Keperawatan Medikal Bedah II Nefrotik Syndrom
Kelompok 2 1. Ian Rizky vandani
(P1337420217011)
2. Arianto rizki Ramdhani
(P1337420217012)
3. Anissa khayatul faizah
(P1337420217013)
4. Dimas Chandra Wijaya
(P1337420217014)
5. Rizka amalia
(P1337420217015)
6. Dewi febiyanti
(P1337420217016)
7. Laras widasari
(P1337420217017)
8. Asih rohmaniah
(P1337420217018)
9. Sintya aulia damayanti
(P1337420217019)
10.Ayu laylasari
(P1337420217020)
Definisi Nefrotik syndrom
Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan glomerulus karena ada peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema (Betz & Sowden, 2009).
Etiologi Nefrotik syndrom Sindrom nefrotik bawaan
Sindrom nefrotik sekunder
Sindrom nefrotik idiopatik
Etiologi Nefrotik syndrom
1. Syindrom Nefrotik Bawaan Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi maternofetal. Resisten terhadap suatu pengobatan. Gejala edema pada masa neonatus. Pernah dicoba pencangkokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil
Etiologi Nefrotik syndrom
2. Sindrom nefrotik sekunder Disebabkan oleh : Malaria quartana atau parasit lainnya Penyakit kolagen seperti SLE, purpura anafilaktoid Glomerulonefritis akut atau glomerulonefritis kronis, trombosis vena renalis
Etiologi Nefrotik syndrom
3. Sindrom nefrotik idiopatik Adalah Sindrom nefrotik yang tidak diketahui penyebabnya atau juga disebut sindrom nefrotik primer Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsy ginjal dengan pemeriksaan mikroskopi biasa dan mikroskopi electron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan yaitu kelainan minimal, nefropati membranosa, glomerulonefritis proliferatif, glomerulosklerosis fokal segmental.
Manifestasi Nefrotik syndrom Manifestasi klinis utama sindrom nefrotik adalah edema anasarka. Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan dan umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital), pada area ekstermitas (sacrum, tumit dan tangan) dan pada abdomen (asites) selain itu terjadi proteinuria, hipoalbumin, hiperlipidemia dan lipiduria (brunner & suddarth, 2002).
Klasifikasi Nefrotik syndrom 1. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : minimal change nephrotic syndrome) kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah. Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal bila dilihat dengan mikroskop cahaya.
Klasifikasi Nefrotik syndrom 2. Sindrom Nefrotik Sekunder Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosussistemik, purpura anafilaktik, glomerulonefritis, infeksi system endokarditis,bakterialis dan neoplasma limfoproliferatif.
Klasifikasi Nefrotik syndrom 3. Sindrom Nefrotik Kongenital Factor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal
Komplikasi Nefrotik syndrom Kompliasi yang akan terjadi antara lain : 1. Infeksi (akibat defisiensi respon imun) 2. Tromboembolisme (terutama vena renal) 3. Emboli pulmo 4. Peningkatan terjadinya aterosklerosis 5. Hypovolemia 6. Hilangnya protein dalam urin 7. Dehidrasi
Pemeriksaan penunjang Nefrotik syndrom Penegakan diagnosis sindrom nefrotik tidak ditentukan dengan hanya penampilan klinis. Diagnosis sindrom nefrotik dapat ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan penunjang berikut yaitu 1. Urinalisis 2. Pemeriksaan Sedimen Urin 3. Pengukuran Protein Urin 4. Albumin Serum 5. Pemeriksaan Serologis Untuk Infeksi Dan Kelainan Immunologis, 6. USG Renal, 7. Biopsi Ginjal 8. Darah Lengkap
Konsep Asuhan Keperawatan A. Pengkajian 1. Identitas Klien Nama Klien Umur : Lebih banyak pada anak-anak terutama pada usia prasekolah (3-6 th). Ini dikarenakan adanya gangguan pada sistem imunitas tubuh dan kelainan genetik sejak lahir. Jenis kelamin : Anak laki-laki lebih sering terjadi dibandingkan anak perempuan dengan rasio 2:1.
Konsep Asuhan Keperawatan Suku/bangsa Status Pendidikan Pekerjaan No.RM Diagnosa Medis 2. Identitas penanggung jawab Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, pendidikan,pekerjaan, agama, dan hubungannya dengan klien.
Konsep Asuhan Keperawatan Suku/bangsa Status Pendidikan Pekerjaan No.RM Diagnosa Medis 2. Identitas penanggung jawab Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, pendidikan,pekerjaan, agama, dan hubungannya dengan klien.
