Klp 4.docx

  • Uploaded by: Yustika Nanda
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Klp 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,615
  • Pages: 11
SAP 11: PENGGABUNGAN BADAN USAHA Metode Pembelian PT Putih memperoleh aktiva bersih PT Salju melalui penggabungan dengan metoda pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desemer 19X5. Aktiva dan kewajiban PT Salju pada tanggal tersebut, pada nilai buku dan nilai wajarnya adalah sebagai berikut: Nilai Buku Nilai wajar Aktiva Kas Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Piutang bersih Rp 150.000.000 Rp 140.000.000 Persediaan Rp 200.000.000 Rp 250.000.000 Tanah Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 Bangunan-bersih Rp 300.000.000 Rp 500.000.000 Peralatan-bersih Rp 250.000.000 Rp 350.000.000 Hak paten - Rp 50.000.000 total aktiva Rp 1.000.000.000 Rp 1.440.000.000 Kewajiban Hutang usaha Wesel bayar Kewajiban lain-lain total kewajiban aktiva bersih

Rp Rp Rp Rp Rp

60.000.000 150.000.000 40.000.000 250.000.000 750.000.000

Rp 60.000.000 Rp 135.000.000 Rp 45.000.000 Rp 240.000.000 Rp 1.200.000.000

Kasus 1: goodwill. PT Putih membayar Rp 400.000.000 tunai dan menerbitkan 50.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000. nilai pasar Rp 20.000 persaham untuk memperoleh aktiva bersih PT Salju. Ayat jurnal untuk mencatat penggabungan usaha pada buku PT Putih pada tanggal 27 Desember 19X5 adalah sebagai berikut: Investasi pada PT Salju Rp 1.400.000.000 Kas Rp 400.000.000 Saham biasa-@Rp 10.000 Rp 500.000.000 Tambahan saham disetor Rp 500.000.000 (Untuk mencatat pembelian 50.000 lembar saham biasa nominal Rp 10.000 ditambahkan dengan kas Rp 400.000.000 dalam Penggabungan usahan secara pembelian dengan PT Salju) Kas Rp 50.000.000 Piutang bersih Rp 140.000.000 Persediaan Rp 250.000.000 Tanah Rp 100.000.000 Bangunan Rp 500.000.000 Peralatan Rp 350.000.000 Hak paten Rp 50.000.000 Goodwill Rp 200.000.000 Hutang usaha Rp 60.000.000 Wesel bayar Rp 135.000.000 Kewajiban lain-lain Rp 45.000.000 1

Investasi pada PT Salju Rp 1.400.000.000 (Menetapkan biaya perolehan PT Salju atas aktiva yang diperoleh Yang dapat diidentifikasikan dan kewajiban yang ditanggung Atas dasar penilaian wajarnya dan penetapan goodwill) Jumlah yang diterapkan pada aktiva dan kewajiban diterapkan berdasarkan nilai wajar, keculai goodwill. Goodwill ditetukan dengan menggunakan nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh yang dapat diidentifikasi sebesar Rp 1.200.000.000 dari harga beli aktiva bersih PT Salju sebesar Rp 1.400.000.000. Kasus 2: Goodwill Negatif PT Putih menerbitkan 40.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 10.000, nilai pasar Rp 20.000 dan juga memberikan wesel bayar 5 tahun, bunga 10% dengan nilai nominal Rp 200.000.000 untuk aktiva bersih PT Salju. Ayat jurnal pada buku PT Putih untuk mencatat penggabungan usaha PT Putih/PT Salju pada tanggal 27 Desember 19X5 adalah sebagai berikut: Investasi pada PT Salju Rp 1.000.000.000 Saham biasa nominal Rp 10.000 Rp 400.000.000 Tambahan modal disetor Rp 400.000.000 Wesel bayar, 10%,5 tahun Rp 200.000.000 (Untuk mencatat penerbitan 40.000 lembar saham biasa nominal Rp 10.000 ditambah dengan Wesel(10%) sebesar Rp 200.000.000, dalam penggabungan saham usaha secara pembelian dengan PT Salju) Kas Rp 50.000.000 Piutang bersih Rp 140.000.000 Persediaan Rp 250.000.000 Tanah Rp 80.000.000 Bangunan Rp 400.000.000 Peralatan Rp 280.000.000 Hak paten Rp 40.000.000 Hutang usaha Rp 60.000.000 Wesel bayar Rp 135.000.000 Kewajiban lain – lain Rp 45.000.000 Investasi pada PT Salju Rp 1.000.000.000 (Untuk menetapkan biaya perolehan PT Salju atas aktiva lancar dan Kewajiban berdasarkan nilai wajarnya dan atas aktiva tidak lancar Berdasarkan nilai wajar dikurangi dengan bagian yang proposional Kelebihan nilai wajar dari biaya investasi) Jumlah yang ditetapkan pada tiap – tiap akun aktiva dan kewajiban pada jurnal diatas ditetapkan sesuai dengan ketetapan PSAK No. 22 untuk penggabungan usaha secara pembelian. Karena nilai wajar sebesar Rp 1.200.000.000 dan nilai aktiva bersih yang diperoleh yang dapat diidentifikasi melebihi harga beli Rp 1.000.000.000 sebesar Rp 200.000.000. jumlah yang dapat ditetapkan atas aktiva tidak lancar dikurangi sebesar 20 persen(kelebihan sebesar Rp 200.000.000/ nalali wajar aktiva tidak lancar Rp 1.000.000.000). pengurangan pada aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut:

