Bab V Identifikasi Masalah.docx

  • Uploaded by: Naufal Ahmad
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab V Identifikasi Masalah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,278
  • Pages: 6
BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH STATUS HIDRASI Adriano

=

BB sebelum

x 100%

BB sebelum + BB sesudah =

59,2

x 100%

59,2 + 58,3 = 50,38%

(BAB V IDENTIFIKASI MASALAH) INTERPRETASI DATA VO2 MAX Salah satu cara untuk menilai kebugaran seseorang dalam melakukan aktifitas adalah dengan mengukur VO2 max. VO2 max adalah jumlah maksimum oksigen dalam milliliter, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan. Untuk mengetahui tingkat VO2 Max pada atlet SSB Tugu Muda, salah satu cara yang kita gunakan dalam pengambilan datanya adalah dengan metode Cooper Test. Orang yang kebugarannya baik mempunyai nilai VO2 max yang lebih tinggi dan dapat melakukan aktifitas lebih kuat daripada mereka yang tidak dalam kondisi baik. Tabel Norma Cooper Test 12 menit Usia

Sangat Baik Baik Cukup Kurang L 2700+ m 2400-2700 m 2200-2399 m 2100-2199 m 13-14 P 2000+ m 1900-2000 m 1600-1899 m 1500-1599 m L 2800+ m 2500-2800 m 2300-2499 m 2200-2299 m 15-16 P 2100+ m 2000-2100 m 1700-1999 m 1600-1699 m L 3000+ m 2700-3000 m 2500-2699 m 2300-2499 m 17-20 P 2300+ m 2100-2300 m 1800-2099 m 1700-1799 m L 2800+ m 2400-2800 m 2200-2399 m 1600-2199 m 20-29 P 2700+ m 2200-2700 m 1800-2199 m 1500-1799 m L 2700+ m 2300-2700 m 1900-2299 m 1500-1899 m 30-39 P 2500+ m 2000-2500 m 1700-1999 m 1400-1699 m L 2500+ m 2100-2500 m 1700-2099 m 1400-1699 m 40-49 P 2300+ m 1900-2300 m 1500-1899 m 1200-1499 m L 2400+ m 2000-2400 m 1600-1999 m 1300-1599 m 50+ P 2200+ m 1700-2200 m 1400-1699 m 110-1399 m Sumber : Kenneth H, Cooper, M.D. The Aerobics Program For Total Well Bantam Books, 1982:141.

Sangat Kurang 2100- m 1500- m 2200- m 1600- m 2300- m 1700- m 1600- m 1500- m 1500- m 1400- m 1400- m 1200- m 1300- m 1100- m Being. New York:

Tabel Hasil Uji Vo2 Max No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Nama Lalu Fikri Alif Wilson Lutfi Victo Fafiru Sem Dimas Andre Adriano Maulana

VO2 Max 2000 m 1900 m 1900 m 1900 m 1900 m 2000 m 1900 m 1900 m 1900 m 1900 m 2000 m 2000 m

Interpretasi Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang

Tabel Presentase Uji VO2max VO2max (ml/kg/min) Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Total

Jumlah (N) 0 0 0 0 12 12

Persentase 0,0 % 0,0 % 0,0 % 0,0 % 100 % 100 %

Berdasarkan hasil VO2max dari 12 atlet, secara keseluruhan atlet SSB Tugu Muda dikategorikan sangat kurang.

(BAB VI MASALAH GIZI) VO2 MAX

Olahraga memiliki tujuan yang bermacam-macam, ada yang bertujuan sekedar mengisi waktu luang, rekreasi, kesehatan, gengsi, atau pencapaian prestasi. Tujuan olahraga yang menginginkan tingkat kebugaran jasmani tubuh terjaga perlu adanya pengaturan strategi latihan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi tubuh. Berolahraga mempunyai peran besar terhadap tingkat kesehatan seseorang dan bagi yang tidak rajin berolahraga dapat mengakibatkan faktor risiko berbagai macam penyakit di masa yang akan dating. Kesehatan yang sempurna merupakan suatu keadaan tidak hanya bebas dari penyakit, namun memiliki kebugaran jasmani yang optimal yaitu suatu kondisi seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan memiliki cadangan kemampuan untuk hal yang bersifat gawat darurat. (1) Sepakbola merupakan suatu olahraga yang membutuhkan energi dan tingkat fokus yang tinggi, selain itu olahraga sepakbola sendiri juga dapat disetarakan dengan tingkat kebutuhan energi yang sama dengan pekerja berat. Permainan sepakbola memerlukan kebugaran jasmani yang sangat tinggi hal tersebut karena permainan sepakbola merupakan suatu jenis olahraga yang sangat cepat dan berlangsung lama, hal ini tentunya akan banyak menguras energi dan stamina tubuh.

