PRESENTASI KASUS
WOUND DEHISENCE Bangkit Yudha Prawira (030.14.025) Pembimbing: dr. Cipta Pramana , Sp.OG (K)
Identitas pasien
Ny.K
Perempuan
Kudus
23 Tahun
Islam
464446
Identitas orang tua Profil
Ayah
Ibu
Nama
W
SK
Usia
28 tahun
20 tahun
Alamat
Kp. Kaceot II
Kp. Kaceot II
Pekerjaan
Buruh
IRT
Pendidikan
SD
SD
Suku
Sunda
Sunda
Agama
Islam
Islam
Autoanamnesis= pasien Ruang Dewi Khunti
25 Februari 2019 Tanggal masuk= 20 Februari 2018
Keluhan utama •Pasien mengatakan terjadi rembesan nanah di bekas operasi sejak 1 hari SMRS
Riwayat penyakit sekarang Pasien Wanita, usia 38 tahun, P1A0 datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang dengan keluhan keluar rembesan nanah di bekas operasi sejak 1 hari SMRS. Nanah berwarna kekuningan konsistensi kental disertai adanya cairan berwarna putih kehijauan yang keluar disekitar luka bekas operasi dan berbau. Keluhan disertai sedikit nyeri pada bagian luka bekas operasi ,tapi pasien tidak merasakan adanya demam.
Riwayat Medis Riwayat Haid Menarche : Usia 12 tahun Lama Haid : 7 hari Siklus haid : 28 hari Ganti pembalut 3-4x/hari Nyeri (-)
Riwayat dan rencana KB • Belum direncanakan
Riwayat Perkawinan
Riwayat Alergi
• Pernikahan pertama dengan suami sekarang • Menikah usia 22 tahun • Istri usia 22 tahun/suami usia 24 tahun
Alergi obat maupun makanan disangkal.
Riwayat Medis Riwayat Penyakit Keluarga
•Keluhan serupa (-) •Riwayat penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus, dan asma disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi • Pasien bekerja sebagai guru SD dan pekerjan suami adalah wiraswasta, biaya pengobatan ditanggung pribadi.
Riwayat Ginekologi
Riwayat Operasi
Kista (-), mioma (-)
Riwayat Sectio Caesaria dengan penyulit Preeklamsia Berat pada tanggal 16 Februari 2019.
Riwayat Obstetri
No.
1
Tahun
Tempat
Umur
Jenis
Penolong
partus
partus
hamil
persalinan
persalinan
2019
Rumah
Aterm
SC
dokter
Sakit
38 Minggu
Penyulit
Jenis
Keadaan
kelamin
anak
Hipertensi L/3700 gr Hidup, sehat
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah menjalani operasi di daerah perut ataupun operasi lainnya. • Riwayat hipertensi : disangkal • Riwayat DM : disangkal • Riwayat hepatitis : disangkal • Riwayat penyakit jantung : disangkal • Riwayat TBC : disangkal • Riwayat asma : disangkal • Riwayat alergi : disangkal • Riwayat keluhan serupa : disangkal
Pemeriksaan fisik Keadaan Umum ■ Kesan sakit : tampak saki sedang ■ Kesadaran
: compos mentis
■ Kesan gizi
: tampak Overweight
Data antropometri
Tanda vital
■
Berat badan
■ Tekanan darah : 120/80 mmhg
■
Panjang badan : 154 cm
■ Nadi : 85 x/menit
Status Gizi Overweight
■ Nafas : 20 x/menit ■ Suhu : 36,5°C
62 kg
Status generalis Kepala
•normocephal Rambut
•hitam, tebal, tidak mudah dicabut. Wajah
•Simetris, tidak tampak oedem, luka, sikatriks
Mata
•Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga
•Normotia, liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak oedem Hidung
•Simetris Bibir
•tidak tampak sianosis atau pucat
Mulut •tampak sianosis
Lidah •Normoglosia, tidak tampak sianosis
Tenggorokan •Tidak dinilai
