Tugas Tata Letak Fasilitas Industri Pertanian 1.docx

  • Uploaded by: Annesia Cindy Kinanti
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Tata Letak Fasilitas Industri Pertanian 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,802
  • Pages: 10
TUGAS TATA LETAK FASILITAS INDUSTRI PERTANIAN SUBSTITUSI PENANGANAN PEMANENAN KELAPA

Disusun Oleh :

Nama : Annesia Cindy Kinanti Npm

: E1G016099

Dosen : Pandu Imam S, A.,Dr.Ir.,MS

TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2018

Pemanen kelapa di India pada pabrik santan Buah kelapa adalah buah tropis yang dihasilkan dari tanaman Cocos nucifera, termasuk dalam keluarga Arecaceae atau palem-paleman. Buah kelapa berbentuk bulat pada beberapa sisinya agak menyudut, berukuran kira-kira sebesar kepala manusia. Warna buah kelapa ada yang hijau dan ada yang kuning tergantung varietasnya. Daging buah kelapa terbungkus kulit bagian luar berupa serabut yang tebal dan bagian dalam berupa kayu keras atau tempurung. Tempurung kelapa membungkus daging buah berwarna putih bersih dan air buah. Air yang terdapat dalam buah berwarna bening sedikit keruh, rasanya manis menyegarkan. Waktu pemanenan atau pemetikakan hasil buah kelapa berbeda-beda, tergantung dari varietas kelapa, factor tanah, iklim serta baik buruknya pemeliharaan.

Pada

umumnya

tanaman

kelapa

varietas

genjah

mulai

menghasilkan buah pada umur 3-4 tahun. Untuk varietas dalam, kelapa mulai menghasilkan buah pada umur 6-8tahun..Masa puncak produksi kelapa juga berbeda-beda. Unruk kelapa dalam masa puncak produksinya pada umur antara 15-20 tahun. Setelah berumur 20 tahun produksinya berangsur turun dan setelah berumur 40 tahun produksinya merosot. Sedang kelapa genjah/hibrida, masa produksi puncak antara umur 10-18 tahun. Setelah berumur 18 tahun produksi mulai berangsur turun dan merosot setalah umur 30tahun. Saat pemungutan hasil, selain ditentukan oleh beberapa factor di atas (varietas kelapa, tanah dll), juga masih di tentukan oleh kegunaannya, misalnya untuk keperluan minuman. Di daerah-daerah yang berdekatan kota besar, umumnya penduduk memungut hasil berupa buah yang masih muda (degan), dan dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi daripada kelapa masak. Beberapa minuman segar yang berasal dari kelapa muda, sangat digemari terutama didaerah hawa panas dan kota besar yang selalu ramai dan padat dengan penduduk. Pemungutan buah muda selain sebagai minuman segar, juga dipergunakan sebagai obat penyakit trtentu, misalnya degan (kelapamuda) dari jenis kelapa hijau dan lain-lain.

Teknik Pemanenan Cara panen buah kelapa di berbagai daerah dan berbagai negara berbeda-beda sesuai dengan adat, kebiasaan dan kondisi masing-masing tempat, misalnya : Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa kering (desiccatedcoconut). Cara dipanjat: Dilakukan pada musim kemarau saja. Alat yang digunakan adalah sabitat atau parang.Keuntungan yaitu:(1) Dengan memanjat pohon kelapa, dapat dipilih buah kelapa yang siap panen (criteria panen) sekaligus dilakukan pembersihanmahkotadaun.;(2) Dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran untuk berpijak.Namun, pemotongan dilakukan untuk membangun langkah-langkah dalam bagasi di negara-negara tertentu untuk memudahkan memanjat pohon membuat kurang cocok untuk tujuan kayu dan patah tulang berfungsi sebagai pintu masuk untuk hama Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100 pohon/orang/hari. Pemanenan menggunakan tiang bambu umumnya lebih cepat, lebih efisien, kurang membosankan, dan kurang berbahaya bila dibandingkan dengan memanjat. Dengan tiang bambu, Selain tenaga manusia, pemetikan dapat menggunakan bantuan binatang (kera/beruk).Di beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang. Metode ini adalah hanya dipraktekkan di Thailand, Malaysia dan Indonesia. Pemanenan kelapa dengan menggunakan monyet terlatih dianggap efisien dan efektif biaya terutama di daerah di mana tenaga kerja menjadi langka.

