Revisi Tugas Akhir_abg.pdf

  • Uploaded by: Cecilia Augusta
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Revisi Tugas Akhir_abg.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 33,766
  • Pages: 214
TUGAS AKHIR

Analisis Perkembangan Usaha Ayam Panggang: “Ayam Barbecue Gue” di Daerah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci

Cecilia Augusta H Hanny Lovita Pandiani Henny Levina Syiariel Nathania Benita

0131131203 0131131017 0131131154 0131131325 0131131035

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA JAKARTA, 2017











ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA AYAM PANGGANG: “AYAM BARBECUE GUE” DI DAERAH GADING SERPONG, BSD, ALAM SUTERA, DAN LIPPO KARAWACI OLEH Cecilia Augusta H Hanny Lovita Pandiani Henny Levina Syiariel Nathania Benita

0131131203 0131131017 0131131154 0131131325 0131131035

TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA EKONOMI PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA JAKARTA, 2017

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul: ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA AYAM PANGGANG: “AYAM BARBECUE GUE” DI DAERAH GADING SERPONG, BSD, ALAM SUTERA, DAN LIPPO KARAWACI yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Ekonomi pada Pendidikan S1 Universitas Prasetiya Mulya, sejauh yang kami ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari tugas akhir yang sudah dipublikasikan dan atau sudah pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas Prasetiya Mulya maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya. Tangerang, 13 September 2017. Cecilia Augusta H Hanny Lovita Pandiani 0131131203 0131131017 Henny Levina Syiariel 0131131154 0131131325 Nathania Benita 0131131035

PERSETUJUAN

Tugas akhir dengan judul:

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA AYAM PANGGANG: “AYAM BARBECUE GUE” DI DAERAH GADING SERPONG, BSD, ALAM SUTERA, DAN LIPPO KARAWACI Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Ekonomi pada pendidikan S1 Universitas Prasetiya Mulya dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Tugas Akhir. Tangerang, 13 September 2017 Menyetujui, Lenny Sunaryo, Ph.D Sri Widya Wijanarti, MM Ketua Pembimbing Pembimbing



PERSETUJUAN PENYERAHAN PERBAIKAN TUGAS AKHIR PROGRAM S1 UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA KONSENTRASI BISNIS Anggota Kelompok: No. Induk Mahasiswa Nama 0131131203 Cecilia Augusta H 0131131017 Hanny Lovita Pandiani 0131131154 Henny 0131131325 Levina Syiariel 0131131035 Nathania Benita telah memperbaiki Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Perkembangan Usaha Ayam Paggang: “Ayam Barbecue Gue” di Daerah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci” sesuai dengan persyaratan yang ditambahkan oleh (para) penguji di bawah ini waktu ujian Tugas Akhir. Tangerang, 13 September 2017. Menyetujui, Galih Sakitri, SE, MM, MBA F.X. Hongyanto Setio, MBA Ketua Penguji Penguji













UCAPAN TERIMA KASIH



Pertama-tama kami dari ABG (Ayam Barbecue Gue) mengucapkan

syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir Business Project dengan judul “Analisis Perkembangan Usaha Ayam Panggang: “Ayam Barbecue Gue” di Daerah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci” sebagai syarat kelulusan dari program strata satu Universitas Prasetiya Mulya.

Sehubungan dengan diselesaikannya laporan tugas akhir ini, kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah mendukung kami dalam proses pembuatan laporan ini. 1.

Keluarga dan kerabat dari setiap anggota ABG yang telah mendukung baik secara materil dan moril selama menempuh pendidikan di Universitas Prasetiya Mulya.

2.

Ibu Lenny Sunaryo, Ph.D selaku ketua pembimbing proyek bisnis ABG yang telah mengarahkan kami dari awal hingga akhir pelaksanaan tugas akhir ini.

3.

Ibu Sri Widya Wijanarti, ST, MM selaku pembimbing kedua dari proyek bisnis ABG yang telah membantu kami dari awal mata kuliah hatching hingga akhir pelaksanaan tugas akhir ini.

4.

Bapak Teguh Endaryono, MM selaku pembimbing kelompok ABG selama mata kuliah hatching.

5.

Seluruh personil dari Tim Pockeat selaku rekan bisnis ABG yang telah bekerja sama dalam pembukaan cabang di Pasar Modern BSD.

6.

Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu dan mendukung kami sehingga penyusunan proyek bisnis ini dapat berjalan dengan lancar. Tentunya, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Namun, besar harapan kami bahwa laporan ini dapat berguna bagi para pembaca.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata ataupun penulisan dalam laporan tugas akhir ini. Tangerang, 13 September 2017 Penyusun Kelompok Ayam Barbecue Gue











RINGKASAN EKSEKUTIF





Perkembangan industri makanan di daerah Tangerang berkembang cukup pesat

yaitu sebesar 8,29% (BPS, 2016) dan permintaan dari daging ayam juga meningkat sebesar 1.89% (Euromonitor, 2016). Didukung oleh data tersebut, kelompok melihat adanya peluang untuk membangun bisnis di industri makanan khususnya daging ayam. Berdasarkan observasi yang dilakukan di daerah target pasar, belum ada satu pun restoran yang menyajikan ayam panggang dengan hidangan pendamping yang memadukan cita rasa khas Indonesia dan Barat. Oleh karena itu, kelompok memilih untuk membangun bisnis ini.

Ayam Barbecue Gue (ABG) merupakan sebuah kedai makan yang didirikan pada

bulan Februari 2017 dan berlokasi di Kios CC no 19, Pasar Modern Paramount, Gading Serpong, Tangerang. Setelah menjalankan bisnis selama lima bulan, ABG membuka cabang kedua dengan bekerja sama bersama warung tenda Pockeat yang berlokasi di kawasan Pasar Modern BSD. Produk utama yang dimiliki ABG adalah ayam panggang dengan saos barbecue dengan adanya diferensiasi dari segi hidangan pendamping yang memadukan cita rasa khas Indonesia dan Barat. ABG memiliki lima jenis paket ayam panggang dan hidangan pendamping dengan harga yang berkisar antara Rp20,000Rp25,000. Dengan adanya produk yang bersifat unik, ABG menggunakan strategi diferensiasi berdasarkan Porter’s Generic Strategy untuk bersaing di industri makanan.

Target pasar yang dituju oleh ABG adalah pria dan wanita berusia 13-35 tahun yang

berdomisili di daerah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci dengan pengeluaran untuk konsumsi sebesar Rp925,000/bulan. ABG memasarkan produk dengan membuat kedai makan, menyediakan jasa katering, dan bekerja sama dengan Gojek dan Grab Food. ABG menjalin hubungan dengan para konsumen melalui media sosial seperti Instagram dan selalu menerima saran dari konsumen.

Modal investasi awal dikumpulkan oleh kelima pendiri ABG yaitu sebesar

Rp33,500,000, dimana biaya tersebut dialokasikan untuk sewa tempat, membeli berbagai keperluan awal usaha, dan untuk biaya working capital. Berdasarkan proyeksi

I

penjualan yang ditetapkan yaitu sebesar Rp114,000,000 dan beberapa strategi yang ditetapkan, bisnis ABG diperkirakan akan mencapai payback period pada akhir tahun pertama yaitu pada bulan Desember 2017. Berdasarkan proyeksi keuangan satu tahun ke depan, Return on Asset (ROA) sebesar 4.49% dan Return on Investment (ROI) sebesar 10.89%.

Kata Kunci

:

Ayam panggang, hidangan pendamping, diferensiasi, bumbu unik, dan harga terjangkau.

Bidang Usaha

:

Food and Beverage.



II











EXECUTIVE SUMMARY





The growth of food industry, particularly in Tangerang has increased rapidly at

around 8.29% per year (BPS, 2016); followed by the increasing demand for chicken meat around 1.89% per year (Euromonitor, 2016). Supported by the data, this team took this opportunity to establish a business in food industry specifically that of chicken meat-based food. Based on the overall observation that took place at the area of our target market, there’s still no restaurant that provide roasted chicken with various Western-Indonesian style side dishes. Therefore, seeing this opportunity we want to try and start our own business in this field.

Ayam Barbecue Gue (ABG) is established in February 2017, and has its first shop in

Kios CC no 19, Pasar Modern Paramount, Gading Serpong, Tangerang. After running the business for five months, ABG opened its second branch in Pasar Modern BSD. The main product offered by ABG is roasted chicken with barbecue sauce. It provides differentiation from its competitors by offering unique side dish (fusion of Indonesian and Western taste). ABG offers five types of set menu with price range from Rp20,000 to Rp25,000 per set. By emphasizing its product uniqueness, ABG applied differentiation strategy based on Porter’s Generic Strategy to compete in food industry.

The targeted market are man and woman of age 13-35 years old who lived in and

around Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, and Lippo Karawaci areas with monthly expense for consumsion around Rp925,000. ABG distributes its products by selling food offline (a small dinereatery) and online (partner with Gojek and Grab Food). In order to build a strong relationship with the consumers, ABG uses Instagram as the platform to connect and update all of the latest information to the consumers (social media-based), also by always using their inputs to implement continuous iimprovement.

Initial investment for this business is Rp33,500,000 whereas that investment is

used for rent, working capital, and various other business’ needs. Based on the

III

projected annual sales (Rp114,000,000) and applied strategies, ABG will reach its payback period in the first year of business operational or to be exacty it will be on December 2017. The projected financial statements in one year shows Return on Asset (ROA) of 4.49% and Return on Investment (ROI) of 10.89%.

Keywords

:

Roasted chicken, various side dishes, differentiation, unique spices, and affordable.

Business Category

:

Food and Beverage.





IV

DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF …..……………..……………..……………………………………………………….…..…….….… I PERSETUJUAN PENYERAHAN ………………...……………..…….……………………………………...…..…….….… III DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………. IV DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. X DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... XII DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... XIV BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 1.2 Pembatasan Produk atau Layanan ....................................................................................... 2 1.3 Analisis Permintaan .............................................................................................................. 2 1.3.1

Jumlah Permintaan pada Pasar Sasaran ................................................................. 2

1.3.2

Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi yang Berpengaruh ....................... 3

1.4 Analisis Penawaran .............................................................................................................. 3 1.4.1

Jumlah Penawaran pada Pasar Sasaran .................................................................. 4

1.4.2

Analisis Tingkat Persaingan pada Pasar Sasaran ..................................................... 4

1.5 Kesimpulan Analisis Lingkungan Bisnis ................................................................................ 5 1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 5 BAB II: KAJIAN LITERATUR ............................................................................................................ 6 2.1 Kajian Konteks Bisnis ............................................................................................................ 6 2.2 Kajian Penelitian ................................................................................................................... 7 2.3 Kajian Manajemen Bisnis ..................................................................................................... 8 2.3.1

Kajian Pemasaran ................................................................................................... 9

2.3.2

Kajian Operasi ....................................................................................................... 10

2.3.3

Kajian Sumber Daya Manusia ............................................................................... 11

2.3.4

Kajian Keuangan ................................................................................................... 13

2.3.5

Kajian Strategi Bisnis ............................................................................................. 14

BAB III: ANALISIS PELUANG USAHA ............................................................................................ 17 3.1 Penelitian Kualitatif ............................................................................................................ 17 3.1.1

Metode Penelitian Kualitatif ................................................................................. 17

3.1.2

Temuan Penelitian Kualitatif ................................................................................ 18

V

3.2 Penelitian Kuantitatif ......................................................................................................... 20 3.2.1

Metode Penelitian Kuantitatif .............................................................................. 20

3.2.2

Temuan Penelitian Kuantitatif .............................................................................. 20

3.3 Penelitian Tes Alfa .............................................................................................................. 25 3.3.1

Metode Penelitian Tes Alfa ................................................................................... 25

3.3.2

Temuan Penelitian Tes Alfa .................................................................................. 25

3.4 Penelitian Tes Beta ............................................................................................................. 27 3.4.1

Metode Penelitian Tes Beta ................................................................................. 27

3.4.2

Temuan Penelitian Tes Beta ................................................................................. 28

3.5 Kesimpulan Analisis Peluang Usaha ................................................................................... 30 BAB IV: PROFIL DAN STRATEGI PERUSAHAAN ............................................................................ 32 4.1 Deskripsi Produk atau Layanan .......................................................................................... 32 4.2 Visi Perusahaan .................................................................................................................. 35 4.3 Misi Perusahaan ................................................................................................................. 35 4.4 Tujuan dan Sasaran Perusahaan ........................................................................................ 35 4.5 Nilai yang Dianut ................................................................................................................ 36 4.6 Perencanaan Bentuk Badan Usaha .................................................................................... 36 4.7 Modal Kewirausahaan Tim Inti ........................................................................................... 37 4.8 Strategi Bersaing Perusahaan ............................................................................................ 39 4.9 Kesimpulan Rencana Bersaing Perusahaan ........................................................................ 41 BAB V: RENCANA FUNGSIONAL PERUSAHAAN .......................................................................... 42 5.1 Kerangka Model Bisnis ....................................................................................................... 42 5.1.1

Kerangka Model Bisnis .......................................................................................... 42

5.2 Rencana Pemasaran ........................................................................................................... 44 5.2.1

Tujuan dan Sasaran Pemasaran ............................................................................ 44

5.2.2

Klasifikasi Konsumen Sasaran ............................................................................... 46

5.2.3

Rencana Pembangunan Merk Bisnis ..................................................................... 46 5.2.3.1 Nama Merek ........................................................................................... 46 5.2.3.2 Identitas Logo ......................................................................................... 49 5.2.3.3 Posisi Produk/Layanan yang Diinginkan di Mata Konsumen .................. 50

5.2.4

Rencana Komunikasi Pemasaran .......................................................................... 51



5.2.4.1 Infrastruktur Media ............................................................................... 51

VI



5.2.4.2 Rencana Peluncuran Produk dan Layanan ............................................ 52



5.2.4.3 Rencana Promosi Produk dan Layanan ................................................. 54



5.2.4.4 Rencana Distribusi ................................................................................. 55



5.2.4.5 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal ................................................. 56



5.2.4.6 Rekapitulasi Matrix Komunikasi Pemasaran Terintegrasi ..................... 57

5.2.5

Rencana Penetapan Harga ................................................................................... 57

5.2.6

Organisasi Tim Pemasaran .................................................................................... 58



5.2.6.1 Struktur Tim Pemasaran ........................................................................ 59



5.2.6.2 Rencana Kebutuhan Tenaga Pemasaran ............................................... 60

5.2.7

Rencana Proyeksi Penjualan 1 Tahun ke Depan ................................................... 60

5.2.8

Rencana Anggaran Pemasaran ............................................................................. 62

5.3 Rencana Operasi ................................................................................................................ 63 5.3.1

Tujuan dan Sasaran Operasi ................................................................................. 63

5.3.2

Pengendalian Proses Produksi / Layanan ............................................................ 64



5.3.2.1 Proses Produksi / Layanan .................................................................... 64



5.3.2.2 Kebutuhan Aset Produksi / Layanan .................................................... 68

5.3.3

Pengendalian Standar Kualitas Produk / Layanan ................................................ 68



5.3.3.1 Standar Kualitas .................................................................................... 69



5.3.3.2 Toleransi Barang Cacat ........................................................................... 69



5.3.3.3 Strategi Pemantapan Kualitas ................................................................ 75

5.3.4

Pengendalian Pemasok ......................................................................................... 76



5.3.4.1 Identifikasi Standar Pemasok ................................................................. 77

5.3.5

Pengendalian Persediaan ..................................................................................... 78



5.3.5.1 Identifikasi Potensi Persediaan .............................................................. 78



5.3.5.2 Identifikasi Rencana Pengendalian Persediaan ...................................... 81

5.3.6

Pengendalian Limbah dan Lingkungan ................................................................. 81

5.3.7

Penjadwalan Kegiatan Produksi ............................................................................ 83

5.3.8

Organisasi Tim Operasi ......................................................................................... 85



5.3.8.1 Struktur Tim Operasi .............................................................................. 85



5.3.8.2 Rencana Kebutuhan Tenaga Operasi ..................................................... 86

5.3.9

Rencana Anggaran Operasi ................................................................................... 87

5.4 Rencana Sumber Daya Manusia ......................................................................................... 87

VII

5.4.1

Tujuan dan Sasaran Sumber Daya Manusia ......................................................... 87

5.4.2

Budaya Perusahaan yang Ingin Dikembangkan .................................................... 88

5.4.3

Struktur Organisasi ............................................................................................... 89

5.4.4

Uraian Jabatan ...................................................................................................... 90

5.4.5

Perencanaan SDM ................................................................................................ 92



5.4.5.1 Kebijakan Rekrutmen ............................................................................ 92



5.4.5.2 Kebijakan Seleksi ................................................................................... 95

5.4.6

Pengembangan SDM ............................................................................................ 95



5.4.6.1 Kebijakan Orientasi ............................................................................... 95



5.4.6.2 Kebijakan Pelatihan dan Pengembangan .............................................. 96



5.4.6.3 Kebijakan Penilaian Kerja .................................................................... 100

5.4.7

Kebijakan Kompensasi ........................................................................................ 105

5.4.8

Peraturan Perusahaan ........................................................................................ 106

5.4.9

Rencana Anggaran SDM ..................................................................................... 107

5.5 Rencana Keuangan ........................................................................................................... 107 5.5.1

Tujuan dan Sasaran Keuangan ............................................................................ 107

5.5.2

Kebijakan Modal Kerja ........................................................................................ 108



5.5.2.1 Kas dan Uang Tunai .............................................................................. 108



5.5.2.2 Piutang Usaha ..................................................................................... 109



5.5.2.3 Persediaan ........................................................................................... 109



5.5.2.4 Utang Usaha ......................................................................................... 110

5.5.3

Kebijakan Investasi ............................................................................................. 111



5.5.3.1 Kebijakan Investasi Awal ...................................................................... 111



5.5.3.2 Rincian Biaya Pra-Operasi ................................................................... 112

5.5.4

Kebijakan Pendanaan ......................................................................................... 113



5.5.4.1 Struktur Modal dan Sumber Pendanaan .............................................. 113



5.5.4.2 Kebijakan Pembagian Hasil Keuntungan Usaha ................................... 114

5.5.5

Proyeksi Laporan Keuangan ................................................................................ 115



5.5.5.1 Asumsi Penyusunan Proyeksi Laporan Keuangan ............................... 115



5.5.5.2 Pro-Forma Laporan Neraca ................................................................. 116



5.5.5.3 Proyeksi Laporan Laba Rugi 1 Tahun Kedepan ................................... 117



5.5.5.4 Proyeksi Laporan Arus Kas 1 Tahun Kedepan .................................... 119

VIII



5.5.5.5 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun Kedepan ........................................ 121

5.5.6

Analisis Risiko ..................................................................................................... 123 5.5.6.1 Identifikasi Potensi Risiko ..................................................................... 123 5.5.6.2 Mitigasi Resiko ..................................................................................... 124

BAB VI: KEGIATAN REALISASI PROYEK BISNIS .......................................................................... 126 6.1 Laporan Kegiatan Peluncuran Bisnis ................................................................................ 126 6.2 Analisis Gap Rencana dan Realisasi .................................................................................. 127 6.2.1 Rencana dan Realisasi Strategi Pemasaran ............................................................ 127 6.2.2 Rencana dan Realisasi Strategi Operasi .................................................................. 132 6.2.3 Rencana dan Realisasi Strategi Sumber Daya Manusia .......................................... 137 6.2.4 Rencana dan Realisasi Strategi Keuangan .............................................................. 143 6.2.4.1 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Laba Rugi ........................ 143 6.2.4.2 Perbandingan Rencana dan Realisasi Strategi Laporan Arus Kas ............. 146 6.2.4.3 Perbandingan dan Realisasi Laporan Neraca ........................................... 150 6.2.5 Kesimpulan Analisis Gap Rencana dan Realisasi ..................................................... 153 6.2.6 Analisis Kelayakan Bisnis ......................................................................................... 154 6.2.6.1 Analisis Payback Period ............................................................................ 154 6.2.6.2 Analisis Breakeven Poin ........................................................................... 155 6.2.6.3 Analisis Rasio Keuangan yang Dibutuhkan .............................................. 156 6.3 Faktor Kunci Sukses dalam Bisnis ..................................................................................... 158 BAB VII: PENUTUP ................................................................................................................... 159 7.1 Penutup ............................................................................................................................ 160 7.1.1

Kesimpulan Analisis Laporan Proyek Bisnis ........................................................ 160

7.1.2

Saran Pengembangan Proyek Bisnis ................................................................... 161

7.2 Pembelajaran yang Diperoleh .......................................................................................... 162 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 163 LAMPIRAN ................................................................................................................................ 168

IX

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Respon Narasumber Terhadap Ayam Panggang ABG……………………………. 28 Tabel 3.2 Respon Narasumber Terhadap Hidangan Pendamping ABG…………………. 28 Tabel 3.3 Respon Narasumber Terhadap Pelayanan ABG…..........................……….…29 Tabel 4.1 Tabel Proyeksi Milestone……………….…………………….......................……….… 37 Tabel 4.2 Deskripsi Modal Kewirausahaan yang Dimiliki Pendiri ABG................…… 37 Tabel 4.3 Analisa SWOT…………………………………………………………………………………………40 Tabel 5.1 Penjelasan Pembagian Klasifikasi Konsumen ABG………………………….…….. 47 Tabel 5.2 Rencana Kegiatan Promosi ABG……………………………………………………………. 54 Tabel 5.3 Gantt Chart Kegiatan Pemasaran Selama 1 Tahun Kedepan…………….…… 57 Tabel 5.4 Proyeksi Penjualan………………………………….…….………………………….………….. 61 Tabel 5.5 Rencana Anggaran Pemasaran………….…………………………….………..…………. 62 Tabel 5.6 Kebutuhan Aset Produksi ABG………….………….…….…….……..……….…………. 68 Tabel 5.7 Standar Kualitas Produk ABG…………….……………………………………..………….. 70 Tabel 5.8 Kriteria Toleransi Barang Cacat…………….….……………………………...………….. 72 Tabel 5.9 Presentase Barang Cacat…………….…………………………….………..….……..…….. 73 Tabel 5.10 Perhitungan Defect Rate Daging Ayam Yang Dimarinasi………………………74 Tabel 5.11 Penilaian Terhadap Pemasok ABG…………….……………………..….………....... 77 Tabel 5.12 ABC Analysis Persediaan ABG…………….……………………………….………….….. 80 Tabel 5.13 Rencana Kegiatan Divisi Operasi………..…….…………………….…………………… 84 Tabel 5.14 Anggaran Dana Operasi Selama 1 Tahun…………….……………………………… 87 Tabel 5.15 Uraian Pekerjaan CEO…………….………………………………………………………….. 90 Tabel 5.15 Perencanaan Jumlah Perekrutan SDM 1 Tahun Kedepan……………………. 90 Tabel 5.16 SOP Rekrutmen Karyawan……………………………………………………………………93 Tabel 5.17 Perencanaan Jumlah Perekrutan SDM 1 Tahun Kedepan………………..……94 Tabel 5.18 Analisa Kebutuhan Pelatihan………………………………………………….……......…96 Tabel 5.19 Form Evaluasi Pelatihan Karyawan Produksi………………………………………..99 Tabel 5.20 Key Performance Indicators……………………………………………………………….100

X

Tabel 5.21 Lembar Penilaian Performa Manajer Usaha………………….……………………. 102 Tabel 5.22 Hasil Observasi Gaji Bulanan………………………………………………..………………105 Tabel 5.23 Anggaran SDM 1 Tahun Kedepan…………………………………………………………107 Tabel 5.24 Rincian Investasi Awal……………………………….…………………………………………111 Tabel 5.25 Rincian Biaya Pra-Operasi…………….…………………………………………………..… 113 Tabel 5.26 Jadwal Pengumpulan Modal Usaha……………………………….……………………. 114 Tabel 5.27 Pro-Forma Laporan Neraca…………………………………………………………………..117 Tabel 5.28 Proyeksi Laba Rugi 1 Tahun Kedepan…………………………………………………...118 Tabel 5.29 Proyeksi Arus Kas 1 Tahun Kedepan……………………………………………………..120 Tabel 5.30 Proyeksi Neraca 1 Tahun Kedepan………………………………………………………..122 Tabel 5.31 Identifikasi Potensi Resiko ABG………………………..…………………………………..123 Tabel 5.32 Mitigasi Usaha…………….…………………………….………………………………............124 Tabel 6.1 Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG…………………………………….128 Tabel 6.2 Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan Operasi ABG………………………..130 Tabel 6.3 Realisasi Kegiatan Operasi ABG di Pasar Modern BSD………………………..……132 Tabel 6.4 Biaya Pengembangan Produk Div. Operasi ……….…………………………………….134 Tabel 6.5 Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan SDM ………………………………….…137 Tabel 6.6 Rencana dan Realisasi Anggaran Biaya SDM ABG …….……………………………..140 Tabel 6.7 Proyeksi dan Realisasi Laporan Laba Rugi …….………………………………………...144 Tabel 6.8 Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas …….…………………………………………..147 Tabel 6.9 Proyeksi dan Realisasi Laporan Neraca …………………………………………..……….151 Tabel 6.10 Payback Period …….………………………………………………………………………….……154 Tabel 6.11 Break Even Point …….……………………………………………………………………………..155 Tabel 6.12 Rasio Keuangan…….………………………………………………………………………………..156



XI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tempat yang Paling Sering Dikunjungi Konsumen…………………………….. 20 Gambar 3.2 Tipe Makanan Favorit Konsumen………………………………..………………….... 21 Gambar 3.3 Pengeluaran Konsumen Saat Makan di Luar………………………….. ………….21 Gambar 3.4 Konsep Ketertarikan Konsumen………………….……………………………………..22 Gambar 3.5 Pola Konsumsi Daging Ayam di Restoran………………………………..………….22 Gambar 3.6 Pengalaman Konsumsi Ayam Panggang………………….………………………….23 Gambar 3.7 Tingkat Kesesuaian Harga Produk ABG………………………………….………….. 23 Gambar 3.8 Jenis Sambal atau Saus yang Cocok………………………………………..…………. 24 Gambar 3.9 Ketertarikan Konsumen Mencoba Produk ABG…………………………………. 24 Gambar 4.1 Logo ABG …………………….....……………….……………….…………………..…………. 32 Gambar 4.2 Ayam ABG (1 Ekor)………………………………..…………………….………… ………… 33 Gambar 4.3 ABG dengan Nasi Putih………………………..…………........................…………. 33 Gambar 4.4 ABG dengan Nasi Daun Jeruk……………….…………………….............…………. 33 Gambar 4.5 ABG dengan Kentang Tumbuk Daun Jeruk………........................ ………….33 Gambar 4.6 ABG dengan Kentang Goreng…………………………..……………………. ………… 34 Gambar 4.7 ABG dengan Potato Wedges………………...…………….………………….………… 34 Gambar 4.8 ABG dengan Pasta Rawit Kemangi…………………………………………. ………… 34 Gambar 4.9 Piring Melamin…………………………………….…………………………………………… 35 Gambar 4.10 Perceptual Mapping ABG…………….…………………………….………… ………… 39 Gambar 5.1 Kerangka Model Bisnis ABG…………….………….……………… ………….………… 43 Gambar 5.2 Logo ABG …………….…………………………….…………………………………..………… 49 Gambar 5.3 Perceptual Mapping ABG…………….…………………………….………….. ………… 50 Gambar 5.4 Kegiatan Grand Launching ABG…………….…………………………….……………. 53 Gambar 5.5 Diagram Alur Penetapan Harga…………….…………………………….….………… 58 Gambar 5.6 Bagan Struktur Organisasi Divisi Pemasaran…………….…………….………… 59 Gambar 5.7 Proses Produksi Ayam Panggang…………….…………………………….…………. 65 Gambar 5.8 Proses Produksi Hidangan Pendamping…………….…………………..………… 66

XII

Gambar 5.9 Proses Penyajian Pesanan Kepada Konsumen…………….………….………… 67 Gambar 5.10 Kantong Plastik untuk Membuang Minyak Jelantah…………….…………. 82 Gambar 5.11 Kantong Plastik untuk Membuang Sampah…………………………………….. 83 Gambar 5.12 Bagan Struktur Organisasi Divisi Operasi………………………………………… 85 Gambar 5.13 Bagan Struktur Organisasi ABG…………………………………………….………… 89 Gambar 6.1 Endorsement Tangerangfoodstory……………………………………………………. 131 Gambar 6.2 Hasil Instagram Ads…………….……………………………………………………………. 132 Gambar 6.3 Hasil Penilaian Bahan Baku…………….…………………………….……….…………. 135 Gambar 6.4 Hasil Evaluasi Pelatihan Karyawan……………………………………………………..139

XIII

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pertanyaan Tes Alfa……………………………………………………………………………….169 Lampiran 2 Pertanyaan Tes Beta………………………………………………………………………………171 Lampiran 3 Kuisioner Perceptual Mapping……………………………………………………………….174 Lampiran 4 Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Makanan yang Sudah Diolah)………….176 Lampiran 5 Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Bahan Baku)……………………………………177 Lampiran 6 Lembar Uraian Jabatan………………………………………………………………………….179 Lampiran 7 Proyeksi Sales, Marketing Expense, dan Income Statement.....................185 Lampiran 8 Proyeksi Perbandingan Laba Rugi (Kios CC, Pasar Modern BSD). ….……….186 Lampiran 9 Proyeksi Laporan Neraca……………………………………………………………………….188 Lampiran 10 Voucher Loyalitas Konsumen……………………………….……………………………..174 Lampiran 11 Foto Lokasi Tenda Pasmod BSD…………………………........……..…………………175 Lampiran 12 Hasil Evaluasi Penilaian Karyawan……………………………………………………….192

XIV

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Industri makanan dan minuman di daerah Tangerang merupakan industri dengan prospek yang baik; didukung data dari BPS pada Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Maret 2017. Pertumbuhan produksi industri makanan di Tangerang mencapai 8,29% pada tahun 2016. Berdasarkan data BPS tersebut, usaha Ayam Barbecue Gue (selanjutnya disebut ABG) dapat memanfaatkan keadaan ini sebagai peluang untuk masuk ke dalam industri makanan. Melihat pertumbuhan produksi di industri makanan yang meningkat, ABG mencoba untuk membangun bisnis yang berfokus pada makanan panggang dengan bahan dasar daging ayam. Hal ini dibuktikan dengan data dari Euromonitor bahwa pertumbuhan konsumsi daging ayam terus bertambah hingga mencapai 1,826 milyar ekor atau meningkat sebesar 1.89% pada tahun 2016. Melihat peluang dalam bisnis ini, ABG melakukan observasi untuk mengetahui jumlah restoran dengan menu utama masakan daging ayam pada wilayah Gading Serpong, BSD, Karawaci, dan Alam Sutera yang menjadi target market ABG. Berdasarkan hasil observasi, terdapat sekitar 85 restoran yang memiliki menu utama masakan daging ayam. Sebagian besar restoran tersebut hanya menjual ayam bakar dan ayam goreng. Namun, belum terdapat restoran yang menawarkan ayam panggang dengan diferensiasi menu hidangan pendamping. Melihat keadaan tersebut, ABG membuat produk ayam panggang dengan cita rasa khas yang mengkombinasikan ayam panggang dan hidangan pendamping perpaduan cita rasa Barat dan Indonesia.

1

1.2

Pembatasan Produk atau Layanan ABG merupakan ayam panggang dengan hidangan pendamping yang memadukan cita rasa Barat dan Indonesia. Hingga saat ini, produk ABG masih berfokus pada menu ayam panggang dengan bumbu racikan sendiri yang memiliki cita rasa yang khas. Lokasi penjualan ABG berada di Kios CC no. 19, Pasar Modern Paramount Gading Serpong. Harga produk ABG per porsi berkisar antara Rp20,000-Rp25,000. Hidangan pendamping yang tersedia adalah nasi putih, nasi daun jeruk, kentang tumbuk daun jeruk, pasta rawit kemangi, dan potato wedges balado. Menu pelengkap yang diberikan merupakan parutan daun kol yang dicampur dengan mayones. Minuman yang ditawarkan adalah teh tawar (es atau hangat), teh manis (es atau hangat), susu coklat (es atau hangat), teh rasa lemon (es atau hangat), dan teh tarik (es atau hangat).

1.3

Analisis Permintaan Bagian ini menjelaskan analisa jumlah permintaan masakan daging ayam di Pasar Modern Paramount Gading Serpong, yang menjadi lokasi penjualan ABG.



1.3.1 Jumlah Permintaan pada Pasar Sasaran Untuk mendapatkan data jumlah permintaan, ABG melakukan wawancara dengan beberapa pemilik rumah makan yang menjual masakan daging ayam di Pasar Modern Paramount Gading Serpong. Narasumber pertama, pemilik restoran Ayam Goreng Pak Gembus, menginformasikan bahwa hasil penjualan per hari dapat mencapai Rp1,500,000-Rp2,000,000 (125-155 porsi). Narasumber kedua, pemilik Ayam Taliwang, menginformasikan bahwa ia berhasil mencapai penjualan 75-100 ekor per hari, dengan harga per ekor ayam Rp38,000. Narasumber ketiga, pemilik Ayam Goreng Lamongan, rata-

2

rata menjual 35-80 ekor per hari dengan hasil penjualan mencapai Rp420,000-Rp960,000. Dari hasil wawancara tersebut, didapatkan asumsi rata-rata permintaan daging ayam di Pasar Modern Paramount Gading Serpong sebanyak 60 ekor per hari.

1.3.2 Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi yang Berpengaruh

Penggunaan teknologi yang memanfaatkan kecanggihan aplikasi

virtual sangat memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses dimanapun dan kapanpun (Aninditha, 2016). Fenomena perkembangan teknologi ini juga ikut berpengaruh pada berbagai industri bisnis seperti transportasi, makanan dan minuman, kecantikan, dan lain-lain. Salah satu bisnis yang memanfaatkan aplikasi virtual untuk memudahkan pemesanan sarana transportasi yaitu Gojek dan Grab Bike yang juga menyediakan layanan pesan antar untuk makanan dan minuman seperti Go-food dan Grab Food. Dengan menggunakan aplikasi Go-Food dan Grab Food, konsumen akan dengan mudah melakukan pemesanan makanan pada restoran-restoran yang tidak memiliki layanan pesan antar tersendiri. Layanan pesan antar Go-food dan Grab Food juga akan lebih mudah dan efisien.

Penggunaan teknologi seperti media sosial juga dapat menjadi

salah satu cara untuk melakukan promosi, kegiatan pemasaran, memperkenalkan produk, dan juga sebagai sarana komunikasi dengan para pelanggan. 1.4

Analisis Penawaran Bagian ini menjelaskan analisa jumlah penawaran masakan daging ayam di Pasar Modern Paramount Gading Serpong, yang menjadi lokasi penjualan ABG.

3



1.4.1 Jumlah Penawaran pada Pasar Sasaran Berdasarkan hasil observasi di sekitar lokasi kios ABG, yang terletak di Pasar Modern Paramount Gading Serpong terdapat 58 tempat makan yang menawarkan berbagai jenis makanan; sedangkan terdapat 16 tempat makan yang menawarkan masakan daging ayam. Untuk mengetahui jumlah persediaan masakan daging ayam yang dijual per hari, ABG melakukan wawancara kepada 3 narasumber yang sama, yaitu pemilik Ayam Taliwang, Ayam Goreng Pak Gembus, dan Ayam Lamongan. Jumlah rata-rata penawaran pada Ayam Gembus berkisar 135-165 porsi per harinya; Ayam Taliwang dengan jumlah penawaran 100 ekor per harinya; Ayam Lamongan dengan jumlah penawaran 80 ekor per harinya. Jika dilihat dari ketiga tempat makan yang menjual masakan daging ayam tersebut, jumlah potensi penawaran terhadap masakan daging ayam sebanyak 73 ekor per harinya.



1.4.2 Analisis Tingkat Persaingan pada Pasar Sasaran Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, ABG berada pada pasar persaingan monopolistik. Dalam pasar tersebut, produsen dapat mempengaruhi harga dan dengan mudah keluar-masuk pasar dikarenakan halangan untuk memasuki industri ini sangat sedikit (Arijanto, 2005). ABG menggunakan strategi diferensiasi produk tambahan, sehingga tidak mengandalkan harga sebagai faktor utama dalam persaingan. Faktor penting lainnya yang juga memiliki dampak yang besar dalam penjualan produk ABG adalah strategi promosi, seperti: melakukan pemasaran di media sosial, dan juga penyebaran brosur untuk meningkatkan brand awareness.



4

1.5

Kesimpulan Analisis Lingkungan Bisnis Berdasarkan hasil analisa terhadap tingkat persaingan pasar monopolistik, ABG memiliki peluang untuk dapat bersaing di dalam pasar tersebut, dengan mengadakan diferensiasi produk. Hal ini terbukti dengan jumlah penawaran masakan daging ayam yang di Pasar Modern Paramount sebagian besar adalah ayam goreng dan ayam bakar. ABG sebagai penyedia produk ayam panggang cukup optimis untuk memasuki industri tersebut. Dengan analisa terhadap perkembangan teknologi pada subbab di atas, ABG dapat memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pemasaran dan juga sarana komunikasi dengan konsumen.

