Tugas Dr. Hanevi Revisi Fix.docx

  • Uploaded by: Erni Yessyca Simamora
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Dr. Hanevi Revisi Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,164
  • Pages: 31
TUGAS KAJIAN SISTEM MIKRO UNIT PELAYANAN KLINIS DI RUMAH SAKIT

1. 2. 3. 4. 5.

Oleh : drg. Usman Sumantri,M.Sc dr. Evi Andriwinarsih Zainab Hanifah, B.Acc dr. Febbyansari Nucki dr. Erni Yessyca

FAKULUTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018

INSTRUMEN UNTUK KAJIAN SISTEM MIKRO PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

No

1

Sistem mikro yang dikaji

: Instalasi Rawat Jalan

Rumah sakit

: RSAB Harapan Kita

Best practices category (katagori yang dikaji)

Expectation (Yang diharapkan)

Client/Patient experience: 1. Fisik Bangunan satisfaction, komplain, klaim, a. Akses yang mudah untuk ke poliklinik demands terhadap pelayanan Tempat parkir tersedia luas. Petunjuk arah yang (fluktuasi kunjungan, dsb) jelas dengan petugas parkir yang sigap dan siap mengatur. b. Ruang tunggu dan ruang pemeriksaan Kapasitas ruang tunggu cukup luas, bersih dan nyaman untuk menampung semua pasien poliklinik dan ada signage yang jelas.

Discovery (Kenyataan/Temuan) dari hasil observasi, wawancara, studi dokumen, dsb Hasil wawancara dengan pasien rawat jalan dan kepala instalasi terkait : 1. Fisik Bangunan a. RSAB Harapan Kita terletak di jalan raya yang mudah terjangkau dengan transportasi umum, bangunan luas, tempat parkir luas (parkir halaman dan gedung parkir), petunjuk arah jelas, petugas parkir banyak dan melayani dengan peraturan “no tipping”, ada jalur khusus untuk pasien disabilitas.

b. Ruang tunggu luas, bersih dan nyaman, ada playground di ruang tunggu poliklinik anak sehingga 2. Manajemen Pelayanan a. Pendaftaran anak-anak tidak bosan menunggu, ada pemisahan Pendaftaran mudah dan tidak lama. Bisa poliklinik sakit (lantai 1) dan poliklinik sehat (lantai 2 menggunakan pendaftaran online atau via : POTAS/Poli Terpadu Anak Sehat), petunjuk arah telp/sms/aplikasi poliklinik jelas. b. Paramedis Petugas selalu siap melayani dengan hati, visi petugas 3S (senyum, sapa, salam), mempunyai kompetensi, keterampilan dan pengetahuan yang baik di bidangnya,

2. Manajemen Pelayanan a. Pendaftaran Pendaftaran di RSAB Harapan Kita sudah jelas pembagiannya berdasarkan jenisnya yaitu Poli Spesilais Umum (Interna, Bedah, Kulit, dll), Poli Anak (yang terdiri dari berberapa subspesialis), Poli c. Dokter Obgyn (yang terdiri dari beberapa subspesialis), Poli Setiap dokter mempunyai kompetensi, Eksekutif. Pendaftaran bisa dilakukan on the spot, via pengetahuan dan keterampilan yang baik, jam telepon, sms, aplikasi, atau web. Pendaftaran on the praktek dokter tepat waktu, tidak ada pembatasan spot dilengkapi dengan mesin antrian yang

