Audit.docx

  • Uploaded by: intan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Audit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,408
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang, para profesioanal diharuskan memilii kemampuan dan keahlian khusus dalam suatu profesi, selain itu untuk menjlankan sesuatu profesi sangatlah penting adanya etika profesi. Di dalam kode etik terdapat muatan – muatan etika, yang di dalam Bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu ethos yang berarti kebiasaan atau adat, dan ethikos yang berarti perasaan batin atau kecenderungan batin yang mendorong manusia dalam bertingkah laku. Etika profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang agar sedapat mungkin terlihat praktis dan realistis. Setiap akuntan harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam menyelesaikan laporan keuangan kliennya. Dengan adanya kode etik profesi, akuntan diharapkan berprilaku secara benar dan tidak melakukan perbuatan yang melanggar aturan. Meski begitu terkadang pelanggaran tetap saja terjadi. Hal itu dikarenakan akarena kurangnya pemahaman etika secara memadahi. Oleh karena itu diperlukan adanya landasan pada standar moral dan etika tertentu, untuk mendukung profesionalisme akuntan, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sejak tahun 1975 telah mengesahkan “Kode Etik Akuntan Indonesia “ yang telah mengalami revisi pada tahun 1986 dan terahir pada tahun 1998. Dalam mukadimah Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan pentingnya prinsip etika bagi akuntan. Dengan menjadi anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin dan memenuhi segala hukum dan peraturan yang telah disarankan. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian etika professional? 2. Apa saja Prinsip-prinsip aturan perilaku professional dalam audit ? 3. Bagaimana Standar Profesional Akuntan Publik? 4. Bagaimana kode etik akuntan Indonesia? 5.

Apakah maksud dari independensi dalam profesi auditing ?

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Profesional Etika berasal dari Bahasa Yunanai yaitu dari kata ethos yang berarti “ karakter”. Nama lain untuk etika adalah moralitas yang berasal dari Bahasa Latin yaitu dari kata mores yang berarti “ kebiasaan”. Moralitas berfokus pada prilaku manusia yang benar dan salah. Jadi etika berhubungan dengan pertanyaan bagaiamana seseorang bertindak terhadap orang lainnya. tika (praksis) diartikan sebagai nilai-nilai atau norma-norma moral yang mendasari perilaku manusia. Etos didefinisikan sebagai ciri-ciri dari suatu masyarakat atau budaya. Etos kerja, dimaksudkan sebagai ciri-ciri dari kerja, khususnya pribadi atau kelompok yang melaksanakan kerja, seperti disiplin, tanggung jawab, dedikasi, integritas, transparansi dsb.Etika (umum) didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Dengan kata lain, etika merupakan ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma moral. Etika (luas) berarti keseluruhan norma dan penilaian yangdipergunakan oleh masyarakat

untuk

mengetahui

bagaimana

manusia

seharusnya

menjalankan

kehidupannya.Etika (sempit) berarti seperangkat nilai atau prinsipmoral yang berfungsi sebagai panduan untuk berbuat. Profesionalisme (professionalism), didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau orangorang professional. Messier, Glover, Prawitt, (2005: 375). Adapun menurut (Badudu dan Sutan, 2002:848). Profesi adalah pekerjaan dimana dari pekerjaan tersebut diperoleh nafkah untuk hidup, sedangkan profesionalisme dapat diartikan bersifat profesi atau memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan. Profesionalisme adalah suatu atribut individul yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Lekatompessy, 2003). Menurut E. Sumaryono (1995: 32-33), sebuah profesi terdiri dari kelompok terbatas dari orangorang yang memiliki keahlian khusus dan dengan keahlian itu mereka dapat berfungsi di dalam masyarakat dengan lebih baik bila dibandingkan dengan warga masyarakat lain pada umumnya. Istilah profesional menunjuk pada pekerjaan yang diorganisir dalam bentuk institusional, di mana para praktisi yang independen dan berkominten secara eksplisit melayani kepentingan publik, serta menawarkan jasa terhadap klien di mana jasa tersebut

secara langsung berhubungan dengan intelektualitas yang berbasis pada pengetahuan. Pengetahuan tersebut harus bersifat kompleks atau esetoris, dan adanya legitimasi sosial dalam bentuk pengetahuan yang diinstitusionalkan dan berbasis pada etika (Ivan A. Setiawan & Imam Ghozali, 2006: 4). Profesi merupakan pekerjaan yang berlandaskan pada pengetahuan (knowledge) yang tinggi atau kompleks, atau pengetahuan yang bersifat esetorik. Selama ini diargumentasikan bahwa pekerjaan akuntan memang didasarkan pada pengetahuan yang tinggi dan ini hanya bisa dilakukan oleh individu dengan kemampuan tertentu dan latar belakang pendidikan tertentu. Esetorik bermakna unik tidak semua orang dapat melakukan pekerjaan ini. Profesi berkaitan Auditing menurut (Mulyadi, 2002) “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.” Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa auditng adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi dan menyampaikan dalam bentuk laporan kesesuaian antara informasi yang diperoleh dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Proses auditing hanya dilakukan oleh seraong yang kompeten dan independen. Pengertian etika dalam auditing dapat diartikan sebagai suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen. Seorang auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan memadai mengenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecuragan. 1

1

Haryono Jusup, Auditing , 2001, Yogyakarta, YKPN, hal 89.