1.6

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi tujuh bab, yaitu: Bab 1 berisikan tentang pendahuluan laporan yang menjelaskan analisis permasalahan, permintaan dan penawaran, serta peluang-peluang usaha. Bab 2 dengan judul Kajian Literatur menjelaskan kajian literatur terkait konsep bisnis, metode penelitian, serta konsep manajemen bisnis yang digunakan. Bab 3 dengan judul Analisis Peluang Usaha menjelaskan temuan dari peneitian kualitatif, penelitian kuantitatif, tes alfa, serta tes beta yang akan dilakukan, serta tindakan selanjutnya yang akan dilakukan terhadap produk ABG. Bab 4 dengan judul Profil dan Strategi Perusahaan menjelaskan profil ABG termasuk visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan, nilai yang dianut karyawan, perencanaan bentuk badan usaha, modal, dan strategi bersaing ABG terhadap kompetitornya. Bab 5 dengan judul Kerangka Model Bisnis yang dijabarkan ke dalam kegiatan operasional ABG, serta rencana-rencana kegiatan ke depannya. Bab 6 dengan judul Kegiatan Realisasi Proyek Bisnis menjelaskan analisis rencana yang telah dibuat pada bab sebelumnya dengan realisasi yang telah dilakukan. Bab 7 adalah penutup dari laporan ini menjelaskan kesimpulan serta pembelajaran yang didapat dari bisnis yang telah dijalankan.

5

BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1

Kajian Konteks Bisnis Konteks bisnis mencakup struktur, prosedur, strategi, sistem, teknologi, dan tujuan karyawan di dalam bisnis tersebut (Taylor,2004). Adanya deregulasi, kompetisi internasional yang meningkat, perubahan tren dalam pasar konsumen, serta munculnya teknologi baru secara serentak membuat sektor makanan mengalami perubahan kondisi kerja secara radikal. Situasi ini menuntut sebuah bisnis untuk melakukan inovasi dan pengembangan produk secara dramatis (Lagnevik,2003). Tantangan

utama

dalam

usaha

adalah

bagaimana

dapat

mengimplementasikan inovasi secara dramatis. Perubahan dalam sebuah bisnis harus terjadi di berbagai tingkat dalam organisasi. Perubahan pola pikir menjadi hal yang paling penting bagi sebuah bisnis untuk dapat melaksanakan sebuah inovasi (Martinez,2013). Menurut data dari BPS, Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Maret 2017, pertumbuhan produksi industri makanan (mikro dan kecil) memiliki angka pertumbuhan tahunan mencapai 7,52% dan merupakan salah satu industri yang memiliki angka pertumbuhan positif. Menurut data dari BPS Kabupaten Tangerang tahun 2015, 24.73% penduduk berada pada golongan dengan pengeluaran bulanan sebesar Rp500.000–Rp749,999 dan sebanyak 21.57% penduduk berada pada golongan dengan pengeluaran bulanan sebesar Rp300,000–Rp499,999. BPS Kabupaten Tangerang mengeluarkan data bahwa 48,52% dari pengeluaran bulanan tersebut dialokasikan untuk membeli berbagai jenis makanan. Konsumsi makanan menjadi sangat penting bagi identitas diri konsumen (Lagnevik,2003). Pengembangan produk baru dan inovasi makanan menciptakan suatu keadaan yang positif sekaligus menimbulkan keadaan negatif bagi sebuah

6

usaha. Pihak yang dapat memahami dinamika usaha dan menggunakan keunggulan kompetitif dapat memperoleh keuntungan dari perubahan ini, namun bagi pihak yang tidak dapat mengikutinya akan kalah dalam persaingan usaha yang ketat (Lagnevik,2003). 2.2

Kajian Penelitian Metode penelitian dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Di dalam melakukan penelitian, kelompok menggunakan beberapa metode penelitian untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan dalam melakukan penelitian: 1. Metode penelitian kualitatif Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat masukan baru terhadap produk yang sedang dibuat, agar produk tersebut dapat lebih berkembang. Metode penelitian kualitatif ini menggunakan teknik focus group discussion, dikarenakan teknik FGD meminta pendapat dari masing-masing responden, sehingga dapat memunculkan ide baru untuk pengembangan produk (Zickmund, 2013). 2. Metode penelitian kuantitatif Metode penelitian kuantitatif pada umumnya bertujuan untuk mengetahui suatu objektif dari penelitian melalui cara penelitian empiris yang menggunakan pengukuran numerik dan analisa. Metode penelitian kuantitatif menggunakan statistik dalam melakukan analisa data. Metode statistik yang digunakan mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sampel untuk menarik kesimpulan dari populasi data yang disebut statistik inferensial. Selanjutnya, penyajian data dapat berupa Tabel, Tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, diagram lingkaran, dan

7

diagram gambar (Sugiyono, 2009). Teknik yang dipilih dalam penelitian kuantitatif adalah teknik survei dengan menggunakan kuesioner melalui google form, karena teknik tersebut menghasilkan data yang relevan serta akurat untuk membantu penyelesaian masalah yang ada dalam bisnis (Zickmund, 2013). 3. Metode penelitian tes alfa Metode penelitian tes alfa merupakan metode penelitian yang pertama lebih digunakan sebelum peluncuran produk. Metode ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan serta kritik dan saran responden terhadap produk (Freiler, 2011). Teknik yang digunakan dalam metode tes alfa adalah dengan menggunakan metode in-depth interview. Hasil dari tes alfa akan dijadikan untuk pengembangan produk ke depannya. 4. Metode penelitian tes beta Metode penelitian tes beta digunakan untuk mengetahui produk tersebut setelah mendapat masukan yang didapat dari tes alfa sebelumnya. Tes Beta akan dilakukan pada saat peluncuran produk baru dan langsung pada tempat lokasi penjualan (Freiler, 2011). Hasil dari tes beta akan diolah dengan menggunakan microsoft excel yang selanjutnya menjadi masukan untuk pengembangan produk ke depannya. 2.3

Kajian Manajemen Bisnis Berikut ini adalah penjelasan mengenai kajian manajemen bisnis yang meliputi kajian pemasaran, kajian operasi, kajian sumber daya manusia, dan kajian keuangan, dan kajian strategi bisnis.

8



2.3.1 Kajian Pemasaran Di dalam melakukan kegiatan pemasaran diperlukan berbagai macam strategi dan konsep yang disesuaikan dengan produk yang dimiliki. Kegiatan pemasaran sendiri adalah kegiatan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk mencapai nilai dari pelanggan (Kotler, 2008). Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi profil dari orang-orang yang akan menjadi konsumen dari produk yang dihasilkan. Profil ini dapat diidentifikasi dengan melakukan STDP (Segmenting, Targeting, Differentiating, Positioning) (Khosler, 2012). Pembagian klasifikasi konsumen dilakukan dengan pembuatan segmentasi pasar yang merupakan suatu kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen menjadi homogen (Swasta, 1996). Tujuan suatu organisasi berkaitan erat dengan konsep pemasaran karena perusahaan harus memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memberikan kepuasan pada konsumen yang lebih efektif dibandingkan pesaingnya (Kotler, 2002). Dalam melakukan kegiatan bisnis, suatu produk dapat menggunakan marketing mix, yaitu: Product, Place, Price, Promotion (McCarthy, 1960). Metode ini digunakan untuk mencapai objektif dari kegiatan pemasaran kepada target market. Media komunikasi digital merupakan salah satu media pemasaran yang dapat mengintegrasikan produk dengan media distribusi digital. Komunikasi pemasaran dapat diperoleh dari kegiatan komunikasi terpadu atau Integrated Marketing Communications yang digunakan oleh perusahaan, termasuk media masa, iklan, penawaran promosi penjualan, website, dan direct email seperti surat, brosur, katalog, atau video (Belch, 2001). Media ini menggunakan teknologi terbaru khususnya untuk para pengguna telepon genggam sehingga

9

dapat memberikan informasi secara luas, efektif, dan cepat (Horton, 2015). Merek memiliki suatu kekuatan yang kuat untuk menarik setiap orang agar melakukan pembelian terhadap produk atau jasa (Susanto, 2004). Logo merupakan suatu elemen grafis yang berbentuk ideogram, simbol, emblem, ikon, dan tanda yang digunakan sebagai lambang sebuah merek (Oscario, 2013). Peranan kegiatan promosi pada pemasaran sangat penting karena harus berkomunikasi dengan para pelanggan untuk menjelaskan manfaat dan nilai yang ditawarkan oleh produk (Keegan, 1992). Struktur organisasi pada tim pemasaran menggunakan struktur organisasi lini dimana pemberian wewenang dilakukan dari atas ke bawah dan cocok digunakan untuk perusahaan dengan jumlah karyawan yang masih sedikit (Nasution, 1996).

2.3.2 Kajian Operasi Dalam menjalankan kegiatan operasi, proses manajemen operasi merupakan salah satu hal yang penting, apabila tidak diperhatikan dengan baik dan salah menggunakan strategi akan menghasilkan tingkat kecacatan produk yang tinggi. Untuk mencegah hal tersebut, Gantt chart digunakan untuk merencanakan dan memantau kegiatan operasi yang dilakukan (Gantt, 1919). Langkah awal yang akan dilakukan adalah pembuatan process flowchart. Sering kali aktifitas yang berhubungan dengan proses akan mempengaruhi proses berikutnya, sehingga sangat penting untuk memperhatikan kinerja dari proses produksi yang berurutan dari serangkaian aktifitas produksi (Jacobs, 2014). Dengan menjaga kualitas produk dapat mengurangi tingkat kecacatan barang dan produk yang diterima konsumen memiliki kualitas

10

yang baik, hal ini dapat diterapkan dengan melakukan pengecekan kualitas dalam proses produksi. Penerapan prinsip manajemen kualitas yang berfokus pada proses operasi dan pengelolaan sumber daya dapat menghasilkan produksi yang lebih efisien (Lindsay,2014). Produk rusak atau cacat adalah produk yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang telah ditentukan dan tidak dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik, meskipun mungkin secara teknik dapat diperbaiki akan berakibat biaya perbaikan jumlahnya lebih tinggi dibanding kenaikan nilai atau manfaat adanya perbaikan (Supriono, 1999). Analisa ABC adalah kegiatan melakukan kategorisasi terhadap jenis-jenis produk yang terdapat dalam persediaan. Kategorisasi tersebut dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: Kelas A (yang paling banyak dikonsumsi), Kelas B, dan Kelas C (yang paling sedikit dikonsumsi) (Flores, Olsen, & Dorai, 1992). Weighted average score adalah penilaian yang dilakukan terhadap beberapa subjek untuk menghitung bobot nilai yang didapat pada setiap subjek sesuai dengan atribut-atribut penilaian yang telah ditentukan (Econometria, 2003).

2.3.3 Kajian Sumber Daya Manusia Pengelolaan sumber daya manusia adalah suatu proses untuk mendapatkan karyawan, memberikan penilaian dan kompensasi pada karyawan, serta menjaga hubungan ketenagakerjaan, kesehatan, keamanan dan keadilan karyawan (Dessler, 2015). Sebuah usaha dapat menjadi sukses apabila struktur organisasi yang dimiliki memiliki kejelasan pendelegasian tugas untuk masingmasing jabatan serta bagaimana hubungan dan koordinasi kerja antar divisi (Robbins et al, 2013).

11

Pengelolaan sumber daya manusia diawali dengan melakukan analisa pekerjaan, sehingga dapat mengetahui apa saja pekerjaan yang dibutuhkan serta kompetensi karyawan yang sesuai agar dapat mengerjakan pekerjaan tersebut secara efektif (Dessler, 2015). Setelah melakukan analisa pekerjaan, langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan pemilihan dan perekrutan untuk mengisi jabatan yang dibutuhkan tersebut (Dessler, 2015). Langkah selanjutnya adalah proses seleksi karyawan, dengan melakukan ulasan dan pengecekan latar belakang dari calon pekerja sehingga dapat memperoleh orang yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Pelatihan juga dibutuhkan untuk memastikan karyawan mengerti pekerjaannya dan bagaimana cara melakukannya. Metode dan materi pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan job desc karyawan tersebut sehingga pengetahuan tersebut dapat terserap secara maksimal (Dessler, 2015) Setelah karyawan mulai melakukan pekerjaan, maka perlu dilakukan adanya penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah mengevaluasi performa karyawan saat ini dibandingkan dengan standar performa yang sudah ditentukan (Dessler, 2015). Job Evaluation adalah serangkaian proses sistematis yang dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu pekerjaan berdasarkan beberapa faktor tertentu. Dari hasil analisa pekerjaan ini perusahaan dapat menentukan kompensasi yang diberikan untuk masing-masing jabatan yang ada di dalam perusahaan (Dessler, 2000) Bagian terakhir dari proses manajemen sumber daya adalah pemberian insentif, gaji yang diberikan berdasarkan performa dan kinerja karyawan selama satu bulan sebelumnya (Dessler, 2015).

12



2.3.4 Kajian Keuangan Rencana keuangan akan membantu pemilik usaha untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan usaha serta menghindari munculnya hambatan yang mengakibatkan pada kegagalan usaha (Zimmerer, 2008). Dalam menentukan harga produk, ada 3 jenis strategi penentuan harga yaitu target costing, cost-plus pricing, dan variablecost pricing (Weygandt,2009). Kebijakan modal kerja dilihat dari susunan aktiva dan hutang lancar pada neraca. Modal kerja berguna untuk menjaga tingkat likuiditas suatu usaha. Perusahaan dapat membayar kewajiban, memiliki cadangan, dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan lewat penawaran piutang apabila memiliki modal kerja yang cukup (Mardianto,2008). Dalam menentukan tingkat persediaan optimum, metode yang paling sering digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ) karena dapat beradaptasi dengan berbagai jenis persediaan (Pycraft, 2007). Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman modal untuk aktiva yang biasanya memiliki jangka waktu yang panjang dan disertai harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Sunariyah, 2004). Modal investasi awal merupakan sesuatu yang dipakai untuk jangka panjang dan diperlukan di masa awal pembukaan usaha. (Suharyadi, 2007). Struktur keuangan dari sebuah usaha memiliki peranan yang penting dalam melihat bagaimana sebuah perusahaan mendanai aktiva yang dimiliki sesuai kebijakan manajemen yang ada. Kebijakan ini dapat terlihat dari hutang dan modal usaha yang tercermin dari neraca perusahaan (Sawir, 2004). Membuat proyeksi laporan keuangan akan memudahkan suatu usaha untuk mengubah tujuan dari bisnis menjadi suatu pencapaian nyata. Komponen ini menjadi penting karena dapat memperkirakan

13

profitabilitas dan kondisi keuangan suatu bisnis untuk masa mendatang (Zimmerer, 2008). Komponen laporan keuangan terdiri dari beberapa bagian seperti sales report yaitu laporan penjualan yang dipersiapkan pertama kali dan menjadi kunci bagi laporan keuangan lainnya, retained earnings statement yaitu laporan berisi perubahan laba ditahan untuk periode waktu yang spesifik, income statement yaitu laporan berisi pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan bersih untuk periode waktu yang spesifik, statement of cash flows yaitu laporan yang menunjukkan antisipasi arus kas yang terdiri atas 3 bagian yaitu cash receipt, cash disbursement, dan financing, statement of financial positions yaitu laporan mengenai komposisi aset, hutang dan modal usaha (Weygandt, 2012). Tujuan merupakan suatu titik dan hasil akhir atau segala hal yang ingin dicapai (Bastian, 2007). Biaya pra-operasi adalah biaya yang dikeluarkan sebelum operasi usaha berjalan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun untuk sebuah usaha (Lumbantoruan, 1996). Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk bisa mengembalikan investasi menggunakan kas neto (Arifin, 2007). Analisis break even point adalah analisis yang bertujuan untuk menemukan suatu titik kesamaan antara biaya dengan pendapatan dalam unit atau rupiah (Prasetya, 2009). Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara cepat (Rangkuti, 2006).

2.3.5 Kajian Strategi Bisnis Di dalam menjalankan usaha, untuk mendapatkan competitive advantage dibutuhkan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi generic oleh Porter (1985), yang membagi 3 jenis strategi bersaing secara generic untuk pelaku bisnis

14

dalam industri yang sama berdasarkan pada ukuran pasar. Ketiga jenis strategi yang dapat digunakan, yaitu: cost-leadership strategy, focus strategy, dan differentiation strategy (Porter, 1985). Cost leadership adalah strategi yang menekankan pada keunggulan memproduksi satu unit produk dengan biaya yang rendah ditujukan untuk para konsumen yang cenderung sangat sensitif terhadap perubahan harga. Cost leadership sendiri memiliki dua jenis tipe yaitu, low-cost strategy dan best-value strategy. Untuk tipe pertama (low-cost strategy), strategi ini digunakan untuk barang atau jasa kepada konsumen dengan harga terendah di pasar. Sedangkan, untuk tipe kedua (best-value strategy), digunakan untuk produk atau jasa dengan harga terendah di pasar yang sudah dibandingkan dengan harga kompetitor dengan atribut serupa. Strategi diferensiasi adalah strategi untuk memproduksi barang atau jasa yang dipertimbangkan sebagai produk yang unik dalam industri tempat bersaing dan ditekankan kepada konsumen yang cenderung tidak sensitif terhadap harga. Untuk strategi fokus memiliki sasaran untuk menyasar kepada beberapa kelompok konsumen dengan skala kecil. Dalam strategi ini juga terdapat dua tipe yaitu, low-cost focus strategy yang menawarkan barang atau jasa kepada beberapa sejumlah konsumen dengan harga terendah di pasar. Untuk tipe bestvalue focus strategy adalah jenis strategi yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa kepada sejumlah kelompok konsumen dengan harga terendah di pasar namun, sudah dibandingkan dengan kompetitor (Porter, 1985). Salah satu metode untuk merencanakan strategi bersaing perusahaan adalah analisis SWOT. Strategi ini menganalisa Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) (Prawitasari, 2011).

15

Perceptual mapping adalah langkah bagi produsen untuk membedakan produk dan jasa yang ditawarkan berdasarkan persepsi konsumen dibandingkan dengan kompetitornya dalam persaingan merek dengan menggunakan karakteristik yang relevan (Schiffman & Kanuk, 2010). Manajemen Strategis berfokus pada integrasi manajemen, pemasaran, keuangan/akuntasi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2006). Business Model Canvas memiliki 9 blok bangunan dasar pada sebuah bisnis model yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang (Osterwalder, 2012).



16

BAB III ANALISIS PELUANG USAHA 3.1

Penelitian Kualitatif Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat masukan baru terhadap produk yang sedang dibuat, agar produk tersebut dapat lebih berkembang (Zickmund, 2013). Berikut adalah penelitian kualitatif yang dilakukan ABG.



3.1.1 Metode Penelitian Kualitatif ABG telah melakukan penelitian kualitatif untuk mengetahui potensi perkembangan pasar ayam panggang sebelum memasuki industri tersebut. Metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah FGD (focus group discussion) dan in-depth interview. Berikut ini adalah penjelasannya: 1. Focus Group Discussion ABG melakukan FGD kepada responden yang berdomisili di Tangerang Selatan, dikarenakan lokasi kios ABG yang terletak di Gading Serpong. Kriteria responden adalah pria dan wanita berusia 12-45 tahun, pernah makan di Pasar Modern Paramount Gading Serpong, dan memiliki perilaku gemar mencoba makanan baru. 2. In-Depth Interview ABG melakukan in-depth interview kepada tiga narasumber yang memiliki pengalaman di industri makanan, yaitu pemilik Ayam Bakar Om Joe, Ayam Panggang Jon Gil, dan manajer Kenny Rogers Bintaro Exchange.

17



3.1.2 Temuan Penelitian Kualitatif Berikut adalah hasil FGD dan in-depth interview yang telah dilakukan: 1.

Focus Group Discussion



Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan kepada 11

narasumber yang terdiri dari 7 perempuan dan 4 laki-laki yang berdomisili di Gading Serpong, Alam Sutera, dan BSD. Rata-rata pengeluaran setiap bulannya sebesar Rp2,900,000 dan yang digunakan untuk membeli makanan sebesar Rp1,200,000. Responden mengonsumsi daging ayam rata-rata seminggu 4 kali dan jenis masakan yang biasa dipesan adalah ayam goreng dan ayam bakar.

Narasumber menyarankan hidangan pendamping yang

cocok adalah nasi dan kentang goreng, sedangkan jenis saus barbecue juga dianggap cocok untuk ayam panggang ABG. Biaya yang rela dikeluarkan para narasumber untuk membeli satu porsi ABG sebesar Rp25,000. 2.

In-Depth Interview



Berikut adalah hasil in-depth interview yang dilakukan

kepada 3 narasumber: 1. Narasumber: Assistant Manager Kenny Rogers Bintaro Xchange Bapak Agus (26 tahun) telah bekerja di Kenny Rogers selama 7 tahun dan saat ini menjabat sebagai assistant manager. Narasumber berpendapat bahwa keunggulan dari Kenny Rogers adalah ayam panggang beraroma unik, kompetitor yang sedikit, dan lebih sehat untuk dikonsumsi. Kenny Rogers sudah cukup dikenal dan

18

tersebar di berbagai daerah serta memiliki pelayanan yang bersifat full service. Kunci kesuksesan dari Kenny Rogers adalah memiliki merek yang sudah dikenal di Asia Pasifik sejak tahun 1991. Cita rasa ayam yang khas dengan cara masak yang unik serta pelayanan dan kegiatan pemasaran juga merupakan salah satu kunci kesuksesan dari Kenny Rogers. 2. Narasumber: Pemilik Ayam Bakar Om Joe Om Joe yang seorang pebisnis ayam bakar yang sudah berkecimpung selama 7 tahun di dalam industri ini. Lokasi penjualan terletak di Anggrek Loka, BSD. Menurut narasumber kedua, keunggulan dari Ayam Bakar Om Joe adalah cita rasa yang berbeda karena bumbu diracik sendiri. Kunci kesuksesan dari Om Joe adalah keuletan dan kesabaran dalam berbisnis serta makanan memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dari yang lain. 3. Narasumber: Pemilik Ayam Panggang Jon Gil Bapak Fajar adalah pemilik SoGil dan BosGil, restoran ayam panggang dan ayam goreng di daerah Karawaci. Beliau telah menggeluti bisnis ayam goreng sejak tahun 2006 dan mulai mengembangkan bisnis ayam panggang sejak 2009. Narasumber mengatakan bahwa seorang pebisnis harus bermental kuat, jujur, sabar, berkemauan keras, dan dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik. Beliau menyatakan bahwa bisnis ayam panggang memiliki prospek yang baik, dibuktikan dengan banyaknya waralaba BosGil.

19

3.2

Penelitian Kuantitatif Berikut adalah metode penelitian kuantitatif yang dilakukan dan hasil temuan yang didapatkan.



3.2.1 Metode Penelitian Kuantitatif ABG telah melakukan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut hal apa saja yang penting dalam menyajikan produk makanan, khususnya jenis masakan daging ayam. Metode kuantitatif dilaksanakan dengan cara menyebar survey melalui google form, karena survei secara online bersifat cepat, terjangkau, dan mudah untuk mengolah data yang sudah didapat.



3.2.2 Temuan Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif dilakukan melalui survei online yang melibatkan 256 responden. Berikut ini merupakan hasil dari penelitian kuantitatif, antara lain:

Gambar 3.1. Tempat yang Paling Sering Dikunjungi Konsumen

20

Pada pertanyaan ini opsi yang paling banyak dipilih adalah kafe tenda dan restoran, sehingga dirasa bahwa dengan membuka kafe tenda/kios akan sesuai dengan target pasar ABG nantinya.



Gambar 3.2 Tipe Makanan Favorit Konsumen Dari hasil survei yang dilakukan, responden paling banyak memilih makanan tradisional sebagai makanan yang disukai, kemudian diikuti oleh Japanese food dan western food. Gambar 3.3. Pengeluaran Konsumen Saat Makan di Luar

21

Hasil survei yang ditemukan, opsi harga yang paling banyak dipilih adalah “Rp21,000-Rp30,000” sehingga hasil tersebut sesuai dengan harga yang ditawarkan ABG, yaitu berkisar dari Rp23,000– Rp60,000. G r a f i k Gambar 3.4. Konsep Ketertarikan Konsumen Lebih dari 50% responden menjawab bahwa mereka tertarik dengan konsep ayam panggang yang xditawarkan ABG. G r a f i Gambar 3.5. Pola Konsumsi Daging Ayam di Restoran

22

Mengenai pola konsumsi makanan di luar rumah rata-rata konsumen makan diluar sebanyak 3 kali dalam seminggu. Gambar 3.6. Pengalaman Konsumsi Ayam Panggang

Mengenai pengalaman konsumsi ayam panggang, 98.4% dari

responden telah mencoba ayam panggang.

Gambar 3.7. Tingkat Kesesuain Harga Produk ABG

23

Sebesar 37,2% responden menjawab harga yang cocok untuk satu porsi produk ABG sebesar Rp20,000. Gambar 3.8. Jenis Sambal atau Saus yang Cocok Berdasarkan grafik di atas, ABG ingin mengetahui jenis sambal atau saus yang cocok untuk produk ayam panggang yang dimiliki. Hasil tersebut menunjukkan mayoritas responden memilih sambal terasi. Untuk mushroom sauce dan blackpepper sauce juga memiliki respon yang cukup positif. Dari data yang sudah disajikan, ABG berencana untuk menyediakan sambal terasi sebagai pelengkap.



Gambar 3.9. Ketertarikan Konsumen Mencoba Produk ABG

24

Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ABG mendapatkan tanggapan yang baik karena banyak responden yang tertarik dengan produk ayam panggang ABG. 3.3

Penelitian Tes Alfa Berikut adalah metode penelitian tes alfa yang dilakukan dan hasil temuan tes alfa yang didapatkan.



3.3.1 Metode Penelitian Tes Alfa Dalam melakukan proses tes alfa, ABG menggunakan metode indepth interview dengan 3 narasumber ahli di industri makanan. Ketiga narasumber diminta untuk memberikan informasi mengenai penampilan, tekstur, dan rasa dari ayam panggang dan hidangan pendamping.



3.3.2 Temuan Penelitian Tes Alfa Berikut adalah penjabaran hasil temuan dari in-depth interview: 1. Narasumber Gretta Aprillia – Koki di Winc Space Penampilan ayam panggang ABG terlihat menarik, karena warnanya menunjukkan proses pemanggangan dengan baik; teksturnya lembut pada bagian paha, namun bagian dada terlalu kering; rasa ayam lezat karena bumbunya meresap hingga ke dalam. Penampilan coleslaw menarik, karena kol terlihat segar dan rasanya enak. Gretta menyarankan coleslaw dicampur dengan kol ungu atau wortel sehingga warnanya lebih menarik. Penampilan sambal terasi menarik dan tidak kehitaman serta rasanya enak. Tampilan kentang tumbuk daun jeruk terlihat seperti makanan Indonesia, rasanya unik. Pasta rawit kemangi memiliki tampilan menarik dan rasanya cocok untuk konsep fushion. Penampilan

25

potato wedges balado menarik, namun kulit kentang sebaiknya dibuang sehingga mudah dikonsumsi dan rasanya enak. Penampilan nasi daun jeruk terlihat segar; rasanya enak dan gurih, namun nasi agak lunak sehingga Gretta menyarankan untuk mengurangi jumlah air ketika memasak nasi. 2. Narasumber Adeline – Koki dan Baker di Iven Oven Penampilan ayam panggang ABG terlihat menggugah selera; tekstur luarnya garing, namun bagian dalamnya lembut; rasanya enak, hanya saja rasa rosemary terlalu kuat sehingga Adeline menyarankan untuk mengurangi bumbu rosemary. Penampilan coleslaw kurang menarik karena potongan kol terlalu tebal. Rasa coleslaw enak, namun Adeline menyarankan agar coleslaw dicampur dengan wortel dan mayones dicampur dengan saus tomat agar lebih lezat. Penampilan sambal terasi menggugah selera; rasanya enak, namun sebaiknya diberi tingkat kepedasan sambal. Potongan daun jeruk dalam kentang tumbuk terlihat besar, namun rasanya enak. Penampilan pasta rawit kemangi kurang menarik karena ukuran pasta terlihat pendek dan patah; rasanya enak, namun sedikit pedas. Potongan dari potato wedges balado terlalu tipis, namun warnanya sudah pas (golden brown); rasanya enak. Tampilan nasi daun jeruk terlihat kurang menarik, karena nasi terlihat terlalu lunak; rasa sudah enak. Adeline berpendapat bahwa coleslaw tidak cocok disajikan dengan nasi daun jeruk, sehingga sebaiknya ABG juga menyediakan lalapan untuk dimakan dengan nasi. 3. Narasumber Devi – Nutritionist di Nutrifood Penampilan ayam panggang ABG menarik; tekstur sudah empuk namun pada bagian tengah terlihat sedikit kering; rasa ayam sudah

26

enak dan cocok dengan saus yang disajikan. Penampilan coleslaw sudah baik dan rasanya enak, namun sebaiknya tidak terlalu banyak menggunakan mayones. Penampilan sambal terasi menarik dan rasanya enak. Tampilan kentang tumbuk terlihat menarik; rasanya enak. Penampilan pasta rawit kemangi menarik namun, potongan cabai terlalu besar; rasanya sedikit asin dan terlalu pedas. Penampilan potato wedges balado kurang menarik karena gelap dan terlihat kering namun, rasanya enak sehingga Devi menyarankan untuk dimasak secara merata dan cepat agar tampilan menjadi lebih menarik. Penampilan nasi daun jeruk terlihat lembek; rasa sudah enak namun, sedikit asin. Devi menyarankan agar serat pada nasi daun jeruk harus dihilangkan. 3.4

Penelitian Tes Beta Bagian ini menjabarkan metode dan temuan penelitian tes beta yang dilakukan kepada 47orang responden yang merupakan konsumen ABG.



3.4.1 Metode Penelitian Tes Beta Metode penelitian tes beta dilakukan dengan menggunakan teknik kuesioner berupa guest comment card yang terdiri dari 4 pertanyaan yang mengacu kepada kepuasan konsumen. Metode tes beta dilakukan setelah peluncuran produk baru. Jumlah responden dalam tes beta tidak dibatasi, hanya saja tes beta perlu dilakukan sampai hasil yang didapat valid serta dapat mewakili sample dari target market.

27



3.4.2 Temuan Penelitian Tes Beta Berikut hasil yang didapat dari penelitian tes Beta: Tabel 3.1. Respon Narasumber Terhadap Ayam Panggang ABG



Tabel Produk Ayam Panggang Tekstur



Rasa

Penampilan

Porsi

35%

62%

54%

35%

45%

3%

1%

43% 21% 1%

Harga

41%

56%

49%

37%

10%

7%

Tabel 3.2. Respon Narasumber Terhadap Hidangan Pendamping ABG Tabel Hidangan Pendamping

Keterangan Nasi daun jeruk

Pasta rawit kemangi

Kecocokkan

Rasa

52%

40%

40%

56%

8%

4%

38%

25%

24%

63%

38%

12%

Potato

44%

wedges

44%

balado

12%

45% 55%

Penampilan 32% 52% 12% 4% 13% 87%

Porsi

Harga

24%

28%

52%

68%

24%

4%

25%

38%

63%

62%

12%

10%

23%

56%

56%

54%

34%

34%

23%

10%

Kentang

64%

55%

36%

28%

55%

tumbuk

26%

34%

36%

64%

34%

daun jeruk

10%

11%

28%

8%

11%



28

Tabel 3.3. Respon Narasumber Terhadap Pelayanan ABG Tabel Pengalaman Makan Konsumen Pelayanan Memuaskan

Kebersihan Restoran

Keterangan

Lokasi strategis 30%

: Setuju

58%

41%

17%

: Ragu-ragu

39%

43%

26%

: Tidak Setuju

3%

16%

24% 3%



: Sangat Setuju



: Sangat Tidak Setuju

Berdasarkan hasil temuan tes beta dapat disimpulkan bahwa

rasa ayam panggang sudah enak dan teksturnya pas. Harga yang diberikan juga sudah sesuai dengan produk yang ditawarkan, namun untuk penampilan masih kurang memuaskan sehingga perlu adanya perbaikan. Sementara untuk semua hidangan pendamping memiliki keunggulan dalam aspek yang sama, yaitu: rasa dan harga. Untuk aspek penampilan nasi daun jeruk dan porsi kentang tumbuk daun jeruk masih kurang sehingga, perlu diperbaiki agar memuaskan.

Dari keseluruhan hidangan pendamping, nasi jeruk merupakan

hidangan yang paling populer, karena dari 47 orang responden, 50% diantaranya memesan hidangan pendamping ini. Keunggulan dari nasi daun jeruk adalah rasa dan harga yang ditawarkan. Sementara hidangan pendamping paling tidak populer adalah pasta rawit kemangi. Hanya 20% responden yang memesan pasta rawit kemangi karena mereka merasa hidangan ini kurang cocok disajikan dengan ayam panggang.

Aspek pelayanan dan kebersihan mendapat respon yang positif,

namun lokasi penjualan mendapat respon yang cukup negatif karena berada di tempat yang tidak terlalu ramai, sehingga diperlukan adanya langkah korektif untuk permasalahan tersebut.

29

3.5

Kesimpulan Analisis Peluang Usaha Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa: 1. Metode kualitatif, ABG mendapat masukan mengenai saran untuk menjalankan bisnis di industri makanan dan mendapatkan hasil bahwa produk ayam panggang yang disajikan dengan saus barbecue dan dilengkapi dengan sambal terasi merupakan produk yang cocok untuk dikembangkan. 2. Metode kuantitatif, ABG mendapatkan rata-rata willingness to pay sebesar Rp 20,000 untuk paket ayam panggang dengan menu pendamping. 3. Tes alfa, ABG mendapat saran dan masukan untuk mengembangkan variasi menu pendamping dari 3 jenis menjadi 6 jenis yaitu, nasi daun jeruk, pasta rawit kemangi, kentang tumbuk daun jeruk, potato wedges balado, nasi putih, dan kentang goreng. Dari variasi menu pendamping ini, tekstur dari nasi daun jeruk perlu dikembangkan. Pengurangan pada penggunaan cabai untuk pasta rawit kemangi agar tidak terlalu pedas, serta potato wedges balado yang dimasak harus sesuai dengan tingkat kematangan.



4. Tes beta, ABG mendapat masukan mengenai kepuasaan konsumen terhadap produk dan pelayanan. Secara keseluruhan, harga dan rasa merupakan 2 hal yang signifikan terhadap produk ABG. Atribut penampilan nasi daun jeruk dan porsi kentang tumbuk harus ditingkatkan. Atribut lokasi juga menunjukkan bahwa kios ABG cukup tidak strategis karena di belakang.

30

Selain itu, beberapa langkah korektif yang akan dilakukan, yaitu: 1. Menjaga rasa dan keunikan bumbu secara konsisten dengan menerapkan SOP dalam proses memasak. 2. Memberikan porsi yang konsisten dengan diberlakukannya SOP dalam proses penyajian. 3. Mengurangi penggunaan lada hitam, sehingga ayam tidak terlihat terlalu hitam untuk memperbaiki penampilan ayam. 4. Melakukan kerja sama dengan Grab dan Gojek dalam melakukan promosi dan pengantaran makanan untuk meningkatkan penjualan dalam mengatasi permasalahan lokasi penjualan yang kurang strategis. ABG akan terus menerapkan konsep bisnis dengan produk utama ayam panggang dengan variasi hidangan pendamping perpaduan antara cita rasa Barat dan Indonesia. ABG terus berinovasi dengan menghadirkan variasi hidangan pendamping baru setiap 4 bulan dan mengevaluasi minat pelanggan mengenai hidangan pendamping yang ditawarkan. ABG menetapkan harga yang berkisar antara Rp20,000–Rp25,000 per porsi. Harga produk telah disesuaikan dengan kondisi target market dan lokasi penjualan ABG. Melihat respon penelitian alfa dan beta yang positif mengenai rasa produk, maka aspek ini juga menjadi strategi bagi ABG untuk bisa menguasai pasar dengan keunggulan rasa dan diferensiasi hidangan pendamping yang khas.