2

Tanah Bangunan Peralatan Hak paten total

Nilai Wajar Aktiva Tidak Lancar

Kurang 20% Pengurangan atau Kelebihan Nilai Wajar terhadap Biaya*

Jumlah yang Dapat Ditetapkan untuk Aktiva Tidak Lancar

Rp 100.000.000 Rp 500.000.000 Rp 350.000.000 Rp 50.000.000 Rp1.000.000.000

Rp 20.000.000 Rp 100.000.000 Rp 70.000.000 Rp 10.000.000 Rp 200.000.000

Rp 90.000.000 Rp 400.000.000 Rp 280.000.000 Rp 40.000.000 Rp 810.000.000

*alternatif lain, pengurangan kelebihan nilai wajar terhadap biaya masuk tiap - tiap aktiva tidak lancar juga dapat dihitung dengan cara: Tanah Rp 100.000.000/Rp 1000.000.000 x Rp 200.000.000 Rp 20.000.000 Bangunan Rp 500.000.000/Rp 1000.000.000 x Rp 200.000.000 100.000.000 Peralatan Rp 350.000.000/Rp 1000.000.000 x Rp 200.000.000 70.000.000 Hak Paten Rp 50.000.000/Rp 1000.000.000 x Rp 200.000.000 10.000.000 Rp200.000.000 Metode Penyatuan Kepemilikan 1) Ekuitas Pemegang Saham yang Bergabung dalam Suatu Penyatuan Asumsikan bahwa akun modal pemegang saham PT Jaka dan PT Dara sesaat sebelum penggabungan usaha secara penyatuan kepemilikan adalah sebagai berikut: PT Jaka PT Dara Total Modal Saham, @Rp 10.000 Rp100.000.000 Rp 50.000.000 Rp150.000.000 Tambahan Modal Disetor 10.000.000 20.000.000 30.000.000 Total Modal Disetor Rp110.000.000 Rp 70.000.000 Rp180.000.000 Laba Ditahan 50.000.000 30.000.000 80.000.000 Aktiva bersih dan ekuitas Rp160.000.000 Rp100.000.000 Rp260.000.000 Pada kasus 1,2dan 3 berikut ini adalah penyatuan dalam bentuk merjer, dimana PT Jaka sebagai perusahaan yang menerbitkan dan sebagai entitas yang tetap beroperasi. Pada kasus 4, 5 dan 6 adalah penyatuan dalam bentuk konsolidasi, dimana PT Pelita dibentuk untuk mengambil alih aktiva bersih PT Jaka dan PT Dara dimana PT Jaka dan PT Dara dibubarkan. Kasus 1: Merger; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan PT Jaka perusahaan yang tetap beroperasi menerbitkan 5.000 lembar saham untuk memperoleh aktiva bersih PTDara. Pada kasus ini, Rp180.000.000 total modal disetor dari perusahaan-perusahaan yang bergabung melebihi Rp150.000.000 modal saham PT Jaka, perusahaan yang tetap beroperasi sebesar Rp30.000.000. akibat merjer, PT Jaka mempunyai modal saham sebesar Rp150.000.000 tambahan modal disetor sebesar Rp30.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp80.000.000 sehingga total ekuitas sebesar Rp260.000.000. Ayat jurnal pada buku PT Jaka untuk mencatat penyatuan tersebut adalah: Aktiva bersih Rp100.000.000 Modal Saham @10.000 Rp50.000.000 Tambahan modal disetor Rp20.000.000 Laba ditahan Rp30.000.000 (untuk mencatat penerbitan 5000 saham dalam penyatuan kepemilikan dengan PT Dara) 3

