Tugas Sosiologi Dan Politik.docx

  • Uploaded by: Evie Suzanna
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Sosiologi Dan Politik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,041
  • Pages: 4
Tugas Sosiologi dan Politik “Masalah Kependudukan di Indonesia”

Dosen Pembimbing : Gita Isnayawulan, Sos, M.A Disusun oleh: Annisa Diah Latifah (01011381823147)

Universitas Sriwijaya Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Tahun Akademik 2018/2019

MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA FERTILISASI DAN BONUS DEMOGRAFI Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak nomor 4 di dunia. Mengutip data The Spectator Index terkait 20 negara dengan penduduk terbanyak di dunia, Indonesia tercatat memiliki populasi penduduk sebanyak 265 juta jiwa. Sementara negara dengan penduduk terpadat di dunia adalah China dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 miliar jiwa. Disusul India dengan populasi sebanyak 1,33 miliar jiwa dan Amerika Serikat sebanyak 328 juta jiwa. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Ada beberapa masalah kependudukan di indonesia yaitu masalah kualitas penduduk rendah, tingkat pengangguran tinggi, jumlah kemiskinan yang masif, tidak sebandingnya jumlah fertilitas dan mortalitas sehingga menyebabkan makin banyaknya penduduk Indonesia. Masalah-masalah tersebut masih belum bisa terpecahkan dan masih dicari solusinya. Kondisi ini dianggap tidak menguntungkan dari sisi pembangunan ekonomi. Hal itu diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih rendah sehingga penduduk lebih diposisikan sebagai beban daripada modal pembangunan. Logika seperti itu secara makro digunakan sebagai landasan kebijakan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk Secara mikro hal itu juga digunakan untuk memberikan justifikasi mengenai pentingnya suatu keluarga melakukan pengaturan pembatasan jumlah anak. Fertilitas atau kelahiran mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir sementara pemakaian kontrasepsi naik hanya kurang dari satu persen dan kematian balita hanya sedikit penurunannya. Hal ini kemungkinan karena program kependudukan dan Keluarga Berencana tidak menjadi prioritas. Adanya program Keluarga Berencana seakan tidak berpengaruh terhadap angka kelahiran pada setiap tahunnya. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah tenaga kesehatan kurang, terutama di daerah sulit dijangkau sehingga di daerah tersebut pelayanan KB tidak tercukupi. Tetapi bahkan di kota besar pun, masih banyak kegagalan KB, salah satunya faktor ekonomi. Masyarakat masih tidak tahu bahwa pelayanan KB di puskesmas gratis. Karena faktor inilah banyak masyarakat yang mengalami kebobolan padahal mereka sudah memiliki dua orang anak bahkan lebih. Tentu saja hal ini juga menyebabkan makin tingginya angka fertilitas di Indonesia yang otomatis pula menambah jumlah penduduk di Indonesia. Indikasi kehamilan tak dikehendaki menjadi isu yang penting dalam fertilitas. Sebagai contoh, ketika angka fertiliitas mencapai angka yang rendah sebagai akibat internalisasi norma keluarga kecil di dalam masyarakat, maka setiap kehamilan besar kemungkinannya adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya kehamilan tersebut berkaitan dengan kegagalan kontrasepsi. Oleh karena itu, tidak mustahil bahwa insiden kehamilan yang tidak dikehendaki berkaitan dengan pencapaian keluarga berencana. Dalam konteks inilah isu mengenai kualitas pelayanan menjadi penting, khususnya berkaitan dengan pertanyaan siapakah yang bertanggung jawab terhadap kegagalan alat kontrasepsi dan bagaimana menangani hal tersebut. Didalam demografi juga dikenal istilah bonus demografi. Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non

produktif. Kondisi demikian, memiliki nilai positif dan keuntungan besar bila dikelola secara profesional. Kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia non produktif mengandung arti bahwa potensi beban ketergantungan penduduk akan berkurang apabila kelebihan dari potensi bonus demografi dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Banyak manfaat yang bisa diperoleh bangsa Indonesia dari keadaan bonus demografi yang dialaminya. Salah satu manfaat utama sekaligus manfaat terbesar dari adanya bonus demografi bagi Indonesia adalah merubah tingkat ekonomi Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Pernyataan tersebut, bukanlah suatu hal yang mustahil terjadi. Sebab dengan adanya bonus demografi di Indonesia, maka jumlah penduduk produktif di usia kerja lebih besar dibandingkan usia tidak bekerja. Pentingnya merencanakan dengan baik pola perkawinan dan jumlah anak dengan program keluarga berencana menjadi salah satu upaya kita dalam memanfaatkan jendela kesempatan untuk meraih bonus demografi. Jumlah anak yang tidak terencana dan tren menikah muda yang tidak dikontrol dengan baik dapat mempengaruhi perubahan struktur umur penduduk di masa depan dan kita akan kehilangan jendela kesempatan untuk memanfaatkan bonus demografi. Apabila masih banyak penduduk menikah di bawah usia menikah dan memiliki anak maka di awal usia produktifnya ia akan sibuk mengurus anak ditambahnya minimnya kemampuan dan pengetahuan mengurus anak secara psikologis bagi pasangan di bawah usia menikah dapat menyebabkan anaknya tumbuh tidak sehat dan cerdas. Kita tidak tahu kapan lagi Indonesia memiliki kesempatan mendapatkan bonus deomgrafi, oleh karena itu kita tidak boleh hanya mengandalkan program pemerintah saja tetapi juga harus peduli terhadap kondisi kependudukan saat ini. Pengetahuan tentang kondisi kependudukan dan target mendapatkan bonus demografi di tahun 2030-2035 dapat dipenetrasi kepada lingkungan sekitar dengan obrolan ringan dan diharapkan masyarakat luas memiliki wawasan terkait bonus demografi. Jadi, fertilisasi dan bonus demografi memiliki hubungan. Hubungannya adalah kelahiran akan berdampak baik bagi bonus demografi bila dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Dengan adanya kondisi bonus demografi, tentu bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memajukan kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat apabila masyarakat usia produktif memiliki kualitas sumber daya yang dapat menunjang serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan negara. Apabila suatu negara gagal dalam memanfaatkan bonus demografi ini maka, jelas akan terjadi kerugian yang sangat besar bagi negara yang bersangkutan khususnya Indonesia. Adapun upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan yaitu: 1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB). 2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan: a. Program Transmigrasi b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur. 3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan: a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin 4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan: a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia. b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja

e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah 5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan: a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA. b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja. c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

Related Documents


More Documents from "ari nabawi"

Bab 18 Kelompok 1.doc
December 2019 38
Kelompok 1 Soal.docx
December 2019 26
Dokter.docx
November 2019 47