31

BAB IV PROFIL DAN STRATEGI PERUSAHAAN 4.1

Deskripsi Produk atau Layanan Berdasarkan peluang dan analisis masalah yang dilakukan pada bulan September2016 dan telah dijelaskan pada Bab 1, ABG memutuskan untuk membuat ayam panggang saus barbecue dengan hidangan pendamping yang memadukan cita rasa khas antara Barat dengan Indonesia. Hingga saat ini, produk ABG masih berfokus pada produk ayam panggang dengan saus barbecue saja, namun kedepannya ABG akan menghadirkan variasi makanan baru. ABG berlokasi di Kios CC no. 19, Pasar Modern Paramount Gading Serpong. Berikut adalah foto logo dari ABG, antara lain:

Gambar 4.1 Logo ABG

Harga produk ABG untuk satu ekor ayam adalah sebesar Rp60,000, sementara untuk satu porsi ayam panggang dengan hidangan pendamping berkisar Rp20,000-Rp25,000. Hidangan pendamping yang disediakan adalah nasi putih, kentang tumbuk daun jeruk, potato wedges balado, nasi daun jeruk, dan pasta rawit kemangi. Sedangkan menu pelengkap yang diberikan merupakan parutan kol yang dicampur dengan mayones. Minuman yang ditawarkan adalah teh tawar (es atau hangat), teh manis (es atau hangat), susu

32

coklat (es atau hangat), teh rasa lemon (es atau hangat), dan teh tarik (es atau hangat). Berikut adalah foto dari produk-produk ABG.



Gambar 4.2 Ayam ABG (1 Ekor)



Gambar 4.3 ABG dengan nasi putih







Gambar 4.4 ABG dengan nasi daun jeruk





Gambar 4.5 ABG dengan kentang tumbuk daun jeruk

33

Gambar 4.6 ABG dengan kentang goreng



Gambar 4.7 ABG dengan potato wedges



Gambar 4.8 ABG dengan pasta rawit kemangi Racikan bumbu ABG dibuat langsung oleh para pemilik, sehingga cita

rasa ayam panggang ABG khas dan tidak dapat dicari di restoran lain yang juga menawarkan ayam panggang. Untuk penyajian ke konsumen, alat makan yang digunakan adalah sendok-garpu atau garpu-pisau, disesuaikan lagi terhadap kebutuhan konsumen. Piring yang digunakan terbuat dari plastik melamin berwarna hitam. Berikut adalah foto piring melamin yang digunakan.

34

Gambar 4.9 Piring Melamin

4.2

Visi Perusahaan ”Menjadi restoran penyedia ayam panggang nomor 1 di Jabodetabek.” ABG memiliki visi tersebut diatas yang diharapkan dapat diwujudkan dalam jangka waktu 3 tahun. Untuk melengkapi ayam panggang, ABG menawarkan hidangan pendamping dengan cita rasa perpaduan antara Barat dan Indonesia. ABG memiliki tujuan untuk melakukan pengembangan dengan melakukan perluasan pasar yang mencakup pembukaan cabang hingga ke daerah Jakarta dalam kurun waktu 3 tahun kedepan.

4.3

Misi Perusahaan Berikut ini merupakan misi yang dimiliki oleh ABG: “Menawarkan ayam panggang berbumbu unik dengan berbagai inovasi hidangan pendamping yang memadukan cita rasa Barat dan Indonesia.”

4.4

Tujuan dan Sasaran Perusahaan Berikut ini adalah rincian dari tujuan dan sasaran bisnis ABG: 1. Tujuan dari ABG adalah: Menjadi sebuah restoran yang dikenal oleh masyarakat daerah Tangerang dengan keunikan cita rasa ayam panggang yang menjadi keunggulan bisnis dan mutu produk yang terjamin.

35

2. Sasaran dari ABG antara lain: 1. Penjualan naik sebesar 5% di setiap bulan. 2. Secara konsisten menerapkan inovasi produk, dengan meluncurkan minimal 1 menu inovasi baru di setiap empat bulan sekali. 3. Menambah 1 jumlah cabang ABG di awal tahun kedua dan membuka kesempatan waralaba (menjadi franchisor) di tahun ketiga ABG. 4.5

Nilai yang Dianut Subbab ini menjelaskan mengenai nilai-nilai yang dianut oleh ABG yang disingkat menjadi IDR, yaitu: 1. Inovatif, dengan selalu bereksperimen untuk mengembangkan produk ABG. 2. Disiplin, dengan menerapkan perilaku yang sesuai dengan peraturan dan prosedur kerja yang ada berdasarkan standar yang sudah ditentukan. 3. Responsif, dengan cepat dalam melayani pelanggan dan menanggapi komentar dan masukan konsumen.

4.6

Perencanaan Bentuk Badan Usaha Bentuk badan usaha ABG adalah usaha mikro sesuai dengan UndangUndang No. 20 tahun 2008, karena ABG memiliki kekayaan bersih kurang dari Rp50,000,000, serta hasil penjualan tahunan yang kurang dari Rp300,000,000. Agar perencanaan target usaha ABG dapat berjalan tepat waktu, diperlukan pembuatan proyek kegiatan selama satu tahun ke depan. Berikut adalah jadwal kegiatan ABG hingga bulan Desember 2017.

36

Tabel 4.1. Tabel Proyek Milestone Tanggal Aktivitas Mei 2017 Pendafataran Gojek untuk Go-Partner Agustus 2017 Pendaftaran PIRT Desember 2017 Pendaftaran merek dagang

Durasi 1 bulan 1-3 bulan 30 hari

Pada Bulan Mei 2017 ABG melakukan kerja sama dengan Go-Jek melalui aplikasi Go-Food dengan tujuan meningkatkan penjualan melalui sistem pengantaran makanan. Pada Bulan Agustus 2017, ABG berencana akan melakukan pendaftaran Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga kepada Dinas Kesehatan, dimana sertifikat ini diperlukan untuk industri makanan dan minuman sebagai bukti telah memenuhi standar kebersihan dan kemanan. Pada Bulan Desember 2017, ABG akan melakukan pendaftaran merek dagang yang berupa: nama, desain, dan logo ABG kepada notaris agar merek ABG mendapat perlindungan hukum.

4.7

Modal Kewirausahaan Tim Inti Berikut adalah penjelasan dari kompetensi sebagai modal kewirausahaan ABG. Tabel 4.2.Deskripsi Modal Kewirausahaan yang dimiliki pendiri ABG Nama

Deskripsi Modal Kewirausahaan

Cecilia Augusta

Untuk modal SDM, memiliki minat dalam pemasaran

(Manajer Penjualan

digital dan komitmen untuk menjalankan usaha. Dapat

dan Pemasaran)

melakukan editing dengan program Adobe Photoshop. Sedangkan, modal sosial yang dimiliki pengalaman di bidang pemasaran khususnya untuk komunikasi digital dalam organisasi AIESEC.

37

Tabel 4.2.Deskripsi Modal Kewirausahaan yang dimiliki pendiri ABG “Lanjutan” Nama

Deskripsi Modal Kewirausahaan

Hanny Lovita

Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang

(Manajer SDM dan

memasak dan komitmen untuk menjalankan usaha.

R&D)

Dapat menciptakan menu hidangan baru (resep). Untuk modal sosial, memiliki koneksi dengan salah satu ahli masak (paman) yang bekerja sebagai koki di restoran.

Henny

Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang operasi

(Manajer Operasi)

dan komitmen untuk menjalankan usaha. Dapat melakukan kegiatan operasi usaha dengan efisien. Kemudian, modal sosial yang dimiliki adalah pengalaman di bidang operasi saat menjalankan bisnis jewelry.

Levina Syiariel

Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang

(Direktur Utama)

pemasaran khsususnya di penjualan dan komitmen untuk



menjalankan usaha. Dapat melakukan komunikasi persuasif kepada konsumen untuk menjual produk. Untuk modal sosial, memiliki pengalaman di bidang penjualan saat menjalankan bisnis online.

Nathania Benita

Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang

(Manajer Keuangan

keuangan dan komitmen untuk menjalankan usaha.

dan Akunting)

Dapat melakukan perhitungan dan pembukuan untuk seluruh keuangan ABG. Kemudian, modal sosial yang dimiliki adalah pengalaman di bidang keuangan saat menjalankan bisnis jewelry dan online.

38

4.8

Strategi Bersaing Perusahaan ABG menggunakan strategi diferensiasi berdasarkan strategi generik Porter (1985) dalam industri makanan ayam panggang. Penerapan strategi diferensiasi pada produk ayam panggang dilakukan dengan menyajikan hidangan pendamping perpaduan cita rasa Indonesia dan Barat. Hidangan pendamping tersebut adalah pasta rawit kemangi, nasi daun jeruk, dan kentang tumbuk daun jeruk. ABG menggunakan perceptual mapping untuk menentukan posisi yang diduduki ABG dalam pasar dibandingkan dengan kompetitor. Perceptual Mapping adalah langkah bagi produsen untuk membedakan produk dan jasa yang ditawarkan berdasarkan persepsi konsumen dibandingkan dengan kompetitornya dalam persaingan merek menggunakan karakteristik yang relevan (Schiffman & Kanuk, 2010) (Gambar 4.10. Perceptual Mapping ABG). ABG akan terus mempertahankan diferensiasi produk dan terus berinovasi terhadap produk yang dimiliki, sehingga tidak mudah ditiru oleh para kompetitor. Berikut ini adalah perceptual mapping dari ABG dibandingkan dengan kompetitor yang menjual produk serupa yaitu, ayam panggang:

Gambar 4.10 Perceptual Mapping ABG

39

Untuk mengetahui posisi produk dibandingkan dengan para kompetitor, ABG melakukan penelitian kuantitatif dengan membuat kuisioner yang telah diisi oleh 30 orang responden yang merupakan konsumen dari ABG. Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan, kunci keberhasilan ABG adalah rasa (bumbu unik) dan variasi hidangan pendamping. Kedua faktor tersebut merupakan keunggulan yang dimiliki ABG jika dibandingkan dengan kompetitor. ABG memiliki variasi hidangan pendamping yang beraneka ragam dengan rasa yang unik dibandingkan dengan restoran yang menjual produk sejenis yaitu, ayam panggang. Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan, ABG terletak di kuadran kedua yang terletak di tengah dimana memiliki enam jenis variasi hidangan pendamping dan juga memiliki rasa yang enak dibandingkan dengan restoran lainnya yang menjual ayam panggang serupa. ABG juga menggunakan analisa SWOT. Strategi ini menganalisa Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) (Prawitasari, 2011). Berikut ini adalah analisis SWOT dari ABG. Tabel 4.3. Analisa SWOT

Strength

Weakness





1. Memiliki cita rasa ayam panggang yang unik dan berbeda dengan yang lain. 2. Memiliki variasi hidangan pendamping perpaduan cita rasa Indonesia dan Barat 3. Memiliki rottiserie oven yang dapat menarik perhatian konsumen 4. Harga yang terjangkau 5. Penyajian konsumen yang cepat

1. Lokasi kios yang kurang strategis 2. Merek yang belum dikenal masyarakat

40

Tabel 4.3. Analisa SWOT “Lanjutan”

Opportunities

Threats





1. Pertumbuhan penduduk di daerah Tangerang terus meningkat 2. Banyaknya mahasiswa yang tinggal di daerah Gading Serpong 3. Supplier bahan baku yang cukup banyak dan mudah didapat 4. Perkembangan teknologi yang semakin canggih.

1. Banyaknya kompetitor yang menjual produk serupa. 2. Penjualan yang masih belum stabil

4.9

Kesimpulan Rencana Bersaing Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian kuantitaif yang dilakukan melalui penyebaran kuisioner kepada 30 orang responden yang merupakan konsumen ABG dapat disimpulkan bahwa kunci keberhasilan ABG adalah rasa (keunikan bumbu) dan variasi hidangan pendamping. ABG terletak di kuadran kedua yang berada di tengah dengan memiliki rasa yang enak dan terdapat 6 jenis variasi hidangan pendamping. Selanjutnya untuk mempertahankan posisi tersebut, ABG akan menggunakan strategi diferensiasi terutama dari segi inovasi variasi produk hidangan pendamping agar tetap mempertahankan diferensiasi produk dan berbeda dengan para pesaingnya. ABG juga akan terus fokus dalam menetapkan harga sehingga tetap dapat memberikan harga yang terjangkau. ABG juga melakukan analisa SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk bisnis ABG.



41

BAB V RENCANA FUNGSIONAL PERUSAHAAN 5.1.

Kerangka Model Bisnis Kerangka Model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai (Osterwalder, 2012). 5.1.1 Kerangka Model Bisnis Business Model Canvas memiliki 9 blok bangunan dasar pada sebuah bisnis model yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang (Osterwalder, 2012). Penjelasan dari kerangka model bisnis dari ABG menggunakan Business Model Canvas yang dapat dilihat pada gambar 5.1. Dalam menjalankan proses bisnis, ABG menekankan persepsi produk ayam panggang dengan berbagai variasi hidangan pendamping perpaduan cita rasa Barat dan Indonesia. Value Proposition dari ABG adalah ayam panggang dengan bumbu barbecue unik yang disajikan dengan menu pendamping yang memadukan cita rasa perpaduan antara Indonesia dan Barat. Dalam menjalankan proses kegiatan bisnis sehari-hari, dibutuhkan kerja sama dengan para penyalur untuk kegiatan produksi seperti penyalur daging ayam, bumbu, dan lain-lain. Kegiatan operasi juga membutuhkan aktivitas riset dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi serta resep yang khas milik ABG. Penggunaan oven juga termasuk dalam kunci sumber daya yang dimiliki ABG.

42

Gambar 5.1 Kerangka Model Bisnis ABG 43

Dari segi pemasaran, target konsumen adalah golongan kelas menengah karena produk yang ditawarkan memiliki harga yang terjangkau. ABG menjalin komunikasi dengan konsumen melalui media sosial, dan menerima saran dari konsumen secara langsung melalui jalur distribusi secara online dan offline agar terjalin hubungan yang baik. Proses bisnis yang dijalankan tidak terlepas dari struktur biaya sebagai investasi awal untuk membuat sebuah bisnis start-up. Dari keseluruhan kegiatan operasional perusahaan, akan berujung kepada perolehan pendapatan sebagai sumber dana ABG. 5.2 Rencana Pemasaran Di dalam melakukan kegiatan pemasaran diperlukan berbagai macam strategi dan konsep yang disesuaikan dengan produk yang dimiliki. Kegiatan pemasaran sendiri adalah kegiatan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk mencapai nilai dari pelanggan (Kotler, 2008). Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rencana pemasaran ABG yang akan dijabarkan dalam beberapa subbab yang diantaranya adalah tujuan dan sasaran pemasaran, klasifikasi konsumen sasaran, rencana pembangunan merek bisnis, posisi produk dan layanan yang diinginkan di mata konsumen, rencana komunikasi pemasaran, rencana peluncuran produk, rencana promosi, rencana distribusi, rencana pengelolaan konsumen loyal, rencana penetapan harga, organisasi pemasaran, rencana proyeksi satu tahun ke depan, dan rencana anggaran pemasaran. 5.2.1 Tujuan dan Sasaran Pemasaran Tujuan suatu organisasi berkaitan erat dengan konsep pemasaran karena perusahaan harus memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memberikan kepuasan pada konsumen secara lebih efektif dibandingkan pesaingnya (Kotler, 2002). Untuk memenuhi tujuan

44

perusahaan, bagian pemasaran juga memiliki tujuan dan sasaran untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Bagian ini menjelaskan tentang rencana pemasaran yang mencakup beberapa pembahasan sebagai berikut. Tujuan pemasaran dari ABG adalah: Meningkatkan penjualan dalam satu tahun kedepan dengan mempopulerkan merek dan melakukan positioning yang tepat sesuai dengan brand image ABG serta mempertahankan loyalitas konsumen. Sasaran pemasaran dari ABG antara lain: 1. Meningkatkan penjualan sebesar 5% setiap bulan selama satu tahun pertama dengan penjualan bulan pertama sebanyak 330 potong (Febuari 2017) mencapai sekitar 560 potong pada akhir Januari 2018. 2. Melakukan kerjasama dengan Gojek dan Grab Food untuk tetap dapat meningkatkan penjualan dengan target 5%. 3. Meningkatkan brand awareness melalui media sosial, salah satunya adalah Instagram dengan meningkatkan followers sebesar 500% dari jumlah saat ini yaitu 110 followers menjadi 550 followers pada bulan Januari 2018. 4. Melakukan endorsement kepada food blogger dengan minimal 5,000 pengikut, sehingga dapat meningkatkan penjualan sebanyak 5% hingga akhir Januari 2018. 5. Memperluas jalur distribusi dengan menambah cabang ABG melalui sistem waralaba untuk tiga tahun ke depan yaitu pada Maret 2020. 6. Memperluas jalur distribusi dengan menambah satu cabang di Pasar Modern BSD pada Juli 2017.

45

5.2.2 Klasifikasi Konsumen Sasaran Pembagian klasifikasi konsumen ABG dilakukan dengan pembuatan segmentasi pasar yang merupakan suatu kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen menjadi homogen (Swasta, 1996). Identifikasi profil konsumen dapat dilakukan dengan menggunakan

STDP

(Segmenting,

Targeting,

Differentiating,

Positioning) (Khosler, 2012). Pembagian klasifikasi konsumen ABG dapat dilihat pada Tabel 5.1. 5.2.3 Rencana Pembangunan Merek Bisnis Merek seringkali dianggap memiliki suatu kekuatan yang kuat untuk menarik setiap orang agar melakukan pembelian terhadap produk atau jasa (Susanto, 2004). Berikut ini adalah penjabaran mengenai nama merek dan logo yang dimiliki oleh ABG: 5.2.3.1 Nama Merek Nama merek yang digunakan adalah Ayam Barbecue Gue atau yang biasa dikenal sebagai “ABG”. Penamaan merek ini digunakan karena menyesuaikan dengan produk yang dijual yaitu ayam panggang berbumbu unik yang disajikan dengan saus barbecue. Sementara penggunaan kata “Gue” dikarenakan bumbu yang digunakan, diracik sendiri oleh para pemilik ABG, sehingga bersifat khas dan membedakan dengan ayam panggang lainnya. Selain itu, penamaan Ayam Barbecue Gue juga bisa disingkat menjadi ABG sehingga terdengar cukup unik agar dapat diingat oleh semua orang.

46

Tabel 5.1 Penjelasan Pembagian Klasifikasi Konsumen ABG No. Jenis STDP 1. Segmenting

Keterangan sub-STDP Demografis

Geografis Fisiologis Perilaku

2.

Targetting

Demografis

Geografis

Deskripsi Penjelasan Usia: Masa remaja awal (13-19 tahun). Masa remaja akhir (20-25 tahun). Masa dewasa awal (26-35 tahun). Masa dewasa akhir (36-45 tahun). Jenis kelamin: Pria dan wanita Pengeluaran: Berikut rata-rata pengeluaran berdasarkan data BPS 2016: Kelas ekonomi bawah (Rp410.000,00-Rp420.000,00)/bulan Kelas ekonomi menengah (Rp925.000,00)/bulan. 1. Kelas ekonomi atas (diatas Rp2.300.000,00)/bulan. Seluruh masyarakat yang berada di Tangerang. Kelas sosial menengah-bawah, menengah-tengah, dan menengah-atas. Pengelompokkan konsumen berdasarkan perilaku dalam mengonsumsi makanan, yaitu: Penggemar daging ayam Penggemar makanan Indonesia dan Barat Food blogger. Usia: remaja akhir-dewasa awal (13-35 tahun). Jenis Kelamin: pria dan wanita. Pengeluaran: golongan kelas menengah dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp 925.000,00/bulan. Gading Serpong, BSD, Alam Sutera dan Karawaci.



47

Tabel 5.1 Penjelasan Pembagian Klasifikasi Konsumen ABG “Lanjutan” No.

Jenis STDP

Keterangan sub-STDP Fisiologis Perilaku

3.

Differentiating



4.

Positioning



Deskripsi Penjelasan Kelas menengah-tengah dan menengah-bawah. Konsumen yang menyukai makanan daging ayam dengan perpaduan cita rasa Barat dan Indonesia. Produk ABG memiliki diferensiasi pada ayam panggang bumbu unik yang menggunakan rotisserie oven dan variasi menu pendamping dengan perpaduan cita rasa Barat dan Indonesia. Restoran yang menyajikan produk ayam panggang dan menu pendamping dengan harga terjangkau.

Berdasarkan tabel STDP di atas, untuk menghasilkan klasifikasi konsumen telah dikeructkan menjadi konsumen dari kalangan 13-35 tahun dengan rata-rata pengeluaran konsumsi sebesar Rp925,000 per bulan. Domisil yang telah ditetapkan mencakup wilayah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Karawaci. Kelas konsumen yang diambil adalah menengah-tengah dan menengah-bawah dengan perilaku penyuka makanan daging ayam khas cita rasa Barat dan Indonesia. Produk ABG menekankan diferensiasi pada variasi menu pendamping dengan bumbu unik serta rotisserie oven sebagai alat untuk menarik perhatian konsumen. Terakhir, ABG melakukan positioning dengan memposisikan sebagai produk ayam panggang yang khas disajikan dengan bumbu spesial serta harganya juga terjangkau sehingga, dapat dinikmati oleh setiap konsumen.

48

5.2.3.2 Identitas Logo Elemen grafis yang berbentuk seperti logo, ikon, simbol, dan emblem digunakan sebagai lambang suatu merek merupakan pengertian dari logo (Oscario, 2013). Berikut di bawah ini adalah logo ABG dan penjelasan dari logo tersebut:









Gambar 5.2 Logo ABG

1. Warna kuning

menunjukkan

kebahagiaan

sehingga,

konsumen dapat merasakan kegembiraan saat menikmati produk ABG. 2. Warna merah pada tulisan ABG merupakan warna yang paling menarik perhatian dan melambangkan keceriaan sehingga, dapat menggugah konsumen untuk mencoba produk ABG. 3. Gambar

ayam

menunjukkan

bahwa

produk

ABG

menggunakan bahan dasar daging ayam. 4. Penggunaan topi pada ayam menunjukkan bahwa resep dari bumbu ayam panggang ABG bersifat khas karena diracik sendiri oleh juru masak ABG. 5. Penggunaan asap menunjukkan produk ABG yang disajikan melalaui proses pemanggangan yang mengeluarkan aroma khas yang dapat menarik perhatian konsumen.

49

5.2.3.3. Posisi Produk dan Layanan yang Diinginkan di Mata Konsumen Perceptual mapping adalah langkah bagi produsen untuk membedakan produk dan jasa yang ditawarkan berdasarkan persepsi konsumen dibandingkan dengan kompetitornya dalam persaingan merek menggunakan karakteristik yang relevan (Schiffman & Kanuk, 2010). Berikut di bawah ini adalah penjelasan mengenai perceptual mapping ABG:

Gambar 5.3 Perceptual Mapping ABG Terhadap Kompetitor Berdasarkan perceptual mapping, posisi ABG terletak pada kuadran dua (tengah) jika dilihat berdasarkan karakteristik rasa (keunikan bumbu) dan jenis variasi hidangan pendamping. ABG berada di posisi tengah yang berarti ABG unggul di variasi hidangan pendamping jika dibandingkan dengan ayam panggang sejenis yang dijual di AEON supermarket, Farmers Market, dan Jon Gil dengan

50

penawaran harga jual yang hampir sama. Dari segi rasa (keunikan bumbu) ABG juga unggul dibandingkan Farmers Market, AEON, Jon Gil , Fish and Co, Container Grill. Untuk mempertahankan posisi ABG saat ini dibutuhkan inovasi yang terus menerus pada variasi hidangan pendamping yang merupakan keunikan utama ABG. 5.2.4. Rencana Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dapat diperoleh dari kegiatan komunikasi terpadu atau Integrated Marketing Communications yang digunakan oleh perusahaan, termasuk media masa iklan, penawaran promosi penjualan, website, dan direct email seperti surat, brosur, katalog, atau video (Belch, 2001). Berikut ini merupakan penjelasan mengenai rencana komunikasi pemasaran yang mencakup beberapa penjabaran sebagai berikut: 5.2.4.1. Infrastruktur Media Media komunikasi digital merupakan salah satu media pemasaran yang dapat mengintegrasikan produk dengan media distribusi digital. Media ini menggunakan teknologi terbaru khususnya untuk para pengguna telepon genggam sehingga dapat memberikan informasi secara luas, efektif, dan cepat (Horton, 2015). Media komunikasi dibagi menjadi 2, yang akan dijelaskan antara lain: 1.

Media Dalam Jejaring ABG menggunakan media sosial seperti Instagram dengan menggunakan basis gambar dan video untuk visualisasi produk dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan penjualan. Kegiatan promosi di

51

Instagram berupa endorsement kepada food blogger untuk meningkatkan brand awareness ABG. Untuk meningkatkan penjualan, ABG memanfaatkan aplikasi transportasi online seperti Gojek dan Grab Food untuk layanan antar sehingga dapat menjangkau konsumen yang berdomisili di Alam Sutera, Karawaci, BSD dan Gading Serpong. 2.

Media Luar Jejaring Dari sisi offline, ABG melakukan penjualan secara langsung dengan membuka kios di Pasar Modern Paramount. ABG juga membuat banner dan neon box untuk memudahkan calon konsumen mencari lokasi kios ABG (terletak dibelakang). Selain itu, ABG mencetak flyer untuk dibagikan saat melakukan pembagian tester produk di kafe tenda Pasar Modern Paramount agar dapat menarik konsumen untuk mengunjungi kios ABG. Untuk menarik perhatian konsumen, ABG menempatkan rottiserie oven di sisi luar kios agar konsumen dapat melihat secara langsung proses pemanggangan dan mengeluarkan aroma panggang yang khas.

5.2.4.2 Rencana Peluncuran Produk dan Layanan Kegiatan peluncuran produk ABG terdiri dari 2 tahap yaitu, soft opening dan grand launching. Kegiatan soft opening dilaksanakan selama satu minggu dari tanggal 12-20 Februari 2017. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan konsumen terhadap produk awal ABG. Selama kegiatan berlangsung, ABG membagikan kuesioner kepada para konsumen yang mengunjungi kios untuk mengetahui respon

52

serta kritik dan saran untuk produk ABG sehingga dapat ditingkatkan saat grand launching.

Berdasarkan

tanggapan

konsumen

yang

sudah

dikumpulkan, ABG melakukan perbaikan produk dengan menghadirkan inovasi pada variasi hidangan pendamping. Sebelumnya, ABG hanya menyediakan 3 jenis hidangan pendamping yaitu: nasi putih, kentang goreng, dan kentang tumbuk. Namun, untuk kegiatan grand launching ABG menyajikan 6 jenis hidangan pendamping yaitu nasi daun jeruk, potato wedges balado, kentang tumbuk daun jeruk, pasta rawit kemangi, kentang goreng, dan nasi putih. Kegiatan grand launching dilaksanakan pada 28 Maret 2017 di kios ABG. Peluncuran produk diawali dengan doa bersama dan diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh para pendiri ABG.

Gambar 5.4 Kegiatan Grand Launching ABG



53

5.2.4.3 Rencana Promosi Produk dan Layanan

Dalam melakukan pemasaran produk, kegiatan promosi

berperan penting dalam membangun relasi dan komunikasi dengan para pelanggan agar dapat menjelaskan nilai dan kegunaan produk yang ditawarkan (Keegan, 1992). Berikut ini penjelasan dari rencana promosi produk ABG: Tabel 5.2. Rencana Kegiatan Promosi ABG No. 1.

Jenis Kegiatan Promosi Photoshoot produk ABG

Tujuan

Memberikan pengenalan dan gambaran pada konsumen mengenai produk yang dijual. 2. Promo gratis potato Untuk mengenalkan paket baru yang wedges balado. disediakan oleh ABG. 3. Media sosial di Untuk meningkatkan brand awareness Instagram kepada para konsumen melalui media foto dan video. 4. Melakukan Untuk meningkatkan penjualan dan kerjasama dengan brand awareness ABG di Tangerang Grab Food dan Go(radius 5km=Grab Food; radius Jek. 25km=Go-Jek) 5. Melakukan Untuk mengenalkan produk ABG kepada endorsement kepada para followers blogger tersebut. food blogger daerah Tangerang. 6. Promo gratis puding Untuk meningkatkan penjualan selama selama bulan puasa. bulan puasa. 7. Melakukan iklan di Untuk meningkatkan brand awareness Instagram sesuai dengan target market. 8. Pengenalan produk Untuk menarik perhatian konsumen baru dengan adanya inovasi produk baru. 9. Jasa katering Untuk meningkatkan penjualan dengan melakukan bulk-selling. 10. Promo tester Untuk mengenalkan produk kepada konsumen karena lokasi penjualan yang kurang strategis.

Waktu Pelaksanaan Maret 2017. April 2017 dan Oktober 2017. Februari 2017Januari 2018. April 2017 (Grab Food); Juni 2017 (Go-Jek) sampai seterusnya. Juli – September 2017. Juni 2017. Juni – Juli 2017 Agustus dan Desember 2017. Mei 2017Desember 2017. Setiap sebulan sekali.

54

Tabel 5.2. Rencana Kegiatan Promosi ABG “Lanjutan” Jenis Kegiatan Promosi 11. Voucher diskon 10% No.

12. Pembuatan stiker logo ABG

Waktu Pelaksanaan Untuk menjaga konsumen yang ada agar Juli 2017dapat melakukan pembelian ulang. Desember 2017. Untuk memberikan penamaan logo ABG Mei 2017. pada setiap packaging kepada konsumen Tujuan

Kegiatan yang sudah direncanakan ABG, bertujuan untuk meningkatkan brand awareness dan meningkatkan penjualan produk karena ABG menyadari bahwa produk ABG masih tergolong produk baru dan belum dikenal masyarakat. Kegiatan promosi juga dibuat untuk meningkatkan penjualan karena mengingat lokasi ABG yang terbilang kurang strategis sehingga penjualan masih kurang stabil. Penggunaan Gojek dan Grab juga berfungsi sebagai layanan antar untuk menjangkau konsumen yang tidak mengunjungi lokasi kios ABG sekaligus menjangkau konsumen di luar daerah target market. 5.2.4.4 Rencana Distribusi

Dalam melakukan penyaluran distribusi produk kepada

konsumen, ABG memanfaatkan aplikasi layanan antar yaitu Grab dan Gojek. Untuk aplikasi Grab, jangkauan wilayah layanan antar adalah radius 5km yaitu, daerah Gading Serpong dan sekitar. Sedangkan, untuk jangkauan wilayah daerah Tangerang dan di luarnya, ABG memanfaatkan Gojek untuk layanan antar dengan radius hingga 25 km. Untuk menjamin kualitas produk di setiap layanan antar, ABG menyajikan produk dengan menggunakan kertas khusus untuk membungkus setiap hidangan yang dipesan oleh konsumen. Bentuk kerja sama ABG dengan Grab adalah

55

menggunakan sistem komisi bagi hasil sebesar 15% dari total transaksi penjualan selama satu bulan pada Grab. Sementara untuk bentuk kerja sama dengan Gojek adalah menggunakan sistem komisi bagi hasil sebesar 20% dari total transaksi penjualan selama satu bulan pada Gojek. Untuk menjaga kepercayaan kepada konsumen dan pihak penyalur, ABG memberikan bukti tanda terima berupa nota khas milik ABG, sehingga nota tersebut dapat dipertanggung jawabkan oleh semua pihak yang terkait. Rencana jangka panjang (3 tahun kedepan) ABG juga berencana menerapkan sistem waralaba untuk memperluas jalur distribusi dengan adanya pembukaan cabang agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen. 5.2.4.5 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal

Untuk mempertahankan loyalitas dari konsumen, ABG

memberikan voucher sebesar 10% kepada konsumen yang melakukan pembelian sebanyak 3 paket yang dapat digunakan pada pembelian selanjutnya. Voucher ini diberikan agar konsumen ABG dapat melakukan pembelian secara berulang dan tetap mempertahankan konsumen agar tidak berpindah ke kompetitor lain. Selain itu, ABG juga memberikan promosi-promosi melalui media sosial seperti Instagram, promo gratis layanan antar yang menggunakan aplikasi GoFood dan Grab Food, serta promo gratis puding selama bulan puasa bagi konsumen yang membeli satu paket.

56

5.2.4.6 Rekapitulasi Matriks Komunikasi Pemasaran Terintegrasi Agar seluruh aktivitas berjalan dengan baik, divisi pemasaran menerapkan Gantt chart untuk merencanakan dan memantau kegiatan-kegiatan tersebut (Gantt, 1919), seperti yang tertera pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Gantt Chart Kegiatan Pemasaran Selama 1 TahunKedepan

Dari keseluruhan rencana kegiatan pemasaran, ABG juga memperkenalkan jasa katering pada Mei 2017. Metode penjualan ini diterapkan agar dapat meningkatkan penjualan ABG. 5.2.5 Rencana Penetapan Harga Dalam menentukan harga produk, ada 3 jenis strategi penentuan harga yaitu target costing, cost-plus pricing, dan variable-cost pricing (Weygandt,2009). Pada proses penetapan harga, ABG menggunakan strategi penetapan harga dengan metode cost plus pricing, penetapan harga ini disesuaikan dengan biaya produksi yang ditambahkan dengan

57

jumlah marjin yang diinginkan oleh ABG. Strategi ini digunakan setelah melakukan proses survei dan observasi lapangan.

Survei

Observasi lapangan

Penetapan harga (cost plus pricing)

Gambar 5.5 Diagram Alur Penetapan Harga ABG menggunakan strategi cost plus pricing karena merupakan strategi penetapan harga yang paling rasional dan umum karena mengambil referensi willingness to pay konsumen yang didapat dari hasil survei, sehingga dapat menetapkan harga yang sesuai. ABG memiliki ratarata biaya produksi untuk satu paket sebesar Rp10,000-Rp11,000 yang selanjutnya ditambahkan dengan marjin sebesar 125% untuk mendapatkan harga produk yang dijual. Untuk layanan antar seperti Grab dan Gojek, ABG membuat harga yang berbeda dikarenakan adanya sistem komisi bagi hasil sebesar 15% untuk Grab Food dan 20% untuk Gojek, sehingga ABG menaikkan harga penjualan untuk layanan antar sesuai dengan komisi yang ditetapkan. Dalam melakukan kegiatan promosi seperti gratis potato wedges balado setiap pembelian 3 paket produk, ABG tetap memiliki keuntungan yang cukup signifikan karena biaya modal untuk satu porsi potato wedges hanya membutuhkan biaya sebesar 8% dari biaya produksi 3 paket yang nantinya akan dianggap sebagai beban marketing. 5.2.6 Organisasi Tim Pemasaran Dalam melakukan pembagian struktur tim pemasaran, jenis struktur organisasi yang dipilih adalah struktur organisasi lini dimana bersifat sederhana dan pemberian wewenang diberi dari atas ke bawah

58

sehingga manajer atas memiliki tanggung jawab terbesar (Nasution, 1996). Berikut ini merupakan struktur organisasi tim pemasaran yang mencakup beberapa penjabaran sebagai berikut: 5.2.6.1 Struktur Tim Pemasaran ABG mengalokasikan dua anggota sebagai tim pemasaran, baik secara digital maupun langsung. Berikut di bawah ini adalah penjelasan dari bagan struktur organisasi divisi pemasaran: Manajer Penjualan dan Pemasaran Cecilia Augusta

Asisten Manajer Penjualan dan Pemasaran Levina Syiariel

Gambar 5.6 Bagan Struktur Organisasi Divisi Pemasaran Kegiatan pemasaran digital lebih berfokus untuk melakukan branding dengan basis digital (Adobe Photoshop), media sosial (Instagram), dan melakukan kerjasama dengan Grab dan Gojek. Sementara kegiatan pemasaran langsung berfokus kepada penjualan di kios, pembagian tester dan brosur. Kegiatan pemasaran ini dilaksanakan oleh Manager Penjualan dan Pemasaran sedangkan, Asisten Penjualan dan Pemasaran bertugas untuk membantu Manager dalam melakukan kegiatan

59

pemasaran yang berujung pada peningkatan brand awareness dan penjualan produk. 5.2.6.2

Rencana Kebutuhan Tenaga Pemasaran Suatu proses untuk melakukan perekrutan karyawan, pemberian penilaian serta kompensasi pada karyawan,

dan

menjaga

hubungan

ketenagakerjaan,

kesehatan, keamanan merupakan pengeloaan sumber daya manusia (Dessler, 2015). Kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi karyawan pemasaran adalah memiliki pengalaman di bidang penjualan, bersikap aktif, dan dapat berkomunikasi dengan baik. Karyawan pemasaran berada di bawah pengawasan langsung dari Manajer Penjualan dan Pemasaran. Selain itu, karyawan juga harus menerapkan nilai-nilai yang dimiliki ABG. Perekrutan 1 orang karyawan pemasaran akan dilakukan pada tahun kedua, hal ini dikarenakan dalam satu tahun kedepan divisi pemasaran masih dapat melakukan aktivitas pemasaran menggunakan sumber daya manusia yang dimiliki, sehingga tidak perlu melakukan perekrutan pada tahun pertama. Selain itu, ABG masih berada dalam tahap start-up, sehingga memiliki keterbatasan pendanaan untuk menggaji karyawan. 5.2.7 Rencana Proyeksi Penjualan 1 Tahun ke Depan Berikut ini merupakan Tabel perincian rencana proyeksi penjualan selama 1 tahun ke depan yang telah dibuat.

