MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN
OLEH : KELOMPOK IV.A ANGGOTA: 1. ALFINA NORA (161211150) 2. FEBRI MUTHIA (161211173) 3. FINNY NAFA RISKUIN (161211174) 4. MARTINA WISDAYANTI (161211185) 5. MONICA AULIANDA (161211188) KELAS : IIIA S1 KEPERAWATAN DOSEN PEMBIMBING : Hj. Ulvi Marianti, SKp, M.Kes STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG TA 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. kami panjatkan puji beserta syukur atas kehadirat nya yang telah melimoahkan rahmat, hidayat, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang kesadar askep ibu bersalin ini. Makalah ini kami susun dengan maksimal da mendapatkan pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah saya bermanfaat.
Padang, 22 oktober 2018
Kelompok IV A
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang………..…………………………………………………… B. B. Tujuan penulisan………………………………………………………….. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Defenisi………………………………………………………………… 2. Etiologi…………………………………………………………………. 3. Anatomi fisiologi……………………………………………………… 4. Patofisiologi…………………………………………………………… 5. Tanda dan gajala………………………………………………………. 6. Manifestasi klinik……………………………………………………… 7. Pemeriksaan dignostik………………………………………………… 8. Penatalaksanaan………………………………………………………. 9. Komplikasi……………………………………………………………. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian…………………………………………………………… 2. Diagnosa keperawatan………………………………………………… 3. Intervensi keperawatan…………………………………………………. 4. Implementasi keperawatan…………………………………………… 5. Evaluasi keperawatan………………………………………………… BAB III LAPORAN KASUS……………………………………………………. PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………………… B. Saran……………………………………………………………………..... DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan ibu hamil merupakan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi komplikasi yang tidak diharapkan. Setiap ibu hamil akan menghadapi resiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa kehamilannya (salamh, 2007). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat derajat kesatuan suatu Negara. AKI mencerminkan resiko yang dihadapi ibi selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan social ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadan social ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric yang rendah pula. B. Tujuan penulisan
Tujuan umum : untuk memahami asuhan keperawatan ibu bersalin
Tujuan khusus : 1) Untuk memahami definisi persalinan 2) Untuk memahami etiologi persalinan 3) Untuk memahami anatomi fisilogi persalinan 4) Untuk memahami patofisiologi persalinan 5) Untuk memahami tanda dan gejala persalinan 6) Untuk memahami manifestasi klinikpersalinan 7) Untuk memahami pemeriksaan diagnostic persalinan 8) Untuk memahami penatalaksanaan persalinan 9) Untuk memahami komplikasi persalinan
10) Untuk memahami asuhan keperawatan yang tepat untuk persalinan.
BAB II TINJAUAN TERIOTIS 2.1 DEFINISI Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Farrer,1999). Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir normal. Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap
2.2. ANATOMI FISIOLOGI 1.
Uterus Uterus berbentuk seperti buah pir yang sedikit gepeng kearah muka belakang, ukurannya
sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.Dindingnya terdiri dari otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar 5,25 cm dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksi.Uterus terdiri dari fundus uteri, korpus dan serviks uteri.Fundus uteri adalah bagian proksimal dari uterus, disini kedua
tuba falopii masuk ke uterus.Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar, pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri. Serviks uteri terdiri atas pars vaginalis servisis uteri dan pars supravaginalis servisis uteri. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis. Secara histologis uterus terdiri atas tiga lapisan : 1) Endometrium atau selaput lendir yang melapisi bagian dalam 2) Miometrium, lapisan tebal otot polos 3) Perimetrium, peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar. Endometrium terdiri atas sel epitel kubis, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang berkelok. Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seorang wanita dalam masa reproduksi.Dalam masa haid endometrium sebagian besar dilepaskan kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik.Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar berbentuk longitudinal.Diantara lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling penting pada persalinan karena sesudah plasenta lahir, kontraksi kuat dan menjepit pembuluh darah.Uterus ini sebenarnya mengapung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya untuk terfiksasi dengan baik. 2.
Tuba Falopii Tuba falopii terdiri atas :
1) Pars intersisialis, bagian yang terdapat pada dinding uterus. 2) Pars isthmika, bagian medial tuba yang seluruhnya sempit. 3) Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi. 4) Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbrae. 3. Fimbrae Fimbrae penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur kemudian disalurkan ke dalam tuba.Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viseral yang merupakan bagian dari ligamentum latum.Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler.Lebih
ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran silia tersebut. 4.
