1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ilmu merupakan salah satu yang menjadi tonggak perkembangan kehidupan di alam semesta ini. dengan benda-benda
Dari mulai makhluk
pertama sampai
di alam semesta ini sebagai hasil ciptaan Allah
SWT, bahkan alam semesta beserta isinya, berupa bintang, bulan, planet, matahari dan
berbagai galaksi dari mulai yang
terlihat pandangan sampai
yang tak terjangkau oleh manusia, juga semua dzat, atom, molekul, dari yang terkecil sampai yang terbesar, bumi beserta isinya
adalah fenomena
penciptaan yang menakjubkan yang tidak bisa dijangkau pemikiran dan nurani
manusia.
Termasuk
manusia
merupakan
ciptaan
Allah
SWT,
sebagai hadist Nabi Muhammad saw yang berbunyi:
صلَّى َ َع ْن قَز َ ٌَوقَا َل ُم َجا ِهد َ س ِم ْعتُ أَبَا َ َ عة َ ي ُّ ِس ِعي ٍد فَقَا َل قَا َل النَّب ْ س َّ س َم ْخلُوقَةٌ إِ ََّّل َّ َّللاُ خَا ِلقُ َها ٌ ت نَ ْف َ َُّللا َ سلَّ َم لَ ْي َ علَ ْي ِه َو Artinya: Mujahid berkata dari Qaza'ah aku mendengar Abu Sa'id berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidaklah manusia yang dicipta
melainkan Allah lah
yang menciptanya."
(H.R
Bukhori no.6860) Semuanya merupakan proses ketinggian dan keluasan ilmu Allah SWT. Ilmu Allah tidaklah terbatas,
sehingga tinta sebanyak lautan pun
tidak akan habis untuk menulis kalimat-kalimatNya. Bahkan seandainya
2
ditambah
dengan
tinta
sebanyak
itu
pula
tidak
akan
cukup
untuk
menulisnya. Sebagaimana firman Allah SWT,
ُت َر ِبِّي لَنَ ِفدَ ا ْلبَ ْح ُر قَ ْب َل أ َ ْنتَ ْنفَدَ َك ِل َمات ِ قُ ْل لَ ْو َكانَ ْالبَ ْح ُر ِمدَادًا ِل َك ِل َما . َر ِبِّي َولَ ْو ِجئْنَا ِب ِمثْ ِل ِه َمدَدًا
Artinya: “Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al Kahfi: 109).1 Perkembangan
kehidupan
setelah
penciptaan
ini
juga
melibatkan ilmu. Pengetahuan tentang nama-nama benda dan fungsinya, nama-nama makhluk hidup, dzat dan sebagainya di alam semesta ini memerlukan ilmu untuk mendefinisikan. Maka setelah melakukan proses penciptaan,
disinilah
Allah
juga
mengilhamkan
kepada
manusia
dan
makhluknya yang lain dengan karunia berupa ilmu pengetahuan. Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah yaitu Nabi Adam ‘alaihissalam, Beliau
adalah
manusia
pertama
yang
diberikan
ilmu
pengetahuan
sehingga mengetahui nama-nama benda yang ada di muka bumi ini, juga semua
pengetahuan
yang
berkaitan
dengan
kehidupan,
yang
akhirnya
diajarkan kepada anak dan cucunya, sehingga sampai kepada kita. Bermacam-macam kepada
manusia.