60

Tabel 5.4. Proyeksi Penjualan Proyeksi Penjualan 1 Tahun Periode Februari 2017-Januari 2018 (dalam potong dan IDR)

Februari

Sales

7,195,000 7,554,750 7,932,488 8,329,112 8,745,567 9,182,846 9,641,988 10,124,088

Paket ayam panggang + menu pendamping Ayam panggang ala carte (1pcs) Total

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Januari

10,630,292

11,161,807

11,719,897

12,305,892

260

273

287

301

316

332

348

366

384

403

424

445

70

74

77

81

85

89

94

98

103

109

114

120

330

347

364

382

401

421

442

464

488

512

538

564

Berdasarkan rencana proyeksi, penjualan dari bulan Maret 2017 hingga Januari 2018 rata-rata penjualan mengalami kenaikan sebesar 5% setiap bulannya. Hal ini disesuaikan dengan sasaran perusahaan yang telah dibuat, yaitu penjualan naik sebesar 5% setiap bulannya. Perbandingan penjualan antara paket ayam panggang yang disajikan dengan hidangan pendamping dan ayam panggang ala carte adalah sebesar 80% dan 20%.

61

5.2.8 Rencana Anggaran Pemasaran

Untuk dapat melaksanakan seluruh rencana pemasaran yang telah dibuat dibutuhkan adanya rencana anggaran

pemasaran yang secara lebih detail dijelaskan pada tabel berikut.





Tabel 5.5. Rencana Anggaran Pemasaran Rencana Anggaran Pemasaran Periode Februari 2017-Januari 2018 (dalam IDR)

Jenis Kegiatan Pemasaran Februari Photoshoot Promo gratis potato wedges

Maret



April

300,000 26,930



Mei

Juni

Juli









11,072

11,072







350,000











300,000

Potongan voucher 10% Pembuatan stiker logo ABG













Total per bulan

261,072 311,072 38,002 511,072

11,072

200,000









Instagram Ads







Promo gratis pudding







Endorsement







250,000







Pencetakan brosur

Desember



11,072

11,072

November



11,072

Pembagian tester

Agustus September Oktober

11,072

26,930 11,072

11,072

11,072

11,072

















300,000



350,000 350,000









300,000











590,000 590,000 590,000





















961,072





11,072

Januari



601,072 951,072

951,072

38,002

11,072

11,072

11,072

Total 4,656,724























62

Berdasarkan Tabel rencana anggaran pemasaran, jumlah rencana anggaran pemasaran adalah sebesar Rp4,656,724. Jumlah anggaran pemasaran ini disesuaikan dengan rencana promosi dan pemasaran yang akan dilakukan selama satu tahun kedepan. Anggaran pemasaran ini dialokasikan untuk kegiatan photoshoot untuk produk ABG, promo gratis potato wedges untuk mempromosikan menu pendamping baru, pembagian tester yang dilakukan setiap bulannya, endorsement selama tiga bulan kepada 3 orang foodblogger yang berdomisili di daerah Tangerang, promo gratis puding selama bulan puasa untuk pembelian satu paket ayam panggang dan hidangan pendamping, promosi melalui media sosial yaitu instagram ads, dan pembagian voucher untuk meningkatkan loyalitas konsumen. Berdasarkan perbandingan proyeksi anggaran pemasaran dengan proyeksi sales, biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi adalah sebesar 4% dari total penjualan (total penjualan selama 1 tahun, yaitu sebesar Rp 114,000,000 sementara anggaran pemasaran sebesar Rp 4,656,724). 5.3 Rencana Operasi Di dalam sebuah kegiatan operasi dibutuhkan strategi serta perencanaan yang tepat untuk meningkatkan proses manajemen yang terdapat dalam sebuah perusahaan (Gantt, 1919). Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai rencana kegiatan operasi ABG yang akan dijabarkan dalam beberapa subbab yang terdiri dari tujuan dan sasaran operasi, pengendalian proses produksi, pengendalian standar kualitas produk, pengendalian pemasok, pengendalian persediaan, pengendalian limbah dan lingkungan, penjadwalan kegiatan produksi, dan organisasi tim operasi. 5.3.1 Tujuan dan Sasaran Operasi Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang terdapat di perusahaan, diperlukan tujuan dan sasaran dari setiap divisi yang terdapat dalam

63

perusahaan, salah satunya adalah divisi operasi (David, 2006). Berikut adalah tujuan dan sasaran divisi operasi pada tahun pertama: “Menghidangkan ayam panggang serta menu pendamping yang berkualitas dan higienis setiap hari kepada konsumen.” Untuk mencapai tujuan dan sasaran diatas, berikut adalah rencana dari divisi operasi: •

Pertama, melakukan pengembangan produk baru setiap 4 bulan sekali.



Kedua, menjaga konsistensi dan meningkatkan kualitas produk dengan menanyakan feedback pada konsumen secara langsung serta mengisi form kualitas produk setiap harinya.



Ketiga, melakukan riset pemasok bahan baku setiap tiga bulan sekali.

5.3.2 Pengendalian Proses Produksi / Penyediaan Layanan Langkah awal yang perlu dilakukan dalam proses produksi adalah pembuatan process flowchart (Jacobs, 2014). Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai pengendalian proses produksi hingga aset yang dibutuhkan pada saat proses produksi tersebut berlangsung. 5.3.2.1 Proses Produksi / Penyediaan Layanan Berikut adalah proses produksi dari produk ABG yang terbagi menjadi 3 bagian antara lain proses produksi ayam panggang, proses produksi hidangan pendamping, dan proses penyajian kepada konsumen.

64

Berikut adalah penjabaran dari sistem produksi yang dimiliki ABG. Gambar 5.7 Proses Produksi Ayam Panggang ABG Total keseluruhan waktu proses produksi ayam panggang yang dimulai dari pembelian bahan baku sampai pemotongan ayam yang sudah dipanggang adalah kira-kira membutuhkan waktu setengah hari atau 12 jam dengan kapasitas maksimal produksi 12 ekor dalam sekali panggang. Kapasitas maksimal pemanggangan ayam dalam satu hari adalah sebanyak 36 ekor dengan perhitungan jam operasional dari pukul 15:00 hingga pukul 22:00. Proses berikutnya setelah

65

pemanggangan ayam adalah proses pembuatan hidangan pedamping. Berikut adalah proses pembuatan hidangan pendamping.

Gambar 5.8 Proses Produksi Hidangan Pendamping





Total proses peracikan bumbu setengah matang hidangan

pendamping hingga proses pemasakan untuk satu menu hidangan pendamping adalah selama 40 menit. Namun, dalam proses pemasakan hidangan pendamping tidak semua bahan baku langsung dimasak menjadi makanan hidangan pendamping, terdapat bahan baku yang dijadikan bumbu setengah matang. Bumbu setengah matang yang dibuat adalah bumbu nasi daun jeruk dan bumbu pasta rawit kemangi, dimana bumbu setengah matang ini akan disimpan dalam freezer untuk mempercepat proses masak hidangan pendamping jika ada konsumen yang memesannya. Kapasitas produksi dalam satu kali masak untuk nasi daun jeruk adalah sebanyak 15 porsi, sedangkan pasta rawit kemangi adalah sebanyak 10 porsi.

66



Adapun hidangan pendamping yang tidak dapat disimpan dalam

warmer atau baru bisa dimasak jika ada pesanan, seperti kentang goreng, dan potato wedges balado. Menu pendamping tersebut memiliki waktu memasak yang lebih singkat dibanding menu pendamping lainnya, yaitu sekitar 15 menit untuk setiap porsi.

Setelah proses pembuatan hidangan pendamping, proses

berikutnya adalah penyajian makanan kepada konsumen. Berikut adalah flowchart service yang dimiliki ABG.



Gambar 5.9 Proses Penyajian Pesanan Kepada Konsumen



Proses persiapan sebelum membuka kios adalah selama 2.5 jam.

Sedangkan proses penerimaan pesanan hingga penyajiaannya ke konsumen atau yang sering disebut dengan lead time adalah selama 15 menit. Untuk memaksimalkan penggunaan waktu toleransi tersebut, kedua anggota ABG yang sedang bertugas akan membagi tugas, dimana anggota yang satu akan mempersiapkan ayam panggang dan anggota lainnya akan mempersiapkan hidangan pendamping dan minuman.

67

5.3.2.2 Kebutuhan Aset Produksi / Penyediaan Layanan Dalam menjalankan sebuah usaha, aset merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan (Hwa, 2003). Berikut adalah rincian kebutuhan aset ABG selama beroperasi antara lain. Tabel 5.6. Kebutuhan Aset Produksi ABG No. Asset 1. Oven 2.

Rice cooker

3.

Kompor dan gas

4.

Kulkas

5.

Freezer

6.

Teflon, panci, kuali

Fungsi Memanggang ayam. Memasak serta menghangatkan nasi. Memasak serta menghangatkan produk. Menyimpan bahan baku dan produk yang tersisa. Menyimpan ayam mentah dan ayam yang telah dimarinasi, serta bumbubumbu mentah. Untuk proses memasak dan menghangatkan produk.

Salah satu aset terpenting dalam proses produksi di ABG adalah oven. Hal ini dikarenakan ayam panggang merupakan menu utama yang terdapat dalam ABG. Sedangkan aset lainnya yang telah dijabarkan dalam Tabel di atas adalah sebagai aset pendukung dalam proses produksi. 5.3.3 Pengendalian Standar Kualitas Produk / Layanan Dengan menjaga kualitas pada suatu produk dapat mengurangi tingkat kecacatan produk yang diterima serta meningkatkan kualitas produk tersebut, hal ini dapat diterapkan dengan melakukan pengecekan kualitas dalam proses produksi (Lindsay,2014). Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai pengendalian standar kualitas

68

produk ABG mulai dari penilaian standar kualitas produk ABG, toleransi terhadap barang cacat pada saat produksi, serta strategi dalam pengendalian kualitas. 5.3.3.1 Standar Kualitas Penerapan prinsip manajemen kualitas yang berfokus pada proses operasi dan pengelolaan sumber daya dapat menghasilkan produksi yang lebih efisien (Lindsay, 2014). Berikut adalah penjabaran standar kualitas produk ABG yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: bahan yang sudah diolah, bahan setengah jadi, dan bahan baku mentah yang dapat dilihat pada Tabel 5.7. Di antara semua produk dengan standar kualitas yang telah disebutkan, produk yang paling perlu diperhatikan adalah bahan baku mentah. Hal tersebut dikarenakan bahan baku mentah merupakan produk yang mudah basi atau busuk dibanding dengan produk setengah matang dan produk yang telah dimasak. 5.3.3.2 Toleransi Barang Cacat Produk rusak atau cacat adalah produk yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang telah ditentukan dan tidak dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik, meskipun dapat diperbaiki akan berakibat biaya perbaikan jumlahnya lebih tinggi dibanding kenaikan nilai atau manfaat adanya perbaikan (Supriono, 1999:182). Berikut adalah kriteria barang cacat yang masih dapat ditoleransi oleh ABG yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.

69

Tabel 5.7.Standar Kualitas Produk ABG Keterangan Produk Bahan yang Ayam Panggang sudah Diolah Sambal Terasi

Bahan Setengah Jadi

Saus Barbecue Nasi Putih Nasi Daun Jeruk Mashed Potato Daun Jeruk Bumbu nasi daun jeruk Bumbu Pasta rawit Kemangi Ayam yang telah

Syarat Berbentuk utuh, empuk, tidak bau, dan tidak berlendir Tidak bau, berwarna kemerahan dengan biji cabai masih utuh, dan tidak berwarna kecoklatan. Kental, berwarna kecoklatan, dan potongan bawang pada saus masih utuh. Tekstur pulen, berwarna putih, tidak bau, dan tidak berlendir Tekstur pulen, berwarna kehijau-hijauan, tidak bau, dan tidak berlendir Tidak berlendir, tidak bau, dan tekstur creamy serta padat Tidak berwarna hitam, masih berwarna kehijau-hijauan, dan tidak bau. Tidak berwarna hitam, masih berwarna kehijau-hijauan, biji cabai masih utuh dan tidak bau. Tidak bau, bumbu masih menempel pada ayam, tidak berlendir, dan tekstur empuk

dimarinasi Bahan Baku

Ayam Mentah Potato Wedges

Kulit masih segar dan lembut dengan pori-pori terbuka yang berwarna putih kekuningkuningan, kaki tidak memar, tidak berair, tidak bau namun beraroma segar, tekstur daging masih empuk. Potongan masih utuh dengan kulit menempel, berwarna kuning dengan kulit berwarna coklat, tidak bau, tidak berlendir

70

Tabel 5.7. Standar Kualitas Produk ABG “Lanjutan”

Bawang

Merah

dan Berbentuk utuh dengan kulit yang masih nempel, tidak bau, tidak terdapat kehitaman

Bawang Putih Serai

Berbentuk utuh, Berwarna kuning kehijau-hijauan, tidak terdapat noda kehitam-hitaman, aroma masih sama dan tidak bau Daun Kemangi dan Daun Berwarna kuning ke hijau-hijauan, tidak terdapat noda kehitam-hitaman, tidak layu Jeruk Cabai

Tekstur dan bentuk utuh, tidak terdapat noda kehitam-hitaman.

Tomat

Berwarna merah, tidak terdapat noda kehitam-hitaman, tidak bau, dan berbentuk utuh.

Jeruk Nipis Gula Aren

Berwarna kuning kehijau-hijauan, masih terdapat biji dan air, tidak terdapat noda kehitamhitaman Berwarna coklat terang, tekstur padat dan keras

Bumbu-bumbu kering

Tidak basah namun masih berbentuk bubuk, tidak berubah warna, dan tidak bau

(garam, gula, lada, dan bumbu penyedap) Bubuk Minuman

Masih berbentuk bubuk, tidak basah, tidak menggumpal, dan tidak ada semut

71

Tabel 5.8. Kriteria Toleransi Barang Cacat Keterangan

Jenis Barang

Kriteria Toleransi

Barang Bahan Mentah

Ayam Mentah

Masih terdapat bulu ayam sebesar 10-15% dari



seluruh permukaan kulit ayam. Bahan-bahan masak Terdapat noda kehitaman sebesar 10-15% di (tomat, jeruk nipis, permukaan, bentuk bahan baku tidak utuh 100%. daun

serai,

daun

jeruk, daun kemangi, gula aren, cabai) Beras

Terdapat kotoran pada beras sebanyak 5-10% dari total satu karung beras.

Potato wedges dan Potongan tidak utuh 100%. kentang goreng Bahan Setengah Ayam yang sudah Bentuk ayam tidak berbentuk utuh seperti semula Jadi

dimarinasi

Bahan

Sudah Ayam panggang

Diolah

atau terdapat bekas tumpukan.

Kulit terkelupas sebesar 5-10% dari seluruh permukaan kulit ayam (per potong).

Potato wedges dan Potongan tidak utuh 100%. kentang goreng Sambal Terasi

Kering, berubah warna menjadi lebih coklat.

Nasi putih dan nasi Tekstur keras dan kurang pulen daun jeruk Minuman

Terlalu cair, dan kurang manis.











72





Setelah mengetahui standarisasi dari barang cacat yang

terdapat pada ABG, proses berikutnya adalah mengetahui persentase barang cacat yang dihasilkan dalam proses produksi. Berikut adalah perhitungan jumlah barang cacat ABG selama satu bulan. Tabel 5.9. Persentase Barang Cacat No.

Produk yang sudah diolah

Produk Yang Gagal Persentase

1.

Ayam Panggang (220 potong)

2 potong

0.91%

2.

Mashed Potato (630 gram)

20 gr

3.17%

3.

Pasta Rawit Kemangi (1500 gr)

50 gr

3.33%

4.

Potato Wedges Balado (6.5 kg)

300gr

4.62%

Jumlah produk yang sudah diolah pada tabel 5.9 di atas merupakan jumlah permisalan terhadap penggunaan produk yang sudah diolah yang terdapat di ABG pada bulan Febuari hingga April. Persentase maksimal untuk defect rate tiap menu ABG adalah sebesar 3%. Hal ini dikarenakan untuk tidak melebihi biaya COGS yang sudah ditetapkan yang dapat menyebabkan kerugian. Penghitungan defect rate dilakukan setiap 3 bulan sekali, dimana berarti hasil penghitungan defect rate adalah produksi ABG sebanyak 3 bulan.

73

Berikut adalah salah satu contoh perhitungan COGS dari ayam mentah. Tabel 5.10. Hitungan Defect Rate Daging Ayam yang sudah dimarinasi COGS max: COGS rata-rata: Rata-rata produksi per 3 bulan: Defect Rate:

Rp28.000 Rp26.400 220 potong (55 ekor) 3% (55*97%)= 53.35 Rp26.400*55= Rp1.452.000 Rp1.452.000:53.35= Rp27.216

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, daging ayam yang sudah dimarinasi tidak melebihi COGS maksimal, dimana COGS maksimal dari daging ayam yang sudah dimarinasi adalah Rp28.000 (45% dari Rp60.000). Sedangkan, COGS ratarata daging ayam adalah Rp26.400. Rata-rata produksi per tiga bulan daging ayam adalah 220 potong atau sebanyak 55 ekor. Sedangkan, defect rate maksimal tiap produk yang ditetapkan oleh ABG adalah sebesar 3%. Sehingga hasil produksi daging ayam yang sudah dimarinasi sebesar Rp27.216 dimana tidak melebihi dari COGS maksimal yang ditetapkan. Potato wedges balado memiliki persentase terbesar dalam defect rate dan telah melebihi batas toleransi maksimal. Mashed potato dan pasta rawit kemangi juga telah melebihi dari persentase maksimal defect rate ABG. Untuk menu nasi daun jeruk serta sambal terasi tidak terdapat defect rate dalam produksi. Hal ini dikarenakan menu nasi daun jeruk merupakan menu favorit yang paling sering dipesan oleh konsumen, dan sambal terasi merupakan

74

makanan pendamping yang paling sering diminta oleh konsumen. Defect rate per bulan terbesar adalah menu potato wedges balado. Hal ini dikarenakan potato wedges sering hancur ketika dikeluarkan dari kulkas dan ketika sedang dilakukan proses penimbangan potato wedges. Untuk menjaga biaya pengeluaran bahan baku diperlukan rencana untuk mengurangi barang cacat yang diterima maupun yang sudah diproduksi. Berikut adalah rencana ABG dalam mengurangi barang cacat. 1. Menyeleksi dan melakukan kontrol (3 bulan sekali) terhadap pemasok-pemasok bahan baku ABG. 2. Memeriksa dan mencatat penerimaan bahan baku dari pemasok. 3. Menyimpan bahan baku sesuai tempatnya. 4. Menjaga kebersihan tempat penyimpanan. 5. Membeli bahan baku dan membuat bahan baku setengah jadi sesuai dengan target penjualan. 5.3.3.3 Strategi Pemantapan Kualitas Dalam menjaga kualitas terhadap setiap produk yang disajikan kepada konsumen, anggota ABG harus mengikuti prosedur yang sudah tertera pada SOP serta terus melakukan kontrol kualitas terhadap bahan baku dan produk yang disajikan kepada konsumen. Untuk mejaga standar kualitas dari produk yang ada, ABG akan membuat kartu penilaian produk yang terdapat pada lampiran tugas akhir untuk memudahkan anggota ABG dalam melakukan kontrol kualitas produk.

75

Penilaian kualitas produk terdiri atas tiga macam kriteria yang disesuaikan dengan bahan makanan yang terdapat pada persediaan, yaitu: makanan yang sudah dimasak, makanan setengah jadi dan bahan baku. Jika anggota ABG menemukan produk yang tidak sesuai standar kualitas dan tidak sesuai dengan standar toleransi yang telah disebutkan di subbab sebelumnya, maka produk tersebut akan segera dibuang. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga standar kualitas makanan yang disajikan kepada konsumen. Berikut adalah strategi yang dilakukan untuk menjaga pemantapan kualitas terhadap produk ABG. 1. Melakukan kontrol kualitas terhadap seluruh jenis produk yang dimiliki ABG serta mengisi form penilaian produk dan melaporkan jika terdapat produk yang rusak atau basi setiap harinya. 2. Menjaga kebersihan. 3. Menanyakan feedback konsumen secara langsung dengan melakukan kerjasama dengan divisi marketing setiap seminggu sekali. 5.3.4 Pengendalian Pemasok Manejemen rantai perusahaan yang di dalamnya termasuk pemasok adalah filosofi manajemen yang secara terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan agar mendapatkan produk yang berkualitas (Ross, 2005). Oleh karena itu, diperlukan pengendalian pemasok secara terus-menerus agar mendapatkan produk bahan baku yang berkualitas. Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai pengendalian pemasok yang dibutuhkan pada proses produksi ABG.

76

5.3.4.1 Identifikasi Standar Pemasok ABG

telah

melakukan

proses

seleksi

dalam

menentukan pemasok bahan baku yang dilakukan pada Bulan November dan Desember lalu. Berikut adalah hasil seleksi pemasok bahan baku dengan menggunakan metode weighted average score antara lain. Tabel 5.11. Penilaian Terhadap Pemasok ABG Pemasok Daging Ayam

Rating Pasar

Weighted Average

Weighted Average

Tradisional

Prima

Pasar Tradisional

80

70

48

42

15%

90

60

13.5

9

Jarak

5%

80

75

4

3.75

Kualitas

20%

75

85

15

17

80.5

71.75

Rating Toko

Weighted Average

Weighted Average

Bumbuku

Lotte

Toko Bumbuku

Key Factor

Weight

Rating Prima

Harga

60%

Kebersihan

TOTAL SCORE Pemasok Bumbu Marinasi Key Factor

Weight

Rating Lotte

Harga

75%

65

90

48.75

67.5

Jarak

10%

90

60

9

6

Kualitas

15%

80

80

12

12

69.75

85.5

TOTAL SCORE



77

Tabel 5.11. Penilaian Terhadap Pemasok ABG “Lanjutan” Pemasok Bahan Baku Sayuran

Key Factor

Rating

Rating

Weighted

Pasar

Pasar

Average Pasar

Tradisonal

Modern

Tradisonal

Weight

Weighted Average Pasar Modern

Harga

70%

90

85

63

59.5

Jarak

20%

70

85

14

17

Kualitas

10%

70

80

7

8

84

84.5

TOTAL SCORE

Berdasarkan hasil penilaian diatas, ABG memutuskan untuk memilih membeli ayam mentah dari toko Prima, membeli bumbu marinasi dari toko Bumbuku, dan membeli sayuran dari pasar

tradisional

karena

ketiga

pemasok

tersebut

memiliki weighted average score yang lebih tinggi dibandingkan kompetitornya. Kemudian, ABG berencana melakukan riset pencarian pemasok baru setiap tiga bulan sekali untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku. 5.3.5 Pengendalian Persediaan Hal berikutnya dalam proses operasi adalah manajemen persediaan. Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi potensi persediaan serta identifikasi rencana pengendalian persediaan. 5.3.5.1 Identifikasi Potensi Persediaan Persediaan yang terdapat pada ABG terdiri dari tiga macam, antara lain. 1. Persediaan Bahan Baku Bahan baku yang menjadi persediaan ABG adalah beras, ayam mentah, sphagetti, bawang, daun

78

jeruk, daun kemangi, serai, cabai, gula aren, tomat, jeruk nipis, bumbu-bumbu kering untuk proses memasak, dan bubuk minuman. 2. Persediaan Barang dalam Proses Barang dalam proses yang menjadi persediaan ABG adalah ayam yang telah dimarinasi, bumbu nasi daun jeruk, bumbu pasta rawit kemangi, dan potato wedges. 3. Persediaan Barang Jadi Barang jadi yang menjadi persediaan ABG adalah ayam yang sudah dipanggang, saus barbecue, sambal terasi, nasi daun jeruk, nasi putih, dan mashed potato daun jeruk. Untuk menjaga kualitas dari persediaan barang yang dimiliki ABG, tempat penyimpanan persediaan juga menjadi

hal

diperhatikan.

yang Berikut

perlu

dipertimbangkan

adalah

jenis-jenis

dan

tempat

penyimpanan yang dimiliki ABG: 1. Rak/laci (20-25°C) Digunakan untuk menyimpan bumbubumbu kering dan bahan baku yang mudah busuk jika lembab, seperti: bawang, cabai, garam, lada, bumbu-bumbu penyedap, dan bubuk minuman. 2. Kulkas (3°C) Digunakan untuk menyimpan bahan baku dan makanan yang sudah matang, seperti: daun jeruk, daun kemangi, daun salam, nasi putih, dan nasi daun jeruk.

79

3. Freezer (-20°C) Digunakan untuk menyimpan bahan baku serta makanan yang mudah busuk dan steril, seperti: ayam mentah, ayam yang sudah dimarinasi, ayam yang sudah dipanggang, bumbu-bumbu

setengah

matang,

saus

barbecue, dan sambal terasi. Berikut adalah penjabaran persediaan bahan baku yang terdapat di ABG dengan menggunakan prinsip ABC analysis. Tabel 5.12. ABC Analysis Persediaan ABG Total Biaya (per

Jenis Barang

satu bulan)

Persentase

Ayam mentah

Rp1,554,000

63.66%

Beras

Rp265,000

10.99%

Kentang

Rp233,000

9.66%

masak Rp135,000

5.60%

Bumbu-bumbu

(tomat, cabai, bawang, gula

Kelas A

B

aren, jeruk nipis, daun jeruk, daun kemangi, serai) Minuman Knor

(bubuk

Rp100,000

4.15%

mashed Rp86,000

3.57%

Kering Rp75,000

3.11%

C

100%



potato) Bumbu-bumbu

(kobe, garem, gula, lada, dan bumbu penyedap) Total

Rp2,411,000

80

Berdasarkan persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa ayam mentah dan beras mempunyai konsumsi tertinggi yaitu sebesar 74.65% dengan jumlah unit persediaan sebesar 1520% perbulannya. Kemudian, kentang, bumbu-bumbu masak, dan minuman mempunyai konsumsi sebesar 19.41% dengan jumlah unit persediaan sebesar 20-25% per bulannya. Terakhir, bumbu-bumbu kering, dan bubuk mashed potato mempunyai konsumsi sebesar 6.68% dengan jumlah unit persediaan sebesar 60-65% per bulannya. 5.3.5.2 Identifikasi Rencana Pengendalian Persediaan Persediaan bahan baku ABG menggunakan prinsip ABC analysis. Dimana pengendalian persediaan terdiri dari tiga kelas, yaitu: Kelas A, yakni: ayam mentah dan beras dengan jumlah unit persediaan sebesar 15-20% dari jumlah persediaan. Kelas B, yakni: kentang, bumbu-bumbu masak, dan bubuk minuman dengan jumlah unit 20-25% dari jumlah persediaan. Kelas C, yakni: bumbu-bumbu kering, dan bubuk mashed potato dengan jumlah unit 60-65% dari jumlah persediaan. 5.3.6 Pengendalian Limbah dan Lingkungan Sampah serta limbah merupakan hal yang tak dapat ditinggalkan begitu saja pada saat proses produksi. Pada setiap proses produksi yang telah dilakukan, ABG selalu menghasilkan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah dan sampah. Untuk menjaga lingkungan sekitar tetap bersih, ABG melakukan pengendalian limbah tersebut dengan cara sebagai berikut: 1. Membuang minyak jelantah ke tong sampah dengan keadaan terbungkus plastik

81

2. Membuang sampah rumah tangga ke tong sampah yang terdapat di sekitar kios Pengendalian limbah dilakukan setiap hari sebelum penutupan kios oleh setiap anggota ABG yang bertugas, hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan kios serta lingkungan sekitar kios. Dimana setiap harinya anggota ABG yang bertugas pada saat itu membuang sampah dapur (sisa-sisa proses masak) ke kantong plastik berwarna putih. Setelah itu, kantong plastik yang berisi sampah dapur dimasukan ke dalam kantong plastik yang lebih besar yang berwarn hitam dan segera dibuang ke tong sampah yang terletak di depan kios. Dengan menjaga kebersihan kios dan lingkungan sekitar diharapkan kualitas dari makanan ABG tidak terganggu. Selain itu pembuangan sampah dilakukan setiap harinya untuk mencegah adanya bau yang tidak sedap serta mencegah adanya hewan-hewan ataupun serangga masuk ke dalam kios.

Gambar 5.10 Kantong Plastik untuk Membuang Minyak Jelantah



82



Gambar 5.11 Kantong Plastik untuk Membuang Sampah

5.3.7 Penjadwalan Kegiatan Produksi Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi pada kegiatan produksi, Gantt chart digunakan untuk merencanakan dan memantau kegiatan operasi yang akan dilakukan (Gantt, 1919). Berikut adalah jadwal kegiatan produksi ABG selama satu tahun dengan menggunakan Gantt Chart. Pembelian perabotan memasak yang menjadi aset bagi divisi operasi ABG dilakukan pada empat bulan pertama (tiga bulan sebelum pembukaan kios dan satu bulan awal setelah pembukaan kios). Agar penjualan ABG bisa meningkat setiap bulannya, ABG menetapkan untuk melakukan pengembangan dan inovasi produk baru setiap empat bulan sekali, dimana pada bulan April telah dilakukan pengembangan produk pertama kali dan selanjutnya akan dilakukan pada bulan Agustus mendatang. Terakhir, ABG berencana untuk melakukan riset terhadap pemasok baru setiap tiga bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas bahan baku yang diterima serta menjaga biaya produksi agar tidak melebihi dari biaya COGS yang sudah ditentukan oleh divisi keuangan.

83

Tabel 5.13 Rencana Kegiatan Divisi Operasi

84

5.3.8 Organisasi Tim Operasi Pada subbab ini akan dibahas mengenai struktur organisasi divisi operasi ABG serta kebutuhan jumlah tenaga kerja pada divisi operasi. 5.3.8.1 Struktur Tim Operasi Dalam menjalankan proses produksi, ABG memerlukan struktur tim operasi serta pembagian tugas yang jelas. Berikut adalah penjabaran struktur serta pembagian tugas dalam tim operasi ABG: Manajer Operasi (Henny)

Staff Produksi (Cecilia, Hanny, Levina, Nathania)

Karyawan Pasmod GS (Yudi)

Karyawan Pasmod BSD (Didin)

Gambar 5.12 Bagan Struktur Organisasi Divisi Operasi

85

Manejemen operasi (Henny) bertugas untuk mengatur dan bertanggung jawab terhadap segala kegiatan produksi yang terdapat pada ABG. Karyawan produksi, yakni: Yudi bertugas untuk membantu kegiatan produksi sehari-hari yang terdapat pada ABG dan juga sebagai pelayan yang bertugas untuk melayani konsumen yang datang ke kios ABG. Sedangkan anggota ABG yang sedang bertugas pada saat itu bertugas untuk melakukan kontrol pada setiap aktifitas yang dilakukan karyawan, membantu proses produksi, menjaga kasir, dan melayani konsumen yang ada pada saat itu. 5.3.8.2 Rencana Kebutuhan Tenaga Operasi Divisi operasi bekerjasama dengan divisi sumber daya manusia untuk proses perekrutan tenaga operasi yang baru. Berikut ini adalah deskripsi mengenai kriteria dan jumlah karyawan yang dibutuhkan divisi operasi, yaitu: jujur, bersih, bertanggung jawab, disiplin, ulet, dan inovatif. Dalam jangka pendek, ABG memiliki satu orang karyawan untuk membantu divisi operasi. Karyawan tersebut ditempatkan langsung di kios untuk membantu proses produksi serta membantu melayani pelanggan. Sebelumnya, karyawan akan diberikan pelatihan mengenai proses produksi yang berupa: proses marinasi, proses pemasakan menu pendamping, proses pemasakan sambal terasi, dan pemakaian oven. Pada Januari 2018, ABG berencana akan menambah satu orang karyawan untuk membantu divisi operasi.

86

5.3.9 Rencana Anggaran Operasi Hal terakhir dalam rencana divisi operasi adalah rencana anggaran operasi dalam satu tahun. Berikut adalah rencana anggaran operasi ABG. Tabel 5.14. Anggaran Dana Operasi Selama Satu Tahun BULAN Apr Agt Des Total

JUMLAH Rp200,000 Rp200,000 Rp200,000 Rp600,000

Anggaran dana untuk divisi operasi ABG selama satu tahun adalah sebesar Rp600,000. Rincian biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp200,000 setiap empat bulan sekali untuk biaya research and development produk baru. 5.4 Rencana Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia Manusia (selanjutnya disebut SDM) yang efektif dapat menghasilkan SDM yang memuaskan sehingga bisa membantu untuk mecapai tujuan dan sasaran sebuah usaha. (Rivai et al, 2009) 5.4.1 Tujuan dan Sasaran Sumber Daya Manusia Tujuan dari divisi SDM adalah meningkatkan produktivitas dan efektivitas dari setiap individu dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai sasaran divisinya masing-masing, serta menjaga keselarasan dan hubungan yang baik antar divisi untuk bekerja sama mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, divisi SDM memiliki sasaran bahwa setiap individu berhasil mencapai nilai minimum 80 (dari 100) dalam penilaian performance appraisal.

87

5.4.2 Budaya Perusahaan yang Ingin Dikembangkan Budaya yang ingin dikembangkan dalam seluruh proses usaha berdasarkan pada prinsip nilai-nilai yang dimiliki ABG sesuai pada subbab 4.5, yaitu IDR: 1. Inovatif dengan cara membebaskan sestiap individu untuk memberi masukan ide baru yang dapat disampaikan secara langsung kepada para pendiri ABG, sehingga bisa menjadi masukan kedepannya mengenai hal-hal yang bisa diperbaiki, ditingkatkan atau diperbaharui dalam seluruh aspek usaha ABG. 2. Disiplin dengan menerapkan seluruh peraturan yang ada, diantaranya harus mematuhi seluruh SOP selama proses produksi, harus datang tepat waktu dan pulang sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. 3. Responsif dengan menjadi pribadi yang cepat tanggap dalam merespon hal apapun, baik itu dari sisi konsumen maupun dari para stakeholder lainnya, sehingga diharapkan segala permasalahan dapat terselesaikan dengan cepat. Dalam menerapkan nilai-nilai kepada seluruh staf ABG dibutuhkan pengaplikasian dan sosialisasi secara menyeluruh pada seluruh aspek kegiatan operasional, diantaranya adalah: 1. Proses seleksi karyawan dengan memilih karyawan yang memiliki nilai-nilai yang sama atau mirip dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh ABG. 2. Para pemilik menjadi role model dengan mengimplementasikan seluruh nilai-nilai ABG, sehingga para karyawan dapat termotivasi untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. 3. Dalam penilaian performance appraisal diberikan penilaian yang mencakup ketiga aspek nilai ABG, sehingga dengan adanya

88

performance appraisal seluruh staf merasa bahwa menerapkan nilai-niai ABG merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan. 4. Menjadikan nilai-nilai yang ada di perusahaan sebagai artifact yang dapat dirasakan secara nyata di dalam atmosfer perusahaan. Penerapan nilai-nilai IDR (Inovasi, Disiplin dan Responsif) tercermin dari sikap para individu dan bagaimana cara inteaksi antar individu di dalam perusahaan. 5.4.3 Struktur Organisasi Dalam penentuan posisi untuk masing-masing jabatan dilakukan berdasarkan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki setiap individu, sehingga ABG menggunakan struktur organisasi fungsional. Dengan menggunakan struktur organisasi fungsional dapat mempercepat pengerjaan tugas dikarenakan orang yang dialokasikan pada jabatan tersebut. Struktur jabatan pada ABG secara lebih jelas dibuat dalam Gambar 5.13. Direktur Utama (Levina Syiariel)

Manajer Penjualan & Pemasaran (Cecilia Augusta)

Asisten Penjualan & Pemasaran (Levina Syiariel)

Manajer Operasi (Henny)

Manajer R&D (Hanny Lovita)

Manajer SDM (Hanny Lovita)

Manajer Keuangan & Akunting (Nathania Benita)

Staff Operasi (Cecilia, Hanny, Levina, Nathania)

Karyawan BSD (Didin)

Karyawan Gading Serpong (Yudi)

Gambar 5.13 Bagan Organisasi ABG

89

Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, terdapat 2 praktik struktur organisasi yang berbeda, yaitu mekanik dan organik yang disesuaikan dengan keadaan dan sifat setiap divisi. Divisi Pemasaran dan Penjualan cenderung lebih organic karena para anggota bekerja sama dan berkoordinasi untuk membantu proses promosi dan juga penjualan sehingga lebih dinamis. Divisi Operasi cenderung lebih mekanik karena dibutuhkan adanya standarisasi di dalam setiap proses produksi sehingga dihasilkan output dan kualitas yang konsisten. Divisi R&D cenderung bersifat organik karena membutuhkan masukan dari setiap anggota dan pihak eksternal dalam proses riset untuk menghasilkan menu yang inovatif. Divisi SDM bersifat organik karena dibutuhkan fleksibilitas dan koordinasi antar divisi agar tercapai kesinambungan dalam mencapai seluruh target. Divisi Keuangan dan Akunting bersifat mekanik karena dalam melakukan pencatatan dan pembukuan sudah terdapat standarisasi secara umum. 5.4.4 Uraian Jabatan Penentuan tanggung jawab bagi masing-masing jabatan dilakukan berdasarkan hasil observasi pada usaha start-up lainnya dan juga disesuaikan dengan kondisi ABG saat ini. Berikut adalah contoh uraian pekerjaan bagi CEO, uraian pekerjaan untuk posisi lain dapat dilihat pada lampiran. Tabel 5.15. Uraian Pekerjaan CEO URAIAN PEKERJAAN Titel Jabatan : CEO IKHTISAR PEKERJAAN Posisi teratas di dalam organisasi yang memiliki tanggung jawab untuk memimpin seluruh proses usaha dan memastikan bahwa kegiatan tersebut berjalan lancar, serta membuat dan memutuskan strategi usaha serta mengimplementasikan strategi tersebut dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan.

