Materi Presentasi Wound Dressing.pdf

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Presentasi Wound Dressing.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,560
  • Pages: 50
PT. Sentra Asia Gemilang PT. Alexa Medika

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

KLASIFIKASI LUKA Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka

Klasifikasi luka 1. Luka AKUT : Luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah disepakati.

WAKTU PENYEMBUHAN

2. Luka KRONIS: Merupakan luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat krn faktor eksogen atau faktor endogen.

3. Luka KRONIK STAGNAN Kerusakan jaringan kronik, dimana pada proses penyembuhannya tdk ada progres lebih dari 8 minggu.

Leg Ulcer Luka Operasi

Mixed leg ulcer, heavily exuding, infected Created By : Renya Ayestha Ssi, APT (diabetes mellitus, lymphedema)

Luka

Klasifikasi luka Luka Bersih Luka yang tdk mengandung organisme pathogen, kecuali pembedahan sistem pencernaan, urinari & respirasi. Kemungkinan terjadi infeksi luka 1-5 % Luka Terinfeksi Luka terbuka yang berisi mikroorganisme atau jaringan mati dengan tanda infeksi secara klinis : 1. Rubor (merah) 2. Kalor (panas) 3. Dolor (nyeri) 4. Tumor (bengkak) 5. Function laesa

Derajat Kontaminasi

(gangguan Fungsi)

Luka Bersih dan terkontaminasi Luka pembedahan pada sistem pencernaan, urinari & respirasi. Kemungkinan timbulnya infeksi luka 3-11 %

6. Bernanah (eksudat bau) Luka Terkontaminasi Luka terbuka, akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar atau kontaminasi sal. cerna. Kemungkinan timbulnya infeksi luka 10-17 %

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka

Klasifikasi luka berdasarkan kedalaman Luka 1. Luka permukaan (Superficial wounds)

hanya meliputi epidermis sampai sebagian dermal 2. Luka Agak dalam(Partial-thickness wounds) meliputi hilangnya lapisan kulit s/d dermis bawah

Superficial wounds

3. Luka dalam keseluruhan (Full-thickness wounds) meliputi s/d lapisan sub-kutan (seluruh lapisan kulit hilang) 4. Luka sangat dalam (Deep wounds) meliputi luka kompleks (Luka berongga & Luka yang mengenai organ tubuh)

Partial-Full thickness wounds

Deep wounds

Luka

Cara Mengukur Kedalaman Luka

Mengukur Luka dengan penggaris, dapat mendeskripsikan panjang, lebar dan kedalaman luka.

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka

MENGUKUR LUKA Panjang luka ,diukur searah kepala menuju kaki Lebar diukur searah lebar tubuh

Mengukur undermining luka dengan cara searah jarum jam

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penilaian Luka

PENILAIAN LUKA BERDASARKAN WARNA LUKA

sloughy wound

necrotic wound

granulating wound

epithelialising wound

(Netherlands WoundCare Consultant Society, 1984) Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penilaian Luka

GAMBARAN LUKA

Hitam

Kuning

Merah Pink

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penilaian Luka

PENILAIAN LUKA BERDASARKAN WARNA LUKA

• Infeksi • Kuning kehijauan BASAH

LEMBAB • Non Infeksi (Bersih) • Merah/Pink

• Infeksi • Hitam KERING

TIPS

TIPS… • • • •

Bila berongga ……….ISI Bila basah …………...SERAP Bila kering …………..LEMBABKAN Bila ‘kotor’ ………….BERSIHKAN

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penilaian Luka

RED/MERAH: = Warna luka merah tua/terang, = Selalu tampak lembab, = Merupakan luka bersih bergranulasi, = Byk vaskularisasi, shg mudah berdarah,

YELLOW/KUNING:

Granulation

= Warna dasar luka kuning/kuning kecoklatan/kuning kehijauan/kuning pucat, krn jaringan nekrosis, = Kondisi luka yg terkontaminasi/terinfeksi

Necrosis Slough

= Avaskularisasi, karena adanya eksudat, dikenal SLOUGH.