Leher •Tidak terdapat kelainan bentuk, KGB dan tiroid tidak teraba, tidak teraba massa
Thoraks •Inspeksi
Jantung
Paru
: iktus kordis terlihat di ICS IV linea midclavicularis sinistra •Palpasi : ictus kordis tidak kuat angkat, apex impuls ictus tidak teraba melebar, tidak ada thrill di sela iga 2,3,4 linea parasternalis kiri. •Perkusi : batas jantung dalam batas normal •Auskultasi : BJ I-II regular, suara tambahan (-)
•Inspeksi :Simetris pada statis dan dinamis, Jenis pernafasan : thorako-abdominal (+) •Palpasi : nyeri tekan (-), bengkak (-), vokal fremitus (+) normal, simetris (+) •Perkusi : sonor seluruh lapang paru, kecuali pada area jantung (redup) •Auskultasi : suara napas vesicular pada kedua lapang paru, rhonki basah di kedua lapang paru, tidak terdengar wheezing
Abdomen
• Inspeksi : tampak datar (+), dinding abdomen tampak simetris (+), sikatrik (-), striae (-) , bekas operasi sepanjang 10 cm terdapat pus (+) kuning kental dan secret berwarna putih kehijaun berbau (+) • Auskultasi : peristaltik (+) normal, bising pembuluh darah a.renalis, aorta abdominalis (-) • Perkusi : timpani seluruh abdomen • Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Genitalia
•♀
Obstetri
Leopold I : Tidak dilakukan Leopold II: Tidak dilakukan Leopold III : Tidak dilakukan Leopold IV : Tidak dilakukan Denyut jantung janin : Taksiran berat janin : His : -
•Inspeksi
Ginekologi
• - Genitalia Eksterna : agina bersih, terdapat ambut pubis, lkus (-), pembengkakan vulva (-), darah (-) • - Genitalia Interna (inspekulo) : tidak dilakukan • - Vaginal toucher : dindig vagina teraba licin, tidak teaba adanya massa, portio teraba bulat lunak tebal, nyeri goyang portio (-)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
10,6/uL
3,6-11,0 uL
7,6 g/dL
11,7-15,5 g/dL
23,60%
35-47
287/uL
150-400 /uL
112 mg/dL
70-110 mg/dL
HEMATOLOGI Jumlah Leukosit
■ Tanggal: 20 Februari 2019
Hemoglobin Hematokrit Trombosit KIMIA KLINIK Glukosa Darah Sewaktu Ureum Kreatinin Albumin
34,7 mg/dL 0,5 mg/dL
17-43 mg/dL 0,5-0,8 mg/dL
3,3 g/dL
3,4 – 4,8 g/dL
Negatif
Negatif
IMMUNLOGI HbsAg Kualitatif
Pemeriksaan Penunjang 23 Februari 2019 Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal 24 Februari 2019
Hematologi Hemoglobin
Hematrokit Jumlah Eritrosit Jumlah Leukosit Jumlah Trombosit
10,9 g/dL
11,7-15,5
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
11-15
g/dL
PPT
34,2 %
35-47
Pasien
10,3 detik
4,49 /uL
4,2-5,4
Kontrol
9,9 detik
14,3/uL
3,6-11,0 uL
632/uL
150-400 /uL
PTTK/APTT Pasien
35,1 detik
Kontrol
25,0 detik
26,0-34,0
Pemeriksaan Penunjang
>
Nilai Normal
Urin Rutin Makroskopis Warna Kekeruhan pH
24 Februari 2019
Hasil
Kuning Agak Keruh 5.0
4,8-
Protein
Negatif
7,8 Negatif
Reduksi
Negatif
Negatif
Mikroskopis Lekosit
5-8 / LPB
Eritrosit
20-25 / LPB
Silinder
Negatif
Negatif
Epitel Squamous 2-3/
Negatif
Epitel Kristal
LPK Negatif
Negatif
Amorf
Negatif
Negatif
Jamur
Negatif
Negatif
Bakteri Trikhomon
POS (1+) Bakteri Negatif
Negatif Negatif