90

Tabel 5.15. Uraian Pekerjaan CEO “Lanjutan" LINGKUP PEKERJAAN Bertanggung jawab mengawasi dan mengatur seluruh proses kegiatan usaha dan bertanggung jawab mengawasi dan menilai seluruh manajer perusahaan. ATASAN LANGSUNG Pemegang Saham TANGGUNG JAWAB SUPERVISI Manajer Penjualan & Pemasaran, Manajer R&D, Manajer Operasi, Manajer SDM, Manajer Akunting & Keuangan PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN Pengalaman Kerja • Berpengalaman bekerja dalam tim • Memiliki pengalaman dalam memimpin sebuah tim Pendidikan • Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama Kemampuan Memiliki sifat kepemimpinan, berkomitmen tinggi, memperhatikan detail, dapat memimpin dan mengkoordinasi tim, dapat membuat dan mengimplementasikan strategi usaha. KEGIATAN UTAMA • Bertanggung jawab dalam memberikan arahan, mendelegasi tugas kepada para pekerja, dan bertugas untuk mengambil keputusan akhir. • Mengawasi kinerja organisasi sesuai dengan strategi yang digunakan. • Merencanakan pengembangan perusahaan jangka panjang (5 tahun), serta pendek (1 tahun) • Membuat strategi untuk setiap divisi bersama dengan manajer lainnya (pemasaran, operasi, sumber daya manusia, keuangan) • Memastikan seluruh strategi dapat diimplementasikan dengan baik • Mengadakan rapat rutin dengan seluruh manajer usaha.

91

5.4.5 Perencanaan SDM Sebuah usaha dapat berjalan secara efektif apabila adanya sumber daya yang cukup dan kompeten dalam menjalankan pekerjaannya. Proses rekrutmen dan seleksi yang baik diharapkan dapat menjaring SDM berkualitas yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk mengisi jabatan yang ada (Rivai et al, 2009). 5.4.5.1 Kebijakan Rekrutmen Dalam melakukan proses perekrutan karyawan, langkah yang harus dilakukan adalah dengan membuat perencanaan SDM untuk mengetahui posisi apa saja yang dibutuhkan untuk masing-masing divisi. Untuk saat ini karyawan yang dibutuhkan adalah staf untuk membantu proses produksi dan melayani konsumen, dikarenakan jabatan yang lain masih dapat diisi oleh para eksekutif ABG. Teknik awal yang digunakan ABG dalam membuat perkiraan kebutuhan SDM adalah teknik managerial judgement, hal ini dikarenakan ABG merupakan sebuah usaha yang baru berdiri sehingga belum memiliki riwayat jumlah karyawan sebelumnya. Namun untuk perkiraan jumlah karyawan yang akan direkrut menggunakan analisa perbandingan rasio antara total volume penjualan dan karyawan yang dibutuhkan. Dalam melakukan proses perekrutan, ABG berpedoman pada SOP rekrutmen yang telah dibuat.

92

Tabel 5.16. SOP Rekrutmen Karyawan



SOP Rekrutmen Karyawan Alur Proses

Keterangan Manajer divisi terkait mengajukan permintaan sesuai jumlah karyawan yang dibutuhkan. Permintaan karyawan harus disetujui oleh Direktur Utama Manajer SDM melakukan pencarian karyawan melalui referensi dari kerabat. Manajer SDM melakukan pencarian karwayan melalui website seperti JobsDB, Jobsid, dan OLX. Jika karyawan sudah memenuhi seluruh kriteria, dilakukan penerimaan karyawan. Proses pelatihan dilakukan dan diawasi oleh manajer divisi terkait.



93

Tabel 5.17. Perencanaan Jumlah Perekrutan SDM 1 Tahun Kedepan Lokasi

Bulan Feb

Pasar Paramount

0

Mar 1

AprDes 0

Jan 1

Total Karyawan

Jumlah Karyawan 2 2

ABG melakukan perekrutan 1 orang karyawan pada Maret 2017 dan Januari 2018, hal ini dilakukan menggunakan analisa rasio antara penjualan dan jumlah karyawan yang berdasarkan pada proyeksi penjualan selama satu tahun. ABG menggunakan perbandingan setiap penjualan sebanyak Rp6.000.000 dibutuhkan 1 orang karyawan. Pada Januari 2018 proyeksi penjualan diperkiran sebesar Rp12.305.892 sehingga akan dilakukan perekrutan satu orang karyawan produksi pada bulan tersebut. ABG melakukan proses perekrutan secara tertutup, sehingga ABG tidak membuka iklan lowongan pekerjaan secara terbuka pada media sosial maupun media pencarian kerja lainnya. Namun apabila dengan metode tertutup ABG masih belum menemukan karyawan, maka dilakukan perekrutan secara terbuka dengan memasang iklan pada www.olx.com, hal ini dilakukan karena karyawan yang dibutuhkan ABG merupakan staf untuk membantu pekerjaan dapur sekaligus pelayan, sehingga olx merupakan salah satu channel yang paling cocok untuk melakukan pencarian calon pekerja.

94

5.4.5.2 Kebijakan Seleksi Proses penyeleksian karyawan dilakukan dengan cara pengecekan latar belakang dan wawancara. Proses wawancara bertujuan untuk mengetahui latar belakang, seperiti: umur, pendidikan terakhir dan riwayat pekerjaan serta nilai-nilai yang dimiliki calon karyawan apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki ABG. Berikut adalah kriteria yang harus dimiliki oleh calon karyawan ABG: 1.

Usia minimal 17 tahun

2.

Pendidikan terakhir minimal lulusan SMP

3.

Berdomisili di sekitar lokasi kerja (Tangerang Selatan)

4.

Memiliki pengalaman kerja di restoran

5.4.6 Pengembangan SDM Pengembangan kemampuan karyawan ditujukan untuk meningkatkan produktivitas yang berujung pada peningkatan profitabilitas (Rivai et al, 2009), sehingga dibutuhkannya rencana pengembangan dan pelatihan karyawan yang dijelaskan lebih dalam pada sub bab berikut. 5.4.6.1 Kebijakan Orientasi Proses orientasi dilakukan secara informal oleh Manajer SDM dengan materi yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Penjelasan Usaha: penjelasan mengenai profil usaha secara singkat. Penjelasan visi dan misi perusahaan, nilai-nilai, budaya perusahaan dan struktur organisasi. Serta deskripsi produk dan target market perusahaan.

95

2. Penjelasan Tanggung Jawab Perusahaan: penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dibebankan kepada karyawan tersebut. 3. Perkenalan: memperkenalkan karyawan baru ke setiap pendiri ABG, sehingga karyawan tersebut merasa diterima di perusahaan dan lingkungannya. 4. Kebijakan Perusahaan: dilakukannya sosialisasi mengenai semua peraturan dan kebijakan, mulai dari pemberian pelatihan, prosedur penggajian, penilaian performa, dan pemutusan hubungan kerja. Sehingga karyawan baru tersebut bisa mengetahui hal apa saja yang harus ditaati dalam aktivitas kerjanya. 5.4.6.2 Kebijakan Pelatihan dan Pengembangan Untuk melatih kemampuan karyawan baru, diperlukan adanya pelatihan yang dikhususkan untuk karyawan produksi. Berikut adalah 5 langkah proses pelatihan untuk karyawan: 1. Analisa kebutuhan dilakukan untuk mengetahui secara lebih jelas pelatihan apa saja yang dibutuhkan bagi karyawan baru, diperlukan adanya analisa lebih dalam mengenai pekerjaan secara spesifik. Berikut ini penjabaran

analisa

kebutuhan

pelatihan

untuk

karyawan ABG Tabel 5.18. Analisa Kebutuhan Pelatihan Pekerjaan 1

Marinasi Ayam

Frekuensi Pengerjaan

Kualitas Performa

1x per minggu

Seluruh ayam harus tertutup bumbu marinasi

Cara Pelatihan On the job training



96

Tabel 5.18. Analisa Kebutuhan Pelatihan “Lanjutan”

2

Memanggang Ayam

1x per hari

3

Membuat Sambal

2 hari sekali

4

Membuat hidangan pendamping

1 hari sekali

Ayam matang dengan sempurna, tampilan ayam kecoklatan mengkilap dan tidak gosong Rasa sambal enak dan penampilan merah cerah Rasa masakan enak dan tampilan sesuai dengan Tabel 5.7 pada bab 5

On the job training On the job training On the job training

2. Instructional Design adalah pembentukan dan pemilihan program yang akan diberikan saat pelatihan. Berdasarkan analisa pekerjaan tersebut, pelatihan yang paling cocok diberikan adalah On The Job training. ABG memilih metode pelatihan on the job training dikarenakan tidak membutuhkan biaya yang besar dan karyawan dapat memperoleh pengalaman langsung dan pengetahuan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan, selain itu karyawan juga dapat meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dengan cara mengamati dan mengerjakan secara langsung dengan diawasi secara langsung oleh Manajer Operasi. Karyawan juga dapat meningkatkan produktivitas dan kecepatan dalam melakukan proses memasak karena mengulang pekerjaan tersebut secara rutin. 3. Validasi dilakukan untuk memastikan apakah program training yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan dan dapat diterima dengan baik oleh para karyawan

97

baru. Pada ABG proses validasi tidak perlu dilakukan pada pelatihan pekerja baru dikarenakan karyawan yang perlu dilatih hanya sedikit. 4. Implementasi pelatihan dilaksanakan saat proses produksi dilakukan. Sebelum pelatihan dimulai, karyawan dijelaskan terlebih dahulu mengenai material dan peralatan yang dibutuhkan untuk produksi. Pertama Manajer Operasi memberi contoh terlebih dahulu cara produksi yang benar sesuai dengan SOP yang ada, kemudian karyawan mencoba secara langsung. Pemberian

pelatihan

dimulai

dari

pelatihan

memanggang ayam, memasak hidangan pengamping dan pembuatan sambal. 5. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pelatihan yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal, serta untuk mengetahui apakah karyawan sudah dapat melakukan pekerjaan tersebut dan bagaimana hasil akhir masakan tersebut. Penilaian dilakukan oleh manajer operasi secara langsung setelah karyawan menyelesaikan pekerjaan

tersebut.

Kualitas

performa

dinilai

berdasarkan kriteria kebersihan dan kerapihan saat proses berlangsung, keakuratan penerapan SOP serta hasil dari masing-masing pekerjaan apakah sudah sesuai dengan standar kualitas atau tidak. Hasil penilaian pelatihan dilakukan menggunakan form evaluasi pelatihan yang nantinya akan diberikan kepada Manajer SDM.

98

Tabel 5.19. Form Evaluasi Pelatihan Karyawan Produksi Nilai 1 2 3 4 5

No. 1 2 3 4 5

Form Evaluasi Pelatihan Nama: Paraf Manajer Operasi:

Keterangan

Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Sangat Baik

Marinasi Ayam Aspek Penilaian Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung Keakuratan penggunaan bumbu marinasi Keakuratan penggunaan air Penyimpanan ayam yang telah dimarinasi Hasil akhir marinasi ayam

1

2

3

4

5

Total Nilai

No. 1 2 3 4 5

Pemanggangan Ayam Aspek Penilaian Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung Keakuratan penggunaan bumbu barbecue Ketepatan waktu pemanggangan Hasil penampilan (warna) ayam Hasil akhir pemanggangan ayam

1

2

3

4

5

Total Nilai

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pembuatan Hidangan Pendamping Aspek Penilaian Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung Keakuratan proses pembuatan Nasi Daun Jeruk Hasil akhir (rasa & tekstur) Nasi Daun Jeruk Keakuratan proses pembuatan Mashed Potato Daun Jeruk Hasil akhir (rasa & tekstur) Mashed Potato Daun Jeruk Keakuratan proses pembuatan Wedges Balado Hasil akhir (rasa & tekstur) Wedges Balado Keakuratan proses pembuatan Pasta Rawit Kemangi Hasil akhir (rasa & tekstur) Pasta Rawit Kemangi Total Nilai

1

2

3

4

5



No. 1 2 3 4 5

Pembuatan Sambal Aspek Penilaian Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung Keakuratan penggunaan bahan-bahan Tekstur sambal Rasa sambal Hasil akhir pembuatan sambal

1

2

3

4

5

Total Nilai

Total Nilai Keseluruhan Rata-rata Nilai

………….. / 24



99

5.4.6.3 Kebijakan Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan suatu dasar di dalam manajemen, hal tersebut menjadi penting karena dapat mengindentifikasi adanya jarak antara performa yang sesungguhnya dengan performa yang diinginkan (Ivara,2005). Key Performance Indicator (selanjutnya disebut KPI) berguna sebagai indikator pencapaian target pekerjaan sebagai salah satu penentu penilaian kinerja seseorang dalam menduduki suatu jabatan. Berikut adalah KPI yang telah dibuat dan disepakati untuk masing-masing jabatan: Tabel 5.20. Key Performance Indicators Jabatan Key Performance Indicator Direktur Utama 1. Mereview strategi minimal 6 bulan sekali 2. Memunculkan inovasi dan ide baru (mengembangkan hidangan pendamping) minimal 3 ide dalam 1 tahun 3. Meningkatkan penjualan sebesar 5% setiap bulannya 4. Mencapai penjualan Rp114.000.000 dalam setahun

Manajer

1. Menaikan penjualan sebesar 5% setiap bulannya

Penjualan dan

2. Melakukan 100% rencana strategi pemasaran dalam jangka waktu 1 tahun

Pemasaran

3. Melakukan kerja sama dengan Go-Food dan Grab-



Food 4. Melakukan endorsement food blogger minimal 1 kali dalam 6 bulan. 5. Meningkatkan

brand

awareness

dengan

meningkatkan followers Instagram menjadi 330 followers dalam 6 bulan.



100

Tabel 5.20. Key Performance Indicators “Lanjutan” Jabatan

Manajer Operasi

Key Performance Indicator 1. Menerapkan SOP pada seluruh proses produksi 100% 2. Menjaga konsistensi dan standar kualitas produk dengan mengawasi pengisian form setiap hari sebelum penutupan kios 3. Melakukan riset pemasok setiap 3 bulan sekali 4. Menjaga defect rate dibawah 3% dari total produksi selama 6 bulan. 5. Menjaga COGS produk dibawah 45%

Manajer R&D

1. Melakukan riset mengenai hidangan pendamping kepada konsumen setiap 4 bulan sekali 2. Menemukan menu baru untuk pengembangan produk minimal 3 hidangan pendamping baru setiap 4 bulan

Manajer SDM

1. Meningkatkan produktivitas pekerja yang diukur dari hasil penilaian performance apparaisal seluruh personel dengan minimal rata-rata nilai 80 dalam satu periode penilaian 2. Revenue per Employee dalam 1 tahun senilai Rp16.300.000 3. (Average Employee Tenure) Rata-rata lama bekerja karyawan selama 6 bulan masa kerja.

Manajer

1. Pendapatan 1 tahun minimal Rp114.000.000

Keuangan dan

2. Meningkatkan penjualan sebesar 5% setiap bulannya

Akunting

3. Menjaga COGS produk dibawah 45%



4. Membuat laporan bulanan secara rutin 5. Membuat laporan tahunan secara rutin

101

Tabel 5.20. Key Performance Indicators “Lanjutan” Jabatan

Key Performance Indicator

Pelayan

1. Maksimal komplen mengenai waktu servis dari konsumen sebanyak 4 kali dalam sebulan



2. Ketepatan pencatatan order konsumen 100% setiap bulannya

Karyawan

1. Kecelakaan kerja maksimal 4 kali dalam sebulan

Produksi

2. Kesalahan dalam membuat orderan maksimal 1 kali dalam sebulan



3. Kesalahan dalam memproduksi maksimal 1% dari total produksi per bulan.

Penilaian kinerja karyawan dibuat berdasarkan kriteria utama bagi sebuah usaha restoran dan juga berdasarkan pada KPI (Key Performance Index) dengan metode rating dengan penilaian berupa pembobotan 1 hingga 5. Penilaian performance appraisal dilakukan setiap 6 bulan. Berikut adalah lembar penilaian performa untuk seluruh jabatan.



Tabel 5.21. Lembar Penilaian Performa Manajer Usaha Form Penilaian Performa



Nama :



Posisi : Tanggal Review Dimulai : Tanggal Review Berakhir :



:

Pekerjaan Utama (Bobot 1-5)



Reviewer

No

Area 1 2 3 4 5 6 7

Output

Sikap & Perilaku Manajemen

1: sangat buruk 2: buruk 3: cukup 4: baik 5: sangat baik Key Driving Performance Responsive Kedisiplinan Ketepatan Melayani Sopan & Ramah Team Work Menjalankan tugas sesuai dengan job description Total Nilai Nilai Rata-rata

Penilaian 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

102

Hasil penilaian performance appraisal nantinya berguna untuk mengetahui kemampuan setiap individu mengerjakan tanggung jawab atas jabatan yang dimilikinya dan apakah sudah menerapkan nilai-nilai yang dimiliki ABG dalam perilakunya. Selain itu hasil penilaian juga digunakan untuk menentukan kompensasi serta rewards yang dapat diberikan pada masing-masing individu, namun apabila hasil penilaian kurang bagus dapat dilakukan langkah korektif berupa pemberian pelatihan tambahan ataupun mutasi jabatan. Apabila dalam melakukan pekerjaannya, karyawan melakukan kesalahan berat, perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan, namun terdapat beberapa peraturan dan alasan pemutusan hubungan kerja karyawan ABG yang didasarkan pada peraturan Depnaker UU No. 13 tahun 2003, yaitu: 1. Pengunduran diri secara baik-baik atas kemauan sendiri: karyawan dapat mengajukan pengunduran diri maksimal 2 minggu sebelum masa kerja berakhir. 2. Pekerja melakukan pelanggaran atau kesalahan berat: Peraturan ini berlaku khusus bagi karyawan produksi dan pelayan, pelanggaran yang dilakukan akan dibagi ke dalam 3 tahap pemberian peringatan, yaitu: SP 1 (Pelayan) 3 kali kesalahan dalam mencatat order pelanggan dalam 1 minggu. (Karyawan produksi) kecelakaan 3 kali dalam seminggu atau kesalahan dalam membuat orderan 2 kali dalam sebulan atau

103

kesalahan dalam memproduksi 2% dari total pembuatan. SP 2 (Pelayan) 4 kali kesalahan dalam mencatat order pelanggan dalam 1 minggu. (Karyawan produksi) kecelakaan 4 kali dalam seminggu atau kesalahan dalam membuat orderan 4 kali dalam sebulan atau kesalahan dalam memproduksi 4% dari total pembuatan. SP 3 (Pelayan) 6 kali kesalahan dalam mencatat order pelanggan dalam 1 minggu. (Karyawan produksi) kecelakaan 5 kali dalam satu minggu atau kesalahan dalam membuat orderan 6 kali dalam sebulan atau kesalahan dalam memproduksi 6% dari total pembuatan. 3. Pekerja ditahan pihak yang berwajib: perusahaan dapat secara langsung memberhentikan karyawan apabila karyawan tersebut mengalami kasus kriminal hingga terjadi penahanan. 4. Perusahaan mengalami kerugian 5. Pekerja mangkir terus menerus: karyawan dapat diberhentikan secara sepihak apabila tidak masuk kerja selama 1 minggu terus menerus tanpa pemberitahuan yang jelas.

104

5.4.7 Kebijakan Kompensasi Kebijakan kompensasi yang diberikan pada karyawan berupa gaji pokok sebesar Rp1,400,000 per bulan, jumlah ini didapat berdasarkan hasil observasi gaji karyawan di Pasar Modern Paramount Gading Serpong. Berikut adalah hasil observasi gaji karyawan per bulan kepada beberapa warung tenda dan kios yang berada di Pasar Modern Paramount yang dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini. Tabel 5.22. Hasil Observasi Gaji Bulanan No 1 2 3 4 5

Restoran Ayam Jancoeg Warung Galput Bakmie Akang Ayam Lamongan Kedai Bro Rata-rata gaji

Gaji Per Bulan 1.400.000 1.350.000 1.300.000 1.400.000 1.300.000 1.350.000

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa karyawan di Pasar Modern memang memiliki turn over yang tinggi, sehingga ABG menetapkan gaji pokok bulanan di atas rata-rata yaitu sebesar Rp.1.400.000 setiap bulannya, selain itu karyawan juga akan diberikan uang insentif kehadiran 100% setiap bulannya sebanyak Rp100.000 apabila karyawan agar tidak pernah absen kerja dalam satu bulan. Sementara hasil perhitungan gaji untuk para eksekutif dilakukan dengan menggunakan pengali yang sama dengan gaji karyawan pokok karyawn ditambah dengan insentif, sebesar Rp1.500.000 per bulannya, dengan jam kerja maksimal setiap bulannya selama 160 jam. Para eksekutif ABG bekerja selama 3 hari dalam seminggu, untuk satu shift pekerjaan setiap harinya selama 3 jam. Dalam satu hari kerja terdapat 2 shift untuk eksekutif, yaitu shift awal yang dimulai dari pukul 16.00-

105

19.00 dan shift akhir dimulai dari pukul 19.00-22.00. Dalam 1 shift kerja diisi oleh satu orang eksekutif, sehingga apabila waktu kerja shift awal sudah berakhir akan digantikan dengan shift akhir. Waktu kerja eksekutif berlaku dari pukul 16.00 hingga 22.00 dikarenakan pada satu jam awal dan satu jam akhir hanya karyawan yang bertugas melakukan pembersihan kios. Berikut adalah hasil perhitungan gaji para eksekutif dengan asumsi satu bulan periode kerja terdapat 4 minggu, sehingga total hari efektif kerja per bulan adalah sebanyak 12 hari kerja. (" $%& × () *%+,) × 01(. 3//. /// = 01""5. 3// (./ $%& Dari hasil perhitungan tersebut dilakukan pembulatan, sehingga setiap orang eksekutif mendapatkan gaji sebesar Rp 337.500 setiap bulannya. 5.4.8 Peraturan Perusahaan Untuk kelancaran sebuah usaha, diperlukan sistem dan aturan yang berlaku dalam kegiatan sehari-hari, berikut adalah aturan yang berlaku baik untuk karyawan maupun pemilik ABG selama bertugas: 1. Datang tepat waktu pukul 15.00 (toleransi keterlambatan 10 menit) 2. Mulai melakukan penutupan toko pukul 22.30 (namun apabila masih ada pelanggan, harus menunggu hingga pelanggan selesai) 3. Menggunakan pakaian yang rapih, bersih dan sopan 4. Dilarang merokok di area restoran 5. Harus menjalankan kegiatan operasi sesuai dengan SOP yang ada

106

5.4.9 Rencana Anggaran SDM Untuk menjalankan perencanaan SDM yang sudah dibuat diperlukan adanya struktur biaya yang dijelaskan pada Tabel berikut ini. Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Dec

Jan

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp4.687.500

Karyawan

Mar

Rp3.187.500

Total

Feb

Kompensasi

Rp1,500,000

Karyawan Gaji Eksekutif

5 x 337,500

Biaya Training

Rp0 Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Total

Rp1.687.500

Internal

Rp3.187.500

Bulan

Rp3.187.500

Tabel 5.23. Anggaran SDM 1 Tahun Kedepan

5.5 Rencana Keuangan Rencana keuangan akan membantu pemilik usaha untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan usaha serta menghindari munculnya hambatan yang mengakibatkan pada kegagalan usaha (Zimmerer, 2008). Bagian ini menjelaskan mengenai rencana bagian keuangan dari ABG. 5.5.1 Tujuan dan Sasaran Keuangan Tujuan merupakan suatu titik dan hasil akhir atau segala hal yang ingin dicapai (Bastian, 2007). Berikut ini adalah tujuan serta sasaran bagian keuangan ABG Tujuan keuangan ABG: Menjaga kondisi keuangan yang sehat dan memiliki profitabilitas tinggi sehingga menguntungkan para pemilik usaha.

107

Sasaran keuangan ABG antara lain: 1. Net income mencapai lebih dari Rp20.000.000 dalam kurun waktu satu tahun 2. Mengontrol food cost dan COGS untuk tidak lebih dari angka 45% 3. Mengatur

arus

kas

usaha

agar

tetap

positif

dan

mengimplementasikan kebijakan kas minimum sebesar Rp3,000,000 di setiap bulan. 5.5.2 Kebijakan Modal Kerja Kebijakan modal kerja dilihat dari susunan aktiva dan hutang lancar pada neraca. Modal kerja berguna untuk menjaga tingkat likuiditas suatu usaha. Perusahaan dapat membayar kewajiban, memiliki cadangan, dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan lewat penawaran piutang apabila memiliki modal kerja yang cukup (Mardianto,2008). Berikut ini adalah penjelasan mengenai kebijakan modal kerja dari bisnis ABG 5.5.2.1 Kas dan Uang Tunai Dalam mengendalikan kas dan uang tunai usaha, ABG menerapkan sistem kebijakan saldo kas minimum (minimum cash balance) sebagai pedoman jumlah uang tunai minimum yang harus dimiliki untuk memenuhi segala kebutuhan usaha. Saldo kas minimum ditentukan dengan rumus Miller-Orr Model yang memperhitungan rata-rata kelebihan kas di setiap bulan dari proyeksi cash budget sesuai model manajemen kas dari M.H. Miller dan Daniel Orr. Jumlah saldo kas optimal yang harus dijaga adalah sebesar Rp3,000,000. Jumlah ini merupakan biaya operasional usaha untuk pembayaran gaji karyawan serta pembelian bahan baku selama 1 bulan.

108

Dalam menyimpan kas dan uang tunai, ABG memiliki sebuah rekening yang dikhususkan untuk menyimpan uang hasil penjualan dan investasi usaha. Ada pula uang untuk kegiatan transaksi penjualan dan kebutuhan operasional sehari-hari yang disimpan di tempat usaha dengan ketetapan jumlah maksimal Rp1,000,000. Jika sudah lebih besar dari jumlah tersebut, uang akan dipindahkan ke rekening agar lebih terkontrol dan aman. ABG juga melakukan perhitungan uang operasional dan juga pengecekkan jumlah tabungan secara berkala untuk memantau arus kas. 5.5.2.2 Piutang Usaha ABG menerapkan kebijakan pembayaran pesanan sepenuhnya secara tunai sehingga saat ini ABG tidak memiliki piutang usaha apapun. Untuk kedepannya, ABG akan terus melaksanakan sistem pembayaran secara tunai untuk setiap transaksi penjualanya. 5.5.2.3 Persediaan Jumlah persediaan disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas penyimpanan yang ada. Dengan berpegang pada pengecekan persediaan secara berkala dan pembelian bahan baku sesuai kebutuhan rencana produksi, hal ini bisa meminimalisir pengeluaran untuk biaya persediaan yang terlalu besar. Dengan jumlah persediaan yang terencana dan sesuai prosedur, penghitungan jumlah biaya persediaan bisa lebih akurat dilakukan yang akan turut mempengaruhi pendapatan bersih usaha.

109

Biaya usaha seperti waste bahan baku bisa diminimalisir dengan pengaturan jumlah persediaan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan usaha. Jumlah persediaan tiap bulan adalah 12% dari proyeksi penjualan bulan selanjutnya. Angka ini didapatkan dari perhitungan menggunakan Economic Order Quantity (Pycraft, 2007) dan ditambah dengan inventory cushion sebanyak Rp250,000 yang merupakan biaya untuk membeli 10 ekor ayam. 5.5.2.4 Utang Usaha ABG saat ini memiliki utang usaha pembelian sebuah oven rottiserie yang digunakan untuk proses pemanggangan ayam ABG. Oven ini dibeli dengan harga Rp18,500,000 via website yang menawarkan pilihan cicilan 12 kali dengan bunga 0%. ABG memilih untuk membeli oven tersebut dengan cara cicilan untuk mengurangi besarnya biaya investasi di awal. Dengan membayar oven secara bertahap diharapkan uang hasil penjualan tiap bulan bisa dialokasikan kembali untuk pembayaran pembelian oven dan mengurangi beban modal di awal usaha. Total biaya cicilan yang ABG keluarkan setiap bulannya untuk oven adalah sebesar Rp1,596,065. Jumlah ini didapatkan dari harga oven ditambah dengan biaya pengiriman barang Rp500,000 dan biaya administrasi website Rp152,780 dibagi 12 bulan sehingga setiap bulannya ABG harus melakukan pembayaran lewat kartu kredit sebesar jumlah diatas. ABG mengelola utang usaha dengan cara membuat reminder di setiap awal bulan untuk menyisihkan dan membayar uang cicilan agar bisa tepat waktu melunasi hutang

110

tersebut dan tidak dikenakan biaya denda apabila terlambat membayar. Oven tesebut saat ini merupakan utang usaha ABG satusatunya karena jumlah nominal barangnya cukup besar. Untuk kedepannya terutama dalam jangka pendek, ABG belum memiliki rencana untuk kembali memiliki utang usaha apapun dan lebih memilih untuk melakukan semua pembelian secara tunai. 5.5.3 Kebijakan Investasi Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman modal untuk aktiva yang biasanya memiliki jangka waktu yang panjang dan disertai harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Sunariyah, 2004). Berikut merupakan penjabaran mengenai kebijakan investasi bisnis ABG 5.5.3.1 Kebijakan Investasi Awal Modal investasi awal merupakan sesuatu yang dipakai untuk jangka panjang dan diperlukan di masa awal pembukaan usaha. (Suharyadi, 2007). Berikut ini adalah Tabel rincian investasi awal ABG:



Tabel 5.24. Rincian Investasi Awal

Initial Investment AYAM BARBECUE GUE (ABG) Item Oven rottiserie ( harga Rp19.152.780 dicicil selama 12 bulan) Kanopi Neon box Peralatan listrik & lampu Gembok

Harga Rp1,596,065 Rp1,760,000 Rp2,500,000 Rp595,000 Rp50,000

111

Tabel 5.24. Rincian Investasi Awal “Lanjutan”

Peralatan kebersihan Peralatan masak Peralatan makan Deposit sewa Meja kursi Rice cooker

Item

Working capital

Kompor Tabung gas & selang Kipas angin Kulkas Freezer Meja besi oven Cat tembok & kuas Print menu dan kartu nama Timbangan masak Print spanduk Biaya design Pompa air minum

Total initial statement

Harga

Rp560,000 Rp1,467,500 Rp750,000 Rp1,500,000 Rp2,480,000 Rp1,200,000 Rp10,168,935 Rp700,000 Rp745,000 Rp500,000 Rp4,200,000 Rp1,300,000 Rp146,000 Rp123,000 Rp162,500 Rp20,000 Rp850,000 Rp126,000

Rp33,500,000

Total modal awal yang dikumpulkan untuk membangun bisnis ABG adalah sebesar Rp33,500,000. Modal dialokasikan untuk membeli berbagai keperluan awal usaha. Working capital yang merupakan aktiva lancar usaha dan digunakan untuk membeli bahan baku (persediaan) serta berfungsi sebagai uang kas usaha. 5.5.3.2 Rincian Biaya Pra-Operasi Biaya pra-operasi adalah biaya yang dikeluarkan sebelum operasi usaha berjalan dan mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun untuk sebuah usaha (Lumbantoruan, 1996). Berikut ini adalah rincian biaya pra-operasi pada bulan November 2016 dan Januari 2017 yang sudah dikeluarkan ABG sebelum memulai kegiatan produksi perdana:

112

Tabel 5.25. Rincian Biaya Pra-Operasi

Biaya Pra-Operasi AYAM BARBECUE GUE (ABG) Item R&D November 2016 R&D Januari 2017 Total biaya pra-operasi

Harga Rp230,000 Rp250,000 Rp480,000

Biaya yang dikeluarkan sebelum kegiatan produksi perdana diluar investasi awal adalah biaya untuk melakukan research and development produk. Sebelum melaksanakan kegiatan produksi perdana, ABG melakukan beberapa kali percobaan menggunakan berbagai bumbu dan metode untuk menemukan resep serta cara memasak yang sesuai untuk memproduksi ayam dan hidangan pendamping ABG. 5.5.4 Kebijakan Pendanaan Struktur keuangan dari sebuah usaha memiliki peranan yang penting dalam melihat bagaimana sebuah perusahaan mendanai aktiva yang dimiliki sesuai kebijakan manajemen yang ada. Kebijakan ini dapat terlihat dari hutang dan modal usaha yang tercermin dari neraca perusahaan (Sawir, 2004). Berikut ini adalah rincian mengenai kebijakan pendanaan ABG: 5.5.4.1 Struktur Modal dan Sumber Pendanaan Berdasarkan kesepakatan awal yang telah dibuat oleh para pemilik, modal bisnis ABG sepenuhnya berasal dari kelima pemilik dimana setiap pemilik memberikan modal dengan jumlah yang sama sesuai dengan kebutuhan usaha.

113

Total modal usaha yang dikumpulkan untuk mendirikan bisnis ABG adalah sebesar Rp33,500,000 sehingga setiap pemilik memberikan dana investasi sebesar Rp6,700,000 dalam bentuk uang tunai. Pengumpulan modal dilakukan secara bertahap sebanyak 4 kali, yaitu dengan rincian sebagai berikut Tabel 5.26. Jadwal Pengumpulan Modal Usaha Jadwal Pengumpulan Modal AYAM BARBECUE GUE (ABG) Tanggal Jumlah 11-November-2016 Rp3,000,000 22-November-2016 Rp500,000 24-November-2016 Rp25,000,000 5-Februari-2017 Rp5,000,000 Total Modal Usaha Rp33,500,000 Pengumpulan modal usaha sepenuhnya dilakukan sebelum peluncuran bisnis di tanggal 9 Februari 2017. Pendanaan modal tambahan di tengah kegiatan usaha seminimal mungkin tidak dilakukan karena ABG berusaha untuk menggunakan kembali keuntungan penjualan dalam membiayai segala kebutuhan usaha dan pengembangan bisnis kecuali apabila terdapat keadaan tidak terduga yang membutuhkan dana modal tambahan secara mendesak. 5.5.4.2 Kebijakan Pembagian Hasil Keuntungan Usaha Berdasarkan kesepakatan dengan para pemilik ABG, keuntungan hasil usaha akan dipergunakan 100% untuk memenuhi segala kebutuhan dan pengembahan bisnis pada masa 1 bulan awal setelah pembukaan bisnis. Pada paruh pertama tahun kedua, barulah akan diterapkan sistem laba

114

ditahan sebesar 60% dari keuntungan, sedangkan 40% sisanya dibagikan kepada para pemilik sesuai dengan besar penanaman modal. Karena setiap pemilik memberikan dana investasi dengan jumlah yang sama, maka hasil keuntungan usaha pun akan dibagikan kepada 5 orang pemilik dengan jumlah yang sama pula. Pembagian hasil usaha tersebut akan dilakukan di setiap awal bulan setelah perhitungan profit selesai dilakukan. Untuk kompensasi karyawan, ABG menerapkan sistem jumlah gaji yang tetap sehingga besar keuntungan tidak berpengaruh pada gaji yang diberikan untuk karyawan. 5.5.5 Proyeksi Laporan Keuangan Membuat proyeksi laporan keuangan akan memudahkan suatu usaha untuk mengubah tujuan dari bisnis menjadi suatu pencapaian nyata. Komponen ini menjadi penting karena dapat memperkirakan profitabilitas dan kondisi keuangan suatu bisnis untuk masa mendatang (Zimmerer, 2008). Berikut ini adalah proyeksi laporan keuangan untuk satu tahun kedepan dari bisnis ABG: 5.5.5.1 Asumsi Penyusunan Proyeksi Laporan Keuangan Asumsi-asumsi yang ada dalam proses penyusunan proyeksi jangka pendek laporan keuangan dari ABG, adalah sebagai berikut: 1. Proyeksi dilakukan untuk jangka waktu satu tahun mulai dari bulan Februari 2017 – Januari 2018. 2. Dalam satu bulan (30 hari) terdapat 28 hari efektif kerja dan 2 hari libur.