Ada
cara
Allah
memberikan
yang
secara
langsung
ilham
Allah
berupa
ilhamkan
ilmu dalam
hatinya, tetapi yang umum terjadi adalah melalui proses yang dilakukan
1 Kemenag, At-Thayyib Al Qur’an transliterasi perkata (Bekasi:Cipta Bagus Segara:2011), hlm. 304
3
oleh beberapa orang yang saling berinteraksi dalam rangka mengajarkan dan belajar tentang ilmu pengetahuan. Disinilah terjadi proses belajar dan mengajar. Dalam proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah, terjadi interaksi antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pembelajar. Seorang
guru
memberikan
informasi
sehingga siswa mengetahui dan
keilmuan
memahami
yang
diketahuinya,
tentang ilmu
pengetahuan
yang awalnya mereka tidak ketahui. Ini satu dari beberapa hal yang menjadi tujuan dari proses belajar mengajar. Ketika proses belajar mengajar tersebut menghasilkan efek positif yaitu terserapnya informasi keilmuan yang disampaikan oleh guru di dalam
hati
dan
pikiran
peserta
didik,
serta
mampu
mengimplementasikannya, cukup bisa diartikan bahwa kegiatan tersebut mendapatkan keberhasilan. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi yang didapat dengan nilai yang maksimal. Tetapi dalam banyak hal adakalanya pesan atau informasi yang disampaikan oleh guru tidak sampai meresap ke dalam pikiran peserta didik, akhirnya proses pembelajaran yang dilakukan bisa dikatakan tidak mendapat keberhasilan. Hal itu bisa dikarenakan beberapa faktor, baik dari sisi guru, maupun dari sisi siswa sendiri. Namun baik dari guru maupun siswa, keduanya ada saling keterkaitan. Siswa susah menyerap pengetahuan
yang
disampaikan
guru,
salah
satu
faktor
yang
4
mempengaruhi
adalah
adanya
kejenuhan
belajar
yang
menghinggapi
hatinya. Jenuh dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, siswa sering mengalami kelupaan, ia juga mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam psikologi lazim disebut learning plateau atau plateau (baca: pletou). Peristiwa jenuh ini dialami siswa yang sedang dalam proses belajar, kejenuhan belajar dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubadzirkan usahanya.2 Seorang siswa yang sedang dalam keadaan jenuh, sistem akalnya tidak bisa bekerja seperti apa yang diharapkan, sehingga tidak dapat memroses informasi-informasi yang hadir, sehingga kemajuan belajarnya seakan berjalan ditempat. Apabila digambarkan dalam bentuk kurva yang terlihat adalah garis mendatar yang lazim disebut plateau.3 Kejenuhan
terjadi
karena
faktor
internal
dan
faktor
eksternal.
Faktor internal penyebab kejenuhan adalah dari individu siswa itu sendiri yang didominasi oleh keletihan siswa dalam belajar. Menurut Cross keletihan
siswa
dapat
dikategorikan
menjadi
tiga
macam,
yakni:
(1)
keletihan indra siswa, (2) keletihan fisik siswa, (3) keletihan mental siswa. Selain faktor dari dalam individu itu sendiri yang disebut faktor internal, juga terdapat faktor eksternal atau faktor luar dari diri siswa yang
2
Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran (Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm. 12
3
ibid
5
mempengaruhi. Menurut Mubiar faktor eksternal tersebut antara lain: (1) Lingkungan, (2) Sarana dan Fasilitas, (3) Guru.4 Lingkungan lingkungan
sosial
hidup
yang
budaya,
terdiri
dimana
dari
siswa
lingkungan
hidup
dan
alami
dan
berinteraksi
di
dalamnya serta mengisi kehidupannya, mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap belajar para siswa. Kondisi lingkungan yang tidak stabil, seperti akibat pencemaran ataupun keadaan suhu yang tidak normal akan berpengaruh dalam belajar siswa. Begitu pula kondisi lingkungan sosial budaya siswa di sekolah. Adanya suara kebisingan, keramaian di sekitar tempat belajar, juga akan menjadi penghambat konsentrasi siswa dalam belajar, yang akhirnya akan memancing kejenuhan dalam diri siswa. Fasilitas Sarana dan Prasana memilliki arti yang penting dalam dunia
pendidikan,
pemerintah.
sehingga
hal
ini
juga
diatur
dalam
peraturan
Beberapa pasal Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, pernah dilakukan perubahan dengan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013, pada 7 Mei 2013. Pada pasal yang
menyangkut
standar
sarana
dan
prasarana
pendidikan
secara
nasional pada Bab VII Pasal 42 tidak terjadi perubahan. Pada pasal tersebut disebutkan bahwa : a. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber 4
ibid
6
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. b. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sarana
dan
fasilitas
memiliki
kontribusi
dalam
menciptakan
kualitas siswa yang baik. Sarana dan fasilitas yang lengkap menjadikan guru lebih mudah melaksanakan kewajiban sebagai pendidik. Guru akan lebih leluasa berekspresi
dan berinovasi
dalam kegiatan mengajarnya,
dengan tersedianya sarana dan fasilitas yang menunjang. Siswa juga akan sering
bertemu
dengan
hal-hal
baru,
sehingga
akan
merasakan
kenyamanan dan hilangnya rasa jenuh dalam kegiatan belajarnya. Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Individu ini merupakan teladan bagi para siswanya. Agar efektif dan mengena di dalam
proses belajar mengajar, maka harus ada ikatan emosional yang
terjalin antara guru dan murid, sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai
secara
maksimal.
