Bab Ii 01.docx

  • Uploaded by: wulandaribolong
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii 01.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,416
  • Pages: 30
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir. Perubahan siklus radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi lahir (Sukarni dan Wahyu, 2013). B. Kekurangan Energi Kronik 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronik mempunyai resiko kematian mendadak pada masa prenatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, 54% penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi (Depkes, 2013).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013) Masalah gizi pada ibu hamil masih sebagai fokus masalah antara lain Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Energi Kronik (KEK). 2. Penyebab Secara spesifik penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah akibat dari ketidakseimbangan antara asupan untuk memenuhi kebutuhan dan pengeluaran energi. Yang sering terjadi adalah adanya ketidaktersediaan pangan secara musiman atau secara kronis di tingkat rumah tangga, distribusi di dalam rumah tangga yang tidak proporsional (biaanya seorang ibu mengorbankan dirinya), dan beratnya beban kerja ibu hamil. Selain itu, beberapa hal penting yang berkaitan dengan status gizi seorang ibu adalah kehamilan pada ibu berusia muda (kurang dari 20 tahun), kehamilan dengan jarak yang pendek dengan kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun), kehamilan yang terlalu sering, serta kehamilan pada usia terlalu tua (lebih dari 35 tahun). Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi

kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013). 3. Faktor – Faktor yang Memperngaruhi Gizi Ibu hamil dan Janin Adanya banyak faktor yang mempengaruhi keperluan gizi pada ibu hamil diantaranya yaitu: 1. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengonsumsi makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan janinnya. 2. Status ekonomi Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan di konsumsi sehari – harinya. Seorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau. 3. Pengetahuan zat gizi dalam makanan Pengetahuan

yang

dimiliki

oleh

seorang

ibu

akan

memperngaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki

masa ngidam, di mana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. 4. Status kesehatan Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. 5. Aktifitas Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda – beda. Seorang dengan gerak yang aktif otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk – duduk saja. 6. Suhu lingkungan Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5 – 37 derajat Celcius untuk metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang dilepaskan.

7. Berat badan

Berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan menentukan zat makanan yang diberikan agar kehamilannya dapat berjalan dengan lancar. 8. Umur Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. 4. Pengaruh Status Gizi Pada Kehamilan Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10 – 12 kg. pada trimester I kenaikan berat badan seorang ibu tidak mencapai 1 kg, namun setelah mencapai trimester II pertambahan berat badan semakin banyak yaitu 3 kg dan pada trimester III sebanyak 6 kg. kenaikan tersebut disebabkan karena adanya pertumbuhan janin, plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang ideal untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan kemungkinan besar terjadinya

keguguran, lahir premature, BBLR, gangguan kekuatan Rahim saat kelahiran (kontraksi), dan perdarahan setelah persalinan. 5. Gizi Kurang Pada Ibu Hamil Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini: 1) Terhadap ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. 2) Terhadap persalinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. 3) Terhadap janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antar lain memantau pertambahan berat badan

selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. 6. Kebutuhan Nutrisi Bagi Ibu Hamil Tabel 1.1 (Tambahan kebutuhan nutrisi ibu hamil) Nutrisi

Kebutuhan tidak

Tambahan kebutuhan

hamil/hari

hamil/hari

Kalori

2000-2200 kalori

300-500 kalori

Protein

75 gr

8-12 gr

Lemak

53 gr

Tetap

Fe

28 gr

2-4 gr

Ca

500 mg

600 mg

Vit A

3500 IU

500 IU

Vit C

75 gr

30 mg

Asam Folat

180 gr

400 mg

(Sumber: Buku kehamilan, persalinan dan nifas, 2013) 7. Patofisiologi Kebutuhan nutrisi meningkat selama hamil. Masukan gizi pada janin ibu hamil sangat menentukan kesehatanya dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa

sebelum hamil, peningkatan kebutuhan gizi hamil sebesar 15%, karena dibutuhkan untuk pertumbuhan Rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban, dan pertumbuhan janin. Di dalam kehamilan kebutuhan akan zat – zat makanan bertambah dan terjadi perubahan – perubahan anatomi fisiologi. Tambahan zat besi diperlukan sekitar 80 mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan pembentukan sel darah merah pada janin dan plasenta. Cakupan gizi pada ibu hamil dapat diukur dari kenaikan berat badan ibu hamil tersebut. Kenaikan berat badan ibu hamil antara 6,5 kg sampai 16,5 kg, rata – rata 12,5 kg. terutama terjadi dalam kehamilan 20 minggu terakhir. 8. Akibat dari Kekurangan Energi Kronik Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan akan menimbulkan masalah, pada ibu, janin, dan proses persalinan yaitu : 1) Terhadap Ibu Gizi kurang pada Ibu hamil menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi. 2) Terhadap persalinan Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan belum waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3) Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus pada bayi, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, afiksia intra partum, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). 9. Manifestasi Klinis 1) Tanda Kekurangan Energi Kronik a) Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm b) Badan kurus (BB tidak sesuai dengan tinggi badan) c) Rambut kusam d) Turgor kulit kering e) Konjungtiva pucat f) Tensi kurang dari 100 mmHg g) Hb kurang dari normal (<11 gr%) 2) Gejala Kekurangan Energi Kronik a) Nafsu makan kurang b) Mual c) Badan lemas d) Mata berkunang – kunang 10. Cara Mengukur Lingkar Lengan Atas Pengukuran lingkar lengan atas pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat

dilaksanakan oleh siapa saja, untuk mengetahui kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronik (Supriasa,dkk, 2012). Cara pengukuran lingkar lengan atas dilakukan dengan 7 urutan pengukuran lingkar lengan atas yaitu : 1) Tetapkan posisi antara bahu dan siku 2) Letakkan pita antara bahu dan siku 3) Tentukan titik tengah lengan 4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan 5) Pita jangan terlalu ketat 6) Pita jangan terlalu longgar 7) Cara pembacaan skala ukur harus selalu benar Hasil pengukuran lingkar lengan atas ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan di atas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran <23,5 cm berarti beresiko KEK dan >23,5 cm berarti tidak beresiko KEK (Supriasa, dkk 2012). 11. Penatalaksanaan Kekurangan Energi Kronik Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK pada wanita usia subur adalah : 1). Makanan cukup dengan pedoman gizi seimbang 2). Pengukuran LILA 3). Hidup sehat dengan cara makan – makanan yang bergizi 4). Memeriksakan kehamilan kepetugas kesehatan (ANC) teratur (Supariasa, dkk 2012).

Pelayanan antenatal terpadu (10 T) harus dilakukan ditingkat pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) oleh tenaga kesehatan. Pelayanan antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah : 1) Penimbangan berat badan 2) Pengukuran tinggi badan 3) Pengukuran LILA 4) Pemberian tablet tambah darah 5) Pemberian makanan tambahan (PMT ibu hamil) 6) Penyuluhan dan Konseling gizi 12. Pemeriksaan Penunjang 1) Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik meliputi pemeriksaan Hb, GDS, Protein urine dan Hepatitis. 2) Pemeriksaan USG Untuk mengetahui lokasi kehamilan, jumlah janin, organ kelamin dan untuk mengetahui janin mengalami kelainan atau tidak (Astuti, 2012). 3) Pemeriksaan leopold dan kehamilan Dilakukan pemeriksaan leopold 1 sampai dengan 4 untuk mengetahui letak janin dan keadaan janin. Dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri untuk mengetahui berat janin, dan melakukan

pemantauan detak jantung janin dengan batasan normal 140 kali/menit (W.Bolong, 2018). 13. Penentuan Status Gizi Penentuan status gizi dilakukan dengan 2 cara : Dengan menghitung IMT dan menukur LILA 1) Normal jika IMT 18,5 s/d 24,9 kg/m2 (Institute of Medicine, 2009) dan LILA ≥ 23,5 cm 2) Kurus jika IMT < 18,5 kg/m2 3) KEK bila LILA < 23,5 cm Cara menghitung IMT: IMT = Berat Badan (kg) TB (M) x TB (M)

(Sumber: Pedoman penanggulangan KEK pada ibu hamil, 2014) 14. Akibat Kekurangan Energi Kronik Ibu yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) selama masa kehamilan

akan

berdampak

negatif

pada

siklus

kehidupan

keturunannya. Ibu KEK umumnya memiliki kenaikan berat badan hamil yang rendah (tidak memadai untuk mendukung kehamilannya). Akibatnya berat badan bayi yang dilahirkan rendah atau biasa disebut dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang ditandai dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. (Fikawati, 2015).

