Tugas Kmb 1 Virus Sars.docx

  • Uploaded by: wulandaribolong
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kmb 1 Virus Sars.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,013
  • Pages: 16
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade terakhir beberapa jenis virus yang menyebabkan infeksi

pada

manusia

muncul

sebagai

penyebab

penyakit

yang

sangat

mengkhawatirkan dan menimbulkan keprihatinan yang besar dikalangan kedokteran dan umat manusia. Beberapa di antaranya seperti virus HIV, hepatitis F, Ebola, Hanta, dan Nioah, telah terbukti menjadi sumber malapetaka baru semenjak penyakit pes dikenal sebagai penyebab kematian yang besar dan menyebabkan ketakutan yang luar biasa di antara penduduk dunia. Pada tanggal 12 Maret 2003, Badan Kesehatan Dunia ( World Health Organization/WHO) mengeluarkan suatu peringatan ke seluruh dunia tentang adanya suatu penyakit yang di sebutnya sebagai sindrom pernapasan akut parah ( severe acute respiratory syndrome/SARS). Penyakit ini digambarkan sebagai radang paru (pneumonia) yang berkembang secara sangat cepat, progresif dan sering kali bersifat fatal, dan diduga berawal dari suatu propinsi di Cina Utara yaitu propinsi Guangdong. Pada saat pengumuman WHO ini dikeluarkan, kasus- kasus SARS diketahui telah menyerang beberapa negara seperti Cina, Hongkong, Vietnam, Singapura dan Kanada. Sampai dengan tanggal 13 Mei 2003 telah di temukan sebanyak 6.234 kasus (probable cases) dan 435 (6,97 persen) kematian di 30 negara. Sulit sekali untuk menentukan dengan pasti, berapa jumlah kasus, berapa negara yang terkena wabah SARS dan berapa angka kematian, oleh karena gambaran penyakit ini setiap saat berubah dengan cepat. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian penyakit SARS 2. Gejala penyakit SARS 3. Etiologi penyakit SARS 4. Patofisiologi penyakit SARS 5. Pencegahan penyakit SARS 6. Askep teoritis penyakit SARS

C. Tujuan. Adapun tujuan dari makalah in adalah untuk memberi edukasi pada pembaca tentang bahaya penyakit SARS agar kita semua bisa menjauhi agen yang menyebabkan penyakit SARS.

BAB 2 LANDASAN TEORI A. Pengertian Severe Acute Respiratory Sindrome (SARS) adalah suatu jenis kegagalan paru – paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru- paru. SARS merupakan kedaruratan medis yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya mempunyai paru- paru yang normal. Walaupun sering disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak- anak. Severe Acute Respiratory Sindrome (SARS) adalah suatu jenis penyakit pernapasan akibat virus yang pertama kali terjadi di beberapa Negara Asia. Penyakit ini kemudian menyebar ke Amerika dan Eropa. Virusnya bernama SARS-CoV (SARS Coronavirus) yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. Para ahli mengatakan SARS pertama kali

berkembang di dalam tubuh binatang. Hal ini

berdasarkan temuan mereka akan virus yang sama di dalam tubuh musang. Musang ini di konsumsi di cina sebagai makanan dalam keadaan terdesak. SARS adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus. SARS atau Crona Virus Pneumonia (CVP) adalah sindroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum diketahu pasti penyebabnya. Pertimabngan WHO menyatakan SARS sebagai ancaman global adalah SARS merupakan penyakit baru yang belum dikenali penyebabnya, SARS menyebar secara cepat melalui alat angkut antar negara dan SARS terutama menyerang tenaga kesehatan di rumah sakit. Wabah SARS telah mendorong berbagai pakar kesehatan dunia untuk bekerja sama menemukan penyebab SARS dan memahami cara penularan SARS. Atas kerjasama para pakar dari 13 laboratorium di dunia maka 16 april 2003 dipastikan bahwa penyebab SARS adalah Virus Corona atau Coronavirus. Departemen kesehatan secara dini dan sejak awal pandemi SARS pada bulan maret 2003 melaksanakan penanggualangan SARS dengan tujuan mencegah terjadinya kesakitan dan kematian akibat SARS dan mencegah terjadinya penularan SARS di masyarakat di Indonesia.