Etika menurut para ahli: 

Ahmad Amin, Etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk

serta apa yang seharusnya di lakukan oleh manusia, juga menyatakan sebuah tujuan yang harus di capai manusia dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk melakukan apa yang seharusnya di lakukan oleh manusia. 

Maryani dan Ludigdo, Etika sebagai perangkat norma, aturan atau pedoman yang

mengatur segala prilaku manusia, baik yang harus di lakukan dan yang harus di tinggalkan yang di anut oleh sekelompok masyarakat. 

Aristoteles, Mengemukakan etika dalam dua pengertian yaitu Terminius Tehnichus

dan Manner and Custome. Terminius Tehnichus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang di pelajari suatu tindakan manusia. Profesional menurut para ahli 

Kusnanto, Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu

pekerjaan tertentu 

Daryl Koehn, Profesional adalah orang yang memberikan pelayanan kepada klien.



Lisa Anggraeny, Profesional merupakan suatu tuntutan bagi seseorang yang sedang

mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal. 

Tanri Abeng , Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya

secara mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi. 2 Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa etika professional adalah aturan atau pedoman yang mengatur segala prilaku manusia, baik yang harus di lakukan dan yang harus di tinggalkan oleh orang yang bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya atau orang yang mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik dibidangnya.Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri,. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan. 2

www.Seputarpengertian.com/2015/10/15-pengertian -etika-menurut-para-ahli-terlengkap.html, dikutip pada tanggal 25

February 2016 pukul 15.00 WIB

Etika professional mencakup prinsip prilaku untuk orang- orang profesional yang diracang baik untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis. Oleh karena kode etik profesional antara lain dirancang untuk mendorong perilaku ideal, maka kode etik harus realistis dan dapat dilaksanakan. Kode etik berpengaruh besar terhadap reputasi serta kepercayaan masyarakat pada profesi yang bersangkutan. Kode etik berkembang dari waktu ke waktu dan terus berubah sejalan dengan perubahan dalam praktik yang dijalankan akuntan public.3 B. Ciri-ciri Profesi Agar profesi Akuntan dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya, maka harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. Profesi akuntan memiliki peranan yang sangat penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggungjawab akuntan terhadap kepentingan publik. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Dengan adanya etika profesi akuntan, maka fungsi akuntan sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis dapat dijalankan oleh para pelaku bisnis. Adapun ciri profesi menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut: 1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya. 2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu. 3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat / pemerintah 4. Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat. 5. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat. Ciri ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga berhak disebut sebagai salah satu profesi.4

3

Http://www.maribelajarbk.web.id/2015/04/pengertian-profesional-profesi.html, dikutip pada tgl 29 February 2016 pukul 13.20

WIB 4

Haryono Jusup ,Op.Cit,hlm.90

C. Prinsip-Prinsip Aturan Perilaku Professional Dalam Audit Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan meliputi 7 komponentujuh komponen tersebut terdeskripsikan sebagai berikut : 1. Tanggung jawab Dalam

melaksanakan

tanggung

jawabnya

sebagai

profesional

CPA

harus

menggunakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua aktifitasnya. Sebagaimana disebutkan dalam bab I, CPA/akuntan publik melaksanakan suatu peran penting di masyarakat. Mereka bertanggung jawab, bekerja sama satu sama lain untuk mengembangkan metode akuntansi dan pelaporan, memelihara kepercayaan publik, dan melaksanakan tanggung jawab profesi bagi sendiri. 2. Kepentingan public Wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme. Salah satu tanda yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya kepada publik. 3. Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, CPA harus melaksanakan semua tanggung jawab profesionalnya dengan integritas tertinggi. Perbedaan karakteristik lainnya dari suatu profesi adalah pengakuan anggotanya akan kebutuhan memiliki integritas. Integritas menurut CPA bertindak jujur dan terus terang meskipun dihambat kerahasiaan klien. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi. Integritas dapat mengakomodasi kesalahan akibat kurang berhati-hati dan perbedaan pendapat

yang

jujur,

akan

tetapi,

integritas

tidak

dapat

mengakomodasi

kecurangan/pelanggaran prinsip. 4. Obyektifitas Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan. 5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional Auditor dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan. Auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

6. Perilaku profesional Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya. 7. Standar teknis Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan 5

D. Standar Profesional Akuntan Publik 1.

Standar umun 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, indepedensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

2. Standar pekerjaan lapangan 1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang memadai harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan hasil audit.

