Gizi Daur Kehidupan I Kasus Bayi: Ayu Tri Astuti 22030116120050 Ahmad Farid Naufal 22030116140058

  • Uploaded by: Naufal Ahmad
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gizi Daur Kehidupan I Kasus Bayi: Ayu Tri Astuti 22030116120050 Ahmad Farid Naufal 22030116140058 as PDF for free.

More details

  • Words: 2,168
  • Pages: 33
GIZI DAUR KEHIDUPAN I KASUS BAYI Disusun Oleh : Ayu Tri Astuti Ahmad Farid Naufal

22030116120050 22030116140058

Latar Belakang • Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Kebutuhan gizi bayi lebih sedikit dari kebutuhan orang dewasa, namun jika dibandingkan per unit berat badan maka kebutuhan gizi bayi jauh lebih besar dari usia perkembangan lain. Pola makan pada kelompok bayi berbeda dengan orang dewasa dikarenakan kemampuan fisiologi bayi belum berkembang secara sempurna sehingga pola pemberian makanan pada bayi harus disesuaikan dengan usianya. • Berdasarkan hal tersebut perlu diadakan asuhan pada daur bayi untuk memastikan bayi berada dalam status kesehatan fisik serta proses tumbuh kembang yang optimal.

Pemaparan Kasus • Nama orang tua

: Ny. S

• Nama

: An. H

anak

• Jenis kelamin

: perempuan

• Tangga lahir

: 6 Mei 2017

• Tempat partus

: RSND

• Jenis persalinan

: normal

• Anak ke

: 2 dari 2 bersaudara

• Jarak kehamilan

: 5 tahun

• Berat bayi saat lahir

: 2410 gram

• Panjang badan

: 45 cm

• Berat badan sekarang

: 6,2 kg

• Panjang badan sekarang

: 59 cm

• Lingkar kepala

: 41 cm

• Lingkar lengan atas

: 15 cm

• Riwayat asupan : telah melakukan IMD memberikan ASI kolostrum memberikan ASI eksklusif memberikan susu formula pada bayinya, diberikan setelah memasuki usia 6 bulan (terhitung baru 2 minggu pemberian susu formula) Saat ini Ibu S sudah mulai mengenalkan makanan pendamping ASI pada bayinya • Riwayat cek kesehatan : rutin ke posyandu sebulan sekali • Riwayat penyakit : pilek dan tidak memiliki alergi • Imunisasi yang telah diberikan : BCG, polio, dan DPT

Karakteristik/Perubahan yang Terjadi • Karakteristik Fisik An. H diketahui telah memasuki usia 6 bulan. Setelah dilakukan penimbangan, diperoleh berat badan An. H saat ini adalah 6,2 kg dengan panjang badan 59 cm, lingkar kepala 41 cm serta lingkar lengan 15 cm. • Karakteristik Motorik dan Kognitif Saat ini An. H sudah bisa tengkurap, menggulingkan badannya, tertawa, dan sudah dapat diajak bergurau. Terlihat An. H aktif menggerakan kedua tangan dan kakinya, serta merespon dengan bergumam ketika diajak berbicara oleh ibunya.

Data Penentuan Status Gizi

Data Antropometri No.

Jenis

Pengukuran

Data

Intepretasi

Keterangan

Normal : Lebih dari 48 1.

PB Lahir

45 cm

cm

Pendek

Normal : Lebih dari 2,5 2.

BB Lahir

2,4 kg

kg

Kurang

PB/U: -3,045 3.

PB Saat ini

59 cm

Pendek BB/U: -1,375

4.

BB Saat ini

6,2 kg

5.

Lingkar kepala

41 cm

Gizi Baik

Normal : 39,5-42 cm

Normal Normal : Lebih dari 12,5

6.

LILA

15 cm

cm

Normal

Usia

1 bulan

2 bulan

3 bulan

4 bulan

5 bulan

6 bulan

BB(kg)

3,4

4

5,2

5,6

5,9

6,2

Perhitungan: 6,2−7,3

BB/U : 7,3−6,5 :

−1,1 0,8

: -1,375 (Gizi Baik)

PB/U

59−65,7

: 65,7−63,5 :

−6,7 2,2

: -3,045 (Pendek)

BB/PB

: :

6,2−5,6 6,2−5,6 0,6 0,6

: 1 (Normal)