BLACK/HITAM

= Warna dasar luka hitam/jaringan nekrosis,

= Kondisi luka yg terkontaminasi/terinfeksi, = Avaskularisasi, karena jaringan mati (Nekrosis) Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka

Faktor-faktor yang mengganggu penyembuhan luka • Lokal

• Sistemik

1.Tekanan pada Luka

1. Usia

2. Lingkungan Luka yang kering 3. Edema 4. Trauma berulang 5. Infeksi Lokal 6. Jaringan Nekrotik

2. Status Nutrisi 3. Kondisi Vaskulerisasi 4. Supresi Imun

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

PENATALAKSANAAN LUKA

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penatalaksanaan Luka

Manajemen Luka menggunakan Konsep “TIME” • Konsep manajemen luka dibuat untuk mendapatkan hasil penyembuhan luka yang optimal baik dilihat dari kualitas integritas jaringan, waktu proses penyembuhan maupun efektifitas biaya perawatannya.

• Konsep TIME T : Tissue Management I : Inflammation and Infection control. M : Moisture balance. E : Epithelial (edge) advancement.

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penatalaksanaan Luka

1. TISSUE Management : Manajemen jaringan luka dengan cara menghilangkan jaringan Nekrotik dan Slough agar dasar luka dapat jelas terlihat sehingga memudahkan dalam penentuan jenis balutan yang paling tepat.

Mechanical debridement

Biologycal/Larva Therapy (Maggot)

Autolytic debridement

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penatalaksanaan Luka

2. INFLAMMATION & INFECTION Control Faktor lain yang dapat menghambat penyembuhan luka adalah adanya infeksi.  

Bila terjadi infeksi maka infeksi harus di atasi dengan menggunakan balutan yang dapat mengatasi infeksi, Luka yang tidak infeksi, perlu di cegah agar tidak terjadi infeksi.

Selain itu perlu di perhatikan pula waktu inflamasi : 

Jika inflamasi yang memanjang tanda dini adanya hambatan penyembuhan.

Penatalaksanaan Luka

3. MOISTURE Balance Menjaga Keseimbangan kelembaban Luka dengan cara :  menggunakan balutan dengan daya serap tinggi untuk luka hiper eksudat, atau  lakukan pengompresan untuk luka yang kering sehingga didapatkan keseimbangan kelembaban.

4. EPITHELIAL edge Tepi luka yang keras dan kering akan menghambat proses epitelisasi dalam penyembuhan luka. Jika dalam 2-4 minggu tidak ada kemajuan tepi luka lakukan reassessment epithelial edge.

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penatalaksanaan Luka

1. Membersihkan Luka (Wound CLEANSING) 

Irigasi luka menggunakan normal saline (Nacl fisiologis 0,9 %) atau aquadest steril menggunakan spuit 10-50 ml dengan tekanan yang sesuai.



Debridement luka proses mengangkat jaringan mati dan benda asing dari dalam untuk memaparkan jaringan sehat di bawahnya.

Mechanical debridement

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penatalaksanaan Luka

2. Balutan Luka (Wound DRESSING) Menutup luka dengan balutan luka dapat memberikan lingkungan yang optimal bagi penyembuhan luka. Apabila dressing tidak sesuai dengan karakteristik luka, maka dressing tersebut dapat mengganggu penyembuhan luka (Erwin, Toth dan Hocevar, 1995; Kranser, 1995; Motta, 1995).

