HASIL UTAMA RISKESDAS 2018 Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 1
LATAR BELAKANG • Untuk penetapan kebijakan strategis (RPJMN, Renstra) dan perencanaan program diperlukan data status kesehatan dan determinannya yang diukur di masyarakat • Untuk melihat trend keberhasilan pembangunan kesehatan dibutuhkan Riskesdas secara serial 5 tahunan • Riskesdas banyak dipakai sebagai bahan penyusunan kebijakan baik oleh Kemenkes, Bappenas, TNP2K, dan K/L Lainnya, termasuk Pemerintah Daerah • Riskesdas juga dipergunakan untuk melihat perkembangan IPKM 2
TUJUAN • Menilai perubahan indikator terkait derajat kesehatan tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota • Menilai perubahan indikator determinan derajat kesehatan (Yankes, Lingkungan, Perilaku) tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota • Menilai perubahan Indeks (IPKM) hasil pembangunan kesehatan tingkat kabupaten/kota
3
KERANGKA KONSEP Akses Pelayanan Kesehatan, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Pelayanan Kesehatan Ibu, bayi dan Anak, Pengobatan, Jaminan Kesehatan* YANKES Perilaku berisiko (merokok, minuman beralkohol, aktifitas fisik, konsumsi buah-sayur), perilaku higienis, pengetahuan HIV
PERILAKU
PM, PTM,Keswa, cedera, disabilitas, gigi-mulut, Status gizi, kesehatan balita, remaja putri, maternal, lansia
BIOMEDIS
RDT malaria, Hb, Glukosa darah, kolesterol*, Trigeliserida*
LINGKUNGAN Limbah, rumah/permukiman, sampah, pencemaran, Jamban, Air* DEMOGRAFI, SOSIAL EKONOMI*
* Susenas
* sedang dilakukan pemeriksaan 4
METODE PENELITIAN Disain dan Lokasi • Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPS • Populasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di Indonesia SAMPEL RUTA RISKESDAS 2018 = RUTA SUSENAS 2018 MARET 5
SAMPEL RISKESDAS: 2007, 2010, 2013, 2018 Unit
RKD 2007
RKD 2010
RKD 2013
RKD 2018
Sampel Rumah tangga
280.000
70.000
300.000
300.000
Kabupaten
Provinsi
Kabupaten
Kabupaten
Unit sampel
BS
BS
BS
BS
Jumlah BS
18.000
2800
12.000
30.000
Sama dgn Susenas
Independen
independen
Sama dg Susenas
16
25
25
10
Representasi
Pemilihan Sampel BS Jumlah Ruta per BS
6
STATUS GIZI
7
PROPORSI STATUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA, 2007-2018 2007
2013
2018
13.0 13.9 13.8 5.4
5.7
• 2013: Gizi Kurang dan Buruk 19.6% • 2018: Gizi Kurang dan Buruk 17.7%
3.9
Gizi buruk
Gizi Kurang
Balita gizi buruk dan gizi kurang Target Riskesdas RPJMN 2019 2018
17.7%
VS
17%
8
⋆ Gizi Buruk: BB/U<-3SD
2013
Indikator berat badan menurut umur (BB/U):
⋆ Gizi Kurang: BB/U ≥ -3SD s/d <-2SD
2018
Nusa Tenggara Timur
19.6
Nusa Tenggara Barat
Gorontalo
Maluku
Sulawesi Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat
Aceh
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Maluku Utara
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah
Sumatera Utara
Papua Barat
Sumatera Barat
15
Riau
25
INDONESIA
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
Kalimantan Utara
Jawa Tengah
Jawa Timur
Papua
Banten
Lampung
Jambi
DI Yogyakarta
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
DKI Jakarta
Jawa Barat
Bengkulu
10
Bali
20
Kepulauan Riau
35
PROPORSI STATUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2013-2018 33
30
29,5
15.6
17.7
5
13
0
9
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK PADA BALITA, 2007-2018 2007
2013
2018
18.0 19.2 19.3
18.8 18.0
• 2013: Sangat pendek dan pendek 37.2% • 2018: Sangat pendek dan pendek 30.8%
11.5
Sangat Pendek
Pendek
Balita gizi sangat pendek dan pendek Riskesdas 2018
Target RPJMN 2019
30.8% (balita) VS 28% (baduta)
10
⋆ Sangat pendek : TB/U<-3SD
2013
Papua
Jawa Timur
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sumatera Utara
Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U):
⋆ Pendek: TB/U ≥-3SD s/d <-2SD
11
30
27.5
Sulawesi Barat
Aceh
Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah
Maluku
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
2018
Sumatera Selatan
Maluku Utara
Jawa Tengah
Jawa Barat
INDONESIA
20
Jambi
Sumatera Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Tenggara
Bengkulu
Papua Barat
Riau
Lampung
Kalimantan Utara
Banten
Sulawesi Utara
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Bali
DI Yogyakarta
10
DKI Jakarta
60
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2013-2018 51.7
50
40
37.2 42.6
30.8
17.7
0
0
Indikator tinggi badan menurut umur (TB/U): •Sangat pendek : TB/U<-3SD •Pendek : TB/U ≥-3SD s/d <-2SD
29.9
12.8
• INDONESIA: sangat pendek dan pendek 29.9% • 18 provinsi dengan prevalensi tinggi (30% - <40%)
12
Aceh
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara…
Kalimantan Tengah
Papua
Sulawesi Selatan
Jawa Timur
Jawa Tengah
Sumatera Utara
Maluku Utara
Maluku
Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
Jambi
18
Papua Barat
Pendek
Kepulauan Riau
25
Kalimantan Timur
35
INDONESIA
Sumatera Selatan
Jawa Barat
40
Bengkulu
Sumatera Barat
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Lampung
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Nusa Tenggara…
Riau
Bali
Bangka Belitung
5
Banten
10
DI Yogyakarta
15
DKI Jakarta
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK PADA BADUTA MENURUT PROVINSI, 2018 Sangat pendek
19
30
17.1
20
9.2
18.9
PROPORSI STATUS GIZI KURUS DAN GEMUK PADA BALITA, 2007-2018 2007
2013
2018
2007
12.2
7.4
2013
2018
11.9 8.0
3.5
Sangat kurus
Kurus
Gemuk
• 2013: Sangat kurus dan kurus 12.1% • 2018: Sangat kurus dan kurus 10.2%
13
2013 2018
Indikator berat badan menurut tinggi badan (BB/TB):
14
Nusa Tenggara Barat
Gorontalo
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Maluku
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Timur
Papua Barat
Riau
Sumatera Utara
Jambi
Maluku Utara
Sulawesi Tenggara
Aceh
Sumatera Selatan
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Lampung
Sulawesi Barat
Banten
Papua
INDONESIA
DKI Jakarta
Sulawesi Selatan
Bangka Belitung
Sulawesi Utara
Jawa Timur
Jawa Tengah
Jawa Barat
Bengkulu
Kalimantan Timur
Bali
Kalimantan Utara
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
PROPORSI STATUS GIZI KURUS DAN SANGAT KURUS PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2013-2018 14.4
12.1 11.9
10.2
4.6
⋆ Sangat kurus: BB/TB<-3SD
⋆ Kurus: BB/TB ≥ -3SD s/d <-2SD
15
0
3.3
In ( dikator berat badan menurut tinggi badan BB/TB): •Gemuk BB/TB >2SD
2013
Bali
20
Papua
Sumatera Selatan
Jambi
Bengkulu
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Jawa Timur
Kepulauan Riau
Sumatera Utara
Aceh
Jawa Barat
5
Banten
15
INDONESIA
Kalimantan Barat
Bangka Belitung
DKI Jakarta
Papua Barat
Riau
Sulawesi Utara
Kalimantan Utara
Jawa Tengah
Lampung
Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Sulawesi Barat
Gorontalo
Sumatera Barat
Maluku
DI Yogyakarta
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tengah
10
Nusa Tenggara Barat
25
PROPORSI STATUS GIZI GEMUK PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2013-2018 15
11.8
8.5 13.2
8
2018
• INDONESIA: gemuk 8% • 13 provinsi dengan prevalensi gemuk di atas prevalensi nasional
16
PROPORSI PEMBERIAN PMT PADA BALITA 6-59 BULAN, 2018
Balita mendapat PMT
Balita mendapat PMT program • 0-30 bungkus • 31-89 bungkus • ≥90 bungkus
= 97.1% = 2% = 0.9%
16
Nusa Tenggara Timur
17.3 Maluku
60
Maluku Utara
Sulawesi Tenggara
Papua Barat
Papua
DI Yogyakarta
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tengah
Jawa Tengah
Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Jawa Timur
