Audit Pertemuan 6.docx

  • Uploaded by: Alan Smith Purba
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Audit Pertemuan 6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,859
  • Pages: 16
AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN:PENDAPAT AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Menurut Boynton dan Kell terdapat tiga tipe audit, yaitu: 1.

Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporanentitasdenganmaksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).

2.

Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu.

3.

Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan tahapan Audit menurut Mulyadi dan Puradiredja ada 4 yaitu:

1. Penerimaan Penugasan Audit. Di dalam memutuskan apakah suatu penugasan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu: a. Mengevaluasi integritas manajemen. b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa. c. Menentukan kompensasi untuk melaksanakan audit. d. Menilai independensi. e. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kecermatan dan keseksamaan. f.

Membuat surat penugasan audit.

2. Perencanaan Audit. Keberhasilan penyusunan penugasan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Tahapan yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya, yaitu: a. Memahami bisnis dan industry klien b. Melaksanakan prosedur analitik. c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal. d. Mempertimbangkan risiko bawaan. e. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika penugasan klien berupa audit tahun pertama. f.

Mereview informasi yang berhubungan dengan kewajiban-kewajiban legal klien.

g. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan. h. Memahami struktur pengendalian intern klien.

3. Pelaksanaan PengujianAudit. Tahap ini disebut juga tahap ”pekerjaanlapangan”. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti auditing tentang efektivitas struktur pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien. Tahap ini harus mengacu pada standar pekerjaan lapangan. 4. Pelaporan Audit. Tahap ini harus mengacu pada standar pelaporan. Dua langkah penting yang dilakukan adalah menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik kesimpulan serta menerbitkan laporan audit yang melampiri laporan keuangan yang diterbitkan klien. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai assurance service. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para auditor perlu mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Perlunya dilakukan audit indenpenden atas laporan keuangan dapat dilihat lebih lanjut pada empat kondisi berikut ini: a. Pertentangan Kepentingan. Banyak pengguna laporan keuangan yang memberikan pehatian tentang adanya pertentangan kepentingan actual ataupun potensial antara mereka sendiri dan menejemen entitas. Oleh karena itu, para pengguna mencari keyakinan dari auditor indenpenden luar bahwa informasi tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna. b. Konsekuensi. Laporan keuangan yang diterbikan menyajikan informasi yang penting dan dalam beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang digunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Oleh karena itu, para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut memuat sebanyak mungkin data yang relavan. c. Kompleksitas. Masalah akuntansi dan proses penyusunan laopran keuangan telah menjadi demikian kompleks. Standar akuntansi dan peloporan untuk sewa guna usaha, pensiun, pajak penghasilan, dan laba per saham merupakan contoh-contoh dari fakta kompleksitas yang ada saat ini. d. Keterpencilan. Para pengguna laporan keuangan, bahkan pengguna yang paling andal sekalipun menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas asersi laporan keuangan Karena adanya factor jarak, waktu, dan biaya.

A. PENDAPAT AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN ISA 700.6 menetapkan tujuan auditor dalam tahap audit, sebagai berikut: 1) Merumuskan opini atas laporan keuangan yang didasarkannya atas evaluasi terhadap kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang dikumpulkannya.

2) Memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis yang juga menjelaskan dasar dari opini tersebut. ISA 700. 34 menjelaskan bahwa laporan auditor harus memuat suatu bagian yang berjudul “Opini”. Tanggungjawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran pelaporan keuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu periode. Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya. Opini ini akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik di dalam organisasi terlebih di luarorganisasi, antara lain untuk melihat seberapa besar tingkat reliabilitas laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi tersebut. Opini audit menurut kamus standar akuntansi (Ardiyos, 2007) adalah laporan yang diberikan seorang akuntan public terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Sedangkan menurut kamus istilah akuntansi (Tobing, 2004) opini audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. ISA 700.11 menyatakan bahwa untuk merumuskan opini, auditor wajib menyimpulkan mengenai apakah auditor telah memperoleh jaminanyang memadai. wajar tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan. Kesimpulan ini akan memperhitungkan: a. Kesimpulan auditor, sesuai ISA 330, apakah bukti audit cukup dan tepat telah diperoleh b. Kesimpulan auditor, sesuai ISA 450, apakah salah saji yang belum dikoreksi, secara terpisah atau tergabung, adalah material c. Evaluasi yang diwajibkan oleh ainea 12-15 Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan ketentuan/ persyaratan yang berlaku. Evaluasi ini harus meliputi pertimbangan mengenai aspek kualitatif dari praktik akuntansi entitas itu, termasuk indikator mengenai kemungkinan bias dalam pandangan dan pemikiran manajemen (ISA 700.12). ISA

