BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Infeksi cacing Soil Transmitted Helminths (STH) adalah infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Penyakit ini memang tidak menyebabkan wabah yang muncul dengan tiba-tiba namun menyebabkan banyak korban, merupakan penyakit yang secara perlahan menggerogoti kesehatan manusia, menyebabkan gangguan penyerapan gizi dan dapat mengakibatkan penurunan tingkat intelegensia anak. Infeksi cacing Soil Transmitted Helminths merupakan neglected disease (penyakit yang kurang diperhatikan), meskipun tidak berakibat fatal tapi sangat mempengaruhi status kesehatan masyarakat, terutama bagi anak usia sekolah dasar yang merupakan sumber daya manusia di masa depan.1 Ada 4 jenis Soil Transmitted Helminths yang paling sering ditemukan adalah Ascaris
lumbricoides
(roundworm/cacing
gelang),
Trichuris
trichiura
(whipworm/cacing cambuk), Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (hookworm/cacing tambang).2 Diperkirakan 2 milyar penduduk dunia menderita infeksi Soil Transmitted Helminths. Ascaris lumbricoides yang banyak ditemukan dan paling umum, diperkirakan 1 milyar yang terinfeksi sedangakan Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale diperkirakan 600 sampai 800 juta yang terinfeksi.3 World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 1,5 milyar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi dengan infeksi Soil Transmitted
1
2
Helminths diseluruh dunia. Infeksi tersebar luas di daerah tropis dan subtropis dengan angka terbesar terjadi di sub-Sahara Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur. Lebih dari 270 juta anak usia prasekolah dan lebih dari 600 juta anak usia sekolah tinggal didaerah dimana parasit ini secara intensif dikirim dan membutuhkan pengobatan serta intervensi pencegahan.4 Di Indonesia penyakit cacingan tersebar luas di pedesaan maupun di perkotaan. Hasil survei infeksi kecacingan di sekolah dasar di provinsi menunjukkan prevalensi sekitar 60%-80%, sedangkan untuk semua umur berkisar antara 40%-60%.5 Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara hasil survei kecacingan pada anak sekolah dasar tahun 2011 ditemukan kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar dengan prevalensi 77,1 % dan telah diberikan pengobatan untuk mengatasi kecacingan. Pada tahun 2012 dilakukan kembali survei di 10 Kabupaten/kota menunjukkan 320 kasus kecacingan dengan prevalensi 32,3 % dan di SDN 023971 Binjai menunjukkan prevalensi kecacingan 64 %, dengan hasil pemeriksaan Ascaris lumbricoides 61,0 %, dan Trichuris trichiura 3,0 %.6 Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya.2 Infeksi Soil Transmitted Helminths dikaitkan dengan kemiskinan di pedesaan, sanitasi yang tidak memadai, pembuangan limbah, kurangnya air bersih,
3
kebersihan yang buruk dan umumnya di daerah dengan terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan serta langkah-langkah pencegahan.3 Tujuan kesehatan masyarakat adalah mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup, meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat. Ada berbagai usaha yang dianggap penting agar dapat mencapai tujuan antara lain sanitasi lingkungan dan higiene perorangan yang merupakan ruang lingkup dari higiene sanitasi. Higiene dan sanitasi adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.7 Berdasarkan survei yang dilakukan langsung di Sekolah Dasar Negeri 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, peneliti tertarik untuk meneliti karena kondisi lingkungan sekolah masih kumuh serta kebiasaan anak yang mulai aktif bermain dilapangan tanpa memperhatikan kebersihan sehingga anak rentan terinfeksi STH (Soil Transmitted Helminths). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu: “Apakah ada hubungan higiene sanitasi dengan infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) di Sekolah Dasar Negeri 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan”.
4
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui higiene dan sanitasi siswa-siswi disekolah maupun dirumah yang berhubungan dengan infeksi Soil Transmitted Helminths di SDN 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui angka kejadian infeksi siswa-siswi yang terinfeksi cacing Soil Transmitted Helminths di SDN 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 2. Untuk mengetahui infeksi cacing yang paling banyak ditemukan di SDN 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 3. Untuk mengetahui hubungan higiene siswa-siswi dirumah maupun disekolah dengan infeksi Soil Transmitted Helminths di SDN 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 4. Untuk mengetahui hubungan sanitasi siswa-siswi dirumah maupun disekolah dengan infeksi Soil Transmitted Helminths di SDN 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sekolah Sebagai data informasi infeksi kecacingan dalam usaha pencegahan di SDN 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 2. Siswa-Siswi
5
Sebagai sumber informasi tentang hubungan higiene sanitasi dengan kejadian infeksi kecacingan dalam usaha pencegahan dan pengobatan di SDN 105287 Kecamatan Percut Sei Tuan. 3. Peneliti Menambah ilmu pengetahuan tentang infeksi Soil Transmitted Helminths dan mengetahui hubungan higiene sanitasi dengan kejadian infeksi kecacingan dalam usaha pencegahan dan pengobatan di SDN 105287 Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan. 4. Pembaca Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan bahan masukan informasi bagi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.