Laporan Sementara Biokimia Trigliserida.docx

  • Uploaded by: Wulan Puspita Ramadhani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Sementara Biokimia Trigliserida.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,967
  • Pages: 16
Tugas Kelompok

Hari

: Selasa

Laporan Sementara

Tanggal :09

Oktober 2018

Penentuan Kadar Trigliserida Darah & Penentuan Kadar Kolestrol Darah Disusun Oleh : Kelompok 3 Rahel Rebeka

P031713411068

ShiShi Tridestria

P031713411074

Winda Mauliani

P031713411079

Wulan Puspita R

P031713411080

Dosen Pembimbing : Yuliana Arsil, M.Farm. Apt Lily Restusari,M.Farm. Apt Lidya Novita, S.Si, M.Si KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN RIAU D III GIZI 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Trigliserida adalah penyebab utama penyakit-penyakit arteri dan biasanya dibandingkan dengan menggunakan lipoprotein elektroforesis. Trigliserida adalah lemak darah yang dibawah oleh serum lipoprotein. Bila terjadi peningkatan trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL yang menyebabkan hiperlipoproteinemia. Trigliserida adalah substansi lemak lain dalam darah yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit jantung. Sebagian besar lemak dalam makanan dan dalam tubuh anda berada dalam bentuk trigliserida. Kadar trigliserida yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit jantung, demikian juga dengan kolesterol. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan oleh kelebihan berat badan (obesitas), aktivitas fisik, merokok, komsumsi alcohol berlebihan dan diet tinggi karbohidrat, kelainan genetik dan lain sebagainya. Orang dengan trigliserida tinggi biasanya memiliki nilai LDL (kolesterol jahat) yang tinggi dan nilai HDL (kolesterol baik) yang rendah dan nilai kolesterol total yang tinggi. Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula. Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika makanan yang dikonsumsi banyak mengandung lemak jenuh berlebihan, maka mengakibatkan kadar kolesterol yang berlebihan. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius, terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke. 1.2 Tujuan Pratikum Mengetahui pengukuran kadar trigliserida darah dengan menggunakan alat Accutrand GCT. 1.3 Prinsip Kerja Pembacaan kadar trigliserida darah berdasarkan metode fotometri dengan menggunakan alat Accutrand GCT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Trigliserida adalah lemak darah yang dibawa oleh serum lipoprotein. Trigliserida adalah penyebab utama penyakit - penyakit arteri dan biasanya dengan kolesterol menggunakan lipoprotein elektroforesis. Bila terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida maka terjadi peningkatan VLDL, yang menyebabkan hiperlipoprotein. Masukan alkohol dapat menyebabkan peningkatan sementara kadar trigliserida. ( Adisty, 2012 ) Konsumsi karbohidrat yang tinggi dapat sewaktu – waktu meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, tetapi dapat segera menurun kembali. Jadi tidak benar bahwa untuk mengurangi kadar trigliserida dalam darah orang harus mengkonsumsi karbohidrat rendah. Padahal konsumsi karbohidrat tinggi dapat secara tidak langsung mengurangi konsumsi lemak, sehingga ikut mengendalikan kadar lemak dalam darah. ( Winarno, 2008 ) Trigliserida adalah bentuk lemak lain yang bisa berasal dari makanan atau dibentuk sendiri oleh tubuh. Trigliserida dalam darah yang normal harus di bawah 150 mg/dl. Beberapa orang yang mempunyai trigliserida tinggi lantaran penyakit lain atau keturunan. Apabila merupakan faktor keturunan maka harus segera mengubah gaya hidup. Trigliserida bukan kolesterol melainkan salah satu lemak yang terdapat dalam darah yang dikemas dalam bentuk lipoprotein. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi tingginya kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, makanan berlemak jenuh tinggi serta minuman beralkohol. ( Ganong, 2012 ) Trigliserida merupakan senyawa hasil kondensasi 1 molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak. Dalam gliserida yang lain yaitu digliserida dan monogliserida hanya terdapat sangat sedikit pada tanaman. Dalam dunia perdagangan lebih bnyak dikenal digliserida dan monogliserida yang dibuat dengan sengaja dari hidrolisa tidak lengkap trigliserida dan banyak dipakai dalam teknologi makanan, misalnya sebagai bahan pengemulsi, penstabil dan lain lain. Pada kondisi murni, minyak dan lemak tidak mempunyai warna, bau dan rasa. Dalam larutan alkali trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi komponen penyusunnya yaitu gliserol dan garam alkali dan lemaknya. ( Ganong, 2012 )