115

3. Pengeluaran lain-lain diperkirakan sebesar 1% dari total penjualan. 4. Biaya gaji karyawan disesuaikan dengan jumlah anggaran SDM (32.6% dari fixed expenses) sebesar Rp18.000.000 dalam satu tahun. 5. Biaya marketing disesuaikan dengan jumlah anggaran bagian marketing (8.4% dari fixed expenses) sebesar Rp4.656.724 dalam satu tahun. 6. COGS secara rata-rata adalah sebesar 44% dari penjualan 7. Kebijakan persediaan menggunakan perhitungan metode EOQ (Economic Order Quantity), dimana jumlah bahan baku tiap bulan merupakan 12% dari perkiraan penjualan bulan berikutnya ditambah dengan inventory cushion sebesar Rp250,000. 8. Kebijakan kas minimum menggunakan perhitungan Miller-Orr Model dimana jumlah kas minimum tiap bulan adalah Rp3,021,057 dengan jumlah kas awal sebesar Rp10,168,935. 5.5.5.2 Pro-forma Laporan Neraca Pro-forma neraca adalah sebuah laporan yang berisi komposisi aset, hutang dan modal pada saat belum berjalannya sebuah bisnis. Angka kas berasal dari working capital saat investasi awal dan terdapat pula hutang sebesar Rp17.556.715 untuk membeli aset sebuah oven rotisserie. Ada pula inventory awal sebesar Rp3.500.000 untuk membeli bahan baku awal sebelum pembukaan usaha. Berikut ini adalah Tabel pro-forma laporan neraca dari bisnis ABG:

116

Tabel 5.27. Pro-Forma Laporan Neraca Ayam Barbecue Gue (ABG) Initial Balance Sheet As of 8 Feb 2017 In IDR ASSETS Current Assets Cash Accounts Receivable Inventory Total Current Assets Property, Plant and Equipment Gross property, plant and equipment Accumulated depreciation Net Book Value - PPE Total Assets



LIABILITIES AND EQUITY Current Liabilities Accounts Payable 17,556,715 Accrued Wages 0 Total Current Liabilities 17,556,715





10,168,935 0 3,500,000 13,668,935



37,387,780 0 37,387,780 Owner's Equity 51,056,715 Total Liabilities and Equity

33,500,000 51,056,715

5.5.5.3 Proyeksi Laporan Laba Rugi Satu Tahun Kedepan Laporan laba rugi adalah laporan yang berisi pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan bersih untuk periode waktu yang spesifik. (Weygant, 2012). Berikut ini adalah tabel proyeksi laporan laba rugi satu tahun ke depan bisnis ABG yang dimulai pada bulan Februari 2017 dan berakhir pada bulan Januari 2018. Ada pula persentase dari setiap komponen untuk bisa melihat dengan lebih mudah komposisi biaya variabel dan biaya tetap yang ada. Dengan membuat laporan laba rugi, ABG dapat memproyeksikan besar pendapatan bersih yang didapat selama satu tahun beroperasi.

117

Tabel 5.28. Proyeksi Laba Rugi 1 Tahun ke Depan *A&2BC&$#"D%"BE%"BF*CEG ;$5H"D)"IBJ.D52"B1)&)"2".)0 !5$B9K"B;"$'5IB3LB!"#MN>O-&.MNP J.BJ8< !"#$%&$' &'()*'+++ -'(0*'/++ ,'+.)'.++

(&$") &'**,'&*+ -'-.,'+)+ ,'.-+'00+

*+$', &')-.',// -',)+'.)* ,',,.'()-

("' /'-.)'((. -'00,'/+) ,'00,'-+-

-%.' /'&,*'*0& -'/,/'+*+ ,'/)&'*(/

-%,' )'(/.'/,0 ,'+,+',*. *'(,.'-),

*/%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -&.%&$' 939*: ;<=1=69*1= )'0,(')// (+'(.,'+// (+'0-+'.). (('(0('/+& (('&()'/)& (.'-+*'/). ((,'*.-'&.* (++1+ ,'.,.',&* ,',*,'*)) ,'0&&'-./ ,')(('()* *'(*0'&** *')*0'+*. *+')-('/)/ ,,1* *'-))'*(- *'00)',/) *')*.')0- 0'.*+'0(. 0'*0-'(,. 0'-,)'/,+ 0-'*)('/.& **1*

+ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

&*'*,/ -(('+&. --.'&,/ ,',+0'/0&

/-'.)( *(('+&. --.'&,/ ,'0(,'0((

/&',*0 )0('+&. --.'&,/ *'+0/'&&*

)('/./ 0+('+&. --.'&,/ ,'&(-'(,/

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++ .++'+++ )0',.+ )*('+&. --.'&,/ *'.0&'&,+

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

&(')*+ .0('+&. --.'&,/ .'/*-'.&+

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++ .++'+++ &)'-.* -/'++. --.'&,/ ,'--&'*&*

(+('.,( )*('+&. --.'&,/ *'+&.'*0(

(+0'-+-/'++. --.'&,/ ,'(0,'**-

N=E3O$5P93O5>?$9"@3=%

('(&*')-+

Q(&0'.+&

(+,'0(/

,)'0).

Q(&('.*/

,.)'.,0

(-('&&,

*)0')./

555N=4$9$%45AB?$=%$ R$45N=E3O$

+ ('(&*')-+

+ Q(&0'.+&

+ (+,'0(/

+ ,)'0).

+ Q(&('.*/

+ ,.)'.,0

+ (-('&&,

+ *)0')./

!"#$% 23%453657338%5!3#8 793%%5:"9;<= >?$9"@=;5AB?$=%$% 555C";$%5$B?$=%$% 555DEE9F$85$B$EF@G$5"##3H"=E$ 555I$=4 555I5J5K5$B?$=%$% 555:<%E$##"=$3F%5$B?$=%$% 555:"9L$@=;5$B?$=%$ 555K$?9$E<"@3= M34"#5>?$9"@=;5AB?$=%

%$-'+++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

((('0(/ (('+&. *-.'*0) ,'-,.'&*)

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++ .++'+++ ((&'()) (('+&. *-.'*0) ,'*,/'-,+

(-*'-0* (('+&. *-.'*0) *'/00'*+0

(/'+++'+++ .+'.*+'+++ 0'+++'+++ 0++'+++ ('(*&'*,,'0*0'&., ,'*).',-* **'.*0'&+.

-.10 -010 (+1) (1( .1( /1, /1(++1+

('&//',((

(')+&'/*-

.'+(,'/+-

,/-'--*

/'--*'(.,

&1-

+ ('&//',((

+ (')+&'/*-

+ .'+(,'/+-

+ ,/-'--*

/'--*'(.,

>?@



118

Dari Tabel proyeksi laba rugi diatas, dapat dilihat bahwa dalam jangka waktu satu tahun, dengan proyeksi penjualan di tiap bulannya mengalami kenaikan sebesar 5 persen, diperkirakan ABG akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp8.335.124 atau sekitar 7.3% pada awal tahun mendatang dari besar total penjualan. Hal ini disebabkan karena adanya komponen beban operasional yang memiliki porsi cukup besar antara lain gaji karyawan sebesar 32.6% serta gaji bagi eksekutif yang berjumlah 36.6% dari total biaya operasional. Presentase margin kotor yang didapat setelah dikurangi dengan COGS adalah sebesar 55.5%. 5.5.5.4 Proyeksi Laporan Arus Kas Satu Tahun ke Depan Laporan yang menunjukkan antisipasi arus kas yang terdiri atas 3 bagian yaitu cash receipt, cash disbursement, dan financing (Weygandt, 2012). Dengan memperhitungkan kas masuk yang berasal dari penjualan dan dikurangi dengan kas yang keluar untuk membiayai berbagai kebutuhan usaha seperti persediaan, sewa, riset, marketing, dan cicilan oven rottiserie didapatkan jumlah proyeksi kas akhir tiap bulannya. Berikut ini adalah tabel proyeksi arus kas untuk satu tahun ke depan dari ABG.

119

Tabel 5.29. Proyeksi Arus Kas Satu Tahun ke Depan *V&2;O&$#"=%";W%";X*OWY Q$5R"=)"@;9&0:;!,5S !5$;>:";Q"$'5@;3?;!"#TBCU-&.TBJ P.;P8< !"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -./-01/234 -4/5.1/463 -4/2--/-2. -0/327/320 -0/1-0/720 -5/.-0/561 -5/1-4/.52 -1/3-3/-13 -2/753/44. 7-/677/307 73/115/761

!"#$%%$%#&'()*&!(+(%," 9&0:;<"="'+)0 &&&'8++",98%&:;8<&'=)>8<";) 5/-24/... 5/446/54. 5/237/611 1/372/--7 1/564/405 2/-17/160 2/06-/211 -./-76/.11 -./03./727 --/-0-/1.5 --/5-2/125 >5)&,;=&0:;&7&',&#,";?5$;.""@0;#"?5$";A.&.='./ BCDEFEDGEH IEDIFEDIGE IEDJKEDFCJ IKDCIBDHLJ IHDHFBDJFK IFDBGGDHGK ICDKHCDLFC IJDKECDICB IGDGLEDJKI EIDHJKDBFJ EHDFLCDBKK 9&0:;8'0#%$0"2".) &&&?%@"%>8;A 177/35. 3/302/6-2 3/435/112 3/5-6/516 3/2../473 6/.24/462 6/3../375 6/4-4/363 6/56-/--. 6/251/-00 &&&B(#")&"CD"%)" . -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... &&&E$),"++(%"8=)&FCD"%)" 5-/24. 54/461 52/374 13/7215/640 2-/171 20/67. -.-/76-.0/3.3 ---/0-1 &&&E(;G"9%#&"CD"%)" 70-/.57 3--/.57 31/..7 4--/.57 20-/.57 0.-/.57 24-/.57 24-/.57 31/..7 --/.57 &&&H"%>&"CD"%)" 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... &&&H&I&J&"CD"%)" 7../... 7../... &&&KD";(9%#&"CD"%)"&L&D(A$%#&;8M)";$"&D(A(N+"O -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 >5)&,;8'0#%$0"2".) BDFHHDEGI CDEHIDBLE CDKHBDIJB CDGLHDIBI JDHKHDBBF JDEJKDHBH GDBKEDJJK GDBFEDCIB JDKJBDKJL JDFGFDGIB &&&E$%$<=<&'()*&!(+(%,"&J")$;"P 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 &&&Q8>(+&'()*&R""P"P KDFCFDKKG BLDECEDBFL BLDKCIDEEJ BLDGIFDIFG BBDHFFDBCI BBDKLHDHCB BIDBFKDGKL BIDBJKDCCJ BBDHLIDHEC BBDCBCDGCC &&&FC,"))&8:&Q8>(+&'()* -7/015/610 -7/12./-33 -3/35-/36. -3/524/732 -3/224/02- -6/526/.77 -4/727/-75 -0/747/623 -1/6.-/3.4 7./100/-2!'.&.='./ &&&R"S&!8;;8S$%# . . . . . . . . . . &&&H"D(A<"%>) . . . . . . . . . . &&&T8(%&!(+(%," . . . . . . . . . . &&&?%>";")> . . . . . . . . . . >5)&,;MN"=)0;5?;!'.&.='./ . . . . . . . . . . & M.@'./;9&0:;O&,&.=" BHDCLJDHKE BHDGBBDBGL BFDEGIDEGF BFDJBFDIGF BCDLBFDCKJ BCDJBHDLCG BJDEBEDBJE BGDICEDHHL IBDKIIDEFI IEDJJCDIKJ

-&.%&$' 70/644/536 -7/3.4/127 EJDCFBDFIF

4/775/.56 -/4../... --5/-22 --/.57 4../... 7../... -/420/.04 GDBHBDKBL 3/.7-/.45 BIDBCIDKFC 73/636/051

-/420/.04 BBDEKFDIIK 3/.7-/.45 BKDEFCDIJB 76/326/364

. . . . .

. . . . .

IFDKHHDCEK

ICDKBHDKLI

120

0/-.3/577 3/.../... -34/304 --/.57 4../...

Dari tabel proyeksi laporan arus kas, dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu satu tahun, diproyeksikan kas akhir akan berjumlah sebesar Rp27,415,402. Pada bagian pengeluaran kas terdapat berbagai beban salah satunya adalah adanya beban pembayaran oven rottiserie yang akan berakhir pada Januari 2018, disamping itu ada pula beban riset yang dilaksanakan setiap 4 bulan sekali untuk menambah inovasi menu usaha. Diproyeksikan dana untuk membiayai kegiatan riset pengembangan produk adalah sebesar Rp200.000. 5.5.5.5 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun ke Depan





Laporan neraca adalah laporan mengenai

komposisi aset, hutang dan modal usaha (Weygandt, 2012). Komposisi aset terdiri dari kas yang didapatkan dari kas akhir di laporan arus kas, dan juga persediaan pada current assets. Depresiasi di tiap bulan juga diakumulasi untuk setiap bulannya pada aset tetap. Utang usaha juga berkurang pada setiap bulannya karena pembayaran cicilan oven rotisserie yang berakhir pada Januari 2018. Gaji eksekutif juga bertambah di tiap bulannya dengan jumlah gaji eksekutif sebesar Rp1.687.500. Total equity berasal dari investasi awal sebesar Rp33.500.000 dan juga laba ditahan yang berasal dari pendapatan atau kerugian bersih laporan laba rugi. Berikut ini adalah Tabel proyeksi laporan neraca dari ABG untuk 1 tahun ke depan:

121

Tabel 5.30 Proyeksi Neraca Satu Tahun ke Depan *P&2:J&$#"Q%":R%":S*JRT U$5V"Q)"H:J&,&.Q":1W"")0 U"$'5H:!"#X? ;5)&,:9%$$".):*00")0

(&$")

*+$',

("'

-%.'

-%,'

*/%0)%0

1"+)"2#"$

34)5#"$

657"2#"$

8"0"2#"$

-&.%&$'

&'()*+(',- &'(.&&(&.* &/(-.0(-./ &/(+&/(0./ * * * * &(&'/(')* &(0*&(+.. &(0,.(,.- &(0..(,/+ <=>?=@><<C?D =E<>?DC <<@>B=E

&)(*&/(),+ &)(+&'(*). * * &(-'&(.,0 &(,*)(*-. A=?>=?D FFF><
&+(-&-(&+* &(,/,(+.& BB?>CBE

&.(0)-(''* * &('0'(/-' FC>BDD>
0&(,00(-/0 0-(++)(0,+ * * &('+.(,&) &(/'/(-++ FA>C<<>BBD F@>@EA>=A@

0/(,''()-, 0)(,&'(,*0 * * &()0/()*) &(+),(-)+ F?>EE< FD>F?D>B?C

@<#5!AB49CD856(!E9F64>8$!#5G!H6%8>$-)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* I8$$!J!1224D4<#68G!K8C>829#L35 --0(),+ //'(,.' ..+(0,- &(--*(..& 6"):!'G"H:*00")0:I:J554:K&,%" -)(*''(*-0 -/()00(0+' -/(-+.('-) -/(*'/()+.

-)(-+)()+* -)(-+)()+* &(//-()-+ &(../(,+/ -'()0,(*,0 -'(-.&(0.,

-)(-+)()+* 0(-0.(0-, -'(*'+(',/

-)(-+)()+* 0(//&(.+0 -,()0'().+

-)(-+)()+* -)(-+)()+* 0(..,()0. -('0)(0.+ -,(-.-(*'& --(+/*(,+0

-)(-+)()+* -)(-+)()+* ,(*'.(+/) ,('.0(,-' --(-0)(.&- -0().'(-,'

;5)&,:*00")0

@A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E>@@A

@E>CDF>BA< @E>=
E<<

@E>?A=>=FC

@@>@FE>D?E

@B>ECE>?FD @D>ECE><
=<>@A@@ =F>C?@>
9%$$".):L'&#','M"0 !!!1223456$!@#?#;<8 !!!122>48G!M#N8$!@#?#;<8 !!!I3#5 ;5)&,:9%$$".):L'&#','M"0

&)(''/()&' &'(./*(/'* &,(-/,('+' &0()/+('0* &(/+)('** -(-)'(*** '(*/0('** /()'*(*** * * * * FEE>F<@ AA@>=@C EFB>C?@ @@FC

&&(&)0(,'' .(')/(-.* +(,-)('** &*(&0'(*** * * =CD>D@@ BC<>ADC

)(.+*(-0' &&(+&0('** * BDF>?F@

/(-+,(0/* &-('**(*** * ??E>F=C

,()++(&.' -(&.0(&-* &'(&+)('** &/(+)'(*** * * DB@>=D@ FC>C=B>
&('./(*/' * &+('/0('** 0*(0'*(*** * * FC rel="nofollow"><@?>@=@ FC>F@C>CCC

HO58>P$!AB496? !!AB496? !!786#958G!A#>595N$ Q36#P$!AB496?

--('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** &(&)'(.-* ...()0- &(&*,(-,0 &(&',(*-AE>=B@>DAC AE>EDD>BFA AE>=CE>AEF AE>=@E>CAA

--('**(*** --('**(*** .+0())/ &(,&0(*0& AE>E?F>BB= AE>DCF<

--('**(*** &(',-().' A@>CEA>BD@

--('**(*** 0(&,*()0, A@>=EC>BFE

--('**(*** --('**(*** -(.0.(&-, '(+-/(.+) AB>EFD>AA=>D?B

--('**(*** --('**(*** )(+'&().* +(--'(&0, E<>A@<>BDC E<>?A@>
;5)&,:L'&#','M"0:&.H:NO%')P

@A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E>@@A

@E>CDF>BA< @E>=
E<<

@E>?A=>=FC

@@>@FE>D?E

@B>ECE>?FD @D>ECE><
=<>@A@@ =F>C?@>
122

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dalam jangka waktu satu tahun pertambahan aset hingga bulan Januari 2018 mencapai Rp8,164,979 dengan total aset sebesar Rp62,085,124 di Januari 2018. Beban accrued wages untuk para eksekutif dicatat mulai bulan Februari namun baru akan mulai dibayar pada bulan Juni mengingat dana pada awal usaha masih digunakan seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan usaha. 5.5.6 Analisis Risiko Subbab ini menjelaskan mengenai resiko-resiko yang mungkin terjadi selama bisnis dijalankan. 5.5.6.1 Identifikasi Potensi Risiko Berikut adalah penjabaran potensi resiko yang mungkin terjadi pada bisnis ABG: Tabel 5.31. Identifikasi Potensi Resiko ABG No.

Potensi Resiko

Penjelasan

1. Penjualan tidak mencapai

Penjualan selama 1 tahun kedepan

Rp114,000,000 dalam

tidak sesuai dengan proyeksi yang

setahun.

sudah ditetapkan.

Harga daging ayam naik

Harga penjualan ayam tidak stabil

menjadi lebih tinggi dari

dan berubah-ubah dan melebihi

Rp30,000/ekor

harga toleransi untuk pembelian

2.

daging ayam, yaitu sebesar Rp30,000. 3.

Uang kas kurang dari

Uang kas yang tersisa kurang dari

Rp3,000,000

kebijakan kas minimum, yaitu sebesar Rp3,000,000.



123



Penjualan merupakan salah satu kegiatan utama untuk

menghasilkan keuntungan bagi setiap perusahaan sehingga, dari hal ini ABG menempatkan target penjualan selama 1 tahun kedepan sebesar Rp114,000,000. Penjualan ini ditetapkan sebesar nominal di atas berdasarkan proyeksi penjualan yang sudah dibuat (asumsi terjual sekitar 4 ekor per hari). Bahan baku yang paling penting dalam produksi ABG adalah daging ayam, oleh karena itu kelompok menetapkan harga toleransi untuk pembelian daging ayam adalah sebesar Rp30,000. Uang kas minimum yang terdapat dalam ABG adalah sebesar Rp3,000,000. Nominal tersebut ditetapkan karena merupakan biaya operasional untuk gaji karyawan dan pembelian bahan baku ABG selama 2 minggu. 5.5.6.2 Mitigasi Resiko Berikut adalah penjelasan mengenai mitigasi resiko yang mungkin terjadi dalam ABG serta langkah yang akan dilakukan: Tabel 5.32. Mitigasi Usaha No. 1.

Potensi Risiko

Langkah Korektif (ini yang dimaksud Mitigasi)

Penjualan tidak mencapai Melakukan pembukaan Rp114,000,000 dalam

cabang baru di daerah sekitar

setahun.

target market (BSD, Alam Sutera, dan Karawaci).

2.

Harga daging ayam naik

Membuat perjanjian

menjadi lebih tinggi dari

kesepakatan harga tetap

Rp30,000/ekor

dengan pemasok ayam.

124

Tabel 5.32. Mitigasi Usaha “Lanjutan”

No.



Potensi Risiko

3.

Langkah Korektif (ini yang dimaksud Mitigasi)

Uang kas kurang dari

Pemegang saham akan

Rp3,000,000

melakukan pinjaman dana



pribadi pemegang saham, agar



uang kas yang tersisa bisa

lebih dari Rp3,000,000

J Jika penjualan ABG tidak mencapai Rp114.000.000 dalam setahun, maka kelompok sepakat untuk melakukan ekspansi atau pembukaan cabang baru di sekitar daerah target market yang telah ditetapkan (BSD, Alam Sutera, dan Karawaci). Hal ini dilakukan guna untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan dan memperbaiki keuangan ABG yang masih belum mencapai target. Pemilihan lokasi akan dilakukan dengan melakukan riset dan observasi secara langsung guna mendapat lokasi yang tepat untuk meningkatkan penjualan. Mengingat harga daging ayam yang fluktuatif, ABG akan melakukan kerjasama kontrak dengan peternak ayam di daerah Tangerang agar memudahkan dalam pengiriman daging ayam. Kemudian, untuk mencegah kekurangan dana ketika operasional dengan minimum Rp3,000,000 (penjelasan mengenai angka ini bisa dilihat pada bagian 5.5.2.1). ABG akan melakukan pinjaman dana pribadi dari para pemegang saham apabila uang kas yang tersisa kurang dari ketentuan kas minimum.

125

BAB VI KEGIATAN REALISASI PROYEK BISNIS 6.1

Laporan Kegiatan Peluncuran Bisnis Kegiatan grand launching ABG dilaksanakan pada 28 Maret 2017 di kios ABG yang berlokasi di Kios CC no 19, Pasar Modern Paramount Gading Serpong. Acara ini dimulai pada pukul 17.30 yang diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh para pemilik ABG dan pemberian kata sambutan dan ucapan terima kasih kepada seluruh kerabat dan tamu undangan yang menghadiri kegiatan grand launching ABG. Untuk meresmikan kios ABG, para pendiri ABG melakukan proses pemotongan tumpeng yang selanjutnya diikuti dengan sesi foto bersama. Kegiatan grand launching ini dihadiri oleh kerabat dekat dan tamu undangan yang berjumlah sekitar 20 orang. ABG juga tidak menutup konsumen luar untuk menghadiri kegiatan grand launching tersebut. Selanjutnya, para pemilik ABG membagikan nasi tumpeng serta menyajikan produk ayam panggang dan juga hidangan pendamping khas ABG kepada seluruh partisipan yang mengunjungi perayaan peluncuran produk ABG. Setelah menjalani bisnis selama lima bulan, target penjualan yang telah ditetapkan ABG sebelumnya yaitu sebesar Rp114.000.000 belum tercapai dan masih terdapat gap yang cukup besar yaitu sebesar 10%, dimana total penjualan yang didapat selama 5 bulan beroperasi selama di Pasar Modern GS (Februari 2017-Juni 2017) hanya mencapai Rp 36,228,000 dan masih perlu mengejar kekurangan dari penjualan yaitu sebesar Rp11.272.000. Maka dari itu, untuk mengejar kekurangan dari target penjualan ini, ABG melakukan pembukaan cabang baru di Pasar Modern BSD dengan melakukan kerjasama bersama warung tenda Pockeat pada tanggal 1 Juli 2017 guna untuk mengejar kembali target penjualan yang masih tertinggal.



126

6.2

Analisis Gap Rencana dan Realisasi Setelah mengetahui rencana setiap divisi yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Berikutnya pada subbab ini akan dijelaskan mengenai analisa gap yang terjadi pada setiap divisi dengan realisasi yang terjadi. 6.2.1 Rencana dan Realisasi Strategi Pemasaran Di dalam melakukan implementasi terhadap kegiatan pemasaran, terdapat beberapa rencana yang sudah berjalan sesuai dengan target yang telah ditentukan namun, ada juga beberapa rencana yang harus dihentikan seperti pemberian tester kepada konsumen (penjelasan akan dijabarkan di bawah tabel 6.1.). Implementasi dari keseluruhan rencana pemasaran akan berdampak terhadap penjualan walaupun, ada yang berdampak secara langsung dan tidak langsung seperti brand awareness produk ABG. Rencana yang dijabarkan ini telah dilaksanakan ABG selama enam bulan beroperasi. Rencana pemasaran juga mendapatkan beberapa tambahan dikarenakan ABG melakukan penambahan cabang baru yang berlokasi di Pasar Modern BSD agar dapat memberikan informasi kepada konsumen mengenai hal tersebut. Berikut ini adalah penjelasan mengenai rencana

dan

realisasi

sasaran

pada

divisi

pemasaran.

127

Tabel 6.1. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG No. 1.

Keterangan Visualisasi produk ABG.

Rencana Photoshoot produk pada Maret 2017.

2.

Target penjualan meningkat sebesar 5% pada Maret 2017.

Pemberian tester dan brosur kepada Terlaksana pada Februari-Maret 2017. konsumen setiap 1 bulan sekali.

3.

Target penjualan meningkat sebesar 5% pada April 2017.

Pengenalan produk pada Grab Food pada April 2017. Promo gratis potato wedges balado pada April dan Oktober 2017.

4.

Peningkatan brand awareness di media sosial: Instagram.

Iklan di Instagram pada Mei-Juni 2017.

5.

Branding ABG kepada konsumen.

Penaruhan stiker logo ABG di setiap packaging untuk jasa katering pada Mei 2017.

Realisasi Terlaksana pada 6 Maret 2017.

Terlaksana pada 3 April 2017 dan berlaku seterusnya. Kontribusi penjualan produk sebesar 3% dari total peningkatan penjualan. Terlaksana pada 7-14 April 2017 dan akan berlaku saat Oktober 2017. Kontribusi penjualan sebesar 1% dari total peningkatan penjualan. Terlaksana pada 31 Mei 2017 dan berlaku hingga 4 minggu.

Analisa Gap - (Kegiatan tidak dilanjutkan). Masih ada perbedaan dari total sales target sebesar 17%. Masih ada perbedaan dari total sales target sebesar 18%. -

Terlaksana pada 18 Mei 2017.

-

128

Tabel 6.1. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG “Lanjutan” No. 6.

7.

Keterangan

Rencana

Target penjualan meningkat sebesar 5% pada Mei 2017.

Penjualan dengan Grab food.

Target penjualan meningkat sebesar 5% pada Juni 2017.

Promo gratis pudding selama Juni 2017 dan jasa kateting.

Pengenalan jasa catering pada Mei 2017.

Penjualan dengan Grab Food. Pengenalan produk pada Go-Food pada Juni 2017.

Realisasi

Analisa Gap Terlaksana dan memberikan kontribusi Masih ada sebesar 7% dari total peningkatan penjualan. perbedaan dari total sales Terlaksana pada 18 Mei 2017 dan memberikan kontribusi sebesar 11% dari total target sebesar 8%. peningkatan penjualan. Terlaksana pada 7 Juni 2017 (pudding). Kontribusi total sebesar 16% dari total peningkatan penjualan. Kontribusi sebesar 5% dari total peningkatan - penjualan. Terlaksana pada 7 Juni 2017. Kontribusi sebesar 6% dari tota peningkatan penjualan.

Pada kegiatan pemberian tester kepada konsumen yang dimana pada awalnya berencana dilakukan setiap bulan harus dihentikan pada bulan Maret 2017 karena, terbukti bahwa kegiatan tersebut tidak efektif untuk dapat mengajak konsumen datang ke kios ABG yang berada dibelakang. Konsumen merasa segan, sehingga tidak ingin mencobai produk ABG. Oleh karena itu, kegiatan tersebut hanya berlaku dari bulan Februari-Maret 2017. Untuk bulan Februari 2017 hingga Maret 2017 masih terdapat gap terhadap target dengan penjualan namun, untuk bulan Mei 2017 terjadi peningkatan sebesar 18% karena terdapat pesanan katering dengan total kontribusi sebesar 11% (total penerimaan katering sebanyak 37 paket sebesar Rp 842,160 dan 7% dari total peningkatan penjualan secara online. Untuk bulan Juni 2017, ABG berhasil untuk mencapai target penjualan yang ditetapkan dengan perolehan penjualan Rp

129

9,783,000 (peningkatan sebesar 27%: 11% dari Grab Food dan Go-Food; 14% dari jasa katering dengan pudding; 2% dari penjualan di kios dengan pudding). Tabel 6.2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG di Pasar Modern BSD No. 1.

Keterangan Target penjualan meningkat sebesar 40% pada bulan Juli 2017.

Rencana Promo voucher diskon sebesar 10% untuk meningkatkan loyalitas konsumen. Promo diskon 20% untuk pembelian kedua yang hanya berlaku di Pasar Modern BSD. Pembuatan x-banner dan brosur untuk penjualan di Pasar Modern BSD. Penjualan offline (jasa katering dan kios). Penjualan dengan Grab Food. Penjualan dengan Go-Food.

Realisasi

Analisa Gap

Terlaksana sejak 1 July 2017.

-

Terlaksana pada 1 July 2017 dan berlaku selama 2 minggu.

-

Terlaksana pada 1 July 2017.

-

Kontribusi sebesar 47% dari total peningkatan penjualan untuk dua tempat: GS, BSD, dan katering. Kontribusi sebesar 6% dari total peningkatan penjualan. Kontribusi sebesar 4%% dari total peningkatan penjualan.

-

Untuk bulan Juli 2017, penjualan yang didapat adalah Rp 15,272,000 dan ABG berhasil untuk mencapai target yang sudah ditetapkan dengan peningkatan penjualan adalah sebesar 57% dari bulan sebelumnya (47%: 25% dari penjualan di

130

Pasar Modern BSD, 13% dari penjualan jasa katering, dan 9% dari penjualan di Pasar Modern GS; 10% dari Grab dan GoFood). Setelah melakukan pembukaan cabang ke-2, total keseluruhan penjualan yang didapat setelah 6 bulan beroperasi adalah Rp 51,500,000, dan berdasarkan hasil penjualan ini, ABG dapat kembali mengejar target yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah foto endorsement dari Tangerang Food Story dan hasil dari Instagram Ads:

Gambar 6.1 Endorsement Tangerang Food Story

131



Gambar 6.2 Hasil Instagram Ads 6.2.2 Rencana dan Realisasi Strategi Operasi Setelah menjalankan bisnis ABG selama enam bulan, terdapat rencana-rencana dalam divisi operasi yang sudah berhasil direalisasikan. Berikut adalah penjelasan mengenai rencana dan realisasi sasaran pada divisi operasi. Tabel 6.3. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan Operasi ABG No.

Keterangan

Rencana

1.

Pengembangan Produk

Melakukan pengembangan produk setiap 4 bulan sekali

2.

Konsistensi dan Kualitas Produk

Menjaga konsistensi dan meningkatkan kualitas produk dengan menanyakan feedback pada

Analisa Gap -

Realisasi Tercapai, divisi operasi berhasil melakukan pengembangan produk pada Bulan April dan mendapatkan 4 menu baru makanan pendamping. Tercapai, divisi operasi bekerjasama dengan divisi marketing untuk menanyakan serta mengelolah feedback konsumen yang ditanya secara

-

132

Tabel 6.3. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan Operasi ABG “Lanjutan” No.

3.

Keterangan

Pemasok

Rencana

Realisasi

konsumen secara langsung dan mengisi form kualitas bahan baku setiap harinya. Melakukan riset pemasok bahan baku setiap 3 bulan sekali

langsung serta setiap anggota yang bertugas pada saat itu telah mengisi form kualitas bahan baku setiap harinya. Tercapai, divisi operasi telah melakukan riset terhadap pemasok pada Bulan Desember, Maret, Juni.

Analisa Gap

Secara keseluruhan divisi operasi telah berhasil merealisasikan semua rencana yang telah disebutkan pada subbab 5.3. Pertama, pengembangan produk telah dilakukan pada Bulan April dengan dana sebesar Rp 137,000 yang pendanaannya akan dirinci pada Tabel 6.3. dan menghasilkan 4 menu pendamping baru antara lain nasi daun jeruk, pasta rawit kemangi, mashed potato daun jeruk, potato wedges balado. Kedua, dalam menjaga konsistensi dan kualitas produk ABG telah terealisasi dengan baik yang dapat dilihat pada gambar 6.4., namun dalam merealisasikan rencana tersebut, terdapat kendala yang harus dihadapi, seperti: karyawan ABG tidak menaati dan menjalankan produksi sesuai dengan SOP yang telah dibuat. Hal ini dapat menurunkan kualitas makanan yang akan disajikan kepada konsumen, dimana akan berakibat tujuan dan sasaran divisi operasi pada tahun pertama tidak tercapai. Ketiga, dalam menjaga kualitas bahan baku yang diterima, divisi operasi telah melakukan riset terhadap pemasok setiap tiga bulan sekali serta melakukan kontrol bahan baku yang diterima sebelum dimasukan ke dalam tempat penyimpanan. Berikut

133

-

adalah penjabaran biaya pengembangan produk pada bulan April. Tabel 6.4. Biaya Pengembangan Produk Div.Operasi No.

Produk

Biaya

1.

Spagetti

Rp20,000

2.

Daun Jeruk

Rp3,000

3.

Daun Kemangi

Rp3,000

4.

Daun Salam

Rp3,000

5.

Serai

Rp3,000

6.

Bawang Merah dan Bawang

Rp20,000

Putih 7.

Cabai Rawit dan Cabai Keriting

Rp30,000

8.

Kentang

Rp20,000

9.

Bumbu Balado

Rp25,000

10.

Bumbu Dapur

Rp10,000



Total

Rp137,000

Secara keseluruhan biaya riset dan pengembangan produk pada bulan April adalah Rp137.000. Dimana biaya tersebut adalah untuk membuat 4 menu hidangan pendamping antara lain nasi daun jeruk, pasta rawit kemangi, mashed potato daun jeruk, potato wedges balado. Diantara semua biaya, cabai rawit dan cabai keriting merupakan biaya terbesar dalam biaya riset dan pengembangan produk, hal ini dikarenakan biaya pembelian cabai rawit dan cabai rawit paling mahal. Bahan baku daging ayam tidak dimasukan, hal ini dikarenakan dalam riset

134

dan pengembangan pada bulan April lalu tidak ada perubahan pada ayam panggang yang akan disajikan kepada konsumen

Gambar 6.3 Hasil Penilaian Bahan Baku



135



Gambar 6.3 Hasil Penilaian Bahan Baku “Lanjutan”

Namun setelah penambahan cabang di Pasar Modern BSD, proses operasi terdapat beberapa tambahan antara lain proses distribusi ayam panggang serta menu-menu ABG yang telah dimasak dari Pasar Modern Paramount ke Pasar Modern BSD. Selain itu, terdapat karyawan tambahan yang membantu di Pasar Modern BSD, yaitu Didin yang membantu melayani pelanggan di Pasar Modern BSD. Namun, Yudi tetap membantu dalam proses produksi di Pasar Modern Paramount.

136

6.2.3 Rencana dan Realisasi Strategi Sumber Daya Manusia Setelah beroperasi selama kurang lebih 6 bulan, ABG telah menerapkan strategi SDM yang dimiliki di dalam proses operasional usahanya yang secara lebih detail dijelaskan pada Tabel berikut ini. No. Keterangan 1. Perekrutan Karyawan 2. Orientasi Karyawan Baru 3. Pelatihan Karyawan

4. 5.

Penilaian Karyawan Kompensasi

Tabel 6.5. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan SDM ABG Rencana Merekrut 1 karyawan pada bulan Maret

Realisasi Merekrut 1 karyawan pada bulan Maret Merekrut 1 karyawan pada bulan Juli Melakukan orientasi maksimal 3 hari Program orientasi dilakukan pada hari pertama setelah karyawan direkrut karyawan mulai bekerja Pelatihan marinasi ayam maksimal 1 Pelatihan diberikan pada hari ke 5 karyawan mulai minggu setelah karyawan mulai bekerja bekerja Pelatihan memanggang ayam maksimal 1 Pelatihan diberikan pada hari pertama karyawan minggu setelah karyawan mulai bekerja bekerja Pelatihan membuat sambal maksimal 1 Pelatihan diberikan pada hari kedua karyawan mulai minggu setelah karyawan mulai bekerja bekerja Penilaian diberikan setiap 6 bulan sekali Penilaian kinerja belum dilakukan Kompensasi gaji karyawan sebesar Rp3,000,000 dan uang insentif sebesar Rp100,000

Gaji yang diberikan kepada karyawan sebesar Rp1,400,000 dan insentif sebesar Rp100,000 setiap bulannya.

Analisa Gap - - - - - Belum ada penilaian Beberapa kali karyawan tidak masuk kerja sehingga tidak mendapatkan insentif bulanan.



137

Tabel 6.5. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan SDM ABG “Lanjutan” No. Keterangan

6.