700.13

menyatakan

bahwa

auditor

wajib

mengevaluasi

apakah

dengan

mempertimbangkan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku: a. Laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang signifikan, yang dipilih, dan diterapkan b. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan yang diterapkan adalah konsisten dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan memang tepat c. Estimasi akuntansi yang dibuat manajemen adalah wajar d. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami

e. Laporan keuangan memberikan cukup pengungkapan penuh yang memungkinkan pemakai memahami dampak transaksi dan peristiwa yang material terhadap informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan f.

Terminologi dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan, sudah tepat ISA 700.14 menjelaskan bahwa evaluasi auditor mengenai apakah laporan keuangan

memenuhi syarat penyajian yang wajar akan meliputi pertimbangan mengenai: a)

Presentasi, struktur, dan isi secara keseluruhan dari laporan keuangan

b)

Apakah laporan keuangan, termasuk catatan (atas laporan keuangan), mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya, dengan cara yang mencapai penyajian yang wajar Perimbangan Dalam Merumuskan Opini Materialitas. ISA 700.35 menjelaskan bahwa ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas

laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian wajar, pendapat auditor harus, kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan, menggunakan rasa, yang dipandang ekuivalen dengan: a. Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau b. Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. ISA 700. 46, Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan, pendapat auditor harus menyatakan laporan keuangan yang dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Opini modifikasian (ISA 705) Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tidak mencapai penyajian yang wajar, auditor wajib membahas ini dengan manajemen dan tergantung pada persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana masalah itu diselesaikan, auditor wajib menentukan apakah perlu memodofikasi opini sesuai dengan ISA 705. Opini modifikasian terdiri dari 3 jenis yaitu: 1) Opini wajar dengan pengecualian a) Kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah material, tetapi tidak perpasif, terhadap laporan keuangan. contoh b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapitidak pervasif. contoh

2) Opini tidak wajar Auditor, berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat yang telah diperoleh, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah material, tetapi pervasif, terhadap laporan keuangan. contoh 3) Opini tidak menyatakan pendapat a) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dan bersifat material dan pervasif. contoh b) Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari satu ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, adalah tidak mungkin untuk merumuskan opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dengan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastiantersebut terhadap laporan keuangan. contoh Contoh Opini Auditor Contoh Bentuk Dan Isi Laporan Auditor Dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Laporan Auditor Independen (Pihak yang dituju/ Penerima Laporan) Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (“perusahaan”) terlampir, terdiri dari laporan posis keuangan tanggal 31 desember 2013, dan laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berkhir pada tanggal tersebut, serta ikhtisar kebijakan akuntanasi signifikan dan informasi penjelasan lainnya Tanggung Jawab Manajemen Atas Laporan Keuangan Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia, dan atas pengendalian intern yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penysunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung Jawab Auditor Tanggung jawab kami adalah memberikan opini atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami sesuai dengan International Standards on Auditing. Standar-standar ini mengharuskan kami mematuhi kewajiban etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh jaminan yang layak mengenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Suatu audit meliputi pelaksanaan prosedur-prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian resik mengenai salah saji yang material dalam laporan keuangan, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Dalam melaksanakan penilaian resik tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan bagi perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Pertimbangan auditor mengenai pengendalian intern ini adalah untuk merancang prosedur audit yang tepat, namun bukan

