BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manajemen merupakan suatu komponen terpenting internal dalam sebuah perusahann. Didalam manajemen juga terdapat manajemen piutang dan persediaan. Piutang dan persediaan adalah dua perkiraan aktiva lancar yang terbesar. Secara bersamasama kedua jenis aktiva ini mencakup hampir 80% dari aktiva lancar dan lebih dari 30% total aktiva untuk semua industri manufaktur. Setiap perusahaan selalu menginginkan penjualan barang dagangannya dibayar secara tunai. Namun, di lain pihak penjualan secara kredit justru akan memberi peluang untuk perluasan pasar sehingga dapat menambah laba usaha. Masalah yang sering dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan seluruhnya. Jika keadaan ini terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka modal perusahaan akan semakin kecil. Begitupula setiap perusahaan perlu memiliki persediaan untuk menjamin kelangsungannya. Setiap perusahaan harus mampu mempertahankan jumlah persediaan optimum untuk menjamin kebutuhan bagi kemajuan kegiatan perusahaan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Namun jika persediaan yang telalu banyak akan merugikan perusahaan. Tak jauh berbeda jika persediaan yang terlalu sedikit juga akan membawa akibat serupa karena menimbulkan gangguan terhadap operasi prusahaan. Maka makalah ini akan mencoba menjelaskan bagaimana mengendalikan piutang dengan membahas materi mengenai piutang dan juga persediaannya. B. RUMUSAN MASALAH Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian piutang dan persediaan ? 2. Bagaimana analisis ekonomi terhadap piutang ? 3. Apa saja yang termasuk kedalam kebijakan kredit ? 4. Bagaimana kebijakan kredit dan pengumpulan piutang ? 5. Bagaimana prinsip dasar pengelolaan persediaan ? 6. Apa saja sistem pengawasan persediaan ? C. TUJUAN PENULISAN Sebagaimana rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penulisannya adalah sebagai berikut 1. Mengetahui Apa pengertian piutang dan persediaan. 2. Memahami Bagaimana analisis ekonomi terhadap piutang. 3. Mengetahui standar kredit dan persyaratan kredit. 4. Mengetahui kebijakan kredit dan pengumpulan piutang. 5. Memahami prinsip dasar pengelolaan persediaan. 6. Mengetahui sistem pengawasan persediaan.
BAB 2 PEMBAHASAN PIUTANG USAHA DAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Piutang usaha adalah jumlah uang yang masih belum dibayar ke perusahaan oleh para pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit.Sebagai asset lancar, akun putang usaha juga disebut piutang. Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang terus menerus mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan mengalami resiko, yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi. Menurut Sofyan Assauri, merumuskan definisi persediaan sebagai berikut: Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Manajemen persediaan merupakan kegiatan menentukan tingkat dan komposisi persediaan. Kegiatan tersebut akan membantu perusahaan dalam melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan-kebutuhan pembelajaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Termasuk didalamnya pengaturan dan pengawasan atas pengadaan bahan-bahan kebutuhan yang sesuai dengan jumlah dan waktu yang di perlukan dengan biaya minimum. Kegiatan pengawasan persediaan meliputi perencanaan persediaan, penjadwalan pemesanan (scheduling), pengaturan penyimpanan dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut menjaga tersedianya persediaan yang optimum di dalam suatu perusahaan. Dalam suatu pengawasan persediaan diperlukan penghitungan cara jumlah agar tidak terjadi pemborosan dan waktu pemesanan. Sedangkan