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Penanganan Luka

Tujuan digunakan Wound dressing •

Dressing dapat mengontrol kejadian infeksi,



Mampu mempertahankan kelembaban,



Mempercepat proses penyembuhan luka,



Dapat mengabsorbsi cairan luka yg berlebihan,



Membuang jaringan mati ( autolysis debridement),



Nyaman digunakan,



Cost efektif. Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

KONSEP MOIST WOUND DRESSING

LUKA BASAH

•AQUACEL •AQUACEL Ag (infeksi) KALTOSTAT

MOIST

DuoDERM CGF DuoDERM E.Thin

LUKA KERING •DuoDERM Gel •DuoDERM Paste

Menjaga kelembaban Memberi kelembaban Menyerap cairan

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka

ConvaTec Wound Therapeutics - a simplified guide to selection Luka Kering

Bleeding wounds

Exudate level

Malodorous wounds Infected wounds

Exudate sangat banyak

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Teknologi Perawatan Luka untuk Abad 21

• Evolusi balutan penyerap 1600s

1980

1990

2000

KASSA ALGINATE Lainnya

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

®

Advanced Dressings: Hydrofiber Technology • • • •

Komponen dasar adalah Cellulose Proses Carboxymethylation* mengubah kapasitas penyerapan Hydrofiber® technology membuat cairan diserap langsung ke dalam serat Ikatan terbentuk dengan cairan yang terserap dan mempertahankannya dalam serat Cellulose fragment

1Waring

MJ, Parsons D. Physico-chemical characterisation of carboxymethylated spun cellulose fibres. Biomaterials. 2001;22:903-912.

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Balutan dengan Hydrofiber® Technology Mengunci Cairan (Lock in Fluid*) • Mengunci cairan*1 • Mengasingkan bakteri2,3 dan memerangkap enzim-enzim berbahaya*4,5 ® Hydrofiber dressing

Alginate dressing

Gauze dressing

Sequestration test: a simple experiment using fluids of different colors to demonstrate the ability of dressings to lock in fluid

*as demonstrated in vitro 1Waring MJ, Parsons D. Physico-chemical characterisation of carboxymethylated spun cellulose fibres. Biomaterials. 2001;22:903-912; 2Walker M, Hobot JA, Newman GR, Bowler PG. Scanning electron microscopic examination of bacterial immobilisation in a carboxymethylcellulose (Aquacel) and alginate dressings. Biomaterials. 2003;24(5):883-890; 3Newman GR, Walker M, Hobot J, Bowler P. Visualisation of bacterial sequestration and bactericidal activity within hydrating Hydrofiber® wound dressings. Biomaterials. 2006;27(7):1129-1139; 4Hoekstra MJ, Hermans MHE, Richters CD, Dutrieux RP. A histological comparison of acute inflammatory responses with a Hydrofiber or tulle gauze dressing. J Wound Care. 2002;11(2):113-117; 5Walker M, Bowler PG, Cochrane CA. In vitro studies to show sequestration of matrix metalloproteinases by silver-containing wound care products. Ostomy Wound Manage. 2007;53(9):18-25.

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Balutan dengan Hydrofiber® Technology Contour (saat menjadi gel)* • Membentuk intimate contact dengan dasar luka*1 • Mengurangi dead space dimana bakteri berkembang biak • Mempertahankan keseimbangan kelembaban di dasar luka In vitro time-captured photomicroscopy model of Hydrofiber® dressing contouring to an uneven wound surface

AQUACEL® dressing applied to the simulated wound surface.

Gelling commences as AQUACEL® dressing absorbs exudate.

AQUACEL® dressing forms an intimate contact with the simulated wound surface, limiting spaces where bacteria can thrive.

*as demonstrated in vitro In these figures, pieces of dressing were placed on simulated wound tissue (pork belly). A needle and syringe containing blue-dyed water was then inserted through the base of the tissue and the water was then inoculated into the ‘wound space’ to simulate an exuding wound (at a rate of 4 mL per hour). 1Hoekstra

MJ, Hermans MHE, Richters CD, Dutrieux RP. A histological comparison of acute inflammatory responses with a Hydrofiber or tulle gauze dressing. J Wound Care. 2002;11(2):113-117.

Luka Terinfeksi

Teknologi Hydrofiber ConvaTec • Tujuan: – Mengelola exudate banyak – Mempertahankan moist environment – Meningkatkan pelepasan slough / mendukung granulasi

• Ciri: – Menyerap sampai 25X beratnya – Cohesive gel • Integritas kuat

– Efek Gel block – Menahan bakteri dalam seratnya

• Manfaat – – – –

Mengurangi bacterial burden Mempercepat penyembuhan Mengurangi penggantian balutan Kenyamanan pasien Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Exudate tertampung, tidak ada rembesan keluar (lateral wicking).