Metode pemanenan buah kelapa dengan dipanjat :

Metode pemanenan buah kelapa dengan galah bambu :

TUGAS TATA LETAK FASILITAS INDUSTRI PERTANIAN SUBSTITUSI PENANGANAN PEMANENAN LADA

Disusun Oleh :

Nama : Lukas Aprintus Sihotang Npm

: E1G016059

Dosen : Pandu Imam S, A.,Dr.Ir.,MS

TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2018

PENANGANAN PEMANENAN LADA Tanaman lada yang sudah siap panen, biasanya berumur 3-4 tahun, dan dapat berproduksi sampai berumur 15 tahun atau lebih. Namun ada kalanya usia 1-3 tahun juga sudah berbuah, tapi produksinya masih sedikit, dan belum cukup produktif, dan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri. Oleh karena itu, sebaiknya pada tahap pertumbuhan, petiklah bunga yang muncul saat tanaman masih muda. Perkembangan buah lada pada mulanya berwarna hijau muda, kemudian berubah menjadi hijau tua, dan bila sudah tua berwarna kuning sampai kemerah-merahan. Cara Pemetikan Lada Hitam: Cara membuat lada hitam, adalah dengan melakukan pemetikan lada pada usia pada 6-7 bulan setelah tanaman berbunga. Ciri ciri lada yang siap untuk dipanen dan diolah menjadi lada hitam adalah dengan ditandai buahnya yang berwarna hijau tua atau hijau gelap, atau terlihat adanya satu atau dua buah lada yang telah berwarna kuning pada setiap malai buahnya, atau setidaknya 75% buahnya masih berwarna hijau pada setiap malai buahnya. Waktu petik yang ideal yaitu antara bulan Mei-Sept, atau tergantung musim panen pada lokasi setempat.

Jadi proses panen tidak harus semuanya dipetik, tapi bisa saja dipilih malai buah yang siap panen, dan pemetikan bisa dilakukan sekitar 5-10 kali dalam masa panen selama 1-3bulan, sehingga kualitas lada yang dipetik merupakan malai buah lada pilihan yang kualitasnya bagus. Panen juga bisa dilakukan sesering mungkin selama musim panen supaya buah lada yang dipetik menjadi seragam. Bila pemetikan buah dilakukan satu atau 2 kali saja selama musim panen maka kemungkinan akan terjadi pemetikan buah yang belum matang atau terlalu tua, sehingga hasil panen jadi kurang seragam dan kualitasnya kurang baik, karena bercampur antara buah yang terlalu matang dengan yang masih mentah.

Untuk pemetikan, agar disiapkan kantong atau keranjang yang bersih dan bebas dari bahan-bahan yang menyebabkan kontaminasi atau pencemaran pada lada hasil panen. Hindari kantong atau wadah bekas menyimpan bahan kimia pertanian, karena akan mencemari hasil panen dan merusak kualitasnya. Petik buah lada dan masukkan dalam kantong atau keranjang. Buah lada yang jatuh ke tanah tidak boleh dicampur dengan buah lada yang dipetik, tujuannya untuk menghindari cendawan, bakteri atau kotoran yang akan merusak kualitas lada hasil panen secara keseluruhan.

1. Perontokan dari tangkai buah: Proses selanjutnya adalah melakukan perontokan, dengan memisahkan buah lada dan tangkainya menggunakan alat perontok atau secara manual. Jika digunakan alat perontok, pastikan bahwa alat perontok benar-benar bersih sebelum digunakan khususnya bila alat tersebut sudah lama tidak digunakan, begitu juga setelah pemakaian, alat perontok harus segera dibersihkan lagi. Perontokan harus dilakukan dengan hati-hati agar buah lada tidak rusak selama perontokan. Pada perontokan dengan mesin dianjurkan supaya buah yang dirontok langsung direndam dalam air untuk mencegah perubahan warna karena proses pencoklatan. Buah lada yang telah dirontok dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel, serangga atau kontaminan lainnya. Disarankan pencucian lada dilakukan di dalam air yang mengalir. Buah lada harus bersih dari daun, tangkai dan kotoran lainnya. 2. Pengayakan untuk sortir buah: Buah lada yang telah dirontok harus diayak untuk memisahkan biji buah lada yang kecil, tidak matang dan lada menir, dimana bahan-bahan tersebut dapat mempengaruhi mutu lada hitam kering, jadi pemisahan ini adalah untuk memastikan bahwa kualitas lada yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang tinggi.