Akibat lain yang ditimbulkan karena ibu menderita KEK saat kehamilan adalah terus menerus merasa letih, kesemutan, muka tampak pucat, kesulitan sewaktu melahirkan dan air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui. Akibat pada janin yang dikandung ibu adalah bisa menyebabkan keguguran, pertumbuhan janin terganggu, perkembangan otak janin terhambat hingga kemungkinan nantinya kecerdasan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (prematur) dan kematian pada bayi (Helena, 2013). 15. Pencegahan dan Penanganan Kekurangan Energi Kronik Pada umumnya pencegahan dan penanganan KEK melalui beberapa langkah, yaitu: 1) Peningkatan viriasi dan jumlah makanan. Oleh karena itu, kandungan zat gizi pada setiap jenis makanan berbeda – beda, dan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap, maka untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar zat gizi diperlukan konsumsi makanan yang beragam. Selain itu, karena kebutuhan energi dan zat gizi lainnya pada ibu hamil dan ibu menyusui meningkat maka jumlah konsumsi makanan mereka harus ditambah. 2) Mengurangi beban kerja pada wanita, terutama ibu yang sedang hamil. Berbagai penelitian menunjukan bahwa beban kerja yang

berat pada wanita hamil akan memberikan dampak kurang baik terhadap outcome kehamilannya. 16. Konsep Penanggulangan Ibu Hamil dengan KEK Aktivitas fisik (beban kerja) sehari – hari yang ak sesuai PengaturanAktivitas jarak fisik kehamilan (beban kerja) sehari-

Gaya hidup dan Pola Asuh Ibu yang Mendukung

hari yang sesuai

Status/Kedudukan ibu di dalam rumah tangga Kualitas Makanan

Konsumsi makanan dan suplementasi

Kualitas Makanan

Gizi Ibu Hamil

Suplementasi Fe, asam folat, kalsium dan zinc Pengobatan Penyakit Pencegahan Kecacingan Pencegahan dan penyakit pengobatan malaria

Pencegahan dan pengobatan malaria

Hygiene/sanitasi dan air bersih (Sumber: Modifikasi dari framework for promoting maternal nutrition “USAID-IYCN” tahun 2012).

C. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronik 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, dalam pengkajian terutama pada ibu hamil meliputi : 1) Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa medis secara lengkap dan jelas. 2) Keluhan Utama Biasanya ditemukan keluhan badan lemas, nafsu makan kurang, dan mudah lelah saat beraktivitas. 3) Riwayat Menstruasi Riwayat menstruasi diperlukan guna menentukan taksiran persalinan (TP), yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). 4) Riwayat kehamilan Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terakhir, taksiran persalinan, gerakan janin, obat yang dikonsumsi apa saja, keluhan selama hamil, ANC berapa kali, teratur atau tidak, penyuluhan yang pernah didapat apa saja, imunisasi TT, kekhawatiran khusus.