Ikhitisar yang menunjukkan aktiva bersih digunakan hanya untuk memudahkan ilustrasi ini. Jika catatan akuntansi yang terpisah dipertahankan untuk PT Dara, debit untuk ayat jurnal ini seharusnya investasi pada PT Dara. Jika catatan akuntansi yang terpisah tidak digunakan untuk PT Dara, akunaktiva dan kewajiban masing-masing didebit atau dikreditkan, bukan dengan penggunaan ikhtisar penunjukan aktiva bersih PT Dara mencatat pembubarannya dengan menutup buku besarnya sebagai berikut: Modal Saham @Rp10.000 Rp50.000.000 Tambahan modal disetor Rp20.000.000 Laba ditahan Rp30.000.000 Aktiva bersih Rp100.000.000 (untuk mencatat merjer dengan PT Jaka dan pembubaran akhir) Kasus 2: Merjer; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan PT Jaka perusahaan yang tetap beroperasi menerbitkan 7000 lembar saham untuk aktiva bersih PT Dara. Pada kasus ini, Rp180.000.000 total modal disetor perusahaanperusahaan yang bergabung melebihi Rp170.000.000 modal saham PT Jaka sebesar Rp10.000.000. Akibatnya, PT Jaka mempunyai modal saham sebesar Rp170.000.000, tambahan modal disetor sebesar Rp10.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp180.000.000 sehingga total ekuitas sebesar Rp260.000.000. perhatikan bahwa aktiva bersih dari entitas yang tetap beroperasi masih sama dengan total aktiva tercatat perusahaan-perusahaan yang bergabung. PT Jaka mencatat penyatuan ini sebagai berikut: Aktiva Bersih Rp100.000.000 Modal saham @Rp10.000 Rp70.000.000 Laba ditahan Rp30.000.000 (untuk mencatat penerbitan 7000 lembar saham dalam penyatuan dengan PT Dara) Kasus 3: Merjer; Saham yang Diterbitkan Melebihi Modal Disetor PT Jaka, entitas yang tetap beroperasi menerbitkan 9000 lembar saham untuk memperoleh aktiva bersih PT Dara. Pada kasus ini, Rp190.000.000 modal saham PT Jaka melebihi Rp180.000.000 otal modal disetor perusahaan-perusahaan yang bergabung yaitu sebesar Rp10.000.000. Akibatnya adalah PT Jaka akan mempunyai modal saham sebesar Rp190.000.000, dimana tidak ada tambahan modal disetor dan laba ditahan sebesar Rp70.000.000. Catat bahwa maksium laba ditahan yang dapat digabung (Rp80.000.000) telah dikurangi dengan Rp10.000.000 yakni kelebihan modal saham atas modal disetor. Ayat jurnal pada buku PT Jaka adalah: Aktiva bersih Rp100.000.000 Tambahan modal disetor Rp10.000.000 Modal saham @Rp10.000 Rp90.000.000 Laba ditahan Rp20.000.000 (untuk mencatat penerbitan 9000 lembar saham dalam penyatuan dengan PT Dara) Kasus-kasus sebelumnya mengilustrasikan prosedur akuntansi untuk merjer yang dipertanggungjawaban sebagai penyatuan kepemilikan. Prosedur konsolidasi PT Jaka dan PT Dara diilustrasikan dengan mengasumsikan bahwa PT Pelita dibentuk untuk mengambil alih aktiva bersih PT Jaka dan PT Dara. Kasus 4: Konsolidasi; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan 4