untuk tujuan memberikan pendapat mengenai efektifny pengendalian intern perusahaan. Suatu audit juga meliputi evaluasi tepatnya keijakan akuntansi yang digunakan dan kelayakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen, dan evaluasi mengenai presentasi laporan keuangan. Kami percaya bahwa kami telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian pendapat audit kami. Opini Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menunjukkan secara wajar (atau memberikan gambaran yang benar dan wajar), dalam segala hal yang material, posisi keuangan ABC pada tanggal 31 Desember 2014 serta hasilusaha dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan International Financial Reporting Standards. [tanda tangan KAP dan AP] [Tanggal laporan auditor] [Alamat auditor] Contoh Bentuk Dan Isi Laporan Auditor Dengan Opini Wajar Dengan Pengecualian Laporan Auditor Independen (Pihak yang dituju) Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (“perusahaan”) terlampir, terdiri dari laporan posis keuangan tanggal 31 desember 2013, dan laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berkhir pada tanggal tersebut, serta ikhtisar kebijakan akuntanasi signifikan dan informasi penjelasan lainnya Tanggung Jawab Manajemen Atas Laporan Keuangan Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan ini sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia, dan atas pengendalian intern yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penysunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Basis Untuk Opini Wajar Dengan Pengecualian Persediaan Perusahaan disajikan dalam laporan posisi keuangan tanggal 31 desember 2013 sebesar Rp.XX juta. Manjemen tidak menyajikan persediaan berdasarkan nilai ternedah antara biaya dengan nilai realisasi neto, melainkan berdasarkan biaya, yang merupakan peyimpangan dari standar Akuntansi keuangan di indonesia. Catatan akuntansi perusahaan menunjukan bahwa seandainya manajemen menyajikan persediaan berdasarkan nilai terendah antara biaya dengan nilai relisasi neto, persediaan akan turun sebesar RpXX juta menjadi nilai realisai netonya. Oleh karena itu beban pokok penjualan akan naik sebesar RpXX juta, serta beban pajak penghasilan badan, laba laba bersih dan ekuitas akan turun masing-masing sebesar RpXX juta dan Rp XX juta. Opini Wajar Dengan Pengecualian Menurut opini kami, kecuali untuk dampak hal-hal yang dijelsakan dalam paragraf basis untuk opini wajar dengan pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 2013, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berkhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia. [tanda tangan KAP dan AP] [Tanggal laporan auditor] [Alamat auditor]

Contoh Bentuk Dan Isi Laporan Auditor Dengan Opini Tidak Wajar Basis Untuk Opini Tidak Wajar Seperti yang dijelaskan dalam catatan x atas lapora keuangan konsolidasi perusahaan tidak mengkonsolidasi laporan keuangan PT XYZ(entitas anak perusahaan) yang diakusisi pada tahun 2013, karena Perusahaan tidak dapt memastikan nilai wajar dari aset dan liabilitas material tertentu PT XYZ pada tanggal akusisi. Oleh karena itu invesatasi tersebut dicatat berdasarkan biaya. Menurut standar akuntansi keuangan di indonesia, entitas anak tersebut seharusnya dikonsolidasi kerena entitas anak tersebut dikendalikan oleh perusahaan. Seandainya PT XYZ dikonsolidasi , banyak unsur dalam laporan keuangan konsolidasian akan terpenngaruh secara material. Dampak dari tidak dikonsolidasikannya entitas anak tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian tidak dapat ditentukan. Opini tidak wajar Menurut opini kami, karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf basis untuk opini tidak waja, laporan keuangan konsolidasian tidak menyajiakan secara wajar, posisi keuangan konsolidasian PT ABC tanggal 31 desember 2013, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun berkahir pada tanggal sesuai dengan Standar akuntansi keuangan di indonesia. [Tanda tangan KAP danAP] [Tanggal laporan auditor] [Alamat auditor] Contoh Bentuk Dan Isi Laporan Auditor Dengan Opini Tidak Menyatakan Pendapat Opini Tidak Menyatakan Pendapat Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf basis untuk opini tidak menyatakan pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu kami tidak menyatak opini atas laporan keuangan. [Tanda tangan KAP dan AP] [Tanggal laporan auditor] [Alamat auditor]. KETERBATASAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan seuai GAAS memiliki sejumlah keterbatasan yang melekat. Salah satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar .Berikut ini adalah dua batasan ekonomi penting yang dimaksud : a. Biaya yang memadai. Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif. Selain itu, auditor juga dapat memilih untuk menguji system pengendalian internal dan mendapatkan keyakinan dari system pengendalian internal yang berfungsi dengan baik. b. Jumlah waktu yang memadai. Biasanya laopran auditor atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu setelah tanggal nerraca. Hambatan waktu ini dapat memengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca berdampak pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang demikian singkat untuk memisahkan ketidak pastian yang ada pada tanggal laporan keuangan.