kuota pasien, personal dokter ramah dan memudahkan proses pendaftaran. berempati, penggunaan pemeriksaan penunjang yang bijaksana dan terapi rasional. b. Paramedis Jumlah petugas cukup, kompetensi serta d. Farmasi keterampilannya baik, petugas ramah dan komunikatif Informasi tentang obat, dosis, cara penggunaan dijelaskan dengan baik, waktu tunggu resep tidak c. Dokter lebih dari 30 menit, obat tidak kadaluarsa, Waktu tunggu lama karena banyaknya pasien yang penyimpanan obat baik berobat (tidak ada pembatasan kuota), personal dokter ramah dan komunikatif, kompetensi dokter baik e. Penunjang pelayanan lain sehingga pasien memilih untuk kembali berobat ke Waktu tunggu singkat, hasil pemeriksaan yang RSAB Harapan Kita. baik dan akurat, pelaporan nilai kritis yang cepat, petugas berkompetensi dan bersertifikat d. Farmasi Petugas memberikan informasi tentang obat dengan f. Kasir baik, waktu tunggu resep baik. Metode pembayaran bervariasi (cash, debit, credit), waktu tunggu singkat, petugas ramah dan e. Penunjang pelayanan lain cekatan Waktu tunggu singkat, petugas ramah dan komunikatif, pasien mendapat kejelasan kapan hasil g. Customer Care pemeriksaan keluar. Adanya petugas khusus yang kompeten untuk menampung dan melayani kritik, saran, complain g. Kasir dari pasien Metode pembayaran sudah bervariasi (cash, debit, credit), waktu utunggu singkat, petugas ramah dan komunikatif. g. Customer Care Ada media untuk pasien menyampaikan keluhan, kritik dan saran ke pihak RSAB Harapan Kita baik melalui sms, telp, media social dan formulir khusus, ada petugas yang selalu siap melayani pasien dan ruangan khusus untuk konsultasi. Hasil penelusuran dokumen : Terdapat kebijakan, pedoman, panduan dan SPO yang mengatur kegiatan yang berlangsung di instalasi rawat jalan.

2

Outcome pelayanan 1. Service Outcomes : (distribution of clients, service a. Kepuasan terhadap akses informasi pelayanan or clinical outcomes, dsb) kesehatan di RSAB Harapan Kita b. Kepuasan terhadap pelayanan administratif c. Kepuasan terhadap pelayanan terkait pembiayaan d. Kepuasan terhadap proses pelayanan medis

Hasil survey kepuasan pasien dilakukan secara rutin, dianalisa dan dipublikasikan melalui poster dan website. Secara keseluruhan, tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di RSAB Harapan Kita cukup tinggi. Ada indikator mutu klinis, manajemen, dan keselamatan pasien yang diukur di rawat jalan untuk menilai clinical outcomes, salah satunya pengukuran mutu waktu tunggu pasien <60 menit.

2. Clinical Outcomes : a. Kepuasaan terhadap pelayanan tenaga medis b. Kepuasan terhadap informasi mengenai penyakit, rencana tindakan, terapi, alternatif tindakan, efek samping, komplikasi 3

Client involvement/empowerment pada proses dan pengelolaan sistem mikro Termasuk adanya mekanisme untuk mengenal dan menindak lanjuti kebutuhan dan harapan klien

Adanya informasi yang jelas, mudah dipahami dan diakses oleh pasien seperti : informasi jadwal praktik dokter,alur pelayanan pasien rawat jalan, alur komplain, denah ruangan dan signage,informasi kesehatan,ketersediaan ruang rawat. Pasien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan medis : dokter , perawat, tenaga kesehatan lain memberikan edukasi yang jelas kepada pasien, pasien memberikan persetujuan atau penolakan terhadap suatu tindakan.

-

-

-

4

Core process pada sistem mikro (lampirkan peta proses): bagaimana cycle time, jam buka pelayanan, disain proses utama,penanggung jawab proses, urain tugas (job description), ada tidaknya standar dan prosedur,

Terdapat proses pemberian informasi kepada pasien dan keluarga sejak awal pasien masuk RS sampai selesai dirawat yang didokumentasikan dalam formulir edukasi terintegrasi. Petugas mengidentifikasi pasien berkebutuhan khusus agar mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien (fasilitas fisik bangunan RS sudah mengakomodir kebutuhan pasien yang berkebutuhan khusus) Tersedia media seperti poster, banner, leaflet untuk menyampaikan informasi lengkap RS Tersedia media edukasi tentang penyakit dan promisi kesehatan dalam bentuk leaflet, brosur dan standing banner