PT Pelita menerbitkan 15.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp10.000 sebanyak 10.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 5.000 lembar saham kepada PT Dara untuk aktiva bersih mereka.pada kasus ini, ekuitas pemegang saham PT Pelita sebagai entitas yang tetap beroperasi sama seperti untuk PT Jaka pada Kasus 1. Oleh karena itu PT Pelita membuka bukunya dengan ayat jurnal sebagai berikut: Aktiva bersih Rp260.000.000 Modal saham Rp150.000.000 Tambahan modal disetor @Rp10.000 Rp30.000.000 Laba ditahan Rp80.000.000 (untuk mencatat penerbitan 10.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 5.000 lembar saham kepada PT Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan sebagai penyatuan kepemilikan) Karena Rp180.000.000 modal disetor gabungan PT Jaka dan PT Dara melebihi Rp150.000.000 ekuitas saham PT Pelita sebagai entitas yang tetap beroperasi, maka kelebihan sebesar Rp30.000.000 adalah tambahan ekuitas disetor dari entitas yang disatukan. Juga Rp80.000.000 maksimum laba ditahan yang disatukan. Kasus 5: Konsolidasi; Modal Disetor Melebihi Saham yang Diterbitkan PT Pelita menerbitkan 17.000 lembar saham dengan nilai ominal Rp10.000, sebanyak 11.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 6.000 lembar saham kepada PT Dara untuk aktiva bersih mereka. Ekuitas pemegang saham PT Pelita pada kasus ini sama dengan ekuitas pemegang saham PT Jaka pada Kasus 2. PT Pelita mencatat konsolidasi tersebut sebagai berikut: Aktiva bersih Rp260.000.000 Modal saham @Rp10.000 Rp170.000.000 Tambahan modal disetor Rp10.000.000 Laba ditahan Rp80.000.000 (untuk mencatat penerbitan 11.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 6.000 lembar saham kepada PT Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan sebagai penyatuan kepemilikan) Karena Rp180.000.000 modal disetor gabungan PT Jaka dan PT Dara melebihi Rp170.000.000 ekuitas saham PT Pelita sebagai entitas yang tetap beroperasi, maka kelebihan sebesar Rp10.000.000 adalah tambahan ekuitas disetor dari entitas yang disatukan. Juga Rp80.000.000 maksimum laba ditahan yang disatukan. Kasus 6: Konsolidasi; Modal Saham yang Diterbitkan Melebihi Modal Disetor PT Pelita menerbitkan 19.000 lembar saham dengan nilai ominal Rp10.000, sebanyak 12.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 7.000 lembar saham kepada PT Dara untuk aktiva bersih mereka. Ekuitas pemegang saham PT Pelita pada kasus ini sama dengan ekuitas pemegang saham PT Jaka pada Kasus 3. PT Pelita mencatat konsolidasi tersebut sebagai berikut: Aktiva bersih Rp260.000.000 Modal saham @Rp10.000 Rp190.000.000 Laba ditahan Rp70.000.000

5

(untuk mencatat penerbitan 12.000 lembar saham kepada PT Jaka dan 7.000 lembar saham kepada PT Dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggungjawabkan sebagai penyatuan kepemilikan) Karena Rp190.000.000 modal disetor gabungan PT Jaka dan PT Dara melebihi Rp180.000.000 ekuitas saham PT Pelita sebagai entitas yang tetap beroperasi, maka kelebihan sebesar (Rp10.000.000) menjadi Rp70.000.000, dan entitas yang disatukan tidak mempunyai tambahan modal disetor. Ikhtisar Neraca Ikhtisar neraca untuk entitas yang tetap beroperasi pada keenam penggabungan usaha dengan penyatuan kepemilikan ditunjukkan pada peraga 1-1 Merjer Konsolidasi Buku PT Jaka Buku PT Pelita Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4 Kasus 5 Kasus 6 Aktiva Bersih Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Modal Rp150.000 Rp170.000 Rp190.000 Rp150.000 Rp170.000 Rp190.000 saham,@Rp10.000 Tambahan modal disetor 30.000 10.000 30.000 10.000 Laba ditahan 80.000 80.000 70.000 80.000 80.000 70.000 Ekuitas pemegang saham Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Rp260.000 Peraga 1-1 ikhtisar Neraca untuk Keenam Kasus Penyatuan Kepemilikan (dalam 000) 2) Saham dari Suatu Perusahaan yang Bergabung dimiliki oleh Perusahaan yang Bergabung Lainnya Asumsikan bahwa PT Palam mempunyai 200 lembar saham biasa PT Saripada saat pelaksanaan merjer antara PT Palma dan PT Sari. PT Palma membawa akun investasinya pada PT Sari sebesar biaya perolehannya Rp3.000.000. Ikhtisar data untuk PT Palma dan PT Sari adalah sebagai berikut: PT Palma PT Sari Investasi pada PT Sari Rp3.000.000 Aktiva Lain 197.000.000 Rp300.000.000 Total Rp200.000.000 Rp300.000.000 Modal saham, @Rpp10.000 Rp100.000.000 Rp200.000.000 Tambahan modal disetor 50.000.000 30.000.000 Laba ditahan 50.000.000 70.000.000 Total Rp200.000.000 Rp300.000.000 Jika PT Palma adalah entitas yang tetap beroperasi dan menerbitkan 19.800 lembar saham kepada PT Sari (rasio pertukaran 1:1), merjer melalui penyatuan keemilikan dicatat pada buku PT Palma yaitu: Akiva bersih Rp300.000.000 Modal saham, @Rp10.000 Rp198.000.000 Tambahan modal disetor Rp29.000.000 Laba ditahan Rp70.000.000 Investasi pada PT Sari Rp3.000.000 (untuk mencatat merjer dengan PT Sari) 6