B. Etiologi SARS disebabkan oleh coronavirus yang pada pemeriksaan dengan mikroskop elektron sama dengan coronavirus pada binatang. Vius ini stabil apda tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Virus SARS kehilangan infektivitasnya terhadap berbagai desinfektan dan bahan fiksas. Pada pemanasan dengan suhu 540c (132.8of) akan membunuh coronavirus SARS dengan kecepatan sekitar 10.000 unit per 15 menit.

C. Gejala Masa inkubasi (selang waktu antara virus masuk ke tubuh sampai menimbulkan gejala) SARS berkisar antara 2-10 hari dengan rata- rata 6 hari. Gejala yang khas pasa SARS adalah batuk, sesak nafas atau sulit bernafas, nafas pendek dan demam lebih dari 38oc. Penyakit SARS memiliki 3 fase perkembangan gejala, pada fase pertama (terjadi dalam minggu pertama setelah infeksi), pasien akan merasakan gejala seperti influenza, antara lain demam, badan terasa lemah, nyeri otot, kaku pada seluruh tubuh atau menggigil, dan sakit kepala. Penyakit SARS akan semkain berkembang sehingga pada minggu kedua pasien mulai merasakan gejala yang lebih hebat dan masuk kedalam fase kedua. Gejala yag dirasakan adalah batuk (umumnya kering tanpa dahak), sesak nafas, dan diare. Diare yang diderita pasien adlah diare dengan jumlah yang banyak dan cair tanpa lendir dan darah. Pada minggu kedua tingkat oksigen yang terlarut dalam darah (saturasi oksigen) mulai menurun. Pada fase ketiga, terjadi gangguan pernafasan yang berat sehingga pasien memerlukan bantuan pernafasan melalui alat ventilator. Pada fase ini umunya terjadi komplikasi berupa sepsis (infeksi dimana kuman penyebab beredar dalam aliran darah), kerusakan organ tubuh, dan kematian.

D. Patofisiologi Seperti virus lainnya corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru- paru. Lalu berinkubasi dalam paru – paru selama 2 – 10 hari yang kemudian menyebabkan paru – paru meradang sehingga bernafas menjadi sulit. Metode penularannya melalu udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin

dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian daln alat – alat yang terkontaminasi. Cara penularan: SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probablepenularan melalui udara misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan aau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda – tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan timbul. Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontako langsung dengan penderita mempunyai resiko paling tinggi tertular, lebih – lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan intubasi atau nebulasi.

E. Pencegahan 1. Lakukan identifikasi segera terhadap semua penderita suspect dan probable sesuai dengan definisi kasus menurut WHO Setiap orang sakit yang datan ke fasilitas kesehatan (RS, Puskesmas, Klinik di Bandara dan lain- lain) yang akan dinilai terhadap kemungkinan menderita SARS dimasukkan ke ruang triage dan disini segera dilakukan pemisahan untuk mengurang risiko penularan. Untuk penderita yang masuk kategori probable segera dipasangi masker, sebaiknya masker yang dapat menyaring udara ekspirasi untuk mencegah percikan ludah keudara. Petugas triage harus memakai masker penutup muka (face mask jenis N/R/P 95/99/100 atau FFP 2/3 atau sejenis dan memenuhi standar yang ditetapkan) yang dapat melindungi mata dari percikan. Petugas hendaknya selalu mencuci tangan dengan air mengalir sesuai dengan prosedur sebelum dan sesudah kontak dengan penderita, setelah melakukan kegiatan yang diduga dpat menyebabkan kontaminasi, dan setelah melepaskan sarung tangan. Sarung tangan yang tercemar, stethoscope dan peralatan lain harus ditangan dengan benar, dicuci dengan desinfektan untuk mencegah penularan. Desinfektan seperti larutan bahan pemutih (fresh bleach solution) dalam konsentrasi yang cukup harus selalu tersedia.

2. Lakukan tindakan isolasi terhadap kasus probable. Setiap penderita probable harus segera diisolasi dan dirawat dengan cara dan fasilitas dengan urut- urutan prefensi sebagai berikut: diisolasi diruangan bertekanan negatif dengan pintu yang selalu ditutup, kamar tersendiri dengan kamar mandi sendiri, ditempatkan dalam ruangan kohort pada daerah dengan ventilasi udara tersendiri dan memiliki sistem pembuangan udara. Apabila tidak tersedia sistem supply udara tersendiri, maka semua AC dimatiakan dan jendela dibuka untuk mendapatkan ventilasi udara yang baik (catatan: jendela harus yang tidak mengarah ke tempat umum) Prosedur kewaspadaan universal untuk mencegah infeksi harus diteerapkan dengan ketat sekali terhadap kemungkinan terjadinya penyebaran melalui udara, melalui percikan dan kontak langsung. Seluruh staf medis dan tenaga pembantu harus dilatih tentang cara – cara pencegahan infeksi dan cara penggunaan Personal Protective Equipment (PPE) alat- alat perlindungan diri berikut ini : 

Penggunaan penutup muka/ face mask untuk melindungi penularan melalui saluran pernapasan.