Trigliserida merupakan jenis lemak yang dapat ditemukan dalam darah dan merupakan hasil uraian tubuh pada makanan yang mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan masuk ke tubuh serta juga dibentuk di hati (Ayu,2011).

Setelah mengalami proses di dalam tubuh, trigliserida ini akan diserap usus dan masuk ke dalam plasma darah yang kemudian akan disalurkan ke seluruh jaringan tubuh dalam bentuk klomikron dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) (Ayu,2011). Trigliserida dalam bentuk klomikron berasal dari penyerapan usus setelah konsumsi makanan berlemak. Sebagai VLDL, trigliserida dibentuk oleh hati dengan bantuan insulin dari dalam tubuh (Ayu,2011). Sementara itu, trigliserida yang berada di luar hati dan berada dalam jaringan misalnya jaringan pembuluh darah, otot, jaringan lemak akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian akan dimetabolisme oleh hati menjadi kolesterol LDL (Ayu,2011). Kalori yang didapatkan tubuh dari makanan yang dikonsumsi tidak akan langsung digunakan oleh tubuh melainkan disimpan dalam bentuk trigliserida dalam sel-sel lemak di dalam tubuh yang berfungsi sebagai energi cadangan tubuh (Ayu,2011). Asupan makanan yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan efek trigliserida di dalam tubuh seseorang. Jika kadar

trigliserida meningkat, maka kadar kolesterol pun akan meningkat pula (Ayu,2011). Proses pencernaan lemak dari makanan selain menghasilkan kolesterol juga menghasilkan trigliserida dan lemak bebeas semua lemak ini akan diserap oleh tubuh melalui usus ke dalam darah. Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika pengkonsumsian makanan yang mengandung lemak jenuh berlebihan maka mengakibatkan kadar kolesterol berlebihan juga. Hal ini akan menimbulkan ancaman dan masalah yang serius, terutama pada penyakit pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Penyakit ini dapat memicu timbulnya penyakit jantung coroner dan stroke (Wijayakusuma, Hembing, 2003). Trigliserida yang berlebih dalam tubuh akan disimpan di dalam jaringan kulit sehingga tubuh terlihat gemuk. Seperti halnya kolesterol, kadar trigliserida yang terlalu berlebih dalam tubuh dapat membahayakan kesehatan (Ayu,2011). Namun, trigliserida dalam batas normal sebenarnya sangat dibutuhkan tubuh. Asam lemak yang dimilikinya bermanfaat bagi metabolisme tubuh. Selain itu, trigliserida memberikan energi bagi tubuh, melindungi tulang, dan organ-organ penting lainnya dalam tubuh dari cedera (Ayu,2011). Trigliserida dikelompokkan menjadi (Putri,2011): ·

Lemak Jenuh (lemak jahat) Berbentuk padat pada suhu ruangan dan dikenal sebagai lemak jahat. Umumnya lemak jenuh terdapat dalam produk hewani. Semakin banyak konsumsi lemak jenuh, maka akan semakin tinggi kadar koleseterol dalam darah. Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh : susu murni, keju berlemak, cokelat, daging, kelapa, mentega, babi, hati, ayam. Sebaiknya jangan terlalu banyak mengkonsumsi jenis lemak jenuh ini.