Resume Berdasakan hasil pemeriksaan terhadap pasien Ny. T, umur 23 tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan keluar rembesan nanah di bekas operasi seja 1 hari SMRS. Nanah berwarna kekuningan konsistensi kental disertai adanya cairan berwarna putih kehijauan yang keluar disekitar luka bekas operasi dan berbau. Keluhan disertai sedikit nyeri pada bagian luka bekas operasi ,tapi pasien tidak merasakan adanya demam. Riwayat menstruasi pasien teratur. Pasien belum meminum obat apapun sebelum ke Rumah Sakit. Pasien tidak memiliki riwayat abortus sebelumnya. Riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, TBC, alergi obat disangkal. Riwayat penyakit keluarga disangkal. Riwayat sosial ekonomi terkesan cukup. Sebelumnya riwayat operasi caesar tepatnya pada tanggal 16 Februari 2019 di RSUD KRMT Wongsonegoro dengan penyulit berupa preeklamsi berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu badan 36,5 derajat celcius. Pemeriksaan laboratorium darah tanggal 20 Februari 2019 didapatkan : Hb : 7,6 g/dL dan hematrokit 287/uL, pada tanggal 23 Februari dilakukan pemeriksaan darah rutin kembali didapatkan leukosit 14,3 /uL dan haemoglobin 10,9 g/dL. Serta pada tanggal 24 Februari 2019 dilakukan permeriksaan laboratorium berupa PPT 10,3 detik dan APTT 35,1 detik.
Diagnosis
Diagnosis kerja • P1A0 24 th post SC tanggal 16 Februari 2019 dengan Wound Dehisence
Penatalaksanaan ■ Rehacting ■ Cefadroxil 2x500 mg ■ Tirah baring
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi ■ Dehisensi luka adalah keadaan dimana terbukanya kembali sebagian atau seluruhnya luka operasi. Keadaan ini sebagai akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi
Etiologi ■ Faktor mekanik : Adanya tekanan dapat menyebabkan jahitan jaringan semakin meregang dan mempengaruhi penyembuhan luka operasi. Faktor mekanik tersebut antara lain batuk-batuk yang berlebihan, ileus obstruktif dan hematom serta teknik operasi yang kurang. ■ Faktor metabolik : Hipoalbuminemia, diabetes mellitus, anemia, gangguan keseimbangan elektrolit serta defisiensi vitamin dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka. ■ Faktor infeksi : Secara klinis biasanya terjadi pada hari ke 6 - 9 paska operasi dengan gejala suhu badan yang meningkat disertai tanda peradangan disekitar luka.
Patofisiologi ■ Kata lain dari dehiscence adalah kegagalan mekanik penyembuhan luka insisi. Insisi pada operasi menstimulasi proses penyembuhan yang melalui empat fase berbeda dan berkesinambungan yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan maturasi.Selama hemostasis, trombosit beragregasi, zat pembeku darah mengala mi aktivasi dan degranulasi. ■ Bekuan darah didegradasi, pembuluh kapilermelebar, cairan memasuki sisi luka, dan aktivasikaskade komplemen. ■ Makrofag, sel yang lisis dan neutrofil merupakan sediaan sitokin dan faktor pertumbuhan yang esensial untuk penyembuhan luka. ■ Pada fase proliferasi terjadi pembentukan jaringan granulasi yang dimulai pada hari ketiga pasca operasi dan berakhir beberapa minggu. Terpenting pada fase tersebut fibroblas bergerak ke arah luka dan merespon sintesis kolagen. ■ Fase maturasi dimulai pada hari ketujuh pasca operasi dilanjutkan deposisi jaringan kolagen dan remodeling untuk meningkatkan kekuatan regangan luka.