Keterbatasan penting lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan laporan keuangan. Berikut adalah dua keterbatasan penting yang berkaitan dengan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan: a. Prinsip akuntansi alternative. GAAP

memang memperbolehkan penggunaan prinsip

akuntansi alternative. Pengguna laporan laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan. b. Estimasi akuntansi. Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu. Suatu audit tidak dapat menambahkan ketepatan dan ketidakpastian pada laporan keuangan apabila faktor-faktor tersebut. BENTUK DAN REDAKSI LAPORAN AUDITOR Dalam buku Tuanakotta, disajikan kutipan dari ISA 700 mengenai bentuk dan redaksi laporan auditor sebagai berikut: ISA

Pokok Bahasan

Penjelasan ISA 700 untuk Alinea yang Bersangkutan

700.20

Harus tertulis

Laporan auditor harus (dibuat) secara tertulis. (lihat alinea A13)

700.21

Diberi judul

Laporan auditor harus mempunyai judul yang jelas menandakan bahwa itu adalah laporan auditor independen. (lihat alinea A15)

700.22

Harus dialamatkan

Laporan auditor harus dialamatkan jepada (suatu badan, seseorang, dan lain-lain) sesuai situasi penugasan. (lihat alinea A16)

700.23

Alinea Pembukaan

Alinea pembukaan dalam laporan auditor harus : (lihat alinea A17A19) a. Menyebutkan identitas dari entitas yang laporan keuangannya diaudit. b. Menyebutkan bahwa laporan keuangan sudah diaudit. c. Merinci identitas setiap laporan dalam laporan keuangan. d. Merujuk ke ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. e. Menyebutkan tanggal atau periode yang diliput oleh setiap laporan dalam laporan keuangan.

700.24

Tanggung

jawab Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan

manajemen Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung jawab dari mereka yang ada di dalam organisasi yang bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan. Laporan auditor tidak harus secara

khusus

merujuk

kepada

“manajemen”,

melainkan

harus

menggunakan istilah yang tepat dalam konteks kerangka perundangundangan di wilayah hukum (negara) tersebut. Dalam beberapa wilayah hukum, referensi atau rujukan yang tepat adalah mereka yang bertanggung jawab untuk urusan governance. 700.25

Gunakan yang tepat

istilah Laporan auditor harus memuat suatu bagian yang berjudul “Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan”. Istilah “Manajemen” seyogyanya dengan istilah yang lebih tepat (yang digunakan oleh entitas yang bersangkutan).

700.26

Penjelasan tentang Laporan auditor harus menjelaskan tanggung jawab manajemen atas tanggung manajemen

jawab pembuatan laporan keuangan. Penjelasan itu harus menerangkan bahwa manajemen bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang dianut, dan atas pengendalian intern yang (oleh manajemen) diputuskan diperlukan untuk memungkinkan pembuatan laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan. (lihat alinea A20-A23)

700.27

Penyajian wajar

yang Ketika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian wajar, penjelasan mengenai tanggung jawab manajemen atas pembuatan laporan keuangan (di dalam laporan auditor) harus menyebutkan (atau menggunakan frasa) “pembuatan dan penyajian yang wajar dari laporan keuangan” atau “penyajian laporan keuangan yang memberikan gambaran yang benar dan wajar”, sesuai keadaan yang tepat (artinya, tergantungkerangka mana yang dipilih entitas).

700.28

Tanggung Auditro

700.29

“Tanggung Jawab Auditor”

Penjelasan tentang Laporan auditor harus menjelaskan bahwa tanggung jawab auditor tanggung auditor

700.30

Jawab Laporan auditor harus memuat suatu bagian yang berjudul

jawab adalah untuk memberikan pendapat atau opini atas laporan keuangan berdasarkan audit (yang dilakukannya). (lihat alinea A24)

Audit dilaksanakan Laporan auditor harus menyebutkan bahwa audit dilaksanakan sesuai ISA

sesuai ISA. Laporan auditor juga harus menjelaskan bahwa standar tersebut mengharuskan auditor menaati kewajiban etika dan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya untuk memperoleh asurans yang layak bahwa laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material. (lihat alinea A25-A26).

