LAPORAN BIOKIMIA FARMASI PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE TEST BENEDICT (SEMI KWANTITATIF)
KELOMPOK : 3 dan 8 KELAS :D
1. Ade Ulfa Ismaniya 2. Zuhaidi Ahmad Hidayah 3. Aulia Juwanti 4. Erga Widy Anggita 5. M. Fidaulhaq 6. Widya Merinda 7. Siska Purwatiningsih 8. Ersa Mayori 9. TifandaYessy V.
201510410311205 201610410311137 201610410311148 201610410311152 201610410311157 201610410311165 201610410311174 201610410311178 201610410311179
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul ”Pemeriksaan glukosa urine test benedict (semi kwantitatif)”.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun tujuan kami menulis makalah ini yaitu untukmemenuhitugasdaridosen yang membimbing kami dalam mata kuliah BIOKIMIA. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai pemeriksaan glukosa urine test benedict (semi kwantitatif).
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah Kami untuk ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, Mei 2018
Penyusun
i|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE ................................................................... 3 TEST BENEDICT (SEMI KWANTITATIF) ......................................................... 3 A. TUJUAN ...................................................................................................... 3 B. DASAR TEORI ........................................................................................... 3 C. ALAT DAN BAHAN .................................................................................. 5 D. PROSEDUR KERJA ................................................................................... 5 E. BAGAN ALIR ............................................................................................. 6 F.
SKEMA KERJA .......................................................................................... 6
G. HASIL PENGAMATAN ............................................................................. 7 H. PEMBAHASAN .......................................................................................... 8 I.
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
ii | P a g e
PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE TEST BENEDICT (SEMI KWANTITATIF)
A. TUJUAN
Mengetahui prinsip pemeriksaan glukosa pada urine dengan test benedict.
B. DASAR TEORI Gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas mereduksi ion kupri dalam suasana alkalis menjadi kuprooksida yang tidak larut dan berwarna merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar gula yang terdapat di dalam urin. (Anonim, 2011).Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.(Ganong 2003). Urine dibentuk oleh ginjal dalam sistem homeostattik.Sifat dan susunan urine dipengaruhi oleh faktor fisiologis (misalkan melakukan diet,berbagai proses dalam tubuh,suhu,lingkungan,stress,mental,dan fisik) dan faktor patologis (seperti pada gangguan metabolisme misalnya diabetes melitus dan penyakit ginjal).Oleh karena itu pemeriksaan urine berguna untuk menunjang diagnosis suatu penyakit. Pada penyakit tertentu,dalam urine dapat itemukan zat-zat patologik antara lain glukosa,protein,dan keton.( Yaner,2011). Normalnya glukosa tidak ada atau ada dalam jumlah yang sangat kecil didalam urine.Ketika tingkat glukosa dalam darah ini melebihi batas gula ginjal (160-180mg/dl)maka glukosa mulai nampak dalam urine.Kehadiran glukosa dalam urine (glucosuria) merupakan indikasi adanya penyakit diabetes melitus.Diabetes melitus suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui
3|Page
urine.Urine seseorang penderita diabetes melitus akan mengandung gula yang tidak ditemukan dalam urine seseorang yang sehat. (Montgomery,1993). Pemeriksaan glukosa urine termasuk pemeriksaan penyaring,pemeriksaan untuk menentukan adanya glukosa dalam urine dapat dilakukan dengan berbagai
metode.(Gandasoebrata,2007).Pengukuran
glukosa
urine
menggambarkan kadar glukosa secara tidak langsung,selain itu juga dapat dapat membedakan normeglukemia atau hipoglikemia.Pemeriksaan tersebut dapat dipakai untuk memahami glukosa penderita diabetes melitus dengan uji reaksi benedict (Aziz.H.A,2016). Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Benedict adalah reagen yang berwarna biru jernih (karena mengandung kupri,Cu2+) tetapi ketika dicampurkan lalu dipanaskan hingga mendidih dengan suatu substrat yang mengandung glukosa dirantai kimianya, ion kupri akan direduksi menjadi Cu+ atau kupro lalu dioksidasi menjadi Cu2O. hasil oksidasi ini akan menghasilkan substrat yang berwarna orange-kecoklatan yang tidak bisa dilarutkan di air.( Elizabeth J. Corwin,2009). Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, dimana glukosa memiliki electron untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan di reagen benedict) akan menerima electron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama proses ini Cu2+ tereduksi menjadi Cu+. Ketika Cu mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict, maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi.( Elizabeth J. Corwin,2009) Pemeriksaan dengan reagen benedict paling sering untuk mendeteksi diabetes mellitus dengan melihat ada tidaknya glukosa dalam urin pasien. Penderita diabetes mensekresikan glukosa di dalam urine karena pada diabetes, glukosa tidak dapat diabsorsi secara maksimal ke dalam sel-sel atau jaringan. Jika hasil benedict memberikan hasil yang positif pada seorang pasien, alangkah baiknya jika dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
4|Page
memastikan diagnosis. Pada keadaan normal karbohidrat diekskresi lewat urine dalam jumlah yang kecil (<50 mg/ml).(Elizabeth J. Corwin,2009).
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT : 1. Tabung reaksi 2. Gelas Ukur 3. Rak tabung reaksi 4. Penjepit tabung reaksi 5. Beaker glass 6. Hot plate
BAHAN : 1.
2,5 ml pereaksi benedict kwalitatif
2. Urine normal dan patologis (masing-masing 25 tetes)
D. PROSEDUR KERJA 1) Siapkan urine yang akan diperiksa beserta semua alat dan bahan yang diperlukan. 2) Siapkan gelas ukur lalu ukur pereaksi benedict kwalitatif sebanyak 2,5 ml. 3) 2,5 ml pereaksi benedict kwalitatif tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi. 4) Teteskan urine sebanyak 25 tetes kedalam tabung reaksi yang berisi 2,5 ml pereaksi benedict kwalitatif. 5) Panaskan diatas hot plate selama 15 menit. 5|Page
6) Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan, lalu kocok. 7) Lakukan penafsiran dan catat hasil percobaan.
E. BAGAN ALIR
Siapkan urine yang akan diperiksa beserta semua alat dan bahan yang diperlukan.
Siapkan gelas ukur lalu ukur pereaksi benedict kwalitatif sebanyak 2,5 ml.
2,5 ml pereaksi benedict kwalitatif tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Teteskan urine sebanyak 25 tetes kedalam tabung reaksi yang berisi 2,5 ml pereaksi benedict kwalitatif.
Panaskan diatas hot plate selama 15 menit.
Dinginkan lalu dikocok, amati perubahan yang terjadi dan catat hasil percobaan.