Jika PT Sari adalah perusahaan yang tetap beroperasi dan menerbitkan 10.000 lembar saham miliknya untuk ditukar dengan 10.000 lembar saham PT Palma (rasio pertukaran1:1), merjer penyatuan kepemilikan dicatat pada buku PT Sari yaitu: Akiva bersih Rp197.000.000 Saham diperoleh kembali Rp3.000.000 Modal saham, @Rp10.000 Rp100.000.000 Tambahan modal disetor Rp50.000.000 Laba ditahan Rp50.000.000 (untuk mencatat merjer dengan PT Palma) Pada setiap contoh ini, aktiva bersih dari perusahaan yang tetap beroperasi adalah Rp3.000.000 lebih rendah dibandingkan dengan aktiva yang teratat pada perusahaanperusahaan yang bergabung. Dampak pada ekuitas pemegang saham gabungan adalah mengurangi modal disetor apabila investasi dilakukan pada perusahaan yang bergabung dan mencatat saham diperoleh kembali apabila investasi dilakukan pada entitas yang tetap beroperasi. 3) Pelaporan Operasi Gabungan dalam Suatu Penyatuan Kepemilikan Ayat-ayat jurnal akuntansi untuk mencatat penyatuan pada pertengahan tahun diilustrasikan pada kasus 1 dan 2, penyatuan kepemilikn PT Maksi dan PT Mini tanggal 1 Juli19X5. Neraca saldo untuk kedua perusahaan pada tanggal 30 Juni 19X5 adalah sebagai berikut: PT Maksi PT Mini Aktiva lain-lain Rp750.000.000 Rp290.000.000 Beban-beban 150.000.000 Rp60.000.000 Total debit Rp900.000.000 Rp350.000.000 Modal saham, @Rpp10.000 Rp500.000.000 Rp200.000.000 Laba ditahan 200.000.000 50.000.000 pendapatan 200.000.000 100.000.000 Total kredit Rp900.000.000 Rp350.000.000 Kasus 1: Merjer PT Maksi selaku entitas yang tetap beroperasi menerbitkan 22.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT Mini pada tanggal 1 Juli 19X5. Ayat jurnal pada buku PT Maksi untuk mencatat merjer tersebut adalah: 1Juli19X5 Aktiva lain-lain Rp290.000.000 Beban-beban Rp60.000.000 Modal Saham. @Rp10.000 Rp220.000.000 Laba ditahan Rp30.000.000 Pendapan Rp100.000.000 (untuk mencatat penerbitan 22.000 lembar saham dalam merjer secara penyatuan dengan PT Mini) Segera setelah ayat jurnal ini dicatat, neraca saldo PT Maksi adalah sebagai berikut: Debit Kredit Aktiva lain-lain Rp1.040.000.000 7