Ovarium Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang sekitar 4 cm, lebar dan
tebal kira-kira 1,5 cm. Setiap bulan 1-2 folikel akan keluar yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf. (Hanifa W dkk, 1992).
2.3 ETIOLOGI Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya merupakan teori – teori kompleks antara lain : 1.
Teori penurunan hormon
Terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum partus dimulai. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2.
Teori plasenta menjadi tua
Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim. 3.
Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter. 4.
Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus. 5.
Induksi partus (Induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan : ·
Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis dengan tujuan merangsang fleksus Frankerhauser
·
Amniotomi : pemecahan ketuban
·
Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus 2.4 PROSES PERSALINAN Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : 1. Kala I Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu : 1) Fase laten Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam. 2) Fase aktif Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2 jam
Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam
Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama. 2. Kala II Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
Perineum terlihat menonjol
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
Pembukaan serviks telah lengkap
Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.
3. Kala III Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta. 1) Fisiologi kala tiga Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina. 2) Tanda – tanda lepasnya plasenta
Perubahan ukuran dan bentuk uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah tiba – tiba
Kala III terdiri dari 2 fase : 1) Fase pelepasan uri Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
Schultze : lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.
Duncan : lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.
2) Fase pengeluaran uri
Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.
Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.
4. Kala IV Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
Tingkat kesadaran ibu
Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
Kontraksi uterus
Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 – 500 cc.
2.5 TANDA DAN GEJALA Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut : 1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara. 2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. 3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. 4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput darah (bloody show). (Rustam Mochtar, 1998). Tanda –tanda Inpartu Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda inpartu adalah: 1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. 2. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. 3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. 2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Ultrasonografi ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly janin, atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis. 2. Amniosintesis cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin. 3. Pemantauan janin membantu dalam mengevaluasi janin. 4. Protein C-reaktif peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan korioamnionitis. 5. Histopatologi cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai tertinggal endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban mengalami kelainan maka akan terlihat seperti daun pakis. 6. Kertas lakmus bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat asam, bila biru menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang bersifat basa.
2.7 PENATALAKSANAAN 1. Penanganan umum :
-
Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG
-
Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan
membedakannya dengan urin. Dengan pemeriksaan tes lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban (basa), dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine (asam) -
Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32 minggu), jangan melakukan
menit pemeriksaan dalam secara digital -
Tentukan ada tidaknya infeksi
-
Tentukan tanda-tanda inpartus
2. Penanganan khusus : Konfirmasi diagnosis : -
Bau cairan ketuban yang khas
-
Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam
kemudian -
Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah cairan keluar melalui
ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior (Prawirohardjo, 2002) 3. Penanganan konservatif: -
Rawat di rumah sakit
-
Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak tahan ampisilin) dan
metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari -
Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau
sampai air ketuban tidak keluar lagi -
Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes busa negative; beri
deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan kkesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu -
Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam -
Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi
-
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin). Klien dianjurkan
pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolap tali pusat. 4. Penanganan aktif :
-
Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali -
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
a) Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea b) Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam (prawirohardjo, 2002)
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
Ny.S datang kerumah sakit dengan suaminya, pasien mengatakan perutnya mulas sejak tanggal 16 april 2018 ,Kemudian ibu memeriksa ke dokter kandungan ibu mengatakan nyeri pada bagian perutnya dan ingin mengedan ,pasien tanpak meringis dengan skala nyeri 8 , ekspresi ibu kurang bercahaya , puil mengalami pelebaran, ibu tampak kacau dan cemas ibu berkeringat..Ibu saat melakukan pengakajian kala 1 atau pemnukaan ibu mengatakan nyeri perut bawah sampai belakang.Pasien mengatakan vagina nya terasa sakit terlihat penonjolan kepala bayi pada lubang vagian ibu,Terdapat luka di bagian alat kemaluan,terdapatnya tidak terdapat lesi.TTV,TD:120/80 mmHg,N:80X/mnt,RR: 20x/mnt,S:36,8C.BB:70 kg,TB:156
A.PENGKAJIAN I.IDENTINTAS Indentitas Pasien Nama
: Ny.S
Umur
:28tahun
Pendidikan
:SLTP
Pekerjaan
:Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Alamat
: jl. Sawah lua ,Kuranji,Padang
Identitas Penganggung /Suami Nama
:Tn.F
Umur
:33 tahun
Pendidikan
:SLTA
Pekerjaan
:Tani
Alamat
:JL.sawah lua,Kuranji,Padang
Keluahan utama : Dirumah klien merasakan keluhan nyeri pada perut.
