilkan glukosa dan fruktosa. Polisakarida yang merupakan polimer monosakarida yang memiliki bobot molekul yang tinggi dan bila dihidrolisis akan menghasilkan lebih dari sepuluh monosakarida, contohnya amilum, glikogen, dan selulosa (Chairil,1994). Karbohidrat dibagi dalam 4 golongan yaitu : monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, misalnya triosa dengan 3 atom C; tetrosa dengan 4 atom C; pentosa dengan 5 atom C; heksosa dengan 6 atom C dan heptosa sengan 7 atom C. Selain itu dibedakan atas gugus aldehid atau gugus keton yang dikandungnya menjadi aldosa dan ketosa (Poedjiadi, 2006). Pati merupakan polimer dari glukosa atau maltosa. Unit terkecil dari rantai pati adalah glukosa yang merupakan hasil fotosintesis di dalam bagian tubuh tumbuh-tumbuhan yang mengandung klorofil. Pati tersusun atas ikatan
α- D- glikosida. Molekul glukosa pada pati dan selulosa
hanya berbeda dalam bentuk ikatannya, α dan β, namun sifat-sifat kimia kedua senyawa ini sangat jauh berbeda. Proses hidrolisis pati yaitu pengubahan molekul pati menjadi monomernya atau unit-unit penyusunnya seperti
glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan bantuan asam atau enzim pada suhu, pH, dan waktu reaksi tertentu (Ben, E.S, 2007) . Pada hidrolisis pati dengan menggunakan asam yaitu HCl, larutan pati ditambahkan HCl dan dipanaskan dengan variasi waktu. Larutan asam HCl menghidrolisis pati melalui proses pemotongan rantai, hasil pemotongannya adalah campuran dekstrin, maltosa dan glukosa. ), proses hidrolisis menggunakan katalis asam juga memerlukan suhu yang sangat tinggi agar hidrolisis dapat terjadi. Hidrolisis pati dengan asam memerlukan suhu tinggi, yaitu 120 - 160 o C. Jadi, seharusnya semakin lama pemanasan yang dilakukan, atau semakin tinggi suhu pemanasannya, maka hidrólisis yang terjadi lebih sempurna (Ben, E.S, 2007). Uji Benedict Uji ini digunakan untuk pengetesan adanya gula pereduksi. Hasil tes ini memberikan endapan warna hijau, kuning, atau merah jingga yang memberikan perkiraaan semikualitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi (Sahara, 2009). Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi (Lehninger, 1982).
BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan
Bahan yang digunakan
Tabung reaksi
Larutan sukrosa 1%
Penjepit tabung reaksi
HCL pekat
Rak tabung reaksi
Larutan iodium
Pipet ukur
Pereaksi benedict
Sikat tabung reaksi
Pereaksiseliwanof
Kertas lakmus
Pereaksi barfoed
Alat pemanas
NaOH2 % HCl 2 N Larutan amilum 1%
3.2 Cara Kerja A. Hidrilosis sukrosa 1. Memasukkan 5 ml sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 5 ml HCl pekat. 2. Mencampurkan dengan baik lalu panaskan dalam penangas air selama 30 menit. 3. Setelah didinginkan, netralkan dengan NaOH 2% dan uji dengan kertas lakmus. 4. Selanjutnya uji dengan Benedict,seliwanoff dan barfoed. 5. Menyimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa ! B. Hidrolisis pati 1. Memasukan kedalam tabung reaksi 5 ml amilum 1%, kemudian tambahkan 2,5 ml HCL. 2. Lalu mencampurkan dengan baik, lalu panaskan dalam penagas air mendidih.
3. Setelah 3 menit, kemudian di uji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes larutan ditambah 2 tetes iodium dalam porselin tetes dan mencatat warna yang terjadi. 4. kemudian melakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat. 5. Melanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi. 6. Setelah mendinginkan ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan dengan NaOH 2%. Kemudian uji dengan kertas lakmus. 7. Kemudian dilakukan pengujian dengan Benedict. 8. Menyimpulkan yang dihasilkan dari hidrolisis pati !
BAB IV HASIL PENGAMATAN A. Hidrolisis Sukrosa Perlakuan
Uji
Hasil uji
5 ml sukrosa 1% + ml HCL pekat
Pada awalnya berwarna putih kemudian Benedict
+ pemanasan 30
dipanaskan
menjadi
warna
kuning
kecoklatan dan setelah ditambah benedict
menit
warna menjadi kehijauan.
Seliwanof
-
Barfoed
-
Kesimpulan : Mengandung gula pereduksi yang ditandai dengan berubahnya warna menjadi merah bata dengan endapan berwarna hijau kebiruan(reaksi positif) B. Hidrolisis Pati C. Perlakuan
Hirolisis
Hasil uji
Hasil hidrolisis
(menit)
iodium
5 ml amilum 1%
3
Hijau lumut
Merah menjadi biru
+ 2 ml HCL 2 N
6
Hijau lumut
Merah menjadi biru
+ pemanasan
9
Hijau lumut
Merah menjadi biru
12
Hijau lumut
Merah menjadi biru
15
Hijau lumut
Merah menjadi biru
18
Hijau lumut
Merah menjadi biru
21
Hijau lumut
Merah menjadi biru
Hasil akhir dengan uji benedict : Tidak ada perubahan warna Kesimpulan : Mengandung gula pereduksi karena terbentuknya perubahan warna positif dari pengamatan.
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan 1. Identifikasi hidrolisis sukrosa dapat dilakukan dengan uji Benedict yaitu dengan perlakuan 5 ml sukrosa 1% ditambah dengan 5 ml HCl pekat dan pemanasan selama 30 menit maka diperoleh hasil larutan berwarna biru kehijauan. 2. Identifikasi hasil hidrolisis amilum (pati) dapat dilakukan dengan uji iodium dengan perlakuan 5 ml amilum 1 % ditambah 2,5 ml HCL 2 N dan dilakukan pemanasan maka diperoleh hasil hasil hidrolisis yang bersifat basa denga pH 13 dengan warna hasil uji iodium adalah biru kehitaman dan setelah di netralkan NaOH 0,1 M warna kembali menjadi bening.
6.2 Saran Sebaiknya sebelum praktikum berlangsung para praktikan sudah berada di dalam ruang laboratorium untuk melakukan pratikum dan praktikum bisa berjalan dengan kondusif dan tenang.
DAFTAR PUSTAKA Ben, E.S., Zulianis, dan Halim, A., 2007. “Studi Awal Pemisahan Amilosa dan Amilopektin Pati Singkong dengan Fraksinasi Btanol-Air”, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 21. Chairil Anwar. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi: Yogyakarta. Lehninger, AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta. Erlangga. Poedjiadi, A dan Supriyanti, T. 2006. Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi. Jakarta. UI-Press. Sahara. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung. Prisma Press.
JAWAB PERTANYAAN 1. Apa kegunaan uji benedict, seliwanoff, dan barfoed pada percobaan ini? Jawab : Uji benedict, membuktikan adanya gula pereduksi Uji seliwanoff, membuktikan adanya fruktosa (ketosa) Uji barfoed membuktikan adanya monosakarida dan disakarida 2. Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna? Jawab : Hidrolisis pati sempurna jika, hasil hdrolisis bereaksi positif dengan pereaksi benedict membentuk endapan merah bata 3. Mengapa larutan hasil hidrolisis perlu dinetralkan terlebih dahulu? Jawab : Supaya larutan hasil hidrolisis tersebut pHnya sesuai ketika akan diuji dengan pereaksi benedict, karena itu diuji juga dengan kertas lakmus, supaya menghasulkan hasil yang positif