ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA TN. S DENGAN STROKE NON HAEMORAGIC DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS EMANUEL BANJARNEGARA
Disusun Oleh : ADITA SETIAWATI P1337420216073
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO 2019
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA TN. S DENGAN STOKE NON HAEMORAGIC DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS EMANUEL BANJARNEGARA
Nama Mahasiswa
: Adita Setiawati
NIM
: P1337420216073
Tanggal Pengkajian
: 11 Februari 2019
Waktu
: 14.00 wib
A. Pengkajian 1. Identitas Identitas Klien Nama
: Tn. S
Umur
: 52 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kertayasa 2/4
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa/Indonesia
Diagnose medis
: Stroke Non Haemoragic
No. RM
: 194xxx
Identitas Penanggungjawab Nama
: Tn. A
Umur
: 37 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kebocoran 2/6
Hub. Dengan klien
: Anak
2. Pengkajian Primer a. Airway -
Look Tidak terdapat sumbatan pada jalan nafas, terpasang NGT ukuran 16 dilubang hidung sebelah kanan dengan kedalaman 50 cm dan tidak ada sekret pada selang NGT, lidah tidak jatuh kebelakang.
-
Listen Terdengar adanya suara gagling
-
Feel Hembusan udara pada hidug sebelah kiri lebih kuat daripada hidung sebelah kanan karena pada sisi sebelah kanan terpasang NGT.
b. Breathing -
Look Frekuensi nafas 17x/menit, pola nafas teratur, bunyi nafas vesikuler, tidak ada penggunaan otot bantu nafas, pergerakan dada simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat luka pada area dada dan kepala.
-
Listen Suara nafas vesikuler
-
Feel Tidak ada deviasi trakea
c. Circulation -
Akral
: Hangat
-
Pengisian kapiler
: < 2 detik
-
Nadi
: 107x/menit
-
Tekanan darah
: 154/74 mmHg
-
Suhu
: 37,5 oc
-
Perdarahan
: Tidak ada
d. Disability -
Kesadaran
: Apatis
-
GCS
: E3 M5 V4
-
Pupil
: Isokhor, ukuran 2/2 mm, refleks cahaya
+/+ e. Exposure -
Kepala bersih dan tidak ada luka
-
Tidak ada lesi pada punggung dan kaki
-
Terpasang infus pada tangan kanan
f. Folley catheter -
Terpasang folley catheter dengan ukuran 18 cm
g. Gastric tube -
Pasien terpasang NGT nomor 16
h. Heart monitor Nadi 107x/menit 3. Keluhan utama Pasien mengalami penurunan kesadaran 4. Riwayat kesehatan sekarang Pada tanggal 10 Februari 2019 pukul 09.00 pasien masuk ke IGD RS Emanuel diantar oleh keluarganya dengan keluhan pusing, mual, muntah, bicara susah pada pukul 11.30 lalu mengalami penurunan kesadaran, pada saat diperiksa di IGD didapatkan tingkat kesadaran GCS 15 ( E4 M6 V5 ). Pada pukul 22.00 keadaan pasien memburuk sehingga
dokter
menyarankan untuk pindah ke ruang ICU. Pasien pindah ke ICU pada pukul 22.00 WIB. Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD: 107/52 mmHg, S : 36,4 C, N : 70x/menit, R : 20x/menit, SpO2 99%, GCS 14-15 (E4 M6 V5) composmentis dan memiliki resiko jatuh yang tinggi. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 11 Februari didapatkan hasil TTV : TD : 178/105 mmHg, S : 37 C, N : 70 x/menit, R : 19x/menit, SpO2 : 94, GCS : 14 ( E4 M5 V5) 5. Riwayat alergi obat Pasien tidak memiliki alergi pada suatu obat tertentu
6. Pola Fungsional Gordon a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan Keluarga pasien mengatakan kesehatan itu sangat penting dan jika ada anggota keluarganya yang sakit maka segera dibawa ke pelayanan kesehatan agar tidak semakin parah. Pasien dibawa ke RS Emanuel. b. Pola Nutrisi Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan selama sehat ia makan dengan baik 3 kali sehari dengan menu makanan nasi, sayur dan lauk pauk, minum 6-8 gelas per hari , sejak merasa sakit pasien hanya makan beberapa sendok saja Selama sakit : pasien mendapat diit sonde peptisol sebanyak 6x100 cc per hari. c. Pola eliminasi Sebelum sakit : Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 kali sehari dan BAK 5-7 kali sehari Selama sakit : Dari hasil observasi didapatkan hasil BAK pasien 800 cc/6 jam dengan warna kekuningan, pasien terpasang kateter UO/6 jam : 2.4 cc/jam. BAB tidak teratur. d. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas sendiri seperti makan, mandi dan ke toilet. Selama sakit : Aktivitas pasien dibantu oleh perawat, BAB dan BAK terpasang folley kateter dan diapers.