II.RIWAYAT KEHAMILAN Kehamilan ke
:G3P2A0H2
HPHT
:29 juli 2018
Gerakan janin
: Ada
Menarche
: 13 tahun
Siklus haid
: 28 hari teratur
Lama Haid
:3-5 hari
Banyaknya
: 2 Kali ganti pembalut
Sifat Darah Haid
:Cair
Bau/Warna
:Amis/Merah Darah
Gangguan
:Tidak ada
III.RIWAYAT PASIEN
Riwayat kesehatan pasien semuanya baik
Riwayat kesehatan keluarga pasien baik
Keadan pisiksosial baik tidak memiliki gangguan sedikit pun
Latar belakang social budaya pasien baik
TRIMESTER 1 1. Mual muntah 2. Pusing;pusing 3. Sakit kepala 4. Nyeri ulu hati TRIMESTER 2 1. Sakit kepala 2. Mudah lelah TRIMESTER 3 1. Mudah lelah 2. Nyeri panggul 3. Sakit perut 4. Poliuria/dysuria
POLA NUTRISI Pasien mengatakan biasa makan 3 kali sehari dan habis satu porsi.Pola nutrisi pasien baik
POLA ELIMINASI Pasien mengatakan tidak mengalami masalah saat berkemih sebelum nya,nyeri saat berkemih tidak ada.
POLA ISTIRAHAT Pasien mengatakan biasa tidur selama 7 jam,pada saast dilakukan pengkajian pasien mengatakan tidak bisa tidur karena perutnya terasa sakit.
III.DATA PSIKOLOGIS 1.Cemas 2.Takut 3.Dll
IV.DATA PSIKOSOSIAL 1.Kehamilan disenangi 2.Harapan dengan kehamilan bayi terlahir dengan selamat V.PEMERIKSAAN FISIK TTV
:TD 120/80 mmHg, N :80 x/mnt. RR : 20 x/mnt, S : 36,8 C
PALPASI (LEOPOLD)
Leopold I
: TFU : 3 jam bawah Px,McD : 32 cm
Leopold II
: Teraba sebelah kanan datar,Memanjang,dan ada tahanan
.Di
sebelah kiri bagian kecil janin .
Leopold III
:Bagian bawah teraba bagian kepala,kepala tidak bisa
digoyangkan . TB/BB
:156 cm/70 KG
INSPEKSI (HTT)
Kepala wajah : kepala simestris, kebersihan kepala cukup, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan. Wajah simestris, mata simetris, konjungtiva anemis, tidak ada edema
Leher : tidak ada pembesaraan tiroid, kelenjer limfe, ROM baik, tidak ada nyeri telan
Dada : mamae simestris, putting susu menonjol, tungkai simestris, areola hiperpigmentasi, kolostrum (-), reflex (), tidak ada edema
Abdomen : Inspeksi :
Linea : nigra Striae : lividaa Luka bekas operasi : tidak ada Kontrksi : 3x/10 menit selama 15 Pembesaran sesuai UK : positif Gerakan janin : ada Palpasi : Leopold I : 3 jari bawah Px, McD : 32 CM Leopold II : teraba sebelah kaanan datar, memanjang, dan ada tahanan
B.ANALISA DATA Data
Masalah kep
Etiologi
Kala I
Nyeri persalinan
Dilatasi serviks
Data
Masalah kep
Etiologi
Kala 2
Gangguan rasa nyaman
Kurangnya kontrol situasi
DS: Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah sampai belakang
DO: Ekspresi wajah ibu tampak meringis
TD:120/80 mmHg,N:80X/mnt,RR: 20x/mn
DS:
Ibu mengatakan nyeri pada bagian perutnya dan ingin mengedan DO: Ibu tampak menringis ,skala nyeri 8 Ibu terlihat kacau Ibu terlihat cemas
Data
Masalah kep
Etiologi
Kala 3
Hambatan berjalan
Nyeri
Data
Masalah kep
Etiologi
kala 4
Resiko infeksi
Gangguan Integrasi kulit
DS: Ibu mengeluh nyeri pada bagian perut DO: Ibu tampak meringis menahan sakit kontraski uterus positif,skala nyeri 8
DS:DO:Terlihat ada luka di labia mayora kiri
C.DIOGNASA KEPERWATAN 1. Nyeri Persalinan yang berhubungan dengan dilatasi serviks
2. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengannya kontrol situasi 3. Hambatan berjalan yang berhubungan nyeri 4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan gangguan integrasi kulit .