Guru
harus
tulus
dan
ikhlas
dalam
menyampaikan ilmu. Tidak hanya sekedar mengajar, tetapi juga harus melakukan pembelajaran.
langkah-langkah
strategis
untuk
mencapai
tujuan
7
Guru
yang
hanya
sekedar
tampil
di
kelas
dan
memberikan
pelajaran apa adanya akan menimbulkan efek negatif terhadap siswa, yaitu timbulnya rasa jenuh yang melanda siswa dalam kegiatan belajar. Keikhlasan
dan
pelajarannya
ketulusan
disertai
guru
dalam
langkah-langkah
menyampaikan
inovasi
dalam
materi
pembelajaran
menjadi sesuatu yang menarik sehingga murid mudah menyerap ilmu yang diberikan oleh gurunya. Langkah strategis yang dilakukan guru sebagai inovasi pengajaran salah
satunya
adalah
dalam
pemilihan
metode
pembelajaran
yang
dipergunakan. Berbagai metode pembelajaran sebagai suatu cara belajar mengajar bagi pelajar dan pengajar dilakukan, tidak lain adalah untuk menjadi tali pengikat hati, agar siswa terikat keinginannya untuk betah berlama-lama belajar di kelas. Dengan demikian rasa jenuh akan hilang, sehingga
siswa
merasakan
ada
sebuah
semangat
dalam
mempelajari
materi pelajaran. Siswa merasa ada sebuah kesenangan tersendiri dalam mengikuti
proses
pembelajaran.
Sesulit
apapun,
pelajaran
akan
terasa
menyenangkan apabila sifat bosan dan malas tersisihkan dari hati siswa karena metode pembelajaran yang sesuai dengan hatinya. Banyak sekali metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam rangka mentransformasikan keilmuannya kepada para siswa. Salah satu
dari
metode-metode
tersebut
adalah
metode/model
pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang saat ini marak dipergunakan.
8
Teknologi
informasi
dan
komunikasi
dalam
perkembangannya
saat ini sangat pesat. Sekarang orang bisa melihat informasi tanpa harus keluar rumah, mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli informasi dan lain-lain terkait berita yang ingin didapatkan. Hanya dengan sentuhan jari-jari
tangan,
informasi
bisa
diakses
dengan
mudahnya.
Baik
itu
melalui handphone atau melalui media televisi dan sebagainya. Dalam
dunia
pendidikan,
komunikasi
ini
dapat
pendidikan
saat
ini.
dukungan
menjadi Tentunya
alternatif dengan
teknologi untuk
adanya
informasi
menciptakan perubahan
dan sistem
paradigma
pengajar dalam melihat apa itu mengajar, belajar dan peran dari TIK dalam pendidikan itu sendiri. Teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan
sebagai
media
pembelajaran
dalam
mengimplementasikan
metode pembelajaran yang dilakukan guru. Beberapa pelatihan atau seminar yang mengangkat materi media pembelajaran
sebagai
bahan
bahasannya
yang
diprakarsai
oleh
dinas-
dinas pendidikan dengan guru sebagai pesertanya, telah banyak diadakan baik
di
pemanfaatan
tingkat
pusat
media
maupun
daerah.
Dengan
pembelajaran
berbasis
teknologi
membawa
tema
informasi
dan
komunikasi (TIK), pelatihan tersebut lebih fokus mempelajari bagaimana cara
pembuatan
media
pembelajaran,
dimana
salah satu tutor dalam pembuatan media itu sendiri.
penulis
pernah
menjadi
9
Berdasarkan sarana
dan
informasi
prasarana
di
keadaan
MTs
yang
Mathiyyatul
sebenarnya, Ulum,
kelengkapan
Mande,
Cianjur,
terutama sarana yang mendukung TIK dalam proses pembelajaran masih terbilang terbatas, dan dalam pemakaiannya juga masih kurang maksimal. Sedangkan presentase guru yang berkompeten dan menguasai TIK serta media pembelajaran berbasis TIK, tergolong masih sedikit dibandingkan jumlah guru yang ada. Dalam melakukan proses pembelajaranpun masih kurang memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK, sehingga belum diketahui seberapa efektif pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut. Berangkat dari sinilah penulis ingin mengadakan sebuah penelitian khusus dan ingin mengetahui lebih detil tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pelajarannya, khususnya pada pelajaran agama islam pada tingkat sekolah menengah, yang dituangkan dalam judul skripsi “Pengaruh pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran aqidah akhlak siswa MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande, kabupaten Cianjur”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
10
1. Bagaimana pemanfaatan penggunaan media berbasis TIK di MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande, Cianjur? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande,
Cianjur,
dengan
menggunakan
TIK
sebagai
Media
pembelajarannya? 3. Adakah pengaruh pemanfaataan media pembelajaran berbasis TIK terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa di MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande, Cianjur?