F. SKEMA KERJA
1. Siapkan 5 tabung reaksi dan beri tanda
1 6|Page
2
3
4
5
2. Pereaksi benedict
1
2
3
4
5
isi tabung reaksi dengan 2,5 ml pereaksi benedict
3. tambahkan (+) 25 tetes urine 1
2
3
4
5
4. Panaskan diatas hot plate selama 15 menit
5. Dinginkan,lalu kocok dan amati serta catat perubahan yang terjadi. G. HASIL PENGAMATAN
7|Page
Tabung
Warna asal
Perubahan warna
1
Biru
Merah
2
Biru
Jingga
3
Biru
Kuning
4
Biru
Hijau
5
biru
Biru
Sebelum dipanaskan
Setelah dipanaskan
Setelah dipanaskan dan dikocok
H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini percobaan yang kami lakukan bertujuan untuk mengetahui prinsip pemeriksaan glukosa pada urine dengan test benedict.Uji benedict adalah uji kimia mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi,gula pereduksi meliputi jenis monosakarida dan beberapa jenis disakarida seperti laktosa dan maltosa.Adanya glukosa dalam urine dapat dinyatakan berdasarkan sifat gula yang dapat meresuksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis.Prinsip uji benedict adalah pereaksi benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid dan keton bebas.(Yones, 2005) Pada praktikum ini, kami menyiapkan 5 tabung reaksi yang masingmasing di isi dengan larutan benedict 2,5 ml. Kemudian pada masingmasing tabung dtambah dengan urine 25 tetes. Setelah itu, dikocok selama beberapa detik lalu dipanaskan di atas hot plate selama 15 menit. Proses pemanasan bertujuan untuk mempercepat reaksi antara logam Cu dalam pereaksi benedict dengan glukosa yang terkandung dalam masing-masing tabung reaksi.Dinginkan larutan beberapa detik,adapun hasil dari tabung pertama mengalami perubahan warna dari biru menjadi merah bata,tabung kedua mengalami perubahan warna dari biru menjadi jingga,tabung ketiga
8|Page
mengalami perubahan warna dari biru menjadi kuning, pada tabung keempat mengalami perubahan warna dari biru menjadi hijau,dan tabung kelima tidak mengalami perubahan warna. Perubahan
warna-warna
pada
larutan
tersebut
sesuai
dengan
konsentrasi glukosa yang terkandung dalam urine dan dikarenakan logam yang terdapat di pereaksi benedict tereduksi oleh gula dari Cu2+ menjadi Cu+ lalu dioksidasi menjadi Cu2O.Hasil oksidasi ini akan menghasilkan warna dari orange-kecoklatan.Menurut tabel analisa percobaan tabung pertama mengandung glukosa dengan kadar > 2%, tabung kedua dengan kadar glukoa 1,0-2,0%,tabung ketiga dengan kadar glukosa 0,5-1,0%, tabung keempat dengan kadar glukosa < 5% dan tabung kelima dengan kadar 0%.Semakin banyak konsentrasi monosakarida atau gula pereduksi dalam suatu laruran warna semakin merah. Jadi,apabila setelah diuji dengan pereaksi benedict suatu larutan berwarna hijau maka konsentrasi gula pereduksinya sedikit.Apabila berwarna kuning maka konsentrasinya lebih banyak,apabila berwarna merah atau merah bata konsentrasinya lebih banyak lagi.Namun, jika larutan tetap berwarna biru hal itu menandakan bahwa tidak terdapat gula pereduksi.Sehingga, dari hasil pengamatan dapat diketahui kadar glukosa tertinggi terdapat dalam tabung reaksi pertama. Uji benedict ini didasarkan untuk mendeteksi glukosa dalam urine.Glukosa urine positif tidak selalu berarti diabetes militus,yang walaupun memang penyakit ini yang paling sering memberikan hasil positif pada uji glukosa urine.
I. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : - Prinsip kerja dari uji benedict semi kuantitatif ini adalah pereaksi benedict yang mengandung kuprisulfat dalam suasana basa akan tereduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas (misal oleh glukosa). -
9|Page
Tabung kelima merupakan urine normal.
-
Tabung kedua,ketiga,dan keempat adalah kontrol positif untuk mengetahui kadar glukosa yang terdapat pada urine.
-
Tabung pertama memiliki konsentrasi kadar glukosa yang paling tinggi yaitu >2%.
Saran
: Sebaiknya pada saat melakukan proses pemanasan tabung reaksi menggunakan penjepit kayu dan mencuci bersih tabung yang akan digunakan supaya hasil praktikum yang didapat lebih baik.
10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Dialihbahasakan oleh Paramita. Jakarta : PT Indeks. Aziz Alimul Hidayat.2016. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media. Gandasoebrata. 2007. Penuntun Labiratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat. Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC Montgomery,etal.1993.Biokimia Jilid 1.Cetakan pertama.Yogyakarta:Gadjahmada University Press.
11 | P a g e