Riwayat Makan

Recall • Minum ASI 4 kali dalam sehari dengan durasi 20 menit lamanya • Makanan MP-ASI berupa makanan bubur instan yang dikonsumsi 2 kali sehari untuk 1 bungkus • Bayi juga diberikan susu formula 2 kali dalam sehari • Volume ASI tahun pertama kira-kira 600-700 ml/ 24 jam • Volume ASI :

3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑥 20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 x 24 𝑥 60

700 : 29,16 ml / hari

Analisis Food Recall • ASI Volume ASI 29,16 ml/hari Setiap 100 ml ASI mengandung : Energi 62 kkal Protein 1,5 g Lemak 3,3 g Karbohidrat 7 g Asupan zat gizi ASI An. H : Energi : 29,16 ml/100 x 62 kkal Protein : 29,16 ml/100 x 1,5 gram Lemak : 29,16 ml/100 x 3,3 gram Karbohidrat : 29,16 ml/100 x 7 gram

= 18,07 kkal = 0,44 gram = 0,96 gram = 1,84 gram

Gambar analisis ASI Nutrisurvey 2004

• Susu Formula 1 botol susu formula mengandung :

Energi

: 100 kkal

Protein : 2,1 gram Lemak

: 5,1 gram

KH

: 11,3 gram

• MP-ASI 1 porsi bubur instan mengandung: Energi : 80 kkal Protein : 3 gram Lemak : 2 gram Karbohidrat : 14 gram

Susu formula 2 kali sehari : E 200 kkal P 4,2 gram L 10,2 gram

KH 22,6 gram

• Total asupan dalam sehari Energi : 298,07 kkal Protein : 7,64 gram Lemak : 13,16 gram Karbohidrat : 38,44 gram

Data Biokimia Tidak terdapat data biokimia

Riwayat Penyakit • An. H, bayi perempuan berusia 6 bulan yang diketahui hanya memiliki riwayat penyakit pilek dan tidak memiliki alergi. • Riwayat Imunisasi yang telah diberikan pada An. H adalah imunisasi BCG, polio, dan DPT.

Kebutuhan Zat Gizi An. H

TEE

Rumus BB dari Behrman (1992) :

:

= 375 + 37,5 + 49,5 + 115,5 + 57,75 + 63,525 = 698,775 kkal

𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑏𝑙𝑛 +9 2 6+9 2

P

= 15% x TEE : 4

= 15% x 698,775 : 4 = 26,20 gram

: 7,5 kg BMR (Nelson)

L

= 50 x BBI

= 25% x TEE : 9 = 25% x 698,775 : 9

= 50 x 7,5

= 19,41 gram

= 375 Kenaikan suhu Pertumbuhan

KH

= 10% x 375

= 60% x 698,775 : 4

= 37,5

= 104,8 gram

= 12% x 412,5 = 49,5

Aktivitas

= 60% x TEE : 4

= 25% x 462

Persentase asupan dibanding kebutuhan: •

Energi

= 42,66% (Kurang) •

Protein

= 115,5 SDA

7,64

= 26,20 × 100% = 29,16% (Kurang)

= 10% x 577,5



= 57,75 Terbuang melalui feses

298,07

= 698,775 × 100%

Lemak

=

13,16 19,41

× 100%

= 67,8% (Kurang)

= 10% x 635,25 = 63,525



38,44

Karbohidrat = 104,8 × 100% = 36,67 % (Kurang)

Kebutuhan Zat Gizi pada Bayi 0-6 bulan menurut AKG

Energi (kkal)

550

Vitamin E (mg)

4

Protein (g)

12

Vitamin K (mcg)

5

Lemak (g)

34

Vitamin B1 (mg)

0,3

Karbohidrat (g)

58

Vitamin B2 (mg)

0,3

Serat (g)

0

Vitamin B3(mg)

2

Air (mL)

-

Vitamin B5 (mg)

1,7

Vitamin A (mcg)

375

Vitamin B6 (mg)

0,1

Vitamin D (mcg)

5

Folat (mcg)

65

0,4

Kalium (mg)

500

5

Mangan (mg)

-

Vitamin B12 (mcg) Biotin (mcg) Kolin (mg)

125

Tembaga (mcg)

200

Vitamin C (mg)

40

Kromium (mcg)

-

Kalsium (mg)

200

Besi (mg)

-

Fosfor(mg)

100

Iodium (mcg)

Magnesium (mg)

30

Seng (mg)

-

Natrium (mg)

120

Selenium (mcg)

5

90

Faktor Lingkungan

• Sosial ekonomi orang tua Berdasarkan data yang didapat dari ibu responden melalui wawancara, diketahui bahwa dari segi sosial dan ekonomi Ibu S dan keluarganya termasuk golongan menengah kebawah. Hal tersebut ditunjukkan dari rumah responden yang tergolong sempit, kondisi rumah kurang bersih dan tertata, pencahayaan dalam rumah yang kurang serta udara dalam rumah yang lembab. Ibu S bekerja sebagai penjaga toko klontong di depan rumahnya dan suaminya bekerja sebagai satpam. Keluarga tersebut juga membuka usaha jasa cucian motor di depan rumah. Mayoritas mata pencaharian masyarakat setempat adalah sebagai pegawai swasta dan wirausaha.

