ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
Sepanjang kehidupan, manusia tidak dapat terlepas dari perubahan yang dapat mempengaruhi responsnya. Perubahan dapat menimbulkan kehilangan yang mempengaruhi respons individu. Kehilangan dapat diantisipasi atau diduga,tetapi ada pula kehilangan yang tidak
dapat
diduga.
Contoh
kehilangan
yang
dapat
diantisipasi
adalah
proses
pertumbuhab,yakni setelah masa balita,akan tiba masa sekolah dan kehilangan masa balita,selanjutnya akan kehilangan masa balita saat tiba masa sekolah,dan seterusnya. Contoh kehilangan yang tidak dapat diantisipasi adalah kebakaran rumah, banjir, dan bencana lain. Bangsa indonesia baru saja mengalami kehilangan yang tidak dapat diantisipasi, yaitu gempa bumi,tsunami,dan berbagai bencana lainnya, seperti banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan berduka nasional. Berduka dialami oleh mereka yang menjadi korban langsung dan korban tidak langsung. Respons berduka karena kehilangan yang dialami oleh korban dan keluarganya dapat dipelajari. Respons berduka membutuhkan tindakan keperawatan. Dalam bagian ini, kita akan mempelajari tentang konsep kehilangan dan respons berduka yang merupakan bagian dari masalah psikososial. Pengkajian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Dapat dikatakan bahwa kehilangan adalah suatu kondisi ketika seseorang mengalami kekurangan sesuatu yang sebelumnya ada,misalnya kematian orang yang dicintai dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Berduka adalah respons individu terhadap kehilangan. Sumber kehilangan yang dapat diidentifikasi, adalah sebagai berikut : 1. Kehilangan orang yang dicintai, misalnya perpisahan,perceraian,kematian. 2. Kehilangan aspek diri (biopisikososial), misalnya kehilangan fungsi tubuh (biologis), kehilangan peran sosial (pekerjaan,kedudukan). 3. Kehilangan objek eksternal, misalnya kehilangan uang/harta benda,rumah,hewan kesayangan. 4. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal.
Tabel 2-1 Respons berduka terhadap kehilangan. TAHAP 1. Mengingkari
:
RESPONS PERILAKU Menolak mempercayai bahwa kehilangan terjadi.
mengingkari kenyataan
Contoh :
yang ada
-
“ tidak,berita itu tidak benar, anak saya nanti juga akan kembali, mungkin sekarang belum mau pulang saja.”
-
“ saya tidak apa-apa, dokter salah periksa. Untuk apa saja mengikuti anjurannya?”
2. Marah
:
individu
mencari
yang
dalam
salah
peristiwa
kematian.
Pasien atau keluarga langsung marah terhadap berita kehilangan.
Contoh : -
“ jangan suka bawa berita yang tidak benar kalau tidak tahu pasti.”
3. Tawar-menawar keinginan
:
-
“jangan bicara, itu!”
-
“ tuhan tidak adil”
Meminta
menunda
perundingan
(menawar)
untuk
menghindari kehilangan
realitas kehilangan.
Contoh : -
“ kenapa saya mengizinkan pergi?”
-
“ kalau saja dia di rumah, tentu dia tidak kena bencana itu.”
-
“ kalau saja saya dulu berobat atau kontrol secara teratur,mungkin...”
4. Depresi
:
kenyataan
tidak dapat dipungkiri
Berkabung yang berlebihan
Tidak dapat melakukan apapun
Bicara sesuka hati
Menarik diri,tremenung
Sedih, menangis Contoh : -
“ iya. Saya tidak mau anak saya pergi lagi.”
-
“makan tidak makan kumpul saja dirumah “
-
“ biar saja, tidak perlu berobat,nanti juga sembih.”
-
“ tidak usah bawa ke rumah sakit, suadah nasib saya”
5. Penerimaan :berusaha menerima dan adaptasi
Mulai menerima arti kehilangan.
Tidak bergantung pada individu yang mendukung.
Mulai membuat perencanaan. Contoh : -
“ Ya allah yang maha segalanya, semua terjadi atas kehendak-Nya.”
