Tugas Kmb 3.docx

  • Uploaded by: Risky Ahmad Prasetiya
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kmb 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,558
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting bagi manusia, karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada di dunia ini. Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah makanan itu asin atau manis. Hidup tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan nada atau musik. Atau saat kita mulai tumbuh dan hormon-hormon pertumbuhan mulai berfungsi, kita dapat merasakan yang namanya falling in love. Semua rangsangan itu dapat kita rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dari reseptor akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kita sebagai sinyal ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke dalam Sistem Sensoris. Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari sistem nervous (saraf) dan sistem pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya sensasi yang dapat dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses di saraf pusat (encephalon dan medulla spinalis). Makalah ini disusun agar kita mengetahui tentang sistem sensoris di dalam tubuh kita serta bagaimana fisiologis ataupun cara kerja dari sistem tersebut. Dengan mengetahui jalannya sistem sensoris, diharapkan mampu menambah wawasan, mempersiapkan ilmu-ilmu dasar mengenai anatomi dan fisiologi sistem sensoris, dapat mengidentifikasi secara akurat, meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam menentukan asuhan keperawatan.

B. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang tersebut, maka didapatkan rumusan-rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan sistem sensoris ? 2. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris ?

1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti yang berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang organ akhir yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat. Namun, dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai reseptor sensori yang menerima rangsangan dari luar tubuh. Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari sistem sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori manusia (panca indera/exteroceptive sensory system) yang mengintepretasi stimulus dari luar tubuh, yaitu penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa. Berikut adalah penjelasan tentang anatomi dan fisiologi dari kelima sistem indra yang ada di tubuh manusia.

B. Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra merupakan reseptor yang dapat menerima rangsangan atau impuls dari luar tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor. Ada lima macam indera yang ada pada manusia yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan fisiologi jalannya impuls dari kelima indra ke sistem saraf pusat.

2

1. INDRA PENGLIHATAN (MATA) Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena ada photoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik. a. Struktur Anatomi Mata Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak yang disebut orbit. Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila, sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah dan melindungi mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan fisura orbital superior yang berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot mata. Bagaian-bagaian mata terdiri dari. 1). Sklera Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.

3

2). Kornea kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya transparan, terletak pada bagian depan mata berhubungan dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya dan memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan yaitu epithelium, membrane , buwman, stroma, membrane descemet dan endothelim. 3). Lapisan Koroid lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan lapisan yang berpigmen mengandung banyak pertumbuhan darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna gelap pada koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid membentuk korpus silialis yang berlanjut membentuk iris. 4). Iris Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke anterior, bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal yang menyebabkan kelebaran pupil. 5). Lensa Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai pembuluh darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm dan diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan oleh ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan lensa dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous humor , cairan ini

4

diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa pada tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan makanan pada korne dan lensa . lensa tersusun dari 65% air dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium. Lensa berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui mekanisme akomudasi yaitu proses penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang beragam. 6). Retina Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi lapisi 2/3 bola pada bagian belakang. Pada bagian depan berhubungan dengan korpus silialis dioraserata. Retina meruapakan bagian mata yang sangat peka terhadap cahaya. Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen dan berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng terdapat lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel akmagrin. Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel kerucut dan sel rod atau sel batang. Sel kerucut berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.kedua pigmen tersebut akan terurai jika terkena sianar terutama pada pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi yang kurang terang atau matahari sedangkan pada pigmen sel kerucut berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam pengliatan disiang hari . Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan rodoksin yang merupakan senyawa protein dan vitamin A apabila terpapar sianr, rodiksi akan terurai menjadi vitamin A pembentukan kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan kelap yang disebut adaptasi gelap sedangkan pigmen lembayung dari sel

5

kerucut merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan oksin. Pada sel kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka terhadap merah, hijau dan biru sehingga sel kerucut dapat menagkap sprektum warna. Kerusakan pada salah satu sel kerucut akan meyebabkan buta warna. 7). Saraf Optic Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

b. Fisiologi Penglihatan Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya menjadi implus saraf sehingga dapat diterjemahkan oleh otak menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang tepat dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, korne, okueus humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-masing tersebut berkas cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk pupil. Agar sianar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa akan mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat atau jauh ketitik retina disebut okumudasi .

.

6

2. INDRA PENDENGAR (TELINGA) Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang

ada

di

sekitar

kita

sehingga

kita

dapat

mengetahui

/

mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah penjelasan tentang struktur anatomi telinga. a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar) Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3 bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelokkelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat–coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap dan mencega infeksi MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas membran tympani Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi dari berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma langsung dari luar.