ADL
0
1
2
3
4
Makan dan minum
√
Mandi
√
Toileting
√
Berpakaian
√
Mobilitas di tempat tidur
√
Berpindah
√
Ambulasi
√
Keterangan : 0 : mandiri 1 : dibantu alat 2 : dibantu orang lain 3 : dibantu orang lain dan alat 4 : dibantu total e. Pola istirahat tidur Sebelum sakit : Pasien tidur 7-8 jam per hari Selama sakit : Pasien kesadaran composmentis f. Pola persepsi kognitif Keluarga pasien mengetahui keadaan pasien saat ini, yaitu mengalami serangan stroke. g. Pola persepsi dan konsep diri Keluarga pasien mengharapkan keadaan pasien segera pulih h. Pola peran dan hubungan Pasien berperan sebagai seorang ayah. Pasien tampak dijaga oleh anakanaknya i. Pola seksual dan reproduksi Pasien berjenis kelamin perempuan, sudah menikah dan punya anak
j. Pola pertahanan koping
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu cerita jika memiliki masalah. Pasien dirawat di rumah sakit atas persetujuan keluarga. k. Pola nilai dan keyakinan Pasien
beragama
islam
dan
keluarga
senantiasa
mendoakan
kesembuhan pasien. 7. Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan umum -
Keadaan umum
: cukup
-
Kesadaran
: GCS : 9 (E2M5V2) somnolen
-
Tanda-tanda vital : TD
: 140/80 mmHg
N
: 98x/menit
S
: 36.2 C
R
: 20x/menit
SpO2 : 99 % MAP : 104 b. Pemeriksaan head to toe 1) Kulit an kuku - Inspeksi Tidak ada pembengkakan pada kulit Kuku dan kulit bersih, tidak ada kelainan pada plat kuku -
Palpasi Tekstur kulit kenyal, turgor kulit baik, kulit teraba ingin, akral hangat, CRT < 2 detik, kuku terasa keras
2) Kepala - Inspeksi Bentuk kepala mesochepal, warna rambut putih beruban, kulit kepala bersih
3) Mata
- Inspeksi Konjungtiva anemis, sklera putih, iris kecoklatan, kornea jernih, pupil isokhor, ukuran 2/2, reflex cahaya +/+, ketajaman penglihatan tidak terkaji, buta warna tidak ada. - Palpasi Kelopak mata tidak ada nyeri 4) Hidung - Inspeksi Betuk hidung kanan dan kiri simetris, terpsang NGT ukuran 16 di lubang hidung kiri dengan kealaman 50 cm dan di selang NGT tidak ada sekret - Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung 5) Telinga - Inspeksi Bentuk telinga tampak simetris kanan dan kiri - Palpasi Tidak ada nyeri tekan 6) Mulut - Inspeksi Terpasang OPA no. 5 , mukosa bibir lembab - Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan pada bibir 7) Leher -
Inspeksi Bentuk leher simetris, tidak tampak adanya lesi pada leher, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