700.31

Penjelasan tentang Laporan auditor harus menjelaskan mengenai suatu audit dengan audit

menyatakan bahwa: a. Suatu audit meliputi pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit mengenai angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. b. Prosedur yang dipilihnya tergantung dari judgementnya, termasuk penilaian atas risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan, apakah karena kecurangan atau kesalahan. c. Suatu audit juga mengevaluasi tepatnya kebijakan akuntansi yang dipilih dan wajarnya estimasi akuntansi yang dibuat manajemen, dan penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

700.32

Penjelasan penyajian

Ketika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, penjelasan mengenai audit dalam laporan auditor merujuk kepada “pembuatan dan penyajian yang wajar dari laporan

wajar

keuangan” atau “pembuatan laporan keuangan oleh entitas, yang memberikan gambaran yang benar dan wajar”, sesuai dengan kondisi yang tepat (artinya, tergantung kerangka mana yang dipilih entitas). 700.33

Bukti audit sebagai Laporan auditor harus menyatakan apakah auditor percaya bahwa dasar pendapat

bukti audit yang diperolehnya (memang) cukup dan tepat sebagai dasar pendapat atau opini.

700.34

Opini

700.35

Pendapat

Laporan auditor harus memuat suatu bagian yang berjudul “Opini”. yang Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan

tidak dimodifikasi

keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian wajar, pendapat auditor harus, kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundangundangan, menggunakan frasa, yang dipandang ekuivalen dengan: a. Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,... sesuai dengan (kerangka pelaporan keuangan yang berlaku); atau b. Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar... sesuai dengan (kerangka pelaporan keuangan yang berlaku). (lihat alinea A27-A33)

700.36

Pendapat

yang Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan

tidak dimodifikasi

keuangan dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan, pendapat auditor harus menyatakan laporan keuangan dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan (kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku). (lihat alinea A27, A29-A33) 700.37

Jika bukan IFRS

Jika rujukan mengenai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, bukanlah IFRS yang dikeluarkan oleh IASB atau IPSAS yang dikeluarkan oleh IPSASB, pendapat auditor harus menyebutkan identitas jurisdiksi asal dari kerangka tersebut.

700.38

Auditor juga punya Jika auditor juga mempunyai tanggung jawab pelaporan lain dalam tanggung

jawab laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan tambahan

pelaporan lain

atas tanggung jawab auditor menurut ISAs untuk melaporkan atas laporan keuangan, tanggung jawab pelaporan lain ini dicantumkan dalam bagian terpisah dari laporan auditor yang harus diberi subjudul “Laporan mengenai kewajiban hukum dan Regulatori Lainnya”, atau dengan istilah lain yang tepat, dalam isi dari baian itu. (Alinea A34-A35)

700.39

Bagian

terpisah Jika laporan auditor memuat suatu bagian terpisah mengenai

mengenai tanggung tanggung jawab pelaporan lain, maka judul, laporan-laporan, dan jawab laporan lain

penjelasan yang disebutkan dalam alinea 23-37 harus ditempatkan dibawah subjudul “Laporan auditor atas laporan keuangan”. “Laporan mengenai kewajiban hukum dan Regulatori Linnya” harus ditempatkan sesudah Laporan auditor atas laporan keuangan. (lihat alinea A36)

700.40

Ditandatangani

Laporan auditor harus ditandatangani. (lihat alinea A37)

700.41

Diberi tanggal

Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari tanggal ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar pendapatnya atas laaporan keuangan, termasuk bukti bahwa: (lihat alinea A38-A41) a. Semua laporan yang termasuk dalam laporan keuangan, termasuk catatan (atas laporan keuangan), sudah dibuat; dan b. Mereka yang mempunyai wewenang yang diakui sudah menyatakan bahwa mereka bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.

700.42

Wilayah hukum

Laporan auditor harus menyebutkan lokasi wilayah hukum (jurisdiksi) dimana ia berpraktik.