-
“ hidup sehat itu penting, mencegah lebih baik daripada mengobati.”
-
“ ya, akhirnya saya harus dioperasi.”
-
“ apa yang harus saya lakukan supaya saya cepat sembuh?”
Respons berduka normal pada individu yang mengalami kehilangan. Saat ini banyak individu berduka berkepanjangan karena tidak mendapatkan tindakan keperawatan pada saat berduka sesuai dengan tahap respons yang dialami. Apabila tahap respons ini dapat diatasi sampai pasien dapat menerima kehilangan atau memasuki tahap penerimaan, disfungsi berduka yang berkepanjangan mungkin tidak terjadi. Lama proses berduka sangat individual dan dapat terjadi sampai beberapa tahun. Fase akut berduka biasanya berlangsung 6-8 minggu dan penyelesaian respons kehilangan atau berduka secara menyeluruh memerlukan waktu 1 bulan sampai 3 tahun. Tanda dan gejala kehilangan, adalah sebagai berikut : 1. Ungkapkan kehilangan. 2. Menangis. 3. Gangguan tidur. 4. Kehilangan nafsu makan. 5. Sulit berkonsentrasi.
6. Karakteristik berduka yang berepanjangan, yaitu sebagai berikut : a. Mengingkari kenyataan kehilangan terjadi dalam waktu yang lama. b. Sedih berkepanjangan. c. Adanya gejala fisik yang berat. d. Keinginan untuk bunuh diri. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang tidak dapat ditegakkan : Duka cita. Tindakan keperawatan Untuk mencegah terjadinya berduka yang berkepanjangan, perawat melakukan intervensi yang adekuat pada pasien yang mengalami kehilangan. Pasien yang dapat melalui tahap berduka pada akhirnya memasuki tahap penerimaan dan dapat mengakhiri proses berduka. Tujuan tindakan keperawatan untuk pasien dengan kehilangan dan berduka, adalah pasien mampu melalui proses berduka dan menerima kehilangan. Tindakan keperawatan untuk pasien dengan kehilangan dan berduka dapat dilihat pada Tabel 2-2. Tabel 2-2 tindakan keperawatan untuk pasien dengan kehilangan dan berduka. TAHAP Mengingkari
TINDAKAN KEPERAWATAN Jelaskan proses berduka.
Beri
kesempatan
kepada
pasien
untuk
mengungkapkan perasaannya.
Secara verbal dukung pasien, tetapi jangan dukung pengingkaran yang dilakukan.
Jangan bantah peningkaran pasien, tetapi sampaikan fakta.
Marah
Contoh : “pemakaman dilakukan pukul 15.00 ini.”
Duduk disamping pasien.
Teknik komunikasi diam dan sentuhan.
Perhatikan kebutuhan dasar pasien.
Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa
melawan dengan kemarahan.
Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa marah
adalah
respons
yang
normal
karena
merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan.
Fasilitasi
ungkapkan
kemarahan
pasien
dan
keluarga.
Hindari
menarik
diri
dan
dendam
karena
pasien/keluarga bukan marah pada perawat.
Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi kemarahannya.
Tawar-menawar
Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan rasa takutnya.
Dengarkan dengan penuh perhatian.
Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa bersalah dan ketakutan yang tidak rasional.
Depresi
Berikan dukungan spiritual.
Identifikasi tingkat depresi dan bantu mengurangi rasa bersalah.
Berikan
kesempatan
kepada
pasien
untuk
mengekspresikan kesedihannya.
Beri dukungan nonverbal dengan cara duduk disamping pasien dan memegang tangan pasien.
Hargai perasaan pasien.
Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering timbul.
Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif yang masih di miliki.
Penerimaan
Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Bantu keluarga dan teman pasien untuk dapat mengerti penyebab kematian.
Jika keluarga mengikuti proses pemakaman, hal
yang dapat dilakukan adalah ziarag (menerima kenyataan), melihat foto-foto proses pemakaman.
Urus surat-surat yang diperlukan, seperti pensiun, menutup buku tabungan.