khusus persediaan perlu ditentukan besar persediaan penyelamat (safety stock), yaitu jumlah minumum, atau besar persediaan pada waktu pemesanan kembali dilakukan. A. Kebijakan Kredit dan Penagihan Berbagai variable kebijakan yang dibahas melilputi kualitas akun piutang yang diterima, lamanya periode kredit, diskon tunai (jika ada) untuk pembayaran awal, serta program penagihan perusahaan.Bersama-sama, ke semua elemen ini sangat menentukan periode rata-rata penagihan dan proporsi penjualan kredit yang menjadi kerugian akibat piutang tidak tertagih. Setiap elemen akan dianalissi, dengan menganggap kostan variable lainnya dan juga variable eksternal lainnya yang dapat mempengaruhhi periode rata-rata penagihan, seta rasio piutang tidak tertagih atas penjualan kredit. a. Standar Kredit Kredit adalah salah satu dari banyak factor yang memepengaruhi permintaan atas produk perusahaan.Akibatnya tingkat kredit yang dapat mendorong permintaan, bergantung pada berbagai factor lainnya yang diterapkan.Secara teoritis, perusahaan harus mengurangi standar kualitasnya untuk berbagi kredit yang diterimanya selama profitabilitas penjualan yang dihasilkan melebihi biaya tambahan piutang. Terakhir, terdapat biaya peluang untuk mengikat dana ke tambahan piutang sebagai ganti investasi lainnya. Piutang tambahan merupakan hasil dari peningkatan penjualan dan periode rata-rata penagihan yang lebih lama. b. Persyaratan Kredit
Periode kredit yaitu total lamanya waktu kredit diberikan kepada seorang pelanggan untuk membayar sebuah tagihan. Persyaratan kredit menspesifikasikan lamanya waktu kredit diperpanjang bagi pelanggan dan diskon, jika ada yang diberikan untuk pembayaran dini. Periode kredit adalah cara lain yang dapat memungkinkan perusahaan meningkatkan permintaan ataas produk. Periode Diskon Tunai dan Diskon Tunai Periode diskon tunai (cash discount period) merupakan periode waktu dimana diskon tunai diberikan untuk pembayaran dini. Walaupun secara teknis merupakan variable kebijakan kredit, seperti periode kredit, periode waktunya biasanya standar Diskon tunai merupakan persentase (%) pengurangan dalam penjualan atau harga penjualan yang diizinkan untuk pembayaran dini faktur.Merupakan insentif bagi para pembeli kredit untuk membayar faktur secara tepat waktu.membeda-bedakan diskon tunai melibatkan usaha untuk mempercepat pembayaran piutang. Perjanjian Secara Musiman Perjanjian secara musiman yaitu syarat kredit yang mendorong pembeli prodak musiman menyetujui pembelian awal sebelum periode puncak penjualan dan untuk menunda pembayaran hingga setelah periode puncak pembayaran. Perjanjian ini dapat disesuaikan dengan arus kas para pelanggan, dan dapat menstimulasi permintaan dari para pelanggan yang tidak dapat membayar hingga setelah musim terkait.Perjanjian secara musiman ini juga dapat digunakan untuk menghindari biaya penggudangan persediaan. Jenis-jenis piutang ada 3 macam yaitu : 1. Piutang Dagang (Account Receivables) Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaranpembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumendokumen perusahaan yaitu faktur dan kontrak-kontrak penyerahan. 2. Piutang Wesel (Notes Receivables) Piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis. Piutang wesel mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji tertulis berupa surat wesel atau surat promes. Surat wesel dan surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang atau jasa secara kredit. Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut. 3. Piutang bukan Dagang / Piutang Lain-lain (Others Receivables) Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi. Piutang bukan dagang umumnya
c.
d.
e.
didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan secara tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan. Piutang disusun dalam laporan keuangan dimana kondisi keuangan suatu perusahaan sangat menentukan kelancaran kegiatan pembiayaan dari perusahaan tersebut dan mengukur kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan setiap periodenya. Risiko Gagal Bayar Dalam pembahasan sebelumnya selalu diasumsikan tidak ada kerugian akibat piutang tidak tertagih. Focus pada bagian ini bukan hanya berkaitan dengan lambatnya penagihan tetapi juga berkaitan dengan jumlah piutang yang lalai diselesaikan. Berbagai kebijakan standar kredit yang berbeda akan melibatkan berbagai factor ini. Kebijakan standar kredit optimum, seperti yang akan dibahas kemudian, tidak selalu merupakan hal yang dapat meminimalkan kerugian akibat piutang tidak tertagih. Kebijakan Dan Prosedur Penagihan Perusahaan menentukan kebijakan penagihan keseluruhannya dengan menggabungkan berbagai prosedur penagihan yang diterapkannya. Prosedurprosedur ini meliputi berbagai hal seperti surat, faksimile, panggilan telepon, kunjungan pribadi, dan tindakan hokum. Salah satu variable kebijakan utama adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk prosedur penagihan. Dengan kata lain, semakin besar jumlah relative yang dikeluarkan, semakin rendah proporsi kerugian akibat piutang tidak tertagih, dan semakin pendek periode rata-rata penagihan, jika semua hal lainnya tetap sama. Akan tetapi hubungan tersebut tidaklah linear. Pengeluaran awal penagihan cenderung akan menyebabkan sedikit penurunan dalam kerugian akibat piutang tidak tertagih. Tambahan pengeluaran mulai memiliki pengaruh yang signifikan hingga pada titik tertentu-dan akan cenderung memiliki sedikit pengaruh untuk mengurangi kerugian tersebut lebih jauh. jika prosedur penagihan gagal, tagihan tersebut dapat dialihkan ke perusahaan penagihan. Biaya perusahaaan tersebut cukup mahal-sering kali setengah jumlah piutangnya – tetapi prosedur semacam itu bisa saja merupakan satu-satunya prosedur yang layak, terutama untuk tagihan kecil. Kebijakan Kredit dan Penagihan Dapat dilihat bahwa kebijakan kredit dan penagihan perusahaan melibatkan beberapa keputusan: 1) Kualitas kredit yang diterima 2) Lamanya periode kredit 3) Jumlah diskon tunai yang diberikan 4) Syarat khusus lainnya, seperti perjanjian secara musiman 5) Tingkat pengeluaran dan penagihan Dalam setiap keputusan tersebut, keputusan harus melibatkan perbandingan atas beb\rbagai peluang keuntungan dari perubahan kebijakan dengan biaya perubahan tersebut.Agar dapat memaksimalkan laba yang
meningkat akibat dari kebijakan kredit dan penagihan, perusahaan harus menggunakan secara bergantian berbagai kebijakan tersebut sehingga mencapai solusi yang maksimal. B. Menganalisis Pemohon Kredit Prosedur evaluasi kredit melibatkan 3 tahap, yaitu : 1. Mendapat informasi mengenai pemohon 2. Menganalisis informasi ini untuk menentukan layak tidaknya pemohon 3. Membuat keputusan kredit a. Sumber Informasi Sejumlah layanan memasok informasi kredit atas perusahaan, tetapi untuk beberapa kredit, terutama yang kecil, biaya untuk mengumpulkan informasi ini mungkin melebihi potensi profitabilitas kredit tersebut. Jadi jumlah informasi yang dikumpulkan perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan waktu dan biaya yang dibutuhkan.Bergantung pada berbagai pertimbangan ini, analisis kredit dapat menggunakan suatu atau lebih sumber-sumber informasi berikut. a) Laporan Keuangan Pada saat melakaukan prospek penjualan, penjual dapat meminta laporan keuangan, yang merupakan salah satu sumber informasi untuk analisis kredit. b) Peringkat dan Laporan Kredit Selain laporan keuangan, peringkat kredit tersedia dari berbagai perusahaan pelaporan kredit. Tujuannya memberikan analisis kredit petunjuk perkiraan ukuran kekayaan netto (petunjuk kasar atas kemampuan