Kehilangan Dan Tahap Proses Kehilangan

  • Uploaded by: Nurul Abibah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kehilangan Dan Tahap Proses Kehilangan as PDF for free.

More details

  • Words: 631
  • Pages: 7
KEHILANGAN DAN TAHAP PROSES KEHILANGAN Nama kelompok 2 : SUGIARTO ARIF B PUTRI SEPTIA SARI HAPSYAH NURHAYATI VIVI NURAFNI S

ANIS ISFATUN K ARIZAL S DESY NUR ANNISA

ICHA CAHYA P

Definisi kehilangan Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda (Yosep, 2011). Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian ataupun seluruhnya.

Tipe Kehilangan Potter dan Perry (2005) menyatakan kehilangan dapat dikelompokkan dalam 5 kategori : 1.

Kehilangan objek eksternal

2.

Kehilangan lingkungan yang telah dikenal

3.

Kehilangan orang terdekat

4.

Kehilangan aspek diri

5.

Kehilangan hidup

Faktor presdisposisi yang mempengaruhi reaksi kehilangan 1. Genetik Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi biasanya sulit mengembangkan sikap optimistik dalam menghadapi suatu permasalahan, termasuk menghadapi kehilangan. 2. Kesehatan fisik Individu dengan keadaan fisik sehat, cara hidup yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stres yang lebih tinggi. 3. Kesehatan jiwa/mental Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama mempunyai riwayat depresi, yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya.

4. Pengalaman kehilangan di masa lalu Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang bermakna di masa kanak-kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di masa dewasa.

Tahapan proses kehilangan 1. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu berfikir positif – kompensasi positif terhadap kegiatan yang dilakukan – perbaikan – mampu beradaptasi dan merasa nyaman. 2.Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu berfikir negatif – tidak berdaya – marah dan berlaku agresif – diekspresikan ke dalam diri ( tidak diungkapkan)– muncul gejala sakit fisik. 3.Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individuberfikir negatif– tidak berdaya – marah dan berlaku agresif – diekspresikan ke luar diri individu –berperilaku konstruktif – perbaikan – mampu beradaptasi dan merasa kenyamanan. 4.Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individuberfikir negatif–tidak berdaya – marah dan berlaku agresif – diekspresikan ke luar diri individu – berperilaku destruktif – perasaan bersalah – ketidakberdayaan.

Menurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan proses kehilangan: 1. Denial ( Mengingkari ) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan mengatakan “Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi”, ”itu tidak mungkin”. Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. 2. Anger ( Marah ) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan.Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan , dan menuduh dokter dan perawat yang tidak becus.d) Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.

3. Bergaining ( Tawar Menawar ) Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata ”kalau saja kejadian itu bisa ditunda maka saya akan sering berdoa”. 4. Depression ( Bersedih yang mendalam)

Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak bias di tolak. Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mudah bicara, kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga. 5. Acceptance (menerima) Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa damai dan tenang, serta menyiapkan dirinya menerima kematian.c) Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang, kadang klien ingin ditemani keluarga / perawat.

Related Documents


More Documents from "Febry Liza Widya"