Peraturan Perusahaan

Rencana Tunjangan eksekutif sebesar 337,500 / per orang / per bulan

Realisasi Biaya untuk tunjangan eksekutif dilakukan pencatatan sejak Februari 2017 dan mulai dibayarkan pada bulan Juni dan Juli, namun baru dibayarkan sebesar Rp1,000,000 Seluruh personel ABG mematuhi seluruh Penerapan peraturan usaha sudah terlaksanakan peraturan perusahaan dengan baik oleh seluruh personel ABG, namun mengenai kedisiplinan waktu, beberapa kali karyawan masih datang terlambat melebihi batas toleransi dan juga mengenai kedisiplinan penerapan SOP.

Analisa Gap Sisa hutang dibayarkan pada bulan berikutnya Ketidak disiplinan terhadap waktu masuk kerja

Perekrutan karyawan ABG sudah berjalan sesuai dengan rencana, proses perekrutan dilakukan berdasarkan SOP rekrutmen yang telah di buat pada bab 5. Selama 6 bulan berjalannya bisnis, ABG melakukan perekrutan berdasarkan referensi dari kerabat, sehingga ABG tidak perlu memasang iklan pada platform pencarian kerja. ABG memiliki 1 orang karyawan produksi yang direkrut pada bulan Maret 2017, kemudian ABG melakukan perekrutan kembali pada bulan Juli 2017 dikarenakan baru membuka cabang di Pasar Modern BSD. Tingkat periode pergantian karyawan cukup cepat sehingga ABG sudah berganti karyawan sebanyak 4 kali sejak dibukanya outlet, tetapi dikarenakan mudahnya mencari karyawan pengganti, hal tersebut tidak menjadi suatu masalah. Sementara mengenai hasil evaluasi pelatihan karyawan cukup baik (sudah sesuai dengan standar kualitas) dikarenakan pekerjaan yang dilakukan tidak

138

sulit dan sudah terdapat SOP untuk masing-masing kegiatan operasi, sehingga dalam satu kali pelatihan pekerja dapat secara langsung mengerti dan melakukan pekerjaan tersebut. Berikut adalah hasil pengisian form evaluasi pelatihan, hasil evaluasinya dapat dilihat pada lampiran. Gambar 6.5. Hasil Evaluasi Pelatihan Karyawan

139

Mengenai penilaian kinerja bagi personel ABG dilakukan setiap 6 bulan sekali yang dimulai dari bulan Febuari, sehingga nantinya akan dilakukan penilaian pada bulan Agustus. Pemberian gaji kepada para eksekutif dicatat sejak awal ABG beroperasi yaitu bulan Febuari, namun baru mulai dibayarkan sejak bulan Juni. Pada bulan Juni dibayarkan gaji eksekutif sebesar Rp1.500.000, sementara pada bulan Juli dibayarkan tunjangan sebesar Rp1.500.000, sisa hutang gaji akan dibayarkan sesuai jumlah penjualan yang didapatkan ABG setiap bulannya. Masalah mengenai peraturan perusahaan, beberapa kali karyawan tidak menaati SOP yang telah dibuat, hal ini dapat diatasi dengan adanya pemberian SP karyawan sesuai dengan peraturan yang tertulis pada subbab 5.4.6.3 Selain itu beberapa kali karyawan datang terlambat melebihi batas toleransi, sehingga karyawan diberikan peringatan verbal agar kedepannya tidak mengulang kesalahan tersebut. Dalam melakukan realisasi rencana pada divisi SDM dibutuhkan biaya yang secara jelas dijabarkan pada Tabel di bawah ini. Tabel 6.6. Perbandingan Rencana dan Realisasi Biaya SDM RENCANA

Rp100,000 Rp1,687,500

Rp2,800,000 Rp200,000

Rp100,000 Rp1,687,500

Jan

Rp1,687,500

Rp100,000 Rp1,687,500

Rp1,400,000

Rp100,000 Rp1,687,500

Rp1,400,000

Rp100,000

Rp1,400,000

-

Rp1,687,500

Rp1,400,000

Dec

Rp100,000

Rp1,400,000

Nov

Rp1,687,500

Rp1,400,000

Okt

Rp100,000

Rp1,400,000

Sep

Rp1,687,500

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Ags

Rp100,000

Eksekutif

Jul

Rp1,687,500

Tunjangan

Jun

Rp100,000

Karyawan

Mei

Rp1,687,500

Insentif

-

Apr

Rp100,000

Karyawan

Mar

Rp1,687,500

Gaji Pokok

Feb

Rp1,687,500

Bulan

140

Tabel 6.6. Perbandingan Rencana dan Realisasi Biaya SDM “Lanjutan” RENCANA Bulan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Dec

Jan

Biaya Training

Rp0

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Dec

Jan

-

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp2.050.000

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

-

0

0

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

-

-

-

-

Rp1,500,000

Rp 1,500,000

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

Rp1,687,500

Jun

Rp100,000

Rp1,687,500

Mei

Rp1,400,000

Rp1,687,500

Apr

0

Rp1,687,500

Mar Rp1,400,000

Rp1,687,500

Feb

Rp100,000

Total

Rp1,687,500

Internal

REALISASI Bulan Gaji Pokok Karyawan

Insentif Karyawan

Tunjangan Eksekutif Biaya Training

Rp0

N/A

N/A

Rp3,550,000

Rp2,900,000

Rp1,500,000

Rp1,400,000

Rp1,500,000

Total

-

Internal



141

Setelah pembukaan cabang baru yang terletak di Pasar Modern BSD, karyawan yang dimiliki ABG bertambah sebanyak 1 orang yang bernama Didin. Karyawan tersebut digaji dengan biaya sharing dengan warung tenda Pockeat (tenant yang sudah berdiri), sehingga khusus untuk biaya gaji karyawan yang berada di Pasar Modern BSD akan diberikan kompensasi sebesar Rp750,000 setiap bulannya. Namun khusus untuk bulan Juli 2017 gaji yang diberikan sebesar Rp650,000 dikarenakan adanya potongan biaya gaji yang diberikan oleh Pockeat. Karyawan tersebut memiliki tugas untuk membantu proses produksi, pelayanan, serta pemasangan dan pelepasan tenda ABG dan juga Pockeat di Pasar Modern BSD. Secara keseluruhan divisi SDM telah menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Namun memang masih terdapat beberapa masalah terutama mengenai turn over karyawan yang cukup cepat dan juga penerapan peraturan kedisiplinan. Hal ini dapat diatasi dengan menerapkan perjanjian kerja dan memberikan benefits (tunjangan) lebih kepada karyawan untuk kedepannya serta lebih mensosialisasikan peraturan dan memberikan sanksi pelanggaran. Benefits yang diberikan dapat berupa uang transportasi dan juga tempat tinggal bagi karyawan. Selain itu, besarnya kompensasi yang diberikan kepada karyawan dapat ditingkatkan menjadi UMR (Upah Minimum Regional) yang diperkirakan dapat diwujudkan pada tahun ketiga setelah berjalannya usaha, karena pada tahun tersebut ABG akan menerapkan sistem franchise sehingga diperkirakan pemasukan yang didapatkan akan lebih besar dan dapat digunakan untuk membayar gaji karyawan sebesar UMR kota Tangerang Selatan.

142

6.2.4 Rencana dan Realisasi Strategi Keuangan Subbab ini berisi tentang perbandingan antara rencana dan realisasi dari strategi keuangan bisnis ABG yang terdiri dari tiga bagian yaitu perbandingan rencana dan realisasi laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan neraca. Ketiga laporan ini dapat menggambarkan kondisi keuangan secara umum dari sebuah usaha. Laporan laba rugi dapat menggambarkan pendapatan bersih yang didapat selama ABG beroperasi. Selain itu, laporan arus kas menggambarkan besar pemasukan kas dan pengeluaran kas bulanan dari sebuah usaha. Laporan neraca menggambarkan perbandingan posisi aset, hutang, serta modal dari ABG. Ketiga laporan tersebut nantinya dapat diolah untuk memperoleh perhitungan rasio keuangan yang dapat menggambarkan posisi keuangan dengan lebih mudah. Dari perbandingan rencana dan realisasi, ABG dapat melihat hal yang masih harus ditingkatkan atau sasaran serta rencana yang belum tercapai dengan lebih mudah sehingga dapat menentukan langkah korektif yang harus diterapkan. 6.2.4.1 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Laba Rugi Laporan ini berisi tentang komposisi pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan bersih untuk periode waktu yang spesifik. (Weygandt, 2012). Perbandingan rencana dan realisasi perbulan dilakukan agar bisa melihat seberapa besar gap yang terjadi dalam penjualan serta berbagai beban seperti gaji karyawan, gaji eksekutif, sewa, riset, biaya lain –lain, serta biaya marketing. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara rencana dan realisasi laporan laba rugi dari bisnis ABG:

143

Tabel 6.7. Proyeksi (P) dan Realisasi (R) Laporan Laba Rugi periode Februari – Juli 2017 GS

GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P)

April (R)

Mei (P)

Mei (R)

Juni (P)

Juni (R)

Juli (P)

Juli (R)

Sales

7,195,000

6,033,000 7,554,750 6,250,000 7,932,488 6,506,000 8,329,112 7,656,000 8,745,567 9,783,000 12,243,794 15,272,000

Cost of Goods Sold

3,165,800

2,594,190 3,324,090 2,625,000 3,490,295 2,862,640 3,664,809 3,445,200 3,848,050 4,402,350

5,387,269

6,566,960

Gross Margin

4,029,200

3,438,810 4,230,660 3,625,000 4,442,193 3,643,360 4,664,303 4,210,800 4,897,517 5,380,650

6,856,525

8,705,040



























Operating Expenses Wages and Commissions Accrued executive allowance Rent R & D expenses Miscellaneous Expenses

-

- 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,400,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,400,000

2,150,000

2,150,000

500,000 1,687,500

500,000 1,687,500

500,000 1,687,500

500,000 1,687,500

500,000

1,687,500

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

1,300,000

1,300,000

-

-

-

-

200,000

137,000

-

-

-

71,950

165,000

75,548

142,000

79,325

137,000

83,291

76,560

87,456

1,687,500

- 97,830

122,438

152,720



144

Tabel 6.7. Proyeksi (P) dan Realisasi (R) Laporan Laba Rugi periode Februari – Juli 2017 “Lanjutan” GS

Februari (P) Februari (R) Maret (P)

Maret (R)

GS + BSD April (P)

April (R)

Mei (P)

Mei (R)

Juni (P)

Juni (R)

Juli (P)

Juli (R)

Marketing expense

261,072

261,072

311,072

311,072

38,002

26,930

511,072

500,000

961,072

950,000 1,401,072 1,390,000

Depreciation

332,748

332,748

332,748

332,748

332,748

332,748

332,748

332,748

332,748

332,748

2,853,270

Total Operating Expenses



Income From Operations

notes : numbers are in IDR





1,679,990



Net Income

332,748

1,758,820 4,406,867 3,285,820 4,337,575 3,033,678 4,614,611 3,409,308 5,068,775 3,780,578 6,993,758 5,825,468

1,175,930

Interest Expense

332,748

-176,207



339,180



104,618



609,682



49,692



801,492



-

-

-

-

-

-

-

1,175,930

1,679,990

-176,207

339,180

104,618

609,682

49,692

801,492















-171,258 1,600,072

-





-

-137,233 2,879,572



-

-

-171,258 1,600,072





-

-137,233 2,879,572



145

Dari Tabel diatas, berdasarkan realisasi bisnis yang terjadi pada bulan Februari hingga Juli 2017, perbedaan pendapatan bersih antara rencana dan realisasi secara rata-rata adalah Rp1.177.408. Perbedaan yang cukup besar ini disebabkan karena adanya perbedaan jumlah sales dan juga gaji eksekutif antara proyeksi dan realisasi. Gaji eksekutif yang pada proyeksi adalah sebesar Rp1.687.500 sedangkan pada realisasi hanya sebesar Rp500.000 dikarenakan kemampuan kondisi keuangan usaha yang kurang memadai. Kedepannya, ABG akan terus berusaha untuk meningkatkan keuntungan dengan cara meningkatkan penjualan dan juga mencoba untuk menurunkan biaya bahan baku sehingga kondisi keuangan bisa semakin membaik dan gaji eksekutif bisa dibayarkan sesuai dengan proyeksi awal. Pada bulan Juli, ABG memutuskan untuk menambah cabang penjualan di Pasar Modern BSD. Dari penambahan cabang ini, ada kenaikan penjualan cukup drastis (56%) di bulan Juli dari bulan sebelumnya. Ada pula pertambahan biaya sewa sebesar Rp800.000 dan gaji karyawan sebesar Rp750.000. Biaya pertambahan tidak teralu besar dikarenakan adanya kerja sama dengan salah satu pemilik tenda di Pasar Modern BSD (Pockeat) terutama untuk biaya sewa dan karyawan di BSD. Biaya marketing memiliki pertambahan dari rencana awal karena bertambahnya cabang membutuhkan kegiatan marketing baru lainnya. 6.2.4.2 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Arus Kas Laporan yang menunjukkan antisipasi arus kas terdiri atas 3 bagian yaitu cash receipt, cash disbursement, dan financing (Weygandt, 2012). Berikut ini adalah tabel perbandingan antara rencana dan realisasi laporan arus kas dari bisnis ABG.

146

Tabel 6.8. Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas Periode Februari – Juli 2017 GS Februari (P) Februari (R) Maret (P)

Maret (R)

GS + BSD

April (P)

April (R)

Mei (P)

Mei (R)

Beginning Cash Balance

10,168,935 10,168,935 15,708,543 15,181,673 15,911,190 14,726,816 16,392,396 14,435,181

Cash Receipts



Collection from Customers

7,195,000

Total cash available for needs before financing

6,033,000

7,554,750

6,250,000

7,932,488

6,506,000

8,329,112

Juni (P)

Juni (R)

16,816,296

Juli (P)

Juli (R)

14,218,116 16,649,434 12,896,191





7,656,000

8,745,567

9,783,000 12,243,794 15,272,000

17,363,935 16,201,935 23,263,293 21,431,673 23,843,678 21,232,816 24,721,508 22,091,181

25,561,863

24,001,116 28,893,228 28,168,191

Cash Disbursement Inventory

822,370

94,190

3,369,419

2,655,720

3,537,889

3,000,640

3,714,784

3,700,440

4,267,837

5,061,030

5,075,053

4,734,320

0

0

1,500,000

1,500,000

1,500,000

1,400,000

1,500,000

1,500,000

1,500,000

2,900,000

2,150,000

3,650,000

71,950

165,000

75,548

142,000

79,325

137,000

83,291

76,560

87,456

97,830

122,438

152,720

Marketing expense

261,072

261,072

311,072

311,072

38,002

26,930

511,072

500,000

961,072

950,000

1,401,072

1,390,000

Rent expense

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

500,000

1,300,000

1,300,000

Wages and Commissions Miscellaneous Expenses



147

Tabel 6.8. Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas periode Februari – Juli 2017 “Lanjutan” GS

GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P)

Maret (R)

April (P)

April (R)

Mei (P)

Mei (R)

Juni (P)

Juni (R)

Juli (P)

Juli (R)









200,000

137,000













Operating expense ( paying rottiserie payable)



1,596,065

1,596,065

1,596,065

1,596,065

1,596,065

1,596,065

R & D expense

1,596,065

1,596,065

1,596,065

1,596,965 12,824,005

Total Disbursement

1,655,392

1,080,592

7,352,104

6,829,857

7,451,281

6,797,635

7,905,212

7,796,505

8,912,430

9,174,455 11,644,628

Minimum Cash Balance Desired

3,021,057

3,021,057

3,021,057

3,021,057

3,021,057

3,021,057

3,021,057

3,021,057

3,021,057

3,021,057

Total Cash Needed

4,676,449

4,041,319 10,373,160

Excess of Total Cash

9,725,914 10,472,338

9,818,692 10,926,269 10,894,122

12,687,486 12,160,616 12,890,133 11,705,759 13,371,340 11,414,124 13,795,239 11,197,059

3,021,057

3,021,057

11,933,486 14,125,982 14,665,684

15,844,162

13,628,377

12,324,029

9,875,134 14,227,544

Financing New Borrowing

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Repayments

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Loan Balance

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Interest

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

148

Tabel 6.8. Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas periode Februari – Juli 2017 “Lanjutan” GS Februari (P) Februari (R) Maret (P) Total Effects of Financing

Ending Cash Balance

0

0

Maret (R) 0

GS + BSD

April (P) 0

15,708,543 15,181,673 15,911,190 14,726,816

April (R) 0

Mei (P) 0

Mei (R) 0

Juni (P) 0

16,392,396 14,435,181 16,816,296 14,218,116

Juni (R) 0

Juli (P) 0

Juli (R) 0

0

16,649,434 12,896,191 17,248,600

15,345,086

notes : numbers are in IDR



149



Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan saldo kas akhir rata-rata pada bulan Februari hingga Juli 2017 sebesar Rp1,959,684 antara rencana dan realisasi. Hal ini disebabkan karena perbedaan penjualan yang turut mempengaruhi jumlah persediaan serta pengeluaran lain-lain. Selain itu ada pula perubahan biaya anggaran marketing pada bulan April dan Mei yang ikut membuat adanya perubahan pada jumlah kas akhir. Ada pula perubahan biaya karyawan, sewa, serta marketing di bulan Juli yang bertambah karena pembukaan cabang baru di BSD. Untuk pemberian gaji eksekutif belum dapat diberikan sehingga tidak masuk ke dalam laporan arus kas. Hal ini dikarenakan kondisi keuangan yang belum mencukupi, sehingga diterapkan prinsip accrued atau hutang untuk gaji eksekutif. Ada pula pembayaran cicilan oven rottiserie sebesar Rp1.596.065 setiap bulannya. Biaya riset juga memiliki perbedaan dimana pada proyeksi diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp200.000 sedangkan pada realisasi dana yang dikeluarkan untuk melaksanakan riset adalah sebesar Rp137.000. Penerapan kebijakan jumlah kas minimum di tiap bulannya tetap sesuai dengan jumlah yang ditentukan di awal yaitu sebesar Rp3.021.057 yang diperoleh dari perhitungan menggunakan Miller-Orr Model. 6.2.4.3 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Neraca Laporan neraca adalah laporan mengenai komposisi aset, hutang dan modal usaha (Weygandt, 2012). Berikut ini adalah Tabel perbandingan antara rencana dan realisasi laporan neraca dari bisnis ABG:

150

Tabel 6.9. Proyeksi dan Realisasi Laporan Neraca per 31 Juli 2017 GS

Current Assets

Februari (P)

Februari (R) Maret (P)

Maret (R)

April (P)

April (R)

Mei (P)

Mei (R)

Juni (P)

Juni (R)

Juli (P)

Juli (R)























Cash

0

Inventory

0

0

0

0

0

14,218,116 16,649,434 12,896,191 17,248,600 15,345,086

0

0

1,156,570 1,000,000 1,201,899 1,030,720 1,249,493 1,168,720 1,299,468

Total Current Assets

16,865,113 16,181,673 17,113,089 15,757,536 17,641,890 15,603,901 18,115,764

Less : Accumulated Depreciation



15,708,543 15,181,673 15,911,190 14,726,816 16,392,396 14,435,181 16,816,296

Accounts Receivable

Plan Equipment, Fixtures and Others

GS + BSD













37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 332,748

332,748

665,495

665,495

998,243

0

0

0

0

1,423,960 1,719,255 2,082,640 1,407,039

250,000

15,642,076 18,368,689 14,978,831 18,655,639 15,595,086









37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780

998,243 1,330,991

1,330,991 1,663,738 1,663,738 1,996,486 1,996,486

Net Fixed Assets - Book Value

37,055,032 37,055,032 36,722,285 36,722,285 36,389,537 36,389,537 36,056,789

36,056,789 35,724,042 35,724,042 35,391,294 35,391,294

Total Assets

53,920,145 53,236,705 53,835,373 52,479,821 54,031,427 51,993,438 54,172,553

51,698,865 54,092,731 50,702,873 54,046,933 50,986,380



151

Tabel 6.9. Proyeksi dan Realisasi Laporan Neraca per 31 Juli 2017 “Lanjutan” GS Februari (P)

Februari (R) Maret (P)

Maret (R)

GS + BSD

April (P)

April (R)

Mei (P)

Mei (R)

Juni (P)

Juni (R)

Juli (P)

Juli (R)

Current Liabilities Accounts Payable

17,556,715 17,556,715 15,960,650 15,960,650 14,364,585 14,364,585 12,768,520

Accrued Wages Payable

1,687,500

Loan

500,000 3,375,000 1,000,000 5,062,500 1,500,000 6,750,000

0

Total Current Liabilities

12,768,520 11,172,455 11,172,455

0

0

0

0

0

2,000,000 8,437,500 1,000,000

0

0

19,244,215 18,056,715 19,335,650 16,960,650 19,427,085 15,864,585 19,518,520

Owner's Equity



Equity













33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000

Retained Earnings

1,175,930 1,679,990

999,723 2,019,171 1,104,342 2,628,853 1,154,033

9,576,390 9,576,390

0





33,500,000 33,500,000 33,500,000 3,430,345

0

0

0

0

14,768,520 19,609,955 12,172,455

10,125,000

19,701,390 9,576,390

33,500,000 33,500,000

982,776 5,030,418

845,543 7,909,990

Total Owner's Equity

34,675,930 35,179,990 34,499,723 35,519,171 34,604,342 26,704,033 34,654,033

36,930,345 34,482,776 38,530,418

34,345,543 41,409,990

Total Liabilities and Equity

53,920,145 53,236,705 53,835,373 52,479,821 54,031,427 51,993,438 54,172,553

51,698,865 54,092,731 50,702,873

54,046,933 50,986,380

notes : numbers are in IDR

152

Berdasarkan Tabel diatas, terdapat perbedaan total aset atau hutang dan modal antara rencana dan realisasi rata-rata sebesar Rp2,166,847. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jumlah kas, persediaan, serta laba ditahan akibat jumlah penjualan yang lebih kecil pada realisasi dibandingkan dengan penjualan pada rencana, serta ada pula perubahan kebijakan tunjangan eksekutif pada realisasi usaha.

6.2.5 Kesimpulan Analisis Gap Rencana dan Realisasi Untuk divisi pemasaran sebagian besar kegiatan sudah terlaksana namun, mengenai penjualan masih terdapat gap antara target dan realisasi tetapi penjualan tetap mengalami peningkatan. Oleh karena itu, ABG membuka cabang dengan bekerja sama bersama warung tenda Pockeat untuk meningkatkan penjualan. Dari divisi operasi, ketiga rencana dan dan realisasi tercapai dengan baik selama bisnis ini dijalankan. Dalam hal ini, berarti ketiga strategi yang telah direncanakan telah sesuai dengan pengaplikasian bisnis untuk mencapai target divisi operasi yaitu: “Menghidangkan ayam panggang serta menu pendamping yang berkualitas dan higienis setiap hari kepada konsumen.” Mengenai permasalahan pada divisi SDM, hal utama yang harus diperbaiki adalah mengurangi tingkat pergantian karyawan. Divisi SDM kedepannya harus lebih selektif dalam memilih karyawan, dengan cara mencari karyawan yang memiliki nilai-nilai serupa dengan ABG, selain itu dengan memberikan benefits lebih dan gaji sebesar UMR bagi karyawan juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat karyawan bertahan di dalam perusahaan.

153

6.2.6 Analisis Kelayakan Bisnis Subbab ini berisi analisis kelayakan bisnis dari segi keuangan yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu analisis payback period, break even point, serta rasio keuangan. 6.2.6.1 Analisis Payback Period

Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan

untuk bisa mengembalikan investasi menggunakan kas neto (Arifin, 2007). Berikut ini adalah rumus serta perhitungan guna menemukan payback period untuk bisnis ABG. Bisnis ini ditargetkan bisa mengembalikan investasi dalam waktu 2 tahun.

Tabel 6.10. Payback Period n + ((a-b) / (c-b)) x 1 tahun

Payback Period n ( tahun terakhir arus kas belum dapat menutup investasi awal) a ( investasi awal) b ( jumlah kumulatif arus kas pada tahun n) c ( jumlah kumulatif arus kas pada tahun n +1) Payback Period





1 Rp33,500,000 Rp27,215,402 Rp56,466,254 Rp1.21 Payback period akan tercapai pada 1,21 tahun setelah pembukaan bisnis yaitu pada 1,21 tahun April 2018

Berdasarkan perhitungan diatas, ABG akan mencapai titik kembali investasi awal senilai Rp33,500,000 pada 1,21 tahun setelah pembukaan bisnis yaitu tepatnya pada April 2018.

154

6.2.6.2 Analisis Break Even Point Analisis break even point adalah analisis yang bertujuan untuk menemukan suatu titik kesamaan antara biaya dengan pendapatan dalam unit atau rupiah (Prasetya, 2009). Berikut ini adalah rumus serta perhitungan guna menemukan Break Even Point yang dinyatakan dalam satuan unit tiap bulan:

Tabel 6.11. Break Even Point

Break Even Point ( in unit / month) Fixed Cost (FC) Price ( Average) (P) Variable Cost ( Average) (VC) BEP



FC/(P-VC) Gading Serpong Rp3,515,612 rata-rata harga 4 paket dan Rp22,800 1 ala carte ayam Rp10,032 VC 44% dari P 275.35 setiap bulan harus menjual 276 potong ayam agar 276 tercapai BEP

Break Even Point ( in unit / month) Fixed Cost (FC) Price ( Average) (P) Variable Cost ( Average) (VC) BEP



FC/(P-VC) BSD Rp2,982,278 rata-rata harga 4 paket dan Rp22,800 1 ala carte ayam Rp10,032 VC 44% dari P

233.57 setiap bulan harus menjual 234 potong ayam agar 234 tercapai BEP

Dari perhitungan diatas, ditemukan bahwa setidaknya ABG harus menjual sebanyak 276 potong ayam setiap bulannya agar bisa mencapai Break Even Point untuk ABG Kios CC Gading

155

Serpong. Dengan adanya pertambahan cabang di BSD, perhitungan BEP memiliki angka yang lebih rendah yaitu setidaknya ABG harus menjual 234 potong ayam untuk mencapai titik Break Even Point. 6.2.6.3 Analisis Rasio Keuangan yang Dibutuhkan Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara cepat (Rangkuti, 2006). Berikut ini adalah perhitungan rasio keuangan yang dibutuhkan oleh ABG dalam menganalisa kondisi keuangan bisnis.

Tabel 6.12. Rasio Keuangan

Current Ratio Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio Juli 2017 Profit Margin Laba bersih Penjualan Profit Margin ( Juli 2017)

Return On Investment (ROI) Earning after tax Investasi ROI Return On Asset (ROA) EBIT Total Aktiva ROA

(Aktiva lancar / Hutang lancar) x 100% Rp15,595,086 Rp9,576,390 sehat karena diatas 1 162.85 atau 100% (Laba bersih / penjualan) * 100% Rp7,909,990 Rp51,500,000 15.36 Profit Margin dari bisnis ABG adalah sebesar 15.36% 15.36% (Earning After Tax / Investasi) x 100%

Rp8,335,124 Rp33,500,000 ROI dari bisnis ABG 24.9% adalah sebesar 24.9% (EBIT / Total Aktiva) x 100%

Rp8,335,124 Rp62,085,124 ROA dari bisnis ABG 13.4% adalah sebesar 13.4%

156

Tabel 6.12. Rasio Keuangan “Lanjutan” Return On Investment (ROI) Earning after tax Investasi ROI Return On Asset (ROA) EBIT Total Aktiva

(Earning After Tax / Investasi) x 100% Rp27,499,449 Rp33,500,000 ROI dari bisnis ABG 82% adalah sebesar 82% (EBIT / Total Aktiva) x 100% Rp27,499,449 Rp81,249,449 ROA dari bisnis ABG 33.8% adalah sebesar 33.8%

ROA

Rasio keuangan current ratio dan profit margin dihitung berdasarkan realisasi bisnis bulan Februari hingga Juli 2017, sedangkan ROI dan ROA dihitung berdasarkan proyeksi keuangan 1 tahun kedepan. Terdapat 4 perhitungan rasio keuangan dimana keempat hasil tersebut menunjukkan hasil current ratio diatas 100%, profit margin sebesar 15,36%, ROA sebesar 13.4% dan ROI sebesar 24.9%. ROA,ROI, serta profit margin yang masih tergolong kecil di tahun pertama disebabkan karena keadaan bisnis yang masih berada dalam tahap start up dan memiliki beban usaha yang besar. Jika dibandingkan dengan bisnis lain di indusri sejenis yaitu makanan ayam panggang, ABG memiliki tingkat rasio keuangan ROA lebih rendah dibandingkan dengan usaha olahan daging ayam lainnya bernama Bageur di kawasan Karawaci yang memiliki angka ROI sebesar 80%. Hal ini pula yang semakin mendorong ABG untuk melakukan perubahan dengan usaha untuk meningkatkan penjualan dengan pembukaan cabang baru di BSD. Dengan adanya pertambahan cabang baru di BSD proyeksi rasio keuangan ABG mengalami perubahan menjadi seperti tabel 6.12.

157

Dengan adanya pertambahan cabang di BSD, proyeksi ROI berubah menjadi sebesar 82% sementara ROA naik menjadi 33.8%. Apabila dibandingkan dengan usaha olahan daging ayam lain yang sejenis, ABG memiliki tingkat ROI yang sedikit lebih tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa bisnis ABG tergolong memiliki prospek bisnis yang baik. Periode payback period juga dapat tercapai lebih cepat dari awalnya diperkirakan akan tercapai di April 2018 menjadi Desember 2017. 6.3

Faktor Kunci Sukses dalam Bisnis Setelah menjalani dan menganalisa usaha ABG selama lima bulan, kelompok melihat bahwa terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dan diambil untuk mencapai kesuksesan utama dalam usaha ABG, yaitu: 1. Faktor pemilihan lokasi Penyebab adanya perbedaan antara rencana dan realisasi pada divisi pemasaran dan laporan keuangan terjadi karena rendahnya penjualan yang disebabkan oleh kesalahan dalam melakukan pemilihan lokasi usaha sehingga kurang strategis. Hal tersebut dikarenakan lokasi kios yang terletak di belakang sehingga tidak terlihat oleh para pengunjung dan lalu lintas pengunjung tidak ramai membuat ABG sulit untuk mengembangkan bisnis terutama penjualan offline. Untuk memperbaiki kesalahan dalam pemilihan lokasi, ABG menambah cabang yang berlokasi di Pasar Modern BSD untuk meningkatkan penjualan. 2. Manajemen bahan baku Dalam penghitungan struktur biaya usaha, biaya variabel memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan biaya tetap, dimana jumlah biaya variabel melebihi 50% dari total biaya. Sehingga jika

158

ABG ingin memperbesar jumlah keuntungan usaha, diperlukan manajemen bahan baku yang baik untuk menjaga harga bahan baku tetap stabil. 3. Nilai yang dianut Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, ABG memiliki nilai-nilai yang dianut oleh seluruh pemilik dan karyawan yaitu IDR. Ketiga nilai tersebut adalah nilai inovatif dimana ABG akan selalu bereksperimen untuk mengembangkan produk baru, nilai disiplin dimana ABG akan menerapkan perilaku yang sesuai dengan peraturan dan prosedur kerja yang ada berdasarkan standar yang sudah ditentukan, dan nilai responsif dimana ABG akan cepat dalam melayani pelanggan dan menanggapi komentar dan masukan konsumen. Ketiga nilai ini harus dipatuhi dan dianut karena merupakan kunci kesuksesan untuk bisnis ABG. 4. Bumbu ayam panggang yang unik ABG menawarkan ayam panggang yang memiliki rasa yang berbeda dibandingkan dengan para kompetitor yang menjual produk serupa dikarenakan bumbu ayam panggang ABG diracik sendiri oleh juru masak ABG. 5. Diferensiasi hidangan pendamping ABG memiliki diferensiasi dari hidangan pendamping yang memadukan cita rasa Indonesia dan Barat sehingga tidak akan ditemukan pada restoran lainnya. ABG juga akan selalu melakukan inovasi produk hidangan pendamping ini setiap empat bulan sekali agar tetap dapat bersaing dengan para kompetitor.

BAB VII PENUTUP

159

7.1

Penutup Pada bab ini akan membahas mengenai penutup dari laporan analisa bisnis yang sudah dijalankan. Penutup terdiri dari kesimpulan, saran, dan pembelajaran dari analisa bisnis. 7.1.1 Kesimpulan Analisis Laporan Proyek Bisnis Persiapan pembukaan bisnis ABG dimulai dengan pengembangan konsep bisnis dan produk yang dijual. Pengembangan produk dilakukan oleh para pendiri ABG hingga berhasil menemukan resep yang sesuai dengan preferensi target market yang dituju. Metode yang digunakan adalah pemberian kuesioner secara online dan focus group discussion hingga berhasil menemukan menu ayam panggang, saus barbecue, dan sambal terasi. Selanjutnya dilakukan tes alfa menggunakan metode in-depth interview kepada 3 orang ahli di industri makanan

sehingga

memperoleh

masukan

untuk

menyempurnakan menu hidangan pendamping baru yang ditawarkan. Konsep bisnis ABG mengalami perubahan menjadi restoran penyedia ayam panggang yang memiliki variasi menu pendamping perpaduan cita rasa Indonesia dan Barat. Setelah terbentuknya konsep bisnis yang baru, ABG melaksanakan grand launching untuk peluncuran produk dan konsep bisnis baru. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai konsep produk ABG dan pelayanan, dilakukan tes beta dengan memberikan kuesioner kepada konsumen yang mengonsumsi secara langsung di kios ABG. Hasil temuan beta dapat dilihat pada bab 3.4.

160

ABG saat ini telah beroperasi selama enam bulan, dan telah menerapkan strategi untuk masing-masing divisi. Divisi pemasaran telah melakukan endorsement, instagram ads, promo gratis potato wedges dan pudding, dan pemberian tester. Divisi operasi telah membuat dan menerapkan SOP, membuat dan menjaga kualitas produk dengan kartu penilaian, dan melakukan manajemen persediaan bahan baku. Divisi sumber daya manusia telah merekrut karyawan, memberikan orientasi dan pelatihan serta melakukan penilaian kinerja seluruh individu yang ada di organisasi. Divisi keuangan telah melakukan manajemen kas, membuat laporan keuangan bulanan, mengontrol pengeluaran bulanan, serta mengelola keuangan usaha. 7.1.2 Saran Pengembangan Proyek Bisnis Untuk mengembangkan bisnis, ABG akan melakukan inovasi produk yang disajikan dengan menambahkan menu berbahan dasar daging sapi, kambing, atau ikan. Hal ini dilakukan untuk memperluas pasar sasaran ABG. Selanjutnya, ABG juga akan meningkatkan penjualan dengan menawarkan jasa ke sekolah, universitas, atau perkantoran yang ditujukan untuk acara seperti workshop, training, gathering ataupun seminar. Untuk melakukan ekspansi ke daerah lain, ABG sebaiknya membuat persiapan mengenai sistem dan ketentuan pelaksanaan bisnis waralaba yang rencananya akan dilakukan pada tahun ke-3 setelah pembukaan usaha.

161

7.2

Pembelajaran yang Diperoleh Karena adanya perbedaan sekitar 10% antara rencana dan realisasi penjualan selama lima bulan beroperasi, maka ABG menyadari bahwa pemilihan tempat merupakan salah satu faktor yang penting di dalam industri makanan, sehingga untuk mengatasinya ABG menambah cabang kedua yang berlokasi di Pasar Modern BSD sehingga perbedaan gap mengecil menjadi 4%. ABG melakukan kerja sama dengan salah satu warung tenda yang sudah berdiri, yaitu Pockeat. Pembukaan cabang telah dilakukan pada tanggal 1 Juli 2017. Untuk mengurangi defect rate dan waste di bawah 3% yang terdapat pada ABG, divisi operasi berusaha menurunkan defect rate dengan membuat perkiraan penjualan seminggu ke depannya dan menjalankan strategi-strategi yang telah disebutkan pada subbab 5.3.3.2., sehingga mengurangi waste produksi yang berlebihan. Mengenai permasalahan karyawan yang sering berganti, divisi SDM kedepannya harus lebih selektif dalam memilih karyawan, dengan cara mencari karyawan yang memiliki nilai-nilai serupa dengan ABG. Pemberian benefits bagi karyawan juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat karyawan bertahan di dalam perusahaan. Benefits yang diberikan dapat berupa tunjangan transportasi ataupun tempat tinggal. Selain itu peningkatan pemberian gaji karyawan sebesar UMR Kota Tangerang Selatan diperkirakan dapat diberikan pada tahun ketiga. Sementara untuk divisi keuangan, persentase pendapatan bersih masih tergolong rendah (sekitar 15.4%) membuat ABG harus lebih berusaha meningkatkan efisiensi dalam segi biaya dengan mengurangi biaya COGS (menjadi dibawah 40%) serta biaya tetap lainnya untuk meningkatkan pendapatan. Dengan adanya kerja sama di Pasar Modern BSD, dapat menekan biaya operasional sebesar Rp2,100,000.