D.RENCANA KEPERAWATAN N
DIAGNOSA
O
KEPERAWAT
NOC
NIC
AN 1
Nyeri persalinan yang berhubungan dengan dilatasi serviks
Tingkat nyeri Indikator
Manajemen nyeri Aktitas-aktifitas
1. Tingkat nyeri tidak
1. Peneriman pasien
ada dilaporkan
terhadap nyeri
2. Tidak adanya
2. Gali pengetauhan
panjangnya
dan kepercayaan
episode nyeri
papatikan perawatan
3. Tidakadanya
analgesic bagi pasien
mengerang
dilakukan dengan
menangis
pemantauan yang
4. Tidak adamya ekspresi nyeri wajah 5. Tidak adanya tidak dapat beristirahat
ketat 3. Gunakan dtrategi komunikosi terapeutik untuk mengetauhi pengalaman nyeri pasien mengenai nyeri
4. Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri 5. Gali bersama pasien factor-faktor yang dapat menurunkan atau memberatkan nyeri
N
DIAGNOSA
O
KEPERAWAT
NOC
NIC
AN 1.
Gangguan rasa nyaman yang berhubungan
Tingkat nyeri Indikator 1. Tidak
Manajemen nyeri Aktifitas-aktifitas 1. Lakukan pengkjian nyeri
dengan control
adanya
komprehensif yang meliputi
situasi
ekpresi
lokasi,
wajah
karakteristik,onset/durasi,frek
2. Tidak
unsi,kualitas, intesitas atau
adanya
berat nyeri dan factor
menyeringi
pencetus
t 3. Tidak
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik utuk mengetauhi
adanya
pengalaman nyeri dan
berkeringat
disampaikan penerimaan
berlebihan
pasien terhadap nyeri
4. Tidak adanya
3. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap
ketegangan
kualitas hidup pasien
otot
(minsalnya tidur,nafsu
5. Tidak
makan,pengertian,perasaan,
adanya
hubungan, performa kerja dan
kehilangan
tanggungjawab peran)
nafsu
4. Tentukan kebutuhan freknsi
makan
untuk melaukan pengkajian ketidak nyamana pasien dan mengimplementasikan rencanamonitor 5. Berikan infomasi mengenai nyer, seperti penyebb nyeri, berapa lama nyer akan merasakan, dan antisipasikan dari ketidak nyamanan prosedur.
NO
DIANGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN 1.
1) Hambatan berjalan
Daya tahan
Pencegahan Jatuh
yang berhubungan
Indikator
Aktifotas-aktifitas
dengan nyeri
1.Tidak terganggu
1.Identifikasi
daya tahan otot
kekurangan baik
2.Tidak terganggu
kognitif atau fisik
pemulihan energy
dari pasien yang
setelah istirahat.
mungkin
3.Tidak terganggu
meningkatan potensi
oksigen darah
jatuh pada
ketika beraktifitas
lingkungan tertentu
4.Tidak terganggu
2.Indetifikasi pirlaku
hemoglobin
dan factor yang
5.Tidak terganggu
mempengaruhi resiko
glukosa darah
jatuh 3.Kaji ulang riwayat jatuh bersama dengan pasien dan keluarga 4.Indefikasi karakteristik dari lingkungan yang mungkin meningkatan potensi jatuh (misalnya,lantai licin dan tangga terbuka) 5.Tanyakan pasien mengenai persepsi keseimbangan,dengan tepat
No DIAGNOSA KEP 1
Resiko infeksi yang berhubungan
NOC
NIC Keparahan infeksi Indicator
Perlindungan infeksi
dengan integrasi
1. Tidak ada demam
Aktifitas-
kulit
2. Tidak ada ketidakstabilan
aktifitas
suhu
1.Monitor
3. Tidak nyeri
adanya tanda dan
4. Tidak adanya mengigil
gejala infeksi
5. Tidak adanya hilang nya
system mik dan
nafsu makan
local
2.Monitor kerentangan terhadap infeksi 3.Ikuti tindakan pencegahan neutropenia,yang sesuai 4.Batasi jumlah pengunjung yang sesuai 5.Hindari kontak dekat dengan hewan peliharan dan penjamu dengan imunitas yang membahayakan
D.CATATAN PERKEMBANGAN N
Hari/tgl/j
Diagnosa
O
am
kep
1
Sabtu/20
Nyeri
IMPLEMENTASI