• Pendidikan dan pengetahuan orang tua Ibu S memiliki riwayat pendidikan tamat SMA. Pendidikan masyarakat setempat berbeda-beda ada yang tinggi dan ada yang rendah. Pendidikan Ibu S ini tergolong rendah, akan tetapi pengetahuan Ibu S tergolong rendah. Ketika diwawancarai dan diberikan pertanyaan kuesioner Ibu S mengerti dan mengetahui mengenai pentingnya ASI eksklusif bagi bayinya, akan tetapi di usia yang telah memasuki 6 bulan ini, An. H belum juga diberi MP-ASI. Selain itu, pada data KMS An. H tidak diketahui data berat badan pada usia 2 hingga 4 bulan setelah lahir. Hal ini perlu adanya edukasi agar An. H sudah mulai diperkenalkan pada makanan selain ASI, serta sering meninjau berat badan bayinya.

• Pelayanan Kesehatan Lingkungan tempat tinggal Ibu S berada di lingkungan dengan kemudahan akses pelayanan kesehatan. Ibu S biasanya memeriksakan dirinya ke RSND (Rumah Sakit Nasional Diponegoro). RSND memberikan kemudahan akses layanan kesehatan bagi warga Desa Banyumanik terlebih dari lokasi tempat tinggal Ibu S yang tergolong cukup dekat, apabila warga mengalami sakit yang serius maka warga akan dirujuk rumah sakit tersebut. Pemeriksaan kesehatan secara rutin yang dilakukan oleh Ibu S dan bayinya dilaksanakan di RSND

Masalah Gizi (Kerangka Sebab-Akibat) BBLR

STUNTING

Defisiensi Zat Gizi

Konsumsi MP-ASI

Frekuensi dan durasi ASI

Ketersediaan pangan

Pengetahuan

Ekonomi

Pendidikan rendah

Alternatif Pemecahan Masalah

Edukasi Gizi • Topik

: Kebutuhan dan Asupan Makanan bayi usia 6 bulan

• Tujuan

: Menambah pemahaman ibu terkait pemenuhan gizi dan makanan bagi bayinya.

• Sasaran

: Ibu

• Waktu

: 3 minggu sekali

• Tempat

: Puskesmas

• Metode

: Pelatihan dan penyuluhan

• Materi

:

a. Menjelaskan asupan zat gizi yang baik bagi bayi usia 6 bulan. b. Memberikan alternatif MP-ASI yang mudah dibuat dan diperoleh tetapi padat gizi. c. Penjelasan anjuran MP-ASI yang baik dan sesuai umur yaitu frekuensi makanan, jumlah makanan, tekstur makanan, variasi makanan, pemberian makanan, dan hygiene. d. Cara memilih bahan pangan yang baik untuk MP-ASI anak sesuai usianya dengan mempertimbangkan zat gizi nya e. Praktik membuat dan menyiapkan MP-ASI sendiri secara langsung sesuai dengan menu yang telah disusun sebelumnya

Konseling Gizi • Topik : Perkembangan Status Gizi anak • Tujuan : Memotivasi ibu dalam menjaga memperbaiki status gizi dan asupan makanan bayinya. • Sasaran : Ibu dan Keluarga • Waktu : 2 kali konseling dalam satu bulan • Tempat : Puskesmas • Metode : Wawancara, diskusi • Materi : Berdiskusi mengenai perkembangan kesehatan bayi serta kendala terkait asupan pada bayi

Rekomendasi Menu

Waktu

Menu

Berat

URT

06.00

ASI/Susu Formula

150 ml

150 ml

08.00

Bubur susu

60 g

6 sdm

11.00

Buah pisang

30 g

3 sdm

13.00

Nasi tim bayam saring

60 g

6 sdm

15.00

ASI/Susu Formula

150 ml

150 ml

16.00

Biskuit roma

30 g

3 bh

18.00

Bubur susu

60 g

6 sdm

21.00

ASI/Susu Formula

100 ml

100 ml

(22.00-06.00)