20
Sulawesi Barat
Wanita Tidak Hamil
INDONESIA
30
Kepulauan Riau
Sumatera Barat
Banten
Sumatera Selatan
Kalimantan Barat
Jambi
Jawa Barat
Lampung
70
Sulawesi Utara
Sumatera Utara
Bali
Gorontalo
1.7
Bangka Belitung
0
DKI Jakarta
14.4
Riau
40
Kalimantan Timur
50
Bengkulu
10
Aceh
Kalimantan Utara
PROPORSI RISIKO KURANG ENERGI KRONIS PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT PROVINSI, 2018
80
Wanita Hamil
32.5
KEK WUS:
RKD 2013: WUS hamil 24.2%, WUS tidak hamil 20.8% RKD 2018: WUS hamil 17.3%, WUS tidak hamil 14.5%
14.5 36.8
Indikator KEK: lingkar lengan atas wanita usia subur 15-49 tahun < 23.5 cm
17
PROPORSI RISIKO KURANG ENERGI KRONIS PADA WANITA USIA SUBUR, 2007-2018
46.6
38.5 31.3
2007
36.3
33.5 30.9
2013
30.6
30.1 23.8 23.3
23.3 18.2
20.9 16.1 16.7
19.3
21.4
20.7 17.6
17.3
13.1 13.5 12.7 12.3
13.6 10.2
8.4
12.6
11.1
11.3
Tidak hamil
15-19
Hamil
Tidak hamil
20-24
Hamil
Tidak hamil
25-29
Hamil
Tidak hamil
30-34
Hamil
35-39
8.1
7.9
Tidak hamil
11.8
10.7
10.3
8.5 8.9 6
Hamil
2018
6.5
Hamil
6
5.2 5.6
Tidak hamil
40-44
Hamil
Tidak hamil
45-49
Umur dalam tahun
18
PROPORSI PMT YANG DIPEROLEH IBU HAMIL, 2018
Ibu hamil (bumil) mendapat PMT
Bumil mendapat PMT program
• 0-30 bungkus = 92% • 31-89 bungkus = 5.9% • ≥90 bungkus = 2.1%
19
CAKUPAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) YANG DIPEROLEH REMAJA PUTRI DAN IBU HAMIL, 2018 Remaja putri mendapat TTD
Remaja putri mendapat TTD di sekolah
Ibu hamil mendapat TTD Jumlah TTD diperoleh Mendapat ≥90 butir
Mendapat <90 butir
KONSUMSI TTD REMAJA PUTRI • < 52 butir = 98.6 • ≥ 52 butir = 1.4
TD KONSUMSI T IBU HAMIL • < 90 butir = 61.9 • ≥ 90 butir = 38.1
20
PROPORSI ANEMIA IBU HAMIL, 2018 Anemia ibu hamil menurut umur 60
48.9
50 40
24
37.1 33.6
30
84.6
20
33.7
10 0
2013
2018
15-24 tahun 35-44 tahun
25-34 tahun 45-54 tahun
21
KESEHATAN IBU
22
PROPORSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC AKSES) PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
95.2
SDKI 2017: 98%
23
PROPORSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN K1 IDEAL PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
94.4
81.3
SDKI 2017: 82%
24
PROPORSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN K4 PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
70.0
Target Renstra 2017: 76% Hasil SDKI 2017: 77% Hasil Sirkesnas 2016: 73%
25
PROPORSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN MENURUT KOMPONEN PEMERIKSAAN YANG DITERIMA, 2018
PROPORSI TENAGA PEMERIKSA KEHAMILAN (ANC) PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN , 2018 Perawat 0% Dokter kandungan 14%
Bidan…
Ukur TB
Ukur BB
*Informasi berdasarkan kehamilan yang berakhir (lahir hidup/lahir mati) periode 1 Januari 2013 sd saat survei
Dokter umum 1%
26
PROPORSI PENOLONG PERSALINAN* PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN, 2018
28.9 1.2 6.7
93.1
Non-Nakes
62.7
Non tenaga kesehatan Dokter kandungan Dokter umum Bidan Perawat
Nakes 0.3
* Penolong persalinan berdasarkan kualifikasi tertinggi 27
PROPORSI TEMPAT PERSALINAN PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN, 2018
28
PROPORSI PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
66.7
Target Rensta Tahun 2017 = 79%
*) fasilitas kesehatan menurut PP No. 47 Tahun 2016 : RS (pemerintah dan swasta), klinik, dan praktek nakes (dokter dan bidan mandiri) 29
PROPORSI PELAYANAN KF LENGKAP PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
32.1
* KF lengkap adalah ibu bersalin yang mendapat layanan KF1, KF2 dan KF3
30
PROPORSI PENGGUNAAN KB PASCA SALIN PADA PEREMPUAN UMUR 10-54 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
59.6
31
PROPORSI KEPEMILIKAN BUKU KIA PADA IBU HAMIL*, 2018
*) Kondisi saat wawancara 32