1. Alur pelayanan simple dan efisien waktu 1. Alur pelayanan 2. Waktu pelayanan sesuai dengan SPM  Untuk Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Permenkes no.129 tahun 2008 Nasional (JKN) yang sudah memiliki rujukan, 3. Jenis pelayanan kesehatan sesuai dengan melakukan pendaftaran di loket pendaftaran. Bila klasifikasi rumash sakit tipe A khusus ibu dan persyaratan lengkap maka petugas pendaftaran akan anak sesuai dengan Permenkes no. 56 tahun 2014 mencetak SEP, kemudian pasien dapat menuju 4. Tersedia kebijakan, pedoman, panduan, SPO poliklinik sesuai rujukan (klinik spesialis atau yang mengacu pada current based evidence subspesialis). Selanjutnya pasien mendapatkan

penerapan evidence dalam 5. Adanya upaya proses utama, kepatuhan keselamatan pasien terhadap prosedur, pelaksanaan proses produksi/proses pelayanan, upaya pengukuran, analisis dan perbaikan, dsb

peningkatan

mutu

dan

pemeriksaan dokter di poliklinik terkait, jika diperlukan pemeriksaan penunjang maka bisa dilakukan di dalam rumah sakit atau di luar rumah sakit. Jika pasien tidak ada keperluan di rawat inap, setelah itu pasien bisa menuju ke depo farmasi untuk mengambil obat, setelah itu pasien dipersilahkan pulang. Sedangkan untuk pasien yang perlu rawat inap, dapat mengikuti alur rawat inap.  Untuk pasien non Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), saat datang ke RSAB Harapan Kita dapat mengambil nomor antrian di lobby lalu menuju ke loket pendaftaran. Di loket pendaftaran, untuk pasien baru diarahkan untuk mengisi form biodata pasien, sedangkan untuk pasien lama langsung menyerahkan kartu berobat untuk daftar ke poliklinik. Setelah terdaftar, pasien dapat menuju ke poliklinik untuk pemeriksaan. Jika diperlukan, pasien akan di konsulkan ke klinik spesialis / subspesialis. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang diarahkan ke unit terkait (laboratorium / radiologi). Hasil pemeriksaan dibawa kembali ke dokter spesialis yang memberikan pengantar pemeriksaan penunjang. Jika pasien memerlukan rawat inap, maka pasien akan mengikuti alur rawat inap yang berlaku di RSAB Harapan Kita. Tetapi jika pasien tidak memerlukan rawat inap, pasien dapat langsung menuju ke depo farmasi untuk mengambil obat lalu menyelesaikan pembayaran di loket tata rekening setelah itu pasien dipersilahkan pulang. Pasien yang tidak memerlukan konsul spesialis atau pemeriksaan penunjang atau pengambilan obat, dapat langsung menuju tata rekening lalu pasien dipersilahkan pulang. 2. Waktu pelayanan : a. Poli Spesialis Umum, Anak, Obgyn, POTAS : jam 08.00 – 15.00 (hari libur tutup) b. Poli Eksekutif : jam 14.00 – 21.00 (hari libur tutup)

3. Ruang lingkup pelayanan Instalasi Rawat Jalan merupakan gabungan rawat jalan ibu dan rawat jalan anak. Rawat jalan ibu mempunyai (Sembilan) klinik eksekutif dan 8 (delapan) klinik umum yang meliputi Klinik THT, Klinik Kulit dan Kelamin, Klinik Mata, Klinik Gigi dan Mulut, Klinik Penyakit Dalam, Kebidanan Anyelir, Klinik Kebidanan Flamboyan, Klinik Melati, Klinik Akupuntur, Laboratorium Gigi dan Klinik Dahlia. Sedangkan, Rawat Jalan Anak mempunyai 4 (empat) klinik eksekutif dan 12 (duabelas) klinik sub spesialis anak yang meliputi Klinik Anak Alamanda, Klinik Asoka, Klinik Bedah Anak, Klinik SEHATI, dan POTAS. 4. Standar Prosedur Operasional dibukukan dalam bentuk kumpulan Standar Prosedur Operasional Instalasi Rawat Jalan yang juga secara terus menerus di lakukan perbaikan dan memungkinkan adanya revisi SPO. 5. Regulasi sudah sesuai standar akreditasi SNARS edisi ( survey 1 Februari 2018) dan JCI (survey November 2017). 6. Manajemen puncak menyusun Kebijakan Mutu yang sesuai dengan tujuan sarana Yankes, mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan berkelanjutan dan menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan sasaran mutu. Manajemen puncak memastikan bahwa Kebijakan Mutu dikomunikasikan dan dipahami oleh setiap staf. Manajemen puncak akan meninjau Kebijakan Mutu secara berkala minimal setiap tahun agar tetap sesuai. Adanya daftar indikator mutu dan keselamatan pasien yang dilakukan, diukur dan dilaporkan. 7. Uraian tugas :  Kepala instalasi rawat jalan, bertugas menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan pelayanan rawat jalan sehingga tercapai