keuangan) . selain layanan peringkat, perusahaan dapat memberikan laporan kredit yang berisi sejarah singkat perusahaaan dan para pejabat utamanya, sifat bisnisnya, informasi keuangan tertentu, dan pemeriksaan para pemasok, temasuk berapa lama mereka berpengalaman dengan perusahaan tersebut dan apakah pembayaran dilakukan denganmemanfaatkan diskon, tepat waktu, atau terlambat. c) Pemeriksaan Bank Sumber informasi kredit lainnya bagi pemeriksaaan analisis kredit atas perusahaan tertentu adalah bank perusahaan tersebut. Kebanyakan bank memiliki bagian kredit yang akan memberikan informasi atas para pelanggan komersial mereka sebagai layanan bagi para nasabah yang mencoba mendapatkan kredit usaha (kredit yang diberikan dari satu perusahaan ke perusahaan lain). d) Pemeriksaan Mitra Dagang Informasi kredit seringkali dipertukarkan antarperusahaan yang menjual ke pelanggan yang sama. Melalui berbagai lembaga kredit, staff kredit dalam area tertentu menjadi kelompok yang sangat dekat hubungannya. Perusahaan dapat menanyakan para pemasok lainnya pengalaman mereka dengan sebuah permohonan kredit e) Pengalaman Perusahaan Sendiri
Sering kali, bagian kredit akan membuat penilaian tertulis tentang kualitas manajemen perusahaan yang akan menerima kredit. Penilaian ini sangat penting, karena berkaitan dengan “3C” untuk analisis kredit, yaitu : o Character : kesediaan kreditur untuk memenuhi kewajibannya o Capacity : kemampuan kreditur untuk menghasilkan kas guna memenuhi kewajibannya. o Capital : kekeayaan netto kreditur dan hubungan antara kekayaan neto dengan utang b. Analisis Kredit Setelah mengumpulkan informasi kredit, perusahaan harus membuat analisis kredit atas pemohon. Selain menganalisis laporan keuangan, analisis kredit akan mempertimbangkan karakter perusahaan dan manajemennya, kekuatan keuangan perusahaan, dan berbagai hal lainnya. Kemudian, analisis akan mencoba untuk menentukan kemampuan pemohon dalam melayani kredit dan probabilitas pemohon gagal membayar tepat waktu serta kerugian akibat piutang tidak tertagih. Berdasarkan informasi ini ditambah dengan margin laba produk atau jas yang dijual, akan dicapai keputusan untuk memberikan kredit atau tidak.Proses Penyelidikaan Beruruta Tahap-tahapan dalam penyelidikan: 1. Konsultasi atas pengalaman terdahulu untuk melihat apakah perusahaan tersebut sebelumnya pernah menjual ke pemohon, dan jika pernah apakah pengalaman tersebut memuaskan hasilnya. 2. Dapat melibatkan pemesanan laporan Dun & Bradstreet atas pemohon dan mengevaluasinya . 3. Dapat melibatkan pemeriksaan kredit atas bank pemohon, dan para kreditur mungkin ditambah dengan analaisis atas laporan keuangan. c. Keputusan Kredit Dan Batas Kredit Setelah analisis kredit mangajukan berbagai bukti yang dibutuhkan dan menganalisanya, sebuah keputusan harus dibuat mengenai disposisi kredit terkait.keputusan pertama yang dibuat adalah akan mengirimkan barang atau tidak dan memberikan kredit atau tidak. Salah satu cara untuk mempersingkat prosedur tersebut adalah dengan membuat batas kredit untuk kredit tersebut. Batas kredit adalah batas maksimum pinjaman yang boleh diambil oleh perusahaan pada suatu periode.Pembeli dapat membeli secara kredit sebatas jumlah tersebut. d. Outsourcing Untuk Kredit dan Penagihan Keseluruhan fungsi kredit/penagihan dpat dilakukan dengan outsourcing (yaitu, dengan menyubkontrakkan ke perusahaan luar). C. Manajemen dan Pengendalian Persediaan Pesediaan membentuk hubungan antara produksi dengan penjualan suatu produk. Persediaan bahan baku memberikan perusahaan fleksibilitas dalam pembeliaan, penjadwalan produksi, dan pelayanan permintaan pelanggan.Kerugian nyatanya adalah total biaya penggudangan, termasuk biaya penyimpanan dan penanganan persedian, serta