Beban-beban Modal saham Laba ditahan Pendapatan

210.000.000

Rp720.000.000 230.000.000 300.000.000 Rp1.250.000.000 Rp1.250.000.000 Perhatikan bahwa jumlah maksimum laba ditahan sebesar Rp250.000.000 yang dapat disatukan telah dikurangi dengan Rp20.000.000, yaitu kelebihan modal disetor perusahaan yang tetap beroperasi (Rp720.000.000) terhadap modal disetor dari perusahaan-perusahaan yang bergabung (Rp700.000.000) Kasus 2: Konsolidasi PT Midi dibentuk untuk mengkonsolidasikan operasi dari PT Maksi dan PT Mini. Pada tanggal 1 Juli 19X5 PT Midi menerbitkan 72.000 embar saham biasa dengan nilai nominal Rp10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT Maksi dan PT Mini; 50.000 lembar saham untuk PT Maksi dan 22.000 lembar saham untuk PT Mini. Ayat jurnal pada buku PT Midi untuk mencatat penyatuan kepemilikan adalah: 1Juli 19X5 Aktiva lain-lain Rp1.040.000.000 Beban-beban Rp210.000.000 Modal disetor. @Rp10.000 Rp720.000.000 Laba ditahan Rp230.000.000 Pendapan Rp300.000.000 (untuk mencatat penerbitan 72.000 lembar saham dalam konsolidasi secara penyatuan PT Maksi dan PT Mini) Karena nilai nominal saham beredar PT Midi adalah sama seperti pada kasus 1 dimana PT Maksi adalah entitas yang tetap beroperasi, maka neraca saldo PT Midi setelah penggabungan akan sama seperti untuk PT Maksi pada kasus 1. Metode Pembelian dan Penyatuan Neraca saldo komparatif untuk PT Hitam dan PT Putih pada tanggal 30 Desember 19x6, sebelum merjer anatara PT Hitam dan PT Putih, beserta nilai buku aktiva dan kewajiban PT Putih yang dapat diidentifikasi , ditunjukkan pada Peraga 1-2. Merjer antara PT Hitam dan PT Putih dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 19x6, dimana PT Hitam sebagai entitas yang tetap beroperasi, menerbitkan 50.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal RP 10.000, total nilai pasar Rp 885.000.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT Putih. Biaya pencatatan dan penerbitan saham biasa Rp 20.000.000 dan biaya langsung atas penggabungan usaha sebesar Rp 40.000.000. Biaya-biaya ini ibayar oleh PT Hitam pada tanggal 31 Desember 19X6

8

NERACA SALDO KOMPARATIF 30 DESEMBER 19X6 (DALAM 000) Nilai Buku PT Nilai Buku PT Hitam Putih Kas Rp 475,000 Rp 125,000 Piutang-bersih Rp 600,000 Rp 300,000 Persediaan Rp 800,000 Rp 200,000 Pabrik dan Peralatan bersih Rp 1,200,000 Rp 350,000 Harga Pokok Penjualan Rp 1,000,000 Rp 325,000 Beban Lain-lain Rp 325,000 Rp 100,000 Total Debet Rp 4,400,000 Rp 1,400,000 Hutang Usaha Rp 300,000 Rp 180,000 Kewajiban Lain-lain Rp 200,000 Rp 120,000 Modal Saham, nominal Rp 10.000 Rp 1,500,000 Rp 500,000 Tambahan modal disetor Rp 200,000 Rp 40,000 Laba Ditahan Rp 650,000 Rp 110,000 Penjualan Rp 1,550,000 Rp 450,000 Total Kredit Rp 4,400,000 Rp 1,400,000