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pemanfaatan penggunaan media berbasis TIK. 2. Mengetahui
peningkatan
hasil
belajar
siswa
MTs.
Mathiyyatul
Ulum, Mande, Cianjur, dengan menggunakan TIK sebagai Media pembelajarannya. 3. Mengetahui TIK
pengaruh pemanfaataan media pembelajaran berbasis
terhadap
peningkatan
hasil
Mathiyyatul Ulum, Mande, Cianjur.
belajar
pada
siswa
di
MTs.
11
D. Kerangka Pemikiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), ditinjau dari susunan katanya, tersusun dari 3 (tiga) kata yaitu teknologi, informasi dan komunikasi. Teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik. Kata informasi menurut KBBI adalah pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Dalam definisi yang lain berarti hasil pemrosesan, pengorganisasian (knowledge)
sekelompok
bagi
data
penggunanya.
yang
memberi
Komunikasi
nilai
menurut
pengetahuan KBBI
adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga ketika
pesan
dalam
yang proses
dimaksud
dapat
penyampaian
dipahami.
informasi
Komunikasi
(pesan
atau
berhasil
berita,
ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya. TIK dalam istilah umum adalah sarana apapun yang membantu hidup
manusia
dalam
membuat,
mengubah,
menyimpan,
mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi dari pihak satu ke pihak lain sehingga terjadi hubungan yang saling mempengaruhi. Dengan merujuk pada definisi dan pemaparan di atas, terdapat adanya keterkaitan antara teknologi informasi dan komunikasi dengan pendidikan
atau
pembelajaran
pendidikan
agama
islam.
Teknologi
12
informasi dan komunikasi menjadi sarana yang membantu manusia dalam pembelajaran dengan bentuk media pembelajaran. Terdapat dilakukan
beberapa
oleh
komunikasi
guru
yang
instrumen
dalam
proses
siswa.
Instrumen
ini
dan
terjadi
antara
guru
dalam
pembelajaran menjadi
yang
suatu
menyampaikan
alat
informasi
kepada siswa terkait dengan pendidikan. Hal ini mengingat karena dilihat dalam prosesnya, pendidikan adalah komunikasi. Dikatakan komunikasi karena
didalamnya
terdapat
komunikasi,
komunikan
dan
dan
pesan
(message), yakni sebagai komponen-komponen komunikasi5. Dengan pendidikan
adanya
komponen-komponen
berlangsung
secara
ideal.
komunikasi,
Komunikasi
proses
dalam
proses
pendidikan memiliki rencana dan tujuan yang diinginkan. Guru sebagai penggiat
pembelajaran,
dalam
komunikasi
dengan
siswa
juga
harus
mampu merencanakan dan mencipta sumber-sumber belajar yang lainnya, sehingga
tercipta
lingkungan
belajar
yang
kondusif.
Sumber-sumber
belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang dicipta secara terencana oleh para guru atau pendidik yang
dikenal
dengan
komponen-komponen
“media
komunikasi
pembelajaran”. pembelajaran
Dengan
demikian
bertambah
menjadi
komunikator, komunikan, pesan dan media6. Dengan demikian, media pembelajaran
merupakan
salah
satu
5
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran (Jakarta: GP Press, 2010), hlm. 2
6
Ibid, hlm. 5
komponen
dalam
proses
13
pembelajaran
yang
dilakukan
oleh
guru
dan
siswa,
dalam
dunia
pendidikan. Pendidikan agama islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan
ajaran-ajaran
agama
islam
yang
telah
diyakininya
secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama islam itu sebagai pandangan hidupnya (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.7 Pendidikan
Islam
adalah
upaya
mengembangkan,
mendorong,
serta mengajak manusia menyerap serta memiliki pengetahuan keislaman sekaligus menghayati dan mengamalkan dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan mulia, sehingga substansi hidup dalam berkehidupan yang sesuai
dengan tuntunan Al-Quran dan
Sunnah Nabi
sholallohu
'alaihi wasalam sebagai sumber pendidikan islam tercapai. Dalam
upaya
pengajaran
pendidikan
islam,
yang
dalam
pembahasan disini pada materi akidah akhlak, strategi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari tujuan proses pembelajaran. Strategi yang baik akan menjadi simpul-simpul antara pendidik dan peserta didik, sehingga terbentuk ikatan emosional antara keduanya. Untuk menjadi simpul yang sempurna, harus dibangun dengan pengetahuan yang memadai disertai ketulusan dan keikhlasan dalam membentuk perubahan peserta didik. 7
Daradjat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996) hlm. 86
14
Strategi
meliputi
teknik,
desain
dan
penataan
proses,
diramu
secara sistematis dengan tetap memperhatikan faktor waktu irama dan ketepatan yang
penyajian,
tepat
guna
sehingga dan
terbentuk
tepat
pembelajaran yang digunakan
metode
sasaran.