ASI/Susu Formula

100 ml

100 ml

Mitos pada Daur Kehidupan Bayi

Bayi yang dibedong dapat mencegah kaki pengkor • Sewaktu baru lahir, Ibu S mengaku membedong bayinya dengan tujuan untuk mencegah kaki pengkor pada bayinya. Hal ini terkait mitos yang disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sudah membudaya. Bedong sudah diberikan sejak bayi baru lahir, namun sampai saat ini manfaat bedong belum terbukti secara ilmiah. • Saat masih janin, gerak nafas dominan berada di daerah perut dan setelah lahir gerak nafas dominan masih di perut. Lama kelamaan gerak nafas dominan akan berada di rongga dada. Pemakaian bedong apalagi yang terlalu ketat akan membuat bayi tidak nyaman dalam bernafas. Pemakaian bedong juga bisa menyebabkan peredaran darah terganggu karena kerja jantung dalam memompa darah menjadi lebih berat, sehingga bayi sering merasa sakit disekitar paru atau jalan nafas. Akibat penekanan pada tubuh, bedong juga dapat menghambat perkembangan motorik karena tangan dan kaki bayi tidak mendapat kesempatan untuk bergerak bebas. Fenomena di masyarakat terutama di desa-desa, pemberiaan bedong sering dikaitkan dengan pembentukan tangan dan kaki bayi. • Menurut dokter spesialis tulang menyatakan bahwa secara ilmiah pemberian bedong tidak ada hubungannya dengan pembentukan kaki. Sejak didalam kandungan, tidak ada ruangan cukup untuk bayi meluruskan kaki. Bentuk kaki bayi pada saat dikandungan dalam posisi tertekuk dan pada saat lahir, namun seiring dengan waktu petumbuhan dan perkembangannya akan menyesuaikan menjadi lurus.

Menjemur bayi dipagi hari dapat mencegah penyakit kuning • Hal ini bukanlah mitos, melainkan fakta. Ikterus adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir. Semua bayi baru lahir akan mengalami proses “menjadi kuning” yang disebut sebagai ikterus neonatorum. Ikterus yang dialami oleh sebagian besar bayi baru lahir ini merupakan ikterus yang fisiologis, memiliki derajat ringan, yang terjadi karena adanya peningkatan bilirubin bebas (indirect) di dalam darah neonatus. • Bilirubin merupakan hasil metabolisme hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah merah, sel darah merah ini memiliki usia tertentu, 120 hari pada manusia dewasa, dan sekitar 70-90 hari pada neonatus. Usia sel darah merah yang pendek ini terjadi karena kondisi sel darah merah neonatus yang masih sangat muda (immature), selnya berinti besar sehingga sangat mudah mengalami hemolisis (pemecahan). Apabila mencapai masanya, sel darah merah ini akan mengalami destruksi atau pemecahan. Sebagai manifestasinya, akan terjadi akumulasi bilirubin bebas dalam darah neonatus yang umumnya akan terlihat pada kulit, lapisan mukosa lainnya, serta sklera mata. Hal ini disebabkan karena bilirubin bebas larut dalam lemak, padahal konsentrasi lemak banyak terdapat di lapisan subkutan, sehingga bilirubin akan terlarut disana dan tampak sebagai “penyakit kuning”. • Tindakan menjemur bayi kuning di bawah sinar matahari yang biasanya dilakukan oleh ibu-ibu dan juga yang dilakukan pada penelitian ini merupakan hal yang bermanfaat bagi perbaikan kondisi penderita ikterus. Karena penjemuran yang dilakukan, berdasarkan aturan aturan dari teori-teori yang pernah ada akan menimbulkan efek positif bagi penderita ikterus neonatorum fisiologis, yaitu dengan menurunkan nilai rerata tanda ikterus. Dan apabila kegiatan menjemur bayi ini tetap dilanjutkan, terutama dengan cara-cara yang benar, pada akhirnya akan terjadi kesembuhan pada penderita tersebut, dengan semakin berkurangnya tanda ikterus dan level bilirubin bebas dalam darah. Sehingga pada akhirnya nanti kadar bilirubin bebas dalam darah tetap berada dalam batas normal dan warna kuning yang tampak pada kulit mapun selaput mukosa lain akan hilang.

TERIMA KASIH 

Related Documents


More Documents from "nilna89"