imbal hasil yang diminta atas modal yang terkait dalam persediaan. Kerugian lainnya adalah bahaya keusangan. 1. Klasifikasi : Apa Yang Harus Dikendalikan ? Cara untuk mengklasifikasikan persediaan adalah berdasarkan nilai dari investasi perusahaan.Metode ABC untuk pengendalian persediaan yaitu metode yang mengendalikan barang persediaan mahal secara lebih cermat dibandingkan barang yang lebih murah. 2. Jumlah Pesanan Ekonomis : Berapa Banyak Yang Harus Dipesan? Jumlah pesanan ekonomis yaitu jumlah barang persediaan yang akan dipesan agar total biaya persediaan dapat diminimalkan selama periode perencanaan perusahaan. Jumlah pesanan ekonomis adalah konsep yang penting dalam pembelian bahan baku dan dalam penyimpanan persediaan barang jadi dan barang dalam transit. Dalam analisis ini, akan ditentukan jumlah pesanan optimal untuk barang persediaan tertentu, dengan menggunakan prediksinya, biaya pemesanan, dan biaya penggudangan. Jika penggunaan persediaan berada pada tingkat yang tetap selama suatu periode waktu tertentu dan tidak ada persediaan pengaman, rata-rata persediaan dapat dinyatakan sebagai Rata-rata persediaan = Q/2 o Q adalah jumlah yang dipesan dan diasumsikan konstan untuk periode yang direncanakan. Jadi total persediaan adalah jumlah dari total biaya penggudangan ditambah total biaya pemesanan, atau Total biaya persediaan (T) = C (Q/2) + 0 (S/Q) Ø Jumlah pesanan optimal Jumlah optimal suatu barang persediaan pada waktu tertentu adalah jumlah, Q*, yang meminimalkan total biaya persediaan selama periode perencanaan. Hasil jumlah optimalnya , atau EOQ, adalah Q* = 3. Saat Pemesanan : Kapan Harus Memesan? Selain mengetahui seberapa banyak yang harus dipesan, perusahaan juga perlu mengetahui kapan harus memesan. “kapan dalam situasi ini, berarti jumlah persediaan yang tersisa yang memberikan tanda untuk pemesanan ulang jumlah EOQ. Waktu tunggu adalah lamamya waktu antara penyerahan pesanan untuk suatu barang persediaan dengan penerimaan barang dalam persediaan. Saat pemesanaan dapat dinyatakan dengan Saat Pemesanan (OP) = Waktu tunggu x Penggunaan harian 4. Persediaan Pengaman
Persediaan pengaman yaitu persediaan yang dimiliki sebagai cadanagan atas permintaan (atau penggunaan) serta waktu tunggu pengisian kembali yang tidak pasti. Ketika ketidakpastian permintaan persediaan dan waktu tunggu terjadi, persediaan pengaman sangat disarankan. Saat pemesanan = (Rata-rata waktu tunggu x Rata-rata penggunaan harian) + persediaan pengamanan Keterangan : Semakin besar ketidakpastian yang berhubungan dengan perkiraan permintaan persediaan, makin besar persediaan pengaman perusahaan yang harus dimiliki oleh perusahaan, jika hal lainnya tetap sama. Dengan kata lain, makin besar risiko kehabisan persediaan, makin besar fluktuasi tidak terprediksi atas penggunaan. Begitu juga dengan ketidakpastian waktu tunggu untuk mengisi persediaan, makin besar juga risiko kehabisan persediaan, dan makin banyak persediaan pengaman yang harus dimiliki perusahaan, jika hal lainnya tetap sama. Factor terakhir adalah biaya penggudangan tambahan persediaan. Jika bukan karena biaya ini, perusahaan dapat memiliki berapapun persediaan pengaman yang dibutuhkan untuk menghindari semua kemungkinan habisnya persediaan. 5. Just-in-Time Just in time merupakan pendekatan manajemen dan pengendalian persediaan dimana persediaan diperoleh dan dimasukkan ke bagian produksi tepat saat persediaan tersebut dibutuhkan. Tujuan dari system ini bukan hanya mengurangi persediaan tetapi juga memperbaiki produktivitas, kualitas produk, dan fleksibilitas produksi secara berkelanjutan. EOQ dalam dunia JIT. Sebagai bagian dari JIT, ada beberapa langkah yang terus dilakukan untuk mengurangi biaya tersebut, misalnya : 1. Truk pengirim berukuran kecil, dengan urutan penurunan barang yang telah ditetapkan sebelumnya, digunakan untuk mengkonsumsi waktu dan biaya penerimaan barang. 2. Tekanan diberikan pada pemasok untuk memproduksi bahan baku yang “tanpa cacat”, sehingga mengurangi (atau menghilangkan) biaya pemeriksaan. 