PATOGENESIS
Pada akhir operasi, bakteri dan mikroorganisme lain mengkontaminasi seluruh luka operasi, tapi hanya sedikit pasien yang secara klinis menimbulkan infeksi.
Infeksi tidak berkembang pada kebanyakan pasien karena pertahanan tubuhnya yang efektif untuk menghilangkan organisme yang mengkontaminasi luka operasi.1
Faktor yang mempengaruhi Penyembuhan Luka ■
Usia
■
Nutrisi
■
Infeksi
■
Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
■
Hematoma
■
Benda asing
■
Iskemia
■
Diabetes
■
Keadaan Luka
■
Obat
sebagai akibat kegagalan proses penyembuhan luka operasi.
Klasifikasi:Dehisensi luka operasi dini ,Dehisensi luka operasi lambat
dimana terbukanya kembali sebagian atau seluruhnya luka operasi
Etiologi: faktor mekanik, faktor metabolik, dan infeksi
DEHISENSI
faktor preoperasi
Faktor Resiko faktor pascaoperasi
faktor operasi
■ GEJALA DAN TANDA
Nyeri • Hipotermi atau hipertermi
Tekanan darah rendah •Palpitasi
Keluar cairan dari luka operasi
•Bengkak
Klasifikasi ■ Dehisensi luka operasi dini; terjadi kurang dari 3 hari paska operasi yang biasanya disebabkan oleh teknik atau cara penutupan dinding perut yang tidak baik. ■ Dehisensi luka operasi lambat : terjadi kurang lebih antara 7 hari sampai 12 hari paska operasi. Pada keadaan ini biasanya dihubungkan dengan usia, adanya infeksi, status gizi dan faktor lainnya.
Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dehiscence luka yang jelas dan mudah untuk mengidentifikasi oleh pasien dan dapat ditemukan sebagai salah satu atau lebih darihal berikut: ■ Luka terbuka
■ Jahitan rusak (tanpa penyembuhan) ■ Nyeri di tempatluka ■ Luka pendarahan ■ Nanah dan/atau drainase berbusa pada luka yang terinfeksi
Jenis Luka ■
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan menunjukkan derajat luka.
■
Berdasarkan tingkat kontaminasi – Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% – 5%. – Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%. – Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka 10% – 17%. – Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka ■ Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi ada lapisan epidermis kulit. ■ Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal. ■ Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. ■ Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
Fase Penyembuhan Luka
a) Fase Inflamasi b) Fase Proliferasi c)
Fase Remodelling
■ . DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
•menutup luka operasi dengan kassa steril.
Penatalaksanaan Penanganan Nonoperatif/ •nutrisi adekuat , dan antibiotik . Konservatif
Penanganan Operatif
•rehecting atau penjahitan ulang luka operasi yang terbuka.
Daftar Pustaka 1.
Lisa Y. Hasibuan, Hardisiswo Soedjana, Bisono, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarata, 2010; Luka, hal 95-98.
2.
Daniel Sampepajung, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarata, 2010; Masa Pulih, hal 358-363.
3.
Bisono, David S., Perdanakusuma, E. Mujianto Halimun (alm), Theddeus O>H> PrasetonoBuku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarata, 2010; Kulit, hal 395-396.
4.
Alexander J, Solomkin JS, Edwards MJ. 2011. Updated Recommendations for Control of Surgical Site Infections. Annals of Surgery. 253(6):1082-1093
5.
Anderson DJ, Podgorny K, Berrios-Torres SI, et al. 2014. Strategies to Prevent Surgical Site Infections in Acute Care Hospitals. Cambridge University Press. http://www.jstor.org/stable/10.1086/676022
6.
Burnicardi F C, Anderson D K, Bizliar T R, Durin D L, Hunter J G, Pollock M E. 2012. Schwartz’s Manual of Surgery 9th edition. MacGrawhill; New York.
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.