Nilai Wajar PT Putih Rp 125,000 Rp 300,000 Rp 250,000 Rp 450,000

Rp 180,000 Rp 120,000

Peraga 1-2 Informasi Nilai Buku dan Nilai Wajar Pramerjer Ayat-ayat jurnal.Ayat jurnal untuk mencatat merjer antara PT Hitam dan PT Putih sebagai penyatuan kepemilikan dibandingkan dengan ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat merjer sebagai pembelian, tampak pada Peraga 1-3.Kelompok ayat jurnal yang pertama membandingkan perbedaan-perbedaan dalam mencatat saham yang diterbitkan oleh PT Hitam dalam merjer. Berdasarkan metode penyatuan, investasi pada PT Putih dicatat sebesar Rp 650.000.000 yaitu nilai buku dari aktiva bersih PT Putih pada tanggal 1 Jnauari 19X6 9ekuitas saham ditambah tambahan ekuitas disetor ditambah laba ditahan). Berdasarkan metode pembelian, investasi pada PT Putih dicatat sebesar Rp 885.000.000 yaitu nilai pasar saham yang diterbitkan oleh PT Hitam pada tanggal 31 Desember 19X6, tanggal dimana penggabungan usaha dilaksanakan. Laba ditahan PT Hitam dan PT Putih digabung dalam ayat jurnal tersebut untuk mencatat penerbitan saham berdasarkan metode penyatuan kepemilikan, tetapi tidak ada perubahan pada laba ditahan PT Hitam ketika penggabungan dicatat secara pembelian. Ayat jurnal untuk mencatat biaya-biaya tambahan dari penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan dan pembelian ditunjukkan pada bagian kedua peraga 13.Semua biaya tambahan dari penggabungan dibebankan apabila penggabungan dicatat sebagai penyatuan kepemilikan. Berdasarkan metode pembelian, biaya pencatatan dan penerbitan surat berharga (Rp 20.000.000) dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor dan biaya langsung lainnya dari penggabungan (Rp 40.000.000) ditambahkan pada biaya perolehan PT Putih. Kelompok ketiga ayat jurnal perbandingan pada peraga 1-3 menunjukkan penetapan saldo investasi pada PT Putih kepada aktiva dan kewajiban tertentu, dan pada kasus penyatuan kepemilikan, kepada penjualan dan beban.Aktiva dan kewajiban dicatat pada nilai wajar pasar pada saat metode pembelian digunakan dan pada nilai bukunya pada saat penyatuan yang digunakan.Kelebihan biaya perolehan investasi (Rp 925.000.000) terhadap nilai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi (Rp 825.000.000) dicatat sebagai goodwill pada metode pembelian. Tahun-tahun berikutnya goodwill yang dialokasikan sebesar Rp 9

100.000.000 akan diamortisasi sepanjang masa manfaatnya, tetapi tidak lebih dari periode maksimum 40 tahun. Amortisasi ini akan meningkatkan beband an menurunkan pendapatan di msa yang akan datang berdasarkan metode pembelian. Kelebihan nilai wajar terhadap biaya historis PT Putih, yang dialokasikan pada persediaan (Rp 50.000.000) dan pada pabrik dan peralatan (Rp 100.000.000) berdasarkan akuntansi pembelian, juga akan meningkatkan beban yang akan datang dan menurunkan pendapatan yang akan datang sebagai perbndingan dengan metode penyatuan. Karena itu, pendapatan PT Hitam untuk tahun-tahun berikutnya akan lebih rendah jika merjer PT Hitam dan PT Putih dicatat secara pembelian dibansingkan secara penyatuan kepemilikan. Investasi pada PT Putih Modal saham, nominal Rp 10 Tambahan Modal disetor Laba ditahan Biaya Langsung Penggabungan Beban Investasi pada PT Putih Tambahan Modal disetor Kas Alokasi Investasi Kas Piutang-bersih Persediaan Pabrik dan peralatan bersih Goodwill Harga Pokok Penjualan Beban Lain-Lain Hutang Usaha Kewajiban Lain-Lain Penjualan Investasi pada PT Putih

Penyatuan Kepemilikan Penerbitan Surat Berharga Rp 650,000 Rp Rp 500,000 Rp 40,000 Rp 110,000 Rp