KESEHATAN ANAK
33
PROPORSI KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (6-28 JAM SETELAH LAHIR) PADA ANAK UMUR 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
Target RPJMN tahun 2019 = 90%
34
PROPORSI KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (6-28 JAM SETELAH LAHIR) SESUAI STANDAR PADA ANAK UMUR 0-59 MENURUT PROVINSI, 2016-2018
SIRKESNAS 2016 Pemeriksaan sesuai standar: pengukuran berat badan, panjang badan, suhu tubuh, perawatan tali pusat, konseling ASI, pemeriksaan masalah pemberian ASI, konseling tanda, riwayat sakit, riwayat diare, pengecekan/pemberian HB0 dan Vitamin K
35
PROPORSI IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK USIA 12-23 BULAN, 2007-2018
70 60 50 40
Target RENSTRA tahun 2019 = 93%
59.2 57.9
SDKI 2017 = 59,4% SUSENAS KOR 2015 = 52,26%
49.2 41.6 32.1 32.9
30
2007
2013
20 9.1
10
8.7
9.2
0 Lengkap
Tidak lengkap
Tidak Imunisasi
2018
36
CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK UMUR 12-23 BULAN, 2013-2018
37
PROPORSI IMUNISASI PADA ANAK USIA 12-23 BULAN MENURUT JENIS IMUNISASI, 2013-2018
38
PROPORSI KEPEMILIKAN BUKU KIA PADA ANAK 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
39
CAKUPAN KAPSUL VITAMIN A YANG DITERIMA DALAM 12 BULAN TERAKHIR PADA ANAK 6-59 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
Sesuai standar: 6-11 bulan 1 kali; 12-59 bulan 2 kali 40
PROPORSI PENIMBANGAN BERAT BADAN PADA ANAK BALITA, 2007-2018
80 70 60 50
54.6 45.4
44.6
40
40
2013
29.1
30
21.1
20
2007
2018
10 0 Sesuai standar
Tidak sesuai standar
2007 dan 2013: 6-59 bulan; ≥ 4 kali dalam 6 bulan terakhir 2018: 0-59 bulan; ≥ 8 kali dalam 12 bulan terkahir 41
0.0 NTB Sumut Kalteng Papua Sulut Sultra Bali Banten Jambi Sumsel NTT Malut Aceh Pabar Maluku Bengkulu Sulbar Sulsel Lampung Riau Sumbar INDONESIA Sulteng Gorontalo Kalbar Kaltim Kalsel Babel Jabar Kaltara Kepri Jateng Jatim DKI DIY
PROPORSI PENGUKURAN PANJANG/TINGGI BADAN >=2 KALI DALAM 12 TERAKHIR PADA ANAK UMUR 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018 100.0
80.0
15.9
60.0
40.0
77.8
57.9
20.0
Tidak pernah 1 kali >=2kali 42
Malut Sulbar Sumut Maluku Pabar Bali Kalteng Sulsel Kaltara Sulut Kalbar Gorontalo Lampung Banten Riau Sumsel Bengkulu Babel NTT NTB Sultra INDONESIA Aceh Sulteng Kalsel Jabar Jambi Sumbar Pabar Jatim Jateng Kaltim Kepri DIY DKI
PROPORSI INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA BAYI DAN ANAK USIA 0-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
100
80
58,2
40
20
34,5
0
2013 2018
43
PROPORSI POLA PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 0-5 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
ASI eksklusif ASI eksklusif: dalam 24 jam terakhir hanya konsumsi ASI saja dan tidak mengonsumsi makanan/minuman dalam 24 jam terakhir. 44
PROPORSI KONSUMSI MAKANAN BERAGAM PADA ANAK 6-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
Mengonsumsi 4 atau lebih jenis makanan dari 7 jenis kelompok makanan dalam 24 jam terakhir
45
PERBANDINGAN INDEKS PERKEMBANGAN ANAK PADA ANAK USIA 36-59 BULAN
46
PROPORSI BERAT BADAN LAHIR <2500 GRAM (BBLR) PADA ANAK UMUR 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
Target RPJMN tahun 2019 = 8% Sirkesnas 2016 = 6,9%
Berdasarkan 56,6% yang memiliki catatan berat lahir 47
PROPORSI PANJANG BADAN LAHIR <48 CM PADA ANAK UMUR 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
Berdasarkan 47,9% yang memiliki catatan panjang lahir 48
PROPORSI UKURAN LINGKAR KEPALA SAAT LAHIR PADA ANAK UMUR 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
Berdasarkan 19,0% balita yang memiliki catatan lingkar kepala 49
PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN KESEHATAN JIWA
50