-
Palpasi Tidak terapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba ada masa pada leher, dan tidak ada nyeri tekan
8) Dada dan tulang belakang
- Inspeksi Bentuk simmetris, tidak terdapat kelainan bentuk dada, tidak ada kelainan tulang belakang. - Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan pada dada 9) Thorax dan paru-paru - Inspeksi : pengembangan dada simetris, R 20x/menit - Palpasi: taktil fremitus tidak terkaji - Perkusi: terdengar suara perkusi sonor pada kanan dan kiri - Auskultasi : tidak terdengar suara nafas tambahan 10) Jantung - Inspeksi : iktus kordis tidak tampak pada ics 5 sternum sinistra - Palpasi : iktus koris teraba pada interkosta 5 sternum sinistra - Perkusi : redup - Auskultasi : s1 an s2 terdengar regular “ lub” “dub” tiddak ada bunyi jantung tambahan s3 dan s4 11) Abdomen - Inspeksi : tampak datar, bersih, wrna kulit sawo matang - Auskultasi : terdengar bising usus 12x/menit - Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan - Perkusi : tympani 12) Genetalia Tampak terpasang cateter folley, tidak ada kelainan pada genetalia. Urin tampak kuning. UU 2050 cc/24 jam, UO 1.5 cc/jam 13) Ekstremitas - Inspeksi : tidak ada kelainan, terpasang infus pada tangan kanan - Palapsi : kulit teraba dingin, akral hangat - Tonus otot : atas dan bawah positif 3 3 - Kekuatan otot :
4
3 3 14) Neurologi (XII saraf kranial)
N1 (olfaktorius) : tidak terkaji NII ( optikus) : pasien memejamkan matanya NIII, IV dan VI : pupil isokhor, ukuran 2/2, reflex cahaya +/+ NV (trigeminus) tidak terkaji NVII (fasial) pasien tanpa ekspresi, fungsi pengcap tidak terkaji N VIII (akustikus) keseimbangan mobilitas tidak terkaji N IX (glosofaringeus) : pasien sadar namun lemah cenderung diam, tidak bersuara, lidah tidak jatuh kebelakang N X (vagus) tidak terkaji N X1 (asesorius) pasien mampu menggerakkan kepala namun lemah NXII (hipoglosus) pergerakan lidah tidak terkaji 8. Pemeriksan Penunjang a. Laboratorium Pemeriksaan darah lengkap Parameter
Tanggal : 5 Februari 2019
Hasil
Nilai normal
Satuan
Hemoglobin
11.1
14-18
g/dl
Leukosit
3.95
4.8-10.8
ribu/mm3
Eritrosit
3.59
4.7-6.1
juta/ mm3
Hematocrit
27.4
42-52
%
MCV
76.3
79.0-99.0
Fl
MCH
30.9
27.0-31.0
Pg
MCHC
40.5
33.0-37.0
g/dl
RDW
30.4
35-47
fl
Trombosit
240
150-450
ribu/mm3
PW
7.7
9.0-13.0
fl
P-LCR
9.9
15.0-25.