700.43

Unsur-unsur

Jika audior diwajibkan oleh ketentuan perundangan dalam wilayah

laporan

hukum tertentu untuk menggunakan bentuk sajian (layout) atau redaksi (wording) tertentu dari laporan auditor, laporan auditor harus merujuk ke ISA hanya jika laporan auditor memasukkan sekurang-

kurangnya unsur-unsur berikut. (lihat alinea A42) a. Judul b. Kepada siapa laporan dialamatkan, sesuai situasi dalam penugasan. c. Alinea pengantar yang menyebutkan identitas laporan keuangan yang diaudit. d. Penjelasan mengenai tanggung jawab manajemen (atau istilah lain yang tepat, lihat alinea 24) atas pembuatan laporan keuangan. e. Penjelasan mengenai tanggung jawab auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan dan lingkup audit, termasuk : (i) rujukan kepada ISA dan ketentuan perundang-undangan , dan (ii) penjelasan mengenai bahwa audit sesuai dengan standar tsb. f. Alinea pendapat berisi pemberian pendapat atas laporan keuangan dan rujukan kepada kerangka pelaporan keuangan yang digunakan untuk membuat (termasuk menyebutkan identitas jurisdiksi asal dari kerangka tersebut yang bukan IFRS atau IPSAS, lihat alinea 37). g. Tanda tangan auditor h. Tanggal laporan auditor i. Alamat auditor 700.44

Audit

sesuai Auditor mungkin mengaudit sesuai standar auditing yang berlaku di

standar negara yang negara tersebut, dan disamping itu ia mengaudit sesuai ISA. Dalam bersangkutan ISA

dan hal ini, laporan auditor dapat merujuk kepada ISA disamping standar auditing yang berlaku di negara tsb, namun hanya jika: (lihat alinea A43-A44) a. tidak ada pertentangan antara ketentuan/ persyaratan/ kewajiban dalam standar auditing yang berlaku di negara tersebut dan yang sesuai dengan ISA yang menyebabkan auditor: (i) memberikan pendapat atau opini yang berbeda, atau (ii) tidak mencantumkan alinea Penekanan Akan Suatu Hal yang dalam situasi tertentu diwajibkan ISA; dan b. Laporan auditor sekurang-kurangnya memasukkan unsur-unsur yang disebut dalam alinea 43 huruf (a) sampai dengan (i) sewaktu auditor menggunakan tampilan (layout) atau redaksi (wording) yang diwajibkan oleh standar auditor yang berlaku di negara tsb. Rujukan kepada ketentuan perundang-undangan di Alinea 43 huruf (e) harus dibaca sebagai rujukan kepada standar auditing yang berlaku di

negara

tsb.

Laporan

auditor,

dengan

demikian,

harus

mengidentifikasi dengan standar auditing yang berlaku di negara tsb. 700.45

Audit

sesuai Ketika laporan auditor merujuk kepada standar auditing yang

standar

negara, berlaku

jurisdiksi

di

negara

tsb

dan

ISA,

laporan

auditor

harus

mengidentifikasi jurisdiksi asal dari standar auditing yang berlaku di negara tsb.

700.46

Informasi tambahan Jika informasi tambahan tidak diwajibkan oleh kerangka pelaporan keuangan yang digunakan untuk disajikan dalam laporan keuangan yang diaudit, auditor wajib mengevaluasi apakah informasi tambahan tersebut disajikan dengan cara yang berbeda dari laporan keuangan yang diaudit. Jika informasi tambahan tersebut tidak disajikan dengan cara yang berbeda dari laporan keuangan yang diaudit, auditor wajib meminta kepada manajemen untuk mengubah cara informasi tambahan yang tidak diaudit itu disajikan. Jika manajemen menolaknya, auditor wajib menjelaskan dalam laporan auditor bahwa informasi tambahan tersebut tidak diaudit.

700.47

Informasi tambahan Informasi tambahan yang tidak diwajibkan oleh kerangka pelaporan tidak diwajibkan

keuangan, namun disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan karena tidak disajikan dengan cara yang berbeda dari laporan keuangan yang diaudit, karena sifatnya dan caranya disajikan, harus dicakup dalam laporan auditor.

Adapun

Laporan

auditor

mengomunikasikan

informasi-informasi

berikut

kepada

pembacanya: a. Tanggung jawab manajemen. b. Tanggung jawab auditor dan penjelasan mengenai audit. c. Audit dilaksanakan sesuai denga ISA. d. Kerangka Pelaporan Keuangan yang digunakan. e. Opini auditor atas laporan keuangan.

Sedangkan bentuk laporan auditor umumnya dipengaruhi oleh : a.

Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan;

b.

Persyaratan tambahan yang mungkina ada, seperti yang ditetapkan dengan ketentuan perundangan; dan

c.

Adanya informasi tambahan (supplementary information).