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Memperkenalkan

Lembut di luar, Buas di dalam Produk Hydrofiber® Technology Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

• Balutan Luka Antimikroba IDEAL • Memberikan aktivitas antimikroba spektrum luas • Memberikan aktivitas antimikroba terus menerus selama masa pemakaian balutan. • Membuat agen antimikroba tersedia sesuai kebutuhan luka. • Non-toxic terhadap sel-sel yang terlibat dalam penyembuhan luka. • Tidak menyebabkan resistensi bakteri. • Mengelola exudate atau cairan secara efektif

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

• Balutan antimikroba dengan kekuatan Silver AQUACEL®Ag adalah balutan penyerap antimikroba yang menarik dan mengelola exudate sambil membunuh microorganisme spektrum luas.

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

INDIKASI AQUACEL Ag • • • • • • •

Minor Abrasions Lacerations Minor cuts Minor scalds & burns Traumatic wounds Post surgical debrideed Oncology wound w/ heavy exudate

 Wounds w/ risk of infection  Second degree burns  Diabetic foot ulcer, leg ulcer (venous stasis ulcer, & leg ulcers of mixed etiology).  Pressure ulcers (grade II to IV) Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Buas di Dalam • Jika balutan tetap kering, tidak akan ada ion silver yang dilepaskan. • Jika balutan dihidrasi dalam cairan luka yang ada, ion-ion silver akan tersedia. • Ion silver AQUACEL Ag mempertahankan efektivitasnya pada 1 ppm untuk mencapai equilibrium/keseimbangan ionik di dalam exudate luka (37°C)

[Ag+] + [CMC-] Ag-CMC (Hydrofiber) 1 ppm ion silver cukup untuk membunuh Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Kemanjuran Antimikroba

24 jam setelah kontak 30 min dgn AQUACEL Dressing Hydrofiber Technology vs P aeruginosa (isolasi klinis)

24 jam setelah kontak 30 min dgn AQUACEL Ag Dressing Hydrofiber Technology vs P aeruginosa (isolasi klinis)

Bowler PG et al. Poster presented at: the 16th Annual Symposium on Advanced Wound Care; April 2003; Las Vegas, Nev.

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Calcium-Sodium Alginate fiber dressing

• •





Balutan Calcium-sodium alginate Tujuan: – Khasiat Hemostatik – Absorp exudate sedang - banyak. Ciri-ciri: – Menyerap sampai 17X beratnya. – Membentuk gel saat menyerap exudate • Tidak lengket • Integritas kuat – Stop perdarahan minor – Mempertahankan moist environment Manfaat: – Mempercepat penyembuhan luka – Mengurangi penggantian balutan – Kenyamanan pasien Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Calcium-Sodium Alginate fiber dressing

Riwayat Alginate •1920 Sifat pembentukan gel dipakai dalam makanan dan obat •1940 Pertama digunakan sebagai hemostat topikal Pertama digunakan sebagai hemostat pembedahan •1950 Pertama digunakan di dental •1960 Sarana pembantu untuk vaksin •1970 Shock Hypovolaemic •1980 Balutan Luka Modern – Kaltostat 1989 Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Calcium-Sodium Alginate fiber dressing

Apakah semua alginate sama? – Berbeda pada 3 faktor Komposisi Kimiawi – Jenis rumput laut yang digunakan – Guluronic acid : Mannuronic acid – Konsentrasi calcium/sodium relatif

Proses Pembuatan – Rolling vs interlinked

Konfigurasi balutan – Lebih berat atau lebih ringan (heavier or lighter) Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Calcium-Sodium Alginate fiber dressing

• Kaltostat juga mempunyai efek haemostatik (Groves,1986) – Indikasi untuk perdarahan minor

Mode Aksi Kaltostat 1. Menutup luka ber-exudate

2. Menyerap exudate & membentuk gel

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Calcium-Sodium Alginate fiber dressing