Penggunaan sepasang sarung tangan



Penggunaan pelindung mata



Penggunaan jas sekali pakai



Penggunaan apron



Alas kaki yang dapat didekontaminasi

Pada waktu merawat dan mengobati penderita SARS sedapat mungkin digunakan peralatan dan bahan – bahan sekali pakai dan setelah dipakai bahan atau peralatan tersebut dibuang sebagaimana mestinya. Apabila peralatan yang telah digunakan akan dipakai lagi, hendaknya disterilkan terlebih dahulu sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya. Alat – alat tersebut hendaknya dibersihkan dengan disinfektan yang mempunyai efek antiviral. Hindari pemindahan penderita SARS dati ruang isolasi ketempat lain. Kalau penderita SARS ini karena sesuatu dan lain hal harus dipindahkan ketempat lain penderita harus diberi face mask.

Visite dibatasi seminimal mungkin dan petugas harus menggunakan pakaian pelindung dengan supervisi yang ketat. Mencuci tangan mutlak harus dilakukan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, sesudah melakukan kegiatan yang memungkinkan terjadi kontaminasi, sesudah melepaskan sarung tangan. Oleh karena itu, harus tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dalam jumlah yang memadai. Untuk desinfeksi cukup diguanakan alkohol apabila tidak ada riwayat kontak dengan bahan – bahan organik yang infeksius. Perhatian khusus harus diberikan kepada petugas apabila melakukan tindakan – tindakan seprti pada pemberian fisioterapi thorax, pada tindakan bronkoskopi atau gastrokopi, nebulizer dan tindakan – tindakan lain pada saluran pernafasan serta tindakan yang menempatkan petugas kesehtaan kontak sangat dekat dengan penderita dan dengan sekret infesius, sehingga kemungkinan tertular sangat besar. Seluruh instrumen tajam harus ditangani dengan tepat dan ketat. Linen penderita harus dikemas ditempat oleh petugas, ditempatkan didalam kantong khusus (biohazard bags) sebelum dikirim ke laundry. 3. Pelacakan terhadap kontak: yang disebut kontak secara epidemologis adalah mereka yang merawat dan atau tinggal dengan atau mereka yang kontak dengan sekret saluran pernafasan, cairan tubuh atau tinja penderita suspect atau probable SARS. Pelacakan kontak harus dilakukan secara sistematis. Periode waktu seseorang dianggap sebagai kontak harus disepakati terlebih dahulu, kesepakatan ini menyangkut berapa harkah sebelum timbul gejala seseorang dianggap sebagai kontak apabila mereka terpajan dengan penderita suspect atau probable SARS.

BAB 3 PEMBAHASAN

AsuhanKeperawatan 1. Pengkajian 1.

Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan ototak sesori, nadi cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi.

2. Perhatikan perubahan suhu tubuh. 3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme. 4. Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural, komplikas ijantung, dan superinfeksi. 5. Faktor perkembangan pasien: Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan. 6.

Pengetahuan pasien atau keluarga: pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan.

2. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dano bstruksi jalan nafas. 2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat takipneu, demam. 3. Ketidak

seimbangan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktorbiologis. 4. Nyeri berhubungan dengana gen injury biologi (kerusakan organ) 5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi (RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit).

3. Rencana Keperawatan No 1.

Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekret

Tujuan dan Kriteria Hasil TU : Bersihan 1. jalan napas efektif TK : jumlah pernapasan dalam batas normal, frekuensi 2. pernapasan normal dan ekspansi dada

Intervensi

Rasional

Kaji 1. frekuensi/kedalam an pernapasan dan gerakan dada

Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan garakan dinding dada

Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada2. mengetahui adanya

normal KriteriaHasil :

aliran udara dan bunyi napas

1. Mendemonstrasika3. n batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan 4. dyspnea

Bantu pasien latihan napas dalam

penumpukan secret 3. napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru

4. merangsang batuk Pengisapan sesuai untuk membersihkan indikasi jalan napas

2. Menunjukkan 5. Berikan cairan 5. cairan (khususnya jalan nafas yang sedikitnya 2500 yang hangat) paten ml/hari (kecuali memobilisasi dan kontraindikasi). mengeluarkan sekret 3. Mampu Tawarkan air mengidentifikasika hangat daripada n dan mencegah dingin. factor yang dapat menghambat jalan nafas 2.