5

6

Kebijakan dan strategi pada 1. Kebijakan dan strategi yang diterapkan harus sistem mikro memfokuskan pada kebutuhan dan harapan pasien dengan mengupayakan pelayanan yang cepat, tepat, dan aman sesuai dengan harapan pasien. 2. Kebijakan tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien RS menjadi fokus utama dalam pelayanan RS 3. RS menerapkan manajemen resiko 4. RS menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien 5. Pelayanan RS harus mengarah ke patient oriented/patient centered care

produktifitas dan mutu pelayanan yang optimal sesuai standar pelayanan secara efisien dan efektif. Pengelola urusan pelayanan, bertugas menyediakan kebutuhan fasilitas dan SDM rawat jalan demi kelancaran dan terkendalinya mutu pelayanan. Pengelola urusan administrasi, bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi pelayanan rawat jalan antara lain: mengkoordinir pelayanan administrasi rawat jalan, pencatatan dan pelaporan kegiatan rawat jalan, dan menyusun rekapitulasi pembiayaan dan pendapatan rawat jalan. Kepala ruangan, bertugas mengendalikan dan mengawasi kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan.

Sudah tercantum di kebijakan, pedoman pelayanan, pedoman pengorganisasian, panduan, SPO, dan program kerja instalasi rawat jalan sesuai standar akreditasi SNARS edisi 1 dan JCI. Sudah ada regulasi dan implementasi tentang manajemen resiko, penerapan 6 sasaran keselamatan pasien, patient centered care. Implementasi dari kebijakan kebijakan tersebut dimonitor dan dievaluasi secara berkala dan dilaporkan kepada direksi dan dewan pengawas RS. Instalasi Rawat Jalan RSAB Harapan Kita memiliki suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap indikator mutu pelayanan yang terkait dengan motto rumah sakit yaitu: cepat (kemudahan akses), tepat, aman, nyaman, efektif dan efisien, serta dipandang dari sudut keselamatan pasien dan kompetensi SDM

Key supporting process (proses 1. Struktur organisasi Instalasi Rawat Jalan yang Struktur organisasi Instalasi Rawat Jalan dipimpin

lain yang mendukung proses memungkinkan koordinasi berjalan baik sehingga utama dari sistem mikro) proses pelayanan efektif dan efisien 2. Ketersediaan SDM yang memadai dalam hal kompetensi dan jumlah 3. Ketersediaan fasilitas yang memenuhi standar 4. Manajemen logistik rawat jalan yang baik 5 Adanya manajemen keuangan yang baik

oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan yang membawahi Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas dan SDM Rawat Jalan Ibu, Pengelola Urusan Administrasi Ibu, Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas dan SDM Rawat Jalan Anak, Pengelola Urusan Administrasi Anak, dan di bantu oleh Staf Administrasi Kepala Instalasi Rawat Jalan. Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas dan SDM Rawat Jalan Ibu dan Pengelola Urusan Administrasi Ibu membawahi Kepala Ruangan Kebidanan, Kepala Ruangan Rawat Jalan Umum, dan Kepala Ruangan Gigi dan Mulut. Pengelola Urusan Penyiapan Fasilitas dan SDM Rawat Jalan Anak dan Pengelola Urusan Administrasi Anak membawahi Kepala Ruangan Anak Alamanda, dan Kepala Ruangan POTAS. Jumlah dan kompetensi SDM, ketersediaan fasilitas, manajemen logistic dan keuangan sesuai dengan Permenkes 56 tahun 2014 seperti dituangkan dalam Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan.