5) Riwayat Obstetri Riwayat obstetri memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat obstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya, antara lain: a) Gravida, para-abortus dan anak hidup (GPAH) b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan dan pertolongan persalinan d) Jenis anastesi dalam kesulitan persalinan e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi dan perdarahan f) Komplikasi pada bayi g) Riwayat masa nifas sebelumnya 6) Riwayat Kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang bisa memperberat keadaan pasien. b) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui keadaan apakah ibu pernah menderita penyakit jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi, HIV/ADIS, riwayat epilepsy maupun riwayat operasi dan pembedahan.

c) Riwayat kesehatan keluarga Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit penular sperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS, penyakit turunan lainnya maupun keturunan kembar. 7) Riwayat Perkawinan Untuk mengetahui kawin umur berapa tahun, dengan suami umur berapa tahun, berapa kali kawin, lamanya perkawinan, dan jumlah anak. 8) Riwayat Kontrasepsi Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada kunjungan pertama. Beberapa kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin. 9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu, meliputi : a) Kehamilan : Adakah gangguan seperti muntah – muntah berlebihan, hipertensi, perdarahan pada hamil muda b) Persalinan : Spontan atau bantuan. Lahir aterm, paterm atau posterm, ada perdarahan, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan. c) Nifas : Apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan bagaimana proses laktasinya.

d) Anak : Jenis kelamin, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa, sebab meninggal dan berat badan lahir. 10) Pola Pemenuhan Aktivitas Sehari – hari (11 Pola Gordon) a. Pola Persepsi dan Managemen Kesehatan Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan

kesehatan,

kemampuan

menyusun

tujuan,

pengetahuan tentang praktek kesehatan. Pada ibu hamil dengan KEK biasanya kurang memahami asupan gizi yang sesuai dalam masa kehamilan. b. Pola Nutrisi dan Metabolik Menggambarkan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual / muntah, kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, makanan kesukaan. Pada ibu hamil dengan KEK ditemukan nafsu makan berkurang sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi. c. Pola Eliminasi Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi

berlebih. Pada ibu hamil denga KEK biasanya BAB dan BAK dalam batas normal, tetapi kadang terjadi konstipasi. d. Pola Kognitif dan Perseptual Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan,

pembau

dan

kompensasinya

terhadap

tubuh.

Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang lain). Pada ibu hamil dengan KEK semua indra dalam batas normal, daya ingat dalam batasan normal, tetapi biasanya muncul keluhan seperti mata berkunang-kunang. e. Pola Aktivitas Dan Latihan Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain. Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalam nafas, bunyi nafas riwayat penyakit paru. Pada ibu hamil dengan KEK biasanya

disebabkan karena aktivitas fisik secara berlebihan, dan Ibu hamil dengan KEK mengeluh badan lemas dan cepat lelah, terasa malas untuk beraktivitas. f. Pola Tidur dan Istirahat Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy. Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih. Pada ibu hamil dengan KEK di anjurkan untuk lebih banyak beristirahat, tidur yang cukup, biasanya pada ibu hamil dengan KEK tidak ada gangguan pola tidur. g. Pola Persepsi dan Konsep Diri Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap

kemampuan.

Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistic.Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal, ekspresi wajah, merasa tak berdaya, gugup/relaks. Pada ibu hamil dengan KEK tidak ditemukan masalah, biasanya ibu

telah menerima perubahan fisik yang terjadi selama masa kehamilan, dan mencintai janin yang dikandungnya. h. Pola Peran dan Hubungan Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan dan lainnya. Pada ibu hamil dengan KEK lebih banyak berinteraksi dengan ibu hamil yang lain, tetapi ibu hamil dengan KEK kemungkinan penyebabnya karena kurang mendapat dukungan dari suami. i. Pola Intoleransi Stress Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan, efek penyakit terhadap tingkat stress. Pada ibu hamil dengan KEK biasanya rentang terhadap stress seperti cemas karena terjadinya perubahan kesehatan yang dapat membahayakan dirinya dan juga janin dalam kandungan. j. Pola Kesehatan Reproduksi Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan

dengan

seksualitas.