162

DAFTAR PUSTAKA American

Journal

of

Business



Education,

2014.

http://files.eric.ed.gov/

fulltext/EJ1053624.pdf, diunduh pada 8 Juni 2017. Aninditha, et al. 2016. http://jurnal.bakrie.ac.id/index.php/INDOCOMPAC/article /view/1638, diunduh pada 5 Juni 2017. Arifin, Johan. 2007. Aplikasi Excel untuk Perencanaan Binis (Business Plan). Jakarta: PT Gramedia. Arijanto, Agus. 2005. Pengantar Bisnis. http://modul.mercubuana.ac.Id/fIles/pbael /pbaelmecubuanaacId/Modul%20BacklInk/Modul%20GanjIl%202013%202014/Fakulta s%20EkonomI/Manajemen/Agus%20Arijanto%20-%20Pengantar%20BIsnIs/Modul PengantarBisnisGJ1314TM12.pdf, diunduh pada 9 April 2017. Badan Pusat Statistik, 2010. Jumlah dan Distribusi Penduduk. http://sp2010.bps.go.id/, diunduh pada 18 Maret 2017. Badan Pusat Statistik, 2015.Jumlah Rumah Tangga Tangerang Selatan, https://tangselkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/20, diunduh pada 18 Maret 2017. Badan Pusat Statistik, 2015. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di kota Tangerang Menurut Kepemilikan Kartu Keluarga 2015. https://tangerangkota.bps.go.Id/lInkTable dinamis/view/id/20, diunduh pada 18 Maret 2017. Bastian, Indra. 2007. Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Jakarta: Erlangga.

163

Belch, George E., Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communication Perspective. Fourth Edition. Boston: McGraw Hill. Bernard W. Taylor dan Roberta S. Russel. 2013. Operations and Supply Chain Management. United States of America: Wiley. David; 2006. Manajemen Strategis. Indonesia. Dessler, Gary. 2015.Human Resource Management. Harlow: Pearson. Dessler, Gary. 2000. Human Resource Management. New Delhi.Pearson Euromonitor International, 2017. Chickens in Indonesia. https://www.portal euromonItor.c om/chIcken/indonesia/view/, diunduh pada 16 Maret 2017. Fred dan Forest R. David. 2015. Strategic Management: Concepts and Cases. America: Pearson. H. L. Gantt, Organizing For Work. New York, Harcourt. Brace and Hower: 1919. Jacobs, F. Robert dan Richard B. Chase.2014. Operations and Supply Chain Management. Berkshire: McGraw-Hill Education. Jeripujama, 2003. Metode penelitian Konsumen Yomart Dago Pakar.http: //elib.unikom.ac.id/files/disk1/651/jbptunikompp-gdl-jeripujama-32503-10-jeripuji.pdf, diunduh pada 30 Maret 2017. Kaufman, Ira and Chris Horton. 2015. Digital Marketing: Integrating Strategies with Values. New York: Routledge.

164

Keegan, Warren K., 1992. Global Marketing Management, Jilid I, Penerbit Alex Khosler, Phillip et al., 2012.Marketing Management: An Asian Perspective. Singapore: Pearson. Kotler, Philip, 2002 Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium Jilid 1 Prebalindo: Jakarta Lagnevik, et al., 2003. The Dynamics of Innovation Clusters A Study of The Food Industry.UK: Edward Elgar. Lindsay, William M. 2015. An Introduction to Six Sigma and Process Improvement. Stanford: Cengage Learning. Lumbantoruan, Sophar. 1996. Akuntasi Pajak. Jakarta: PT Gramedia. Mardianto, Handono. 2008. Inti Sari Manajement Keuangan. Indonesia: Grasindo. Martinez, Marian Garcia. 2013. Open Innovation in the Food and Beverage Industry. United Kingdom: Woodhead Publishing Limited. Mulia Nasution, 1996. Pengantar Manajemen. Indonesia: Penerbit Djambatan. Murni, 1998. http://eprints.undip.ac.id/13672/1/1998MH321.pdf, diunduh pada 11 April 2017. Oktiya, Ana, 2006. https://core.ac.uk/download/pdf/32345413.pdf, diunduh pada 8 Juni 2017.

165

Oladokun, Timothy Tuned. 2011. Corporate Real Estate Management: A Need For Paradigm

Shift

In

Nigeria.

Sri

Lankan

Journal

Of

Estate.

journals.sjp.ac.lk/index.php/SLJRE/article/download/127/51, diunduh pada 12 Juni 2017. Oscario, Angela. 2013. http://research dashboard.binus.ac.id/ uploads/paper/docume nt/publIcatIon/ProceedIng/HumanIora/Vol.%204%20No.%01%20AprI l% 02013/_19_3 3_DKV_Angela%20OscarIo_FebruarI%202012%20_DIMUS_.pdf, diunduh pada 9 Juni 2017. Osterwalder, A. & Pigneur, Y. 2012. Business Model Generation. Jakarta: Elex Media Komputindo. Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta: MedPress Prawitasari, et al. 2011. http://eprints.undip.ac.id/26745/1/skripsi_wita(r).pdf, diunduh pada 29 Agustus 2017. Pycraft, et al. 2007. Operations Management. South Africa: Pearson. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Robbins, et al. 2013. Fundamentals of Management. America: Pearson Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Schiffman, L. G. & Kanuk, L. L. 2010.Consumer Behavior. 10th ed. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall, diunduh pada 19 April 2017.

166

Suharyadi, et al. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat. Susanto, Himawan Wijarnako. 2004. Power Branding. Jakarta: PT Mizan Publika. Swasta. 1996. Azas-Azas Marketing, Edisi 3. Liberty: Yogyakarta. Taylor,2004. Change In The Business Context An Overview. www.helpIngmakeIthapp en.com/Images/CHANGE_IN_THE_BUSINESS _CONTEXT–AN_OVERVIE W.doc+&cd=14 &hl=en&ct=clnk&gl=Id, dIunduh pada 9 AprIl 2017. Weygandt, Jerry J et al., 2012. Financial Accounting IFRS Edition 2nd edition. America: Wiley. Wulandari, 2016. Analisa Tingkat Kepuasan Layanan TI (Studi kasus pada aplikasi Gojek) http://eprints.bInadarma.ac.Id /3230/1/SEMNASTIK2016%20002%20007–012 %2004IT–MTI%20WulandarISyahAbdIllahUBD%20%5BKepuasan%2C%20IT%2C%20Goj ek%5D.pdf, diunduh pada 10 April 2017. Wyner, Gordon. 2011. American Assotiation of Marketing: The Power of Word of Mout h. https://www.ama.org/publIcations/MarketIngNews/Pages/The–Power–of–Word–o f– Mouth.aspx, diunduh pada 18 Maret 2017. Zikmund, et al., 2013. Business Research Methods. Canada: South Western: Cengage Learning. Zimmerer, et al., 2008. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management .USA: Pearson



167

LAMPIRAN

Lampiran 1: Pertanyaan Tes Alfa

1. Profil Narasumber Nama: Umur: Pekerjaan dan tempat kerja: Pengalaman pekerjaan dlm industri fnb: 2. Tanggapan mengenai ayam abg: Penampilan: Tekstur Rasa Kritik dan saran terhadap ayam abg: 3. Tanggapan mengenai side dish abg: Penampilan: Rasa Kritik dan saran terhadap side dish abg: 4. Tanggapan mengenai garnish abg (coleslaw): Penampilan: Rasa Kritik dan saran terhadap coleslaw abg: 5. Tanggapan mengenai sambal terasi abg (coleslaw): Penampilan: Rasa Kritik dan saran terhadap sambal terasi abg: 6. Apakah perpaduan ayam abg dengan side dish abg cocok? (Side dish: nasi, kentang goreng, mash potato, nasi jeruk, spageti, wedges) 7. Apakah perpaduan ayam abg dengan sambal abg cocok? 8. Apakah perpaduan ayam abg dengan garnish abg cocok?

168



(Lanjutan)

9. Apakah perpaduan antara semua atribut abg sudah cocok? 10. Mohon berikan kritik dan saran terhadap ABG.





169

Lampiran 2: Pertanyaan Tes Beta GUEST COMMENT CARD AYAM BARBECUE GUE (ABG)

Nama : ________________ Umur : ________________ Domisili : ______________ Terima kasih anda sudah bersedia berpartisipasi dalam survei ini. Hasil dari survei ini akan kami pergunakan semata-mata untuk kepentingan penyelesaian tugas kami di Progam S1 Bisnis Universitas Prasetiya Mulya. Silakan centang kolom angka yang paling sesuai dengan pendapat anda : 1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3= ragu-ragu 4= setuju 5= sangat setuju 1. Produk Ayam Panggang ABG :

1

2

3

4

5

Tekstur daging empuk











Rasa enak









Penampilan menarik









Porsi pas











Harga sesuai















2. Mohon diisi sesuai dengan jenis hidangan pendamping yang dipesan A. Hidangan pendamping : Nasi Daun Jeruk

1

2

3

4

5

Rasa enak











Penampilan menarik









Porsi pas









Harga sesuai













170

(Lanjutan) Cocok untuk teman makan ayam











B. Hidangan pendamping : Pasta rawit Kemangi







1

2

3

4

5

Rasa enak











Penampilan menarik









Porsi pas











Harga sesuai











Cocok untuk teman makan ayam













C. Hidangan pendamping : Pototo Wedges rasa Balado

1

2

3

4

5

Rasa enak











Penampilan menarik









Porsi pas











Harga sesuai











Cocok untuk teman makan ayam













D. Hidangan pendamping : Mashed Potato Daun Jeruk

1

2

3

4

5

Rasa enak











171

(Lanjutan) Penampilan menarik











Porsi pas











Harga sesuai











Cocok untuk teman makan ayam











3. Pengalaman Makan di ABG :

1

2

3

4

5

Pelayanan memuaskan











Restoran bersih









Lokasi restoran strategis









4. Apakah Anda akan kembali lagi ke ABG ? ❏Ya ❏Tidak



TERIMA KASIH :)

172

Lampiran 3: Kuisioner Perceptual Mapping KUISIONER AYAM BARBECUE GUE (ABG)

Nama : ________________ Umur : ________________ Domisili : ______________ Terima kasih anda sudah bersedia berpartisipasi dalam survei ini. Hasil dari survei ini akan kami pergunakan semata-mata untuk kepentingan penyelesaian tugas kami di Progam S1 Bisnis Universitas Prasetiya Mulya. 1. Apakah anda pernah mencoba ayam panggang/roasted chicken sebelumnya? A. Ya B. Tidak 2. Jika Ya, dimana anda pernah mencoba ayam panggang/roasted chicken tersebut? A. Rumah B. Restoran C. Kafe D. Lainnya, sebutkan ……………………………… 3. Apakah nama restoran tempat anda pernah mencoba ayam panggang/ roasted chicken tersebut? A. Aeon B. Farmers Market C. Jon Gil D. Poka Ribs E. Container Grill F. Porto G. Pancious H. Fish and Co I. Pizza E Birra J. Kenny Rogers K. Lainnya, sebutkan ………………………….. 4. Bagaimana menurut anda rasa dari ayam panggang ABG? A. Sangat enak B. Enak C. Cukup enak D. Kurang enak E. Tidak enak

173





(Lanjutan) 5. Apakah jenis varian hidangan pendamping yang ditawarkan ABG sudah cukup menarik bagi anda? A. Sangat menarik B. Menarik C. Cukup menarik D. Kurang menarik E. Tidak menarik 6. Apakah harga yang ditawarkan ABG sudah sesuai dengan produk yang ditawarkan bagi anda? A. Sangat sesuai B. Sesuai C. Cukup sesuai D. Kurang sesuai E. Tidak sesuai

Nama-nama restoran: A. Aeon B. Farmers Market C. Jon Gil D. Poka Ribs E. Container Grill F. Porto G. Pancious H. Fish and Co I. Pizza E Birra J. Kenny Rogers K. Lainnya, sebutkan ………………………….. 7. Bagaimana menurut anda rasa dari produk ABG jika dibandingkan dengan restoran ……………………. yang pernah anda kunjungi?

8. Bagaimana menurut anda jenis varian hidangan pendamping ABG jika dibandingkan dengan restoran …………………….. yang pernah anda kunjungi? 9. Bagaimana menurut anda harga yang ditawarkan ABG jika dibandingkan dengan restoran ………………….. yang pernah anda kunjungi? TERIMA KASIH J

174

Lampiran 4: Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Makanan yang sudah diolah) Produk Ayam Panggang

Syarat Berbentuk utuh, empuk, tidak bau, dan tidak berlendir Sambal Terasi Tidak bau, berwarna kemerahan dengan biji cabai masih utuh, dan tidak berwarna kecoklatan. Saus Kental, berwarna Barbecue kecoklatan, dan potongan bawang pada saus masih utuh. Nasi Putih Tekstur pulen, berwarna putih, tidak bau, dan tidak berlendir Nasi Daun Tekstur masih pulen, Jeruk berwarna kehijau-hijauan, tidak bau, dan tidak berlendir Mashed Tidak berlendir, tidak bau, Potato Daun dan tekstur creamy serta Jeruk padat Bumbu nasi Tidak berwarna hitam, daun jeruk masih berwarna kehijauhijauan, dan tidak bau. Bumbu Pasta Tidak berwarna hitam, rawitKemangi masih berwarna kehijauhijauan, biji cabai masih utuh dan tidak bau.



Baik/Tidak Baik

Komentar































175



Lampiran 5: Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Bahan Baku)

Produk Ayam Mentah

Potato Wedges

Bawang Merah dan Bawang Putih Serai

Daun Kemangi dan Daun Jeruk

Cabai

Tomat

Jeruk Nipis

Syarat Kulit masih segar dan lembut dengan pori-pori terbuka yang berwarna putih kekuning-kuningan, kaki tidak memar, tidak berair, tidak bau namun beraroma segar, tekstur daging masih empuk Potongan masih utuh dengan kulit menempel, berwarna kuning dengan kulit berwarna coklat, tidak bau, tidak berlendir Berbentuk utuh dengan kulit yang masih nempel, tidak bau, tidak terdapat kehitaman Berbentuk utuh, Berwarna kuning kehijau-hijauan, tidak terdapat noda kehitamhitaman, aroma masih sama dan tidak bau Berwarna kuning ke hijau-hijauan, tidak terdapat noda kehitamhitaman, tidak layu Tekstur dan bentuk utuh, tidak terdapat noda kehitam-hitaman. Berwarna merah, tidak terdapat noda kehitamhitaman, tidak bau, dan berbentuk utuh. Berwarna kuning kehijau-hijauan, masih terdapat biji dan air, tidak terdapat noda kehitam-hitaman

Baik/Tidak Baik

Komentar





























176

(Lanjutan) Gula Aren

Berwarna coklat terang, tekstur padat dan keras Tidak basah namun masih berbentuk bubuk, tidak berubah warna, dan tidak bau

Bumbu-bumbu kering (garam, gula, lada, dan bumbu penyedap) Ayam yang Tidak bau, bumbu masih telah dimarinasi menempel pada ayam, tidak berlendir, dan tekstur empuk Bubuk Masih berbentuk bubuk, Minuman tidak basah, tidak menggumpal, dan tidak ada semut



















177

Lampiran 6: Lembar Uraian Jabatan URAIAN PEKERJAAN Titel Jabatan : Manajer Operasi IKHTISAR PEKERJAAN Posisi di dalam perusahaan yang bertugas melakukan perencaan produksi, mengawasi seluruh aktivitas produksi serta menjaga persediaan bahan baku. LINGKUP PEKERJAAN Bertanggung jawab mengawasi seluruh aktivitas operasi. ATASAN LANGSUNG Direktur Utama TANGGUNG JAWAB SUPERVISI Karyawan produksi dan pelayan PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN Pengalaman Kerja • Berpengalaman bekerja dalam tim • Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi operasi Pendidikan • Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama Kemampuan Memahami proses operasi dalam sebuah usaha, memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim, memiliki kemampuan memasak, disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras. KEGIATAN UTAMA • Menjalankan, mengawasi serta memberikan arahan bagi pekerja di dalam kegiatan operasi • Membuat dan memastikan seluruh karyawan mengikuti SOP yang ada dalam proses pembuatan produk. • Melakukan formulasi dan inovasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi serta penurunan defect rate produk. • Memastikan produk yang diberikan memiliki kualitas yang baik dengan menerapkan quality control Memastikan dan mengawasi jumlah persediaan bahan baku.



178

(Lanjutan) URAIAN PEKERJAAN Titel Jabatan: Manajer Pemasaran dan Penjualan IKHTISAR PEKERJAAN Posisi di dalam perusahaan yang bertugas membuat dan menerapkan strategi pemasaran dengan melakukan promosi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan. LINGKUP PEKERJAAN Bertanggung jawab mengawasi seluruh aktivitas pemasaran dan penjualan. ATASAN LANGSUNG Direktur Utama TANGGUNG JAWAB SUPERVISI Asisten Manajer Penjualan dan Pemasaran PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN Pengalaman Kerja • Berpengalaman bekerja dalam tim • Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi pemasaran Pendidikan • Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama Kemampuan Memahami proses pemasaran dan penjualan dalam sebuah usaha, memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras. KEGIATAN UTAMA • Bertanggung jawab dalam memberikan arahan mengenai kegiatan penjualan serta pemasaran kepada para SDM • Membuat strategi pemasaran dalam memasarkan produk dan meningkatkan penjualan • Menciptakan brand yang baik dan dikenal masyarakat sekitar lokasi penjualan • Meningkatkan realisasi penjualan

179

(Lanjutan) URAIAN PEKERJAAN Titel Jabatan: Manajer SDM

IKHTISAR PEKERJAAN Posisi di dalam perusahaan yang bertugas membuat dan menerapkan strategi didalam mengatur dan menangani masalah sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. LINGKUP PEKERJAAN Bertanggung jawab mengawasi seluruh aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. ATASAN LANGSUNG Direktur Utama TANGGUNG JAWAB SUPERVISI Manajer Penjualan & Pemasaran, Manajer R&D, Manajer Operasi, Manajer Akunting & Keuangan PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN Pengalaman Kerja • Berpengalaman bekerja dalam tim • Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi SDM Pendidikan • Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama Kemampuan Memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim, tegas, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras. KEGIATAN UTAMA • Bertanggung jawab mengenai sumber daya manusia di perusahaan • Mengkoordinasi kerja sama antar divisi • Memastikan kefektifan dan efisiensi dari setiap individu Melakukan penilian performa karyawan



180

(Lanjutan) URAIAN PEKERJAAN Position Title : Manajer R&D

IKHTISAR PEKERJAAN Posisi di dalam perusahan yang bertugas melakukan penelitian dan eksperimen menu baru. LINGKUP PEKERJAAN Bertanggung jawab dalam menemukan menu baru. TANGGUNG JAWAB SUPERVISI - ATASAN LANGSUNG Direktur Utama PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN Pengalaman Kerja • Berpengalaman bekerja dalam tim Kemampuan Memiliki kemampuan memasak, memahami proses penelitian dan penciptaan masakan, memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim, disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras. KEGIATAN UTAMA • Melakukan inovasi pembuatan menu dan hidangan pendamping baru setiap 4 bulan sekali • Menemukan racikan resep dengan biaya se-efisien mungkin

181

(Lanjutan) URAIAN PEKERJAAN Titel Jabatan: Manajer Keuangan dan Akunting IKHTISAR PEKERJAAN Posisi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab melakukan manajemen kas, melakukan pencacatan keuangan serta membuat laporan keuangan dalam satu periode akunting. LINGKUP PEKERJAAN Bertanggung jawab dalam mengelola keuangan perusahaan. ATASAN LANGSUNG Direktur Utama TANGGUNG JAWAB SUPERVISI - PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN Pengalaman Kerja • Berpengalaman bekerja dalam tim • Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi Keuangan dan Akunting Pendidikan • Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama Kemampuan Memiliki kemampuan perhitungan yang baik, memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, Memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim, disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras. KEGIATAN UTAMA • Bertanggung jawab dalam memberikan arahan serta mengawasi kegiatan finansial baik dalam pencatatan maupun proyeksi keuangan perusahaan • Melakukan perhitungan dan pencatatan COGS, cash flow, cash budget, balance sheet, income statement, dan akun-akun perhitungan finansial lainnya. • Melakukan budgeting untuk masing-masing divisi (pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia) • Menetapkan pricing produk • Menganalisa dan menghitung profit margin dan net income dari hasil penjualan produk Melampirkan dan melaporkan hasil perhitungan laporan keuangan kepada perusahaan setiap periode 1 tahun

182

(Lanjutan) URAIAN PEKERJAAN Titel Jabatan: Karyawan Produksi dan Pelayan IKHTISAR PEKERJAAN Posisi di dalam divisi operasi yang bertugas untuk memasak dan melayani konsumen. LINGKUP PEKERJAAN Melakukan kegiatan produksi serta melayani konsumen. ATASAN LANGSUNG Manajer Operasi TANGGUNG JAWAB SUPERVISI - PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN Pengalaman Kerja • Memiliki pengalaman bekerja di restoran Pendidikan • Memiliki pendidikan terakhir minimal SMP Kemampuan Memiliki kemampuan memasak, ramah, jujur, disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras. KEGIATAN UTAMA • Melayani dan mencatat menu pesanan konsumen • Memasak menu pendamping, menu utama dan minuman yang dipesan oleh konsumen • Memasak bahan baku menjadi makanan setengah jadi (bumbu nasi daun jeruk, bumbu pasta rawit kemangi) • Memasak menu utama sebelum jam operasional toko dimulai.

183

Lampiran 7: Proyeksi Sales, Marketing Expense, dan Income Statement

Februari Sales 7,195,000 Paket ayam panggang + menu pendamping 260 Ayam panggang ala carte (1pcs) 70 Total 330

Jenis Kegiatan Pemasaran Photoshoot Promo gratis potato wedges Pembagian tester Pencetakan brosur Endorsement Promo gratis pudding Instagram Ads

Maret 7,554,750 273 74 347

Februari

Maret 300,000

11,072 250,000

11,072

April 7,932,488 287 77 364

April 26,930 11,072

Proyeksi Penjualan 1 Tahun Periode Februari 2017-Januari 2018 (dalam potong) Mei Juni Juli 8,329,112 8,745,567 12,243,794 301 316 442 81 85 119 382 401 562

Rencana Anggaran Pemasaran Periode Februari 2017-Januari 2018 (dalam rupiah) Mei Juni Juli Agustus

11,072

11,072

300,000

350,000 300,000 300,000

Pembuatan X-Banner dan Brosur (Pasmod BSD) voucher diskon 20% untuk pembelian ke-2 Promo gratis menu pendamping mashed potato per post & tag di Instagram Photoshoot produk baru promo diskon paket nasi daun jeruk = Rp 20.000,- per post di Insta Story Endorsement Total per bulan

11,072

590,000

Potongan voucher diskon 10% Pembuatan stiker logo ABG

Agustus 14,080,364 509 137 646

September 16,192,418 585 158 743

Oktober 18,621,281 673 181 854

November 21,414,473 774 208 982

Desember 24,626,644 890 240 1,130

Januari 28,320,641 1023 276 1,299

September

Oktober

November

Desember

Januari

11,072

11,072

26,930 11,072

11,072

11,072

11,072

350,000

350,000

590,000

590,000

200,000 300,000 500,000 700,000

300,000

300,000 900,000

261,072

311,072

38,002

511,072

961,072 Total

1,401,072

1,251,072

951,072

738,002

911,072

500,000 811,072

184

500,000 511,072 8,656,724



Lampiran 8: Proyeksi Laporan Laba Rugi 1 Tahun (Gabungan Kios CC dan Pasar Modern BSD) *B&2CD&$#"E%"CF%"CG*DFH ;$5I"E)"JCK.E52"C1)&)"2".)0 !5$C9L"C;"$'5JC3MC!"#N>AO-&.N>P K.CK8< !"#$%&$' &'()*'+++ -'(0*'/++ ,'+.)'.++

(&$") &'**,'&*+ -'-.,'+)+ ,'.-+'00+

*+$', &')-.',// -',)+'.)* ,',,.'()-

("' /'-.)'((. -'00,'/+) ,'00,'-+-

-%.' /'&,*'*0& -'/,/'+*+ ,'/)&'*(/

+ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++

.'(*+'+++ ('0/&'*++ ('-++'+++

&(')*+ .0('+&. --.'&,/ .'/*-'.&+

&*'*,/ -(('+&. --.'&,/ ,',+0'/0&

('*++'+++ ('0/&'*++ *++'+++ .++'+++ &)'-.* -/'++. --.'&,/ ,'--&'*&*

/-'.)( *(('+&. --.'&,/ ,'0(,'0((

/&',*0 )0('+&. --.'&,/ *'+0/'&&*

O=F3D$5P93D5>?$9"@3=%

('(&*')-+

Q(&0'.+&

(+,'0(/

,)'0).

555O=4$9$%45AB?$=%$ R$45O=F3D$

+ ('(&*')-+

+ Q(&0'.+&

+ (+,'0(/

+ ,)'0).

!"#$% 23%453657338%5!3#8 793%%5:"9;<= >?$9"@=;5AB?$=%$% 555C";$%5"=8523DD<%%<3=% 555EFF9G$85$B$FG@H$5"##3I"=F$ 555J$=4 555J5K5L5$B?$=%$% 555:<%F$##"=$3G%5AB?$=%$% 555:"9M$@=;5$B?$=%$ 555L$?9$F<"@3= N34"#5>?$9"@=;5AB?$=%

%$-%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ (.'.,-'&), (,'+/+'-0- (0'().',(/ (/'0.('./+ .(',(,',&. *'-/&'.0) 0'()*'-0+ &'(.,'00, /'()-'-0- )',..'-0/ 0'/*0'*.* &'//*'++- )'+0&'&*, (+',.&')(& ((')).'(+,

.'.*+'+++ ('0/&'*++ ('-++'+++

.'.*+'+++ ('0/&'*++ ('-++'+++

.'.*+'+++ ('0/&'*++ ('-++'+++

(..',-/ (',+('+&. --.'&,/ 0'))-'&*/

.'.*+'+++ ('0/&'*++ ('-++'+++ .++'+++ (,+'/+, ('.*('+&. --.'&,/ &'(0.'(.-

(0(')., )*('+&. --.'&,/ 0'0/-'.,,

(/0'.(&-/'++. --.'&,/ 0',),',0.

Q(&('.*/

Q(-&'.--

&..'//+

.'-/,'*(+

+ Q(&('.*/

+ Q(-&'.--

+ &..'//+

+ .'-/,'*(+

8"0"2#"$ -&.%&$' 939*: ;<=1=69*1= .,'0.0'0,- ./'-.+'0,+ (&*'.*0'*.& (++1+ (+'/-*'&.- (.',0('+/( &&'((.'/&. ,,1+ (-'&)+').+ (*'/*)'**/ )/'(,-'0** *01+

-'&*+'+++ ('0/&'*++ ('-++'+++

.(,'(,* )(('+&. *-.'*0) 0'/)*'./*

.'.*+'+++ ('0/&'*++ ('-++'+++ .++'+++ .,0'.00 /(('+&. *-.'*0) &'+.&',+&

-.*'0/& *(('+&. *-.'*0) /'(+0'/./

.-'(*+'+++ .+'.*+'+++ (('0++'+++ 0++'+++ ('&)*'+,0 /'0*0'&., ,'*).',-* &+'0,,'.+0

-.1/ ./1& (01, +1/ .1* (.101* (++1+

-')--',*,

*'+)0'/()

0'&0-'*(-

&'&*.'&-+

.&',))',,)

(*1&

+ -')--',*,

+ *'+)0'/()

+ 0'&0-'*(-

+ &'&*.'&-+

.&',))',,)

>?@A

185

Lampiran 8: Proyeksi Laporan Arus Kas 1 Tahun (Gabungan Kios CC dan Pasar Modern BSD) “Lanjutan” *V&2;O&$#"=%";W%";X*OWY Q$5R"=)"@;9&0:;!,5S !5$;>:";Q"$'5@;3?;!"#TBCU-&.TBJ P.;P8< !"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -./-01/234 -4/5.1/463 -4/2--/-2. -0/327/320 -0/1-0/720 -0/062/636 -0/5-4/224 -5/0.2/0-7 7./-70/16- 76/-62/724 72/616/045

!"#$%%$%#&'()*&!(+(%," 9&0:;<"="'+)0 &&&'8++",98%&:;8<&'=)>8<";) 5/-24/... 5/446/54. 5/237/611 1/372/--7 1/564/405 -7/763/526 -6/.1./303 -0/-27/6-1 -1/07-/71. 7-/6-6/657 76/070/063 >5)&,;=&0:;&7&',&#,";?5$;.""@0;#"?5$";A.&.='./ BCDEFEDGEH IEDIFEDIGE IEDJKEDFCJ IKDCIBDHLJ IHDHFBDJFK IJDJGEDIIJ ELDCGFDEHJ EEDJLIDLIG EJDCKJDBIB KHDHFEDCFC HKDBBBDELL 9&0:;8'0#%$0"2".) &&&?%@"%>8;A 177/35. 3/302/6-2 3/435/112 3/5-6/516 6/705/135 4/0.5/041 0/661/1.0 &&&B(#")&(%C&'8<<$))$8%) . -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... 7/-4./... 7/74./... &&&D$),"++(%"8=)&EFG"%)") 5-/24. 54/461 52/374 13/7215/640 -77/631 -6./1.6 &&&D(;H"9%#&"FG"%)" 70-/.57 3--/.57 31/..7 4--/.57 20-/.57 -/6.-/.57 -/74-/.57 &&&I"%>&"FG"%)" 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... -/3../... -/3../... &&&I&J&K&"FG"%)" 7../... 7../... &&&LG";(9%#&"FG"%)"&M&G(A$%#&;8N)";$"&G(A(O+"P -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 >5)&,;8'0#%$0"2".) BDFHHDEGI CDEHIDBLE CDKHBDIJB CDGLHDIBI JDGBIDKEL BIDBCCDIEE BEDBJFDCKC &&&D$%$<=<&'()*&!(+(%,"&K")$;"C 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 &&&Q8>(+&'()*&R""C"C KDFCFDKKG BLDECEDBFL BLDKCIDEEJ BLDGIFDIFG BBDGEEDKJF BHDBGJDIJG BFDILCDJLK &&&EF,"))&8:&Q8>(+&'()* -7/015/610 -7/12./-33 -3/35-/36. -3/524/732 -3/071/355 -3/026/232 -6/411/444 !'.&.='./ &&&R"S&!8;;8S$%# . . . . . . . &&&I"G(A<"%>) . . . . . . . &&&T8(%&!(+(%," . . . . . . . &&&?%>";")> . . . . . . . >5)&,;MN"=)0;5?;!'.&.='./ . . . . . . . & M.@'./;9&0:;O&,&.=" BHDCLJDHKE BHDGBBDBGL BFDEGIDEGF BFDJBFDIGF BFDFKGDKEK BFDCBHDGGH BCDFLGDFBI

5/6-0/-75 7/74./... -0-/276 24-/.57 -/3../...

1/471/460 7/74./... -10/7-3 531/..7 -/3../...

-/420/.04 -/420/.04 BEDFCHDBJJ BKDHGJDJIF 3/.7-/.45 3/.7-/.45 BFDFGFDIKH BCDFBGDJJE -5/-.4/516 7-/-71/731 . . . . .

. . . . .

2/1.5/171 --/752/..3 7/74./... 7/74./... 7-6/-64 760/700 2--/.57 1--/.57 -/3../... -/3../... 7../... -/420/.04 -/420/.04 BFDLCGDBBL BCDFJIDKLF 3/.7-/.45 3/.7-/.45 BGDBLLDBFC ILDCLEDKFE 70/603/0.. 33/6.5/131 . . . . .

-&.%&$' 30/671/126 71/37./06. FKDCKGDHEK

-7/25./143 3/54./... 374/015 4--/.57 -/3../... -/420/.04 ILDKHEDFCC 3/.7-/.45 IEDKCKDCEK 6-/756/1..

. . . . .

. . . . .

ILDBIFDJKB IKDBKGDIGH IGDKJKDFHC EFDKIJDJGK

KKDIGHDJHF

186

Lampiran 9: Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun (Gabungan Kios CC dan Pasar Modern BSD) “Lanjutan” *P&2:J&$#"Q%":R%":S*JRT U$5V"Q)"H:J&,&.Q":1W"")0 U"$'5H:!"#X? ;5)&,:9%$$".):*00")0

(&$")

*+$',

("'

-%.'

-%,'

*/%0)%0

1"+)"2#"$

34)5#"$

657"2#"$ 8"0"2#"$

-&.%&$'

&'()*+(',- &'(.&&(&.* &/(-.0(-./ &/(+&/(0./ * * * * &(&'/(')* &(0*&(+.. &(0,.(,.- &(0..(,/+ <=>?=@><
<C?D =E<>?DC <<@>B=E

&/(/,.(,-, &/()&'(..' * * &()&.(0'' &(.-.(/,, A=?>=?D =@@>=AD

&)(/*.(/&0 0*(&0/(+,& * * 0(&.-(*.* 0(,+,('', ?CF>BCF FF>=<<>ADE

0,(&,.(0.' 0.(,+,(/') -/(,0+(+., ,,(0.'(+'/ * * * * 0(+&.()-) -(0*'(&.) -(/,+(,)) ,(&'+(0,+ F=>D=D>CA< AF>=?D>?@E EC>CBB>AB< E?>E@E>
@<#5!AB49CD856(!E9F64>8$!#5G!H6%8>$-)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* I8$$!J!1224D4<#68G!K8C>829#L35 --0(),+ //'(,.' ..+(0,- &(--*(..& 6"):!'G"H:*00")0:I:J554:K&,%" -)(*''(*-0 -/()00(0+' -/(-+.('-) -/(*'/()+.

-)(-+)()+* -)(-+)()+* &(//-()-+ &(../(,+/ -'()0,(*,0 -'(-.&(0.,

-)(-+)()+* -)(-+)()+* 0(-0.(0-, 0(//&(.+0 -'(*'+(',/ -,()0'().+

-)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* 0(..,()0. -('0)(0.+ ,(*'.(+/) ,('.0(,-' -,(-.-(*'& --(+/*(,+0 --(-0)(.&- -0().'(-,'

;5)&,:*00")0

@A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E>@@A

@E>CDF>BA< @E>CE=>DAA

@E>?=<>FE? @B>AAB>
=<>A=F>C?F ==>@@C>AA= BA>EC@>F?E ?<>FED>EED

9%$$".):L'&#','M"0 !!!1223456$!@#?#;<8 &)(''/()&' &'(./*(/'* &,(-/,('+' &0()/+('0* !!!122>48G!M#N8$!#5G!"3DD9$$935$!@#?#;<8 &(/+)('** -(-)'(*** '(*/0('** /()'*(*** !!!I3#5 * * * * ;5)&,:9%$$".):L'&#','M"0 FEE>F<@ AA@>=@C EFB>C?@ @@FC

&&(&)0(,'' .(')/(-.* +(,-)('** &*(&0'(*** * * =CD>D@@ BC<>ADC

)(.+*(-0' /(-+,(0/* &&(+&0('** &-('**(*** * * BDF>?F@ ??E>F=C

,()++(&.' -(&.0(&-* &('./(*/' * &'(&+)('** &/(+)'(*** &+('/0('** 0*(0'*(*** * * * * DB@>=D@ FC>C=B><@?>@=@ FC>F@C>CCC

HO58>P$!AB496? !!AB496? !!786#958G!A#>595N$ Q36#P$!AB496?

--('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** &(&)'(.-* ...()0- &(&*,(-,0 &(&',(*-AE>=B@>DAC AE>EDD>BFA AE>=CE>AEF AE>=@E>CAA

--('**(*** --('**(*** .+0())/ +,'(',AE>E?F>BB= AE>AE@>@EA

--('**(*** --('**(*** &('/+(,0- -(.'0(.-A@>C=?>EFA AB>E@F>DAA

--('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** )(++/(-+) &0(.+-(0*/ &.(),/()&. 0)(,..(,,. E<>A?=>A?B E=>E?A>FC= @A>FE=>BDDD>EED

;5)&,:L'&#','M"0:&.H:NO%')P

@A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E>@@A

@E>CDF>BA< @E>CE=>DAA

@E>?=<>FE? @B>AAB>
=<>A=F>C?F ==>@@C>AA= BA>EC@>F?E ?<>FED>EED

187

Lampiran 10: Voucher Loyalitas Konsumen

188

Lampiran 11: Foto Lokasi Tenda Pockeat dan ABG di Pasmod BSD

189

Lampiran 12: Hasil Evaluasi Pelatihan Karyawan

191

Related Documents


More Documents from "Erni Yessyca Simamora"

Application Letter .docx
October 2019 14
Revisi Tugas Akhir_abg.pdf
October 2019 24
514.pdf
November 2019 20
Receita De Jovialidade
August 2019 72
June 2020 26
America.docx
December 2019 63