·

Lemak Tidak Jenuh (lemak baik) Berbentuk cair atau lunak jika berada pada suhu ruangan. Lemak ini dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jenis lemak tidak jenuh ini merupakan jenis lemak baik. Lemak ini terbagi dua yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Contoh makanan yang mengandung

lemak tidak jenuh tunggal adalah zaitun, minyak kacang tanah, beberapa margarine yang non-dihidrogenasi, almond, kacang mete. Sementara lemak tidak jenuh ganda bersumber dari makanan yang mengandung omega 3 (contoh: ikan salmon, makarel, dan sarden, biji rami, walnut, dan minyak dan margarin yang non-hidrogenasi dibuat dari kanola, biji rami dan kedelai. Konsumsi setidaknya 2 porsi ikan per minggu) dan omega 6 (bunga matahari, kedelai dan minyak jagung, walnut, almond, biji wijen dan beberapa margarine non-dihidrogenasi.) ·

Lemak Trans Jenis lemak trans akan meningkatkan kolesterol. Lemak ini terbentuk selama proses kimiawi (misalnya proses pemasakan) yang disebut hidrogenasi. Hidrogenasi adalah ketika sebuah lemak cair berubah menjadi lemak yang lebih padat. Kebanyakan margarine mengandung lemak trans. Untuk itu, pilih margarine yang tidak mengandung lemak trans (Anda bisa melihat label yang tertera pada kemasannya). Lemak trans berbahaya dan sebaiknya dihindari karena jenis lemak trans bertindak seperti lemak jenuh di dalam tubuh manusia yang akhirnya dapat meningkatkan kolesterol. Menurut the National Cholesterol Education Program, kadar trigliserida yang normal adalah kurang dari 150 mg/dL. Kadar yang termasuk perbatasan tinggi adalah 150-199, dan 200-499 termasuk dalam tinggi (Budi, 2011). Penentuan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan metode enzimatik. Dimana reaksi yang terjadi pada penetapan kadar trigliserida adalah dengan terbentuknya senyawa kompleks 4-(p-benzokinonmonoimino)-fenazon yang berwarna kuning kecoklatan, yang kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 500 nm. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut: trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein lipase akan dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dengan adanya adenosine trifosfat (ATP) oleh enzim gliserol kinase dirubah menjadi gliserol-3-fosfat. Selanjutnya gliserol-3-fosfat dioksidasi oleh enzim gliserol fosfat oksidase menjadi dihidroksiasetonfosfat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 4aminofenazon dan 4-klorofenol membentuk senyawa 4-(p-benzokuinonmonoimino)-fenazon yang berwarna kuning kecoklatan (Dachriyanus, et al., 2007).

Adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa protein yang berperan sebagai hormon. Hormon yang dikenal sebagai adiponektin, berperan penting dalam proses radang, dan aterosklerotik. Adiponektin merupakan salah satu dari banyak faktor spesifik jaringan adipose. Pengaruh adiponektin pada metabolisme trigliserida adalah dengan melibatkan perubahan intrinsik pada metabolisme lemak di otot skelet dan berpengaruh terhadap aktivitas lipoprotein lipase di otot skelet dan adiposit. Adiponektin dapat menurunkan akumulasi trigliserida di otot skelet dengan meningkatkan oksidasi asam lemak melalui aktivasi acetyl coA oxidase, Carnitine Palmytoyl Transferase-1 (CPT-1) dan AMP kinase. Adiponektin juga dapat menstimulasi Lipoprotein Lipase (LPL), yang merupakan enzim lipolitik yang dapat mengkatabolis VLDL melalui peningkatan ekspresi Peroxisome Proliferators Activator Receptor γ (PPARγ) di hati dan adiposit. Pada tingkat hepatik, adiponektin dapat menurunkan suplai Non Esterified Fatty Acid (NEFA) ke hati pada proses glukoneogenesis, sehingga terjadi penurunan sintesis trigliserida. Kadar adiponektin yang rendah dan dislipidemia pada penderita diabetes melitus tipe 2 berhubungan dengan kadar LPL (Renaldi, Olly, 2009). Untuk diet menurunkan kadar trigliserida mulailah dengan (Budi,2011): 1. Perbanyak makanan tinggi protein tak berlemak 2. Ganti karbohidrat dengan nilai glikemik tinggi dengan karbohidrat berglikemik rendah. 3. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang mengandung serat tinggi. 4. Ganti konsumsi lemak jenuh dan trans dengan lemak yang baik. 5. Turunkan total lemak makanan sampai 20%-30% dari kalori. 6. Kurangi intake kalori untuk menurunkan berat badan dan pertahankan berat badan yang ideal. 7. Berolah raga minimal 30 menit per hari.