(2)

Sebelum melakukan olahraga sepakbola sebaiknya terlebih dahulu melakukan

pemanasan agar risiko terjadinya kram otot maupun cidera dapat diperkecil. Pemanasan yang baik sekitar 5-15 menit atau sampai terjadinya peningkatan frekuensi denyut nadi dan pernapasan yang bisa ditandai dengan keluarnya keringat. (3) Olahraga sepakbola membutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang nanti akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi. Kebugaran jasmani yang prima akan berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan sirkulasi darah dan kerja jantung, peningkatan kekuatan, kelenturan, daya tahan, kordinasi, keseimbangan, kecepatan, dan kelincahan tubuh, selain itu akan berdampak pada terjadinya peningkatan kemampuan gerak secara efisien dan peningkatan kemampuan pemulihan organ-organ tubuh setelah latihan serta meningkatnya kemampuan daya respons tubuh. Permainan sepakbola menuntun setiap pemain agar selalu bergerak cepat dan tepat untuk mencari ruang kosong, merebut bola, dan mencetak gol, sehingga para pemain sepakbola wajib memiliki kebugaran jasmani yang baik agar dapat mendukung pergerakan secara efi sien dan efektif. (4)

Demi mendapatkan tingkat kebugaran jasmani yang optimal perlu memperhatikan asupan makanan yang memiliki kandungan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Manfaat dari zat gizi antara lain untuk pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi fisiologis yang normal dalam tubuh selain untuk memperoleh energi yang cukup untuk bekerja secara terus menerus. Gizi dalam olahraga terutama olahraga sepakbola profesional memerlukan tenaga ahli yang terampil untuk menjaga secara khusus intensif kebutuhan zat gizi para pemain sepakbola. Kebutuhan zat gizi atlet sepakbola pada saat latihan hampir sama dengan kebutuhan individu secara umum, akan tetapi perlu memperhatikan makanan sumber energi yang mudah dicerna untuk menghindari pencernaan masih bekerja pada saat latihan sedang berlangsung. Kebutuhan zat gizi bagi olahragawan sangat penting dan perlu mendapat perhatian serius mengingat kebutuhan energi tubuhnya lebih tinggi dibandingkan non olahragawan. Kebugaran jasmani merupakan suatu kemampuan tubuh seseorang dalam melakukan pekerjaan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas yang dimiliki seseorang agar dapat terwujud derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang sesuai harapan. Kebugaran jasmani memiliki 4 komponen dasar yaitu daya tahan jantung dan paru (kardiopulmonal), kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan serta komposisi tubuh. Kebugaran daya tahan jantung dan paru didefinisikan sebagai kapasitas maksimal untuk menghirup oksigen atau disingkat VO2 Max. Semakin tinggi VO2 Max maka ketahanan tubuh saat berolahraga juga semakin tinggi yang berarti seseorang yang memiliki tingkat VO2 Max tinggi tidak akan cepat lelah setelah melakukan berbagai aktivitas. (1) Tingkat VO2 Max yang kurang dari 50% tubuh akan bekerja secara aerob, maka lemak merupakan sumber energi utama, artinya seseorang yang memiliki VO2 Max kurang dari 50% tidak cukup cepat untuk melakukan aktivitas latihan yang lebih intensif karena sumber energi yang berasal dari pembakaran lemak tersebut. Tubuh olahragawan atau atlet harus memiliki cadangan energi yang cukup agar dapat dimobilisasikan untuk menghasilkan energi. Cadangan energi yang berupa glikogen akan di simpan dalam otot dan hati, apabila cadang glikogen dalam tubuh atlet sedikit maka atlet tersebut akan mudah lelah karena kehabisan tenaga. (5) Faktor yang berpengaruh terhadap kebugaran jasmani individu antara lain usia, jenis kelamin, genetik, status Indeks Massa Tubuh (IMT), dan aktivitas fisik, akan tetapi untuk tingkat kebugaran jasmani seorang olahragawan yang paling berpengaruh adalah usia dan status Indeks Massa Tubuh

(IMT). Seorang atlet sepakbola wajib dan harus mampu menunjukkan kekuatan, kecepatan dan daya tahan selama 90 menit permainan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sugiarto. 2012. Hubungan Asupan Energi, Protein, dan Konsumsi Suplemen dengan Tingkat Kebugaran. Semarang. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Vol.2 No.2 Tahun 2012: 94-95. 2. Laksmi, N.A. 2011. Perilaku Merokok dan Kesegaran Jasmani (VO2 max) pada Atlet Sepakbola U-21 Kabupaten Sidoarjo. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga 3. Dewi, A.S. 2010. Efek Penggunaan Suplemen Extra Joss terhadap Stamina pada Atlet Sepakbola di Divisi Utama Persatuan Sepakbola Langkat Bapor Pertamina Pangkalan Susu. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. 4. Ciptadi, Z.D. 2013. Status Kebugaran Jasmani dan Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa SSB Gama Usia 13–14 tahun. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 5. Moehji, S. 2003. Ilmu dan Gizi (2) Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Medik Indonesia. 6. Kenneth H, Cooper, M.D. The Aerobics Program For Total Well Being. New York: Bantam Books, 1982:141. Tabel 2

Related Documents

Bab V
May 2020 46
Bab V
June 2020 45
Bab V
June 2020 48
Bab V
August 2019 78

More Documents from "ratna"