3. Produk, peralatan, dan prosedur dimodifikasi untuk mengurangi waktu dan biaya penyetelan. Seberapa dekat suatu perusahaan ke JIT ideal bergantung pada jenis proses produksi dan jenis industry pemasoknya,namun ini merupakan tujuan yang bemanfaat bagi perusahaan. Pengendalian Persediaan JIT, Manajemen Rantai Pasokan, dan Internet Manajemen rantai pasokan yaitu mengelola proses menggerakkan barang, jasa, dan informasi dari pemasok ke pelanggan akhir. Adanya informasi instan pada jaringan kerja computer yang canggih telah banyak membantu proses ini. Bisnis ke bisnis merupakan komunikasi dan transaksi yang dilasanakan antarbisnis, bukan antara bisnis dengan pelanggan akhir. Jika dinyatakan dalam bentuk alfanumerik (yaitu B2B), ini mengacu pada transaksi yang dilakukan di internet. Pertukaran B2B merupakan pasar di
internet untuk bisnis ke bisnis yang menjodohkan persediaan dan permintaan dengan penawaran lelang secara langsung. Persediaan dan Manajer Keuangan Manajer keuangan harus mengetahuai cara mengendalikan persediaan secara efektif agar modal dapat dialokasikan dengan efisien. Semakin besar biaya peluang dana yang diinvestasikan, semakin rendah tingkat optimal dari rata-rata persediaan, dan semakin rendah jumlah pesanan optimal, jika hal-hal lainnya konstan. Semakin rendah rata-rata waktu tunggu, semakin rendah persediaan pengaman yang dibutuhkan, dan semakin rendah total investasi dalam persediaan , jika hal-hal lainnya konstan. Semakin besar biaya peluang dari dana yang diinvestasikan dalam persediaan, semakin besar insentif untuk mengurangi waktu tunggu tersebut. D. Pengawasan Persediaan Fungsi – fungsi utama dari pengawasan persediaan yang efektif adalah : 1) Memperoleh bahan-bahan yaitu menetapkan prosedur untuk memperoleh suatu suplai yang cukup dari bahan-bahan yang dibutuhkan baik kualitas maupun kuantitas 2) Menyimpan dan memelihara bahan-bahan dalam persediaan , yaitu mengadakan suatu system penyimpanan untuk memelihara dan melindungi bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam persediaan. 3) Pengeluaran bahan-bahan dengan tepat pada saat serta tempat dimana dibutuhkan 4) Meminimalisasi investasi dalam bentuk bahan atau barang (mempertahankan persediaan dalam jumlah yang optimum setiap waktu)/ Adapun tujuan pengawasan persedian sebagai berikut : 1) Menjaga jamham sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi 2) Menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau kelebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar 3) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Piutang (accounts receivable) adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Dan Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang etrus menerus mengalami perubahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah investasi dalam piutang yaitu: Volume penjualan kredit, Syarat pembayaran penjualan kredit, Ketentuan pembatasan kredit, Kebijakan dalam penagihan piutang, Kebiasaan pembayaran pelanggan. Dalam memperbesar volume penjualan, banyak perusahaan melakukan transaksi penjualan secara kredit disamping penjualan secara tunai. Ini akan menimbulkan piutang bagi perusahaan yang melakukan penjualan tersebut. Piutang yang diberikan kepada pelanggan diharapkan dapat tertagih pada waktu jatuh tempo. Tetapi, ada kalanya piutang tidak dapat ditagih kembali. Dan perusahaan menilai resiko kredit atas dasar kriteria sebagai berikut : Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Dalam Pencegahan resiko kredit dapat pula dilakukan dengan cara sebagai berikut : Mencari informasi tentang mental/kepribadian, Mencari informasi tentang kemampuan keuangan, Mencari informasi tentang jalannya perusahaan, Menetapkan kebijakan setahap demi setahap, Membatasi jumlah piutang, Meminta barang jaminan dan Seleksi terhadap verkooper atau agen. Saran
DAFTAR PUSTAKA https://azharnasri.blogspot.com/2016/11/manajemen-piutang-dan-persediaanmakalah.html