3. Standar pelaporan 1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. 5

Arens, Alvin A. 2008. “Auditing dan Jasa Assurance”. Edisi Keduabelas. Jakarta : Erlangga

3) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyaktakan lain dalam laporan audit. 4) Laporan audit harus memuat penyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab auditor yang bersangkutan.

Tindakan yang dapat ditemukan dalam pengauditan : 1. Penahanan catatan klien. Menahan catatan klien setelah permintaan dilakukan atas catatan itu merupakan tindakan yang dapat didiskreditkan. 2. Diskriminasi dan gangguan dalam prakitik karyawan. Seorang anggota telah dianggap melakukan tindakan nya yang dapat didiskreditkan bila anggota tersebut melanggar hukum antidiskriminasi federal, negara bagian, atau lokal. 3. Standar tentang audit pemerintah dan persyaratan badan serta agen pemerintah. Audit atas unit pemerintahan dan penerima bantuan federal harus dilakukan sesuai dengan standar audit pemerintah, selain GAAS, kecuali laporan audit mengungkapkan alasan untuk tidak mengikuti persyaratan tersebut. 4. Kelalaian dalam penyiapan laporan atau catatan keuangan. 5. Kelalaian mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi, atau lembaga pengaturan lainnya. 6. Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian akuntan publik. Ujian akuntan publik yang seragam (Uniform CPA Examination) tidak dapat diungkapkan terhitung mulai tanggal ujian bulan Mei 1996. 7. Kelalaian mengisi SPT pajak atau membayar kewajiban pajak. 6

E. Kode Etik Akuntan Indonesia Setiap manusia yag memberikan jasa dari pengetahuan dan keahliannya pada pihk lain seharusnya memiliki rasa tanggung jawab pada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh jasanya itu. Kode Etik Akuntan Indonesia adalah pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas ecara bertanggung jawab dan obyektif. Merupakan standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan.Kode etik ini terdiri dari: 6

]https://datakata.wordpress.com/2013/12/04/etika-dalam-auditing/

1. Prinsip-prinsip; 2. Peraturan etika; 3. Interpretasi atas peraturan etika; 4. Kaidah etika. Perbedaan

antara

Kantor

Akuntan

Publik

dan

Profesional

Lainnya

Kantor akuntan publik memiliki bentuk hubungan dengan para pengguna laporan keuangan yang berbeda dengan bentuk hubungan antara kaum profesional lainnya dengan dengan para pengguna jasa mereka. Jika para pengguna laporan mempercayai bahwa kantor akuntan publik tidak memberikan suatu jasa yang ber-nilai (atau dapat mengurangi resiko informasi), maka nilai dari laporan audit dan laporan jasa atestasi lainnya yang dibuat oleh kantor akuntan publik akan berkurang dan pada gilirannya membuat permintaan akan jasa audit berkurang pula. Berbagai Cara untuk Meningkatkan Semangat Akuntan Publik agar Bertindak secara Profesional. Kemampuan para individu baik sendiri-sendiri maupun secara kelompok untuk me-lakukan gugatan hukum pada kantor akuntan publik pun memberikan pengaruh cukup besar pada cara-cara yang dilakukan oleh para praktisi dalam memperlakukan diri mereka sendiri maupun dalam cara audit mereka. 7 Tujuan dari laporan keuangan audit bagi perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Transaksi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan semakin kompleks. Walaupun sekarang ini masyarakat semakin mampu membaca laporan keuangan, tetapi mereka tetap butuh orang yang memiliki keahlian profesional untuk menguji informasi dalam Laporan Keuangan tersebut. 2. Pihak manajemen organisasi merasa perlu melakukan verifikasi kebenaran laporan keuangan, untuk meminimalisir kesalahan. 3. Menambah kredibilitas dan kinerja perusahaan melalui laporan keuangan. 4. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan. 5. Identifikasi terhadap kelemahan sistem. Semakin tingginya kepercayaan pengguna laporan keuangan maka semakin tinggi juga tuntutan independensi seroang auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan.