PREVALENSI ASMA PADA PENDUDUK SEMUA UMUR MENURUT PROVINSI, 2013-2018
Persen (%)
2013
4.5
2018
4.5
2.4
DIY Kaltim Bali Kalteng Kaltara Kalbar NTB Sulteng Babel Jabar Gorontalo Kalsel Jatim DKI Sulsel Banten Kepri Sultra Bengkulu INDONESIA Pabar Aceh Riau Sulut Sumbar Sumsel Papua Maluku Jateng Malut Jambi Lampung NTT Sulbar Sumut
1.0
• •
2013: wawancara semua umur berdasarkan gejala (belum ada provinsi Kalimantan Utara) 2018: wawancara semua umur berdasarkan diagnosis dokter
51
PREVALENSI KANKER BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER MENURUT PROVINSI (PER MIL), 2013-2018 2013
2.018
Permil (‰)
4,9
1,8 0,9
DIY Sumbar Gorontalo DKI Bali Sulteng Jatim Kaltara Kalsel Jateng Aceh Kepri INDONESIA Sulut Riau Sulsel Sulbar Papua Sumut Kalbar Sumsel NTT Babel Kaltim Jabar Lampung Banten Bengkulu Kalteng Jambi Pabar Sultra Malut Maluku NTB
1.4
• •
2013 : wawancara semua umur berdasarkan diagnosis dokter (belum ada provinsi Kalimantan Utara) 2018 : wawancara semua umur berdasarkan diagnosis dokter 52
PREVALENSI STROKE* (PERMIL) BERDASARKAN DIAGNOSIS PADA PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018 14.7
2013
2018
7
4.1
Kaltim DIY Sulut Kepri Kaltara Kalsel Babel Jatim DKI Kalteng Jateng Jabar Banten INDONESIA Gorontalo Sumbar Bali Sulsel Sulteng Sumsel Kalbar Bengkulu Sumut Maluku NTB Riau Sultra Lampung Aceh Sulbar Jambi Pabar NTT Malut Papua
Permil (‰)
10.9
• •
RKD 2013: wawancara berdasarkan diagnosis nakes RKD 2018: wawancara berdasarkan diagnosis dokter 53
Kaltara Malut Sultra Gorontalo Sulteng NTB Aceh Jabar Maluku DKI Bali DIY Bengkulu Kalbar Jateng Kaltim Sumbar Lampung INDONESIA Sulse Papua Sultra NTT Sumut Pabar Kepri Jambi Kalsel Kalteng Jatim Babel Sumsel Riau Banten Sulbar
Permil (‰)
PREVALENSI PENYAKIT GINJAL KRONIS (PERMIL) ≥ 15 TAHUN BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER MENURUT PROVINSI, 2013-2018
6.4 2013 2018
3.8
1.8
2.0
54
DKI
Bali
DIY
Banten
Babel
NTB
Riau
Kalsel
Jatim
Gorontalo
Bengkulu
Indonesia
Jabar
Jambi
Sulbar
Kalbar
Sumsel
Lampung
Jateng
Kaltim
Sumbar
Aceh
Sulut
Papua
Sumut
NTT
Kaltara
Sulsel
Pabar
Kalteng
Sulteng
Maluku
Kepri
Malut
Sultra
PROPORSI PERNAH/ SEDANG CUCI DARAH PADA PENDUDUK BERUMUR ≥ 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS MENURUT PROVINSI, 2018 38,7%
19,3%
2%
55
PREVALENSI PENYAKIT SENDI* PADA PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
• •
RKD 2013: wawancara berdasarkan diagnosis nakes RKD 2018: wawancara berdasarkan diagnosis dokter 56
NTT
1.5
Papua
Maluku
Sukbar
Bengkulu
Sumsel
Sultra
Lampung
Jambi
Malut
Kalteng
Kalbar
NTB
Sumbar
Kepri
Bali
2013, ≥ 15 thn
Jabar
Kalsel
Sulsel
Riau
Pabar
Sumut
INDONESIA
3.4
Jateng
Sulteng
Banten
Kaltara
Gorontalo
Aceh
Babel
Jatim
Sulut
DIY
Kaltim
DKI
Persen (%)
PREVALENSI DIABETES MELITUS BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER PADA PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018 2018, ≥ 15 thn
2.0
0.9
57
PREVALENSI DM BERDASARKAN PEMERIKSAAN DARAH PADA PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN, 2013-2018 10,9% 8,5% 8,5 6,9% 6,9 Prevalensi DM menurut konsensus Perkeni 2011 pada penduduk umur ≥ 15 tahun
2013
2018
Prevalensi DM menurut konsensus Perkeni 2015 pada penduduk umur ≥ 15 tahun
2018
58
Kriteria Diagnosis DM: Perkeni 2011 Vs 2015 Kriteria Diagnosis DM (konsensus Perkeni 2015) 1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.(B) Atau 2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram. (B) Atau 3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik (poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya). Atau 4. Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP). (B) Kriteria Diagnosis DM menurut pedoman American Diabetes Association (ADA) 2011 dan konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2011: 1) Glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl dengan gejala klasik penyerta; 2) Glukosa 2 jam pasca pembebanan ≥200 mg/dl. 3) Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl bila terdapat keluhan klasik DM penyerta, seperti banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya; 59
