PRESENTASI KASUS
PTERIGIUM Disusun oleh: Ega Meilyta Andriani Putri 1710221012 Pembimbing: dr. Retno Wahyuningsih, Sp.M
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Mata UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Periode 28 Januari – 2 Maret 2019
IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. PZU Umur : 33 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Yonzipur, Jawa Tengah Tanggal Masuk : 31 Januari 2013 Tanggal Pemeriksaan : 31 Januari 2013 No. CM : 080815-2015
ANAMNESIS Pasien datang dengan keluhan mata kiri seperti ada yang mengganjal. Pasien juga mengeluhkan seperti ada selaput berwarna putih yang tumbuh di mata kiri dan semakin meluas ke arah bola matanya. Keluhan sudah dirasakan pasien sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu.
Awalnya keluhan dirasakan setelah pasien latihan menembak, mata pasien terkena asap tembakan setelah itu terasa perih dan mata memerah. Lalu beberapa saat kemudian pasien menyadari adanya selaput berwarna putih yang tumbuh di mata kiri tetapi ukurannya kecil.
Semakin lama selaput tersebut semakin membesar. Pandangan kabur (-), pusing (-), nyeri pada mata (-), berair (-), mata merah (+), mata gatal (-).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU • Riwayat penyakit yang sama: Disangkal • Hipertensi: Disangkal • DM : Disangkal • Alergi : Disangkal • Asma: Disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA • Keluarga yang sakit sama dengan pasien : Disangkal • Keluarga Hipertensi; Disangkal • Keluarga DM :Disangkal • Keluarga Alergi : Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran : compos mentis Vital Sign Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit RR
: 20 x/menit Suhu : 36.50 C
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
KESIMPULAN Pasien datang dengan keluhan mata kiri seperti ada yang mengganjal dan terdapat selaput berwarna putih yang tumbuh di mata kiri dan semakin meluas ke arah bola matanya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya pterigium pada mata kiri. Pandangan kabur (-), pusing (-), nyeri pada mata (-), berair (-), mata merah (+), mata gatal OS OD (-)
Diagnosis Banding :
- OS Pterigium - OS Pseudopterigum - OS Pinguekula Diagnosis
: OS Pterigium
TATALAKSANA Medikamentosa : Cendoliters ed 3x1 OS Polidemisin ed 3x1 OS
Edukasi
:
Lindungi mata dari sinar matahari,
udara kering, debu dengan kacamata Istirahat yang cukup
PTERIGIUM
ANATOMI
DEFINISI PTERIGIUM Pterygium merupakan pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif. Pterigium
berbentuk
segitiga,
pertumbuhan
ini
biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah korena. Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea.
ETIOLOGI Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga
merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi. Pterigium disebabkan proses degenerasi akibat paparan sinar UV berlebihan pada mata, debu, angin, mata kering, dan iritasi juga dikaitkan dengan penyebab terjadinya pterigium. Faktor Risiko: Peningkatan paparan terhadap sinar ultraviolet, termasuk yang tinggal iklim subtropis dan tropis Terlibat dalam pekerjaan yang membutuhkan kegiatan di luar ruangan Predisposisi genetik terhadap adanya pterigium yang terjadi ada di dalam keluarga tertentu.
EPIDEMIOLOGI
♂>♀
Prevalensi tertinggi pada usia 20-40 tahun
Gejala Klinis -
Asimptomatis
Mata tampak merah dan sering berair Merasa seperti ada benda asing
Pada pterigium grade 3 dan 4 terjadi
penurunan tajam penglihatan
Diagnosis Anamnesis • Asimptomatis • Mata merah, bengkak, gatal, iritasi, • Penglihatan menjadi kabur berhubungan dengan peninggian lesi pada konjungtiva dan kornea yang berdekatan pada satu atau kedua mata. Pemeriksaan Fisik • Benjolan atau tonjolan fibrovaskular berbentuk segitiga dengan pinggiran yang meninggi dengan apeks yang mencapai kornea dan badannya terletak pada konjugtiva inter palpebra. • Bagian puncak dari jaringan pterigium ini biasanya menampakkan garis coklat-kemerahan yang merupakan tempat deposisi besi yang
Derajat Pterigium Derajat 1 : jika pterigium hanya terdapat pada limbus kornea Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2
mm melewati kornea. Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran
pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar3 -4 mm) Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan
Diagnosis Banding Pseudopterigium Pinguecula Karsinoma sel skuamosa
TATALAKSANA Konsevatif
Pada keadaan dini pterigium tidak memerlukan terapi dan hanya konservatif saja. Lindungi mata dari sinar matahari, udara kering, debu dengan kacamata.
Farmakologis Pada keadaan meradang, kemerahan dan rasa perih dari
pterigium dapat diatasi dengan: Air mata buatan (GenTeal) dapat memberi lubrikasi okuler untuk pasien dengan kornea yang irreguler akibat tumbuhnya pterigium. Prednisolone acetate Suspensi kortikosteroid untuk penggunaan topikal. Penggunaan dibatasi pada mata dengan inflamasi yang signifikan.
Tatalaksana Teknik Bare Sclera
Bedah Teknik Autograft Konjungtiv av
Cangkok Membran Amnion
Indikasi Operasi: - Pterigium telah memasuki kornea lebih dari 4 mm. - Pertumbuhan yang progresif, terutama pterigium jenis vascular. - Mata terasa mengganjal. - Visus menurun, terus berair.
KOMPLIKASI Pra operatif • • • •
Distrorsi dan/atau penglihatan sentral berkurang Mata merah Iritasi Scar (parut) kronis pada konjungtiva dan kornea.
Intra operatif • Nyeri, iritasi, kemerahan, graft oedema, conneoscleral dellen (thinning),dan perdarahan subkonjungtival Post operatif • Rekuren • Infeksi • Jahitan graft terbuka sehingga terjadi pembengkakakn dan perdarahan • Adanya jaringan parut pada kornea • Korneoscleral dellen • Granuloma konjungtiva • Epithelial inclusion cysts • Perforasi korneosklera
Prognosis Eksisi
pada
pterigium
pada
penglihatan
dan
kosmetik adalah baik. Pada
beberapa hari post operasi pasien akan
merasa tidak nyaman, namun kebanyakan setelah 48
jam
pasca
operasi
pasien
bisa
memulai
aktivitasnya. Terdapat beberapa kasus rekurensi dan risiko ini
biasanya karena pasien yang terus terpapar radiasi sinar
matahari,
juga
beratnya
atau
derajat
pterigium pasien dengan pterygia yang kambuh
Terima Kasih