Konsep Asuhan Keperawatan 3. Riwayat Kesehatan Keluhan utama :Kaki edema, wajah sembab, kelemahan fisik, perut membesar (adanya acites) 4. Riwayat Kesehatan Sekarang Untuk pengkajian riwayat kesehatan sekarang, perawat perlu menanyakan hal berikut: Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah disertai dengan adanya keluhan pusing dan cepat lelah Kaji adanya anoreksia pada klien Kaji adanya keluhan sakit kepala dan malaise
Konsep Asuhan Keperawatan 5. Riwayat Kesehatan Dahulu Perawat perlu mengkaji: Apakah klien pernah menderita penyakit edema? Apakah ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes melitus dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya? Penting juga dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Kaji adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM yang memicu timbulnya manifestasi klinis sindrom nefrotik
Konsep Asuhan Keperawatan 7. Pola fungsional menurut Gordon Pola persepsi kesehatan Pola Nutrisi Pola eliminasi Pola aktivitas dan latihan Pola istirahat tidur Pola hubungan dan peran Pola koping dan strss Pola sensori dan kognitf Pola reproduksi Pola persepsi diri dan konsep diri
Konsep Asuhan Keperawatan 8. Pemeriksaan Fisik # Status kesehatan umum # Keadaan umum: klien lemah dan terlihat sakit berat # Kesadaran: biasanya compos mentis # TTV: sering tidak didapatkan adanya perubahan. # Pemeriksaan sistem tubuh B1 (Breathing) Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut B2 (Blood) Sering ditemukan penurunan curah jantung respons sekunder dari peningkatan beban volume.
Konsep Asuhan Keperawatan B3 (Brain) Didapatkan edema terutama periorbital, sklera tidak ikterik. Status neurologis mengalami perubahan sesuai dengan tingkat parahnya azotemia pada sistem saraf pusat. B4 (Bladder) Perubahan warna urine output seperti warna urine berwarna kola B5 (Bowel) Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen. B6 (Bone) Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari edema tungkai dari keletihan fisik secara umum
Konsep Asuhan Keperawatan
B. Diagnosa Keperawatan 1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi (00026) 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mokus dengan jumlah berlebihan (efusi pleura) (00031) 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit (edema) (00118)
Intervensi 1.
Setelah
dilakukan Manajemen cairan (4120)
tindakan
selama
keperawatan 1. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien
…
x
diharapkan volume
terjadi
24
kelebihan 3. Monitor indikasi kelebihan cairan/retensi (misalnya,
cairan
dengan
hasil :
jam, 2. Monitor tanda-tanda vital pasien
tidak
kriteria
crackles, elevasi CVP atau tekanan kapiler paru yang
terganjal, edema, distensi vena leher, dan asites) 4. Kaji lokasi dan luasnya edema, jika ada
1. Terjadi penurunan edema 5. Monitor makanan/cairan yang dikonsumsi dan hitung dan ascites
asupan kalori harian
2. Tidak terjadi peningkatan 6. Berikan cairan,dengan tepat berat badan
7. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian makan dengan baik
Intervensi 2.
Setelah
dilakukan
tindakan
Manajemen Jalan Nafas (3140)
keperawatan selama … x 24 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi jam, diharapkan bersihan jalan 2. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau nafas kembali efektif, dengan kriteria hasil :
menyedot lendir 3. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
a. Klien mampu bernafas dengan 4. Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif mudah. b.Mampu mencegah
5. Bantu dengan dorongan spirometer, sebagaimana mestinya mengidentifikasi faktor
yang
menghambat jalan nafas
dan 6. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau dapat
tidak ada dan adanya suara tambahan 7. Kelola nebulizer ultrasonik, sebagaimana mestinya 8. Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan, sebagaiaman mestinya 9. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan 10. Posisikan untuk meringankan sesak nafas
3.
Setelah dilakukan tindakan
Intervensi
Peningkatan Citra Tubuh (5220)
keperawatan selama … x 24 1. Tentukan harapan citra diri pasien didasarkan pada tahap jam, diharapkan gangguan
perkembangan
citra tubuh dapat teratasi, 2. Bantu pasien menentukan keberlanjutan dari perubahandengan kriteria hasil :
perubahan aktual dari tubuh atau tingkat fungsinya
a. Citra tubuh positif b. Mendeskripisikan faktual
perubahan
3. Tentukan perubahan fisik saat ini apakah berkontribusi pada secara
fungsi 4. Bantu
tubuh c. Mempertahankan
sosial
citra diri pasien pasien
untuk
mendiskusikan
stresor
yang
mempengaruhi citra diri terkait dengan kondisi kongenital, interaksi
cedera, penyakit atau pembedahan
5. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh mana yang berubah 6. Monitor pernyataan yang mengidentifikasi citra tubuh mengenai ukuran dan berat badan
Implementasi Implementasi Keperawatan Intervensi dilaksankan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi; ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien.
Evaluasi Setelah mendapat intervensi keperawatan, maka pasien dengan sindrom nefrotik diharapkan sebagai berikut : 1. Kelebihan volume cairan teratasi 2. Bersihan jalan nafas efektif 3. Meningkatnya citra tubuh
Thank you