Kaltara Gorontalo DIY Sulteng DKI Kaltim Sulut Aceh Jabar Sumbar Jateng Sukbar Kepri Jatim Babel INDONESIA Sulsel Maluku Banten Sultra Bali Sumut Kalbar Bengkulu Kalteng Kalsel Lampung Pabar Sumsel Malut Riau NTB Jambi Papua NTT
Persen (%)
PREVALENSI PENYAKIT JANTUNG (DIAGNOSIS DOKTER) PADA PENDUDUK SEMUA UMUR MENURUT PROVINSI, 2018
2.2 1.5 0.7
60
PREVALENSI HIPERTENSI MENURUT DIAGNOSIS DOKTER, DIAGNOSIS DOKTER ATAU MINUM OBAT, DAN HASIL PENGUKURAN PADA PENDUDUK UMUR > 18 TAHUN, 2013-2018 50 40
34.1 30
25.8 2013 2018
20
10
9.4
8.4
9.5
8.8
0
D/ dokter
D/ atau makan obat
Ukur 61
62
Papua
Maluku
NTT
Sumut
Malut
Sultra
Sulbar
Sulsel
NTB
Sumsel
Sumbar
Jambi
Pabar
Jatim
Lampung
Kalbar
Jateng
Babel
INDONESIA
Kalteng
Bengkulu
Riau
Banten
Kepri
Sulteng
Aceh
Bali
Jabar
Kalsel
Gorontalo
DKI
Kaltara
Kaltim
DIY
Sulut
Persen (%)
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER PADA PENDUDUK UMUR ≥ 18 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018 13.2
Riskesdas 2013: 9.4%
8.4
4.4
63
Papua
NTT
Sumut
Maluku
Malut
Sultra
Jambi
Sumbar
Pabar
Sulbar
Sulsel
13.5
NTB
Sumsel
Lampung
Jatim
Jateng
Bengkulu
Indonesia
Kalbar
Riau
Banten
Kepri
Babel
Kalteng
Aceh
Bali
Jabar
Sulteng
DKI
Kaltara
Kalsel
DIY
Gorontalo
Kaltim
Sulut
Persen (%)
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER ATAU MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR ≥ 18 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018 Riskesdas 2013: 9.5%
8.8
4.7
Aceh Pabar Kepri Sumbar Malut Papua
44.1
Babel Sulteng Sultra Gorontalo Banten Sumut Riau Jambi Maluku Bengkulu NTB NTT
DKI Sulut Kaltara DIY Sulsel Sumsel Bali Lampung
Kaltim Jateng Kalbar Jatim Sulbar Kalteng INDONESIA
Kalsel Jabar
Persen (%)
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN PADA PENDUDUK UMUR ≥ 18 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018 Riskesdas 2013: 25.8%
34.1
22.2
RKD 2007, 2013: belum ada Kalimantan Utara 64
Kalsel Jabar Kaltim Jateng Kalbar Jatim Sulbar Kalteng INDONESIA DKI Sulut Kaltara DIY Sulsel Sumsel Bali Lampung Babel Sulteng Sultra Gorontalo Banten Sumut Riau Jambi Maluku Bengkulu NTB NTT Aceh Pabar Kepri Sumbar Malut Papua
Persen (%)
PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN PADA PENDUDUK UMUR ≥ 18 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2007-2018
44.1 2007 2013 2018
34.1 22.2
25.8
RKD 2007, 2013: belum ada Kalimantan Utara 65
PROPORSI RIWAYAT MINUM OBAT DAN ALASAN TIDAK MINUM OBAT PADA PENDUDUK HIPERTENSI BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER ATAU MINUM OBAT, 2018
32.3%
59.8 13.3% 31.3
8
91,2
54.4% 14.5
Hipertensi
Tidak
Rutin Tidak rutin Tidak minum obat
Merasa Tidak sdh sehat rutin ke
Minum obat
fasyankes tradisional
12.5 Lainnya
11.5 Sering lupa
8.1 Tidak mampu
4.5 Tidak tahan
2.0
Obat tdk ada di
beli obat efek fasyankes rutin samping obat
66
PROPORSI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESE PADA DEWASA >18 TAHUN, 2007-2018 Obese
Berat badan lebih (overweight)
21.8
13.6 11.5 14.8
8.6 10.5
2007
2013
2018
Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥25,0 s/d <27,0
2007
2013
2018
Indikator berat badan lebih dewasa yaitu IMT ≥ 27,0
67
0
Indikator obesitas dewasa yaitu IMT ≥ 27
68
Sulawesi Utara
26.2 26.4
DKI Jakarta
15
Kalimantan Timur
Papua Barat
Kepulauan Riau
Kalimantan Utara
Sumatera Utara