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 1. Alat Accutrend GCT 2. Tes strip Accutrend Trigliceride 3. Blood lanced 4. Auto Lancet 5. Alkohol Swab 3.2 Prosedur Kerja

Bersihkan tangan dengan sabun air lalu keringkan

Masukkan kode alat Accutrand GCT

Masukkan tes trip trigliserida, sampai terlihat tampilan kode dan simbol tetesan darah di alat

Hapus ujung jari dengan kapas berakhohol, biarkan alkohol mengering

Hapus ujung jari dengan kapas berakhohol, biarkan alkohol mengering

Lukai/tusuk jari dengan kapas berakohol, biarkan alkohol mengering

Lukai/tusuk jari dengan kapas berakohol, biarkan alkohol mengering

Teteskan darah di zona reaksi test strip

Tunggu 180 detik setelah itu baca kadar trigliserida yang ditampilkan di layar

DAFTAR PUSTAKA Ayu. 2011. Trigliserida. Tersedia online pada: http://www.deherba.com/apakah-itutrigliserida.html. (diakses tanggal 18 April 2013) Budi.

2011. Trigliserida. Tersedia online pada: http://www.jakartalantern.com/thegreatbiz/wellness-and-nutrition/atasikolesterol-sekarang/kolesterol-dalam-darah/trigliserida.html.(diakses tanggal 18 April 2013)

Dachriyanus, et al. 2007. Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50). Padang. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas Ganong, WF. 1994. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : EGC Putri. 2011. Trigliserida. http://www.penyakitplus.com/trigliserida (diakses tanggal 18 April 2013). Renaldi, Olly. 2009. Peran Adiponektin terhadap Kejadian Resistensi Insulin pada Sindrom Metabolik. Yogyakarta. Medica Review FK UGM Winarno, FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi Edizi terbaru. Bogor : M.Brio Press Zulfikar. 2010. Trigliserida. Tersedia online pada: http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/biomolekul/trigliserida/. (diakses tanggal 18 April 2013)

BAB I PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang Kolesterol merupakan unsur makanan yang banyak dijumpai dalam bahan makanan sehari-hari yang berasal dari tumbuhan maupun dari produk hewan. Kadar kolesterol dalam setiap jenis bahan makanan khususnya yang berasal dari produk hewan bervariasi tergantung jenis dan macam produk hewan. Kandungan kadar kolesterol pada setiap bagian tubuh hewan berbeda, ada bagian yang sangat banyak mengandung kolesterol dan bagian lain sebaliknya. Sebagai contoh pada otak, hati dan kuning telur memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi. Kolesterol secara fisiologi penting bagi tubuh, karena merupakan bahan untuk membangun membran sel dan hormon-hormon yang memiliki peranan vital khususnya kelompok hormon steroid. Kolesterol merupakan sterol yang paling banyak terdapat dalam badan manusia, terutama pada otak, jaringan syaraf, cairan empedu dan darah. Senyawa ini merupakan penyusun utama batu empedu. Kolestrol banyak dijumpai pada lemak binatang, tetapi tidak pernah ditemukan pada lemak tumbuhan. Tumbuhan mempunyai sterol yang disebut fitosterol. Kolesterol atau yang disebut juga dengan lemak tak jenuh merupakansubstansi seperti lilin yang warnanya putih, kolesterol secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Hati adalah yang memproduksi kolesterol, kolesteorol berfungsi untuk membangun dinding sel dan juga untuk membuat hormon-hormon tertentu. Sebenarnya tubuh manusia sudah bisa menghasilkan kolesterol sendiri, namun karena manusia mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak sehingga menyebabkan seseorang kadar lemak dalam tubuhnya sangat berlebih. Penyakit jantung dan penyakit pembuluh darahmerupakan penyakit yang disebabkan oleh kadar kolesterol yang berlebihan dalam darah. Hal itu bisa terjadi karenakolesterolyang berlebih akanmembentuk bekuan dan plak yang akan menyumbat arteri dan akhirnya memutuskan aliran darah ke jantung yang akan menyebabkan serangan jantung, dan ke otak akan menyebabkan stroke. Jadi agar terhindar dariserangan jantung sangat disarankan untuk mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh kita. Jika