7

Unit-unit pendukung yang terkait dengan sistem mikro yang dipelajari Bagaimana dependency dan interdependencynya

1. Instalasi Rawat Inap : memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan yang memerlukan perawatan lanjutan 2. Laboratorium : memberikan pelayanan pemeriksaan penunjang Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Mikrobiologi dan Parasitologi sesuai dengan permintaan DPJP 3. Instalasi Radiologi : memberikan pelayanan pemeriksaan penunjang Radiologi sesuai permintaan DPJP

1. Instalasi Rawat Inap : Hubungan kerja dengan instalasi rawat inap yaitu penghubung bagi pasien yang akan atau sudah melakukan perawatan di ruang rawat inap. 2. Laboratorium : Hubungan kerja dengan unit laboratorium yaitu sebagai pemeriksaan lanjutan seperti, pemeriksaan darah, urine, dan specimen lain yang di gunakan untuk proses diagnosa. 3. Instalasi Radiologi : Hubungan kerja dengan unit radiologi yaitu sebagai pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan CT Scan, foto thorax, USG, dan pemeriksaan lain yang digunakan untuk proses diagnosa.

4. IGD : memberikan pelayanan gawat darurat pasien rawat jalan

4. IGD : Tidak disebutkan adanya hubungan kerja dengan IGD

5. Pendaftaran Rawat Inap : bagian yang akan memproses data pasien yang diperlukan pasien Rawat Jalan yang berjalan Rawat Inap

5. Bagian Pelayanan Informasi Rawat Inap : Hubungan kerja dengan informasi mengenai fasilitas serta ruang yang tersedia di rawat inap

6. Instalasi Rekam Medis : bagian yang akan menyuplai berkas rekam medis pasien Rawat Jalan 7. IPRS : bagian yang melaksanakan pemeliharaan alat medis, gedung , fasilitas dan kebersihan 8. IT RS : bagian yang mengelola system informasi penunjang RS

9. Instalasi Farmasi : bagian yang menerima obat, menyimpan dan mendistribusikan obat untuk layanan Rawat Jalan 10. Logistik Umum : bagian yang menerima, menyimpan dan mendistribusikan ATK dan barang barang yang terkait dengan kebutuhan Rawat Jalan

6. Instalasi Rekam Medis : Hubungan kerja dengan unit rekam medis yaitu proses pendistribusian rekam medis yang digunakan untuk mencatat riwayat penyakit pasien 7. IP3M : Hubungan kerja dengan IP3M adalah sebagai penyedia mengenai hal pemeliharaan alat-alat kedokteran yang berada di Instalasi rawat jalan 8. Bagian Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS): Hubungan kerja dengan bagian SIRS yaitu dalam proses pengolahan data dalam proses administrasi pasien 9. Instalasi Farmasi : Hubungan kerja dengan instalasi farmasi yaitu dalam pengadaan, penyimpanan, dan pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional untuk keperluan rumah sakit. 10. Bagian Umum : Hubungan kerja dengan bagian umum yaitu dalam hal pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian keperluan ATK dan barang-barang terkait dengan kebutuhan rawat jalan rumah sakit. 11. Apotek : Hubungan kerja dengan apotek yaitu dalam pengadaan obat dan pendistribusian obat yang di butuhkan pasien.

12. Unit CSSD : Hubungan kerja dengan unit CSSD yaitu sebagai menyediakan kebutuhan peralatan medis atau non medis yang steril dalam melakukan tindakan kepada pasien 13. Instalasi Rehabilitasi Medik : Hubungan kerja dengan Instalasi Rehabilitasi Medik yaitu sebagai penyedia pelayanan penunjang bagi pasien rawat jalan yang membutuhkan terapi. 14. Bagian Perawatan : Hubungan kerja dengan bidang perawatan adalah sebagai induk dari tenaga perawat yang ada di lingkungan instalasi rawat jalan. Diluar hubungan kerja dari 13 unit di atas, bagian pendaftaran rawat jalan dan kasir rawat jalan merupakan unit bagian yang dependensi langsung dengan instalasi rawat jalan. 8

Risiko pada sistem mikro: bagaimana kebijakan, upaya identifikasi, analisis, dan perbaikan terhadap adanya risiko

1. Adanya manajemen resiko di rawat jalan (identifikasi, analisis, evaluasi, penanganan dan pengendalian resiko) 2. Adanya daftar resiko