Laporan auditor diberi judul “Independent Auditor’s Report” atau “Laporan Auditor Independen” dan pemberian judul untuk setiap alinea diharuskan sebagai berikut: a. Laporan atas Laporan Keuangan. b. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan. c. Tanggung Jawab Auditor. d. Opini Sedangkan judul untuk alinea lain, jika ada yaitu sebagai berikut: a.

Penekanan pada hal-hal tertentu.

b.

Laporan atas Ketentuan Perundangan dan Regulator Lainnya.

Contoh Laporan Auditor Setelah mempelajari alinea 20 sampai dengan 47 dari ISA 700 (TABEL 31-4), pembaca memperoleh gambaran mengenai bentuk dan isi dari suatu laporan auditor. Namun cara terbaik untuk memahami bentuk dan isi laporan auditor, ialah dengan melihat dan mengkaji beberapa contoh. Dibawah ini disajikan contoh laporan auditor yang tidak dimodifikasi, atau laporan auditor dengan opini wajar tanpa pengecualian. Berturut-turut disajikan contoh laporan auditor dalam kerangka penyajian yang wajar dan kerangka kepatuhan.

Kerangka Penyajian yang Wajar LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (Penerima Laporan) Kami telah mengaudit laporan keuangan ABC, yang terdiri atas neraca tanggal 31 Desember 20x1, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai dengan IFRS, dan atas pengendalian intern yang menurut manajemen diperlukan untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Tanggung Jawab Auditor Tanggung jawab kami ialah memberikan opini atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami sesuai dengan ISA. Standar-standar ini mgnharuskan kami mematuhi kewajiban etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh asurans yang layak mengenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Kerangka Kepatuhan Suatu audit meliputi pelaksanaan prosedur-prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian risiko mengenai salah saji yang material dalam laporan keuangan, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Dalam melaksanakan SA 705 penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan bagi ISA 705 dalam menyusun laporan keuangannya. Pertimbangan auditor mengenai perusahaan pengendalian intern ini adalah untuk merancang prosedur audit yang tepat, namun bukan untuk tujuan memberikan pendapat mengenai efektifnya pengendalian intern perusahaan. Suatu audit juga meliputi evaluasi mengenai tepatnya kebijakan akuntansi yang digunakan dan kelayakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen, dan evaluasi mengenai presentasi laporan keuangan. Kami percaya bahwa kami telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian pendapat audit kami. Opini Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut diatas menunjukkan secara wajar (atau memberikan gambaran yang benar dan wajar), dalam segala hal yang material, posisi keuangan ABC pada tanggal 31 Desember 20X1, serta hasil usaha dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan IFRS. (Tanda Tangan Auditor) (Tanggal Laporan Auditor) (Alamat Auditor)

Kerangka Kepatuhan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (Penerima Laporan) Kami telah mengaudit laporan keuangan CDE, yang terdiri atas neraca tanggal 31 Desember 20x1, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Manajemen bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Undangundang Nomor XYZ Tahun 200X, dan atas pengendalian intern yang menurut manajemen diperlukan untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Tanggung Jawab Auditor Tanggung jawab kami ialah memberikan opini atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami sesuai dengan ISA. Standar-standar ini mengharuskan kami mematuhi kewajiban etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh asurans yang layak mengenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Suatu audit meliputi pelaksanaan prosedur-prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian risiko mengenai salah saji yang material dalam laporan keuangan, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Dalam melaksanakan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan bagi perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Pertimbangan auditor mengenai pengendalian intern ini adalah untuk merancang prosedur audit yang tepat, namun bukan untuk tujuan memberikan pendapat mengenai efektifnya pengendalian intern perusahaan. Suatu audit juga meliputi evaluasi mengenai tepatnya kebijakan akuntansi yang digunakan dan kelayakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen, dan evaluasi mengenai presentasi laporan keuangan. Kami percaya bahwa kami telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar pemberian pendapat audit kami. Opini Menurut pendapat kami, laporan keuangan CDE untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X1 dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan Undang-Undang Nomor xyz Tahun 200X. (Tanda Tangan Auditor) (Tanggal Laporan Auditor) (Alamat Auditor)

Related Documents

Pertemuan 8- Audit Kas.pptx
December 2019 15
Pertemuan 8 Audit Kas.docx
December 2019 26
Audit
April 2020 45
Audit
October 2019 72
Audit
November 2019 37

More Documents from ""