Nurul Abibah.docx

  • Uploaded by: Nurul Abibah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nurul Abibah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,268
  • Pages: 7
Nama : Nurul Abibah Kelas : S1 Keperawatan 3B

HEMODIALISIS

1. DEFINISI Suatu proses pemisahan zat-zat tertentu (toksin uremik) dari darah melalui membran semipermiabel dimana zat sisa atau racun ini dialihkan dari darah ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sedangkan darah kembali ke dalam tubuh. Hemodialisis (HD) relatif lebih sulit dilakukan pada anak kecil karena masalah teknik yang berhubungan dengan akses pembuluh darah dan risiko yang disebabkan karena ketidakseimbangan hemodinamik. HD tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 5 tahun kecuali ada kontraindikasi kuat untuk dilakukan peritoneal dialisis.

2. TUJUAN Menurunkan kadar ureum, kreatinin dan zat-zat toksik lainnya di dalam darah.

3. INDIKASI A. Hemodialisis Akut 1) Sindroma uremik 2) Hiperkalemia dengan abnormalitas EKG 3) Hipertensi berat yang tidak berespons terhadap obat-obatan 4) Asidosis 5) Kelebihan cairan seperti edema paru atau gagal jantung kongestif. 6) Pada keadaan gagal ginjal akut dengan kadar urea nitrogen plasma lebih dari 100 mg/dl atau kreatinin klirens kurang dari 10 ml/menit/1,73m2. 7) Keracunan atau kelebihan dosis obat seperti salisilat, etilen glikol, litium, serta pada gangguan metabolisme bawaan (inborn error of metabolism). 8) Pada keadaan dimana tidak tampak tanda-tanda uremia dan kadar kalium serta bikarbonat plasma dalam batas normal, dialisis akut belum perlu dilakukan walaupun kadar kreatinin klirens menurun atau kadar urea nitrogen meningkat diatas normal.

B. Hemodialisis Kronis 1) Kreatinin klirens turun dibawah 10 ml/menit/1,73m2 atau 0,1-0,15 ml/menit/kgBB. 2) Dialisis dapat dilakukan lebih awal bila ditemukan osteodistrofi ginjal, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, atau bila timbul komplikasi akut (hiperkalemia yang tidak terkontrol, kelebihan cairan, gagal jantung bendungan, perikarditis, ensefalopati uremik, dan neuropati uremik).

Tabel 1. Indikasi dialisis pada chronic kidney disease Ensefalopati uremik atau neuropati Perikarditis atau pleuritis Kelebihan cairan yang tidak dapat diatasi dengan diuretik Hipertensi yang tidak berespons terhadap pengobatan Hiperkalemia persisten, asidosis metabolik, hiperkalsemia, hipokalsemia, atau hiperfosfatemia yang tidak berespons terhadap pengobatan Malnutrisi atau penurunan berat badan Mual dan muntah persisten Sumber: Rubin, NT.

4. KONTRAINDIKASI Menurut Thiser dan Wilcox, kontra indikasi dari hemodialisa adalah hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan sindrom otak organik. Sedangkan menurut PERNEFRI kontra indikasi dari hemodialisa adalah tidak didapatkan akses vaskuler pada hemodialisa, akses vaskuler sulit, instabilitas hemodinamik dan koagulasi. Kontra indikasi hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit alzheimer, demensia multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut

5. Persiapan Alat/Mesin A. Komponen utama dalam proses dialisis adalah: 1) Darah : dalam proses hemodialisis darah terbagi menjadi 2 yaitu darah sistemik yang berada dalam tubuh pasien dan darah ekstrakorporal yaitu darah yang berada diluar tubuh pasien/berada di mesin.

2) Dializer : merupakan ginjal buatan dimana berbentuk tabung yang didalamnya terdapat membran semipermeabel untuk komponen darah dan cairan dialisat, berguna untuk menyaring darah(komponen darah) pasien. 3) Cairan Dializat : cairan acid dan bikarbonat sebagai cairan yang membantu dalam proses pemisahan komponen darah dalam dializer. B. Setting mesin 1) Perlengkapan : a. Mesin hemodialisis b. Listrik c. Air yang dimurnikan (reverse osmosis/RO) d. Saluran pembuangan (drainage) e. Cairan dialisat (acid dan bikarbonat) 2) Prosedur kerja a. Hidupkan Waler Trap yang sudah disambungkan dengan mesin HD. Pastikan selang pembuangan air dari mesin HD masuk ke saluran pembuangan. b. Hidupkan mesin dengan cara menekan tombol ON yang ada dibelakang mesin c. Masukkan selang dializat merah ke derigen merah (acid) dan selang dialisat biru ke derigen biru (bicarbonat), bila telah menggunakan bicarbonat sekali pakai (bigbag/powder untuk mesin tertentu) maka selang biru tidak dipakai. d. Tekan tombol dialisis dari preparation, tombol bypass akan menyala, tunggu 5-10 menit. Jika bypass sudah mati, mesin siap pakai. 3) Persiapan Alat a. Arterial Venos Blood Line (AVBL) terdiri dari: (1)Arterial Blood Line ( ABL) adalah line plastik yang menghubungkan line akses vaskuler tubuh pasienke dializer(warna merah diatas) disebut inlet yang ditandai dengan warna merah. (2)Venous Blood Line (VBL) adalah line plastik yang menghubungkan darah dari dializer ke akses vaskuler pasien disebut bdengan outlet dengan warna biru(posisi bawah). Bagian dari AVBL adalah konektor yang runcing, segmen pump, tubing arterial, venous pressure, tubing udara, buble trap(mengontrol udara dan