Hasil telaah dokumen tentang manajemen risiko terdapat dalam panduan Instalasi Rawat Jalan RSAB Harapan Kita Bab VI tentang Kesehatan dan Keselamatan kerja di Rumah Sakit (K3RS), dan Bab VII tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (Patient Safety). Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di instalasi rawat jalan mengacu pada Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23 yang menyatakan bahwa upaya K3 harus diselenggarakan di semua tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan, peledakan,

kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya, radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomic. Kemudian, bahaya potensial di jelaskan berdasarkan lokasi dan pekerja yang paling beresiko. Diantara bahaya potensial adalah : Fisik (bising, getaran, debu, panas, radiasi), Kimia (disinfektan, cytotoxics, ethylene oxide, formaldehyde, methyl, solvents, gas-gas anestesi), Biologik (AIDS, hepatitis B, cytomegalovirus, rubella, tuberculosis). Keselamatan pasien (patient safety) di rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi : asesemen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemepuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Tujuan : 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit 2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit 4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan Standar keselamatan pasien terdiri dari tujuh standar : 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan

keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien 9

Manajemen sumber daya manusia pada sistem mikro: kebijakan dan isu utama ttg pengelolaan SDM, persyaratan kompetensi, proporsi karyawan yang memenuhi persyaratan kompetensi, upaya untuk mencapai persyaratan kompetensi, pendidikan dan pelatihan dan pembinaan karyawan, monitoring dan evaluasi kinerja, Reward dan punishmnet, dsb

Manajemen SDM berdasarkan : - Standar ketenagaan seperti tertuang dalam Pedoman Pengorganisasian Instalasi Rawat Jalan sesuai dengan Permenkes no. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan RS - Key Performance Indicator (KPI) Instalasi Rawat Jalan - Penilaian Kinerja dokter dan karyawan berdasarkan Balance Score Card - Diklat memfasilitasi pembinaan dan pengembangan SDM

-

-

-

10

Penerapan prinsip ekonomi Instalasi rawat jalan : pada sistem mikro: termasuk - Termasuk revenue center karena unit cost center atau revenue center, rawat jalan memberikan jasa pelayanan penetapan tarif, ballance cost kesehatan yang pendapatannya dapat and quality digunakan untuk membiayai unit lain - Dengan cost rendah didapatkan kualitas yang tinggi

Standar ketenagakerjaan sudah sesuai dengan Permenkes no. 56 tahun 2014 Karena RSAB Harapan Kita merupakan RS rujukan vertical, maka RSAB Harapan Kita memiliki dokter anak dan obgyn subspesialis yang jumlahnya banyak. Adanya penilaian kerja dokter (OPPE) yang sudah berjalan setiap tahun Adanya reward dan punishment sesuai dengan hasil penilaian kinerja (remunerasi) Diklat memiliki program pelatihan, seminar, pertemuan ilmiah, lokakarya, workshop kepada karyawan RS guna mengembangkan dan meningkatkan kemampuan SDM dan dilaksanakan secara berkesinambungan mengacu pada visi misi RSAB Harapan Kita Hasil telaah dokumen pengendalian mutu pelayanan rawat jalan mengacu pada standar pelayanan minimal (SPM) RSAB Harapan Kita tahun 2009 yang menyebutkan jenis pelayanan, indikator, dan standar

Instalasi rawat jalan RSAB Harapan Kita adalah revenue center, dengan beberapa sumber pendapatan : a. Klinik eksekutif Edelweiss : pembiayaan umum, asuransi swasta dan perusahaan b. Klinik anak Alamanda : pembiayaan umum, asuransi swasta dan perusahaan, BPJS c. Klinik anak POTAS : pembiayaan umum, asuransi swasta dan perusahaan

d. Klinik ibu : pembiayaan umum, asuransi swasta dan perusahaan, BPJS 11

Pengelolaan keuangan sistem mikro

Instalasi rawat jalan dapat mengelola keuangan sendiri

-

-

12

Pengelolaan logistik pada sistem mikro

Semua jenis logistic sebaiknya dikelola secara terpusat oleh bagian logistik dibawah direktorat keuangan dan administrasi umum. Jenis logistic untuk RS meliputi : - Logistik farmasi untuk obat-obat dan alat kesehatan habis pakai - Logistik umum seperti ATK, sarana dan prasarana bangunan - Logistik CSSD : Linen - Logistik gizi : makanan dan minuman