Volume cairan berhubungan dengan intake kurang

TU : volume cairan 1. terpenuhi TK : intake dan output seimbang, tidak ada tandatanda dehidrasi dan turgor kulit baik 2. KH : 1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine 3. normal, HT normal

Observasi TTV, 1. catat perubahan mental, turgor kulit, hidrasi dan membranmukosa.

kekurangan/perpindah an cairan meningkatkan frekuensi jantung, menurunkan TD dan mengurangi volume nadi

Ukur/hitung masukan, pengeluaran, dan keseimbangan 2. memberikan informasi cairan. tentang status cairan umum

Timbangberatbada3. perubahan BB cepat n menunjukkan gangguan dalam air tubuh total 2. Tekanan darah, 4. Kolaborasi : nadi, suhu berikan cairan IV tubuhdalam batas dalam normal observasiketat/den4. memperbaiki atau gan alat kontrol mempertahankan sesuai indilasi volume sirkulasi dan 3. Tidak ada tanda tekanan. tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada

rasa haus yang berlebihan 3.

Nutrisi kurang dari kebutuhantubu h berhubungan dengan intake kurang

TU : nutrisi 1. terpenuhi TK : tidak ada tanda-tanda malnutrisi, menghabiskan diet2. yang ditentukan, intake dan output seimbang 3. Kriteria Hasil : 1. Pemasukan nutrisi yang adekuat 2.

3. 4.

5.

4.

Nyeri berhubungan dengan peningkatan asam laktat

1. 2. 3.

Kaji kebiasaan 1. diet, dan masukanmakanan saat ini.

pasien distress pernapasan sering anoreksia karena dispnea, produksi sputum, danobat

Auskultasi bunyi usus 2. penurunan/hipoaktifbi singusus menunjukkan Berilan perawatan penurunan mobilitas oral sesering gaster dan konstipasi mungkin, buang sekret, berikan 3. rasa tidak enak, bauh wadah khusus dan penampilan adalah Pasien mampu untuk sekali pencegah utama menghabiskan diet pakaidan tissue terhadap nafsu makan yang dihidangkan dan dapat membuat 4. Hindari makanan mualdan muntah Tidak ada tandapenghasil gas dan dengan peningkatan tanda malnutrisi bikarbonat kualitas napas Nilai laboratorim, protein total 8-8 5. Kolaborasi : 4. gr%, Albumin 3.5- memberikan suhuekstrimdapatmenc 5.4 gr%, Globulin makanan yang etus/meningkatkanspa 1.8-3.6 gr%, HB mudah dicerna, smebatuk tidak kurang dari secara nurisi 10 gr % seimbang 5. metode makanan dan Membran mukosa kebutuhan kalori dan konjungtiva didasarkan pada tidak pucat situasi/kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal TU : nyeri 1. Tentukan 1. nyeri dada yang berkurang karakteristik nyeri timbul komplikasi TK : nilai GCS SARS seperti kembali normal, pericarditis ekspresi wajah 2. Pantau tandatenang, dan klien tanda vital 2. perubahan frekuensi tidak meringis jantung atau TD KH: 3. Berikan tindakan menunjukkan pasien nyaman : relaksasi, mengalami nyeri. Nyeri berkurang perubahan posisi dan pijat pinggang3. tindakan nonNilai GCS normal analgetik diberikan 4. Kolaborasi : dengan sentuhan berikan analgetik lembut dapa dan antitusif sesuai tmenghilangkan

indikasi

5.