Maluku Utara
Gorontalo
Aceh
Riau
Bangka Belitung
Bali
Jawa Barat
Jawa Timur
Banten
25
INDONESIA
DI Yogyakarta
Sulawesi Tengah
Sumatera Barat
Jawa Tengah
Papua
Bengkulu
Maluku
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah
Sulawesi Barat
Jambi
Sumatera Selatan
Lampung
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Barat
10
Nusa Tenggara Timur
35
PROPORSI OBESITAS PADA DEWASA UMUR >18 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018
30
30.2
21.8
20
28.7 29.8
10.3
5
PROPORSI OBESITAS SENTRAL PADA DEWASA ≥15 TAHUN, 2007-2018 2007
2013
2018
31.0 26.6 18.8
2007
2013
Indikator lingkar perut wanita yaitu > 80 cm; dan pria yaitu > 90 cm
2018 69
0
Indikator lingkar perut wanita yaitu > 80 cm; dan pria yaitu > 90 cm
70
Sulawesi Utara
45
DKI Jakarta
Kalimantan Timur
Bali
Gorontalo
Sumatera Utara
Papua Barat
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Sulawesi Tengah
Sumatera Barat
Kalimantan Utara
Riau
Maluku Utara
DI Yogyakarta
Jawa Barat
Maluku
Papua
Sulawesi Selatan
35
INDONESIA
Banten
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
Aceh
Bengkulu
Kalimantan Selatan
Jawa Tengah
Sulawesi Barat
Sumatera Selatan
Lampung
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah
20
Jambi
25
Nusa Tenggara Timur
PROPORSI OBESITAS SENTRAL PADA DEWASA ≥15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018 42.5
40
31
30
19.3
15
10
5
PROPORSI KONSUMSI TEMBAKAU (HISAP DAN KUNYAH) PADA PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS, 2007-2018 Laki-laki
34.2
34.3
36.3
5.2
4.1
6.7
Riskesdas 2007
Riskesdas 2010
Total
68.1
66
65.8
65.6
Perempuan
Riskesdas 2013
62.9
32.8
33.8
2.5
4.8
Sirkesnas 2016
Riskesdas 2018
71
PREVALENSI MEROKOK PADA PENDUDUK UMUR 10-18 TAHUN, 2007-2018 10
8.8
9.1
7.2
RKD 2013 SIRKESNAS 2016 RKD 2018
5
0
Target RPJMN 2019: 5.4% (total)
72
PROPORSI KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DAN JENIS MINUMAN BERALKOHOL PADA PENDUDUK USIA 10+ TAHUN, 2018 Minuman tradisional 38.7% Ya 3.3%
Tidak: 96.7%
Whisky 3.8%
Oplosan 3.3% Anggurarak 21.6%
Bir 29.5 %
Lainnya 3.1%
73
PROPORSI KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL* PADA PENDUDUK UMUR ≥10 TAHUN MENURUT PROVINSI % 25 16
15 10
2007 2018
3.3
5 0.4
3.0
Sulut NTT Bali Gorontalo Maluku Sulteng Kalbar Pabar Malut Sulsel Sultra Sumut Papua Kaltara Kalteng Sulbar NTB Kepri INDONESIA DIY Babel DKI Kaltim Riau Banten Jateng Lampung Jatim Bengkulu Jabar Sumbar Kalsel Sumsel Jambi Aceh
0
* Dalam satu bulan terakhir.
Catatan: Struktur pertanyaan pada tahun 2018 berbeda dengan tahun 2007. Prevalensi nasional tahun 2007 sebesar 3.0. 74
*Referensi WHO: > 5 satuan standard (laki-laki) dan > 4 satuan standard (perempuan) Aceh
0.8 Jambi
Sumatera Selatan
Sumatera Barat
Kalimantan Selatan
Banten
Kep.Bangka Belitung
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah
Jawa Barat
Lampung
Bengkulu
DKI Jakarta
Riau
INDONESIA
2
DI Yogyakarta
Sulawesi Barat
Kalimantan Timur
Kepulauan Riau
Sumatera Utara
Kalimantan Barat
Kalimantan Utara
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Papua
Gorontalo
Maluku Utara
Papua Barat
Sulawesi Tengah
Maluku
Sulawesi Utara
4
Bali
Nusa Tenggara Timur
%
PROPORSI KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL YANG BERLEBIHAN* PADA PENDUDUK UMUR ≥10 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018
10
8
6
3.2 0.1
0
75
PROPORSI AKTIVITAS FISIK KURANG* PADA PENDUDUK UMUR ≥10 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018 %
100
2013 2018
80
60 47.8
33.5
40
25.2
20
26.1
* Kurang
NTT
Bali
Jatim
Bengkulu
DIY
Lampung
Jateng
Sulbar
Kalbar
NTB
Riau
Sulteng
Sulsel
INDONESIA
Kalsel
Sumut
Sulut
Papua
Gorontalo
Babel
Kalteng
Sultra
Aceh
Sumsel
Jabar
Malut
Sumbar
Kaltim
Banten