Kasir instalasi rawat jalan melayani pembayaran administrasi rawat jalan, konsultasi dokter dan tindakan saja, sedangkan pembayaran untuk farmasi dan pemeriksaan penunjang lainnya mempunyai kasir masingmasing. Pencatatan dan pelaporan rawat jalan serta penyusunan rekapitulasi pembiayaan dan pendapatan rawat jalan di lakukan oleh Pengelola urusan administrasi rawat jalan

Permintaan logistic di rawat jalan, bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan yang ada di klinik, baik untuk pasien atau untuk karyawan. Kebutuhan tersebut dapat berupa alat kesehatan, obat, perlengkapan kantor, dan gizi. Berikut alur permintaan logistik yang ada di Rawat Jalan : 1. Petugas administrasi unit kerja : - Membuat amprahan kebutuhan klinik atas instruksi Ka. Ru klinik dan sesuai kebutuhan klinik - Menyerahkan form permintaan yang sudah dikoreksi, disetujui, dan ditanda tangani oleh kepala instalasi rawat jalan ke bagian terkait seperti: farmasi (untuk obat, alkes, alked, inventaris medik), gudang logistic (ATK, ART, cetakan, umum, inventaris non medik), ka.sie RM (cetakan medik), Gizi (gula dan teh) 2. Kepala instalasi rawat jalan : menyetujui permintaan dan menandatangani form permintaan yang sudah di koreksi oleh pengelola urusan dan di ambil kembali oleh administrasi unit kerja

13

Komunikasi dan pengelolaan sistem informasi pada sistem mikro

-

Penggunaan SIMRS yang terintegrasi Penerapan e-medical record Penerapan e-prescribing Penerapan billing system Administrasi Back Office

-

14

Etika dan aspek legal dari sistem mikro

-

-

Adanya pengawasan untuk seluruh PPA dari Komite Etik RS, Subkomite Etik dan Disiplin Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Tenaga Kesehatan lain Adanya pengawasan disiplin oleh bagian SDM mengacu kepada peraturan yang berlaku

-

-

-

-

15

Perilaku pemberi pelayanan pada sistem mikro (perilaku dokter, perawat, dan karyawan lain): waktu efektif petugas yang melayani, kepemimpinan, komitmen, budaya pelayanan, kepedulian dan rasa tanggung jawab

-

Adanya KPI (Key Performance Index) / IKI untuk penilaian kinerja karyawan Adanya OPPE untuk penilaian tenaga medis

-

-

Apabila ada barang kosong maka formulir di kembalikan dan di ganti yang baru sesuai barang yang ada. Semua bentuk permintaan di tuangkan dalam Laporan Bulanan Kegiatan. SIMRS sudah terintegrasi E-medical record dan e-prescribing masih on process untuk diterapkan karena petugas sudah dilatih tetapi ada beberapa perbaikan system dari hasil uji coba Billing system sudah diterapkan Adminstrasi Back Office sudah berjalan Adanya Komite Etik yang diketuai oleh seorang dokter senior dan beranggotakan beberapa staf medis fungsional yang memiliki latar belakang pendidikan hukum Adanya IRB (Internal Research Board) untuk persetujuan penelitian (Ethical Approval) yang akan dilakukan di RSAB Harapan Kita Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan lain melakukan pengawasan etik terhadap anggotanya masingmasing Adanya remunerasi berdasarkan berdasarkan kinerja dan disiplin SDM Mutu pelayanan adalah kinerja yang merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraan sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan Sudah diterapkan penilaian dengan OPPE untuk tenaga medis setiap tahun dan ada feed back tertulis yang diberikan kepada setiap

-

16

Mekanisme koordinasi dan pengaturan waktu (scheduling) pada sistem mikro, termasuk pertemuan rutin.

