Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Atresia Ani

  • Uploaded by: Nabila Ulfany Ulfa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Atresia Ani as PDF for free.

More details

  • Words: 851
  • Pages: 15
Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Atresia Ani

Mutiara Karisma Nabila Ulfani Nanda Nely Mardyah Nofianti Eka Putri Osa Syah Putri

Pengertian Atresia Ani Atresia berasal dari bahasa Yunani, artinya tidak ada, trepis artinya nutrisi atau makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. (Harjono, RM. 2000) Atresia Ani adalah kelainan kongenital dimana anus tidak mempunyai lubang untuk mengeluarkan feses karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan.

Klasifikasi

1. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat keluar. 2. Membranosus atresia adalah terdapat membran pada anus. 3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum dengan anus. 4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rektum.

Etiologi

1. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik. 2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lah anus. 3. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan. 4. Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum, sfingter, da

Faktor Predisposisi

1. Kelainan sistem pencernaan terjadi kegagalan perkembangan anomali pada gastrointestinal. 2. Kelainan sistem perkemihan terjadi kegagalan pada genitourinari.

Manifestasi Klinik

1. Perut kembung dan membuncit 2. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam. 3. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam paertama setelah kelahiran. 4. Tidak ada anus yang terbuka ( lubang anus ) 5. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi. 6. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah.

Komplikasi 1. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan. 2. Obstruksi intestinal 3. Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan. 4. Komplikasi jangka panjang : a) Eversi mukosa anal. b) Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis. c) Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid. d) Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. e) Inkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi. f) Fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan infeksi (Betz, 2002).

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan radiologis Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal.

2. Sinar X terhadap abdomen Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untukmenget pemanjangan kantung rektum dari sfingternya. 3. Ultrasound terhadap abdomen Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam sistem pence adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh karena massa tumor.

4.CT Scan Digunakan untuk menentukan lesi. 5. Pyelografi intra vena Digunakan untuk menilai pelviokalises dan ureter.

6. Pemeriksaan fisik rektum Kepatenan rektal dapat dilakukan dengan menggunakan termometer anal 7.Rontgenogram abdomen dan pelvis Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya fistula yang berhubungan urinarius.

Penatalaksanaan 1.Penanganan secara preventif antara lain

1)Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk terhadap obat-obatan, makanan awetan dan alkohol yang dapat menyebabka 2)Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena jiwanya teran hari tidak diketahui mengidap atresia ani karena hal ini dapat berdampak fe tertimbun hingga mendesak paru-parunya. 2.Rehabilitasi dan Pengobatan 1. 2. 3. 4.

Melakukan pemeriksaan radiologik pemeriksaan foto rontgen Melakukan tindakan kolostomi neonatus Pada stenosis yang berat perlu dilakukan dilatasi setIap hari denga Pada kelainan tipe tiga dilakukan pembedahan rekonstruktif melalu masa neonatus 5. operasi anorektoplasti sagital posterior pada usia (8-!2 bulan) pend bayi berumur (6-9 bulan) 6. Penanganan tipe empat dilakukan dengan kolostomi kemudian dilanj "abdominal pull-through" .

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A.Pengkajian

1.Identitas Klien Nama, tempat tanggal lahur, umur, jenis kelamin, alamat, agama , suku b pekerjaan, no RM, tanggal masuk RS, diagnosa medis. 2.Riwayat kesehatan a.Keluhan utama : distensi abdomen b.Riwayat kesehatan sekarang : Muntah, perut kembung dan membuncit besar, meconium keluar dari vagina atau meconium terdapat dalam urin. c.Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengalami muntah-muntah setelah 2 kelahiran. d.Riwayat Kesehatan Keluarga : Merupakan kelainan kongenital bukan ke menurun sehingga belum tentu dialami oleh angota keluarga yang lain

3. Pola Fungsi Kesehatan a. Pola persepsi terhadap kesehatan Klien belum bisa mengungkapkan secara verbal/bahasa tentang apa apa yang diinginkan. b. Pola aktifitas kesehatan/latihan Pasien belum bisa melakukan aktifitas apapun secara mandiri kare c. Pola istirahat/tidur Diperoleh dari keterangan sang ibu bayi atau kelurga yang lain. d. Pola nutrisi metabolik Klien hanya minum ASI atau susu formula e. Pola eliminasi Klien tidak dapat buang air besar, dalam urin ada mekonium. f. Pola kognitif perseptual Klien belum mampu berkomunikasi, berespon, dan berorientas i de lain.

Pemeriksaan Fisik

a.Kepala Kepala simetris, tidak ada luka/lesi, kulit kepala bersih, tidak ada tidak ada caput succedanium, tidak ada chepal hematom. b.Mata Simetris, tidak konjungtifistis, tidak ada perdarahan subkonjungt c.Hidung Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada secret, tidak ada perna tidak ada pus dan lendir.. d.Mulut Bibir simetris, tidak macrognatia, micrognatia, tidak macroglosus, e.Telinga Memiliki 2 telinga yang simetris dan matur tulang kartilago berben f.Leher Tidak ada webbed neck. g.Thorak Bentuk dada simetris, silindris, tidak pigeon chest, tidak funnel sh

Diagnosis Keperawatan

1.Diagnosis pre operasi

a. Konstipasi berhubungan dengan aganglion. b. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intak c. Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peny perawatan. 2. Dx Post Operasi

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma saraf jaringan b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi. c. Resiko infeksi Berhubungan dengan prosedur pembedahan. d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah

Related Documents


More Documents from "teguh affandi"