3. Pertukaran Ion untuk membentuk gel 4. Ca++, merangsang koagulasi cepat

5. Na++, membentuk gel hydrophillic

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Calcium-Sodium Alginate fiber dressing

Indikasi Luka dgn exudate sedang - banyak – Luka Akut • • • •

Abrasi/trauma Avulsi Dehisced wound In-growing toe nail

– Luka Kronik • • • • •

Pressure ulcer stage II/III/IV Venous leg ulcer Arterial ulcer Diabetic foot ulcer Fungating carcinoma (luka kanker) Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Terinfeksi

Calcium-Sodium Alginate fiber dressing TUJUAN

MANFAAT

KEISTIMEWAAN

Absorbsi Exudate Luka

Kemampuan Absorbsi tinggi, Penggantian balutan sedikit

Dibuat dengan serat “ Interlinked “

Mudah digunakan

Gel tetap menyatu, membuat pelepasan mudah

Dibuat dengan serat “ Interlinked “

Memfasilitasi perbaikan luka

Mempertahankan lingkungan lembab

Cocok dengan balutan Oklusif

Membantu pelepasan material Nekrotik secara lembut

Membantu Debridemen Autolisis

Kerusakan minimal pada jaringan baru

Tidak melekat didasar luka

Peningkatan performance, Penggantian balutan lebih sedikit dibandingkan kassa

Tingkatkan daya Absorbsi

Tidak perlu untuk persediaan balutan sekunder lain

Cocok dengan DuoDerm

Produk Aman

Terbukti aman dan manjur

Dokumentasi klinik

Efisiensi Waktu

Penggantian balutan lebih sedikit dari kassa

Secara kimiawi di desain untuk memberikan absorbsi lebih lambat dan lebih terkontrol

Biaya efektif

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Bersih

DuoDERM Hydroactive Gel Wound Hydration Dressing (Balutan Hidrasi Luka) • Tujuan: - Hidrasi luka • Indikasi - Luka kering - Luka nekrotik (eschar, slough) • Ciri-ciri: - Kandungan % air tinggi (80%), CMC (20%) - Mengandung pectin • Manfaat - Autolytic debridement pd jaringan nekrotik - Kenyamanan pasien

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

INDIKASI DuoDERM Hydroactive Gel

Luka Bersih

Partial to full thickness wounds Acute & Chronic Wounds:  Luka Traumatik dgn jaringan nekrotik  Luka bakar grade III  Ulkus dekubitus, stage II - IV  Ulkus Vena kaki  Ulkus Kaki Diabetik

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Bersih

DuoDERM Paste  Mengurangi dead space luka berongga (as a WOUND FILLER).  Melunakkan jaringan nekrotik & membantu Autolytic Debridement.  Menstimulasi jaringan granulasi (fase proliferasi)

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Bersih

DuoDERM Extra Thin Balutan yang Menjaga Kelembaban •

Tujuan – Mempertahankan moist environment luka – Balutan Primer/Sekunder – Menyerap exudate minimal



Ciri-ciri: – Balutan hydrocolloid bersifat self adhesive – Water-proof (tahan air) – Low profile



Manfaat: – Meningkatkan re-epithelialisasi, penyembuhan lebih cepat – Memberi proteksi di area kulit yang resiko mudah rusak – Mencegah kontaminasi – Mengurangi frekuensi ganti balutan – Mudah digunakan & nyaman – Menutup secara estetik Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Luka Bersih

INDIKASI DuoDERM Extra Thin • Sbg balutan Primer untuk luka superficial dengan exudate minimal:  Ulkus dermal (Abrasio)  Ulkus Diabetik/ulkus lain di fase re-epithelisasi  Luka Post Operatif (penutup jahitan luka) • Sebagai Balutan Pelindung untuk area kulit yang beresiko rusak. • Sebagai Balutan Sekunder untuk menutup balutan penyerap exudate (e.g DuoDERM paste, Kaltostat, Aquacel).

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

TERIMA KASIH

Created By : Renya Ayestha Ssi, APT

Related Documents