-

Adanya pertemuan berkala/rapat internal berkala Adanya briefing/operan shift

-

17

Manajemen keperawatan (khusus untuk unit rawat jalan dan rawat inap): model keperawatan yang diterapkan, koordinasi dan kolaborasi dalam pelayanan keperawatan, problem solving dalam mengatasi permasalahan yang ada, diterapkannya case management, dsb

Model keperawatan berupa Team Nursing, adanya kolaborasi profesi, problem solving dalam mengatasi permasalahan yang ada, bahwa setiap perawat diharapkan aktif sehingga tercipta leadership from everybody. Diharapkan adanya case manager yang menangani pasien yang datang ke instalasi rawat jalan secara berulang-ulang dengan keluhan yang sama

tenaga medis Sudah diterapkan KPI untuk sistem remunerasi

Jenis pertemuan yang sudah diterapkan : Briefing/pre-conference setiap hari (pagi hari) Rapat rutin instalasi rawat jalan setiap bulan Rapat rutin dengan komite keperawatan setiap bulan disertai dengan kegiatan ilmiah Rapat rutin dengan bidang keperawatan setiap bulan

Masing-masing klinik rawat jalan (klinik ibu, klinik anak dan klinik eksekutif) terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 1 orang CI (clinical instructor), perawat pelaksana dan tenaga administrasi. Untuk permasalahan yang timbul di keseluruhan kegiatan pelayanan unit RS akan diatasi oleh Case Manager dan MOD sesuai dengan jadwal.

LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN DAN DOKUMEN DI RSAB HARAPAN KITA 01 NOVEMBER 2018 Oleh : 1. 2. 3. 4. 5.

drg. Usman Sumantri,M.Sc dr. Evi Andriwinarsih Zainab Hanifah, B.Acc dr. Febbyansari Nucki dr. Erni Yessyca

RSAB HARAPAN KITA

Kunjungan kajian sitem mikro pelayanan rawat jalan

Kunjungan kajian sitem mikro pelayanan rawat jalan

Wawancara dengan petugas poliklinik rawat jalan umum

Ruang handling complain Customer service RSAB Harapan Kita

Petunjuk arah dilobby masuk rawat jalan RSAB Harapan Kita

Petunjuk arah ke poliklinik Anak & OBGYN RSAB Harapan Kita

Informasi biaya yang terletak di costumer service lobby RSAB Harapan Kita Banner Informasi dan Edukasi di rawat jalan bagi

Pasien dan Keluarga

Daftar asuransi yang bekerja sama dengan RSAB Harapan Kita terletak di customer service Denah dan Direktori poliklinik anak RSAB Harapan Kita

Alur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN

Alur pelayanan rawat jalan untuk pesertan non JKN

Ruang tunggu pasien rawat jalan RSAB Harapan Kita

Keterangan prosedur rawat jalan peserta JKN ditempelkan di rawat jalan

Edukasi oleh petugas rawat jalan RSAB Harapan Kita Ruang tunggu pasien rawat jalan RSAB Harapan Kita

Wawancara pasien di rawat jalan RSAB Harapan Kita

Wawancara pasien di rawat jalan RSAB Harapan Kita

Wawancara dengan dokter spesialis di rawat jalan RSAB Harapan Kita

Ruang rawat jalan OBGYN RSAB Harapan Kita

Wawancara staff rawat jalan RSAB Harapan Kita

Pneumatic tube di rawat jalan RSAB Harapan Kita

Banner Informasi untuk kritik dan saran RSAB Harapan Kita Hasil survey kepuasan pelanggan RSAB Harapan Kita tahun 2018 terletak di dekat customer service

Jalur khusus di parkiran RSAB Harapan Kitauntuk penderita disabilitas

FOTO DOKUMEN TERKAIT

Struktur organisasi dan uraian tugas Instalasi rawat jalan didalam pedoman pelayanan rawat jalan RSAB Harapan Kita

Hubungan kerja instalasi rawat jalan dengan unit/instalasi lain di RSAB Harapan Kita

Daftar SDM di instalasi rawat jalan RSAB Harapan Kita

Beberapa jadwal poliklinik di RSAB Harapan Kita

Alur permintaan dari rawat jalan ke logistik RSAB Harapan Kita

Landasan hukum pelayanan RSAB Harapan Kita

Pengendalian Mutu Instalasi rawat jalan RSAB Harapan Kita

Related Documents


More Documents from "ABU NAUROH"