oleh guru
pembelajaran
Bermacam-macam dalam
menyampaikan
efektif metode materi
pendidikan Islam. Salah satu metode pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi adalah media pembelajaran berbasis TIK. Pemikiran
tentang
teknologi
informasi
dan
komunikasi
sebagai
media pembelajaran berkaitan dengan pembelajaran dalam mata pelajaran aqidah akhlak, dan pengaruhnya terhadap siswa, didapatkan alur diagram seperti di bawah ini: Bagan 1. PENGARUH MEDIA/TIK
PENGARUH Indikator Media/TIK
Indikator Hasil Belajar
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Media Audio 2. Film 3. Video Pembelajaran 4. Multimedia
SISWA
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi
15
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis
merupakan
jawaban
sementara
dari
rumusan
permasalahan dalam penelitian sampai didapat data dan fakta yang akurat dari sebuah penelitian. Dalam setiap penelitian yang akan dilakukan memiliki
hipotesis
atau
jawaban
sementara
yang
dilanjutkan
dengan
penelitian lanjut untuk membuktikan apakah benar atau tidak hipotesis tersebut. Sehubungan
dengan
rumusan
masalah
penelitian
yang
akan
dilakukan, maka terdapat 4 (empat) hipotesis sebagai jawaban sementara benar yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis tersebut adalah: Ho
: Tidak ada pengaruh yang signifikan hasil belajar siswa MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande, Cianjur, Kabupaten Cianjur
dengan
menggunakan TIK sebagai Media pembelajarannya. Ha
: Ada
pengaruh
yang
signifikan
hasil
belajar
siswa
Mathiyyatul Ulum, Mande, Cianjur, Kabupaten Cianjur
MTs. dengan
menggunakan TIK sebagai Media pembelajarannya.
F. Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat sampai pada suatu kesimpulan, maka penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
16
1.
Menentukan Jenis Data Jenis data yang akan dikumpulkan untuk memecahkan permasalahan di
atas adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang dikumpulkan adalah tentang gambaran umum lokasi penelitian mulai dari sarana dan prasarana sekolah, fasilitas belajar yang dimiliki sampai pada kelangsungan proses belajar mengajar. Data ini akan diperoleh dari proses wawancara dan observasi. Sedangkan data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka, ataupun data kualitatif yang diangkakan dalam bentuk skor (scoring). 2.
Menentukan Sumber Data
a.
Lokasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande, Cianjur.
Lokasi penelitian tersebut dipilih dengan pertimbangan: 1) Adanya hubungan dengan masalah yang akan diteliti dengan sekolah tersebut. 2) Lokasi sekolah relatif dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga lebih efisien waktu dan biaya, karena jangkauan yang mudah ke sekolah tersebut. 3) Adanya hubungan pertemanan dengan obyek penelitian dalam hal ini guru, sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dan kordinasi. b.
Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Berdasarkan batasan
ini dapat ditetapkanbahwa populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande, Kabupaten Cianjur, sebanyak 35 siswa.
17
Tabel 1. POPULASI
c.
Kelas
Jumlah Siswa
VIII
121
Jumlah
121
Sampel Penelitian Dalam pengambilan sampel, Arikunto berpendapat bahwa “Pengambilan
sampel harus bersifat representatif, yaitu mewakili populasi, tercermin pada sampel”. Sedangkan sampel yang dipilih berupa sampel random (acak), maka berdasar pendapat Arikunto apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya populasi. Selanjutnya jika sumbernya besar, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih. Mengingat populasi kelas VIII sebanyak 121 siswa, maka penulis mengambil sampel 16% dari populasi. Sampel yang diambil dari kelas VIII MTs. Mathiyyatul Ulum, Mande, Kabupaten Cianjur, adalah sebanyak 20 orang siswa.
