Peringkat Kabkota Berdasarkan Hasil Riskesdas

  • Uploaded by: sutopo patriajati
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peringkat Kabkota Berdasarkan Hasil Riskesdas as PDF for free.

More details

  • Words: 483
  • Pages: 3
Peringkat Kabupaten/Kota Berdasarkan Hasil Riskesdas Dari sejumlah indikator kesehatan hasil Riskesdas, dipilih 18 indikator yang prevalensinya dukup banyak sehingga bisa mewakili kabupaten/kota. Berdasarkan prioritasnya sesuai visi dan misi Depkes, indikator tersebut dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1. Indikator mutlak, dengan bobot 5, meliputi 8 indikator yaitu: 1. Prevalensi balita gizi buruk + gizi kurang 2. Prevalensi balita sangat pendek + pendek 3. Prevalensi balita sangat kurus + kurus 4. Akses terhadap air bersih 5. Akses terhadap sanitasi 6. Akses terhadap pelayanan kesehatan (jarak) 7. Penimbangan balita 8. Pemeriksaan neonatus yang ke-1 2. Indikator penting, dengan bobot 4, meliputi 6 indikator: 1. Prevalensi balita kegemukan 2. Prevalensi penyakit ISPA 3. Prevalensi penyakit diare 4. Prevalensi penyakit hipertensi 5. Konsumsi garam beryodium 6. Perilaku hidup bersih dan sehat 3. Indikator perlu, dengan bobot 3, meliputi 4 indikator yaitu: 1. Gangguan mental emosional 2. Perilaku merokok tiap hari 3. Prevalensi penyakit sendi 4. Prevalensi penyakit asma Setiap kabupaten/kota dilihat pencapaiannya pada tiap jenis indikator kesehatan tersebut, yang terbaik diberi skor 440, sedangkan yang terburuk diberi skor 1 (sesuai dengan jumlah kakbupaten/kota). Misalnya untuk indikator penimbangan balita yang rutin tiap bulan, paling tinggi adalah di Kabupaten Kepulauan Seribu (mendapat skor tertinggi yaitu 440) dan paling rendah adalah di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (mendapat skor terrendah yaitu 1). Nilai tiap indikator kesehatan diperhitungkan berdasarkan hasil perkalian antara skor kabupaten/kota dengan bobotnya. Dalam contoh di atas, pada indikator penimbangan balita, nilai untuk Kab. Kepulauan Seribu dan Kab. Maros adalah sebagai berikut: • Kab. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta = 440 X 5 = 2200 • Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan = 1 X 5 = 5 Jadi: N (Nilai tiap indikator) = S (Skor kab/kota) X B (Bobot Indikator)

Seluruh indikator kesehatan (18 indikator) dijumlahkan menjadi Total Nilai kab/kota yang bersangkutan. Jadi : TN (Total Nilai Kab/Kota) = Jumlah N (Indikator ke 1 sampai Indikator ke 18) Kemudian total nilai ini diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terrendah, dari sini ditentukan peringkat seluruh kabupaten/kota. Hasilnya, Peringkat 30 besar kabupaten/kota terbaik adalah seb agai berikut: Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Provinsi Kota Metro, Lampung Sleman, DIY Kota Bandung, Jabar Kota Yogyakarta, DIY Kota Balikpapan, Kaltim Kota Pasuruan, Jatim Sukoharjo, Jateng Kota Bitung, Sulut Kuningan, Jabar Bantul, DIY Kota Surabaya, Jatim Kota Mojokerto, Jatim Gianyar, Bali Kota Bekasi, Jabar Kota Salatiga, Jateng Kota Pematang Siantar, Sumut Kota Medan, Aumut Kota Denpasar, Bali Kota Magelang, Jateng Kota Jayapura, Papua Kota Pekalongan, Jateng Tulungagung, Jateng Kota Bengkulu, Bengkulu Kota Malang, Jatim Kota Blitar, Jatim Kota Bukittinggi, Sumbar Kota Tomohon, Sulut Kota Payakumbuh, Sumbar Kulon Progo, DIY Enrekang, Sulsel

Total Nilai 26205 25592 25339 25339 24995 24837 24689 24663 24600 24579 24452 24317 24277 24274 24266 24202 24158 24005 23971 23933 23925 23924 23902 23895 23865 23790 23669 23645 23422 23376

Related Documents


More Documents from "Susilo Wirawan"