Bab V

  • Uploaded by: ratna
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab V as PDF for free.

More details

  • Words: 1,056
  • Pages: 4
BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa antara masalah keperawatan pada Ny.D dengan kunjungan Antenatal Care berdasarkan teori dan kesenjangan yang didapatkan. A. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari suatu proses keperawatan, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data, seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan data sekunder lainnya meliputi, catatan, hasil pemeriksaan diagnostik, dan literatur (Deswani, 2013). Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah-masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang tepat. Keberhasilan proses keperawaan sangat tergantung pada tahap ini (Muttaqin, 2015). Pengkajian terdiri dari pengumpulan informasi subjektif dan objektif dan peninjauan informasi riwayat pasien pada rekam medik (Herdman, T. Heather & Shigemi Kamitsuru, 2015). Pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.D dilakukan pada tanggal 18 Maret 2019 keluarga pasien mengatakan pasien masuk Rumah sakit di rujuk dari RS Pinrang dengan keluhan pasien tidak sadarkan diri dan sebelumnya tiba-tiba terjatuh dirumah dan ekstremitas kanan tidak bisa di fungsikan serta beberapa jam kemudian pasien dilarikan ke RS dikarenakan tidak sadarkan diri dari 3 bulan yang lalu, pasien post of tracheostomy pada tgl 22/02/2019. Pasien ada riwayat hipertensi sejak 6 tahun lalu dengan tidak memiliki penyakit lain. Dan pada pemeriksaan , Airway

: Ada sumbatan pada jalan

napas,terdapat sputum dan adanya bunyisuaa gurgling, Breathing

: tampak pernapasan

pasien menggunakan ventilator dengan mode SIMV melalui tracheostomy dengan pengaturan bantuan ventilator 10 dengan frekuensi pernapasan 18 x/i., Circulation : TD: 140/71 mmHg, S : 37,1 C N: 85 x/menit , R : 18 x/menit. Dan diagnosa medis adalah stroke hemoragik.

Berdasarkan hasil pengkajian riwayat alasan pasien masuk RS, sesuai dengan teori tentang stroke hemoragik yang merupakan stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir menyebabkan pasien tidak sadarkan diri.. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2009). Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.

Pada kasus tersebut menunjukkan tanda gejala stroke hemoragik, dimana Ny.D di bawah kee Rumah Sakit karena tiba-tiba terjatuh dirumah dan ekstremitas kanan tidak bisa di fungsikan, dan sibebkan riwayat hipeensi 6 tahun yang lalu. B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah sebuah

label singkat, menggambarkan kondisi

pasien yang diobservasi di lapangan. Diagnosa keperawatan utama yang diangkat oleh penulis yaitu Bersihan jalan napas tidak efektif. Bersihan jalan napas tidak efektif yaitu ketidakmampuan

membersihkan

sekret

atau

obstruksi

napas

tidak

mampu

mempertahankan jalan napas tetap paten . Data-data yang mendukung adalah pasien Nampak jalan napas tidak pasten, terdengar suara napas gurgling, nampak adanya sputum yang keluar dari mulu, dan terpasang ventilator dengan frekuensi napas 18x/i Etiologi terjadinya bersihan jalan nafas tidak efektif yaitu adanya Edema jaringan otak, menyebablan Vasodilatasi vaskuler sehinnga aliran darah meningkat terjadi akumulasi darah ke daerah edema, Tekanan intrakranial meningkat adanya penekanan vaskuler serebral, Suplai O2 dan glukosa menurun. Terjadi metabolisme anaerob glukosa, Hipoksia serebral Iskemik, Nekrosis jaringan otak, Kerusakan neuron Penurunan kesadaran menyebabkan Tirah baring kemampuan paru tidak efektif mengakibatkan penumpukan akumulasi secret Diagnosa keperawatan yang kedua adalah perfusi serebral tidak efektif. Perfusi serebral tidak efekktif yaitu adanya penurunan sirkulasi darah ke otak. Data-data yang mendukung adalah pasien nampak terpasang ventilator dengan frekuensi napas 18x/i, warna kulit pucat, TD : 140/71 Nadi : 85 x/i R : 18 x/i Suhu : 36,6c. Etiologi terjadinya perfusi serebral tidak efektif yaitu adanya edema jaringan otak menyebabkan vasodilatsi vaskuer sehingga aliran darah meningkat, terjadi akumulasi darah ke daerah edema, tekanan intrakranial meningkat adanya penekanan vaskuler serebral mengakibatkan suplai O2 dan glukosa menurun, terjadi metabolisme anaerob glukosa, Hipoksia serebral, Iskemik sehingga terjadi Penurunan kesadaran Diagnosa keperawatan yang ketiga adalah gangguan integritas kulit/jaringan yaitu kerusakan kulit (dermis/epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, ligamen).

Data-data yang mendukung adalah Kesadaran pasien GCS 8 ( E2M4V2), adanya gangguan motorik , terjadi kemerahan pada area bokong, tumit dan punggung, warna luka berwarna kemerahan, terdapat luka pada kepala Etiolog terjadinya gangguan integritas kulit/jaringan yaitu adanya edema jangan otak menyebabkan vasodilatsi vaskuer, aliran darah meningkat terjadi akumulasi darah ke daerah edema, Tekanan intrakranial meningkat, menyebabkan penekanan vaskuler serebral sehingga suplai O2 dan glukosa menurun terjadi metabolisme anaerob glukosa, Hipoksia serebral Iskemik, terjadi penurunan kesadaran, tirah baring menyebabkan adanya penekanan daerah yang menonjol menyebabkan kerusakan integritas kulit/jaringan. Diagnosa keperawatan yang keempat adalah risiko infeksi. Risiko infeksi yaitu beresiko mengalami peningkatan terserang organsme patogenik. Data-data yang mendukung adalah faktor risiki terpasang trachestomi, terpasang ETT, Terpasang CVC , tampak ada luka pada area bokong, terpasang kateter dan terpasang infus Faktor risiko terjadinya infeksi dimulai adanya tindakan invasive, post of tracheastomy, luka tracheastomi media masuknya mikrooganisme seingga terjadi proses inflamasi, akumulasi monosit, makrofag, sel T helper dan fibroblas, menyebabkan pelepasan pirogen endogen (sitokin), merangsang saraf vagus, sinyal mencapai sistem saraf pusat membentuka prostaglandin otak, merangsang hipotalamus meningkatkan titik patokan suhu (setpoint). Diagnosa keperawatan yang kelima adalah defisit perawatan diri. Data-data yang mendukung adalah

pasien tampak tidak berdaya, memakai popok. bedrest total dan

rambut tampak rontok dan kusam Berdasarkan diagnosa yang diangkat yaitu nyeri maka diberikan intervensi dan diimplementasi sesuai kondisi pasien berdasarkan SIKI dan pasien tampak nyaman.

Related Documents

Bab V
May 2020 46
Bab V
June 2020 45
Bab V
June 2020 48
Bab V
August 2019 78
Bab-v
April 2020 37
Bab V
June 2020 44

More Documents from "Al"