Pabar
Kepri
Jambi
Maluku
Kaltara
DKI
0
aktivitas fisik adalah kegiatan kumulatif kurang dari 150 menit seminggu 76
*kurang
Pabar
95.5
DIY
Kepri
Maluku
Kalbar
NTT
Kaltara
Malut
Sultra
Bali
Gorontalo
Sulteng
Lampung
Papua
Bengkulu
Jatim
Jateng
DKI
Sulsel
80
INDONESIA
98.2
Sulut
Kaltim
NTB
Riau
Sumut
Kalteng
Sulbar
Sumbar
Aceh
Banten
Sumsel
Babel
Jambi
Jabar
Kalsel
PROPORSI KONSUMSI BUAH/SAYUR KURANG* PADA PENDUDUK UMUR ≥5 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018
% 100
89.7
60
Riskesdas 2013: 93.5%
40
20
0
dari 5 porsi per hari 77
PROPORSI RUMAH TANGGA DENGAN ART GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA/PSIKOSIS MENURUT PROVINSI (PER MIL), 2013-2018 2013
2018
25
20
15
11
‰
7 3 2.3 0
1.7 1.3
78
PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI ART GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA/PSIKOSIS YANG DIPASUNG MENURUT TEMPAT TINGGAL, 2013-2018
2018
Pernah dipasung
31.1
31.1
31.5
Perkotaan
Perdesaan
Indonesia
Dipasung 3 bulan terakhir
79
CAKUPAN PENGOBATAN PENDERITA GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA/ PSIKOSIS, 2018 50 45 40
36.1
35 84,9
15,1
33.7
32
30
48.9
23.6
25
51.1
Berobat Rutin
Tdk rutin
20 15 10
Berobat
7
6.1
6.1 2.4
5
Tidak berobat
minum obat rutin tidak rutin
0
merasa sudah sehat
tidak rutin
Tidak
berobat mampu beli obat rutin
tidak tahan sering lupa merasa ESO
obat tidak
dosis tidak tersedia sesuai
Alasan tidak rutin minum obat 1 bulan terakhir (%)
lainnya
80
PREVALENSI DEPRESI*PADA PENDUDUK UMUR ≥15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2018 25.0
20.0
15.0
Hanya 9% penderi depresi yang minum o ta bat /menjalani pengobata medi n s.
12.3
10.0
6.1 5.0
1.8 Jambi
Lampung
Sumsel
Kepri
Kalteng
Papua
Sulbar
Jateng
Aceh
Jatim
Kalsel
Bengkulu
Bali
Maluku
DIY
Kaltara
DKI
INDONESIA
Kaltim
Kalbar
Sultra
Babel
Sulut
Riau
Pabar
Sulsel
Jabar
Sumut
Sumbar
Banten
NTB
Malut
NTT
Gorontalo
Sulteng
0.0
*berdasarkan wawancara dengan Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI) 81
PREVALENSI* GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL PADA PENDUDUK UMUR > 15 TAHUN MENURUT PROVINSI, 2013-2018 2013
2018
25
19.8 20
9.8
15
10
5
3.6
6
Jambi
Kepri
Lampung
Sumsel
Jatim
Kalteng
Bengkulu
Jateng
Kalsel
Bali
Papua
Sulbar
Aceh
Kaltim
INDONESIA
DIY
DKI
Kaltara
Riau
Sulut
Kalbar
Sultra
Babel
Pabar
Maluku
Sumut
Jabar
Sulsel
NTB
Sumbar
Malut
Banten
NTT
Gorontalo
Sulteng
0
*berdasarkan wawancara dengan Self Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20), Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ≥ 6
82
KESEHATAN LINGKUNGAN
83
PROPORSI PEMAKAIAN AIR < 20 L PER ORANG PER HARI DI RUMAH TANGGA, 2013 - 2018
84
PROPORSI PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA, 2013-2018 2013
2018
9.7 7.8
24.9
10.4
Diangkut Ditanam Dibuat kompos Dibakar Dibuang ke kali/selokan Dibuang ke sembarangan tempat
5.9 34.9 3.9 0.9
50.1
49.5
1.5 0.4
85
DKI
Kepri
Malut
Kaltim
Kaltara
Maluku
Papua
Bali
Kalsel
Banten
Kalteng
Sulsel
Babel
NTB
Pabar
Sulut
Sumsel
2013
Jabar
Sulbar
Sultra
Indonesia
60
Bengkulu
DIY
Sulteng
Sumbar
Jatim
Sumut
Jateng
kalbar
Jambi
Riau
Gorontalo
NTT
Aceh
Lampung
PROPORSI PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA DENGAN CARA DIBAKAR, 2013-2018 2018
100
90
80
70
49.5
50
40
30
20
10
0
86
KESIMPULAN • Status gizi balita membaik, namun obesitas dewasa naik (double burden masalah gizi) • Trend Yankes Ibu hamil, Ibu Nifas, Ibu bersalin membaik dibanding RKD 2013 • Yankes bayi dan anak membaik dibanding RKD 2013 • Trend PTM (DM, hipertensi, obesitas) naik dibanding RKD 2013 • Indikator GERMAS (aktivitas fisik, makan buah dan sayur, tidak merokok) belum menunjukkan perbaikan dibanding RKD 2013 87
TERIMA KASIH
88