%
MPV
7.7
7.2-11.1
Fl
Neutrophil segmen
77.4
50-70
%
Hematologi
%
Eosinophil%
0.8
2-4
%
Basofil%
0.3
0-1
%
Limfosit%
11.4
25-40
%
Monosit%
10.1
2-8
%
Glukosa sewaktu
106
82-115
Mg/dl
SGPT
21
13-40
IU/L
0.54
0.8-1.3
Mg/dl
135-147
mmol/L
3.5-5.4
mmol/L
Kimia klinik
Creatinin darah Elektrolit Na+ K+
105 2.0
b. Pemeriksaan EKG HR : 101 (sinus takikardi) c. Pemeriksaan CT Scan Tanggal : 6 Februari 2019 Hasil : -
Perdarahan intracerebral dan perdarahan subdural minimal temporalis sinistra
-
Brain infarct pada corona radiate dan capsula externa dextra
-
Subdural hygroma region frontotemporalis bilateral
d. Pemeriksaan Rontgen Tanggal : 5 Februari 2019 Hasil : -
Bronchopneumonia
-
Besar cor normal
9. Terapi -
O2 NRM 8 lpm
-
Manitol 4x125 cc (00,06,12,18)
-
Diit peptisol 6x100 cc
-
IV : NaCl 3% 500cc/24 jam, rate 21 cc/jam
-
IV NaCl 0.9 % 1000 cc/24 jam rate 42 cc/jam
-
Paracetamol 4x 1 gr
-
Kapsul garam 3x1
-
Citicolin 2x250 mg
-
Ranitidine 2x30 mg
-
Ceftriaxone 2x1 gr
-
Manitol 4x125 cc/24 jam
B. Analisa Data No. 1.
Data Ds : -
Etiologi Hiperventilasi
Do :
Problem Pola nafas tidak efektif (domain
TD
: 140/80 mmHg
N
: 98x/menit
S
: 36.2 C
R
: 20x/menit
4 kelas 4,00032)
SpO2 : 99 % MAP : 104 pasien tampak sesak (dipsnea) pasien menggunakan NRM 8 lpm. Tampak penggunaan otot bantu pernafasan Hasil pemeriksaan rontgen : -
Bronchopneumonia
-
Besar cor normal
Hasil pemeriksaan EKG : HR : 101 (sinus takikardi) 2.
Ds :
Gangguan
Resiko
Keluarga
pasien
mengatakan serebrovaskuler
ketidakefektifan
pasien tidak sadar
perfusi jaringan
Do :
otak (domain 4
GCS : 9 (E2M5V2) somnolen
kelas 4, 00201)
Tanda-tanda vital : TD
: 140/80 mmHg
N
: 98x/menit
S
: 36.2 C
R
: 20x/menit
SpO2 : 99 % MAP : 104 Pupil isokhor, ukuran 2/2, reflek cahaya +/+ Hasil CT Scan : -
Perdarahan intracerebral dan perdarahan subdural minimal temporalis sinistra
-
Brain infarct pada corona radiate dan capsula externa dextra Subdural
hygroma
region
frontotemporalis bilateral 3.
Ds :-
Ketidakseimbangan Intolerasi
Do : pasien tampak terpasang antara suplay dan aktivitas selang NGT dan selang DC, kebutuhan oksigen
(domain 4 kelas
pasien tampak lemah, skoring
4, 00092)
ADL : 4 dibantu total. TD
: 140/80 mmHg
N
: 98x/menit
S
: 36.2 C
R
: 20x/menit
SpO2 : 99 % MAP : 104
C. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (domain 4 kelas 4, 00032) 2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan faktor resiko gangguan serebrovaskular (domain 4 kelas 4, 00201) 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring (domain 4 kelas 4, 00092)
D. Intervensi Keperawatan Dx 1.
NOC Setelah
NIC
dilakukan
tindakan Terapi oksigen (3320)
keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan ketidakefektifan pola
1. Berikan
oksigen
tambahan
seperti yang diperintahkan
nafas dapat teratasi dengan kriteria
2. Monitor aliran oksigen
hasil :
3. Monitor efektifitas terapi oksigen
Status
pernafasan
:
ventilasi
(0403)
4. Amati tanda-tanda hipoventilasi
Indikator
Awal Tujuan
Frekuensi
2
4
Penggunaan
2
4
Manajemen jalan nafas (3140)
saat
2
4
istirahat Keterangan : 1 : deviasi berat dari kisaran
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi 2. Masukkan
otot bantu nafas
normal
induksi oksigen
1. Posisikan
pernafasan
Dipsnea
dengan tepat
NPA
atau
OPA
sebagaimana mestinya 3. Posisikan
untuk
meringankan
sesak nafas 4. Monitor status pernafasan dan oksigenasi
2 : deviasi cukup berat dari kisaran normal 3 : deviasi sedang dari kisaran normal 4 : deviasi ringan dari kisaran normal 5 : tidak ada deviasi dari kisaran normal
2.