Pembelian 885,000 Rp Rp

500,000 385,000

60,000

Rp Rp Rp Rp

125,000 300,000 200,000 350,000

Rp Rp

325,000 100,000

Rp

60,000

Rp

60,000

Rp Rp Rp Rp

180,000 120,000 450,000 650,000

Rp Rp

180,000 120,000

Rp

925,000

Peraga 1-3 Perbedaan Pencatatan Merger PT Hitam dan PT Putih berdasarkan Metode Penyatuan Kepemilikan dan Pembelian (Dalam 000) Laporan Keuangan. Laporan keuangan gabungan PT Hitam untuk tahun 19X6 dibandingkan pada peraga 1-4 untuk metode pembelian dan penyatuan.Perbedaan pada laporan laba rugi komparatif diakibatkan karena penggabungan penjualan dan beban-beban pada metode penyatuan tetapi tidak pada akuntansi pembelian. Perbedaan lain direfleksikan pada penetapan biaya-biaya tambahan untuk penggabungan yang dijadikan beban pada metode penyatuan. Total aktiva PT Hitam pada tanggal 31 Desember 19X6 sebesar Rp 4.240.000.000 berdasarkan metode pembelian dan Rp 3.990.000.000 berdasarkan metode penyatuan.Perbedaan neraca sebesar Rp 250.000.000 ini adalah akibat pengalokasian kelebihan biaya terhadap nilai buku yang diperoleh pada persediaan, pabrik dan peralatan, dan goodwill dalam metode pembelian. Neraca komparatif pada peraga 1-4 menunjukkan tambahan modal disetor sebesar Rp 240.000.000 dan Rp 565.000.000 berturut-turut berdasarkan metode penyatuan dan pembelian. Tambahan modal disetor berdasarkan metode penyatuan adalah sama dengan kelebihan modal disetor perusahaan-perusahaan yang digabung (Rp 2.240.0000.000) terhadap modal saham entitas gabungan (Rp 2.000.000.000). Tambahan modal disetor 10

sebesar Rp 565.000.000 pada akuntansi pembelian adalah sama dengan saldo awal Rp 200.000.000, ditambah dengan Rp 385.000.000 dari penerbitan 50.000 lembar saham diatas nilai nominal dikurangi dengan biaya pencatatan dan penerbitan surat berharga pada penggabungan usaha sebesar Rp 20.0000.000. Laba ditahan PT Hitam berdasarkan pernyataan lebih besar daripada laba ditahan PT Hitam berdasarkan metode pembelian sebesar Rp 75.000.000 perbedaan ini berasal dari laba ditahan yang digabung berdasarkan metode penyatuan, seperti pada perbedaan pendapatan yang telah didiskusikan. Catat bahwa perbedaan yang signifikan pada akuntansi untuk laba ditahan entitas gabungan dimungkinkan berdasarkan standar akuntansi yang diterima secara umum.Karena itu, pemakai laporan keuangan entitas gabungan harus berhati-hati, dengan tidak menginterpretasikan saldo laba ditahan yang dilaporkan sebagai jumlah yang betulbetul tersedia sebagai dividen. Interpretasi yang demikian diragukan bila laporan tersebut untuk entitas hokum yang terpisah, dan bahkan lebih diragukan bila dua atau lebih entitas digabungkan menjadi satu entitas akuntansi. PT HITAM LAPORAN KEUANGAN PERBANDINGAN UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 19X6 Metode Penyatuan Metode Pembelian Kepemilikan Laporan Laba Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Beban-beban lainnya Laba Bersih Laporan Laba ditahan Laba ditahan 1 Januari 19x6 (Seperti yang dilaporkan) Peningkatan dari penyatuan Laba ditahan 1 Januari 19x6 (Seperti yang disajikan kembali) Laba bersih Laba ditahan 31 Desember 19x6 Neraca Aktiva Kas Piutang dagang bersih Persediaan Pabrik dan peralatan bersih Goodwill Total Aktiva Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham Hutang Dagang Kewajiban Lainnya Modal saham nominal Rp 10.000 Tambahan modal disetor Laba ditahan Total kewajiban dan ekutias pemeganng saham

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp

2,000,000,000 1,325,000,000 485,000,000 190,000,000

Rp Rp Rp Rp

1,550,000,000 1,000,000,000 325,000,000 225,000,000

650,000,000 Rp 110,000,000 760,000,000 190,000,000 Rp 950,000,000 Rp

650,000,000

540,000,000 900,000,000 1,000,000,000 1,550,000,000

225,000,000 875,000,000

Rp

Rp Rp Rp Rp Rp 3,990,000,000 Rp

540,000,000 900,000,000 1,050,000,000 1,650,000,000 100,000,000 4,240,000,000

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

480,000,000 320,000,000 2,000,000,000 240,000,000 950,000,000 3,990,000,000

480,000,000 320,000,000 2,000,000,000 565,000,000 875,000,000 4,240,000,000

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Laporan Keuangan Perbandingan untuk Merjer PT Hitam dan PT Putih pada Tahun Penggabungan Usaha

11

Related Documents

Klp G.docx
April 2020 19
Pielonefritis Klp 2.docx
December 2019 23
Makalah Klp 3.docx
May 2020 32
Sistem Informasi Klp 7
October 2019 24
Teklab Klp 3.docx
April 2020 20

More Documents from "Imilia Aulina"