Dampak

sakit

terhadap

seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex, pemeriksaan genital. Pada ibu hamil dengan KEK biasanya tidak ada keluhan, dalam batas normal. k. Pola Nilai dan Keyakinan Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam

melaksanakan

konsekuensinya.Agama,

agama kegiatan

yang

dipeluk

keagamaan

dan dan

buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit. Pada ibu hamil dengan KEK dalam batas normal, tidak ada gangguan terhadapa spiritualnya. 11) Imunisasi Dikaji untuk mengetahui kelengkapan dari imunisasi selama kehamilan. 12) Pemeriksaan Fisik a) Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang atau buruk. Keadaan ibu hamil dengan KEK biasanya baik. b) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu meliputi : compos mentis, somnolen, apatis, delirium, sopor dan coma. Kesadaran ibu hamil dengan KEK adalah compos mentis.

c) Tekanan Darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi. Batas normal sistolik 110-140 mmHg dan diastole 70-90 mmHg (WHO, 2015). d) Suhu : Apakah ada peningkatan atau tidak. Normalnya suhu tubuh orang berfrekuensi dalam rentang yang relative sempit. Suhu tubuh normal 35.6°C-37,6°C (WHO, 2015). e) Nadi : Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit. Nadi normal 60-100 kali/menit (Evelyn, 2015).. f) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit. Respirasi normal 16-20 kali/menit (Evelyn, 2015). g) Tinggi Badan : Untuk mengetahui tinggi badan pasien kurang dari 145 cm, tidak termasuk resiko tinggi atau tidak. h) Berat Badan : Untuk mengetahui berat badan pasien kurang dari 40 kg, termasuk resiko tinggi atau tidak. Pada ibu hamil dengan KEK biasanya berat badan < 40 kg. i) Pengukuran LILA : Untuk mengetahui lingkar lengan atas pasien, pada ibu hamil dengan KEK LILAnya <23,5 cm (Nursalam, 2016). 13) Pemeriksaan Head To Toe a) Kepala

(a) Rambut : Kebersihan rambut, kerontokan atau tidak. Pada ibu hamil dengan KEK biasanya rambut tampak kusam, tidak bercahaya (Nursalam, 2016). (b) Muka : Ada cloasma atau tidak, pucat atau tidak. Pada ibu hamil dengan KEK muka tampak pucat. (c) Mata : Conjungtiva berwarna merah muda atau tidak, berwarna putih atau kuning. Pada ibu hamil dengan KEK conjungtiva tampak pucat dan sklera berwarna putih. (d) Hidung : Untuk mengetahui adanya polip atau tidak. (e) Telinga : Untuk mengetahui adanya serumen, perdaraha atau tidak. (f) Mulut, Gigi, Gusi : Bersih atau kotor, ada stomatitis atau tidak, ada caries atau tidak dan ada perdarah gusi atau tidak. (g) Turgor Kulit : Untuk mengetahui turgor kulit pada ibu hamil, apakah kering atau tidak. Turgor kulit pada ibu hamil dengan KEK biasanya kering dan tidak elastis. (h) Leher : Adakah pembesaran pada kelenjar tyroid, kelenjar getah bening, distensi vena jugularis, pembesaran tonsil dan ada tumor atau tidak. (i) Thoraks dan Aksilla : Adakah benjolan pada payudara atau tidak, putting susu menonjol atau tidak, pengeluaran ASI/kolostrum sudah keluar atau belum.

(j) Abdomen : Untuk mengetahui ada bekas operasi atau tidak, adanya distensi abdomen atau tidak, ada linea dan strie atau tidak. (k) Ekstremitas : Apakah terdapat varises, oedema atau tidak, betis merah, lembek atau keras, keadaan akral dan CRT. Biasanya pada ibu hamil dengan KEK akral teraba dingin dan CRT < 2 detik. 14) Pemeriksaan Khusus Obstetri a. Abdomen a) Inspeksi : Untuk mengetahui pembesaran perut, bentuk perut, kelainan dan pergerakan janin. b) Palpasi (a) Kontraksi : Untuk mengetahui intensitas dan durasinya. (b) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri, untuk menentukan bagian atas janin. (c) Leopold II : Untuk menentukan batas samping rahim kanan-kiri, dan menentukan letak punggung janin. (d) Leopold III : Menentukan bagian terbawah dari janin, apakah teraba presentase bokong atau kepala. (e) Leopold IV : Menentukan berapa jauh sudah sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum.