seseorang pernah mengalami serangan jantung atau pembedahan bay pass, kadar kolesterolnya harus diperiksa secara rutin. Dengan menjaga kolesterol agar tetap wajar merupakan jaminan terbaik untuk terhindar dari penyumbatan pembuluh darah arteri. 1.2 Tujuan Pratikum Mengetahui pengukuran kadar kolestrol dalam darah dengan menggunakan alat easy touch GCU. 1.3 Prinsip Kerja Penentuan kadar kolestrol dalam darah berdasarkan metode fotometri dengan menggunakan alat easy touch.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolestrol Kolesterol adalah molekul yang ditemukan dalam sel. Merupakan sejenis atau lipid yang merupakan molekul atau yang menyerupai. Kolesterol adalah sejenis lipid yang disebut steroid. Steroid adalah lipid yang memiliki struktur kimia khusus. Struktur ini terdiri dari 4 cicin atom karbon. Semua hormon steroid terdapat dari perubahan struktur dasar kimia kolesterol. ( Ganong, 2012 ) Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Jika kadar kolesterol total melebihi 240 mg/dl (6,21 mmol/L ). Pasien harus waspada terhadap penyakit jantung. Pada kadar kolesterol yang tinggi tidak otomatis menandakan adanya bahaya kolesterol karena bisa saja yang tinggi adalah HDL kolesterol ( kolesterol baik ) yang justru bermanfaat bagi kesehatan. Normalnya nilai kolesterol dalam darah adalah 70 – 140 mg tiap 100 ml darah. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misal ester, kloroform, benzena dan alkohol panas. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah makin tebal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah, maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus memompa lebih keras, hal ini berarti jantung bekerja ekstra keras. Sedangkan apabila mengalami penurunan kadar

kolesterol, menyebabkan hipertensi, kelaparan dan malabsorbsi. ( Adisty, 2012 ) Kolesterol hanya ditemukan pada lemak hewani. Sumber kolesterol dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak ( gajih ). Kolesterol yang tinggi bertalian dengan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi. Metabolisme lemak menghasilkan Acetyl – COA. Dari AcetylCOA ada jalur metabolisme ke arah sintesa kolesterol melalui asam kynurenat. Penurunan kadar kolesterol dapat dikurangi dengan cara mengurangi konsumsi lemak hewani. ( Sediaoetama, 2010 ). 2.2 Fungsi Kolestrol Dalam jumlah tertentu kolesterol dibutuhkan oleh tubuh, antara lain untuk mensintetis

protein dan lemak. Dengan demikian, kolesterol tetap dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan metabolisme dan keberadaan organ-organ tubuh. (Fessenden, 1994) Kolesterol adalah lemak yang berguna sebagai bahan penyusun hormon dan bahan membran atau dinding sel dalam tubuh. Dengan kata lain kolesterol merupakan salah satu komponen lemak yang terdapat dalam makanan dan tubuh. Sebagian besar kolesterol 80% dibentuk di organ hati dan sisanya didapat dari berbagai jenis sumber makanan dan minuman. (Fessenden, 1994) Kolesterol berfungsi untuk membangun dinding sel dan juga untuk membuat hormon. Kolesterol juga merupakan komponen penting dalam pembentukan asam empedu, hormon steroid dan vitamin D. (Anwar.dkk, 1996). 2.3 Jenis Kolestrol 1. Kilomikron 2. Very low density lipoprotein (VLDL) 3. Low density lipoprotein (LDL) 4. High density lipoprotein (HDL) 5. Kolesterol total 6. Trigliserida. (Matsjeh.dkk, 1996) HDL sebagai kolesterol baik, karena HDL berfungsi sebagai penmbersih kelebihan dari kolesterol pada dindidng pembuluh dengan mengangkutnya kembali ke hati. Batas ambang yang baik adalah lebih dari 50 mg/dl. Sedangkan LDL atau kolesterol jahat adalah kolesterol yang dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Batas ambang yang baik adalah kurang dari 100 mg/dl. Nilai normal kadar kolesterol total adalah dibawah 200 mg/dl, dan trigliserida dibawah 150 mg/dl. (Fessenden, 1994).