Pengayakan dapat dilakukan menggunakan mesin atau secara manual, dengan menggunakan pengayak 4 mm mesh, dimana buah lada dapat melewati lubang pengayak tersebut, kemudian dipisahkan untuk dikeringkan ditempat yang terpisah, sesuai dengan kualitas yang ditetapkan. 3. Pencucian dengan air panas (blansir): Lada yang sudah bersih dicelupkan di dalam air panas 80ºC selama 1 sampai 2 menit untuk mengurangi cemaran, memudahkan pengeringan dan meningkatkan penampilan dari lada hitam kering, karena akan diperoleh warna hitam mengkilap dan seragam serta aroma lebih baik. Pencelupan dapat dilakukan di dalam keranjang yang terbuat dari kawat atau rotan yang dicelupkan dalam air panas 80ºC. Air perlu diganti sesering mungkin karena setiap pencelupan air akan menjadi kotor. Setelah direnndam dalam air panas, lalu tiriskan sampai air berhenti menetes, dan lanjutkan dengan tahap pengeringan. Cara Pemetikan Lada Putih: Lada putih adalah lada yang dihasilkan dari tanaman lada yang sama, hanya saja proses pengolahan dan masa pemetikannya berbeda. Lada putih, dipetik saat lada sudah cukup matang, yang ditandai dalam satu malai buah terdapat lebih dari 25% sudah dipenuhi dengan butiran buah berwarna kuning atau merah, dan setidaknya masih ada 60% lainnya berwarna hijau. Proses pemanenan juga sebaiknya dilakukan secara berkala atau lebih sering lebih baik, tergantung luas lahan panen, dan hal ini bertujuan agar kualitas hasil panennya jadi seragam, karena hanya buah dengan kualitas tertentu saja yang dipetik. Setelah tahap pemetikan, tidak dilakukan lagi proses perontokan dan pengayakan sebagaimana dilakukan pada pembuatan lada hitam, karena proses penrendaman nantinya akan sekaligus membersihkan dan merontokan lada yang sudah matang ini, dan selanjutnya proses pengayakan bisa dilakukan setelah lada kering.

1. Perendaman Buah lada masak yang baru dipetik dimasukkan dalam karung goni direndam dalam bak yang airnya mengalir selama 7 – 10 hari atau rata-rata 8 hari untuk melunakkan kulit buah supaya mudah terlepas dari biji. Pada tahap ini perlu diperhatikan, bahwasannya air rendaman harus bersih dan mengalir, agar dihasilkan lada yang baik (putih bersih). Penggunaan air rendaman yang kotor dan tidak mengalir akan menghasilkan lada putih yang kurang baik (kotor, warna abuabu atau kecoklatan). 2. Pembersihan atau Pencucian Lada hasil rendaman, dikeluarkan dari karung dan dimasukkan dalam tampah atau ember, lalu kulitnya dipisahkan dari biji dengan menggunakan tangan. Kemudian lada tersebut dimasukkan dalam karung atau bakul pada air mengalir sambil digoyang-goyang supaya kulit hanyut atau terbuang ke luar. Setelah biji bersih dari kulit dan tangkai buah, kemudian lada ditiriskan sampai airnya tidak menetes lagi. Setelah melalui semua tahapan proses di atas, penanganan lada putih maupun lada hitam akan mengikuti langkah berikut ini; Pengeringan dibawah sinar matahari: Lada sebaiknya dikeringkan dibawah sinar matahari untuk mendapatkan warna putih kekuningan, pada suatu wadah bersih jauh diatas permukaan tanah. Daerah tempat pengeringan harus diberi pagar atau terlindung dari hama atau binatang peliharaan. Pastikan bahwa lada cukup kering, untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh jamur atau bahan-bahan kontaminan lainnya, khususnya bila tidak ada panas atau sinar matahari. Pengeringan dapat juga dilakukan dengan pengering rumah kaca/platik menggunakan sinar matahari sebagai sumber panas untuk mempercepat proses pengeringan dan melindungi biji lada dari debu dan banda-benda kontaminan lainnya tanpa penambahan biaya yang nyata, kecuali investasi pembangunan. Buah lada bersih kemudian dijemur

dibawah sinar matahari selama 3 – 7 hari, sampai cukup kering. Pengeringan buah lada dilakukan dengan mempergunakan tikar atau tampah/plastik atau mempergunakan lantai penjemuran yang dibuat lebih tinggi agar lebih efektif. Pada waktu proses pengeringan, tumpukan lada dibolak-balik atau ditipiskan dengan mempergunakan garuk dari kayu agar pengeringan lebih cepat dan merata. Lada dianggap kering, bila dipijit memberikan suara menggeretak dan pecah. Pada prinsipnya, pengeringan buah lada dilakukan pada temperatur tidak lebih dari 60º C untuk mencegah kehilangan minyak atsiri. Lada dikeringkan sampai kadar air di bawah 12 % untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh jamur atau bahan-bahan kontaminan lainnya, khususnya bila tidak ada panas atau sinar matahari. Pengeringan lada juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering, dengan menggunakan bahan bakar padat, seperti potongan kayu , limbah kelapa dan limbah kebun lainnya sebagai bahan baker dapat digunakan untuk memperceat proses pengeringan dan mencegah terjadinya kontaminasi. Namun dalam prosesnya, harus dijaga agar temperatur tidak lebih dari 60º C dan tidak ada kontaminasi dari asap.

Related Documents


More Documents from "Alvia Primarini"