7

b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani) Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulangtulang pendengaran) dan eustachius. 1). Membran Timpani Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan bentuk menyerupai gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan merupakan penerima rangsang fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan suara meuju tulangtulang pendengaran (osikula). Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu: a) Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan antrum dengan aditus adantrum b) Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian tengah c) Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan dengan tuba eustachius Pembagian secara fisiologi: a) Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani, tuba auditiva b) Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan selula) 2). Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang kecil, tersusun

pada

rongga

telinga

tengah

seperti

rantai

dan

bersambung, dari membran timpani menuju rongga telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah: a) Malleus (martil) b) Incus (landasan) c) Stapes (sanggurdi) yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga telinga dalam. Yang letaknya melekat pada bagian dalam membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga tidak teratur yang

8

agak luas, terletak dibagian bawah samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa, merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebutn sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum, di dalam tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki. Saluran tulang rawan yang panjangnya 3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa. 3). Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang menjorok menghubungkan telinga dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa dan akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di dalam telinga tengah dengan udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindari. Fisiologi dari telinga bagian tengh, membran timpani berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk dalam liang telinga dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang pendengaran berfungsi dengan sistem daya pengungkit atau tuas untuk meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang menggetarkan membran timpani. c.

Telinga Bagian Dalam Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang menyerupai saluran-saluran, yaitu vestibula, tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput)). 1). Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang berfungsi sebagai pintu penghubung antar bagian-bagian telinga. 2). Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu saluran superior, posterior dan lateral.ketiga saluran ini saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu

9

ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula. Saluran semi

serkuler

berfungsi

untuk

membantu

otak

dalam

mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan kedudukan tubuh kita. 3). Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya seperti rumah siput. Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela oval (vanestra vestibuli) yang menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan jendela melingardan (fanestra kokhlea) yang berfungsi sebagai reseptor suara. Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe. Cairan tersebut bergetar jika ada bunyi, getaran tersebut merangsang ujung-ujung saraf pendengaran (nervus auditori) oleh ujung-ujung saraf pendengaran diteruskan ke otak untuk ditafsirkan sebagai suara.

3. INDRA PENGECAP ( LIDAH) Lidah

adalah

kumpulan otot

rangka pada

bagian

lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani. Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.

10

Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak. a.

Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan dari 1/3 posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan memberi persepsi pengecapan yang dirasa.

b.

Bagian-Bagian Lidah Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang

hyoideus, tulang

rahang

bawah dan processus

styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

11

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu: 1) papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus; 2) papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah; 3) papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur. Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu : 1). Rasa Asin = Lidah Bagian Depan 2). Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi 3). Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping 4). Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput lidah manusia

dapat

digunakan

sebagai

tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.

12

indikator

metabolism

c.

Bentuk Lidah Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal, sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku, menandakan masuk angin panjang, adanya akivitas panas pada jantung Retak, adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung.

4.

INDRA PERABA (KULIT)

a.

Anatomi Kulit Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu : 1). Epidermis Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan

13

kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam): (a). Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti. (b). Stratum Lusidum, berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis. (c). Stratum Granulosum, ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik

kasar

yang

dinamakan

granula

keratohialin

yang

mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans. 2). Dermis Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan : (a). Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang. (b). Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat. Dermis mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis: struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi. 3). Subkutis Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang

14

suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

b. Fisiologi Kulit Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf yang terselubung.

5. INDRA PENCIUM/PEMBAU (HIDUNG) Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor.

15

Namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor.

16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut , di ketahui dalam sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan, sistem sensoris meliputi: 1. Sistem indra penglihatan (mata) 2. Sistem indra pendengar (telinga) 3. Sistem indra pembau (hidung) 4. Sistem indra pengecap (lidah) 5. Sistem indra peraba (kulit) B. Saran Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa Anatomi Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting bagi kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjaankan aktifitas kita. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

17

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa

Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

18

Related Documents

Tugas Kmb
August 2019 50
Tugas Kmb 3.docx
May 2020 21
Tugas Kmb Iii.docx
December 2019 29
Tugas Kmb Jee.docx
April 2020 23
Tugas Ibu Roes (kmb)
June 2020 21
Tugas Meningitis (kmb).docx
December 2019 34

More Documents from "sun fredrick sijabat"

Daftar Pustaka.docx
November 2019 27
Tugas Uts Paliatif.docx
November 2019 24
Achmad.docx
October 2019 21
Komunitas Tugas.docx
November 2019 36
Cover Kep Anak.docx
November 2019 30
Tugas Gerontik.docx
May 2020 14