2.4 Cara kerja kolestrol Kolesterol membantu mengangkut lemak yang sudah di olah dari hati ke seluruh tubuh. Pembuluh darah bertindak sebagai jalan rayanya. Setelah menjalankan fungsi ini, kolesterol kembali ke hati dan mengulang lagi proses tadi. (Poedjiadi.dkk, 2006) Setelah ditelan, lemak atau makanan masuk ke lambung kemudian ke usus halus untuk dicerna dan diserap. Setelah itu, sari-sari makanan dikirim ke hati untuk di proses dan dikirimkan ke seluruh tubuh. Hati membuat lemak pada VLDL. VLDL ini kemudian berjalan melalui pembuluh - pembuluh darah, membongkar muatannya (lemak) di seluruh tubuh. VLDL yang kosong kemudian menjadi LDL. (Poedjiadi.dkk, 2006) Beberapa potongan LDL dapat tersangkut sepanjang dinding pembuluh darah dan dengan demikian mempersempit pembuluh darah. Peran HDL adalah melepaskan LDL yang tersangkut di dinding-dinding pembuluh darah dan mengirimkannnya kembali ke hati. Potongan LDL itu kemudian di daur ulang menjadi VLDL baru atau dihancurkan dan dibuang VLDL yang baru akan memulai kembali proses pengiriman. (Poedjiadi.dkk, 2006) Ketika seseorang mengonsumsi lemak secara berlebihan, lebih banyak potongan LDL yang tersangkut di sepanjang dinding pembuluh darah, jika tidak ada cukup HDL untuk melepaskannya. Pembuluh darah kemudian tersumbat, menyebabkan jantung memiliki lebih banyak kolesterol HDL dan lebih sedikit kolesterol LDL di dalam tubuh. (Matsjeh.dkk, 1996).

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Alat Easy touch GCU Tes strip easy touch kolestrol Blood lancet Auto lancet Kapas Alkohol swab

3.2 Prosedur kerja Bersihkan tangan anda dengan sabun dan air lalu keringkan.

Masukkan kode alat Easy touch GCU

Masukkan tes strip kolesterol, sampai terlihat tampilan kode dan simbol tetesan darah di alat

Hapus ujung jari dengan kapas berakohol, biarkan alkohol mengering

Lukai/tusuk jari dengan blood lancet steril

Teteskan darah di zona reaksi tes strip

Tunggu 180 detik lalu baca kadar kolestrol yang ditampilkan di layar

DAFTAR PUSTAKA Anwar, Chairil, Bambang Purnowo, Harno Dwi Pranowo dan Tutik Dwi Wahyuningsih. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud, Jakarta. Anggraeni, Adisty Cyntia. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu Fessenden dan Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta. Ganong, WF. 1994. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : EGC Matsjeh, Sabirin, Hardjono Sastrihamidjojo dan Respati Sastrosajdono. 1996. Kimia Organik II. Depdikbud, Jakarta. Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta Sediaotama. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Yogyakarta: Alfabeta

Related Documents


More Documents from "Yohana Fransiska Tri Kumaningrum"

Makalah.docx
June 2020 8
Bab I.docx
November 2019 52
Bab Ii.docx
December 2019 61