3.
Metode Penelitian Dalam pengertiannya, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.8 Dalam mendapatkan data, penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah salah satu metode penelitian yang banyak digunakan pada
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D ( Bandung: Alfabeta, 2015) hlm. 2
18
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Seperti dikemukakan oleh Sugiyono bahwa Penelitian Deskriptif adalah sebuah penelitian yang yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Sedangkan Sukmadinata menyatakan bahwa Metode Penelitian Deskriptif adalah sebuah metode yang berusaha mendeskripsikan sesuatu misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung. Maka dengan metode ini penulis berharap dapat memperoleh kesimpulan dari keadaan atau fenomena yang ada pada masa lampau (sebelum penelian), dan pada saat penelitian berlangsung.
4.
Teknik Pengumpulan Data Beberapa teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian
adalah sebagai berikut: a)
Teknik Angket. Teknik pengumpulan data menggunakan angket atau populer dengan istilah kuesioner adalah untuk mendapatkan data variabel tentang tingkat pemahaman siswa pada materi dalam belajar menggunakan media pembelajaran berbasis TIK. Kuesioner ini berisi beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di
19
lapangan.9 Pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan indikator angket selanjutnya akan dikonsultasikan dengan pembimbing. b) Dokumentasi Teknik studi dokumentasi ini mencakup pengumpulan data guru, siswa dan sekolah yang relevan dengan penelitian. Teknik studi dokumentasi ini juga menggunakan perangkat alat elektronik dalam mendokumentasikan proses belajar mengajar, untuk memudahkan peneliti dalam menelaah keadaan dan suasana pembelajaran. c)
Wawancara Wawancara atau interview dalam penelitian ini yaitu melakukan kegiatan tanya jawab secara tatap muka langsung dengan responden (guru) untuk mendapatkan data yang masih berkaitan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK. Data yang diambil dengan teknik wawancara diantaranya adalah: 1.
Keadaan sekolah, sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran.
2.
Kegiatan siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
3.
Proses pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis TIK.
4.
Motivasi dan prestasi siswa sebelum dan sesudah dilakukan pebelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis TIK.
9
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 76
20
5.
Analisis Data Keseluruhan data yang diperoleh dari metode teknik angket, tes, observasi,
dokumentasi
dan
wawancara,
selanjutnya
akan
dianalisis
dengan
teknik deskriptif analitik. Data yang diperoleh (kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Peneliti melakukan analisis data dengan memberi pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.10 Sebagai acuan dalam mendiskripsikan hasil analisis data, terutama poin yang membutuhkan penghitungan, maka dilakukan skoring untuk menentukan hasilnya. Data yang diperoleh masing-masing dicari variabelnya dan selanjutnya dihitung menggunakan rumus Korelasi Product Moment yaitu:
𝑟𝑥𝑦 =
N∑XY − (∑X)(∑Y) √(N ∑ X 2 − (∑ X)2 )(N ∑ Y 2 − (∑ Y)2 )
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦
= Korelasi product moment
N
= Jumlah responden
∑X
= Jumlah skor variabel X
∑Y
= Jumlah skor variabel Y
Dari hasil 𝑟𝑥𝑦 selanjutnya diklasifikasikan tingkat reliabilitasnya menggunakan tabel koefisien reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto dibawah ini.
10
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Renika Cipta, 2000), hlm. 39
21
Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Reliabilitas No
Koefisien Reliabilitas
Tingkat Reliabilitas
1.
0,800 – 1,000
Sangat Tinggi
2.
0,600 – 0,799
Tinggi
3.
0,400 – 0,599
Cukup
4.
0,200 – 0,399
Rendah
5.
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Hasil dari perhitungan variabel data, dianalisis dan diberikan kesimpulan yang merupakan perolehan hasil dari pelaksanaan penelitian. Analisis data keseluruhan hasil penelitian ini mendeskripsikan antara lain: 1.
Motivasi siswa dalam pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak menggunakan media pembelajaran.
2.
Efektifitas penggunaan media pembelajaran terhadap proses dan hasil pembelajaran serta pengaruhnya terhadap prestasi siswa.