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan perubahan respirasi rate ·

ketidaknyamanan

4. obat ini dapat menurunkan rasa nyeri dan digunakan untuk menekan batuk produktif TU : pola napas 1. Kaji frekuensi, 1. kecepatan biasany a efektif kedalaman meningkat, dispneadan TK : pasien pernapasan dan terjadi peningkatan tampak tenang, dan ekspansi dada kerja napas sesak berkurang KH : 2. Auskultasi bunyi 2. bunyi napas Menunjukkan pola napas menurun/tidak ada bila napas efektif janan napas obstruksi dengan frekuensi 3. Tinggikan kepala sekunder terhadap dan kedalaman dan bantu perdarahan dalam rentang mengubah posisi 3. kepala tinggi normal dan paru memungkinkan jelas/bersih 4. Observasi pola ekspansi paru dan batuk dan karekter memudahkan secret pernapasan 5. Kolaborasi : 4. kongestif alveolar berikan oksigen mengakibatkan batuk tambahan dan kering/iritasi nebulizer 5. memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas

4. Implementasi Keperawatan Melakukan tindakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan mencatat setiap tidakan yang dilakukan pada pasien dengan tujuan untuk kesejahteraan dan kesehatan klien.

5. Evaluasi Keperawatan Mengevaluasi semua tindakan yang telah diberikan pada pasien. Jika dengan tindakan yang diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih baik. Maka tindakan dapat dihentikan. Jika sebaliknya keadaan pasien menjadi lebih buruk, kemungkinan besar tindakan harus mengalami perubahan atau perbaikan.

BAB 4 PENUTUP A. KESIMPULAN SARS (severe acute respiratory syndrome ) adalah suatu jenis penyakit pernapasan akibat virus yang pertama kali terjadi di beberapa negara Asia. SARS disebabkan oleh Virus yang bernama SARS-CoV (Coronavirus) yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. SARS pertama kali berkembang di dalam tubuh binatang seperti musang dan babi.. Hal ini berdasarkan temuan ilmuwan akan virus yang sama di dalam tubuh musang dan babi, disamping itu musang dan babi dikonsumsi di Negara Cina. Penyebaran coronavirus terutama terjadi dirumah sakit dan lingkungan rumah. Coronavirus juga dapat menyebar kepada mereka yang merawat penderita SARS. Penularan terjadi karena kontak yang sangat dekat atau intens dengan penderita, contohnya kontak langsung dengan air ludah dan cairan yang tersembur pada saat batuk serta terhirupnya udara yang telah tercemar oleh coronavirus. SARS mempunyai gejala mirip seperti flu,seperti demam, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Sesak napas bisa terjadi kemudian. Pencegahan SARS meliputi Contact person dan Lingkungan. Pencegahan secara contact person yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh kita sedangkan pencegahan secara lingkungan yaitu menjaga kebersihan lingkungan dengan cara selalu membersihkan dalam dan luar rumah. B. SARAN 1. Sebaiknya kita harus lebih menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh serta lingkungan. 2. Sebaiknya kita harus selektif dalam memilih makanan. 3. Sebaiknya kita harus menggunakan masker dan jaket jika akan bepergian. 4. Menghindari area/tempat terjadinya kasus SARS 5. Menghindari kontak dengan dengan orang orang yang terinfeksi virus SARS 6. Kita harus memulai pola hidup sehat seperti mencuci tangan sebelum makan,DLL.

DAFTAR PUSTAKA https://dokumen.tips/documents/definisi-dan-etiologi-sars.html http://www.kerjanya.net/faq/6604-sars-severe-acute-respiratorysyndrome.html sars.pdf

MK : Keperawatan Medikal Bedah 1 TINGKAT : 2 Semester 3 PRODI : DIII Keperawatan KELAS : 2B

MAKALAH PENYAKIT SARS

KELOMPOK 5 SUCI RAHMATIAH HASAN VYEREN MAMARIMBING

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MANADO 2017

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Manado,

JULI 2017

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................... DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................................... B. Rumusan Masalah...................................................................................................... C. Tujuan.........................................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian SARS........................................................................................................ B. Etiologi SARS............................................................................................................ C. Gejala SARS............................................................................................................... D. Patofisiologi SARS..................................................................................................... E. Pencegahan SARS......................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian.................................................................................................................. 2. Diagnosa Keperawatan............................................................................................... 3. Intervensi.................................................................................................................... 4. Implementasi.............................................................................................................. 5. Evaluasi .....................................................................................................................

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................................. B. Saran ..........................................................................................................................

Related Documents

Tugas Kmb 1 Virus Sars.docx
November 2019 4
Tugas Kmb
August 2019 50
Tugas Kmb 3.docx
May 2020 21
Tugas Kmb Iii.docx
December 2019 29
Tugas Kmb Jee.docx
April 2020 23
Tugas Ibu Roes (kmb)
June 2020 21

More Documents from "rahmani"