cairan yang masuk), tubing infus, tubing obat, pot darah/heparin, tubing heparin. b. Dializer/ginjal buatan adalah alat dimana proses dialisis terjadi dalam 2 ruang/komponen, yaitu: (1) Komponen darah yaitu ruangan yang berisi darah. (2) Komponen dializat yaitu runagan yang berisi dializat. Kedua komponen tersebut dipisahkan oleh membran semipermeabel. Dializer memiliki 4 lubang atas dan bawah untuk akses inlet dan outlet serta lubang samping untuk dializat. c. Infus set digunakan untuk menghubungkan NaCl 0,9% dengan AVBL dan komponen darah pada dializer. d. NaCl 0,9% 4 flabot berfungsi untuk preming dan membersihkan zat-zat sterilan. e. Heparin berguna untuk antikoagulan: (1) Dosis sirkulasi : 5000 IU (2) Dosis awal : 1500 IU dalam 10 cc NaCl, dimasukkan ke dalam AVL (3) Dosis continous : 1500 IU dalam 15 cc NaCl, dialirkan di syringe pump. f. Lidocain spray berguna untuk anestesi tempat penusukan. g. Spuit 1 cc(1), 20 cc(1), 10 cc(1) untuk pemberian heparin. h. Jarum pungsi/AV fistula adlaah jarum yang dipakai saat melakukan akses vaskuler. AVF merah untuk akses arteri dan biru untuk akses vena. Sebelum ditusuk selang jarum diberi heparin untuk antikoagulan. i. Gelas ukur untuk mengukur volume preming. j. Timbangan badan untuk menimbang BB pre dan post Hd k. Lembar monitoring untuk memonitor proses dialisis berisi: (1) Jam : jam dimulai, selama dialisis, dan akhir (2) UFG : jumlah darah yang akan dicuci. (3) UFR : kecepatan proses dializer. (4) QB : kecepatan lairan proses HD dalam blood line. (5) VP : tekanan vena selama dialisis. (6) Temp. : suhu dializer saat proses HD (7) Cond.k : keseimbangan asam dan bikarbonat untuk dialirkan ke dializer (normal 13-14).

l. Bak instrumen berisi duk, kassa steril, pinset, handscoon steril m. Betadine dan alkohol untuk desinfektan.

4) Prosedur kerja a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. b. Memakai handscoon dan masker. c. Setelah semua alat tersambung (seperti yang dijelaskan diatas) selanjutnya dilakukan pemasangan dializer dan dilakukan preming. (1) Dializer baru a) Tempatkan dializer pada holder, pada proses awal biru berada di atas. b) Sambungkan ABL dengan dializer berwarna merah. c) Sambungkan VBL dengan dializer berwarna biru. d) Hubungkan NaCl melalui infus set ke ABL, yakinkan infus set bebas dari udara. e) Buka semua klem kecuali pada ujung ABL. f) Lakukan pengisisn/pembilasan dengan memberikan tekanan pada VBL dializer dengan cara ditepuk. g) Teruskan priming sampai habis 1 flabot, preming berguna untuk menghilangkan udara dan renalin dalam dializer. Setelah habis 1 flabot amtikan pompa dan ganti infus baru. Klem ujung VBL kemudian hubungkan ABL dengan VBL dengan konektor, balik dializer, merah diatas biru dibawah. h) Bila bypass pada alat sudah berhenti, maka lakukan shocking pasangkan konektor dializer biru ke biru dan merah ke merah. Sebelumnya matikan bypass terlebih dahulu, setelah terpasang hidupkan bypass lagi dan mesin dengan sendirinya melakukan soaking. i) Setelah soaking lakukan preming dengan 2 flabot NaCl dan pastikan udara hilang. j) Setelah selesai preming maka sambungkan ABL dan VBL dan lakukan sirkulasi heparin 5000 IU dan pompa dengan kecepatan ±100 ml/menit.

k) Tunggu sebentar sampai 10-15 menit dan siapkan heparin continous 1500 IU dalam 15 cc NaCl dan sambungkan dengan konektor. l) Alat siap dipakai dan bereskan yang tidak perlu. (2) Dializer Reuse a. Buang renalin/formalin yang ada di dialyzer baik dari kompartemen darah maupun dari kompartement dialyzer. b. Setelah renalin dalam dialezer telah terbuang semua, tempatkan dializer pada holder dan tahap-tahap selanjutnya sama dengan tahap dializerv baru.

5) Persiapan pasien a. Setelah mesin dan alat hidup / sudah siap maka blood line stop disambungkan ke pasien. Jangan lupa untuk selalu cuci tangan dan memakai APD (Handscoon dan masker) b. Persiapan pasien meliputi : (1) Identitas pasien (2) Riwayat penyakit (3) Keadaan umum pasien (4) Keadaan fisik (TTV, BB, edema, data lab, data intradialisis)

Sumber : https://www.pdfcoke.com/doc/213990522/Persiapan-Alat-HD https://www.pdfcoke.com/doc/76651767/Indikasi-HD

Related Documents

Nurul Silabus.docx
June 2020 25
Nurul Hidayah
April 2020 41
Nurul Awaliah.pdf
October 2019 45
Nurul Pancasila
June 2020 24
Nurul Aisyah.docx
December 2019 41
Nurul Ambianti
May 2020 37

More Documents from "Monalmahdali"