Setelah
dilakukan
tindakan Monitor neurologi (2620)
keperawatan selama 1x24 jam 1. Monitor tingkat kesadaran diharapkan resiko ketidakefektifan 2. Pantau perfusi jaringan otak dapat teratasi dengan kriteria hasil :
pupil,
bentuk,
kesimetrisan dan reaktivitas 3. monitor tanda-tanda vital : suhu,
Status neurologi (0909) Indikator
ukuran
tekanan darah, nadi, respirasi 4. monitor karakteristik berbicara :
Awal
Tujuan
Kesadaaran
1
4
kelancaran, adanya aphasia atau
Pola bernafas
2
4
kesulitan menemukan kata
Tekanan darah
1
4
5. Monitor respon terhadap obat
Pola
1
4
gerakan
mata Keterangan : 1 : sangat terganggu 2 : banyak terganggu 3 : cukup terganggu 4 : sedikit terganggu 5 : tidak terganggu 3.
Setelah
dilakukan
tindakan Bantuan perawatan diri ( 1800)
keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor kebutuhan pasien terkait pasien dapat bertoleransi terhadap
dengan alat-alat kebersihan diri,
aktivitas dengan kriteria hasil :
berpakaian, berdandan, eliminasi
Perawatan diri ; aktivitas sehari-
dan makan
hari (0300)
2. Berikan
Indikator
terapeutik
lingkungan dengan
yang
memastikan
Awal
Tujuan
Makan
1
5
lingkungan hangat, santai dan
Mandi
1
5
tertutup
Berpakaian
1
5
3. Berikan bantuan sampai pasien
Memposisikan
1
5
mampu melakukan perawatan diri mandiri
diri
4. Dorong kemandirian pasien, tapi
Keterangan : 1 : berat
bantu ketika pasien tidak mapu
2 : cukup berat
melakukannya
3 : sedang 4 : ringan 5 : tidak ada
E. Implementasi Hari/tanggal
Dx
Kamis,
I
07-02-2019
Implementasi
Respon
-memonitor KU dan TTV Ds :pasien
08.00
Do : KU : sedang TD : 140/80 mmHg S : 35.9 C N : 98x/menit R : 20x/menit MAP : 104 SpO2 : 99%
08.15
-memonitor aliran oksigen
Ds :Do : terpasang terapi O2
-memberikan posisi semi menggunakan NRM 8 lpm 08.20
fowler untuk mengurangi Ds :-
Paraf
sesak nafas
Do
:
pasien
tampak
nyaman dengan posisinya, sesak nafas berkurang. Kamis,
II
07-02-2019
-memonitor
tingkat Ds :-
kesadaran (GCS)
Do : dari hasil pengkajian
10.30
didapatkan GCS 10 (E3 M5 V2) somnolen
10.45
-memonitor keadaan pupil Ds :pasien
Do : pupil isokhor dengan ukuran 2/2, reflek cahaya +/+
11.00
-memberikan terapi infus Ds :NS-0.9% 500cc rate 42 Do : terapi infus masuk cc/jam
dengan baik. Tidak ada phlebitis
Kamis,
III
-membantu
Ds :-
07-02-2019
mempersiapkan
peralatan Do : pasien tampak lebih
07.30
untuk seka dan meembantu segar setelah dimandikan menyeka pasien
09.15
-memberikan diit peptisol Ds : 100 cc melalui selang NGT
Do : diit masuk sebanyak 100 cc, tidak terdapat residu
11.30
-memberikan yang
lingkungan Ds :-
nyaman
membatasi menjaga kebersihan
dengan Do
:
pasien
tampak
pengunjung, nyaman dengan posisinya kerapihan bed
dan dan
dapat
pasien, dengan baik
memberikan pencahayaan
beristirahat
yang cukup dan menjaga suhu kamar tetap sejuk.