(f) Mc.donald : Untuk mengetahui TFU dalam cm. diukur dengan menggunakan metlyn dari tepi atas sympisis pubis sampai fundus uteri. (g) TBJ : Untuk mengetahui taksiran berat janin. Pada ibu hamil dengan KEK akan mengalami BBLR, prematur dan keguguran. (h) Auskultsi

:

Dilakukan

pemeriksaan

DJJ

untuk

mengetahui detak jantung janin maksimum, frekuensi teratur atau tidak. Penghitungan dilakukan dalam 1 menit penuh. (i) Vulva atau Vagina : Meliputi adanya varises atau tidak, pengeluaran pervaginam yang meliputi perdarahan atau keputihan. (j) Perineum : Ada bekas lukan atau tidak, ada keluhan lain atau tidak. (k) Anus : Ada hemoroid atau tidak, adanya keluhan lain atau tidak. 15) Data Penunjang Data penunjang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa.

Data

penunjang

merupakan

hasil

pemeriksaan

laboratorium seperti test Hb. Pda ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik biasanya hasil Hb <11 g/dl.

2. Diagnosa Keperawatan 1) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Ibu hamil a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrient. b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum c) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan d) Resiko infeksi berhubungan dengan malnutrisi e) Resiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi terkait kehamilan (misalnya kekurangan gizi) f) Defisiensi

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurang

terpaparnya informasi. 2) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Bayi a) Resiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan nutrisi tidak adekuat

4. Implementasi Keperawatan Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya atau hilangnya masalah ibu. Tahap implementasi ini terdiri dari beberapa keperawatan,

tahap kegiatan,

menuliskan

atau

yaitu validasi rencana

mendokumentasikan

rencana

keperawatan, serta melanjutkan pengumpulan data. Saat setelah melakukan implementasi keperawatan, tindakan harus cukup mendetail dan jelas supaya semua tenaga keperawatan dapat menjalankannya dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan. Perawat dapat melaksanakan langsung atau bekerja sama dengan para tenaga pelaksana lainnya. 3. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, di mana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan dari ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasikan.

Daftar Pustaka Ratnawati, Ana. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru. Univesitas Indonesia. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Icesmi, Sukarni dan Margareth, ZH. 2013. Kehamilan,Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Amin Huda, Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015-2017. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, NIC-NOC. Jogjakarta: MediaAction. Kementerian Kesehatan, RI. 2015. Pedoman Penanggulangan Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil. Jakarta: Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan IbuAnak. Aprianti, Eka. 2017. Gambaran Kejadia Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kasihan I Bantul. Yogyakarta: Naskah Publikasi. Ginarti. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.S G1P0A0 Umur Kehamilan 24+1 Minggu Dengan Kekurangan Energi Kronis Di BPS Ariyanti Sragen. Surakarta: Naskah Publikasi. Ana Pomalango, Misnati dan Denny I Setiawan. 2018. Karakteristik Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) Di Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Naskah Publikasi. Riset Kesehatan Dasar. 2018. (RISKESDAS). Jakarta. Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. RISKESDAS. Jakarta.

Profil Dinas Kesehatan Kota Manado. 2017. (diakses tanggal 25 Januari 2019) http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT A_2017/7171_Sulut_Kota_Manado_2017.pdf Profil Kesehatan Indonesia. 2016. (diakses tanggal 25 Januari 2019) http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf Program Kesehatan Ibu Provinsi Sulawesi Utara. 2017. SULUT. (diakses tanggal 25 Januari 2019) http://dinkes.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2017/11/Buku-ProfilKesehatan-Sulut-2017.pdf Prof. Gordon. 2016. 11 Pola Gordon. (diakses pada tanggal 05 Februari 2019) http://www.academia.edu/5910552/11_POLA_KESEHATAN_FUNGSIO NAL_MENURUT_GORDON.pdf World

Health

Organization.

2016.

monitoring

normal

vital

signs.

http://www.who.int/entity/gho/publications/world_health_statistics/2016/e n/index.html (diakses pada tanggal 05 Februari 2019).

Related Documents

Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48
Bab Ii
June 2020 44
Bab Ii
October 2019 82

More Documents from "Mohamad Shodikin"