yang berhubun
TT D
Manajemen nyeri
april/10.0 persalinan 0
EVALUASI
S : Ibu mengatakan tidak
1. Meneriman pasien terhadap nyeri
nyeri perut bagian bawah sampai
gan
2. Menggali pengetauhan
belakang
dengan
dan kepercayaan
O : ekpresi wajah
dilatasi
papatikan perawatan
ibu tidak tampak
serviks
analgesic bagi pasien
meringis
dilakukan dengan
A : Masalah
pemantauan yang ketat
teratasi
3. Mengunakan dtrategi komunikosi terapeutik
P : Intervensi dihentikan
untuk mengetauhi pengalaman nyeri pasien mengenai nyeri 4. Mempertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri 5. Menggali bersama pasien factor-faktor yang dapat menurunkan atau memberatkan nyeri
2
Sabtu/20
Gangguan
Manajemen nyeri
april/12.0 rasa 0
nyaman
S : Ibu mengatakan tidak
1. Melakukan
nyeri pada bagian
yang
pengkjian nyeri
perutnya dan ingin
berhubun
komprehensif
mengedan
gan
yang meliputi
O :Ibu tidak
dengan
lokasi,
terlihat cemas
control
karakteristik,ons
A : Masalah
situasi
et/durasi,frekunsi teratasi ,kualitas,
P : Intervensi
intesitas atau
dihentikan
berat nyeri dan
factor pencetus 2. Menggunakan strategi komunikasi terapeutik utuk mengetauhi pengalaman nyeri dan disampaikan penerimaan pasien terhadap nyeri 3. Menentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien (minsalnya tidur,nafsu makan,pengertia n,perasaan, hubungan, performa kerja dan tanggungjawab peran) 4. Menentukan kebutuhan freknsi untuk melaukan
pengkajian ketidak nyamana pasien dan mengimplementa sikan rencanamonitor 5. Memberikan infomasi mengenai nyer, seperti penyebb nyeri, berapa lama nyer akan merasakan, dan antisipasikan dari ketidak nyamanan prosedur.
3
Sabtu/20
Hambatan
Pencegahan Jatuh
april/03.0 berjalan 0
S : Ibu tidak mengeluh nyeri
yang
1.Mengidentifikasi kekurangan
pada bagian perut
berhubun
baik kognitif atau fisik dari
O : Ibu tampak
gan
pasien yang mungkin
meringis menahan
dengan
meningkatan potensi jatuh pada
A : Masalah
nyeri
lingkungan tertentu
teratasi
2.Mengindetifikasi pirlaku dan
P : Intervensi
factor yang mempengaruhi
dihentikan
resiko jatuh 3.Mengkaji ulang riwayat jatuh bersama dengan pasien dan keluarga
4.Mengindefikasi karakteristik dari lingkungan yang mungkin meningkatan potensi jatuh (misalnya,lantai licin dan tangga terbuka) 5. Menanyakan pasien mengenai persepsi keseimbangan,dengan tepat 4
Sabtu/20
Resiko
Perlindungan infeksi
april/06.0 infeksi 0
S; O : Tidak terlihat
yang
1.Memonitor adanya tanda dan
luka dilabiya
berhubun
gejala infeksi system mik dan
mayora kiri ibu
gan
local
A : Masalah
dengan
2.Memonitor kerentangan
teratasi
integrasi
terhadap infeksi
P : Intervensi
kulit
3.Mengikuti tindakan
dihentikan
pencegahan neutropenia,yang sesuai 4.Membatasi jumlah pengunjung yang sesuai 5.Menghindari kontak dekat dengan hewan peliharan dan penjamu dengan imunitas yang membahayakan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. B. Saran 1. Diharapkan anggota kelompok mampu dalam melakukan asuhan keperawatan pada ibu bersalin normal sesuai teori dan metode yang telah ditentukan. 2. Diharapkan anggota kelompok dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
Joyce Y. Johnson,PhD,RN, dkk 2010 Keperawatan Maternitas Albany,Giorgia Gloria,dkk 2016 NIC singapure elsivier Jhon, dkk 2015 Nanda, Jakarta:EGC Marion, dkk 2016 NOC Singapore: Elsevier