09.00
-memonitor
urin
output Ds :-
pasien
Do
:
didapatkan
urin
sebayak 800 cc dari urin bag.
Urin
berwarna
kekuningan 12.00
-mengkaji
ulang
tanda- Ds :-
tanda vital
Do : TD : 123/69 mmHg S : 36,2 C N : 90x/menit MAP : 89 R : 18x/menit SpO2 : 98 %
F. Evaluasi Hari/tanggal
Dx
Catatan perkembangan
Paraf
Kamis, 07- I
S :-
02-19
O : pernafasan pasien tampak lebih baik, sesak
nafas
berkurang,
tidak
penggunaan otot bantu pernafasan. TD : 123/69 mmHg S : 36,2 C N : 90x/menit MAP : 89 R : 18x/menit SpO2 : 98 % Status pernafasan : ventilasi (0403)
tampak
Indikator
Awal Tujuan Hasil
Frekuensi
2
4
3
2
4
4
2
4
3
pernafasan Penggunaan otot bantu nafas Dipsnea
saat
istirahat Keterangan : 1 : deviasi berat dari kisaran normal 2 : deviasi cukup berat dari kisaran normal 3 : deviasi sedang dari kisaran normal 4 : deviasi ringan dari kisaran normal 5 : tidak ada deviasi dari kisaran normal A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi 1. Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan 2. Monitor aliran oksigen 3. Monitor efektifitas terapi oksigen dengan tepat 4. Amati
tanda-tanda
hipoventilasi
induksi oksigen 5. Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
Kamis, 07- II
S :-
02-19
O : pupil isokhor dengan ukuran 2/2, reflek cahaya +/+, GCS 10 (E3 M5 V2) somnolen TD : 123/69 mmHg S : 36,2 C
N : 90x/menit MAP : 89 R : 18x/menit SpO2 : 98 % Status neurologi (0909) Indikator
Awal
Tujuan Hasil
Kesadaaran
1
4
2
Pola bernafas
2
4
3
Tekanan darah
1
4
3
Pola
1
4
2
gerakan
mata Keterangan : 1 : sangat terganggu 2 : banyak terganggu 3 : cukup terganggu 4 : sedikit terganggu 5 : tidak terganggu A : masalahn teratasi sebagia P : lanjutkan intervensi 1. Monitor tingkat kesadaran 2. Pantau
ukuran
pupil,
bentuk,
kesimetrisan dan reaktivitas 3. monitor tanda-tanda vital : suhu, tekanan darah, nadi, respirasi 4. monitor
karakteristik
kelancaran,
adanya
berbicara aphasia
kesulitan menemukan kata 5. Monitor respon terhadap obat
Kamis, 07- III
S:
:
atau
02-19
O : skoring ADL 4 : dibantu total. TD : 123/69 mmHg S : 36,2 C N : 90x/menit MAP : 89 R : 18x/menit SpO2 : 98 % Perawatan diri ; aktivitas sehari-hari (0300) Indikator
Awal
Tujuan Hasil
Makan
1
5
2
Mandi
1
5
2
Berpakaian
1
5
2
Memposisikan
1
5
2
diri Keterangan : 1 : berat 2 : cukup berat 3 : sedang 4 : ringan 5 : tidak ada A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi 1. Monitor dengan
kebutuhan alat-alat
pasien kebersihan
terkait diri,
berpakaian, berdandan, eliminasi dan makan 2. Berikan lingkungan yang terapeutik dengan
memastikan
lingkungan
hangat, santai dan tertutup 3. Berikan bantuan sampai pasien mampu
melakukan perawatan diri mandiri 4. Dorong kemandirian pasien, tapi bantu ketika
pasien
melakukannya
tidak
mapu