7

http://julisna.blogspot.com/2015/09/makalah-etika-profesi-akuntansi_30.html

Hal ini tentu saja diiring dengan etika baik seorang pemeriksa. Seorang auditor diperhadapkan dalam independensi auditor dan kepentingan auditor terhadap audit fee. Audit fee seharusnya tidak menginterfensi/mempengeruhi keputusan-keputusan dalam melakuakan pemeriksaan hingga seorang auditor mengeluarkan opini.Penelitian yang dilakukan oleh Sem Paulus Silalahi (2013) mengemukakan bahwa koefisien etika sebesar 0,744 yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara etika terhadap skeptisisme profesional auditor. Semakin tinggi tingkat kesadaran etis atau tidak etisnya tindakan yang dipakai dalam pengambilan keputusan maka akan semakin tinggi skeptisisme profesional auditor. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa etika seorang auditor menunjang kinerja auditor dalam menghasilakan kualitas audit laporan keuangan. Pelaksanaan proses auditing seorang auditor dituntut secara profesional dan independen sesuai dengan etika dan aturan yang ada. Regulasi tetang kode etik dan aturan profesional seorang auditor telah di tetapkan oleh Pasar Modal dan BAPEPAM. 8

F. Independensi Dalam Profesi Auditing Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik atas independensi auditor. ndependensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak biasa. Auditor tidak hanya harus independensi dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta ( independen in fact ) ada bila auditor benar benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bisa dalam audit, sedangkan independensi dalam penampilan ( independence in appearance ) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini. PCAOB (The United States Public Company Accounting Oversight Board) dengan kata lain, Dewan Pengawasan Akuntansi Perusahaan Publik Amerika Serikat juga menerbitkan aturan independensi tambahan yang berkaitan dengan ketentuan jasa perpajakan tertentu.

G. Aturan Etika Aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan bias dipaksakan pelaksanaannya. Isi lengkap Aturan Etika Kompartemen Akuntan Public adalah sebagai berikut: a. Independensi, integritas dan obyektivitas 8

http://lathul1007.blogspot

Independensi,

dalam

menjalankan

tugasnya

anggota

KAP

harus

selalu

mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Integritas dan obyektivitas, dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan obyektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.

b. Standar umum dan prinsip akuntansi Standar umum, anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini: 

Kompetensi professional



Kecermatan dan keseksamaan professional



Perencanaan dan supervise

Prinsip-prinsip akuntansi, anggota KAP tidak diperkenankan: 

Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau



Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

c. Tanggung jawab kepada klien Anggota (Kantor Anggota public) KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia tanpa persetujuan dari klien. d. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi. e. Tanggung jawab dan praktik lain Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan, anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya. Anggota dalam menjalankan praktik akuntan public diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

Komisi dan fee referal. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan atau menerima komisi apabila pemberian atau penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi indenpendensi dan fee referal hanya diperkenankan bagi sesama profesi. 9 Etika dalam Profesi Auditor Profesi Auditor membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut auditor untuk bersedia mengorbankan diri. Oleh karena itu profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan. Nilai-Nilai etika sangat penting dalam Auditing, Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan auditing. Banyak auditor menghadapi masalah serius karena mereka melakukan hal-hal kecil yang tak satu pun tampak mengandung kesalahan serius. 10 H. Interpretasi Aturan Etika Interpretasi aturan etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Aturan dan Interpretasi EtikaInterpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya. Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka,tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme

9

Sukrisno Agoes,Auditing,Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2004,hlm.43 10 Haryono Jusup,Op.Cit,hlm.91-105

pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.11

11

Ibid, hlm.91

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Etika professional adalah aturan atau pedoman yang mengatur segala prilaku manusia,

baik yang harus di lakukan dan yang harus di tinggalkan oleh orang yang bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya atau orang yang mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik dibidangnya. Adapun ciri-ciri profesi menurut Harahap yaitu: memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya, memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu, berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah, keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat, bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat. Kode Etik Akuntan Indonesia adalah pedoman bagi para anggota Ikatan Akuntansi Indonesia untuk bertugas ecara bertanggung jawab dan obyektif. Komposisi kode etik akuntan Indonesia terdiri dari prinsip etika, aturan etika, dan interpretasi aturan etika.

DAFTAR PUSTAKA Agoes Sukrisno,Auditing,Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2004 Jusuf Haryono,Auditing,Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2001 www.Seputarpengertian.com/2015/10/15-pengertian-etika-menurut-para-ahliterlengkap.html, dikutip pada tanggal 25 February 2016 pukul 15.00 WIB Http://www.maribelajarbk.web.id/2015/04/pengertian-profesional-profesi.html, dikutip pada tgl 29 February 2016 pukul 13.20 WIB Http://harmbati.wordpress.com/2014/11/19/perkembangan-standar-audit-dan-etika-profesiakuntansi/ dikutip pada tanggal 02 Maret 2016 pukul 06.00 WIB http://www.jtanzilco.com/blog/detail/808/slug/etika-profesional-dalam-auditing/Peraturan 503-

Komisi dan Fee Referal/Bentuk dan nama organisasi dikutip pada tanggal 027Februari2019 pukul 10.00 WIB

More Documents from "intan"

Laporan Kasus Intan.pptx
December 2019 30
Molahidatidosaa.docx
June 2020 12
Audit.docx
November 2019 29
Rizal.docx
November 2019 31